You are on page 1of 3

Spektroskopi UV-Vis adalah teknik analisis spektroskopi yang menggunakan sumber radiasi elektromegnetik ultraviolet dan sinar tampak

dengan menggunakan instrumen spektrofotometer. Prinsip dari spektrofotometer UV-Vis adalah penyerapan sinar tampak untuk ultra violet dengan suatu molekul dapat menyebabkan terjadinya eksitasi molekul dari tingkat energi dasar (ground state) ketingkat energi yang paling tinggi (excited stated). Pengabsorbsian sinar ultra violet atau sinar tampak oleh suatu molekul umumnya menghasilkan eksitasi elektron bonding, akibatnya panjang absorbsi maksimum dapat dikolerasikan dengan jenis ikatan yang ada didalam molekul. (Sumar hendayana. 1994 : 155) Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisis yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube.

Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombang dan dialirkan oleh suatu perekam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda. Mekanisme kerja alat spektrofotometer UV-Vis adalah sinar dari sumber sinar dilewatkan melalui celah masuk, kemudian sinar dikumpulkankan agar sampai ke prisma untuk didifraksikan menjadi sinar-sinar dengan panjang gelombang tertentu. Selanjutnya sinar dilewatkan ke monokromator untuk menyeleksi panjang gelombang yang diinginkan. Sinar monokromatis melewati sampel dan akan ada sinar yang diserap dan diteruskan. Sinar yang diteruskan akan dideteksi oleh detektor. Radiasi yang diterima oleh detektor diubah menjadi sinar listrik yang kemudian terbaca dalam bentuk transmitansi.

Hendayana, Sumar (2009). Penuntun Praktikum Kimia Analitik Instrumen. Bandung:Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Sabarudin, Akhmad, dkk. (2000). Kimia Analitik. Bandung : IKIP Semarang Wiji, dkk. (2010). Penuntun Praktikum Kimia Analitik Instrumen. Bandung : Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.

Urea adalah sejenis senyawa organik dengan rumus kimia (NH2) 2CO.Urea juga dikenal sebagai karbamida, terutama dalam penggunaan International Nonproprietary Name (Rinn) di Eropa. Urea merupakan senyawa organik pertama yang berhasil disintesis dari bahan awal anorganik.Urea banyak digunakan para petani untuk menyuburkan tanah. Selain berfungsi sebagai alternatif pupuk lain seperti kompos (pupuk yang dari dedaunan yang ditimbun di dalam tanah), pupuk dari kotoran hewan, dan pupuk buatan seperti TSP. Urea atau juga disebut carbamide, merupakan senyawa kimia organik yang dan pada dasarnya adalah limbah yang dihasilkan oleh tubuh setelah metabolisme protein. Senyawa ini dihasilkan bila hati memecah protein atau asam amino, dan amonia, ginjal kemudian mentransfer urea dari darah ke urin. Nitrogen ekstra dikeluarkan dari tubuh melalui urea. Rata-rata pada saat orang-orang melakukan excretes sekitar 30 gram urea per hari dikeluarkan dan sebagian besar melalui urin, tapi dalam jumlah kecil juga disekresikan dalam keringat. Versi sintetis dari senyawa kimia dapat dibuat dalam bentuk cair atau padat, dan

sering kali merupakan bahan yang ditemukan dalam pupuk, pakan ternak, dan diuretik.

Penggunaan umum Sebagian besar senyawa ini diproduksi dan digunakan dalam pupuk, ketika nitrogen ditambahkan ke urea, senyawa ini menjadi larut dalam air, membuatnya menjadi bahan yang sangat diinginkan untuk pupuk rumput. Dalam Medis, Dokter dapat menggunakan tingkat urea untuk mendeteksi penyakit dan gangguan yang mempengaruhi ginjal, seperti gagal ginjal akut atau stadium akhir penyakit ginjal (ESRD). The urea nitrogen darah (BUN) dan urea nitrogen urine (UUN) tes, yang mengukur tingkat nitrogen urea dalam darah dan urine, sering digunakan untuk menilai seberapa baik ginjal pasien berfungsi. Meningkat atau menurunnya tingkatan senyawa ini tidak selalu menunjukkan masalah ginjal, tetapi mungkin mencerminkan asupan protein dehidrasi meningkat. Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/agronomy-agriculture/2346841-pengertianurea/#ixzz2hbai2a4ydi
Di akses jam 19.46 tgl 13-10-2013

Frandson, P.D. 1996. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.Ganong, W.F. 2003. Fisiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.Kamal, M. 1999. Nutrisi Ternak Dasar. Laboratorium Makanan Ternak, Jurusannutrisi dan Makanan Ternak. Fakultas Peternakan UGM. YogyakartaKustono. 1997. Fisiologi Ternak dasar. Fakultas Peternakan UGM. YogyakartaMurray, Robert, K. Darylk, Granner, Peter, A. Mayos, Victor,

PENETAPAN KADAR UREA NITROGEN (Sampel: urin) (Metode : Berthelot) Prinsip : Urea dipecah menjadi amonia dan karbon dioksida dengan pemberian urease. Amonia yang dibebaskan ditentukan dengan metode Bethelot.

Penentuan urea dapat menggunakan enzim urease (yang bisa digunakan juga untuk menentukan kadar urea dalam cairan urin manusia) yang akan menguraikan urea menjadi ammonia dan karbondioksida C02. Namun, ammonia yang terjadi tidak langsung dititrasi dg HCl karena biasanya bewujud gas. Sehingga reaksinya menggunakan indikator campuran metil merah dan bromphenol biru yang ditambahkan ke dalam asam borat (H3BO3). Titrasi dilakukan terhadap H3BO3 yang telah bereaksi dengan ammonia tersebut (H2BO3-). Tentu saja reaksi ini dilakukan dalam cawan tertentu yang dapat menahan ammonia agar tidak lepas ke udara dan ada perlakuan inkubasi pada suhu tertentu (sesuai suhu optimum urease yang digunakan).

Proses penentuan urea dengan urease ini bisa dilakukan sehari dan langsung diperoleh hasilnya. Jadi relatif cukup cepat.
Kondisi normal : Dewasa, n = 347. Urea nitrogen = 7,8 21,4 mg/100 mL. Urea = 16,7 45,9 mg/100 mL

Hendayana, Sumar. (1994). Kimia Analitik Instrumen.Semarang:Semarang Press.


W. Rodwell. 2003.Biokimia Harper. EGC. Jakarta.Omar, 2003. Kandungan Nitrogen Pupuk Organik cair dari hasil PenambahanUrine Limbah Keluaran Instalasi gas Bio dengan Masukan Faces Sapi .(Skripsi). Institut pertanian Bogor. Bogor

Wiryawan, A, dkk. (2008). Kimia Analitik SMK E-Book. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Stryer, L., 1995, Biochemistry, Fourth Edition, W.H. Freeman and Company, New York.

Smith, R.V. and Stewart, J.T., 1981, Textbook of Biopharmaceutic Analysis, A description of methods for the determination of drug in biological fluids, Lea & Febiger, Philadelphia.

You might also like