You are on page 1of 0

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA



A. Iklim Kerja
1. Pengertian Iklim kerja
Iklim kerja adalah keadaan udara di tempat kerja.
2
Iklim kerja merupakan interaksi berbagai variabel seperti;
temperatur, kelembapan udara, kecepatan gerak angin dan Suhu Radiasi.
2
Iklim kerja atau cuaca kerja adalah kombinasi dari suhu udara,
kelembapan udara, kecepatan gerakan dan suhu radiasi.
1
Terdapat tiga sumber panas di tempat kerja yaitu :
a. Iklim kerja setempat
Keadaan udara di tempat kerja, ditentukan oleh faktor-faktor keadaan
antara lain suhu udara, penerangan, kecepatan gerakan udara dan
sebagainya.
b. Proses produksi dan mesin
Mesin mengeluarkan panas secara nyata sehingga lingkungan kerja
menjadi panas.
c. Kerja otot
Tenaga kerja dalam melakukan pekerjaan memerlukan energi yang
diperlukan dalam proses oksidasi untuk menghasilkan energi berupa
panas.
6
2. Pembentukan Panas Tubuh
a. Panas Tubuh
Produksi panas di dalam tubuh tergantung dari kegiatan fisik
tubuh, makanan, pengaruh dari berbagai bahan kimiawi dan gangguan
pada sistem pengatur panas misalnya pada keadaan demam.
1
Tubuh manusia memperoleh panas dari dua sumber yaitu
metabolisme dan dari panas lingkungan sekitarnya :
1) Panas badan akibat metabolisme, yaitu :
a) Manusia untuk dapat bergerak, bekerja, latihan, lari memerlukan
energi
b) Dalam proses metabolisme, selain menghasilkan tenaga juga
menghasilkan panas. Dengan demikian panas dalam tubuh akan
terus terbentuk selama metabolisme berjalan yang berakibat suhu
tubuh naik. Panas tubuh di keluarkan agar tubuh manusia
mempunyai suhu yang tetap sekitar 37
0
C.
2) Panas badan yang diperoleh dari lingkungan, yaitu :
a) Pengaruh temperatur udara
Bilamana suhu tubuh lebih rendah dari suhu lingkungan maka
tubuh akan mendapat panas dengan cara konveksi. Sebaliknya
bila suhu tubuh lebih tinggi daripada suhu lingkungan maka
panas tubuh akan mengalir ke udara sekitar. Kemudian bila suhu
permukaan benda lebih tinggi dari suhu tubuh maka tubuh akan
mendapatkan tambahan panas dari benda tersebut dengan cara
radiasi atau pancaran.
b) Kelembaban
Mempunyai pengaruh terhadap penguapan keringat apabila udara
lingkungan mempunyai kelembaban yang tinggi, maka
penguapan keringat akan terganggu yang berakibat suhu badan
menjadi naik.
c) Kecepatan angin
Mempunyai pengaruh terhadap pembuangan atau penambahan
panas tubuh melalui penguapan dan konveksi.
7
Untuk mempertahankan suhu tubuh, maka
M Kond Konv R E = 0
M = Panas dari metabolisme
Kond = Pertukaran panas secara konduksi
Konv = Pertukaran panas secara Konveksi
R = Panas radiasi
E = Panas oleh evaporasi
1
b. Panas Metabolisme
Jumlah panas tersebut besarnya tergantung dari jenis dan tingkat
aktivitas seseorang.
c. Panas konveksi
Perpindahan panas secara konveksi berlangsung dengan perantaraan
atau media udara. Panas yang diterima atau dilepaskan tubuh tergantung
suhu kulit dan suhu udara, yang dipengaruhi juga oleh kecepatan
gerakan udara.
d. Panas radiasi
Perpindahan panas radiasi, mekanisme radiasi melalui gelombang
elektromaknetik, benda yang mempunyai suhu yang lebih tinggi akan
memancarkan energi radiasi ke benda yang mempunyai suhu yang lebih
rendah.
e. Panas penguapan
Keringat yang dihasilkan pada permukaan kulit melalui pelepasan uap
air, terjadi apabila tekanan uap air pada kulit lebih tinggi dari tekanan
uap air dilingkungan kerja.
8
3. Pertukaran panas tubuh dengan lingkungan
Tenaga kerja yang bekerja pada tempat yang panas, karena tubuhnya
mendapat panas yang berlebih maka tubuh akan banyak mengeluarkan
keringat.
Tubuh mempunyai tiga cara dalam menghadapi tekanan panas yaitu :
a. Mengigil
Meningkatkan laju metabolisme dan seterusnya menaikkan produksi
panas tubuh dan merupakan jawaban tubuh terhadap dingin.
b. Berkeringat
Merupakan jawaban tubuh terhadap tekanan panas. Jumlah keringat
akan meningkat seimbang dengan tekanan panas pada daerah tertentu
sesuai suhu kulit.
c. Pengaturan peredaran darah
Merupakan jawaban tubuh terhadap udara dingin dan panas. Bila udara
dingin terjadi vasokonstriksi pembuluh darah di permukaan atau
vasodilatasi pembuluh darah di dalam jaringan sehingga panas akan
terkumpul dipermukaan.
1
4. Pengaruh Panas Pada Manusia
Suhu panas terutama berakibat menurunnya prestasi kerja pikir.
Penurunan sangat hebat sesudah 32
0
C. suhu panas mengurangi kelincahan,
memperpanjang waktu reaksi dan waktu pengambilan keputusan,
mengganggu kecermatan kerja otak, mengganggu koordinasi syaraf perasa
dan motorik serta memudahkan untuk dirangsang.
Orang-orang Indonesia pada umumnya beraklimatisasi dengan iklim
tropis, yang suhunya sekitar 29 30
0
C. dengan kelembaban sekitar 85
95%. Suhu yang tinggi mengakibatkan heat cramps, heat exhaustion,
heat stroke dan miliaria.
Heat cramps dialami dalam lingkungan yang suhunya tinggi, sebagai
akibat bertambahnya keringat yang menyebabkan hilangnya garam natrium
dari tubuh, dan sebagai akibat banyak minum air, tapi tidak diberi garam
untuk pengganti garam natrium yang hilang. Heat cramps terasa sebagai
kejang. Kejang otot tubuh dan perut yang sangat sakit. Di samping kejang-
kejang juga ada gejala yang biasa pada heat stress yaitu pingsan,
kelemahan, mual (enek) dan muntah.
Heat exhaustion biasanya terjadi pada cuaca yang sangat panas,
penderita berkeringat sangat banyak tapi suhu badan normal atau sub
normal, tekanan darah menurun nadi lebih cepat, si sakit merasa lemah atau
mungkin pingsan.
Heat stroke biasanya yang terkena adalah laki-laki yang pekerjaannya
berat dan belum beraklimatisasi. Gejala yang penting suhu badan naik, kulit
kering dan panas. Gejala syaraf pusat seperti vertigo, tremor, konvulsi dan
delirium.
Milaria adalah kelainan kulit sebagai akibat keluar keringat yang berlebih-
lebihan.
1
Reaksi setiap orang dengan orang lain berbeda-beda walaupun
terpapar dalam lingkungan panas yang sama. Hal ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu :
a. Umur
Pada orang yang berusia lanjut akan lebih sensitif terhadap cuaca panas
bila dibandingkan dengan orang yang lebih muda. Hal ini disebabkan
karena pada orang usia lanjut kemampuan berkeringat lebih lambat
dibanding dengan orang muda dan kemampuan tubuh untuk orang
berusia lanjut dalam mengembalikan suhu tubuh menjadi normal lebih
lambat dibandingkan dengan orang yang berusia lebih muda.
b. Jenis Kelamin
Pada iklim panas, kemampuan berkeringat laki-laki dan perempuan
hampir sama, tetapi kemampuan beraklimatisasi wanita tidak sebaik
laki-laki. wanita lebih tahan terhadap suhu dingin daripada terhadap
suhu panas, hal tersebut mungkin disebabkan kapasitas kardiovasa pada
wanita lebih kecil.
c. Kebiasaan
Seorang tenaga kerja yang terbiasa dalam suhu panas akan lebih dapat
menyesuaikan diri dibanding tenaga kerja yang tidak terbiasa.
d. Ukuran Tubuh
Orang yang ukuran tubuh lebih kecil mengalami tekanan panas yang
relatif lebih besar tingkatannya karena adanya kapasitas kerja
maksimum yang lebih kecil, sedangkan orang gemuk lebih mudah
meninggal karena tekanan panas dibanding orang yang kurus. Hal ini
karena orang yang gemuk mempunyai rasio luas permukaan badan
dengan berat badan lebih kecil di samping kurang baiknya fungsi
sirkulasi.
e. Aklimatisasi
Aklimatisasi terhadap suhu tinggi merupakan hasil penyesuaian diri
seseorang terhadap lingkungan yang ditandai dengan menurunnya
frekuensi denyut nadi dan suhu mulut atau suhu badan akibat
pembentukan keringat. Aklimatisasi dapat diperoleh dengan bekerja
pada suatu lingkungan kerja yang tinggi untuk beberapa waktu yang
lama. Biasanya aklimatisasi terhadap panas akan tercapai sesudah dua
minggu bekerja di tempat itu. Sedangkan meningkatnya pembentukan
keringat tergantung pada kenaikan suhu.
9
f. Suhu Udara
Suhu nikmat sekitar 24 26
0
C, bagi orang-orang Indonesia suhu panas
berakibat menurunnya prestasi kerja, cara berfikir. Penurunan sangat
hebat sesudah 32
0
.
10
g. Masa Kerja
Secara umum lamanya seseorang menjalani suatu pekerjaan akan
mempengaruhi sikap dan tindakan dalam bekerja. Semakin lama
seseorang menekuni suatu pekerjaan maka penyesuaian diri dengan
lingkungan kerjanya semakin baik.
10
h. Lama Kerja
Waktu kerja bagi seseorang menentukan efisiensi dan produktivias. Segi
terpenting bagi persoalan waktu kerja meliputi :
1) Lamanya seseorang mampu bekerja dengan baik
2) Hubungan antara waktu bekerja dan istirahat.
3) Waktu bekerja sehari menurut periode yang meliputi siang (pagi,
siang, sore) dan malam.
10
5. Cara Menetapkan Besarnya Tekanan Panas
a. Suhu efektif yaitu indeks sensor dari tingkat panas yang oleh seseorang
tanpa baju dan kerja enteng dalam berbagai kombinasi suhu,
kelembaban, dan kecepatan aliran udara.
1
kelemahan pemakaian suhu
efektif adalah tidak memperhitungkan panas radiasi dan panas
metabolisme tubuh sendiri.
b. Indek suhu basah dan bola /ISBB/WBGT (Wet Bult Globe Temperature
Index) yaitu rumus-rumus sebagai berikut :
I.S.B.B = 0,7 x suhu basah + 0,2 x suhu radiasi + 0,1 x suhu kering
(untuk pekerjaan dengan sinar matahari)
I.S.B.B = 0,7 x suhu basah + 0,3 x suhu radiasi (untuk penilaian di
Dalam ruang kerja gedung tanpa sinar matahari)
c. Indek kecepatan keluar keringat selama 4 jam (Predicated Four Hour
Sweat Rate)
Indek yang berdasarkan perhitungan kecepatan keluar keringat selama 4
jam sebagai akibat kombinasi suhu, kelembaban dan kecepatan gerakan
udara serta panas radiasi.
d. Indek Belding-Hatch
Di Indonesia dikenal dengan nama indeks tekanan panas. Indek ini
berdasarkan pada kebutuhan panas penguapan yang digunakan untuk
menghilangkan penimbunan panas yang disebabkan oleh beban panas
(lingkungan dan metabolisme = E reg), dan panas penguapan maksimum
yang dapat dihasilkan oleh seseorang pada kondisi kerja tertentu (Emak)
1.2.8
Nilai Ambang Batas Iklim Kerja
Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) yang di Perkenankan
ISBB (
0
) Pengaturan waktu setiap jam
Beban kerja
Waktu kerja Waktu
istirahat
Ringan Sedang Berat
Bekerja terus menerus
(8 jam/hari)
75% kerja
50% kerja
25% kerja

-
25% istirahat
50% istirahat
75% istirahat

30.0
30.6
31.4
32.2

36.7
28.0
29.4
31.1

25.0
25.9
27.9
30.0
Sumber : Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomer : KEP- 51/MEN/1999

B. Tekanan Darah
1. Pengertian Tekanan Darah
Tekanan darah adalah tekanan yang dikenakan terhadap pembuluh
arteri semasa peredaran darah yang disebabkan oleh denyutan jantung.
11
Tekanan darah berasal dari mekanisme pompa jantung yang
mendorong sejumlah darah (volume) dengan tekanan yang tinggi agar darah
sampai ke seluruh organ tubuh melalui sistem pembuluh darah.
15
Tekanan darah adalah kekuatan yang mendorong darah melalui
sistem yang lebih besar, dan mengantarnya keseluruh tubuh, dan melalui
sistem yang lebih kecil darah dialirkan dari jantung ke paru-paru dan
sebaliknya, namun dengan tekanan yang jauh lebih rendah.
13
2. Tekanan Arteri Rata-rata
Tekanan arteri rata-rata yang merupakan tekanan rata-rata selama
satu siklus jantung, adalah tekanan yang menentukan kecepatan rata-rata
atau aliran darah dalam pembuluh sistemik.
11
Tekanan darah rata-rata atau sering disebut Mean Arterial Pressure
(MAP) adalah tekanan rata-rata diseluruh sistem arteri pada satu siklus
jantung.
12
Untuk menjaga agar aliran darah dalam satu siklus sistemik tidak
naik atau turun disebabkan tekanan darah yang berubah-ubah, adalah
penting untuk mempertahankan tekanan arteri rata-rata dalam batas-batas
konstan. Ini dapat dicapai melalui serangkaian mekanisme yang meliputi
susunan syaraf, ginjal, dan hormonal.
a. Pengaturan melalui syaraf
Pengaturan tekanan arteri dalam jangka waktu yang pendek yaitu
selama beberapa detik atau menit, hampir seluruhnya dicapai melalui
reflek syaraf.
b. Pengaturan melalui ginjal
Tanggung-jawab terhadap pengaturan tekanan darah arteri jangka
panjang hampir seluruhnya dipegang oleh ginjal.
c. Pengaturan melalui hormon
Beberapa hormon memainkan peranan penting dalam pengaturan
tekanan, tetapi yang terpenting ialah sistem hormon renin-angiotensin
dan ginjal.
11
3. Tekanan Sistolik dan Diastolik
Tekanan darah biasanya diwakili oleh dua angka yaitu angka yang
tinggi yang disebut sistolik dan angka yang rendah yang disebut diastolik.
Angka sistolik mewakili tekanan yang dihasilkan pada saat jantung
berdetak memompa darah, sedangkan angka diastolik merupakan tekanan
yang dihasilkan pada saat jantung beristirahat.
14
Tekanan diastolik pada orang dewasa normal kira-kira 120 mmHg dan
tekanan diastolik kira-kira 80 mmHg, dan cara umum menuliskannya
adalah 120/80.
11
4. Pengukuran Tekanan Darah
a. Cara pengukuran langsung dengan alat yang beraksi cepat.
Pembuluh darah yang diukur tekanannya dihubungkan melalui pipa
yang tidak dapat mekar dengan suatu rongga kecil yang salah satu
sisinya ditutup membran elastis tipis. Bila tekanan meningkat, membran
akan mencembung keluar, dan bila tekanan menurun kecembungan
berkurang.
Pencebungan akan mengaktifkan alat sensor elektrik tegangan listrik
yang terbentuk, kemudian diperbesar dan dicatat pada kertas yang
bergerak.
Tranduser membran dapat mencatat perubahan tekanan yang terjadi dari
0,01 detik lebih dari cukup untuk mencatat perubahan tekanan dalam
sistem sirkulasi.
b. Pengukuran secara tidak langsung dengan Spignomanometer
Manset yang menggembung dipasang mengelilingi lengan atas dan
dihubungkan melalui pipa dengan manometer air raksa. Kemudian
tekanan dalam manset ditingkatkan sampai melewati tekanan arteri
brankialis yang menjadi kempes karena tekanan di luar dinding lebih
besar dari tekanan darah dalam arteri. Bila tekanan dalam manset
diturunkan perlahan sampai di bawah tekanan sistolik, sejumlah kecil
darah menerobos arteri secara intermiten setiap kali tekanan arteri
meningkat sampai setinggi tekanan sistolik.
11.12
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah
Secara langsung ukuran tekanan darah terpengaruhi oleh :
a. Kekuatan jantung.
b. Keadaan pembuluh darah nadi.
c. Volume serta kepekatan darah.
Disamping ketiga faktor ini ada macam-macam faktor lain yang
dapat berpengaruh pada tekanan darah yaitu :
a. Keadaan sistem syaraf vegetatif.
b. keadaan ginjal
c. Makanan sehari-hari.
d. Adanya kelainan dalam rongga tengkorak kepala.
e. Badan terlalu gemuk (obesitas).
f. Umur dan kelamin.
15
Nilai tekanan darah dapat berubah-ubah sesuai dengan faktor yang
berpengaruh padanya seperti curah jantung, isi sekuncup, denyut jantung,
tahanan perifer dan sebagainya pada keadaan berolah raga, usia lanjut, jenis
kelamin, suku bangsa, iklim dan penyakit-penyakit jantung atau pembuluh
darahnya.
12
6. Klasifikasi Tekanan Darah
Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi Sistol Diastol
Normal
Ringan
Sedang
Berat
120-139 mmHg
140-159 mmHg
160-179 mmHg
180 mmHg
80-89 mmHg
90-99 mmHg
100-109 mmHg
110 mmHg
Sumber : WHO/ISH (International Society Hypertension). 1999
C. Kerangka Teori


Sumber : Modifikasi 1, 2, 12, 13, 14, 15

Iklim Kerja
D. Kerangka Konsep
Faktor Manusia
- Umur
- Jenis kelamin
- Riwayat penyakit
- Status gizi
Gaya Hidup
- Merokok
- Alkohol
- Olahraga
- Diet
- Psikologis
Vasodilatasi dan
vasokonstriksi pembuluh darah
Faktor Pekerjaan
- Beban kerja
- Lama kerja
Tekanan Darah
Keterangan :
*
Variabel yang dikendalikan
E. Hipotesis
Ada Perbedaan Tekanan Darah Pekerja Berdasarkan Iklim kerja ruangan di
Pabrik Jenang MUBAROK Kudus pada Pekerja Bagian Pengolahan dan
Pengepakan.
Variabel Bebas
Iklim kerja ruangan
Variabel Pengganggu
- Usia
- Beban Kerja
- Masa Kerja
- Riwayat penyakit
*
Variabel Terikat
Tekanan Darah

You might also like