You are on page 1of 34

ASUHAN KEPERAWATAN

MUSKULOSKELETAL

GOUT

KELOMPOK :

PENDAHULUAN

Gout merupakan Gangguan metabolic yang sudah dikenal oleh Hipokrates pada zaman Yunani kuno. Pada waktu itu gout dianggap sebagai penyakit kalangan social elite yang disebabkan karena terlalu banyak makan, minum anggur,dan seks. Sejak saat itu banyak teori etiologis dan terapeutik yang telah dikemukakan, namun kini banyak yang telah diketahui mengenai penyakit gout, dan tingkat keberhasilannya cukup tinggi. (Sylvia.A Price)

DEFINISI
Gout is a type of inflammatory arthritis induced by the deposition of monosodium urate crystals in synovial fluid and other tissues. It is associated with hyperuricemia, which is defined as a serum urate level of 6.8 mg per deciliter (404 mol per liter) or more, the limit of urate solubility at physiologic temperature and PH. (Tuhina Neogi, M.D.,Ph.D). on The Clinical Problem.

CONT

Gout adalah penyakit akibat gangguan metabolism purin


yang ditandai dengan hiperurisemia dan serangan sinovitis akut berulang-ulang. Kelainan ini berkaitan dengan penimbunan Kristal urat monohidrat monosodium dan pada tahap yang lebih lanjut terjadi degenerasi tulang rawan sendi.

(Arif Muttaqin, 2008).

Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang


berhubungan dengan defek genetic pada metabolism purin

atau hiperuricemia. ( Brunner & Suddarth. 2001 ; 1810 ).

Gout adalah peradangan akibat adanya endapan kristal asam


urat pada sendi (Pusdiknakes, 1995)

ETIOLOGI

Hiposekresi

asam

urat

yang

biasanya

dikarenakan

gangguan fungsi ginjal


Faktor keturunan Meningkatnya kadar asam urat karena diet tinggi protein

dan makanan kaya senyawa purin lainnya


Konsumsi alkohol berlebih Hambatan dari pembuangan asam urat karena penyakit

tertentu

Penggunaan obat diuretika (furosemid dll)

RISK FAKTOR

The use of thiazide diuretics, cyclosporine (drug of psoriasis and arthritis rheumatoid), and low-dose aspirin (<1 g per day) can cause hyperuricemia. Whereas high-dose aspirin (3 g per day) is uricosuric. Factors that are associated with hyperuricemia and gout included insulin resistance, the metabolik syndrome, obesity, renal insufficiency, CHF and organ transplantation.

Resident macrophage lineage cells


+ NLRP3 inflammasome Pro-interleukin-1

Monosodium urate crystals

+ C5b-9
Other mediators (e.g., TNF-, Interleukin-6 and 8, leukotrienes, alarmins)

Interleukin-1

Endothelial or Synovial cell

Interleukin- 1 receptor

Adhesion molecules, chemokines

Neutrophil recruitment, activation, & release of additional inflammatory mediators

Picture: Mechanisms of inflammation in gout

MANIFESTASI KLINIS

Nyeri hebat yang tiba-tiba menyerang sendi pada saat tengah malam, biasanya pada ibu jari kaki ( sendi metatarsofalangeal pertama ) atau jari kaki

( sendi tarsal )

Jumlah sendi yang meradang kurang dari empat ( oligoartritis ) dan serangannya pada satu sisi ( unilateral ) terasa panas, bengkak, dan sangat nyeri Kulit berwarna kemerahan,

Pembengkakan sendi umumnya terjadi secara asimetris ( satu sisi tubuh ) Demam, dengan suhu tubuh 38,30C atau lebih, tidak menurun lebih dari tiga hari walau telah dilakukan perawatan

Ruam kulit, sakit tenggorokan, lidah berwarna merah atau gusi berdarah Bengkak pada kaki dan peningkatan berat badan yang tiba-tiba Diare atau muntah (VitaHealth, 2007 )

THOPUS or TOFI

SPESIFIC MANIFESTATION

GOUTS EXTREMITY

PATHWAY OF GOUT
Operator, Please click here !!!

Exogenous Purines
Endogenous Purines Dietary Restriction Body Urate Pool Renal Insuficiency or failure Figure: Management strategies in patients with hyperuricemia

Xantine Oxidase Inhibitors


Recombinant uricase

Renal Tubules

Uricosuric Agents

Medical Interventions
CLICK HERE !!!

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Gout harus dipertimbangankan pada setiap pasien laki-laki yang mengalami atritis monoartikular, terutama pada ibu jari kaki, yang awitannya terjadi secara akut. Peningkatan kadar asam urat serum sangat membantu dalam membuat diagnosis tetapi tidak spesifik, karena ada sejumlah obat-obatan yang dapat meningkatkan kadar asam urat serum. Demikian pula, cukup banyak juga orang yang mengalami hiperuresemia asimtomatik.

PENGKAJIAN

Identitas

Keluhan utama pada kasus gout, sering terjadi nyeri pada


sendi Riwayat penyakit sekarang, Penting ditanyakan berapa lama

menggunakan obat analgetik, alopurinol.

Riwayat kesehatan dahulu, Kaji adanya pemakaian alcohol yang berlebihan, penggunaan obat diuretik.

Riwayat penyakit keluarga


Riwayat psikososial

CONT

Pemeriksaan fisik

B1 (Breathing)

Inspeksi bila tidak melibatkan system pernapasan, biasanya ditemukan kesimetrisan rongga dada, klien tidak sesak napas, tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan. Palpasi: taktil premitus seimbang kanan dan kiri perkusi suara resonan pada seluruh lapang paru. Auskultasi: suara hilang atau melemah pada sisi yang sakit biasanya didapatkan suara ronchi atau mengi.

B2 (Blood)

B3 (Brain)

Pengisian kapiler kurang dari 1 detik, sering ditemukan keringat dingin karena pusing dan keringat dingin karena nyeri. Suara S1 dan S2 tunggal Biasanya kesadaran composmentis. Kepala dan wajah : ada sianosis Mata : sclera biasanya tidak ikterik, konjungtiva anemis. Pada kasus efusi pleura, hemoragic kronis Leher : biasanya jvp pada batas normal
B4 (Bladder)

Produksi urine biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada sitem perkemihan, kecuali penyakit gout sudah mengalami komplikasi ke ginjal berupa pielonefritis, bastu asam urat dan gagal ginjal kronis yang akan menimbulkan perubahan fungsi pada system ini.

B5 (bowel)

Kebutuhan eliminasi pada kasus gout tidak ada gangguan tetapi tetap perlu dikaji frekuensi, konsistensi, warna, serta bau feses. Selain itu, perlu dikaji frekuensi, kepekatan, warna dan bau serta jumlah urine. Klien biasanya mual, mengalami nyeri lambung, tidak nafsu makan, terutama klien memakai obat analgetik dan anti hiperurisemia.

B6 (bone)

Pada pengkajian ini ditemukan :

Look. Keluhan nyeri sendi yang merupakan keluhan utama

yang mendorong klien mencari pertolongan (meskipun


sebelumnya sendi sudah kaku dan berubah bentuknya. Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang menimbulkan nyeri yang lebih dibandingkan gerakan yang lain. Deformitas sendi (pembentukan tofus) terjadi dengan temuan salah satu sendi pergelangan kaki secara perlahan membesar

Feel. Ada nyeri tekan pada kaki yang membengkak Move. Hambatan gerakan sendi biasanya bertambah berat

Pemeriksaan Diagnostik Gambaran radiologis pada stadium dini terlihat perubahab yang berarti dan mungkin terlihat osteoporosis yang ringan pada kasus lebih lanjut, terlihat erosi tulang seperti lubang-lubang kecil (punch out).

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nyeri sendi yang berhubunghan dengan peradangan sendi,

penimbunan Kristal dalam membransinovia dan pembentukan


panus.

Hambatan

mobilitas

fisik

yang

berhubungan

dengan

penurunan

rentang

gerak,

kelemahan

otot,

nyeri

pada

gerakan, dan kekakuan pada sendi kaki sekunder akibat erosi tulang rawan, poliferasi, sinovia dan pembentukan panus.

Gangguan citra diri yang berhubungan dengan perubahan bentuk kaki dan terbentuknya tofus

RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN

Dx1

Tujuan: Neri berkurang/hilang dan teratasi dengan


kriteria hasil:

Klien melaporkan penurunan nyeri Menunjukkan perilaku yang lebih rileks, memperagakan keterampilan reduksi nyeri Skala nyeri 0-1 atau teratasi

Intervensi :

Bantu klien dalam mengidentifikasi faktor pencetus Jelaskan dan bantu klien terkait dengan tindakan pereda

nyeri nonfarmakologi dan non invasive

Ajarkan relaksasi: teknik terkait ketegangan otot rangka yang dapat mengurangi intensitas nyeri perhatian klien terhadap nyeri Tingkatkan pengetahuan tentang penyebab nyeri dan hubungan berapa lama nyeri akan berlangsung Hindarkan klien meminum alkohol, kafein dan obat diuretik Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian alopurinol.

Dx 2 Tujuan: klien mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannya dengan kriteria hasil:

Klien ikut dalam program latihan, Tidak mengalami kontraktur sendi, Kekuatan otot bertambah klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas dan mempertahankan koordinasi optimal

Intervensi

Kaji mobilitas yang ada dan observasi adanya peningkatan


kerusakan, kaji fungsi motorik secara teratur Ajarkan klien melakukan latihan gerak aktif pada

ekstremitas yang tidak sakit

Bantu klien melakukan latihan ROM dan perawatan diri sesuai toleransi

Pantau kemajuan dan perkembangan kemampuan klien


dalam melakukan aktivitas Kolaborasi dengan ahli fisioterapi dengan latihan fisik klien

Dx3: Tujuan: citra diri klien meningkat dengan kriteria hasil:

Klien mampu mengkomunikasikan dengan orang

terdekat tentang situasi dan perubahan yang terjadi,


mapu menyatakan penerimaan diri terhadap situasi mengakui dan menggabungkan perubahan kedalam

konsep diri dengan cara yang akurat tanpa merasa


harga diri negatif

Intervensi:

Kaji

perubahan

persepsi

dan

hubungannya

dengan

derajat

ketidakmampuan

Ingatkan kembali realitas bahwa masih dapat menggunakan sisi yang sakit dan belajar mengontrol sisi yang sehat Bantu dan anjurkan perawatan yang baik dan memperbaiki kebiasaan Anjurkan orang terdekat mengizinkan klien melakukan sebanyak mungkin hal untuk dirinya sendiri Bersama klien mencari alternatif koping yang positif

Dukung prilaku atau usaha peningkatan minat atau partisipasi dalam


aktivitas rehabilitasi Kolaborasi dengan ahli neuropsikologi dan konseling bila ada indikasi

NO

GOUT GET GOOD FOOD

You might also like