You are on page 1of 18

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Campak dalam sejarah anak telah dikenal sebagai pembunuh terbesar, meskipun adanya vaksin telah dikembangkan lebih dari 30 tahun yang lalu, virus campak ini menyerang 50 juta orang setiap tahun dan menyebabkan lebih dari 1 juta kematian. Insiden terbanyak berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas penyakit campak yaitu pada negara berkembang, meskipun masih mengenai beberapa negara maju seperti Amerika erikat. Campak adalah salah satu penyakit in!eksi yang dapat dicegah dengan imunisasi dan masih masalah kesehatan di Indonesia. "enyakit ini umumnya menyerang anak umur di ba#ah lima tahun $%alita& akan tatapi campak bisa menyerang semua umur. Campak telah banyak diteliti, namun masih banyak terdapat perbedaan pendapat dalam penanganannya. Imunisasi yang tepat pada #aktunya dan penanganan sedini mungkin akan mengurangi komplikasi penyakit ini.

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Campak yang disebut juga dengan measles atau rubeola merupakan suatu penyakit in!eksi akut yang sangat menular, disebabkan oleh parami'ovirus yang pada umumnya menyerang anak(anak. "enyakit ini ditularkan dari orang ke orang melalui percikan liur $droplet& yang terhirup

Campak ialah penyakit in!eksi virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu) a. stadium kataral, b. stadium erupsi dan c. stadium konvalesensi. Campak adalah suatu penyakit akut menular, ditandai oleh tiga stadium) 1. tadium kataral *i tandai dengan enantem $bercak koplik& pada mukosa bukal dan !aring, demam ringan sampai sedang, konjungtivitis ringan, kory+a, dan batuk. ,. tadium erupsi *itandai dengan ruam makuler yang muncul berturut(turut pada leher dan muka, tubuh, lengan dan kaki dan disertai oleh demam tinggi. 3. tadium konvalesensi *itandai dengan hilangnya ruam sesuai urutan munculnya ruam, dan terjadi hiperpigmentasi.

2.2 Riwayat Alamiah Penyakit Cam ak -i#ayat alamiah penyakit campak melalui tahap(tahap sebagai berikut ) a. .ahap prepatogensis b. .ahap "atogenesis c. .ahap Akhir/ pasca patogenesis. 1. .ahap "repatogensis "ada tahap ini individu berada dalam keadaan normal/sehat tetapi mereka pada dasarnya peka terhadap kemungkinan terganggu oleh serangan agen penyakit $stage o! suseptibility&. 0alaupun demikian pada tahap ini sebenarnya telah terjadi interaksi antara penjamu dengan bibit penyakit. .etapi interaksi ini masih terjadi di luar tubuh, dalam arti bibit penyakit masih ada diluar tubuh pejamu dimana para kuman mengembangkan potensi in!ekti!itas, siap menyerang peniamu. "ada tahap ini belum ada tanda(tanda sakit sampai sejauh daya tahan tubuh penjamu masih kuat. 1amun begitu penjamunva 2lengah3 ataupun memang bibit penyakit menjadi lebih ganas ditambah dengan kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan pejamu, maka keadaan segera dapat berubah. "enyakit akan melanjutkan perjalanannya memasuki !ase berikutnya, tahap patogenesis. ,. .ahap "atogenesis .ahap ini meliputi 4 sub(tahap yaitu)( .ahap Inkubasi, ( .ahap *ini, ( .ahap 5anjut, dan (.ahap Akhir. .ahap Inkubasi 6asa inkubasi dari penyakit campak adalah 10(,0 hari. "ada tahap ini individu masih belum merasakan bah#a dirinya sakit.

.ahap *ini 6ulai timbulnya gejala dalam #aktu 7(14 hari setelah terin!eksi, yaitu berupa) "anas badan nyeri tenggorokan hidung meler $ Cory+a & batuk $ Cough & %ercak 8oplik nyeri otot mata merah $ conjuctivitis &

.ahap 5anjut munculnya ruam(ruam kulit yang ber#arna merah bata dari mulai kecil(kecil dan jarang kemudian menjadi banyak dan menyatu seperti pulau(pulau. -uam umumnya muncul pertama dari daerah #ajah dan tengkuk, dan segera menjalar menuju dada, punggung, perut serta terakhir kaki(tangan. "ada saat ruam ini muncul, panas si anak mencapai puncaknya $bisa mencapai 40 derajad Celsius&, ingus semakin banyak, hidung semakin mampat, tenggorok semakin sakit dan batuk(batuk kering dan juga disertai mata merah.

3. .ahap Akhir/ pasca patogenesis. %erakhirnya perjalanan penyakit campak. *apat berada dalam lima pilihan keadaan, yaitu) embuh sempurna, yakni bibit penyakit menghilang dan tubuh menjadi pulih, sehat kembali. embuh dengan cacat, yakni bibit penyakit menghilang, penyakit sudah tidak ada, tetapi tubuh tidak pulih sepenuhnya, meninggalkan bekas gangguan yang permanen berupa cacat. 8arier, di mana tubuh penderita pulih kembali, namun penyakit masih tetap ada dalam tubuh tanpa memperlihatkan gangguan penyakit. "enyakit tetap berlangsung secara kronik. 4

%erakhir dengan kematian. 2.! Eti"l"gi# E i$emi"l"gi# Pat"%i&i"l"gi $an 'e(ala )lini& Penyakit Cam ak 1. 9tiologi Campak disebabkan oleh virus -1A dari !amili parami'oviridae, genus 6orbillivirus. elama masa prodormal dan selama #aktu singkat sesudah ruam tampak, virus ditemukan dalam sekresi naso!aring, darah dan urin. :irus dapat akti! sekurang( kurangnya 34 jam dalam suhu kamar. :irus campak dapat diisolasi dalam biakan embrio manusia atau jaringan ginjal kera rhesus. "erubahan sitopatik, tampak dalam 5(10 hari, terdiri dari sel raksasa multinukleus dengan inklusi intranuklear. Antibodi dalam sirkulasi dapat dideteksi bila ruam muncul. "enyebaran virus maksimal adalah melalui percikan ludah $droplet& dari mulut selama masa prodormal $stadium kataral&. "enularan terhadap penderita rentan sering terjadi sebelum diagnosis kasus aslinya. ;rang yang terin!eksi menjadi menular pada hari ke <( 10 sesudah pemajanan, pada beberapa keadaan dapat menularkan hari ke 7. .indakan pencegahan dengan melakukan isolasi terutama di rumah sakit atau institusi lain, harus dipertahankan dari hari ke 7 sesudah pemajanan sampai hari ke 5 sesudah ruam muncul. ,. 9pidemiologi %erdasarkan hasil penyelidikan lapangan 85% campak yang dilakukan ubdit urveilans dan *aerah pada tahun 1<<=(1<<<, kasus(kasus campak terjadi karena anak belum mendapat imunisasi cukup tinggi, mencapai sekitar 40>100 persen dan mayoritas adalah balita $?70 persen&. @rekuensi 85% campak pada tahun 1<<4(1<<< berdasarkan laporan seluruh provinsi se( Indonesia ke ubdit urveilans, ber!luktuasi dan cenderung meningkat pada periode 1<<=>1<<<) dari 3, kejadian menjadi 5A kejadian. Angka !rekuensi itu sangat dipengaruhi intensitas laporan dari provinsi atau kabupaten/kota. *aerah(daerah dengan sistern pencatatan dan pelaporan yang cukup intensi! dan mempunyai kepedulian cukup tinggi terhadap pelaporan 85%, mempunyai kontribusi besar terhadap kecenderungan 5

meningkatnya !rekuensi 85% campak di Indonesia, seperti Ba#a %arat, 1.%, Bambi, %engkulu dan Cogyakarta. *ari sejumlah 85% yang dilaporkan ke ubdit urveilans, diperkirakan 85% campak sesungguhnya terjadi jauh lebih banyak. Artinya, masih banyak 85% campak yang tidak terlaporkan dari daerah dengan berbagai kendala. 0alaupun !rekuensi 85% campak yang dilaporkan itu mengalami peningkatan, tapi jumlah kasusnya cenderung menurun dengan rata(rata kasus setiap 85% selama 1<<4>1<<<, yaitu sekitar 15>55 kasus pada setiap kejadian. %erarti besarnya jumlah kasus setiap episode 85% campak selama periode itu, rata(rata tidak lebih dari 15 kasus. *ari 1< lokasi 85% campak yang diselidiki ubdit urveilans, daerah dan mahasis#a @9." $DE6& selama tahun 1<<<, terlihat attack(rate pada 85% campak dominan pada kelompok umur balita. Angka proporsi penderita pada 85% campak 1<<=>1<<< juga menunjukkan proporsi terbesar pada kelompok umur 1>4 tahun dan 5>< tahun bila dibandingkan kelompok umur lebih tua $10>14 tahun&. 3. "ato!isiologi 5esi campak terdapat di kulit, membran mukosa naso!aring, bronkus, dan saluran cerna dan pada konjungtiva. 9ksudat serosa dan proli!erasi sel mononuklear dan beberapa sel polimor!onuklear terjadi disekitar kapiler. Ada hiperplasi lim!onodi, terutama pada apendiks. "ada kulit, reaksi terutama menonjol sekitar kelenjar sebasea dan !olikel rambut. %ercak koplik pada mukosa bukal pipi berhadapan dengan molar II terdiri dari eksudat serosa dan proli!erasi sel endotel serupa dengan bercak pada lesi kulit. %ronkopneumonia dapat disebabkan oleh in!eksi bakteri sekunder. "ada kasus ense!alomielitis yang mematikan, terjadi demielinisasi pada daerah otak dan medulla spinalis. "ada "9 $ ubacute clerosing "anencephalitis& dapat terjadi degenerasi korteks dan substansia alba.

4. Eejala 8linis 6asa inkubasi 10(,0 hari dan kemudian timbul gejala(gejala yang dibagi dalam 3 stadium, yaitu) tadium kataral $prodormal&. tadium ini berlangsung selama 4(5 hari disertai gambaran klinis seperti demam, malaise, batuk, !otopobia, konjungtivitis, dan cory+a. 6enjelang akhir dari stadium kataral dan ,4 jam sebelum timbul enantem, terdapat bercak koplik ber#arna putih kelabu sebesar ujung jarum dan dikelilingi oleh eritema. 5okasinya di mukosa bukal yang berhadapan dengan molar ba#ah. Eambaran darah tepi leukopeni dan lim!ositosis.

tadium erupsi Cory+a dan batuk bertambah. .imbul enantem atau titik merah di palatum durum dan palatum mole. 8adang > kadang terlihat bercak koplik. .erjadi eritem bentuk makulopapuler disertai naiknya suhu badan. *iantara macula terdapat kulit yang normal. 6ula(mula eritema timbul dibelakang telinga, bagian atas lateral tengkuk sepanjang rambut dan bagian belakang ba#ah. 8adang(kadang terdapat perdarahan ringan pada kulit. -asa gatal, muka bengkak. -uam mencapai anggota ba#ah pada hari ke 3, dan menghilang sesuai urutan terjadinya. 7

.erdapat pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula dan di daerah leher belakang. edikit terdapat splenomegali, tidak jarang disertai diare dan muntah. :ariasi yang biasa terjadi adalah %lack 6easless, yaitu morbili yang disertai dengan perdarahan di kulit, mulut, hidung, dan traktus digestivus.

tadium konvalesensi 9rupsi berkurang menimbulkan bekas yang ber#arna lebih tua atau hiperpigmentasi $gejala patognomonik& yang lama kelamaan akan hilang sendiri. elain itu ditemukan pula kelainan kulit bersisik. Fiperpigmentasi ini merupakan gejala patognomonik untuk morbilli. "ada penyakit(penyakit lain dengan eritema atau eksantema ruam kulit menghilang tanpa hiperpigmentasi. normal kecuali bila ada komplikasi. uhu menurun sampai

5. *iagnosis *iagnosis dibuat dari gambaran klinis, selama stadium prodormal, sel raksasa multinuklear dapat ditemukan pada apusan mukosa hidung. :irus dapat diisolasi pada biakan jaringan. Angka leukosit cenderung rendah dengan lim!ositosis relati!. "ungsi lumbal pada penderita dengan ense!alitis campak biasanya menunjukkan kenaikan protein dan sedikit kenaikan lim!osit. 8adar glukosa normal. %ercak koplik dan hiperpigmentasi adalah patognomonis untuk rubeola/campak. A. 8omplikasi "ada penyakit campak terdapat resistensi umum yang menurun sehingga dapat terjadi alergi $uji tuberkulin yang semula positi! berubah menjadi negati!&. 8eadaan ini menyebabkan mudahnya terjadi komplikasi sekunder seperti) a. %ronkopnemonia %ronkopneumonia dapat disebabkan oleh virus campak atau oleh pneumococcus, streptococcus, staphylococcus. %ronkopneumonia ini dapat menyebabkan kematian bayi yang masih muda, anak dengan malnutrisi energi protein, penderita penyakit menahun seperti tuberkulosis, leukemia dan lain(lain. ;leh karena itu pada keadaan tertentu perlu dilakukan pencegahan. b. 8omplikasi neurologis 8ompilkasi neurologis pada morbili seperti hemiplegi, paraplegi, a!asia, gangguan mental, neuritis optica dan ense!alitis. c. 9ncephalitis morbili akut 9ncephalitis morbili akut ini timbul pada stadium eksantem, angka kematian rendah. Angka kejadian ense!alitis setelah in!eksi morbili ialah 1)1000 kasus, sedangkan ense!alitis setelah vaksinasi dengan virus morbili hidup adalah 1,1A tiap 1.000.000 dosis.

<

d.

"9 $ ubacute cleroting panencephalitis& "9 yaitu suatu penyakit degenerasi yang jarang dari susunan sara! pusat. *itandai oleh gejala yang terjadi secara tiba(tiba seperti kekacauan mental, dis!ungsi motorik, kejang, dan koma. "erjalan klinis lambat, biasanya meninggal dalam A bulan sampai 3 tahun setelah timbul gejala spontan. 6eskipun demikian, remisi spontan masih dapat terjadi. %iasanya terjadi pada anak yang menderita morbili sebelum usia , tahun. sedang "enyebab "9 timbul setelah 7 tahun terkena morbili, "9 setelah vaksinasi morbili terjadi 3 tahun kemudian. "9 tidak jelas tetapi ada bukti(bukti bah#a virus morbilli memegang "9 bisa timbul sampai 7 tahun kemudian "9 yang terjadi

peranan dalam patogenesisnya. Anak menderita penyakit campak sebelum umur , tahun, sedangkan menderita setelah vaksinasi campak didapatkan kira(kira 3 tahun kemudian. 8emungkinan "9 setelah vaksinasi morbili adalah 0,5(1,1 tiap 10.000.000, sedangkan setelah in!eksi campak sebesar 5,,(<,7 tiap 10.000.000. e. Immunosuppresive measles encephalopathy *idapatkan pada anak dengan morbili yang sedang menderita de!isiensi imunologik karena keganasan atau karena pemakaian obat(obatan imunosupresi!. 7. "rognosis "rognosis baik pada anak dengan keadaan umum yang baik, tetapi prognosis buruk bila keadaan umum buruk, anak yang sedang menderita penyakit kronis atau bila ada komplikasi4. Angka kematian kasus di Amerika erikat telah menurun pada tahun(tahun ini sampai tingkat rendah pada semua kelompok umur, terutama karena keadaan sosioekonomi membaik. Campak bila dimasukkan pada populasi yang sangat rentan, akibatnya bencana. 8ejadian demikian di pulau @aroe pada tahun 1=4A mengakibatkan kematian sekitar seperempat, hampir ,000 dari populasi total tanpa memandang umur.

10

2.* Pen+egahan Penyakit Cam ak a. "encegahan Imunisasi akti!. Imunisasi campak a#al dapat diberikan pada usia 1,(15 bulan tetapi mungkin diberikan lebih a#al pada daerah dimana penyakit terjadi $endemik&. Imunisasi akti! dilakukan dengan menggunakan strain ch#ar+ dan 6oraten. :aksin tersebut diberikan secara subcutan dan menyebabkan imunitas yang berlangsung lama. *ianjurkan untuk memberikan vaksin morbili tersebut pada anak berumur 10 > 15 bulan karena sebelum umur 10 bulan diperkirakan anak tidak dapat membentuk antibodi secara baik karena masih ada antibodi dari ibu. Akan tetapi dianjurkan pula agar anak yang tinggal di daerah endemis morbili dan terdapat banyak tuberkulosis diberikan vansinasi pada umur A bulan dan revaksinasi pada umur 15 bulan. *i Indonesia saat ini masih dianjurkan memberikan vaksin morbili pada anak berumur < bulan ke atas. :aksin morbili tersebut dapat diberikan pada orang yang alergi terhadap telur. Fanya saja pemberian vaksin sebaiknya ditunda sampai , minggu sembuh. :aksin ini juga dapat diberikan pada penderita tuberkulosis akti! yang sedang mendapat tuberkulosita. Akan tetapi vaksin ini tidak boleh diberikan pada #anita hamil, anak dengan tuberkulosis yang tidak diobati, penderita leukemia dan anak yang sedang mendapat pengobatan imunosupresi!. Imunisasi pasi!. Imunisasi pasi! dengan kumpulan serum orang de#asa, kumpulan serum konvalesens, globulin plasenta atau gamma globulin kumpulan plasma adalah e!ekti! untuk pencegahan dan pelemahan campak. Campak dapat dicegah dengan menggunakan imunoglobulin serum dengan dosis 0,,5 m5/kg diberikan secara intramuskuler dalam 5 hari sesudah pemajanan tetapi lebih baik sesegera mungkin. "roteksi sempurna terindikasi untuk bayi, anak dengan penyakit kronis dan untuk kontak dibangsal rumah sakit anak.

11

Isolasi "enderita rentan menghindari kontak dengan seseorang yang terkena penyakit campak dalam kurun #aktu ,0(30 hari, demikian pula bagi penderita campak untuk diisolasi selama ,0(30 hari guna menghindari penularan lingkungan sekitar.

b. "engobatan imtomatik yaitu antipiretika bila suhu tinggi, sedativum, obat batuk dan memperbaiki keadaan umum. .indakan lain adalah pengobatan segera terhadap komplikasi timbul. *iberikan sedati!, antipiretik untuk demam tinggi, tirah baring dan masukan cairan yang cukup. "enderita harus dilindungi dari kontak dengan cahaya yang kuat selama masa !oto!obia. Adanya komplikasi seperti ense!alitis, kasus harus dinilai secara individual. c. Campak di Indonesia "rogram "encegahan dan pemberantasan Campak di Indonesia pada saat ini berada pada tahap reduksi dengan pengendalian dan pencegahan 85%. Fasil pemeriksaan sample darah dan urine penderita campak pada saat 85% menunjukkan Igm positip sekitar 70G > 100G. Insidens rate semua kelompok umur dari laporan rutin "uskesmas dan -umah akit selama tahun 1<<, > 1<<= cenderung menurun, terutama terjadi penurunan yang tajam pada kelompok umur H <0G& dan merata disetiap desa masih merupakan strategi ampuh saat ini untuk mencapai reduksi campak di Indonesia pada tahun ,000. C@campak dari -umah akit maupun dari hasil penyelidikan 85% selama tahun 1<<7 > 1<<< cenderung meningkat, kemungkinan hal ini terjadi berkaitan dengan dampak kiris pangan dan gi+i, namun masih perlu dikaji secara mendalam dan komprehensive. idang 0F; tahun 1<==, menetapkan kesepakatan global untuk membasmi polio atau 9radikasi "olio $-apo&, 9liminasi .etanus 1eonatorum $9.1& dan -eduksi Campak $-9CA6& pada tahun ,000. %eberapa negara seperti Amerika, Australia dan beberapa negara lainnya telah memasuki tahap eliminasi campak. "ada sidang C*C/"AF;/0F; 1, "9, bronkopneumonia pada setiap yang

tahun 1<<A menyimpulkan bah#a campak dimungkinkan untuk dieradikasi, karena satu( satunya pejamu $host& atau reservoir campak hanya pada manusia dan adanya vaksin dengan potensi yang cukup tinggi dengan e!!ikasi vanksin =5G. *iperkirakan eradikasi akan dapat dicapai 10 > 15 tahun setelah eliminasi. "rogram imunisasi campak di Indonesia dimulai pada tahun 1<=, dan masuk dalam pengembangan program imunisasi. "ada tahun 1<<1, Indonesia dinyatakan telah mencapai DCI secara nasional. *engan keberhasilan Indonesia mencapai DCI tersebut memberikan dampak positip terhadap kecenderungan penurunan insidens campak, khususnya pada %alita dari ,0.0=/10.000 > 3,4/10.000 selama tahun 1<<, > 1<<7 $ajustment data rutin .&. 0alaupun imunisasi campak telah mencapai DCI namun dibeberapa daerah masih terjadi 85% campak, terutama di daerah dengan cakupan imunisasi rendah atau daerah kantong. 1& .ahapan pemberantasan Campak "emberantasan campak meliputi beberapa tahapan, dengan kriteria pada tiap tahap yang berbeda(beda. a. .ahap -eduksi. .ahap reduksi campak dibagi dalam , tahap) .ahap pengendalian campak. "ada tahap ini terjadi penurunan kasus dan kematian, cakupan imunisasi ?=0G, dan interval terjadinya 85% berkisar antara 4 > = tahun. .ahap pencegahan 85%. "ada tahun ini cakupan imunisasi dapat dipertahankan tinggi dan merata, terjadi penurunan tajam kasus dan kematian, dan interval terjadinya 85% relative lebih panjang. b. .ahap 9liminasi "ada tahap eliminasi, cakupan imunisasi sudah sangat tinggi $?<5G&, dan daerah( daerah dengan cakupan imunisasi rendah sudah sangat kecil jumlahnya. 8asus campak sudah jarang dan 85% hampir tidak pernah ternadi. Anak(anak yang dicurigai tidak terlindung $susceptible& harus diselidiki dan mendapat imunisasi tambahan. c. .ahap 9radikasi Cakupan imunisasi tinggi dan merata, dan kasus campak sudah tidak ditemukan. .ransmisi virus sudah dapat diputuskan, dan negara(negara di dunia sudah 13

memasuki tahap eliminasi. "ada .CE 6eeting, *akka, 1<<<, menetapkan Indonesia berada pada tahap reduksi dengan pencegahan terjadinya 85%. ,& .ujuan -eduksi Campak -eduksi campak bertujuan menurunkan angka insidens campak sebesar <0G dan angka kematian campak sebesar <5G dari angka sebelum program imunisasi campak dilaksanakan. *i Indonesia, tahap reduksi campak diperkirakan dengan insiden menjadi 50/10.000 balita, dan kematian ,/10.000 $berdasarkan tahun 1<=,&. 3& trategi -eduksi Campak -eduksi campak mempunyai strategi yaitu) Imunisasi -utin , kali, pada bayi <(11 bulan dan anak atau uplemen. urveilans Campak. ekolah *asar 8elas I $belum dilaksanakan secara nasional& dan Imunisasi .ambahan 8-.

"enyelidikan dan "enanggulangan 85% 6anajemen 8asus "emeriksaan 5aboratorium 4& 6asalah pokok urveilans dalam reduksi campak di Indonesia. urveilans dalam reduksi campak di Indonesia masih belum sebaik surveilans eradikasi polio. 8endala utama yang dihadapi adalah, kelengkapan data/laporan rutin -umah akit dan "uskesmas yang masih rendah, beberapa 85% campak yang tidak terlaporkan, pemantauan dini $ 8* > 85%& campak pada desa(desa berpotensi 85% pada umumnya belum dilakukan dengan baik terutama di "uskesmas, belum semua unit pelayanan kesehatan baik "emerintah maupun #asta ikut berkontribusi melaporkan bila menemukan campak. *ukungan dana yang belum memadai, terutama untuk melaksanakan akti! surveilans ke -umah akit dan pengembangan surveilans campak pada umumnya. urveilans campak sangat penting untuk menilai perkembangan pemberantasan campak dan untuk menentukan strategi pemberantasannya di setiap daerah. 14

5& Angka Insidens Insidens campak di Indonesia selama tahun 1<<, > 1<<= dari data rutin -umah sakit dan "uskesmas untuk semua kelompok umur cenderung menurut dengan keleng > kapan laporan rata(rata "uskesmas kurang lebih A0G dan -umah sakit 40G. "enurunan Insidens paling tajam terjadi pada kelompok umur 8ejadian 5uar %iasa $85%&. *ampak keberhasilan cakupan imunisasi campak nasional yang tinggi dapat menekan insidens rate yang cukup tajam selama 5 tahun terakhir, namun di beberapa desa tertentu masih sering terjadi 85% campak. Asumsi terjadinya 85% campak di beberapa desa tersebut, disebabkan karena cakupan imunisasi yang rendah $<0G& atau kemungkinan masih rendahnya vaksin e!!ikasi di desa tersebut. -endahnya vaksin e!!ikasi ini dapat disebabkan beberapa hal, antara lain kurang baiknya pengelolaar) rantai dingin vaksi yang diba#a kelapangan, penyimpanan vaksin di "uskesmas cara pemberian imunisasi yang, kurang baik dan sebagainya. *ari beberapa hasil penyelidikan lapangan 85% campak dilakukan oleh ubdit urveilans dan *aerah selama tahun 1<<= > 1<<<, terlihat kasus(kasus campak yang belum mendapat imunisasi masih cukup tinggi, yaitu kurang lebih 40G > 100G $Era!ik) <&. *ari sejumlah kasus(kasus yang belum mendapat imunisasi tersebut, pada umumnya $?70G& adalah %alita. @rekuensi 85% campak berdasarkan laporan yang dikirim dari seluruh propinsi Indonesia ke ubdit urveilans melalui laporan $0 1& selam tahun 1<<4 > 1<<< terlihat ber !luktuasi, dan cenderung meningkat dari tahun 1<<= > 1<<< yaitu dari 3, kejadian menjadi 5A kejadian $gra!ik) ,&. Angka !rekuensi tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas laporan 01 dari "ropinsi atau 8abupaten/8ota. *aerah(daerah dengan sistern pencatatan dan pelaporan 0l yang cukup intensive dan mempunyai kepedulian yang cukup tinggi terhadap pelaporan 0l 85%, mempunyai kontribusi yang besar terhadap kecenderungan meningkatnya !rekuensi 85% campak di Indonesia $Ba#a %arat, 1.%, Bambi %engkulu, Cogyakarta&. *ari sejumlah 85% yang dilaporkan ke ubdit urveilans, diperkirakan 85% campak yang sesungguhnya terjadi jauh lebih baik. *engan pengertian lain, masih cukup 15

banyak 85% campak yang tidak terlaporkan oleh *aerah dengan berbagai kendala. 0alaupun !rekuensi 85% campak yang dilaporkan mengalami peningkatan, namun jumlah kasusnya cenderung menurun dengan rata(rata kasus setiap 85% selam tahun 1<<4 > 1<<< sekitar 15 > 55 kasus pada setiap kejadian. %erarti besarnya jumlah kasus setiap episode 85% campak selama periode tahun tersebut rata(rata tidak lebih dari 15 kasus $gra!ik) 3 dan 4&. *ari 1< lokasi 85% campak yang diselidiki o1eh ubdit urveilans dan *aerah serta mahasis#a @9." $DE6& selama tahun 1<<<, terlihat Attack -ate pada 85% campak dominan pada kelompok umur %alita, $Era!ik 5 dan AI&. $pie diagram&. Angka proporsi penderita pada 85% campak tahun 1<<= > 1<<< juga menunjukkan proporsi terbesar pada kelompok umur 1 > 4 tahun dan > < tahun dibandingkan pada kelompok umur yang lebih tua $10 > 14 tahun& gra!ik)7. "ada kelompok 85% campak telah dilakukan pengambilan spesimen serologis dan urine untuk memastikan diagnosa lapangan dan mengetahui virus campak. Fasil pemeriksaan sampel serologis dan urine penderita campak pada 1, lokasi 85% campak di beberapa *aerah selama tahun 1<<= > 1<<< yang diperiksa oleh "uslit. "enyakit 6enular %adan 5itbangkes -I, menunjukkan Ig6 positi! sekitar 70G > 100G, $tabel) l&. Angka tersebut mengindikasikan ketajaman diagnosa campak dilapangan pada saat 85% berlangsung. Angka @atalitas 8asus $A@" atau C@-& campak di -umah akit maupun pada saat 85% terjadi selama tahun $1<<7 > 1<<<& cenderung meningkat, masing( masing dari 0,1G > 1,1G dan 1,7G > ,,4G $gra!ik =&. 8ecenderungan peningkatan C@- ini perlu pengkajian yang mendalam dan koprehensive. Badi, Insidens -ate Campak dari data rutin selama tahun 1<<, > 1<<= di Indonesia cenderung menurun untuk semua kelompok umur. "enurunan paling tajam pada kelompok umur

1A

BAB III PENU,UP


!.1 )e&im -lan Campak ialah penyakit in!eksi virus akut, menular, secara epidemiologi penyebab utama kematian terbesar pada anak. 6enurut etiologinya campak disebabkan oleh virus -1A dari !amili parami'oviridae, genus 6orbillivirus, yang ditularkan secara droplet. Eejala klinis campak terdiri dari 3 stadium, yaitu stadium kataral, stadium erupsi dan stadium konvalesensi. Campak dapat dicegah dengan melakukan imunisasi secara akti!, pasi! dan isolasi penderita. Insidens -ate Campak dari data rutin selama tahun 1<<, > 1<<= di Indonesia cenderung menurun untuk semua kelompok umur. "enurunan paling tajam pada kelompok umur !.2 Saran *engan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar dapat menelaah dan memahami apa yang telah terulis dalam makalah ini sehingga sedikit banyak bisa menambah pengetahuan pembaca. *isamping itu kami juga mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca sehinga kami bisa berorientasi lebih baik pada makalah kami selanjutnya.

17

DA.,AR PUS,A)A

6aldonado, C. ,00,. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta. 9EC. Anonim, ,00=. Measles. http)//dermnetn+.org/viral/morbilli.html. 1= januari ,010. ,0.30 *epkes, -.I. ,004. Campak di Indonesia. http)//###.penyakitmenular.in!o. 1= januari ,010. ,0.40 Imunisasi, vaksinasi. ,00=. http)//###.sidenreng.com 1< januari ,010. 01.00 Ika. ,00<. Ilmu Kesehatan Anak. http)//###.#ordpress.com 1< januari ,010. 0,.4A

1=

You might also like