You are on page 1of 10

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Meningkatnya prevalensi diabetes mellitus di berbagai negara berkembang akibat peningkatan kemakmuran di negara bersangkutan, akhir-akhir ini banyak disoroti. Peningkatan pendapatan per kapita dan perubahan gaya hidup terutama di kota-kota besar, menyebabkan peningkatan prevalensi penyakit degeneratif, salah satunya adalah penyakit diabetes mellitus. Diabetes mellitus merupakan salah satu masalah kesehatan yang berdampak pada produktivitas dan dapat menurunkan sumber daya manusia. Penyakit ini tidak hanya berpengaruh secara individu, tetapi sistem kesehatan suatu negara (Suyono, 2007). Angka kesakitan penyakit diabetes mellitus meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data statistik tahun 1995 dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terdapat 135 juta penderita diabetes mellitus di seluruh dunia. Tahun 2025 jumlah diabetes mellitus diperkirakan akan melonjak lagi mencapai sekitar 230 juta. Angka mengejutkan dilansir oleh beberapa Perhimpunan Diabetes Internasional memprediksi jumlah penderita diabetes mellitus lebih dari 220 juta penderita di tahun 2010 dan lebih 300 juta di tahun 2025 (Kristiana, 2012 : vii). Meningkatnya prevalensi diabetes di dunia menyebabkan peningkatan kasus amputasi kaki karena komplikasi diabetes. Studi epidemiologi melaporkan lebih dari satu juta amputasi dilakukan pada penyandang diabetes setiap tahunnya. Ini berarti setiap 30 detik ada kasus amputasi kaki karena diabetes terjadi di

seluruh dunia. Data penelitian Indonesia menunjukkan angka amputasi 15-30 % dan angka kematian 17-32 %, serta hari perawatan untuk 28-40 hari (Kristiana, 2012 : 30). Diabetes Mellitus (DM) adalah salah satu penyebab utama kematian yang disebabkan oleh karena pola makan/nutrisi, perilaku tidak sehat, kurang aktifitas fisik dan stres. Dari 10 penyakit rawat jalan terbanyak di rumah sakit, di setiap penyakit dapat terlihat bahwa kasus pada pasien perempuan lebih besar daripada laki-laki. Proporsi perempuan terbanyak pada penyakit Diabetes Melitus sebesar 88,48% (Depkes,2011). Menurut laporan Riskesdas 2007, DM menyumbang 4,2% kematian pada kelompok umur 15-44 tahun di daerah perkotaan dan merupakan penyebab kematian tertinggi ke-6. Selain pada kelompok tersebut, DM juga merupakan penyebab kematian tertinggi ke-2 pada kelompok umur 45-54 tahun di perkotaan (14,7%) dan tertinggi ke-6 di daerah perdesaan(5,8%) (Depkes,2011). Pada tahun 2011 saja, penderita diabetes mellitus di Bali tercatat sekitar 4023 orang dengan rincian DM tergantung insulin 804 orang, DM tidak tergantung insulin 795 orang, DM yang diakibatkan malnutrisi 103 orang, DM yang tidak diketahui lainnya 153 orang dan DM yang tidak terdeteksi 2163 orang. (Bali Post, 2012) Berdasarkan data dari Puskesmas I Denpasar Selatan tercatat jumlah individu yang menderita Diabetes Mellitus tipe 2 pada tahun 2012 sebanyak 1647 orang dan menduduki peringkat ke enam dari 20 penyakit yang paling banyak diderita di Puskesmas I Denpasar Selatan. Pada tahun 2013 sampai Bulan

November tercatat jumlah individu yang menderita Diabetes Mellitus tipe 2 sebanyak 1368 orang dan menempati urutan ke empat dari 20 penyakit yang paling banyak diderita di Puskesmas I Denpasar Selatan (Puskesmas I Denpasar Selatan Tahun 2013). Diabetes merupakan penyakit yang memiliki banyak komplikasi (menyebabkan terjadinya penyakit lain) yang paling banyak. Hal ini berkaitan dengan kadar gula darah yang tinggi terus menerus, sehingga berakibat rusaknya pembuluh darah, saraf dan struktur internal lainnya. Komplikasi kronik terjadi di seluruh tubuh. Sirkulasi darah yang buruk melalui pembuluh darah besar bisa melukai otak, jantung, dan pembuluh darah kaki (makroangiopati) (Kristiana, 2012 : 19). Kerusakan pada saraf menyebabkan kulit lebih sering mengalami cedera karena penderita tidak dapat membedakan perubahan tekanan maupun suhu. Berkurangnya aliran darah ke kulit juga bisa menyebabkan ulkus (borok) dan semua penyembuhan luka berjalan lambat. Ulkus di kaki bisa sangat dalam dan mengalami infeksi serta masa penyembuhan lama sehingga sebagian tungkai harus diamputasi (Kristiana, 2012 : 21). Penderita diabetes mellitus perlu memberikan perhatian lebih terhadap kesehatan kaki karena diabetes dapat menimbulkan komplikasi yang dikenal dengan istilah kaki diabetic (diabetic foot). Kaki diabetik merupakan salah satu komplikasi diabetes yang masih luput dari perhatian. Padahal, konsekuensi dari kaki diabetic yang terlanjur memburuk dapat menyebabkan gangren dan mengarah pada tindakan amputasi. Kaki diabetic merupakan komplikasi yang serius dan ,ahal dari diabetes (Nabyl, 2012 : 54).

Prevalensi diabetes mellitus makin hari makin meningkat baik di negara sedang berkembang seperti Indonesia, maupun di negara-negara berkembang lainnya. Kenyataan ini mesti disikapi dengan upaya pencegahan primer, pencegahan sekunder, maupun pencegahan tersier. Upaya pencegahan primer yaitu melakukan modifikasi gaya hidup (lifestyle) baik dengan endekatan farmakologik maupun nonfarmakologik. Upaya pencegahan sekunder ditunjukkan agar tidak terjadi komplikasi pembuluh darah kecil dan besar (mikro dan makro angiopati diabetika). Mencegah meningkatnya risiko kematian dini maupun mencegah bertambahnya kecacatan permanen adalah tujuan pencegahan tersier. (Kristiana, 2012 : iii). Untuk keberhasilan pengobatan kaki diabetik sangat diperlukan sikap dan sifat kepedulian, kerja sama yang aktif antara penderita, medis dan paramedik terkait (Kristiana, 2012 : 33). Dari masalah diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat kepatuhan sangat mempengaruhi pada kekambuhan dan komplikasi yang berkelajutan sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran tingkat kepatuhan pasien diabetes mellitus tipe 2 dalam pencegahan kaki diabetik di Puskesmas I Denpasar Selatan Tahun 2014.

B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah bagaimanakah gambaran tingkat kepatuhan pasien diabetes mellitus tipe 2 dalam pencegahan kaki diabetik di Puskesmas I Denpasar Selatan Tahun 2014?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran tingkat kepatuhan pasien diabetes mellitus tipe 2 dalam pencegahan kaki diabetik di Puskesmas I Denpasar Selatan Tahun 2014. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi karakteristik pasien diabetes mellitus tipe 2 dalam pencegahan kaki diabetik yang meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan. b. Menganalis kepatuhan pasien diabetes mellitus tipe 2 dalam pencegahan kaki diabetik meliputi

D. Manfaat Penelitian Manfaat dalam penelitiaan ini adalah : 1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam pengembangan ilmu keperawatan khususnya tentang gambaran kepatuhan pasien diabetes mellitus tipe 2 dalam pencegahan kaki diabetik khususnya di Puskesmas I Denpasar Selatan. 2. Manfaat praktis Hasil penelitian ini sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi perawat di puskesmas untuk melakukan penyuluhan lebih lanjut tentang pencegahan kaki diabetik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP KAKI DIABETIK 1. Pengertian Kaki Diabetik Kaki diabetik adalah luka pada kaki yang merah kehitam-hitaman yang berbau busuk akibat sumbatan yang terjadi pada pembuluh darah sedang atau besar di tungkai (Nabyl, 2012).

2. Etiologi Menurut Nabyl (2012), terjadinya kaki diabetik sendiri disebabkan oleh faktor-faktor disebutkan dalam etiologi. Faktor utama yang berperan timbulnya kaki diabetik adalah angiopati, neuropati, dan infeksi. a. Neuropati Neuropati merupakan faktor penting untuk terjadinya kaki diabetik. Adanya neuropati perifer akan menyebabkan terjadinya gangguan sensorik maupun motorik. Gangguan sensorik akan menyebabkan hilang atau menurunnya sensasi nyeri pada kaki, sehingga akan mengalami trauma tanpa terasa yang mengakibatkan terjadinya ulkus pada kaki. Gangguan motorik juga akan mengakibatkan terjadinya atrofi otot kaki, sehingga merubah titik tumpu yang menyebabkan uslsetrasi pada kaki pasien. b. Angiopati

Angiopati akan menyebabkan terganggunya aliran darah ke kaki. Apabila sumbatan darah terjadi pada pembuluh darah yang lebih besar maka penderita akan terasa sakit tungkainya sesudah ia berjalan pada jarak tertentu. Manifestasi gangguan pembuluh darah yang lain dapat berupa : ujung kaki terasa dingin, nyeri kaki di malam hari, denyut arteri hilang, kaki menjadi pucat bila dinaikkan. Adanya angiopati tersebut akan menyebabkan terjadinya penurunan asupan nutrisi, oksigen (zat asam) serta antibiotika sehingga menyebabkan luka sulit sembuh. c. Infeksi Infeksi sering merupakan komplikasi yang menyertai kaki diabetik akibat berkurangnya aliran darah atau neuropati, sehingga faktor angiopati dan infeksi berpengaruh terhadap penyembuhan atau pengobatan dari kaki diabetik.

3. Klasifikasi Menurut Nabyl (2012) gangren kaki diabetik sendiri dapat dibagi menjadi enam tingkatan yaitu : a. Derajat 0 Tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan kemungkinan disertai kelainan bentuk kaki seperti claw, kalus. b. Derajat 1 Ulkus superfisisal terbatas pada kulit. c. Derajat 2 Ulkus dalam menembus tendon dan tulang. d. Derajat 3 Abses dalam, dengan atau tanpa osteomyelitis.

e. Derajat 4 Gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau tanpa selulitis f. Derajat 5 Gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai. 4. Pencegahan

Perawatan Kaki Bagi Penderita Diabetes

Salah satu komplikasi yang sering terjadi pada pasien diabetes melitus adalah masalah kaki. Misalnya luka pada kaki yang tidak kunjung sembuh, infeksi bakteri atau jamur, dan yang paling parah adalah pembusukan jaringan sehingga perlu dilakukan amputasi. Masalah pada kaki penderita DM disebabkan oleh dua hal, yakni: 1. Aliran darah yang buruk. Hal ini terjadi karena kerusakan pembuluh darah yang disebabkan oleh kadar gula darah yang tinggi dalam waktu lama. Aliran darah yang terganggu menyebabkan kaki tidak mendapatkan nutrisi yang cukup, sehingga kulit kaki menjadi lemah, mudah luka dan sukar sembuh jika terjadi luka. 2. Kerusakan saraf. Hal ini juga terjadi karena kadar gula darah yang tinggi dalam waktu lama. Kerusakan saraf menyebabkan kepekaan seorang pasien DM terhadap rasa nyeri menjadi berkurang, sehingga pasien tidak sadar saat kakinya terluka. Untuk mencegah terjadinya masalah kaki pada pasien DM, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengendalikan kadar gula darah seoptimal mungkin dan berhenti merokok. Selain itu, pasien DM juga harus membiasakan diri merawat kakinya. Perawatan harian yang dapat dilakukan adalah mencuci kaki dengan sabun dan air hangat. Setelah itu, kaki harus dikeringkan dengan benar sampai ke sela-sela jari agar tidak terinfeksi jamur. Oleskan pelembab untuk mencegah kulit kering, tetapi jangan oleskan pelembab pada sela-sela jari. Jangan merendam kaki Anda, karena akan membuat kulit rusak, sehingga mudah terkena infeksi.

Saat mencuci atau mengoleskan pelembab pada kaki, perhatikan kaki Anda! Apakah terdapat bercak merah, kapalan, luka, kuku yang tumbuh menusuk jari kaki, kuku kuning dan rapuh, pembengkakan kaki, kulit kaki pecah pecah ataupun melepuh. Perhatikan juga warna kulit kaki yang menjadi biru atau hitam. Hal ini menandakan aliran darah yang buruk sehingga butuh penanganan segera. Jika sulit untuk melihat telapak kaki, gunakanlah cermin atau minta tolong kepada orang serumah. Guntinglah kuku kaki Anda setiap bulan dengan arah lurus, kikir ujung-ujung kuku yang tajam dengan pengikir kuku dan jangan menggunting kutikula kuku Anda. Pasian DM harus selalu menggunakan alas kaki yang nyaman dipakai, baik di dalam maupun di luar rumah. Alas kaki tidak boleh kebesaran maupun kekecilan karena dapat menyebabkan kaki lecet. Periksalah bagian dalam sepatu sebelum menggunakannya untuk memastikan tidak ada benda tajam yang dapat melukai kaki. Untuk menjaga aliran darah ke kaki tetap baik, angkat kaki Anda saat duduk, lalu gerakkan jari-jari kaki dan pergelangan kaki ke atas dan ke bawah selama 5 menit sebanyak 2 -3 kali sehari. Jangan melipat kaki Anda dalam waktu lama! Selain merawat kaki sendiri di rumah, pasien diabetes juga perlu memeriksakan kakinya ke dokter sambil memeriksakan kadar gula darahnya. Dokter akan memeriksa denyut nadi kaki Anda, sensibilitas, dan kelainan-kelainan yang mungkin terjadi pada kaki Anda. Dr regina

Read more: http://diabetesmelitus.org/perawatan-kaki-diabetes/#ixzz2lT8PcxFk

http://diabetesmelitus.org/perawatan-kaki-diabetes/

Daftar Pustaka

http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberitaminggu&kid=2 4&id=66866 judul : Di Bali Penyakit Noninfeksi Didominasi DM dan Hipertensi.2012.

You might also like