You are on page 1of 29

EXIT JUDUL LATAR BELAKANG TUJUAN FISIOLOGI TULANG PENGERTIAN FRAKTUR ETIOLOGI

PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS PENATALAK SANAAN DIAGNOSA END

BAB III DATA FOKUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. A DENGAN GANGGUAN SISTEM M U S K U L O S K E L E T A L : F R A K T U R CAPUT PROKSIMAL TIBIA DEKSTRA DI RUANG PERAWATAN BEDAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ADE MUHAMMAD DJOEN S I N T A N G

EXIT

LAPORAN KASUS
OLEH AGUS NAWAN NIM. 0 4. 1 5 2

AKADEMI

KEPERAWATAN S I N T A N G 2 0 0 7

SINTANG

BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

EXIT

Di Rumah Sakit Ade Mohammad Djoen Sintang, berdasarkan pada data yang tercatat pada rekam medik priode Juni 2006 Juni 2007 ditemukan kasus Fraktur sebanyak dari 127 pasien dari jumlah keseluruhan pasien yang rawat inap ruang perawatan bedah, yaitu 1.753 pasien. Dari 127 pasien yang mengalami fraktur, 23 pasien yang mengalami fraktur pada tibia, yang mencakup 15 pasien laki-laki dan 8 pasien perempuan.

BAB I PENDAHULUAN

EXIT

TUJUAN Menggambarkan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem muskuloskeletal : fraktur dengan pendekatan proses keperawatan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS


1.

EXIT

FISIOLOGI TULANG Sel-sel yang yang terutama berperan dalam pembentukan dan resorpsi tulang adalah osteoblas dan osteoklas. Osteoblas adalah sel-sel pembentuk tulang yang berasal dari prekursol sel stoma di sumsum tulang. Sel-sel ini menskresikan sejumlah besar kolagen tipe I, protein matriks tulang yang lain, dan fosfatase alkali. Sel-sel ini berdiferensiasi menjadi osteosit, yaitu sel-sel bundar dikelilingi oleh matriks tulang dan ditemukan pada lakuna tulang. Osteosit mengirim prosesus-prosesus panjang ke dalam kanalikulus yang bercabang-cabang di seluruh tulang. Osteoklas adalah sel multinukleus yang menimbulkan erosi dan menyerap sel bakal (stem sel) hematopoietik melalui monosit. Sel-sel mengelilingi suatu daerah terpisah antara tulang dan bagian asteoklas (Ganong, 1998).

EXIT

FRAKTUR
PENGERTIAN
Fraktur adalah putusnya atau pecahnya kontinuitas dari struktur tulang.

(Lewis,Heitkemper,Dirksen,2000,hal. 1768)

ETIOLOGI
Menurut Corwin (2000), fraktur disebabkan oleh :
Trauma Patologis

EXIT

Stress

PATOFISIOLOGI
STRESS FATIGUE TRAUMA

EXIT

PATOLOGIS

FRAKTUR

KERUSAKAN JARINGAN

PORT D` ENTRI

INFEKSI

NYERI

IMMOBILISASI

JARINGAN ISCEMIK

GANGGUAN PERGERAKAN

TERJADI PENGUMPULAN SEKRET

PENURUNAN PERILSTATIK USUS

NEKROTIK JARINGAN

IMMOBILISASI FISIK

BROCHOPNEUMONIA

KONSTIPASI

GANGGUAN KERUSAKAN INTEGRITAS KULIT

RESTI BERSIHAN JALAN NAFAS

( Suriadi dan Yuliani, 2001, hal.97 )

MANIFESTASI KLINIS
(Brunner & Suddarth, 2001, hal. 2358 2359 )

EXIT

1. Nyeri.

2. Imobilisasi. 3. Deformitas.
4. Pemendekan tulang. 5. Krepitus. 6. Pembengkakan.

PENATALAKSANAAN

EXIT

Recognition Reduction Retention Rehabilitation

Rasjad, C. ( 1998 ). Pengantar ilmu bedah ortopedi. Ujung Pandang : Bintang Lamumpatue.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

EXIT

Menurut Doenges,dkk (1999), diagnosa yang dapat muncul pada klien dengan fraktur adalah :
Resiko tinggi terhadap trauma tambahan berhubungan dengan kehilangan integritas tulang ( fraktur ). Nyeri ( akut ) berhubungan dengan spasme otot. Resiko tinggi terhadap disfungsi neurovaskuler perifer berhubungan dengan penurunan / interupsi aliran darah. Resiko tinggi terhadap kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolar / kapiler. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan rangka neuromuskuler. Kerusakan integritas kulit / jaringan berhubungan dengan bedah perbaikan. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan prosedur invasif ( luka insisi pembedahan ). Kurang pengetahuan tentang kondisi dan prognosis pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. A

EXIT

DATA FOKUS

DATA SUBJEKTIF Klien mengatakan seluruh tubuhnya terasa sakit, terutama pada pipi kanan, bahu kanan, lengan kanan, dan daerah fraktur. Klien mengatakan nyerinya seperti ditusuktusuk. Klien mengatakan tidak mampu untuk bergerak di karenakan jika digerakan atau beraktifitas bahu kanan dan kaki kanan terasa sangat sakit. Klien mengatakan badannya masih terasa kaku. Klien mengeluh sakit jika membuka mulutnya.

EXIT DATA OBJEKTIF

Bahu kanan klien mengalami pembengkakan. Tangan kanan klien mengalami pembengkakan. Tidak ada tanda tanda infeksi pada luka klien seperti adanya pus / purulen. Kondisi luka klien masih basah. Ekspresi wajah tampak meringis kesakitan. Skala nyeri berat ( 7 ). Aktifitas klien dibantu 75 % di bantu perawat ( seperti : mandi, buang air besar, buang air kecil, makan, minum dan lain lain ). Klien mengalami kesulitan bergerak, lokasi terutama pada daerah fraktur. Tonus otot tangan kanan 2, tangan kiri 5, kakai kanan 1, kaki kiri 5. Adanya luka robek di daerah pipi kanan sudah dijahit 5 jahitan.

LANJUT DATA OBJEKTIF


EXIT

Adanya luka robek di daerah lutut kanan sudah dijahit 6 jahitan. Adanya luka robek di daerah punggung kaki kanan sudah dijahit 4 jahitan. Klien tidak bisa menggerakkan rahangnya karena masih bengkak. Klien tidak bisa mengunyah makanannya. Klien tampak susah untuk membuka mulutnya. Klien hanya menghabiskan 2 sendok makan bubur yang dihidangkan. Hasil pemerikasaan rontgen daerah Genu : fraktur caput proksimal tibia dekstra. TD : 110 / 80 mm Hg, N : 84 x / menit. Daerah sekitar fraktur terpasang spalak/bidai dan dibalut dengan kasa. Klien terpasang infus RL di vena proksimal superfisial sinistra.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

EXIT

Resiko tinggi terhadap trauma tambahan berhubungan dengan kerusakan kontinuitas tulang (fraktur). Nyeri ( akut ) berhubungan dengan gerakkan fragmen tulang, cedera pada jaringan lunak. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan kontinuitas tulang, nyeri. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tak adekuatnya pertahanan primer : kerusakan kulit dan prosedur invasif : infus. Resiko perbahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mengunyah.

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DIAGNOSA 1


1.

EXIT

2.

3.

4. 5.

Mengkaji keluhan utama klien. Memeberikan sokongan daerah fraktur dengan bantal/selimut dan elastis perban. Menganjurkan klien mempertahankan imobilisasi (istirahat cukup). Kolaborasi dalam foto rontgen ulang. Memberikan injeksi obat : Piracetam 200 mg IV via infus.

EXIT

LANJUT IMPLEMENTASI DIAGNOSA 2


1. Mengkaji tingkat nyeri, lokasi, karakteristik dan intensitas (skala 0-10). 2. Memberikan posisi senyaman mungkin 3. Memberikan kompres air biasa dengan kain pada daerah yang sakit. 4. Menganjurkan klien untuk menarik napas dalam jika terasa sakit. 5. Mengukur tanda-tanda vital. 6. Memberikan obat : - Ketoprofen 50 mg injeksi IM - Tramadol drif infus RL 10 tetes/menit.

EXIT

IMPLEMENTASI

DIAGNOSA 3
Mengkaji derajat mobilisasi klien. Membantu aktivitas/perawatan diri klien

(mandi,BAK,BAB, makan). Mengajarkan klien gerakan aktif pada ekstremitas. Mengatur posisi senyaman mungkin secara periodik setiap 2 jam.

LANJUT EXIT IMPLEMENTASI

DIAGNOSA 4
1. 2.

3.

4. 5. 6.

Mengkaji tanda-tanda infeksi pada luka klien. Menganjurkan klien untuk tidak menyentuh sisi luka. Melakukan perawatan luka pada area pipi, lutut, dan kaki. Mengukur tanda-tanda vital setiap 6 jam. Melakukan perawatan infus setiap pagi hari. Memberikan injeksi obat :Ambacim 1 gr IV via infus.

IMPLEMENTASI
DIAGNOSA 5

EXIT

1. Mengkaji pola makan klien. 2. Menganjurkan klien makan sedikit-sedikit tapi sering. 3. Menghidangkan klien makanan dalam keadaan hangat. 4. Melakukan oral hygiene setiap hari. 5. Memberikan obat injeksi : Ranitidine 50 mg IV via infus.

EVALUASI
DX. 1 (SENIN, 18 JULI 2007)

DX. 2 (SENIN, 18 JULI 2007)

EXIT

S:

S:

Klien mengatakan sakit pada badannya sudah berkurang. Klien mengatakan enakan bila sudah di suntik. Wajah klien tampak lebih santai dan rileks. Skala nyeri ringan (3). Klien dapat tidur setelah diberikan pengobatan. Masalah teratasi sebagian. Intervensi diagnosa 2, dilanjutkan oleh perawat ruangan.

Klien mengatakan sakit pada badannya sudah berkurang. Area fraktur terbungkus kasa, terpasang elastis perban. Pembengkakannya berkurang. Masalah tidak menjadi aktual. Intervensi diagnosa 1, dilanjutkan oleh perawat ruangan.

O:

O:

A:

P:

A:

P:

EVALUASI
DX. 4 (SENIN, 18 JULI 2007)

DX. 3 (SENIN, 18 JULI 2007) S:


EXIT

S: Klien mengatakan masih terasa sakit area sekitar luka saat dibersihkan. O : Sekitar luka tampak bengkak, luka tampak bersih, tidak ada pus/purulen pada luka, infus lancar. TTV : TD : 120/80 mmHg, N : 82 x/mnt, S : 36,2 o C, RR : 20 x/mnt. A: Masalah tidak menjadi aktual. P: Intervensi diagnosa 4, dilanjutkan oleh perawat ruangan.

Klien mengatakan sudah bisa duduk-duduk sebentar. Klien mengatakan sakitnya muncul bila banyak bergerak. Klien mengatakan akan mencoba untuk berjalan. Keadaan umum lebih rileks, aktivitas klien 25 % masih dibantu perawat dan keluarga (mandi, makan, minum, BAB). Masalah teratasi sebagian. Intervensi diagnosa 3, dilanjutkan oleh perawat ruangan.

O:

A:

P:

Evaluasi
DX. 5 (SENIN, 18 JULI 2007)

EXIT

S: Klien mengatakan sudah bisa membuka mulutnya. Klien mengatakan masih sedikit sakit saat membuka mulutnya. Klien mengatakan porsi makannya sudah meningkat/habis. O: Daerah sekitar luka pada pipi kanan tampak bengkak. Klien tampak menghabiskan porsi yang dihidangkan. A: Masalah tidak menjadi aktual. P: Intervensi diagnosa 5, dilanjutkan oleh perawat ruangan.

BAB IV PEMBAHASAN
A.

EXIT

PENGKAJIAN

Untuk data aktivitas yang ada secara teori sesuai dengan data yang ada pada Tn. A. Pada data sirkulasi pada Tn. A tidak ditemukan adanya hipertensi / hipotensi, takikardi, penurunan / tak ada nadi pada bagian yang terkena, pengisian kapiler lambat, pucat pada bagian yang terkena. Pada kasus Tn. A. Data yang sesuai hanya kelemahan, kesulitan bergerak terutama daerah fraktur, spasme otot. Data yang muncul pada Tn. A sesuai dengan data yang ada secara teoritis seperti : nyeri pada area cedera, kerusakan tulang, dan imobilisasi. Untuk data keamanan secara teoritis seperti laserasi kulit, avulsi jaringan, perdarahan dan pembengkakan jaringan juga muncul pada data yang ada pada Tn. A.

PEMBAHASAN
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN.

EXIT

Secara teori terdapat delapan diagnosa, tetapi data yang di dapat pada Tn. A ada lima diagnosa yang didapat. 4 Dx. sesuai dgn toeri dan 1 Dx. sesuai dengan keadaan klien saat dikaji.

C. PERENCANAAN. Perencanaan tindakan sesuai dengan yang ada di teori dan semua perencanaan dapat dilaksanakan dan diaplikasikan pada Tn. A
D. IMPLEMENTASI. Implementasi keperawatan mengacu pada rencana yang telah ditetapkan sesuai dengan diagnosa yang ada. E. EVALUASI. Untuk diagnosa keperawatan aktual masalah keperawatan teratasi sebagian sedangkan untuk resiko tidak menjadi aktual.

BAB V PENUTUP

EXIT

Fraktur adalah putusnya atau pecahnya

kontinuitas dari struktur tulang. Penyebabnya dapat disebabkan trauma; Trauma, patologis, dan stress. Tanda dan gejala yang muncul pada klien yang mengalami fraktur adalah nyeri, imobilisasi, Deformitas, krepitus, Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi sebagai akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur. Diagnosa yang muncul sesuai data yang ada pada teoritis ada lima diagnosa keperawatan pada Tn. A.

EXIT

SARAN

Bagi institusi pendidikan. Bagi perawat ruangan dan tim kesehatan. Bagi mahasiswa dan mahasiswi. Bagi klien dan keluarga .

DAFTAR PUSTAKA

EXIT

Barbara, E. ( 1998 ). Rencana asuhan keperawaran medikal bedah. ( Vol. 2 ).

Jakarta : EGC. Brunner & Suddarth. ( 2001 ). Buku ajar keperawatan medikal bedah bedah. (Ed. 8). Jakarta : EGC. Corwin, E. J. ( 2000 ). Buku saku patofisiologi. Jakarta : EGC. Doenges, M. E., Moorhouse, M. F., Geissler, A. C. ( 1999 ). Rencana asuhan keperawatan : Pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. ( Ed. 3 ). Jakarta EGC. Harnowo, S, dan Susanto, F. H. ( 2001 ). Keperawatan medikal bedah untuk akademi keperawatan. Jakarta : Widya Medika. Lewis, S.M., Heithkemper, M.M., Dirksen, S.R. (2000). Medical surgical nursing : assessment and management of clinical problems (5th ed). St. Louis : Mosby. Nettina, S. M. ( 2000 ). The lippincott manual of nursing practice. ( 7 th ed ). Philadelphia : Lippincott. Reeves, C. J.,Roux, G., Lockhart, R. ( 2001 ). Keperawatan medical bedah ( Ed. 1). Jakarta : Salemba Medika. Rasjad, C. ( 1998 ). Pengantar ilmu bedah ortopedi. Ujung Pandang : Bintang Lamumpatue. Suriadi dan Yuliani. ( 2001 ). Asuhan keperawatan pada anak. ( Ed. 1 ). Jakarta : Sagung Seto. Wong, D. L. ( 2003 ). Pedoman klinis keperawatan pediatrik. ( Ed. 4 ). Jakarta EGC.

EXIT JUDUL LATAR BELAKANG TUJUAN FISIOLOGI TULANG PENGERTIAN FRAKTUR ETIOLOGI

PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS PENATALAK SANAAN DIAGNOSA END

BAB III DATA FOKUS

You might also like