Professional Documents
Culture Documents
DERMATITIS
Peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon terhadap pengaruh eksogen atau endogen Menimbulkan keluhan gatal dan efloresensi polimorfik
Eksim
Eksogen: bahan kimia (detergen, asam, basa), fisik (sinar, suhu), mikroorganisme (bakteri,jamur) Endogen: atopi
Sularsito SA, Djuanda S. Dermatitis. Dalam Editor: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta:FKUI;2013. h.129.
KLASIFIKASI
Belum ada kesepakatan internasional mengenai tatanama dan klasifikasi dermatitis, karena penyebabnya multifaktor dan seseorang dapat menderita lebih dari satu jenis dermatitis
Etiologi:
Dermatitis kontak, dermatitis medikamentosa
Bentuk:
Dermatitis numularis
Sularsito SA, Djuanda S. Dermatitis. Dalam Editor: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta:FKUI;2013. h.129.
Dermatitis Atopik
Dermatitis Numularis
Dermatitis Stasis
Neurodermatitis
DERMATITIS KONTAK
Dermatitis yang disebabkan oleh bahan yang menempel pada kulit 90% merupakan penyakit kulit yang berhubungan dengan pekerjaan Dermatitis Kontak Iritan (DKI) Dermatitis Kontak Alergi (DKA)
DEFINISI
PREVALENSI
JENIS
APA BEDANYA?
NO
1. 2.
PEMBEDA
Etiologi Kapan Terjadi
DKI
Bahan iritan Kontak pertama Alergen
DKA
Kontak berulang
3.
4. 5. 6.
Penderita
Lesi Keluhan Umum Patch Test
7.
Faktor Pencetus
Maibach HI, Ale SI. Irritant Contact Dermatitis Versus Allergic Contact Dermatitis. In: Chew AL, Maibach HI. Irritant Dermatitis. Germany:Springer-Verlag Berlin Heidelberg;2006. p.11-6.
proses sensitisasi
Sularsito SA, Djuanda S. Dermatitis. Dalam Editor: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta:FKUI;2013. h.130-3.
PATOGENESIS
Pelepasan TNF
Sitokin
Vasodilatasi
Edema
Sularsito SA, Djuanda S. Dermatitis. Dalam Editor: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta:FKUI;2013. h.130-3.
GEJALA KLINIS
AKUT - Lesi terbatas pada tempat kontak kulit - Terasa perih, panas, rasa terbakar - Kelainan berupa Lesi eritematosa, berbatas tegas, asimetris, edema, bula atau nekrosis
AKUT LAMBAT - Muncul 8-24 jam atau lebih setelah kontak - Awal berupa eritema esok hari menjadi vesikel atau nekrosis
KRONIS - Kulit yang kering, disertai lesi yang eritem dan terdapat skuama - Hiperkeratosis, likenifikasi, dengan batas kelainan tidak tegas
Sularsito SA, Djuanda S. Dermatitis. Dalam Editor: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta:FKUI;2013. h.130-3.
TERAPI
PREVENTIF: Hindari kontak dengan bahan iritan Pemakaian alat pelindung diri (sarung tangan) Penggunaan barrier cream (dimethicone, ceramide) Bila terjadi kontak, segera basuh dengan air mengalir TERAPI: AKUT Kompres basah (air matang) selama 5-15 menit, 2x1 Krim kortikosteroid topikal (hidrokortison 2%) 2x1 KRONIK Krim kortikosteroid topikal (betametason 0,05%) 2x1 Pengunaan pelembab (emolien) minimal 1x sehari
Wolff K, Johnson RA. Fitzpatricks Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology. Ed 6. New York:McGraw Hill;2009. p.20-5.
yang
didahului
dengan
proses sensitisasi terhadap suatu alergen FAKTOR YG BERPENGARUH Sensitisasi alergen Dosis per unit area
Cuaca
1. Fase Sensitisasi
(2-3 minggu)
Hapten ditangkap sel Langerhans
PATOGENESIS
Sel Langerhans teraktivasi
Sularsito SA, Djuanda S. Dermatitis. Dalam Editor: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta:FKUI;2013. h.133-8.
2. Fase Elisitasi
(24-48 jam)
PATOGENESIS
Sekresi IFN-
Aktivasi keratinosit
Pelepasan histamin
Sularsito SA, Djuanda S. Dermatitis. Dalam Editor: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta:FKUI;2013. h.133-8.
LOKASI
Tangan: tanaman, antiseptik Lengan: jam tangan, deodoran Wajah: kosmetik, cat rambut
Sularsito SA, Djuanda S. Dermatitis. Dalam Editor: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta:FKUI;2013. h.133-8.
GEJALA KLINIS
AKUT
Eritem berbatas tegas, terdapat edema, diatasnya terdapat vesikel dan papul. Terdapat bula, erosi, dan krusta (lesi akut yang parah)
KRONIK
Plak likenifikasi dengan skuama, eksoriasi, eritema dan pigmentasi dengan batas tidak jelas
Sularsito SA, Djuanda S. Dermatitis. Dalam Editor: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta:FKUI;2013. h.133-8.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
UJI TEMPEL Beberapa hal yang perlu diperhatikan: 1. Dermatitis harus sudah tenang (sembuh). 2. Tes dilakukan sekurang-kurangnya 1 minggu setelah pemakaian kortikosteroid sistemik dihentikan; sedangkan antihistamin sistemik tidak mempengaruhi hasil tes. 3. Uji tempel dibuka setelah 2 hari, kemudian dibaca; pembacaan kedua dilakukan pada hari ke-3 sampai ke-7 setelah aplikasi.
4. Penderita dilarang melakukan aktivitas yang menyebabkan uji tempel menjadi longgar, mandi dalam 48 jam.
5. Uji tempel dengan bahan standar jangan dilakukan terhadap penderita dengan riwayat urtikaria dadakan.
Sularsito SA, Djuanda S. Dermatitis. Dalam Editor: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta:FKUI;2013. h.133-8.
1 = reaksi lemah: eritema, infiltrat, papul (+) 2 = reaksi kuat: edema / vesikel (++) 3 = reaksi sangat kuat (ekstrim): bula / ulkus (+++) 4 = meragukan: hanya makula eritematosa (?) 5 = iritasi: seperti terbakar, pustul, atau purpura 6 = reaksi negatif (-)
7 = Excited skin
8 = Tidak dites
Sularsito SA, Djuanda S. Dermatitis. Dalam Editor: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta:FKUI;2013. h.133-8.
TERAPI
Hindari kontak dengan bahan alergen Kelainan kulit di ompres dengan larutan garam faal atau larutan air salisil 1:1000 Krim kortikosteroid topikal (triamnicolone 0,1%) Kortikosteroid topikal dalam jangka pendek contoh; prednison 30 mg/hari Antihistamin sistemik (CTM) 1x1
Sularsito SA, Djuanda S. Dermatitis. Dalam Editor: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta:FKUI;2013. h.133-8.
DERMATITIS ATOPIK
Keadaan peradangan kulit kronis dan residif, disertai gatal, yang umumnya terjadi selama masa bayi dan ank-anak, sering berhubungan dengan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi dalam keluarga atau penderita (DA, Rinitis alergi, asma bronkial). Kelainan kulit berupa papul gatal, yang kemudian mengalami ekskoriasi, likenifikasi, distribusinya dilipatan
Berbagai faktor ikut berinteraksi dalam patogenesis DA: Faktor genetik Lingkungan Sawar kulit Farmakologik Imunologik Berbagai faktor pemicu: makanan (telur, susu, gandum, kedele, kacang tanah), aeroalergen (tungau debu rumah, bulu binatang, kapang)
DEFINISI
ETIOLOGI
Sularsito SA, Djuanda S. Dermatitis. Dalam Editor: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta:FKUI;2013. h.138-47.
GEJALA KLINIS
Pruritus dapat hilang timbul sepanjang hari, lebih hebat pada malam hari menggaruk papul, likenifikasi, eritema, erosi, ekskoriasi, eksudasi, krusta.
D.A infantil (usia 2 bulan sampai 2 tahun) Lesi dimulai dari muka lalu leher, pergelangan tangan, lengan, tungkai dan lutut. Eritema, papul-vesikel yang halus, gatalpecah eksudatif (eksudat,erosi) terbentuk krusta infeksi D.A pada anak (usia 2-10 tahun) Lesi kering, tidak begitu eksudatif, banyak papul, likenifikasi, sedikit skuama. Di lipat siku, lipat lutut, pergelangan tangan, kelopak mata, leher, jarang di muka D.A pada remaja dan dewasa Lesi berupa plak eritematosa, skuama, plak likenifikasi yang gatal Di lipat siku, lipat lutut, samping leher, dahi dan sekitar mata. Mengenai tangan dan pergelangan tangan, bibir, vulva, puting susu, skalp.
Sularsito SA, Djuanda S. Dermatitis. Dalam Editor: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta:FKUI;2013. h.138-47.
KRITERIA DIAGNOSIS
KRITERIA MAYOR: Pruritus Dermatitis di muka atau ekstensor pada bayi dan anak Dermatitis fleksura pada dewasa Dermatitis kronis atau residif Riwayat atopi KRITERIA MINOR: Xerosis Infeksi kulit Dermatitis nonspresifik di tangan / kaki Pitiriasis alba Dermatitis di papila mammae Konjungtivitis berulang Orbita menjadi gelap Muka pucat atau eritem Gatal bila berkeringat Hipersensitif terhadap makanan Kadar IgE serum Awitan pada usia dini
Sularsito SA, Djuanda S. Dermatitis. Dalam Editor: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta:FKUI;2013. h.138-47.
KRITERIA DIAGNOSIS
Diagnosis = 3 mayor + 3 minor
KRITERIA MAYOR: 1. Riwayat atopi pada keluarga 2. Dermatitis di muka atau ekstensor 3. Pruritus
1. 2. 3. 4.
KRITERIA MINOR: Xerosis / iktiosis / hiperliniaris palmaris Aksentual perifolikular Fisura belakang telinga Skuama di skalp kronis
Sularsito SA, Djuanda S. Dermatitis. Dalam Editor: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta:FKUI;2013. h.138-47.
TERAPI
Topikal: Hidrasi kulit: diberikan pelembab krim hidrofilik urea 10% + hidrokortison 1%; emolien 4x1, dipakai setelah mandi Kortikosteroid topikal (hidrokortison 1-2,5%) Lesi basah di kompres dahulu dengan larutan Burowi Sistemik: Kortikosteroid (Metil prednisolon 5 mg) Antihistamin (CTM) 1x1 malam hari Siklosporin 5 mg/kgBB
Sularsito SA, Djuanda S. Dermatitis. Dalam Editor: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta:FKUI;2013. h.138-47.
DERMATITIS NUMULARIS
DEFINISI Dermatitis berupa lesi berbentuk mata uang atau agak lonjong, berbatas tegas dengan efloresensi berupa papulvesikel, biasanya mudah pecah sehingga basah ETIOLOGI Penyebab tidak di ketahui, diduga: stafilokokus dan mikrokokus. Trauma fisis dan kimiawi Stress Minuman yang mengandung alkohol. Lingkungan dengan kelembapan rendah.
Sularsito SA, Djuanda S. Dermatitis. Dalam Editor: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta:FKUI;2013. h.148-50.
GEJALA KLINIS Sangat gatal Lesi akut berupa papulovesikel membesar dengan cara berkonfluens (meluas kesamping) membentuk logam Lesi vesikel, eritem, edem, berbatas tegas eksudasi krusta likenifikasi skuama Lesi tunggal atau multiple, bilateral atau simetris. Ukuran sampai dengan 5-10 cm Predileksi : tungkai bawah, badan, lengan
Sularsito SA, Djuanda S. Dermatitis. Dalam Editor: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta:FKUI;2013. h.148-50.
TERAPI
Sularsito SA, Djuanda S. Dermatitis. Dalam Editor: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta:FKUI;2013. h.148-50.
DERMATITIS STASIS
DEFINISI Dermatitis sekunder akibat insufisiensi kronik vena (atau hipertensi vena) tungkai bawah ETIOLOGI Meningkatnya tekanan hidrostatik dalam sistem vena Kebocoran fibrinogen masuk ke dalam dermis bentuk selubung fibrin perikapiler dan interstisium halangi difiusi oksigen kematian sel
Sularsito SA, Djuanda S. Dermatitis. Dalam Editor: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta:FKUI;2013. h.150-1.
GEJALA KLINIS
Terdapat pelebaran vena atau varises dan edema kulit merah kehitaman timbul purpura dan hemosiderosis
Awal pada tungkai bawah meluas ke bagian medial atau lateral maleolus, bawah lutut, punggung kaki. Lesi eritem, skeama, eksudasi, gatal, ulkus (ulkus venosum)
Sularsito SA, Djuanda S. Dermatitis. Dalam Editor: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta:FKUI;2013. h.150-1.
TERAPI
Sularsito SA, Djuanda S. Dermatitis. Dalam Editor: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta:FKUI;2013. h.150-1.
NEURODERMATITIS
DEFINISI
Peradangan kulit kronis, gatal, sirkumskrip, ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit tampak menonjol (likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu, akibat garukan atau gosokan yang berulang-ulang karena berbagai rangsangan pruritogenik SINONIM Liken simpleks kronikus ETIOLOGI Diduga terdapat penyakit yang mendasari misalnya: Penyakit sistemik: gagal ginjal, limfoma Hodgkin, hipertiroid, Penyakit kulit: dermatitis atopik, dermatitis alergik, gigitan serangga Psikologi: tekanan emosi
Sularsito SA, Djuanda S. Dermatitis. Dalam Editor: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta:FKUI;2013. h.147-8.
GEJALA KLINIS Gatal sekali terutama pada malam hari Lesi biasanya tunggal, plak eritematosa, edema, eritema menghilang, bagian tengah berskuama dan menebal, likenifikasi dan ekskoriasi, hiperpigmentasi, batas tidak tegas Lesi ditemukan pada skalp, tengkuk, samping leher, lengan bagian ekstensor, pubis, vulva, skrotum, perianal, paha bagian medial, lutut, tungkai bawah lateral, pergelangan kaki bagian depan, dan punggung kaki
Sularsito SA, Djuanda S. Dermatitis. Dalam Editor: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta:FKUI;2013. h.147-8.
TERAPI
Sularsito SA, Djuanda S. Dermatitis. Dalam Editor: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta:FKUI;2013. h.147-8.