You are on page 1of 17

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Pada jaman modern seperti ini sudah banyak peralatan canggih yang

digunakan oleh para medis untuk membantu mengobati pasien. Alat-alatnya pun sangat beragam, dari mulai peralatan yang sederhana hingga ke peralatan yang pembuatannya rumit. Salah satu dari alat tersebut adalah Spirometer. Alat ini memiliki peran penting untuk pasien yang terkena gangguan pernapasan, seperti empysema. Dalam makalah ini kami melatar belakangi bahwa pentingnya mengetahui tentang bagaimana cara melatih pasien dengan alat bantu jalan. Maka dari itu kami akan menguraikan tentang hal tersebut dalam makalah yang berjudul Melatih Pasien dengan Alat antu !alan". B. Tujuan

1. Tujuan Umum Agar mahasiswa mengetahui dan memahami tentang Melatih Pasien dengan Alat antu !alan. 2. Tujuan Khusus #ntuk mengetahui dan memahami tentang $ %onsep &eori Membantu klien berjalan menggunakan kruk 'entang (erak

Membantu Pasien erjalan Menggunakan Alat &ongkat Membantu Pasien menggunakan %ursi 'oda

C. S stemat ka Penul san %A&A P*+(A+&A' DA,&A' -SA - P*+DA.#/#A+ A. /atar elakang . &ujuan 0. Sistematika Penulisan A -- M*/A&-. PAS-*+ D*+(A+ A/A& A+&# !A/A+ A. %onsep &eori . Membantu klien berjalan menggunakan kruk 0. 'entang (erak D. Membantu Pasien erjalan Menggunakan Alat &ongkat1 *. Membantu Pasien menggunakan %ursi 'oda A --- P*+#&#P A. %esimpulan . Saran DA,&A' P#S&A%A

BAB II !ELATIH PASIEN DEN"AN ALAT BANTU #ALAN A. K$nse% Te$r Pengert an Membantu klien berjalan dengan menggunakan alat bantu kruk" dan melakukan range o3 motion" merupakan suatu tindakan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan klien dalam mobilisasi. Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak bebas. Pergerakan atau mekanika tubuh merupakan koordinasi dari sistem muskuloskeletal dan sistem sara3 dalam mempertahankan keseimbangan, postur tubuh, dan kesejajaran tubuh selama berakti4itas sehari-hari. Sedangkan imobilisasi adalah suatu keadaan ketika indi4idu mengalami atau berisiko mengalami keterbatasan gerak 3isik. Anat$m Sistem tubuh yang berkoordinasi adalah sistem musculoskeletal dan sistem sara3. Sistem skeletal terdiri dari tulang, sendi, ligament, tendon, dan kartilago. 5tot atau muskul terutama ber3ungsi mempertahankan postur, berbentuk pendek, dan menyerupai kulit karena membungkus tendon dengan arah miring berkumpul secara tidak langsung pada tendon. Pergerakan dan postur tubuh diatur oleh sistem sara3. Area motorik yang utama terdapat di korteks serebral, yaitu di girus prasentral atau jalur motorik. Serabut motorik turun dari girus prasentral dan bersilangan pada

tingkat medulla. Sehingga serabut motorik dari jalur motorik kanan mengawali gerakan 4olunter dari bagian tubuh kiri, dan serabut dari jalur motorik kiri mengawali gerakan 4olunteer dari bagian tubuh kanan. &ransmisi impuls dari sistem sara3 ke sistem musculoskeletal merupakan peristiwa kimia listrik dan membutuhkan neurotransmiter. Pada dasarnya, neurotransmitter merupakan substansi kimia seperti asetikolin yang memindahkan impuls listrik dari sara3 yang bersilangan pada simpul mioneural di otot. +eurotransmitter mencapai otot dan menstimulasinya sehingga menyebabkan gerakan. Pengaruh & s $l$g gangguan m$' l sas Perubahan sistem respirasi yang menyebabkan komplikasi paru. %omplikasi yang sering terjadi adalah atelestatik, pneumonia hipostatik, penurunan kemampuan batuk produkti3. Perubahan sistem kardio4askuler menyebabkan hipotensi ortostatik, peningkatan beban jantung, pembentukan trombus. Perubahan metabolik menyebabkan terjadi nya gangguan 3ungsi metabolik, laju metabolik, metabolism karbohidrat, lemak dan protein, ketidakseimbangan cairan elektrolit, kalsium, gangguan pencernaan. Perubahan pada sistem musculoskeletal, klien dapat mengalami keseimbangan nitrogen negati3 dan kehilangan berat badan, penurunan masa otot, dan kelemahan akibat katabolisme jaringan. Perubahan sistem integument yaitu terjadinya dekubitus karena jaringan tertekan. B. !em'antu kl en 'erjalan menggunakan kruk Postur jalan normal adalah kepala tegak, 4ertebra ser4ikal, torakal, lumbal sejajar, pinggul dan lutut berada dalam keadaan 3leksi yang sesuai, dan lengan bebas berayun bersama dengan kaki. %ruk dapat digunakan secara temporer, seperti pada setelah kerusakan ligament di lutut. %ruk dapat digunakan permanen, seperti klien paralis ekstremitas bawah. %ruk terbuat dari kayu atau logam. Ada dua tipe kruk, kruk lofstrand dengan pengatur ganda atau kruk lengan bawah dan kruk aksila terbuat dari

kayu. %ruk lengan bawah memiliki sebuah pegangan tangan dan pembalut logam yang pas mengelilingi lengan bawah. Pembalut logam dan pegangan tangan diatur agar sesuai dengan ketinggian klien. %ruk aksila mempunyai garis permukaan yang seperti bantalan pada bagian atas, berada tepat di bawah aksila. Pegangan tangan berbentuk batang yang dipegang setinggi telapak tangan untuk menyokong tubuh. %ruk ini lebih umum digunakan. %ruk harus diukur panjang yang sesuai, dan klien harus diajarkan menggunakan kruk mereka dengan aman, mencapai kestabilan gaya berjalan, naik turun tangga, dan bangkit dari duduk. Pengukuran kruk meliputi tiga area$ tinggi klien, jarak antara bantalan kruk dengan aksila, dan sudut 3leksi siku. Pengukuran berikut, dengan klien berada pada posisi supine atau berdiri. %etika berjalan dengan kruk, berat badan klien perlu disokong oleh bahu dan lengan, bukan di bawah lengan. Siku harus ditekuk Tujuan Membantu melatih kemampuan gerak klien, melatih dan meningkatkan mobilisasi. Mencapai kestabilan klien dalam berjalan.

!an(aat %lien mampu berjalan dengan menggunakan alat bantu dan meningkatnya kemampuan mobilisasi klien. In) kas o o %lien dengan nyeri yang berhubungan dengan 3raktur dan8atau trauma %lien dengan kerusakan mobilitas 3isik yang berhubungan dengan nyeri dan bengkak sendi o o %lien amputasi kaki$ di atas atau di bawah lutut %lien dengan kerusakan mobilitas 3isik yang berhungan dengan nyeri dan kerusakan musculoskeletal

o o

%lien setelah bedah artroskopis lutut %erusakan mobilitas 3isik yang berhubungan dengan

ketidaknyamanandan imobilisasi yang diprogramkan. o o o %lien dengan 3raktur ekstremitas bawah. %lien dengan postop amputasi ekstremitas bawah. %lien dengan kelemahan kaki 8 post stroke.

K$ntra n) kas %lien dengan nyeri yang berhubungan dengan in3lamasi, insisi, dan drainase. %lien yang potensial kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan perubahan turgor kulit. Penderita demam dengan suhu tubuh lebih dari 6:o 0. Penderita dalam keadaan bedrest. Penderita dengan post op. Hal*hal +ang Harus ) %erhat kan ). Perawat 8 keluarga harus memperhatikan ketika klien akan menggunakan kruk. 2. Monitor klien saat memeriksa penggunaan kruk ; obser4asi untuk beberapa saat sampai problem hilang. 6. Perhatikan kondisi klien saat mulai berjalan. 7. Sebelum digunakan, cek dahulu kruk untuk persiapan. 9. Perhatikan lingkungan sekitar. <. (unakan WC duduk untuk buang air besar.

<

:.

ila tidak ada =0 duduk, gunakan wc biasa dengan kursi yang tengahnya diberi lubang.

>. !aga keseimbangan tubuh Pers a%an alat Menyediakan kruk yang digunakan ?kruk aksila@ Melakukan pengukuran kruk yang meliputi area tinggi klien, jarak antara bantalan kruk dengan aksila, dan sudut 3leksi siku. Pengukuran dilakukan dengan satu dari dua metode berikut, dengan klien berada pada posisi supine atau berdiri. Pada posisi telentang-ujung kruk berada )9cm di samping tumit klien. &empatkan ujung pita pungukur dengan lebar tiga sampai empat jari?7-9cm@ dari aksila dan ukur sampai tumit klien. Pada posisi berdiri-posisi kruk dan ujung kruk berada )7-)9 cm di samping dan )7-)9 cm di depan kaki klien. Dengan motede lain, siku harus dire3leksikan )9 sampai 6A derajat. ,leksi siku harus diperiksa dengan goniometer. /ebar bantalan kruk harus 6-7 lebar jari di bawah aksila. &empat berjalan, seperti lorong rumah sakit atau taman yang dilengkapi dengan tempat latihan untuk berjalan Pr$se)ur, Cara Berjalan )engan Kruk (aya berjalan empat titik ). %aji toleransi akti3itas, kekuatan, nyeri, koordinasi, kemampuan 3ungsional, dan penyakit serta cedera 2. Menjelaskan prosedur kepada klien dan keluarga 6. Memeriksa lingkungan untuk memastikan tidak rintangan di jalan klien 7. Menentukan tempat istirahat klien setelah latihan 9. Minta klien berdiri dengan posisi tripod, sebelum kruk berjalan <. Atur kesejajan kaki dan tubuh klien :. %lien memposisikan kruk pertama kali lalu memposisikan kaki yang berlawanan ?mis. %ruk kanan dengan kaki kiri@ >. %lien mengulangi urutan cari ini dengan kruk dan kaki yang lain. :

Pada gaya berjalan tiga titik , berat badan di topang pada kaki yang tidak sakit dan kemudian di kedua kruk, dan urutan ini dilakukan berulang-ulang. %aki yang sakit tidak menyentuh tanah selama berjalan ditahap awal. Secara bertahap klien mulai menyentuh, dan menopang berat badan secara penuh pada kaki yang sakit. (aya berjalan dua titik memerlukan sebagian penopang berat disetiap kaki. Setiap kruk digerakkan secara bersamaan dengan kaki yang berlawanan sehingga gerakan kruk sama dengan lengan. Mengajarkan berjalan menggunakan kruk di tangga ). Menggunakan modi3ikasi gaya berjalan tiga titik 2. %lien berdiri didasar tangga dan memindahkan berat badan ke kruk 6. %aki yang tidak sakit maju di antara kruk dan tangga 7. %emudian berat dialihkan dari kruk ke kaki yang tidak sakit 9. %lien meluruskan kedua kruk di tangga 0ara Turun Tangga ). Pindahkan pada kaki yang tidak sakit. pada

2. /etakkan kruk pada anak tangga dan mulai untuk memindahkan kruk. (erakkan kaki yang sakit ke depan 6. /uruskan kaki yang tidak sakit pada anak tangga dengan kruk. 0ara Na k Tangga ). Pindahkan berat badan pada kruk. 2. !ulurkan tungkai yang tidak sakit antara kruk dari anak tangga. 6. Pindahkan berat badan dari kruk ke tungkai yang tidak sakit. 7. /uruskan kaki yang tidak sakit pada anak tangga dengan kruk. &eknik Du)uk

). %lien diposisi pada tengah depan kursi dengan aspek posterior kaki menyentuh kursi. >

2. Memberi metode yang aman untuk duduk dan bangun dari kursi. 6. %lien memegang kedua kruk dengan tangan berlawanan dengan tungkai yang sakit. 7. ila kedua tungkai sakit, kruk ditahan, pegang pada tangan klien yang lebih kuat. 0ara +aik %endaraan &ubuh dirapatkan ke mobil, kemudian pegang bagian atas pintu, bokong diangkat kemudian naikkan kaki yang sakit. (aya erjalan 6 titik ). 2. %edua kayu penopang dan kaki yang tidak boleh menyangga dimajukan, kemudian menyusul kaki yang sehat. %edua kayu penopang lalu segera dipindahkan kemuka lagi dan pola tadi diulang lagi (aya berjalan 2 titik )@ 2@ %ruk sebelah kiri dan kaki kanan maju bersama-sama %ruk sebelah kanan dan kaki kiri maju bersama-sama.

,ull =eight earing erjalan normal, penggunaan alat penyangga di kurangi, lambat laun akhirnya dihilangkan Partial =eight earing )@ 2@ Dua tangan8 dua tongkat beserta satu tungkai lemah maju serentak. &ungkai yang sehat melangkah maju dengan berat tubuh bertumpu pada kedua tangan8tongkat serta sebagian bertumpu pada kaki yang lemah

+on weight earing ). 2. Dua tangan8 dua tungkai yang sakit maju serentak, posisi tungkai yang lemah diangkat bergantung kearah depan &ungkai yang sehat melangkah maju dengan berat tubuh bertumpu pada kedua tangan8tongkat Swing &o (ait ). 2. /angkahkan kedua kruk bersama-sama. %edua kaki diangkat dan diayunkan maju sampai pada garis yang menghubungkan kedua tangan atau ujung kruk. Swing through (ait ). 2. /angkahkan kedua kruk bersama-sama. %edua kaki diangkat, diayunkan melewati garis yang menghubungkan kedua tangan atau ujung kruk.

E-aluas Penggunaan mobilitas dan persendian klien meningkat Menggunakan alat mobilisasi dengan tepat %lien memperlihatkan cara yang lebih relaks %lien mengatakan dan mendemontrasikan prinsip penggunaan kruk yang aman

C. .entang "erak 'entang gerak adalah jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh$ sagital, 3rontal, dan trans4ersal.

)A

). /atihan rentang gerak akti3 /atihan disebut renatang gerak akti3 jika pesien melakukan latihan sendiri dengan intruksi dan kemungkian dari perawat dan anggota keluarga. 2. /atihan rentang gerak pasi3 'entang gerak yang dilakukan perawat kepada pasien, dalam kasus ini perawat melatih sendi untuk pasien. Tujuan Melakukan rentang gerak bertujuan untuk melatih akti4itas seluruh sendi tubuh sehingga sendi-sendi tersebut tidak kaku, dan tidak terjadi kecelakan saat tubuh di gerakan. Menjamin keadekuatan mobilisasi sendi. !an(aat ). Sistem kardio4askuler Meningkatkan curah jantung Memperbaiki kontraksi miokardial, menguatkan otot jantung Menurunkan tekanan darah istirahat Memperbaiki aliran balik 4ena 2. Sistem respiratori Meningkatkan 3rekuensi dan kedalam perna3asan Meningkatkan 4entilasi al4eolar Menurunkan kerja pernapasan Meningkatkan pengembangan dia3ragma 6. Sistem metabolik Meningkatkan laju metabolisme basal Meningkatkan penggunaan glukosa dan asam lemak Meningkatkan pemecahan trigliserida Meningkatkan motilitas lambung Meningkatkan produksi panas tubuh 7. Sistem musculoskeletal Memperbaiki tonus otot eberapa pasien mulai dengan latihan rentang gerak pasi3 dan meningkat pada latihan rentang gerak akti3.

))

Meningkatkan mobilisasi sendi Memperbaiki toleransi otot untuk latihan 9. &oleransi akti4itas Meningkatkan toleransi Mengurangi kelemahan <. ,aktor psikososial Meningkatkan toleransi terhadap stress Melaporkan perasaan lebih baik" In) kas %lien dengan kerusakan 3isik yang berhubungan dengan nyeri persendian dan mobilitas %lien dengan kerusakan mobilitas yang berhubungan dengan nyeri dan bengkak sendi. %lien dengan kerusakan mobilitas 3isik yang berhubungan dengan nyeri dan edema pada persendian. %erusakan mobilitas 3isik yang berhubungan dengan 3raktur dan cedera pada jaringan sekitar. %lien pasca pembedahan. %lien dengan kerusakan mobilitas 3isik yang berhungan dengan prosedur bedah pada sendi yang sakit. K$ntra n) kas %lien dengan nyeri yang berhubungan dengan in3lamsi, insisi, dan drainase. %lien yang potensial kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan perubahan turgor kulit. %lien dengan potensial terhadap perubahan per3usi$ serebral dan8atau kardiopulmonar yang berhungan dengan resiko emboli lemak. Pers a%an %eralatan ). /okasi tempat klien melakukan latihan 2. &empat istirahat klien apabila telah selesai melakukan latihan.

)2

Pr$se)ur ). %aji status kesehatan klien, kemampuan gerak sendi dan kemampuan akti3itas klien, kemampuan dan kemauan klien untuk bekerja sama dalam latihan, adanya nyeri, kekakuan, kelemahan dan bengkak, serta cek tanda-tanda 4ital. 2. !elaskan kepada klien dan keluarga tentang prosedur yang akan dilakukan 6. !aga pri4asi klien 7. 0uci tangan 9. /epaskan pengaman tempat tidur <. /akukan latihan minimal tiga kali pada setiap sendi. /atihan dapat dilakukan dari anggota tubuh bagian atas ke anggota tubuh bagian bawah. D. !em'antu Pas en Berjalan !enggunakan Alat T$ngkat &ongkat adalah alat yang ringan, mudah dipindahkan, setinggi pinggang, terbuat dari kayu atau logam. Ada 2 tipe tongkat umum$ ). &ongkat berkaki panjang lurus ?single straight-legged@ &ongkat berkaki lurus lebih umum dan digunakan untuk sokongan dan keseimbangan klien yang kekuatan kakinya yang menurun. &ongkat ini harus dipakai pada sisi tubuh yang terkuat. #ntuk sokongan maksimum ketika berjalan, klien menempatkan tongkat berada depan )9-29 cm, menjaga berat badan pada kedua kaki klien. %aki yang terlemah bergerak maju dengan tongkat sehingga berat badan dibagi antara tongkat dan kaki yang terkuat. %aki yang terkuat maju setelah tongkat, sehingga kaki yang terlemah dan berat badan disokong oleh tongkat dan kaki terlemah. #ntuk berjalan, klien mengulangi tahap ini terus menerus. 2. &ongkat berkaki segi empat ?quad cane@

)6

&ongkat empat kaki memberi sokongan yang terbesardan digunakan pada kaki yang mengalami sebagian atau keseluruhan paralisis &ahapannya sama seperti pada tongkat berkaki lurus.

E. !em'antu Pas en menggunakan Kurs .$)a Kurs r$)a adalah alat bantu yang digunakan oleh orang yang mengalami kesulitan berjalan menggunakan kaki, baik dikarenakan oleh penyakit, cedera, maupun cacat. Alat ini bisa digerakan dengan didorong oleh pihak lain, digerakan dengan menggunakan tangan, atau dengan menggunakan mesin otomatis. Pemakaian pertama kursi roda di -nggris tercatat pada tahun )<:A-an. Ada beberapa jenis kursi roda yang biasa digunakan yaitu$

1. Kurs r$)a manual


Adalah kursi roda digerakkan dengan tangan si penderita cacat, merupakan kursi roda yang biasa digunakan untuk semua kegiatan. %ursi roda seperti ini tidak dapat digunakan oleh penderita cacat yang mempunyai kecacatan ditangan juga.

2. Kurs r$)a l str k


Merupakan kursi roda yang digerakkan dengan motor listrik biasanya digunakan untuk perjalanan jauh bagi penderita cacat atau bagi penderita cacat ganda sehingga tidak mampu untuk menjalankan sendiri kursi roda, untuk menjalankan kursi roda mereka cukup dengan menggunakan tuas seperti joystick untuk menjalankan maju, mengubah arah kursi roda belok kiri atau belok kanan dan untuk mengerem jalannya kursi roda.

)7

iasanya kursi roda listrik dilengkapi dengan alat untuk mengecas8mengisi ulang aki8baterainya yang dapat langsung dimasukkan dalam stop kontak dirumah8bangunan yang dikunjungi.

/. Kurs r$)a untuk s%$rt


Suatu kursi roda untuk balapan. %ursi roda manual untuk kegiatan olah raga, pada balapan kursi roda yang direncanakan untuk berjalan dengan cepat dibutuhkan upaya untuk meningkatkan kestabilan dengan menggunakan tambahan ) roda didepan seperti trike ?sepeda roda tiga@. Merupakan perangkat yang umum ditemukan dalam pekan olah raga8olimpiade bagi penderita cacat. Fasilitas bagi pengguna kursi roda eberapa 3asititas umum wajib dilengkapi dengan aksesibilitas bagi pengguna kursi roda seperti$

&rotoar yang dilengkapi kelandaian pada setiap persilangan8persimpangan dengan jalan ataupun akses bangunan. %elandaian untuk masuk gedung, /i3t khusus di bangunan bertingkat yang dilengkapi dengan eskalator Angkutan umum dengan lantai yang rendah ?low 3loor@ ,asilitas parkir mobil yang khusus bagi penderita cacat.

BAB III PENUTUP A. Kes m%ulan 'entang gerak adalah jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh$ sagital, 3rontal, dan

)9

trans4ersal. /atihan rentang gerak itu sendiri terbagi atas dua, yaitu latihan rentang gerak akti3 dan latihan rentang gerak pasi3. 'entang gerak yang dilakukan perawat kepada pasien, dalam kasus ini perawat melatih sendi untuk pasien. eberapa pasien mulai dengan latihan rentang gerak pasi3 dan meningkat pada latihan rentang gerak akti3. Melakukan rentang gerak bertujuan untuk melatih akti4itas seluruh sendi tubuh sehingga sendi-sendi tersebut tidak kaku, dan tidak terjadi kecelakan saat tubuh di gerakan. Menjamin keadekuatan mobilisasi sendi. Pada klien yang mengalami imobilisasi dan membutuhkan alat bantu untuk bermobilisasi atau berjalan maka perawat dapat memberikan latihan berjalan dengan kruk. Penggunaan kruk harus tepat agar tidak terjadi cedera pada klien. B. Saran Setelah mengetahui dan memahami bagaimana prosedur melatih rentang gerak dan mengajarkan berjalan dengan kruk, seorang perawat harus mampu mengajarkan prosedur yang benar dan aman kepada klien. Sehingga klien dapat melakukan secara mandiri.

DA&TA. PUSTAKA

%usyati, *ni. 2AA<. Keterampilan dan Prosedur Laboratorium. !akarta$ *(0 Perry, Potter. 2AA9. Fundamental Keperawatan volume 2. !akarta$ *(0

)<

Perry, Potter Peterson. 2AA9. Keterampilan dan Prosedur dasar. !akarta$ *(0 &ucker, Susan Martin, dkk. )BB>. tandar Perawatan Pasien volume !. !akarta$ *(0 =artonah, &arwoto. 2AA<. Kebutuhan "asar #anusia dan Proses Keperawatan. !akarta$ *(0 =ho. )BB>. Pedoman perawatan pasien. &erj. Monica ester. !akarta$ *(0 www. Scribd.com

):

You might also like