You are on page 1of 31

BAB I PENDAHULUAN

Vasospasme pada preeklampsia terjadi oleh karena terdapatnya ketidak seimbangan plasenta, antara prostasiklin arus darah tromboksan, intervilli, sehingga sehingga mengakibatkan mengakibatkan berkurangnya arus darah uterus. Perubahan itu juga menimbulkan patologi berkurangnya pertumbuhan janin terhambat dan meningkatkan angka kejadian solusio plasenta bahkan kematian janin. Dildy III GA, 2004 Worley dkk dan Gant dkk telah membuktikan penurunan metabolisme klirens dehidrosioandrosteron sulfat yang dianggap sebagai indikator arus darah uteroplasenta dan terjadi 3- minggu sebelum gejala hipertensi mun!ul. Pada saat itu mungkin arus darah utero plasenta sudah menurun "# $ dari normal.Winkjosatro
GH, Saif ddin AB, !""#

%eberapa faktor yang berpengaruh terhadap hasil kehamilan preeklampsia yaitu derajat beratnya penyakit, usia kehamilan, dan adanya hipertensi kronik. &klampsia akan sangat memperburuk prognosis, demikian juga jika preeklampsia terjadi sebelum usia kehamilan '( minggu. )asil persalinan !ukup baik bila preeklampsia timbul setelah kehamilan 3* minggu. Winkjosatro GH, Saif
ddin AB, !""#

Pemantauan kesejahteraan ibu dan janin menjadi sangat penting agar kehamilan dapat diakhiri pada saat yang optimal, mengingat penundaan akan memperburuk prognosis ibu sebagai akibat koagulopati, solusio plasenta, kegagalan ginjal, ensefalopati, disamping kemungkinan lahir mati +"# $, pada penanganan konservatif.So$fo$%an,200#, Winkjosatro GH, Saif
ddin AB, !""#

%erikut akan disampaikan suatu penatalaksanaan kasus preeklampsia berat yang terjadi pada saat usia kehamilan masih preterm. -asus ini bermula ketika seorang pasien .anita # tahun yang masuk -% /G0 12 0r. 3. 0jamil Padang kiriman Puskesmas %ungus 4eluk -abung dengan diagnosa )ipertensi dalam kehamilan dan perdarahan. )ari ketiga pera.atan dilakukan terminasi kehamilan se!ara 2eksio 5essarea atas indikasi hipoksia janin.

BAB II ILUS&'ASI (ASUS


IDEN&I&AS 7ama :mur 31 9lamat 8 7y. 9sna.ati 8 # 4ahun 8 # '# *; 8 4eluk -abung , %ungus 2uami :mur 8 4n. 3aisrol 8 ' 4ahun

Pekerjaan 8 Pega.ai 2.asta

ALL)ANA*NESA 2eorang pasien .anita + # tahun,, datang ke -% /G0 3. 0jamil Padang tanggal 6 <anuari '##" jam 6(.#" .ib, kiriman Puskesmas %ungus 4eluk -abung dengan diagnosa )ipertensi dalam kehamilan dan perdarahan. 1i.ayat Penyakit 2ekarang 8 -eluar darah dari kemaluan sejak jam yang lalu, membasahi 6 helai !elana dalam, .arna merah terang, tidak disertai nyeri. 7yeri pinggang menjalar ke ari-ari +-, -eluar lendir !ampur darah dari kemaluan +-, -eluhan nyeri kepala, mata kabur +-,, nyeri ulu hati +-, 4idak haid sejak =," bulan yang lalu )P)4 8 6=-#"-'### , 4P 8 ' -#'-'##" Gerakan anak dirasakan sejak 3," bulan yang lalu 1)3 8 3ual +>,, 3untah +-,, Perdarahan +-, P75 8 -ontrol ke bidan kali 1)4 8 3ual +-, , 3untah +-,, Perdarahan +-, 1i.ayat menstruasi 8 3enar!he umur 63 tahun, teratur 6 ? '( hari, lamanya "= hari, banyaknya '-3 kali ganti duk@hari, nyeri haid +-,.

'

1i.ayat Penyakit 0ahulu 8 4idak pernah menderita penyakit jantung, penyakit hati, ginjal, 03 dan hypertensi 1i.ayat Penyakit -eluarga 8 4idak ada anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan, menular dan keji.aan. 1i.ayat perka.inan 8 6 kali, tahun 6;(* 1i.ayat kehamilan, abortus, persalinan 8 *@#@" 6. 6;(=, A, 3*## gr, aterm, spontan, bidan, hidup '. 6;(;, B, 3"## gr, aterm, spontan, bidan, hidup 3. 6;;', A, tidak tahu, dukun, hidup . 6;;#, B, 3"## gr, aterm, spontan, bidan, hidup ". 6;;=, B, 3 ## gr, aterm, spontan, bidan, hidup *. 2ekarang 1i.ayat -% 8 -% suntik 3 bulan +6;;= '##', 1i.ayat imunisasi 8 44 +-, Pemeriksaan Cisik 8 -: 2edang -es 535 40 6=(@6## 7d ( ?@i 7fs 2 '# ?@i 3=#5 )is +-, %<9 66-6'-66 Prot. :rin >>>

0iagnosis 8

G*P"9#)" gravid preterm +3'-33 minggu, > Preeklampsia %erat > )9P !!. 2usp Plasenta Previa 9nak hidup, tunggal, intra uteri.

2ikap 8 - 1a.at ruang isolasi - 1egimen 23 dosis initial - -ontrol, -:, V2, %<9, 1f patella. 3

1en!an 8 1egimen 23 dosis maintenan!e <am 6(.6# .ib dimulai regimen 23 dosis initial <am 6(.'" .ib selesai regimen 23 dosis initial Pemeriksaan Cisik 8 -: 2edang -es 535 40 63;@=# 7d (# ?@i 7fs 2h '# ?@i 3=#5 )is +-, %<9 6 * ?@i Prot. :rin >3

3ata 8 -onjungtiva tak anemis , 2klera tidak ikterik Deher 8 <VP "-' !m )'E, -elenjar tiroid tidak membesar 4hora? 8 5@P dalam batas normal 9bdomen Genitalia &?termitas 8 2E udem >@> 1C >@> 1P -@2494:2 E%24&41/-:2 3uka 3amae / 8 !hloasma gravidarum +>, 8 3embesar, 9@P hyperpigmetasi, kolostrum +>,. 8 3embun!it sesuai usia kehamilan 3' minggu, Dinea 3ediana hyperpigmentasi, striae gravidarum +>,, sikatrik +-,. P 8 C:4 teraba F pusat Pro!esus Gipoideus, %alotemen +>, 4C: 8 '" !m 4%9 8 6(*# gram )/2 8 +-, 9 8 %<9 6 * ?@ menit

9bdomen 8

Genitalia /nspeksi 8 V@: tenang /nspekulo 8 vagina 8 tumor +-,, laserasi +-,, fluksus +>,, tampak darah merah terang sedikit di forniks posterior. Portio. 3P ukuran besar jempol kaki de.asa, tumor +-,, laserasi +-,, fluksus +>,, E:& terbuka 6 !m, tampak sedikit darah merembes dari !analis servikalis 0iagnosis 8 G*P"9#)" gravid preterm +3'-33 minggu, > Preeklampsia %erat dalam regimen 23 dosis maintenan!e > )9P e!. 2uspe!t Pla!enta Previa. 9nak hidup tunggal, intra uterin. 2ikap 8 1egimen 23 dosis maintenan!e -ontrol -:, V2, %<9, %alan!e !airan, jumlah urine Periksa labor8 darah rutin, faal hepar, faal ginjal, faal hemostatis 9nti hypertensi 7ifedipin 3G 6# mg -onsul mata dan penyakit dalam -onservatif -onsul /nterna 8 -esan 8 P*9#)* Post 254PP > P&% 2aat ini tidak ada kelainan untuk penyakit dalam. 4erapi sesuai protap 42 -onsul 3ata 8 2aat ini tak terlihat gambaran fundus eklamsia 4erapi sesuai protap 42

1en!ana 8

"

La+oratori , 0arah 8 )b Deukosit 54 %4 8 6#,= gr$ 8 ;6##@mm3 8 88 6# mg$ 8 3 mg$ 8 #,= mg$ 8 *,' gr$ 8 3,* gr$ 8 ',* gr$ 8 #,*( mg$ 8 #, " mg$ 8 #,'3 mg$ 8 3=6 :@D 8 6" :@D 8 6' :@D :rine 8 Proteinuria8 >> 1eduksi :robilin 8 +-, 8 +>, %ilirubin 8 +-,

4rombosit 8 6#;.###@mm3 Gulah darah puasa :reum -reatinin 4otal Proteinuria 9lbumin Globulin 4otal %ilirubin %ilirubin / %ilirubin // D0) 2GE4 2GP4

&an--al 2 .an ari 200/ 0 .a, 1 02100 9namnesis 8 2akit -epala +-,, 7yeri ulu hati +-,, Pandangan -abur +-, -eluar darah dari kemaluan +-,

Pemeriksaan Cisik 8 -: 2edang -es 535 40 6 #@=" 7d 6##?@i 7fs '# ?@i 2h af )is +-, %<9 63= ?@i <uml :rin "# !!@jam

Genitalia 8 /nspeksi V@: tenang, darah dari introitus vagina +-, 0@ 8 G*P"9#)" gravid preterm +3'-33 minggu, > P&% dalam regimen 23 dosis maintenan!e > )9P e!. 2uspe!t Pla!enta Previa dengan perdarahan sedikit 9nak hidup tunggal, intra uterin letak kepala 2@8 5ek lab darah lengkap -ontrol vital sign, %<9, <umlah urin, PPV 9nti hipertensi 7ifedipin 3G 6# mg 0eksamethason 6 G ' ampul :2G besok pagi

1@8 -onservatif <am 6(.## advis -ons HW 8 0eksamethason G * mg +/3, ' hari

:2G dan 54G besok pagi 5ek D0)

&an--al # .an ari 200/ 0 .a, 1 031#0 9namnesis 8 2akit -epala +-,, 7yeri ulu hati +-,, Pandangan -abur +-, -eluar darah dari kemaluan +-,

Pemeriksaan Cisik 8

-: 2edang

-es 535

40 63'@*=

7d ;#?@i

7fs '# ?@i

2h af

)is +-,

%<9 63# ?@i

<uml :rin "# !!@jam

3ata 8 -onjungtiva tak anemis , 2klera tidak ikterik Deher 8 <VP "-' !m )'E, -elenjar tiroid tidak membesar 4hora? 8 5@P dalam batas normal 9bdomen 8 / 8 3embun!it sesuai usia kehamilan preterm, Dinea 3ediana hyperpigmentasi, striae gravidarum +>,, sikatrik +-,. P 8 C:4 teraba F pusat Pro!esus Gipoideus, %alotemen +>, P 8 tympani 9 8 %<9 +>, normal Genitalia 8 /nspeksi V@: tenang, darah dari introitus vagina +-, 0@ 8 G*P"9#)" gravid preterm +3'-33 minggu, > P&% selesai regimen 23 dosis maintenan!e > )9P e!. 2uspe!t Pla!enta Previa 9nak hidup tunggal, intra uterin letak kepala 2@8 5ek lab darah lengkap -ontrol vital sign, %<9, <umlah urin, PPV 0eksamethason :2G dan 54G G * mg +/3, ' hari

1@8 -onservatif )asil :2G 8 <anin hidup tunggal intra uterin let kepala C3 +>,, C)3 +>, Plasenta tertanam di korpus kiri depan grade /-// %iometri janin 8 0%P 8 (# mm, CD 8 *' mm, )D 8 "" mm (

95 8 ' # mm, 4%9 8 6 ;" gr, 9C/ 8 ;,; !m -esan 8 gravid 3'-33 minggu > P<4

)asil Profil %io Cisik 8 Gerak 7afas <anin Gerak <anin 4onus <anin 9ir -etuban 8' 8' 8' 8'

4est tanpa -ontraksi 8 ' I 6# )asil 54G 8 1eaktif %ase line Variabilitas 9kselerasi 0eselerasi Gerak <anin -ontraksi 8 6'# dpm 8 '-( dpm 8 +>, 8 +-, 8 +>, 8 +-,

9dvis Ceto 3aternal 8 Pematangan paru dan 54G tiap hari <am 6 .## 8 pasien tiba di -% 9namnesis 8 2akit -epala +-,, 7yeri ulu hati +-,, Pandangan -abur +-, 7yeri pinggang menjalar ke ari-ari +-, -eluar darah dari kemaluan +-,

Pemeriksaan Cisik 8 -: 2edang -es 535 40 6"3@(# 7d 6'*?@i 7fs '# ?@i 2h af )is +-, %<9 63 ?@i <uml :rin *## !!@(jam

3ata 8 -onjungtiva tak anemis , 2klera tidak ikterik ;

Deher 8 <VP "-' !m )'E, -elenjar tiroid tidak membesar 4hora? 8 5@P dalam batas normal

9bdomen 8 / 8 3embun!it sesuai usia kehamilan preterm, Dinea 3ediana hyperpigmentasi, striae gravidarum +>,, sikatrik +-,. P 8 C:4 teraba F pusat Pro!esus Gipoideus, %alotemen +>, P 8 tympani 9 8 %<9 +>, normal Genitalia 8 /nspeksi V@: tenang, darah dari introitus vagina +-, 0@ 8 G*P"9#)" gravid preterm +3'-33 minggu, > P&% selesai regimen 23 dosis maintenan!e 9nak hidup tunggal, intra uterin letak kepala > P<4 +:2G, 2@8 5ek lab darah lengkap -ontrol vital sign, %<9, <umlah urin, PPV 9nti hypertensi 7ifedipin 3G 6# mg 0eksamethason :2G dan 54G G * mg +/3, ' hari

1@8 -onservatif &an--al 4 .an ari 200/ 0 ja, 031#0 9namnesis 8 2akit -epala +-,, 7yeri ulu hati +-,, Pandangan -abur +-, 7yeri pinggang menjalar ke ari-ari +-, -eluar darah dari kemaluan +-, 6#

Pemeriksaan Cisik 8 -: 2edang -es 535 40 63"@*= 7d 6#'?@i 7fs '# ?@i 2h af )is +-, %<9 63* ?@i <uml :rin "# !!@jam

3ata 8 -onjungtiva tak anemis , 2klera tidak ikterik Deher 8 <VP "-' !m )'E, -elenjar tiroid tidak membesar 4hora? 8 5@P dalam batas normal 9bdomen 8 / 8 3embun!it sesuai usia kehamilan preterm, Dinea 3ediana hyperpigmentasi, striae gravidarum +>,, sikatrik +-,. P 8 C:4 teraba F pusat Pro!esus Gipoideus, %alotemen +>, P 8 tympani 9 8 %<9 +>, normal Genitalia 8 /nspeksi V@: tenang, darah dari introitus vagina +-, 0@ 8 G*P"9#)" gravid preterm +3'-33minggu, > P&% selesai regimen 23 dosis maintenan!e 9nak hidup tunggal, intra uterin 2@8 --ontrol vital sign, %<9, <umlah urin, PPV - 0eksamethason - 54G ulang 1@8 -onservatif )asil 54G 8 7on 1eaktif %ase line Variabilitas 9kselerasi 0eselerasi Gerak <anin -ontraksi 8 6 # dpm 8 '- dpm 8 +-, 8 +-, 8 +>, 8 +-, G * mg +/3, ' hari

66

Dapor konsulen Ceto 3aternal HW, 9dvis 8 informasi pada keluarga untuk terminasi dengan 25

<am 6#.3# Dapor konsulen Cetomaternal HW, 9dvis 8 4erminasi dengan 25 -onfirmasi dengan Perinatologi Penjelasan dan inform !on!ent dengan keluarga -onsul Prof.)0<2

Dapor Prof.)0<2, 9dvis 8 25 Dapor konsulen ruangan 29, 9dvis 8 955 25 &an--al 4 .an ari 200/, .a, 0 !!100 Dahir seorang bayi perempuan se!ara 254PP 8 %% 8 6'; gr P% 8 # !m 92 8 *@= Dingkar -epala '* !m, lingkar dada ' !m, lingkar perut '' !m. Panjang simpisis-kaki 6* !m, Panjang -epalasimpisis 8 ' !m Panjang Dengan 8 6" !m, Panjang -aki 8 6; !m 1eflek 3oro +>,, reflek 1ooting +>,, reflek /sap +>, -lasifikasi bayi baru lahir berdasarkan berat lahir dan masa kehamilan 8 23Plasenta lahir lengkap 6 buah se!ara manual , berat '"#gr, ukuran 6 G6"G6," !m, tak tampak tanda pelepasan pasenta, kalsifikasi +-,, tanda infark +-, 4ali pusat8 panjang 3( !m, diameter 6 !m, insersi P@5, Perdarahan selama operasi 3"# !! 0@8 Para * 9# )* Post 254PP > 4 Pomeroy ai )ipoksia janin +54G, > anak 5ukup

6'

2@ 8 9.asi pas!a tindakan

BAB III &IN.AUAN PUS&A(A


2ampai saat ini preeklampsia masih merupakan penyulit utama dalam kehamilan dan menjadi penyebab utama kematian dan kesakitan maternal maupun perinatal. 0i 1253 di tahun 6;; di dapatkan *(= penderita preeklampsia@eklampsia dari '6= persalinan, dengan 63 kematian ibu dan *( kematian bayi pada masa perinatal.Wi+o%o N, 200! 0i 12 . 3 0jamil Padang di tahun '### terdapat &klampsia 6 kejadian preeklampsia berat sebanyak 6'3 kasus +".#=$, dan kasus +#,"'$, dari '=#' persalinanWa4y
di H, 200#

. 0an se!ara

persentase kasus preeklampsia mengalami peningkatan pada tahun '##' dimana kasus preeklampsia berat di temui sebanyak 6# kasus +*,(=$, dan eklampsia sebanyak '* kasus +6,='$, dari 6"6' persalinan. 5 selama tahun '##'. 2yarif /,'##3 Pada preeklampsia, janin dapat mengalami hipoksia, maupun kekurangan nutrisi sehingga memungkinkan terjadinya pertumbuhan janin terhambat. -eadaan ini terlihat pada buruknya sirkulasi plasenta, yang disebabkan oleh invasi trofoblast pada a. spiralis yang tidak sempurna atau akibat terjadinya atherosis pada pembuluh-pembuluh darah desidua dan plasenta. Si+ai *D, !""", Wi+o%o N, 200! 3en!ari etiologi preeklampsia merupakan pendekatan terbaik dalam upaya menurunkan morbiditas dan mortalitas yang diakibatkan oleh preeklampsia @ eklampsia. 7amun sampai sekarang etiologinya belum diketahui, .alaupun diyakini bah.a preeklampsia berhubungan erat dengan plasenta. )ipotesis yang penting pada patogenesis dari preeklampsia adalah terdapatnya senya.a yang dihasilkan jaringan uteroplasenta yang masuk ke sistem sirkulasi ibu dan 63
l6$tro6ala, 200#

4er!atat pula ,;($

sebanyak 6=,(3$ persalinan preterm dengan angka kematian perinatal

menyebabkan kerusakan endotel. Perubahan fungsi endotel yang terjadi dianggap sebagai penyebab utama timbulnya gejala klinik preklampsia hipertensi, proteinuria, dan aktivasi sistem hemostasis. Dildy III GA, 2004, Wi+o%o N, 200! PA&)GENESIS P'EE(LA*PSIA :ntuk terjadinya implantasi yang harmonis sehingga terjadi proses kehamilan yang normal maka persiapan sudah dimulai sejak pra menstruasi saat terjadi pemilihan telur mana yang terpilih untuk dimatangkan. Proses implantasi mudigah pada endometrium adalah suatu proses yang sangat kompleks dan harmonis. 0itandai dengan invasi trofoblas ke segmen desidua a. spiralis dan segmen miometrium a. spiralis. Pada saat implantasi ini diperlukan kesiapan endometrium +yang dikenal dengan masa endometrium reseptif,, mekanisme molekuler, keseimbangan hormonal, energi dan peran ekspresi gen pengatur dalam invasi trofoblas. Wi+o%o N, 200! Pada kehamilan normal, invasi trofoblas kedalam jaringan desidua menghasilkan suatu perubahan fisiologis pada arteri spiralis. :ntuk memenuhi kebutuhan kehamilan maka jalan yang paling mungkin adalah membesarkan diameter arteri. 2esuai hukum PoiseuileJs maka pembesaran diameter arteri spiralis yang meningkat sampai dengan * kali lebih besar daripada arteri spiralis .anita tidak hamil, akan memberikan peningkatan aliran darah sampai 6#.### kali lebih besar dibandingkan aliran darah .anita tidak hamil. 3aka kemampuan untuk melebarkan diameter arteri spiralis ini merupakan kebutuhan utama untuk keberhasilan kehamilan. A
- st P, 2002, Wi+o%o N, 200!

)asil akhir dari perubahan fisiologis yang normal adalah arteri spiralis yang tadinya tebal dan muskularis menjadi lebih lebar berupa kantung yang elastis bertahanan rendah dan aliran !epat, dan bebas dari kontrol neurovaskuler normal, sehingga memungkinkan arus darah yang adekuat untuk pemasokan oksigen dan nutrisi bagi janin. Wi+o%o N, 200! Pada preklampsia terjadi defisiensi plasentasi. 4erjadi kegagalan gelombang kedua invasi trofoblas, sehingga Kperubahan fisiologisL pada arteri spiralis tidak terjadi. Perubahan hanya terjadi pada sebagian arteri spiralis segmen

desidua, sementara arteri spiralis segmen miometrium masih diselubungi oleh selsel otot polos. 2elain itu juga ditemukan adanya hiperplasia tunika media dan trombosis. Garis tengah arteri spiralis # $ lebih ke!il dibandingkan dengan pada kehamilan normal, hal ini menyebabkan tahanan terhadap aliran darah bertambah dan pada akhirnya menyebabkan insufisiensi dan iskemia. 2ebagian arteri spiralis dalam desidua atau miometrium tersumbat oleh materi fibrinoid berisi sel-sel busa, terdapat akumulasi makrofag yang berisi lemak, dan infiltrasi sel mononukleus pada perivaskuler. -eadaan ini dikenal sebagai aterosis akut, dimana pada fase a.al aterosis akut ditandai dengan gangguan fokal dari endotel, terjadi proliperasi sel-sel otot polos tunika intima dan terjadi nekrosis tunika media. 1uang ekstra seluler antara sel-sel otot intima diisi oleh fibrin. 9rteri yang terlibat bisa tersumbat sebagian sampai total. 9terosis berhubungan erat dengan terjadinya pertumbuhan janin terhambat dan beratnya gejala dari preeklampsia.
A - st P, 2002

DIAGN)SIS P'EE(LA*PSIA Walaupun tidak terdapat konsensus kriteria yang pasti untuk diagnosa preeklampsia, sebagian besar klinikus dan peneliti menggunakan kriteria the American College of Obstetricians and Ginecologist 8 +6, hipertensi dengan tekanan darah M 6 #@;# pada pasien yang sebelumnya normotensiN +', proteinuri + M 3## mg@' jam atau '> pada pemeriksaan dipstik tanpa infeksi saluran kemihN dan adanya retensi !aiaranabnormal. :ntuk penyakit yang berat, yaitu 8 tekanan darah sistolik 6*# mm )g atau diastolik 66# mm )g pada ' kali pemeriksaan dengan jarak paling sedikit * jamN proteinuria paling sedikit " g@ ' jam, oliguria atau gagal ginjal, edema paru, gangguan serebrovaskuler, kerusakan hepatoseluler dengan kadar serum transaminase M '? normal,, trombositopenia +O 6##.###@mm, dan sindroma )&DDP.Winkjosastro G,200!, Nor%it7 E' $t al,!""" PENGA'UH P'EE(LA*PSIA &E'HADAP .ANIN Pengaruh. yang nyata preeklampsia pada kehamilan adalah tingginya angka proporsi bayi yang lahir preterm, pertumbuhan janin terhambat, asfiksia, dampak koagulopati serta pengaruh dari obat yang di gunakan. Pertumbuhan janin 6"

terhambat terjadi akibat pemasokan darah utero plasenta yang berkurang dan terdapatnya keadan patologi plasenta. Winkjosatro GH, Saif
ddin AB, !""#

-eadaan patologi a. spiralis plasenta berupa terjadinya atherosis, mengakibatkan pemasokan nutrisi dan oksigen pada alas plasenta berkurang.
Winkjosatro GH, Saif ddin AB, !""#

Ebat-obat yang diberikan juga dapat mempengaruhi baik ibu maupun janin. %erikut ini digambarkan beberapa obat yang mungkin masih dipakai didalam praktek pera.atan preeklampsia-eklampsia Winkjosatro GH, Saif a b 0iuretik %aik thiaPid maupun furosemid dapat menurunkan fungsi plasenta. 0iaPepam Ebat ini banyak dipakai di &ropa sebagai anti konvulsan. 3emiliki efek samping pada bayi yaitu 8 nilai 9pgar rendah, peningkatan kejadian apnea, hipotonia dan meta bolisme yang lambat. ! 3ethyl dopa Ebat ini mempunyai efek penurunan aktifitas simpatis perifer, tidak berbahaya namun memilik risiko relatif proteinuria d 5lonidine Ebat ini memiliki efek yang hamper sama dengan methyl dopa. Peningkatan proteinuria tetap terjadi pada (# $ kasus. e 7ifedipine Ebat yang tergolong penghambat pompa kalsium ini, bekerja men!egah masuknya kalsium masuk kedalam sel. Ebat ini yang diberikan 3sebanyak uteroplasenta. f 3agnesium sulfat Ebat ini sangat populer dan pemberiannya dapat se!ara intramuskuler atau intravena. Pengaruh buruk terhadap ibu dan janin sangat ke!il, dan keuntungan ialah ibu tetap sadar. mg kali sehari !ukup aman dan tak mengganggu arus darah
ddin AB, !""#

6*

PE*AN&AUAN .ANIN 9da beberapa metode yang dapat di gunakan untuk memenatau kesejahteraan janin, seperti pengukuran tinggi fundus uteri, ultrasonografi dan kardiotokografi.
(arsono B, 2002 Winkjosatro GH, Saif ddin AB, !""#

P$n- k ran &in--i 8 nd s Ut$ri Pengukuran tinggi fundus yaitu diukur dari fundus ke simfisis, akan berguna untuk mengetahui adanya pertumbuhan janin terhambat. 5ara ini mempunyai sensitifitas lebih dari (#$ dalam menentukan P<4 setelah kehamilan 3' minggu bila didapatkan ukuran kurang Ultrasono-rafi Pemeriksaan :2G serial amat bermanfaat untuk pemantauan perkembangan janin. Pengukuran 0%P +diameter biparietal, D9 +lingkar abdomen,, dan PC +panjang femur, serta /59 +indeks !airan amnion, harus se!ara rutin dilakukan. 4aksiran berat janin yang disesuaikan dengan kurva perkembangan akan menunjukkan apakah pertumbuhan janin dalam keadaan normal atau pertumbuhan janin terhambat +P<4, . P<4 patut mendapat perhatian khusus karena risiko hipoksia. /ndeks !airan ketuban O 6# !m merupakan petanda a.al berkurangnya !airan amnion. -ini dengan adanya !ara 0oppler dapat diukur velositas arus darah baik pada uterus maupun pada janin. 2esuai dengan perkembangan janin yang membutuhkan lebih banyak darah maka. arus diastolik a. umbilikalis akan meningkat menurut usia kehamilan. Pada kehamilan dengan resistensi perifer yang meningkat misalnya pada insufisiensi plasenta dan hipertensi, dapat ditemukan arus darah diastolik yang abnormal +hilang,. %eberapa laporan menunjukkan kejadian kematian janin 6##$ bila arus diastolik menghilang atau terbalik. (ardiotoko-rafi -ardiotokografi merupakan upaya rutin dalam deteksi perubahan denyut jantung akibat kelainan sirkulasi dan hipoksia@asidosis. 9kselerasi merupakan 6= !m dari tinggi sesuai usia kehamilan.

pertanda baik bah.a rangsang simpatis masih bekerja sehingga janin tidak dalam keadaan depresi akibat asidosis atau hipoksia. 0isebut reaktif bila ditemukan ' akselerasi dalam '# menit. %ila ditemukan hasil yang non reaktif, untuk meyakinkan dapat dilakukan tes dengan kontraksi +40-,, yaitu infus oksitosin di berikan mulai 6 m/: @ menit dan dinaikkan 6 m/:@menit tiap 3# menit sehingga ter!apai kontraksi 3 kali@6# menit. %ila ditemukan hasil 8 deselerasi lambat yaitu bradikardia lebih dari 6" dpm dari frekuensi dasar dan terjadi '# detik setelah kontraksi maka hasil itu disebut positif, artinya mungkin terdapat insufisiensi plasenta. 7amun patut difahami bah.a sensitifitas tes itu hanya sekitar "# $ dan mempunyai potensi efek samping berupa ga.at janin jika di lakukan pada janin dengan !adangan yang terbatas. 2e!ara faali patut difahami bah.a janin mempunyai kemampuan kompensasi untuk mengatasi keadaan hipoksia, sehingga mungkin bayi lahir dengan nilai apgar relatif baik tetapi telah terjadi kerusakan otak yang berkaitan dengan bukti klinis ensefalopati atau kelumpuhan otak akibat kejadian asidosis. 7amun pihak lain pemeriksaan gas darah janin tidak mudah dan invasif disamping hasilnya hanya bersifat sesaat. %ila ' kali pemeriksaan ditemukan kadar p) yang kurang dari =.'# maka janin jelas dalam keadaan asidosis. Winkjosatro G), 2aifuddin 9%, 6;;3 Pengakhiran kehamilan pada preeklampsia ringan atau )ipertensi kronik sebaiknya antara 3= sampai # minggu. Pada preeklampsia berat pengakhiran kehamilan dilakukan setelah 3" minggu, ke!uali lebih dini atas indikasi komplikasi pada ibu, misalnya perburukan 8 ginjal, hepar, koagulasi intravaskuler dsb. 5ara pengakiran kehamilan dilakukan atas dasar keadaan serviks, his dan keadaan janin. Winkjosatro G), 2aifuddin 9%, 6;;3 4erdapat perubahan fungsi pada beberapa organ dan sistem, akibat dari vasospame, yang telah diidentifikasi pada preeklampsia berat dan eklampsia. &fek yang terjadi dibagi menjadi efek pada maternal dan janin. Walaupun begitu perubahan ini dapat terjadi se!ara simultan 8ri$d,an SA, !""".

6(

S$l$ksi Unt k P$ntalaksanaan Eks6$ktatif 4erdapat pertentangan tentang penatalaksanaan ekspektatif pada P&%. 4elah dibuat kriteria untuk ibu +tabel. 6, dan janin +tabel. ', untuk melahirkan segera +dalam =' jam, pada P&% karena diper!aya resiko untuk menunda pada kasus ini lebih banyak kerugiannya dibandingkan keuntungannya. 2e!ara jelas indikasi seperti fetal distress atau perkembangan sindroma )&DDP membutuhkan tindakan dalam .aktu kurang dari =' jam. 8ri$d,an SA,!"""

4abel 6. Pedoman 3aternal :ntuk 2egera 3elahirkan Pada Wanita 0engan Preeklampsia %erat Hang <auh 0ari 9term Penatalaksanaan 4emuan -linik 0ilahirkan !epat 6 atau lebih dari keadaan berikut 8 +dalam =' jam, )ipertensi berat yang tidak terkontrol Q &klampsia <umlah platelet O 6##.### @ l 2GEP atau 2GP4 M '? nilai normal tertinggi dengan nyeri epigastrium atau nyeri perut kanan atas &dema paru Gangguan fungsi ginjal 2olusio plasenta 2akit kepala berat yang menetap atau gangguan penglihatan &kspektatif 6 atau lebih dari keadaan berikut 8 )ipertensi terkontrol Protein urin berapapun jumlahnya Eliguria +O#," ml@kg@jam, yang membaik dengan assupan makan dan minuman yang rutin. 2GEP atau 2GP4 M ' ? nilai normal tertinggi tanpa nyeri epigastrium atau nyeri perut kanan atas

6;

4abel. ' Pedoman <anin :ntuk 0ilahirkan 2egera 0an Penatalaksanaan &kspektatif Pada Preeklampsia %erat Hang <auh 0ari 9term Penatalaksanaan 0ilahirkan segera +dalam =' jam, 4emuan -linik 6 atau lebih dari keadaan berikut 0eselerasi lambat berulang atau deselerasi variabel yang berat Profil biofisik pada dua pemeriksaan dengan jarak jam /ndeks !airan amnion ' !m 4aksiran berat anak dengan :2G " persentil 2eluruh dari keadaan berikut Profil biofisik * /ndeks !airan ketuban M ' !m 4aksiran berat anak dengan :2G M " persentil

&kspektatif

P$do,an Unt k P$natalaksanaan Eks6$ktatif 2etelah masuk rumah sakit, pasien diobservasi pada kamar bersalin selama ' jam untuk menentukan sarat-sarat untuk penatalaksanaan ekspektatif. 2elama .aktu ini diberikan magnesium sulfat intra vena untuk profilaksis kejang, dan glukokortikoid diberikan untuk meningkatkan luaran janin. Ebat antihipertensi diberikan sesuai kebutuhan untuk mengontrol tekanan darah, termasuk hidralaPin intra vena atau labelatol, atau nifedipin oral, atau labelatol. )itung darah komplet dengan platelet, kadar kreatinin serum, asam urat, dan asparatat transaaminase +924,, dan laktat dehidrogenase +D0),, dan urin ' jam untuk melihat protein total dan klirens kreatinin. 2elama masa observasi, diberikan 1D dan 0 "$ intravena sebanyak 6##-6'" ml@jam, dan asupan oral dibatasi. <ika ibu dan janin dinilai memenuhi sarat untuk penatalaksanaan ekspektatif berdasarkan kriteria diatas, magnesium sulfat diberhentikan, dan pasien dira.at pada ruang ra.at. 4ekanan darah diukur - * jam sekali, platelet setiap hari, dan serum 924 dan kadar kreatinin setiap dua hari sekali. %egitu preeklampsia berat terjadi, tidak dilakukan pengulangan pemeriksaan protein urin ' jam karena, .anita dengan

'#

peningkatan protein urin mempunyai luaran kehamilan yang sama dengan .anita dengan protein urine yang stabil atau berkurang. 8ri$d,an SA,!""" Ebat antihipertensi oral diberikan sesuai kebutuhan untuk mengontrol tekanan darah pada rentang sistolik 63#-6"# mm)g dan sistolik (#-6## mm)g. 0osis maksimal untuk nifedipin oral '# mg setiap jam ditambah labetalol *## mg tiap * jam. Glukokortikoid diulang setiap minggu. 2akit kepala +pada .anita tanpa ri.ayat migrain, diobati dengan asetaminofen dan bed rest. <ika tidak terdapat perbaikan dalam * jam dan sakit kepala bertambah berat, tekanan darah dikontrol lebih ketat, dan dimulai magnesium sulfat intravena. <ika sakit kepala menetap disiapkan untuk melahirkan. 8ri$d,an SA,!"""

'6

Pemeriksaan antenatal setiap hari dengan preeklampsia berat yang ditatalaksanan se!ara ekspektatif mengurangi atau meniadakan stillbirth atau kega.atan janin pada saat melahirkan. 9.alnya, dilakukan pemeriksaan profil biofisik setiap hariN saat kondisi pasien sudah terlihat stabil, dilakukan non stress test setiap hari dan profil biofisik setiap minggu. Penaksiran berat janin dengan :2G dilakukan setiap ' minggu. Pengukuran serial indeks !airan ketuban tidak berguna sebagai prediksi pada fetal distress, .alaupun 9C/ + 9mnion Cluid /nde?, tidak memprediksikan /:G1 +pada 9C/ " !m ,. Pasien tetap dira.at sampai melahirkan1 8ri$d,an SA,!""" <ika persalinan preterm mengan!am, tidak diberikan tokolitik spesifik. 3agnesium sulfat diberikan dengan dosis biasa untuk profilaksis kejang intrapartum, dan dosis ini sering kali men!egah persalinan preterm. Pada kehamilan sebelum 3 minggu, adanya kontraindikasi untuk penatalaksanaan ekspektatif, seperti tersebut pada tabel 6 dan ', janin harus dilahirkan se!epatnya. Persalinan bisa dengan pervaginam atau perabdominan, tergantung pada beberapa faktor. 8ri$d,an SA,!""" 9mniosentesis dapat dilakukan .anita yang dira.at dengan preeklampsia berat antara kehamilan 3' dan 3 minggu. <anin dengan paru yang matang segera dilahirkan tanpa menunda, dan untuk janin yang paru-parunya belum matang dilahirkan ' jam setelah dosis terakhir pemberian glukokortikoid. Wanita yang telah dira.at di rumah sakit dan men!apai usia kehamilan 33-3 minggu tidak dilakukan amniosentesis karena telah mendapat glukokortikoid sebelumnya 1 Criedman
29,6;;;

''

BAB I9 DIS(USI
4elah dilaporkan kasus seoarang .anita berumur # tahun yang masuk -% /G0 12 0r. 3. 0jamil Padang pada tanggal 6 <anuari '##" jam 6(.#" .ib, kiriman Puskesmas %ungus 4eluk -abung dengan diagnosa )ipertensi dalam kehamilan dan perdarahan. 2etelah pemeriksaan klinis dilakukan, ditegakkan 0iagnosis G*P"9#)" gravid preterm +3'-33 minggu, dengan Preeklampsia berat serta )9P e!. 2uspe!t Plasenta Previa. 0iketahui anak hidup tunggal, intra uterin . 2etelah dilakukan pemberian regimen 2ulfas 3agnesikus dan pemberian anti hipertensi, keadaan pasien menunjukan perbaikan dan selanjutnya diambil sikap konservatif . Pada kasus ini terdapat beberapa pertanyaan yang perlu untuk di diskusikan diantaranya adalah, apa yang menjadi penyebab perdarahan pervaginam yang memba.a pasien ini datang ke rumah sakit, apakah di sebabkan oleh suatu Plasenta Previa, solusio plasenta atau suatu tanda inpartu, apakah sikap konservatif yang diambil dalam menangani kasus ini sudah pada tempatnya, apakah bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah ini merupakan suatu hasil kehamilan preterm atau P<4 +Pertumbuhan <anin 4erhambat, serta bagaimana penatalaksanaannya. -arena darah yang keluar tidak disertai lendir + bloody show,, tidak di sertai nyeri, ber.arna merah terang dan pada pemeriksaan fisik perut pasien tidak tegang serta pasien tidak lagi mengeluhkan keluarnya darah dari kemaluan setelah berada di kamar ra.atan. 3aka kemungkinan besar perdarahan pervaginam yang terjadi tidak di sebabkan oleh tanda inpartu atau suatu solusio plasenta . 9kan tetapi perdarahan !enderung disebabkan oleh suatu plasenta letak rendah atau '3

plasenta previa marginalis. 3enurut kepustakaan perdarahan yang di sebabkan oleh plasenta previa dapat terjadi pada kehamilan di atas '' minggu dimana perdarahan terjadi pergeseran dinding uterus dengan plasenta karena terbentuknya segmen ba.ah rahim atau terbukanya ostium uteri internum. -arakteristiknya adalah perdarahan yang tidak disertai nyeri dan perdarahan terjadi se!ara tiba-tiba, serta pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan perut yang tegang.:
nnin-4a,,200!

0ari hasil :2G di peroleh gambaran plasenta tidak menutupi Pada

ostium uteri internum dan tidak ditemukan perdarahan retro plasenter.

.aktu operasi di laporkan bah.a plasenta tertanam di korpus uteri kiri depan yang melebar sampai ke segman ba.ah rahim tapi tidak sampai menutupi ostium uteri internum, kesan plasenta letak rendah. -arena tidak ada lagi perdarahan pervaginam serta kondisi ibu dan janin yang stabil maka pemilihan sikap konservatif pada kasus ini dapat diterima, karena menurut sebagian kepustakaan apabila keadaan pasien preeklampsia berat stabil sementara maturitas paru janin belum sempurna maka persalinan dapat ditunda sampai ( jam untuk melakukan pematangan paru janin dengan memberikan kortikosteroid untuk pembentukan surfaktan paru janin.So$fo$%an,200# Walaupun ada beberapa pendapat lain yang memutuskan untuk segera mengakhiri persalinan setelah keadaan ibu stabil tanpa memandang maturitas janin. )al ini masuk diakal karena tidak ada pengobatan yang lebih efektif untuk mengakhiri suatu preeklampsia berat selain dengan melahirkan anak. 3elahirkan anak adalah suatu pilihan utama untuk menyelamatkan ibu . Pendekatan tentang keseimbangan kepentingan ibu dan janin hanya dapat dilakukan pada penata laksanaan kehamilan preterm dengan preeklampsia ringan. 2ementara pada pasien dengan preeklampsia berat melahirkan anak dilakukan tanpa pertimbangan terhadap janin. Handaya, 200! %eberapa peneliti lain menentang pendapat ini dimana dengan semakin baiknya metode pemantauan kesejahteraan ibu dan janin serta banyaknya variasi preeklampsia berat maka banyak klinisi menunda persalinan hanya sampai ( jam untuk pemberian Glukokortikoid. Handaya, 200! Pertanyaan sampai saat ini yang masih terus diperdebatkan, apakah kehamilan preterm dengan preeeklampsia berat dapat '

diteruskan lebih dari

( jam. 2ibai et al. 6;;

dalam penelitiannya dalam hari.


So$fo$%an,200#

penatalaksanaan ekspektatif pada pasien pretem '( 3' minggu dengan P&% dapat menunuda persalinan sampai rata-rata 6", 0i 1253 penanganan preeklampsia tanpa komplikasi pada kehamilan sebelum 3 minggu adalah meneruskan kehamilan dengan menunda persalinan sampai ' minggu.
Handaya, 200!

Pada kasus ini kehamilan diterminasi dengan seksio sesarea setelah 3 hari mendapat penatalaksanaan konservatif dengan pemberian kotikosteroid dimana pada hari ke tiga hasil 54G menunjukkan janin non reaktif dengan variabilitas menyempit +'- dpm , dan akselerasi negatif .alaupun frekuensi denyut jantung janin masih 6 # kali per menit. 2ebaiknya dilakukan juga konfirmasi hipoksia pada janin ini dengan pemeriksaan p) darah janin melalui fetal scalp sampling. 3enurut kepustakaan jika p) darah janin kurang dari =,' menunjukan adanya asidosis yang menandakan adanya gangguan kesejahteran janin. 0ata hipoksia akan lebih lengkap jika di lakukan amnioskopi untuk melihat kekeruhan air ketuban. 9danya mekonium dalam air ketuban menandakan bayi pernah atau sedang berada dalam keadaan hipoksia. *ark
, AH,!""!, Winkjosatro G), 2aifuddin 9%, 6;;3

3enurut kepustakaan pemilihan !ara pengakhiran kehamilan dilakukan atas pertimbangan keadaan servik, his dan keadaan janin. 5ara terminasi pada pasien ini sudah tepat karena tidak mungkin dilakukan persalinan pervaginam untuk janin yang sudah mengalami hipoksia pada kehamilan preterm dengan serviks yang belum matang. %ayi ini dilahirkan dengan nilai apgar *@= dan termasuk kedalam yang mengalami frekuensi jantung kelompok bayi yang mengalami asfiksia ringan. Pada bayi dimana terjadi penurunan tekanan darah dan penurunan

asfiksia, komplikasi yang di hadapi adalah terjadinya perubahan homeostasis sehingga akan mempengaruhi fungsi sel tubuh . -erusakan fungsi sel tubuh di tentukan oleh berat dan lamanya asfiksia sehingga kelainan yang mun!ul dapat reversibel atau menetap bahkan dapat menimbulkan kematian. Pada pemeriksaan fisik di peroleh informasi bah.a fundus uteri teraba pada pertengahan pusat - pro!esus ?hipoideus, ukuran ini sesuai untuk usia '"

kehamilan 3' minggu.

Winkjosastro H, !"""

Pengukuran tinggi fundus uteri adalah '"

!m dimana ukuran ini sesuai untuk kehamilan '* -'( minggu, semestinya pada usia kehamilan 3' 33 minggu ini tinggi fundus uteri kurang lebih 3# !m. /nformasi ini menunjukan bah.a janin memiliki taksiran berat badan ke!il dari berat yang semestinya untuk usia kehamilan 3'-33 minggu. Pengukuran tinggi fundus yang diukur dari fundus ke simfisis menggunakan pita ukur atau dengan notasi satuan jari tangan, akan berguna untuk mengetahui adanya pertumbuhan janin terhambat. 5ara ini mempunyai sensitifitas lebih dari (#$ dalam menentukan P<4 setelah kehamilan 3' minggu bila didapatkan ukuran kurang !m dari tinggi sesuai usia kehamilan. Winkjosatro GH, Saif
ddin AB, !""#, (arsono B,2002

Pada pemeriksaan :2G di temukan kesan gravid 3'-33 minggu dan gambaran Pertumbuhan <anin 4erhambat karena dari biometri janin menunjukan 0%P +0iameter %iparital, I (# mm, CD +Cemur Denght, I *' mm, )umerus Denght +)D, I "" mm, 95 + 9bdominal 5ir!umferential, I ' # mm dengan taksiran berat anak I 6 ;" gram. 0imana bila ukuran ini di konversikan kedalam tabel biometri janin maka ukuran ukuran ini sesuai untuk usia kehamilan 3' -33 minggu akan tetapi dari taksiran berat anak, janin ini digolongkan sebagai janin dengan P<4 . 3enurut kepustakaan pemeriksaann :2G saat ini di pandang sebagai suatu metoda pemeriksaan antenatal yang paling akurat untuk mendeteksi adanya P<4. 3elalui pengukuran biometri janin dengan :2G yang di konversikan formula yang ada seperti 8 Esaka, 4okyo dengan nomogram yang sesuai dengan usia kehamilan , atau dapat juga dengan menggunakan berbagai ma!am 5hambell, )ansmann, )adlo!k dan 2hepard. 3aka dapat di tentukan jenis P<4, progresivitas P<4 dan prognosis P<4. :ntuk usia kehamilan trimester // /// biometri janin yang laPim digunakan adalah pengukuran lingkar kepala, )D,CD, jarak bi orbita dan lain - lain. -etepatan dalam memperkirakan usia kehamilan akan semakin baik apabila banyak variabel biometri yang diukur. 4idak ada variabel biometri tunggal yang terbukti sangat akurat untuk menentukan usia kehamilan khususnya pada kehamilan trimester // ///. 4ingkat kesalahan akan lebih ke!il kalau menggunakan variabel multiple di banding dengan hanya '*

menggunakan

variabel tunggal.

7amun tidak di ketahui seberapa banyak

variabel dan variabel apa saja yang paling baik di gunakan untuk mengetahui usia kehamilan dan tentu saja jika terlalu banyak variabel yang di gunakan akan membuat pemeriksan :2G menjadi tidak praktis. (arsono B,2002 -onfirmasi umur kehamilan dan berat lahir bayi dengan menggunakan kurve %attaglia dan Dub!hen!o menunjukan bayi yang dilahirkan berada pada klasifikasi ke!il untuk usia kehamilan +-3-, karena berat badan bayi lahir adalah 6'; gram pada usia kehamilan 3'-33 minggu, data ini pada kurve %attaglia dan Dub!hen!o berada di ba.ah nilai 6# persentil. <ika berat badan bayi yang lahir pada usia kehamilan tertentu berada di ba.ah nilai 6# persentil maka bayi tersebut di golongkan sebagai bayi yang mengalami P<4. 2ementara jika berat bayi lahir rendah tapi sesuai dengan prematur (arsono B,2002, *ark usia kehamilan di golongkan sebagai bayi lahir
, AH,!""!

Pertumbuhan janin terhambat pada kasus ibu yang menderita preeklampsi ini dapat di pahami sebagai akibat berkurangnya suplai nutrisi dan oksigen dari ibu ke janin akibat insufisiensi plasenta yang timbul dari vasospasme pembuluh darah yang terjadi. 2ehingga terjadi malnutrisi selama fase hypertropi pertumbuhan janin yang akan menyebabkan pengurangan ukuran sel yang bersifat reversibel. Dildy III GA, 2004, (arsono B,2002 Penanganan yang semestinya di lakukan terhadap bayi lahir dengan asfiksia adalah selimuti bayi agar hangat, keringkan dan lakukan tindakan resisutasi se!ara sistematik yang meliputi 8 6. Pembersihan jalan nafas '. %erikan oksigen dan ventilasi tekanan positif +V4P,, bila perlu buat pernafasan dengan pompa bila nafas tidak adekuat 8 lakukan poma 3# #G @ menit 3. Dakukan pijatan jantung bila terdapat bradikardi +O6## ?@menit,, pemompaan dilakukan (# -6##G@menit . %erikan larutan 7a-%ikarbonat = $ sebanyak '- ml@kg pada menit ke , bila bayi belum bernafas dan masih sianosis

'=

%ila keadaan bayi bayi baik dengan berat badan M 6"## gram, maka bayi dapat dira.at gabung. 3engingat sebagian bayi mengalami Pertumbuhan <anin 4erhambat maka dianjurkan pemberian minum tambahan agar kebutuhan kalori (# ml@kg@hari dapat terpenuhi. )iperkoagulabilitas +)4M=#$, perlu diatasi dengan pemberian !airan infus. Pemeriksaan gula darah dilakukan pada jam ke ' dan jam ke untuk deteksi adanya hipoglikemia +O3# mg@dl, sehingga dapat segera di koreksi. %ila bayi lemah sebaiknya di berikan infus dekstrose dan dira.at dalam inkubator dengan suhu lingkungan 3 3" #5. Winkjosatro G), 2aifuddin 9%,
6;;3, Bloo, 'S and :ro6l$y :,200#

Pertumbuhan janin terhambat merupakan penyulit dalam kehamilan yang menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas perinatal. 3ortalitas perinatal terutama berkaitan dengan masalah asfiksia sednag morbiditas perinatal terutama disebabkan oleh masalah gangguan perkembangan mental dan neurologik. Perlu pengenalan dini faktor resiko untuk meramalkan kondisi bayi saat dilahirkan dan mengetahui kemampuan untuk menatalaksana baik segera setelah bayi lahir dengan asfiksia melalui tindakan resusitasi aktif maupun pera.atan setelah asfiksia teratasi . -arena morbiditas dan mortalitas bayi meningkat pada terutama bayi yang lahir dengan apgar s!ore kurang dari = pada " menit pertama. Pemantauan jangka panjang perlu dilakukan pada bayi yang mengalami asfiksia karena akan memiliki resiko mengalami gangguan tingkah laku, retardasi mantal, epilepsi dan serebral palsi.*ark
, AH,!""!

Pengambilan keputusan untuk melakukan terminasi kasus preeklampsia berat dengan pertimbangan terhadap janin yang belum memiliki maturitas yang memadai sangat di pengaruhi oleh kemampuan dan kesiapan pengelolaan selama fase perinatal. :ntuk itu perlu suatu kerja sama antara bagian Ebstetri dan Ginekologi terutama sub bagian Cetomaternal dengan bagian /lmu -esehatan 9nak pada sub bagian 7eonatologi untuk mampu mera.at dan memperhatikan kesejahteraan ibu dan janin selama penatalaksanan preeklampsi serta kemampuan dan kesiapan untuk penatalaksanaan bayi se!ara intensif dengan pemanfaatan fasilitas yang memadai.So$fo$%an,200#

'(

BAB 9 'ANG(U*AN
6. Pada kasus ini perdarahan pervaginam di sebabkan oleh karena terjadinya pergeseran dinding uterus dengan plasenta akibat terbentuknya segmen ba.ah rahim '. Penundaan terminasi untuk pemberian kortikosteroid pada kasus ini sudah pada tempatnya, sebagai usaha mempersiapkan agar janin dilahirkan sudah memiliki paru yang matang. 3. Pemilihan !ara terminasi melalui seksio sesarea sudah tepat karena tidak mungkin untuk melakukan persalinan pervaginam pada janin yang mengalami hipoksia pada usia kehamilan preterm dengan kondisi serviks yang belum matang . 0ata klinis dan biometri janin se!ara :2G menunjukan janin mengalami P<4 dimana bayi berada di ba.ah nilai 6# persentil .

';

DA8&A' PUS&A(A
!1 0ildy /// G9, Pree!lampsia and )ypertensive 0isorders in Pregnan!y,

Ebstetri! R Gyne!ologi! &mergen!ies 0iagnosis and 3anagement, 4he 3!Gra. )ill 5o, '## N ;*-6#3 21 Winkjosatro G), 2aifuddin 9%, Pemantauan <anin Pada Preeklampsia&klampsia, 2eminar dan Dokakarya Penanganan <akarta, 6;;3 #1 Wibo.o 7, Patogenesis Preeklampsia, 2eminar -onsep 3utakhir Preeklampsia, <akarta, '##66 41 9ugust P, Pathogenesis of pree!lampsia, ....uptodate.!om, '##' /1 2ibai %3, 5hames 35, Preventing Pree!lampsia 8 What WorksS, Ebstet Gyn!ol 7orth 9m, 6;;;N 6;+ , 8 *6"-*3' ;1 Wahyudi ), -adar 9sam :rat 2erum Pada Preeklampsia %erat, 9khir, Padang, '##3 31 Hulpetropala, Perbandingan -adar &nPim 2uperoksida 0ismutase Pada Preeklamsia 0engan -ehamilan 7ormal, 4ulisan 9khir, Padang, '##3 21 2yarif /, )ubungan -adar T-)5G pada 2ekret 2ervikovaginalis 0engan -ejadian Persalinan Preterm, 4ulisan 9khir, Padang, '##3 "1 Winkjosastro G, 0iagnosis dan Pen!egahan Preeklampsia, 3akalah 2eminar -onsep 3utakhir Preeklampsia, <akarta, '##6 !01 7or.itP &1 et al, Prevention of Preklampsia 8 /s /t PossibleS 5lini!al Ebstetri!s and Gyne!ology, Vol ', 7umber 3, Dippin!ott Williams and Wilkins, Pennsylvania, 3*-" , 2eptember6;;; !!1 Criedman 29, &?pe!tant 3anagement of 2evere Pree!lampsia 1emote from term, 5lini!al Ebstetri!s and Gyne!ology, Vol Williams and Wilkins, Pennsylvania, 6;;; !21 2oefoe.an, Preeklampsia-eklampsia di %eberapa 1umah 2akit di /ndonesia, Patogenesis dan -emungkinan Pen!egahannya, 3ajalah Ebstetri dan Ginekologi /ndonesia, vol '=, no 3, <uli '##3 ', 7umber 3, Dippin!ott 4ulisan Preeklampsia-&klampsia,

3#

!#1 3arkum 9), -ega.atan 0i -amar %ersalin, %uku 9jar /lmu -esehatan 9nak, jilid 6, Cakultas -edokteran :niversitas /ndonesia, <akarta,6;;6 !41 )andaya, Penangan Preeklampsia@ eklampsia, 3akalah 3utakhir Preeklampsia, <akarta, 9pril '##6 !/1 -arsono %, Pertumbuhan <anin 4erhambat, 3akalah Dengkap -ursus 0asar :ltrasonografi R -ardiotokografi, 12:0 0r. 2aiful 9n.ar, 3alang, '##' !;1 %loom 12 and 5ropley 5, Gambaran :mum dan Prinsip-Prinsip 1esusitasi, %uku Panduan 1esusitasi 7eonatus, 4erjemahan 4e?tbook 1esu!itation, '##3 !31 Winkjosastro ), Penga.asan Wanita )amil, /lmu -ebidanan,&disi Hayasan %ina Pustaka 2ar.ono Pra.irohardjo, <akarta, 6;;; ,
th

2eminar -onsep

of 7eonatal

&dition, !etakan kedua, 9lih %ahasa 9djie <32 dkk, <akarta

36

You might also like