You are on page 1of 20

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA PADA NY M DENGAN HIPERTENSIDI PANTI TRESNA WERDHA TERATAI PALEMBANG

I.

ma

A. PENGKAJIAN Identitas a. Identitas klien : Ny M Umur : 68 th Agama : Islam Suku : Jawa Status Pernikahan : Menikah Pendidikan : SD Pekerjaan : IRT Alamat : panti tresna werdha teratai Km 5 Tgl masuk wisma : 23 Februari 2005 Tgl pengkajian : 03 Agustus 2012 II. Alasan Masuk Panti Klien merasa dirinya sudah tua dan sudah tidak bisa banyak membantu dan klien tidak mau menjadi beban hidup keluarganya,sedangkan klien tinggal bersama adik iparnya yang hanya bekerja sebagai tukang becak dan kehidupan ekonominya tidak mencukupi oleh karena itu klien minta kepada adik iparnya agar membawa klien kepanti jompo

III. Riwayat kesahatan a. Keluhan utama Klien mengatakan seringa merasakan nyeri kepala dan pusing b. Riwayat Kesehatan Sekarang Kondisi kesehatan klien mulai menurun, klien lansia mengalami kesulitan untuk mengingat kejadian dalam jangka panjang, penglihatan dan pendengaran klien mulsi berkurang. Dan klien mulai mengalami kesulitan dalm melakukan aktivitas sehari hari, dikarenakan sendi dan tulang tulangnya sering terasa linu dan nyeri. c. Riwayat Kesejahatan terdahulu Sejak muda klien termasuk orang yang aktif dan jarang sakit. Klien tidak pernah memiliki riwayat penyakit yang tergolong serius dan klien tidak pernah dirawat dirumah sakit. d. Riwayat kesehatan keluarga

Didalam keluarga klien tidak terdapat riwayat penyakit infeksi, menular dan menahun lainnya. Anak dan suami klien meninggal bukan terkena penyakit tapi dikarenakan kecelakaan lalu lintas. IV. Riwayat Psikologis sosial Spiritual a. Psikologis 1. Harga diri Klien mengatakan malu dengan dirinya sendiri dan orang lain karena hidup didalam rumah panti jompo 2. Ideal diri Klien mengatakan ingin pulang kerumahnya tapi klien tidak mengetahui keberadaan keluarganya 3. Gambaran diri klien tidak mampu mengingat keluarga dan alamat tempat tinggalnya terdahulu, serta Klien dapat menerima bentuk dan keadaan tubuhnya apa adanya b. Hubungan sosial 1. Hubunga antar keluarga Klien tidak mengetahui akan keluarganya, klien masuk panti tampa ada keluarga yang mengetahuinya 2. Hubungan dengan orang lain Klien hanya berdiam dan sering menyendiri dan tidak mau berkumpul dengan orang lain disekitarnya dan klien jarang berkomunikasi dengan klien lainnya walaupun duduk bersampingan. c. Spiritual / kultural 1. Pelaksanaan ibadah Klien sangat menyakini agamanya dan klien sering melaksanakan ibadah jumat tapi tidak melaksanakan ibadah 5 waktu 2. Kegiatan tentang kesehatan Klien sadar bahwa keadaan kesehatannya sudah menurun, dimana klien mengetahui pengelihatan kabur, kulit keriput akibat factor penuaan. V. Pola Aktivitas Sehari hari No 1. Kegiatan Pola Nutrisi Makan Klien makan 3x sehari dengan menu seadanya, nafsu makan baik, porsi makan habis Klien makan 3x sehari, menu lengkap disertai snack tambahan, nafsu makan klien lansia baik, porsi makan habis. Klien minum 3-4 gelas perhari, disertai Sebelum masuk wisma Sesudah masuk wisma

Klien minum 3 4

Minum

gelas perhari ( 1000 cc)

satu gelas susu setiap pagi (1200cc). Klien BAB 1x sehari dengan konsistensi feces padat lunak, warna feces kuning kecoklatan.

2. - BAB

Klien BAB 1-2 x sehari dengan konsistensi feces padat lunak, warna feces kuning kecoklatan.

BAK

Klien BAK 3-4 x sehari, Klien BAK 3-4 x warna urine kuning jernih sehari, warna urine (1000cc) kuning jernih (1000cc) Pola aktivitas Klien mengalami kesulitan dlm melakukan aktivitas sehari terutama aktivitas yang cukup berat, hal ini dikarenakan penglihatan klien yang berkurang dan keadaan tubuh klien yang sudah tidak kuat lagi. DiWisma Tresna Werdha Warga Tama klien diberikan alat bantu untuk melihat seperti kaca mata, klien hanya melakukan aktivitas ringan saja, dan selebihnya dibantu oleh orang lain. Di Wisma klien tidur siang 1-2 jam/hari dan tidur malam 6-8 jam/hari Klien mampu mandi sendiri 2x sehari tanpa bantuan

Pola Istirahat

Klien tidak terbiasa tidur siang, klien tidur malam 6-8 jam/hari Klien mandi 1-2 x sehari secara mandiri tanpa bantuan

5 -

Personal Hygiene Mandi

Cuci Rambut

Klien cuci rambut 1-2x Klien mampu cuci sehari secara mandiri tanpa rambut sendiri 2x bantuan sehari tanpa bantuan Klien ganti pakaian 2x Klien mampu ganti sehari secara mandiri tanpa pakaian sendiri 2x bantuan sehari tanpa bantuan

Ganti pakaian

VI.

Pemeriksaan Fisik

Tanda tanda Umum aran : Compoginentis : 86x/mnt : 36,3 c : 26x/mnt : 190/100 mmhg : 43 kg : kesulitan untuk mengingat kejadian kejadian dalam jangka waktu yang lama yang baru saja terjadi:. b. Tanda tanda Klinis 1. Kepala uk : Simetris Warna Rambut : Hitam, Keputih putihan ukup bersih tidak terdapat ketombe enang 2. Mata Bentuk : Simetris rdapat gangguan melihat jarak jauh Pupil : Isokor Sklera : An Ikterik Konjugtiva : An Anemis 3. Telinga Bentuk : Simetris Pendengaran : Terdapat gangguan pendengaran Cukp bersih, tidak terdapat serumen berlebihan 4. Hidung Bentuk : Simetris ciuman :Tidak terdapat gangguan penciuman, dapat membedakan bau. 5. Mulut dan tenggorokan : Seluruh gigi klien sudah tanggal, klien menggunakan gigi palsu Bibir : Kering dan pecah pecah Kebersihan : Cukup bersih 6. Leher Bentuk : Simetris : Gerakan klien terbts dikarnakan penurunan tonus otot : Cukup bersih, tidak ditemukan adanya Distensi vena jugularis 7. Kulit Turgor : an elastis ( penurunan elastisitas kulit) Warna kulit : Sawo Matang Penyakit kulit : Tidak ditemukan adanya penyakit kulit : Ditemukan adanya Hiperpigmentasi pada Kulit terutama pada wajah dan Ekstremitas 8. Dada dan paru - paru a.

torik

Bentuk : Simetris Frekuensi pernapasan : 26x/mnt : Klien kadang sesak napas saat melakukan aktivitas berat Batuk : Batuk ( + ) Sputum : Sputum ( - ) 9. Cardiovascular Frekuensi Nadi : 86x/mnt : Tidak terdapat abnormalisasi bunyi jantung Oedema Perifer : Tidak ditemukan adanya Oedema Perifer 10. Abdomen Bentuk : Simetris Keadaan : Lemas datar Nyeri : Nyeri (-) pada abdomen Bising Usus : Bising usus normal, 12x/mnt Hati : Tidak terasa adanya pembesaran hati 11. System syaraf : Aktivitas motorik klien lambat, klien tidak melakukan aktivitas berat : Klien agak lambat melakukan / menerima respon yang diterima : Tonus otot klien menurun seiring dengan pertambahan usia. 12. Extremitas : Aktivitas atau pergerakan klien mengalami penurunan dikarenakan adanya penurunan tonus otot : Aktivitas atau pergerakan klien Mengalami penurunan dikarenakan Penurunan tonus otot.

c. -

Data Penunjang Segi Psikososial Klien lansia menunjukan tanda tanda meningkatnya ketergantungan fokus fokus diri lansia bertambah, memperlihatkan semakin sempitnya perhatian, membuktikan bukti nyata akan kasih sayang yang berlebihan.

d. Theraphy 1. Memenuhi kebutuhan fisik klien lansia 2. Peningkatan keamanan dan keselamatan lansia dengan menciptakan Lingkungan yang menunjang 3. Meningkatkan hubungan interpersonal melalui komunikasi efektif 4. Mengurangi ketergantungan klien lansia 5. Mencegah komplikasi penyakit dengan tindakan tindakan preventif, spt : - Nutrisi : Makanan + Suplemen tambahan

- Personal Hygiene : Mandi, cuci rambut, ganti pakaian Alat alat bantu Persepsi sensorik, spt : Alat bantu penglihatan dan pendengaran

B.

ANALISA DATA Masalah

NO Data 1. -

Kemungkinan Penyebab

2.

Ds : Gangguan rasa Otak Klien mengatakan nyeri nyaman/Nyeri kepala sampai kel leher Klien mengatakan sering Resistensi pusing apabila timbul nyri Do : pembuluh.darah otak Skala neri 5 Karakteristik hilang timbul Klien tampak memegangi Tekanan.pembuluh darah leher bagian belakang Nadi : otak 86x/mnt Suhu : 36,3 c Nyeri kepala RR : 26x/mnt T/D : 190/100 mmhg Gangguan rasa nyaman/nyeri Ds : Klien mengatakan badan Intoleransi aktivitas lemas dan kepala pusing Hipertensi Do :

Aktivitas di bantu Keadaan umum lemah

Pembluh darah

Sistemik Vasokontriksi

Afterload terjadi peningkatan

COP mengalami penurunan

Intolerasnsi aktivitas

C. PRIORITAS MASALAH 1. Gangguan rasa nyaman/Nyeri 2. Intoleransi aktivitas D. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1.Gangguan rasa nyaman/nyeri beruhubungan dengan peningkatan tekanan vascular serebral 2.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan adanya kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai
dari kebutuhan oksigen

Rencana Keperawatan Nama Umur N o 1. : Ny M : 68 thn Diagnosa Gangguan rasa nyaman/nyeri beruhubungan dengan peningkatan tekanan vascular serebral Ds : Klien mengatakan nyeri kepala sampai kel leher Klien mengatakan sering pusing apabila timbul nyri Do : Skala neri 5 Karakteristik hilang timbul Klien tampak memegangi leher bagian belakang Nadi : 86x/mnt Suhu : c RR : 26x/mnt T/D 36,3 Tujuan Setelah di lakukan tindaka keperawata n 1x24 jam lansia mengataka n nyeri berkurang dan terkontrol Dengan criteria hasil : Skala nyeri normal Klien tampak tenang TTV normal TD : 140/60 S : 36,5 C RR : 27 x/menit N : 120x/menit Intervensi 1. Mempertahanka n tirah baring 2. selama fase akut. Berikan tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala, mis: kompres 3. dingin pada dahi, pijat punggung dan leher, teknik relaksasi (panduan imajinasi, distraksi) dan 4. aktivitas waktu senggang. Hilangkan/ minimalkan aktivitas vasokontriksi 5. yang dapat meningkatkan 4. sakit kepala, mis: mengejan saat BAB, batuk panjang, membungkuk. 1. Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan. Berikan cairan, makanan lunak,2. perawatan mulut Rasionalisasi Meminimalkan stimulus/ meningkatkan relaksasi. Tindakan yang menurunkan tekanan vaskular serebaral dan yang memperlambat/ memblok respons simpatis efektif dalam menghilangkan sakit kepala dan komplikasiny Aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit kepala pada adanya peningkatan tekanan vaskular serebral. Pusing dan peningkatan kabur sering berhubungan dengan sakit kepala. Pasien juga dapat mengalami episode hipotensi postural Meningkatkan kenyaman an umum. Menurunkan/ mengontrol nyeri dan menurunkan Menyebutkan parameter membantu dalam mengkaji respons fisiologi terhadap stres aktivitas dan; bila ada merupakan indikator dari kelebihan kerja yang berkaitan dengan tingkat aktivitas. Teknik menghemat energi mengurangi

: 190/100 mmhg -

2.

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan adanya kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dari kebutuhan oksigen.

Ds : Klien Mengatakan sulit sulit melakukan aktivitas sehari hari terutama aktivitas yang berat - Klien mengatakan merasakan nyeri dan linu pada extremitas terutama ekstremitas bagian bawah

Setelah dilakukan tindakan 1. keperawata n 1x24 jam di harapkan klien dapat melakukan aktivitas lagi dengan criteria hasil 2. Berpartisi pasi dalam aktivitas yang diinginkan/ diperlukan. - Melaporkan peningkata n dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur. 3. Menunjuk kan penurunan dalam tanda-tanda intolerasi fisiologi.

yang teratur bila terjadi perdarahan hidung atau kompres telah 3. dilakukan untuk menghentikan perdarahan. Berikan sesuai indikasi : obat analgesik Kaji respons pasien terhadap aktivitas, perhatikan frekuensi nadi lebih dari 20 kali per menit di atas frekuensi istirahat; peningkatan. Instruksikan pasien tentang teknik penghematan energi, mis: menggunakan kursi saat mandi, duduk saat menyisir rambut atau menyikat gigi, melakukan aktivitas dengan perlahan. Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas/ perawatan diri bertahap jika dapat

penggunaan energi, juga membantu keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan kerja .

No 1.

Tanggal 03 Agt 21012 08.00

No. Dx

Implementasi

Respon dan 4. Klien mengerti tentang teknik apa yang di ajarkan

Paraf

1. Mengajarkan menganjurkan manajemen nyeri

5. Klien mengatakan skala 2. Dengan menarik nafas melaui nyeri dan lokasi nyeri hidung sambil menyebutkan pada bagian kepala dalam hati 6. Klien tampak rileks dan 3. Mengobservasi skla nyeri dan mengatakan lokasi nyeri berkurang nyeri

4. Melakukan pijatan masase yang 7. Klien merasa nyaman lembut 8. Klien menganggukan 5. Menganjurkan klien untuk kepala dan mengatakan istirahat tanpa bantal iya

2.

03 Agt 21012 08.00

1. Mengajarkan klien untuk banyak istirahat

1. Klien menggunakan waktunya untuk istirahat 2. Klien menggunakan alat bantu sementara untuk melakukan aktiviata

2. Memberikan dorongan untuk 3. TTV normal melakukan aktivitas - TD : 140/60 3. Mengukur tanda-tanda vital - S : 36,5 C - RR : 27 x/menit - N : 120x/menit

Evaluasi Keperawatan Tanggal No 1. 03 Agt 2012 10.00 wib No. diagnosa 1 Evaluasi Paraf

S : Klien mengatakan nyeri kepala berkurang O : skala nyeri berkurang ( 2) 4. TTV normal - TD : 140/60 - S : 36,5 C - RR : 27 x/menit - N : 120x/menit A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan S : klien mengatakan dapat melakukan aktivitas seperti biasa

03 Agt 2012 2. 10.00 wib

O : - Sebagian aktivitas klien lansia dibantu A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan

BAB IV PEMBAHASAN

Hipertensi merupakan suatu keadaan tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. Institut Nasional Jantung, Paru, dan Darah memperkirakan separuh orang yang menderita hipertensi tidak sadar akan kondisinya. Begitu penyakit ini diderita, tekanan darah pasien harus dipantau dengan interval teratur karena hipertensi merupakan kondisi seumur hidup (Brunner and Suddart , 2002). Hipertensi merupakan gejala yang paling sering ditemui pada orang lanjut usia dan menjadi faktor risiko utama insiden penyakit kardiovaskular. Karenanya, kontrol tekanan darah menjadi perawatan utama orang-orang lanjut usia. Jose Roesma, dari divisi nefrologi ilmu penyakit dalam FKUI-RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta mengungkapkan bahwa pada orang tua umumnya terjadi hipertensi dengan sistolik terisolasi yang berhubungan dengan hilangnya elastisitas arteri atau bagian dari penuaan. Setelah penulis melaksanakan asuhan keperawatan pada Ny. M dengan Hipertensidi. maka pada Bab ini penulis membahas tentang hal-hal yang menghambat & mendukung terlaksananya proses perawatan & kesenjangan-kesenjangan yang terjadi antara tinjauan teoritis dengan tinjauan kasus . Pembahasan dilakukan sesuai dengan keperawatan yang dimulai dari pengkajian, perncanaan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi. 4.1. Pengkajian Pada waktu pengkajian pada kenyataannya lebih mudah melaksanakan pengkajian secara head tu-toe daripada melakukan pengkajian per sistem. Pada saat mengakaji riwayat kesehatan klien, peran keluarga klien lebih dominan daripada klien sendiri, perankeluarga sangatkooperatif dalam memberikan berbagai informasi yang dibutuhka untuk menegakkan diagnosa, disamping itu berbagai dukungan penulis dikatakan baik

4.2. Perumusan Diagnosa : Diagnosa yang ditemukan oleh penulis pada tinjauan teoritis adalah 1). Nyeri yang berh Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload, vasokontriksi, hipertropi/ rigiditas (kekakuan ) ventrikuler. Kriteria Hasil : - Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD/ beban kerja jantung - Mempertahankan TD dalam rentang individu yang dapat diterima - Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil dalam rentang normal pasien 2). Nyeri (akut) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskular serebral. Kriteria evaluasi : - Melaporkan nyeri/ ketidaknyamanan hilang/ terkontrol. - Mengungkapkan metode yang memberikan pengurangan.

- Mengikuti regimen farmakologi yang diresepkan. 3). Intoleransi aktivitas berhubungan dengan adanya kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dari kebutuhan oksigen. Kriteria hasil : - Berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/ diperlukan. - Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur. - Menunjukkan penurunan dalam tanda-tanda intolerasi fisiologi. 4) Ansietas berhubungan dengan proses penyakit. Kriteria hasil : - Menerima dan mendiskusikan rasa takut. - Mengungkapkan pengetahuan yang akurat tentang situasi. - Mendemonstrasikan rentang perasaan yang tepat dan berkurangnya rasa takut. Diagnosa yang ditemukan oleh penulis pada tinjauan kasus adalah 3.Gangguan rasa nyaman/nyeri beruhubungan dengan peningkatan tekanan vascular serebral 4.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan adanya kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai
dari kebutuhan oksigen

Maka pada tahap perumusan masalah diagnosis ini terdapat kesenjangan antara tinjauan teoritis dan tinjauan kasus. 4.3. Perencanaan Dalam tahap perencanaan asuhan keperawatan yang dilakukukan penulis berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah didapat penulis membuat beberapa perencanaan yaitu: a. Memberikan dukungan dan support kepada lansia b. Mengatur posisi yang nyaman untuk c. Observasi TTV d. Mengukur skala nyeri 4.4. Pelaksanaan Didalam pelaksanaan, penulis melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan yang telah direncanakan, yaitu: Mengatur posisi lansia Memantau skala nyeri dan TTV

a. b.

4.5. Evaluasi Dalam asuhan keperawatan dapat di evaluasi, penulis menemukan hasil dan dapat melewati proses dengan baik yaitu: a. klien dapat relaksasi terhadap nyeri b. klien tampak tampak tenang

BAB V PENUTUP
1.1. Kesimpulan Hipertensi merupakan suatu keadaan tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Ny M di Panti Tresna Werdha Palembang , maka penulis menarik kesimpulan yaitu : 1. Masalah yang sering timbul sesuai dengan apa yang dikaji yaitu rasa nyeri yang dialami 2. Perencanaan & pelaksanaan berjalan dengan baik karena adanya kerjasama yang baik antara petugas kesehatan pasien tersebut 3. Faktor yang mempelancar proses persalinan sangat didukung dengan sikap positif klien yang mau melakukan yang diperintah oleh penolong persalinan 4. Evaluasi dari perencanaan & pelaksanaan adalah baik sesuai dengan yang diharapkan 1.2. Saran a) Untuk Klien Diharapkan klien mau memotivasi dirinya sendiri untuk pola hidup yang menuju ke arah berulangnya hipertensi, misalnya hinadri konsumsi garam berlebih, hindari stress, jangan banyak pikiran, dan olah raga teratur. Anjurkan untuk selalu cek status kesehatan ke tempat pelayanan kesehatan terdekat. Diharapkan keluarga memberikan support yang positif bagi klien demi peningakat status kesehatan klien dan diharapkan keluarga ikut waspada terhadap resiko pada keluarga klien sendiri

b) Untuk Siswa Diharapkan siswa dapat lebih mempersiapkan diri baik dari segi teori, skill, amupun mental dalam menghadapi klien agar dapat memberikan kontribusi yang maksimal bagi peningkatan status kesehatan klien. Memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif bagi klien dengan melihat aspek bio-psiko-sosio-spiritual a) Untuk panti Diharapkan adanya penambahan personil perawat demi meningakatkan kinerja dan pelayanan yang lebih maksimal.

DAFTAR PUSTAKA Brunner & Suddarth, (2002), Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta : EGC. Carpenito, (1999), Rencana asuhan & Dokumentasi keperawatan, Jakatra : EGC. Corwin, (2001). Buku saku Patofisiologi, Jakarta : EGC. Doenges, (2005), Rencana Asuhan Keperawatan , Edisi 3, Jakarta : EGC. Soeparman, (1993), Ilmu penyakit dalam, Jakarta, FKUI. Stanley, (2007), Buku ajar keperawatn gerontik, Jakarta : EGC.

You might also like