You are on page 1of 27

BAB I PENDAHULUAN

Meningitis adalah suatu peradangan yang mengenai satu atau semua lapisan selaput yang membungkus jaringan otak dan sumsum tulang belakang, yang menimbulkan eksudasi (keluarnya cairan) berupa pus (nanah) atau serosa. Meningitis biasanya disebabkan oleh infeksi infeksi virus, infeksi bakteri, jamur, dan parasit, juga bisa dari berbagai penyebab non-infeksius, seperti karena obat-obatan misalnya atau bisa juga penyebaran ke meninges (malignant meningitis). Virus yang dapat menyebabkan meningitis termasuk enterovirus, virus tipe 2 (dan kurang umum tipe ), varicella zoster virus (dikenal sebagai penyebab cacar air dan ruam saraf), virus gondok, !"V, dan #$MV. %emeriksaan yang sangat penting apabila penderita telah diduga meningitis adalah pemeriksaan lumbal pungsi (pemeriksaan cairan selaput otak). &ika berdasarkan pemeriksaan penderita didiagnosa sebagai meningitis, maka pemberian antibiotik secara infus (intravenous) adalah langkah yang baik untuk kesembuhan serta mengurangi atau menghindari risiko komplikasi. 'ntibiotik yang diberikan kepada penderita tergantung dari jenis bakteri yang ditemukan. 'dapun beberapa antibiotik yang sering diresepkan oleh dokter pada kasus meningitis yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae dan Neisseria meningitidis antara lain $ephalosporin (ceftria(one atau cefota(ime). )edangkan meningitis yang disebabkan oleh bakteri Listeria monocytogenes akan diberikan 'mpicillin, Vancomycin dan $arbapenem (meropenem), $hloramphenicol atau $eftria(one. *erapi lainnya adalah yang mengarah kepada gejala yang timbul, misalnya sakit kepala dan demam (paracetamol), shock dan kejang (dia+epam) dan lain sebagainya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA MENINGITIS

II.1. Definisi Meningitis adalah infeksi atau inflamasi yang terjadi pada selaput otak (meningens) yang terdiri dari piamater, arachnoid, dan duramater yang disebabkan oleh bakteri, virus, riketsia, atau proto+oa, yang dapat terjadi secara akut dan kronis.

II.2. Anatomi dan Fisio o!i ,tak dan sumsum otak belakang diselimuti meningea yang melindungi struktur saraf yang halus, memba-a pembuluh darah dan dengan sekresi sejenis cairan yaitu cairan serebrospinal. Meningea terdiri dari tiga lapis, yaitu. a) %iameter /ang menyelipkan dirinya ke dalam celah pada otak dan sumsum tulang belakang dan sebagai akibat dari kontak yang sangat erat akan menyediakan darah untuk struktur-struktur ini b) 'rachnoid )elaput halus yang memisahkan pia meter dan dura meter c) 0urameter
3

Merupakan lapisan paling luar yang padat dan keras berasal dari jaringan ikat tebal dan kuat. $airan serebrospinal adalah cairan yang berada diotak dan sterna serta ruang subrachnoid yang mengelilingi otak dan medulla spinalis. $airan serebrospinal mempunyai tekanan yang konstan, dan seluruh ruangan berhubungan satu sama lain. )ecara anatomis, cairan serebrospinal ditemukan dalam ruang-ruang otak (ventrikel otak), yaitu pada.

1uang subarakhnoid Ventrikel otak 2anal sentralis medula spinalis. $airan ini dihasilkan oleh pleksus khoroid yang terdapat pada atap ventrikel ketiga dan

ke empat dan pada dinding medial ventrikel lateral. $airan serebrospinal dihasilkan secara aktif dan dalam keadaan normal diimbangi oleh absorbsi kembali ke dalam darah. 'liran cairan serebrospinal adalah sebagai berikut. dari ventrikel lateral cairan serebrospinal mengalir ke ventrikel """ dan disini jumlah cairan serebrospinal akan bertambah lebih banyak.0ari ventrikel """ cairan serebrospinal mengalir melalui akuaduktus Sylvii ke dalam ventrikel "V yang juga menghasilkan cairan serebrospinal. $airan serebrospinal kemudian keluar melaluiforamen Magendie dan Luschka masuk ke dalam ruang subarakhnoid. 0i ruang subarakhnoid serebrospinal mengalir ke dalam sinus venosus kranial melalui vili arakhnoidyang merupakan berkas pia arakhnoid yang menembus duramater untuk kemudian terletak dalam sinus venosus kranial dan keba-ah di sekitar medula spinalis. 'pabila salah satu foramen ventrikel otak mengalami penyumbatan maka cairan serebro-spinalnya akan terus bertambah, akibatnya ventrikel otak membesar karena tekanan cairan serebrospinal. %embesaran ventrikel otak akan menekan unsur-unsur saraf di sekitar ventrikel. 'kibatnya fungsi otak terganggu. 3ila hal ini terjadi pada bayi baru lahir (neonatus), maka kepala bayi tersebut menjadi sangat besar. 2eadaaan patologis ini disebut hidrosefalus.

II.". Etio o!i Meningitis dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan parasit. . Meningitis bakterial . a. 3akteri non spesifik . meningokokus, !. influen+ae, ). pneumoniae, )tafilokokus, )treptokokus, 4. coli, ). typhosa.

Streptococcus pneumoniae, the species that causes invasive pneumococcal disease like meningitis, bacteraemia, and pneumonia

b. 2.

3akteri spesifik . M. tuberkulosa.

Meningitis virus . 4nterovirus, Virus !erpes )impleks tipe " (!)V-"), Virus Varisela-+oster (VV5).

6. 7.

Meningitis karena jamur. Meningitis karena parasit, seperti toksoplasma, amoeba.


5

II.#. E$idemio o!i 0i negara maju, insidensi meningitis bakterial adalah 8- 9 per 99.999 per tahun. Meningitis meningokokal dapat terjadi pada epidemic. "nfeksi %neumokokus lebih sering terjadi pada pasien usia lanjut dan juga berhubungan dengan alkoholisme dan splenektomi. "nfeksi ini menyebar ke meningen dari struktur yang berdekatan (telinga, nasofaring) atau dari paru melalui aliran darah. )ebelum ditemukan antibiotic, angka kematian sangat tinggi, dan menjadi 69: setelah ada antimikroba. ;alaupun demikian, penemuan antibiotic baru ternyata tidak memperbaiki prognosis karena selain peranan kuman tampaknya proses imunologis juga berperan terhadap efektifitas pengobatan. 0ari laporan pera-atan, angka kematian pasien meningitis masih cukup tinggi < 89: dengan asumsi bah-a keterlambatan terapi akan meningkatkan angka kematian. 0i negara maju, terdapat 8: kasus meningitis tuberkulosa dengan angka kematian yang cukup tinggi ( 8-79:). %enderita meningitis tuberkulosa merupakan komplikasi !"V dengan gejala yang lebih kompleks, seperti infiltrate pulmoner yang difus atau limfadenopati torakal. II.%. Fa&to' (isi&o =aktor risiko yang menempatkan orang pada risiko tinggi untuk meningitis meliputi.
o o o o o o o

,rang de-asa lebih tua dari >9 tahun 'nak-anak kurang dari 8 tahun )osial ekonomi rendah, tinggal di lingkungan padat 1i-ayat kontak ,rang dengan sinusitis, mastoiditis %engguna narkoba "V imun rendah (!"V, splenektomi, malignancy)

II.). K asifi&asi Meningitis berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan otak sebagai berikut . . Meningitis purulenta

1adang bernanah araknoid dan piameter yang meliputi otak dan medulla spinalis. %enyebabnya adalah bakteri non spesifik, berjalan secara hematogen dari sumber infeksi (tonsilitis, pneumonia, endokarditis, dll.)

2.

Meningitis serosa

1adang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan otak yang jernih. %enyebab terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosa. %enyebab lain seperti lues, virus, Toxoplasma gondhii, Ricketsia.

2.*. Pato!enesis

a. Meningitis bakteri 2ebanyakan kasus meningitis akibat dari penyebaran hematogen yang masuk melalui celah subarachnoid. Mikroorganisme masuk ke cerebral nervous system melalui 2 jalur potensial. 3akteri masuk kedalam kavitas intrakranial melalui sirkulasi darah atau berasal dari infeksi primer pada nasofaring, sinus, telinga tengah, sistem kardiopulmonal, trauma atau kelainan kongenital daripada tulang tengkorak. =rekuensi terbanyak berasal dari sinusitis. ,rganisme juga dapat menginvasi meningens dari telinga tengah. Meningitis yang diikuti terjadinya otitis media merupakan proses bakteriemia, -alaupun bukan kongenital atau adanya posttraumatic fistula pada tulang temporal yang mensuplai akses ke $)).

b. Meningitis Virus %ada umumnya virus masuk melalui sistem limfatik, melalui saluran pencernaan disebabkan oleh 4nterovirus, pada membran mukosa disebabkan oleh campak, rubella, virus varisela-+oster (VV5), Virus herpes simpleks (V!)), atau dengan penyebaran hematogen melalui gigitan serangga. %ada tempat tersebut, virus melakukan multiplikasi dalam aliran darah yang disebut fase ekstraneural, pada keadaan ini febris sistemik sering terjadi. %ropagasi

virus sekunder terjadi jika menyebar dan multiplikasi dalam organ-organ. V!) mencapai otak dengan penyebaran langsung melalui akson-akson neuron. 2erusakan neurologis disebabkan oleh ? ( ) "nvasi langsung dan perusakan jaringan saraf oleh virus yang bermultiplikasi aktif. (2) 1eaksi hospes terhadap antigen virus secara langsung, sedangkan respons jaringan hospes mengakibatkan demielinasi dan penghancuran vascular serta perivaskuler. %ada pemotongan jaringan otak biasanya dapat ditemukan kongesti meningeal dan infiltrasi mononukleus, manset limfosit dan sel-sel plasma perivaskuler, beberapa nekrosis jaringan perivaskuler dengan penguraian myelin, gangguan saraf pada berbagai stadium termasuk pada akhirnya neuronofagia dan proliferasi atau nekrosis jaringan. *ingkat demielinisasi yang mencolok pada pemeliharaan neuron dan akson, terutama dianggap menggambarkan ensefalitis @pascainfeksiA atau alergi.

II.+. Manifestasi K inis A. Menin!itis Ba&te'ia Bejala-gejala yang terkait dengan tanda-tanda non spesifik disertai dengan infeksi sistemik atau bakteremia meliputi, demam, anoreksia, ")%', mialgia, arthralgia, takikardia, hipotensi dan tanda-tanda kulit seperti? ptechie, purpura, atau ruam macular eritematosa. *anda-tanda pada kulit terjadi karena arteritis atau embolisasi langsung meningokokus. *erdapat trias demam, kekakuan leher, dan perubahan status mental pada 2C6 pasien. 'kan tetapi nilai prediktif negative gejala-gejala ini tinggi (misalnya jika demam, kaku leher, atau perubahan status mental tidak ada, akan mengeliminasi diagnosis meningitis pada DD- 99: kasus). Mulainya tanda-tanda tersebut diatas mempunyai dua pola dominan yaitu . 'kut C timbul mendadak berupa ? manifestasi syok progresif, 0"$, penurunan kesadaran cepat, sering menunjukkan sepsis

akibat meningokokus dan pada akhirnya menimbulkan kematian dalam 27 jam. )ub akut berupa ? timbul beberapa hari, didahului gejala ")%' atau gangguan B"* yang disebabkan oleh !.influen+a dan )treptokokus.

*anda disfungsi serebral sering terjadi misalnya confusion, irritability, delirium, koma. "ni biasanya bersamaan dengan demam dan fotofobia. Eyeri kepala pada meningitis bakterial onsetnya menit sampai jam, namun tidak mendadak seperti perdarahan subarachnoid. %alsy saraf cranial dapat ditemukan, terjadi akibat peningkatan tekanan intracranial atau adanya eksudat yang membungkus nerve roots. *anda neurologi fokal dapat terbentuk akibat iskemia yang berasal dari inflamasi vascular dan thrombosis. 2ejang dapat terjadi pada kira-kira 69: pasien. %apil edema dan tanda peningkatan intracranial lain dapat muncul. )elain tersebut diatas, hal lain yang juga meningkatkkan *"2 dikarenakan

10

F %eningkatan protein pada $)) . 2arena adanya peningkatan permeabilitas pada sa-ar otak (3lood 3rain 3arier) dan masuknya cairan yang mengandung albumin ke subdural. F %enurunan kadar glukosa dalam $)) . 2arena adanya gangguan transpor glukosa yang disebabkan adanya peradangan pada selaput otak dan pemakaian gula oleh jaringan otak F %eningkatan metabolisme yang menyebabkan terjadinya asidosis laktat.

*anda 1angsang Meningeal seperti . F F F 2aku kuduk 3rud+insky 2ernig sign G2

0itemukan hanya 89: pasien meningitis bakterial. dan bila hal ini tidak ada, tidak menyingkirkan meningitis. B. Menin!itis ,i'-s 'danya keluhan demam, sakit kepala, mual, muntah, kaku leher atau kelelahan. Eyeri kepala hampir selalu ada dan dengan intensitas berat. Bejala muntah, diare, batuk, mialgia, timbul pada lebih dari 89: pasien. 1i-ayat kenaikan temperature timbul pada H>:- 99: pasien yang datang. *ipe demam dengan derajat rendah pada tahap prodromal dan kenaikan temperature yang lebih tinggi saat terdapat tanda neurologis. *anda iritasi meningeal dapat terlihat pada 89: pasien tetapi secara umum lebih ringan dibandingkan meningitis bakterial. "ritabilitas, disorientasi, dan perubahan status mental dapat terlihat. =otofobia relative sering namun ringan, fonofobia juga dapat timbul. 2ejang timbul pada keadaan demam, meskipun keterlibatan parenkim otak (ensefalitis) juga dipertimbangkan. *anda lain dari infeksi viral spesifik
11

dapat membantu diagnosis. =aringitis dan pleurodynia pada infeksi enteroviral, manifestasi kulit seperti erupsi +oster pada V5V, ruam maculopapular dari campak dan enterovirus, erupsi vesicular oleh herpes simpleks. "nfeksi 4pstein 3arr virus didukung oleh faringitis, limfadenopati. %arotitis dan orchitis dapat timbul dengan campak, sementara kebanyakan infeksi enteroviral dikaitkan dengan gasteroenteritis dan ruam. .. Menin!itis TB 2husus pada meningitis tuberkulosa, manifestasi klinis memperlihatkan tiga stadium. ) )tadium " (a-al) akan didapatkan gejala prodromal nonspesifik yaitu apatis, iritabilitas, nyeri kepala ringan, malaise, demam, anoreksia, muntah, dan nyeri abdomen. 3ila terdapat gejala iritasi meningeal, nyeri kepala dan muntah dengan tanda 2ernig, 3rud+insky positif, maka diagnosis mulai dapat ditentukan. 2) )tadium "" (intermediate), gejala akan menjadi lebih jelas, disertai dro-sy, kejang, dan deficit neurologi fokal termasuk hemiparesis dan kelumpuhan saraf """, "V, V" disertai gerakan involuter. 3ila terjadi hipertensi intracranial maka tampak gambaran hidrosefalus dan papil edema. 6) )tadium """ (advance), pasien mengalami penurunan kesadaran dengan disfungsi brainstem termasuk deserebrasi atau dekortikasi. %upil tampak melebar disertai iregularitas denyut nadi dan pernafasan. )elain gambaran di atas, ditemukan juga bentuk yang atipik. %enderita mengalami gangguan demensia lambat (bulan-tahun) dengan perubahan kepribadian, penolakan sosial, hilangnya gairah dan deficit neurologi. 0i samping itu terdapat pula meningitis tuberculosis dengan infeksi !"V dengan gambaran limfadenopati superficial, intratorakal dan intraabdominal. 2adang disertai tuberculosis intraserebral.

II./. Dia!nosis
12

0iagnosis meningitis

berdasarkan dari hasil anamnesis seperti adanya demam,

menggigil, malaise. 0emam berkisar antara 79-79.8 $, bahkan lebih tinggi. )elain itu penderita mengeluh sakit kepala hebat, semakin berat disusul mual dan muntah. Bambaran patognomonik meningitis tampak dalam -aktu 2-27 jam. )etelah itu timbul kejang dan perubahan mental disertai penurunan kesadaran. %emeriksaan fisik bisa dijumpai infeksi fokal pada gigi geligi, *!*, dan mungkin juga terdapat infeksi kulit, paru, dan jantung. )edangkan pada pemeriksaan neurologi dijumpai panas dengan penurunan kesadaran disertai kaku kuduk dengan tanda 2erniI dan 3rud+insky. 0iagnosis pasti berdasar pada penemuan bakteri pada pemeriksaan kultur dari cairan serebrospinal. %ada $)) dilakukan pemeriksaan terhadap adanya bakteri, jumlah sel, protein dan glukosa level. 2adar normal dalam cairan serebrospinal adalah. #eukosit %rotein Blukosa . J 8K# . 9. -9.7 gC# . L89: nilai serum (biasanya 2.M-7.H mM)

S&ema Menin!itis ;arna )el %rotein Blukosa Ba&te'i 2eruh %ME ,i'-s &ernih #imfosit 1ingan Eormal TB (antochrome #imfosit *inggi

%emeriksaan sediaan apus likuor dengan pe-arnaan gram dapat menduga penyebab meningitis serta diagnosis meningitis dapat segera ditegakkan. 2ontraindikasi dari pemeriksaan lumbal pungsi adalah kecurigaan atau adanya massa intrakranial karena ada risiko herniasi, sepsis lumbal lokal, gangguan perdarahan (trombositopenia, koagulopati, terapi antikoagulan), deformitas spinal yang signifikan, edema papil, penurunan tingkat kesadaran, tanda neurologis fokal. %ada pasien dengan gejala tersebut, diperlukan $* scan cranial sebelum pungsi untuk menyingkirkan adanya lesi massa, yang dapat menyerupai meningitis. %emeriksaan lainnya seperti hitung darah lengkap (pada meningitis bakterial kemungkinan neutrofilia, pada meningitis tuberkulosa adanya #40 meningkat), pemeriksaan koagulasi (koagulasi intravascular diseminata), elektrolit (kemungkinan adanya tanda dehidrasi,
13

hiponatremia), kultur darah ( dapat positif -alaupun cairan serebrospinal steril). 0ianjurkan pemeriksaan ureum kreatinin karena penderita memperoleh obat yang mempengaruhi fungsi ginjal. 1adiologis yaitu foto dada, foto kepala untuk identifikasi sumber infeksi primer. %ada meningitis tuberkulosa bisa ditemukan adanya penyebaran miliar dan infiltrate padat di ape( lobus paru. $* scan dilakukan untuk menunjukkan enhancementC penyengatan (tanda-tanda kontras bergabung dengan pus). "ndikasi dilakukan $* scan apabila ada status immunocompromised, kejang berulang dalam H hari, penurunan kesadaran, kelemahan fokal, ri-ayat infeksi fokal. %emeriksaan $ 1eaktive %rotein bermanfaat untuk menentukan meningitis bakteri dan virus, namun tidak spesifik pada meningitis bakteri. %olymerase $hain 1eaction akan ditemukan bakteri dalam $)) dan tahap selanjutnya ditentukan r 1E' dari bakteri penyebab meningitis bakteri. %ada meningitis tuberkulosa, akan terdapat abnormalitas parenkim otak, pembuluh darah dan meningen, hidrosefalus. 'pabila dengan kontras, aka nada penyangatan sisterna basal, pelebaran, dan pengaburan susunan arteri basilar, yang dalam beberapa hari, penyangatan akan meluas ke permukaan korteks, fissure hemisfer. *erdapat lusensi perivetrikuler yang merupakan refleksi eksudat tbc periventrikuler dan pembentukan tuberkel sepanjang ependim dan koroid.

14

Anggap : Penyebab ba teri Nyeri epala Ka u udu

Skema Diagnosis Meningitis

' P

*anto rom eritrosit Pendara%an Subara %noid Purulen t (Sel PMN)

Peri sa "airan Pleiositos is "ampura n

'eu os it

'im#os it

Anggap : Partially treated meningitis Kadar Gula Turun Norm al Anggap : Partially treated meningitis intra ranial "T S"AN Tida Ada Kultur dara% %itung : &mmun ele toro#esis assay &dentitas agen menular '"S tida (N) Kultur Sensiti#itas A+ Ganti Antibioti Negat i# "T S"AN Negat i# +iopsi dura Positi # 'esi intra ranial Norm al

Kadar Gula

Norm al Anggap : Meningitis Virus

Turu n Anggap : Etiologi non viral Tbc Jamur Sarcoid

Pe!arna gram Mi roorgani sme Ada

Meningitis ba terialis

Abnormal $bati lesi penyebab

Segera mulai antibioti '"S (N) ,e ur en Peri sa #o us paramenin gel

Tida ada agen menular Peri sa sitologi Positi # Meningitis Neoplasti

15

II.10. Dia!nosis Bandin! Meningitis bakteri o meningitis virus pada meningitis virus biasanya sakit kepala berdenyut, kaku kuduk, dan letargi, pasien biasanya sadar, dan ada perbedaan pada hasil $$). o meningoensefalitis terdapat tanda ensefalitis, gambaran klinis ditambah dengan defisit neurologi fokal seperti hemiparesis dengan perubahan kesadaran disertai kejang umum atau fokal. %ada ensefalitis herpes simpleks tipe " gejala a-al adalah panas, nyeri kepala pada satu sisi, confuse atau perubahan perilaku. )akit kepala bertahan sampai beberapa hari. 3ila infeksi berlanjut, maka ditemukan defisit neurologi fokal disertai kejang. %ada pemeriksaan $)) didapatkan tekanan yang meningkat, leukosit berkisar antara 89-899 dengan predominan limfosit, terdapat sel eritrosit dan atau (antokrom, protein meningkat, glukosa normal sedikit menurun. %ada pemeriksaan 44B tampak gambaran sharp -ave comple( pada kedua temporal. o 1ocky Mountain )potted =ever

16

Bejala dia-ali panas, nyeri kepala, mialgia, gangguan pencernaan. 'danya defisit fokal, stupor, delirium, koma dan aktivasi kejang. %ada kulit terdapat gambaran makulopapular, purpura, difus dengan melibatkan telapak tangan dan kaki. 0iagnosis tegak dengan biopsy kulit. Bambaran $)) terdapat jumlah leukosit rendah bahkan tidak ada, sedangkan konsentrasi protein sedikit meningkat dengan glukosa normal.

o %erdarahan )ubarakhnoid penderita mengeluh nyeri kepala hebat dengan disertai penurunan kesadaran dengan kaku kuduk. 0iagnosis berdasarkan lumbal pungsi dan $* scan kepala. o Meningitis =ungal terjadi demam. nyeri kepala, confuse sampai beberapa hari. Bambaran $)) pleositis mononuclear, protein meningkat, glukosa menurun, dengan pe-arnaan tinta akan tampak criptokokkosis. 0iagnosis berdasarkan kultur -alaupun tumbuh lambat. 3ila dicurigai meningitis $occidoido, kultur $)) dari cistern lebih baik dibandingkan lumbal. %enentuan antigen fungus dalam serum dan #)) serta complement fi(ing antibodies berguna untuk diagnosis fungus.

II.11. Kom$ i&asi gangguan serebrovaskular edema cerebri !idrosefalus perdarahan intrakranial 'bses otak

17

1enjatan septic 2oagulasi intravaskuler menyeluruh

II.12. Penata a&sanaan ) Meningitis bakterial %era-atan umum. o menjaga air-ays o mengontrol kejang o mempertahankan tekanan intracranial o "V=0 dan memperbaiki keadaan hipotensi dan mencegah kelebihan cairan. o menurunkan panas o mencegah hiponatremia o curiga 0"$ bila ditemukan perdarahan abnormal dan syok %emberian antibiotic o bersifat bakterisid karena rendahnya dilakukan pertahanan tanpa cairan

serebrospinalis.

%engobatan

menunggu

ditemukannya bakteri karena pengobatan yang cepat akan menentukan prognosis penderita dengan memperkirakan kuman pathogen yang menjadi penyebab meningitis bakterial ini. o obat punya rasio toksik terapeutik yang tinggi, sehingga harus dilakukan monitor pengaruh obat dalam serum dan $)). o obat harus mudah mengadakan penetrasi ke $)). o konsentrasi obat tinggi, konsentrasi $)) antara (29- 99) ( konsentrasi inhibitory minimum untuk membunuh bakteri.
18

o a-al pengobatan bila organisme penyebab tidak diketahui, kombinasi antibiotik dapat digunakan. %ilihan kombinasi tergantung pada keadaan klinik dan kemungkinan penyebab. o antibiotik yang digunakan sesuai dengan sensitifitasnya. o diberikan antibiotic secara intravena lama pemberian minimal 9 hari. )elama 2-6 minggu untuk golongan N-streptokok dan listeria monocytogenes. )elama 6 minggu untuk 4nterobacteriacea. o %neumokokus yang resisten penisilin dan kloramfenikol diberikan antara lain vankomisin, rifampisin, cefotaksim, ceftriakson, atau cefta+idin. %emilihan 'ntibiotik o de-asa dengan meningitis akibat %neumokok, Meningokok dan #isteria diberikan %enicilin B M-27 juta unit "VC 7-> jam, atau bisa $efotaksim 2 gram ivC 7 jam atau ceftriakson 2 gram iv dosis tunggal. Bolongan sefalosporin efektif untuk meningokok, pneumokok, kurang efektif untuk listeria. Ontuk listeria digunakan *rimetoprim 99 mg, )ulfametoksa+ol M9 mg ivC M jam. o bila alergi penicillin diganti dengan kloramfenikol 7-> gram iv atau sefalosporin generasi ke 6. o penderita dengan basil enteric gram negative diberikan sefalosporin generasi 6 atau kombinasi. *erapi dia-ali )efotaksim 2 gram ivC 7 jam atau )efta+idime 2 gram ivC > jam atau ceftriakson 2 gram per hari dan dapat juga aminoglikosida, gentamisin atau tobramisin 6-8 mgCkgChari. o 3akteri dapat diidentifikasi, maka pengobatan sesuai dengan hasil kultur. &ika ditemukan %seudomonas aeruginosa maka diberikan parenteralC intratekal gentamisinC tobramisin bersama dengan cefta+idine. *rimetopri-sufametoksa+ol digunakan
19

untuk 6.

alternative

meningitis

gram

negative

(kecuali

%seudomonas) yang resisten terhadap sefalosporin generasi ke

o Meningitis stafilokokus aureus diberikan nafsilin atau oksasilin 2- M gramC hari dan jika alergi diganti vankomisin jam iv dan intratekal 9- 2 mgC hari. o 3ila penyebab tidak diketahui, pilihan obat adalah ampisilin 2M gramC hari atau penisilin M-27 juta unit per hari ditambah sefotak+im atau ceftriakson. %asien dengan alergi penisilin diberi kloramfenikol H8- 99 kg per hari. o Mengidentifikasi infeksi fokal di sinus, mastoid, atau gramC 2

osteomielitis kronik, segera lakukan drainase. o )ebagian besar penderita meningitis bakteri akut tidak memerlukan pengobatan lebih dari 9 hari kecuali bila ada infeksi parameningeal persisten. 'pabila penyebabnya adalah %seudomonas aeruginosa atau listeria, biasanya pengobatan lebih dari 2 minggu untuk mencegah relaps. o %engulangan lumbal pungsi tidak perlu untuk monitor hasil terapi bila keadaan klinis baik dan kuman pathogen telah diidentifikasi.

2) Meningitis Virus *erapi diberikan suportif seperti istirahat, hidrasi, antipiretik, dan medikasi nyeri atau anti inflamasi dapat diberikan bila diperlukan. 0iberikan terapi antimikroba a-al untuk meningitis bakteri sementara menunggu penyebabnya diidentifikasi. 'siklovir harus digunakan pada pasien dengan kecurigaan !)V (pasien dengan lesi herpetic) dengan dosis 69 mgCkg33 per hari "V, dibagi dalam M jam, diberikan untuk 9- 7 hari. 6) Meningitis tuberkulosa

20

%engobatan dilakukan secepatnya setelah dugaan tuberculosis tanpa menunggu hasil kultur dan sensitifitas. *erdapat beberapa regimen yang dianjurkan. o 2elompok ,(ford ("nggris) memberikan "E!, 1ifampisin, %ira+inamid dan )treptomisin, termasuk )treptomisin intratekal 89 mgCkg dan selang hari sampai dengan minggu ke "". )elain itu mencegah pembentukan eksudat diberikan %urified %rotein 0esensitifity (%%0) intratekal. o !ongkong dan 3angkok menganjurkan memberikan 7 obat "E!, 1ifampisin, %ira+inamid, dan )treptomisin o 'merika memberikan "E!, 1ifampisin, %ira+inamid selama 2 bulan kemudian dilanjutkan dengan "E! dan 1ifampisin untuk H bulan. 3ila ada resistensi obat tambahan )treptomisin atau 4tambutol. o 'merican *horacic )ociety mengusulkan pemberian selama > bulan. "E!, 1ifampisin, %ira+inamid selama 2 bulan, selanjutnya 7 bulan "E! dan 1ifampisin saja setiap hari atau 2 kali dalam seminggu.

*erapi tambahan. o %%0 intratekal untuk mengurangi serius sekuele o 2ortikosteroid diberikan bersama "E! bisa mengurangi serius sekuele. %ada meningitis diberikan pada stadium "" dan """. 0apat diberikan %rednisone 79->9 mgChari selama 7-H hari, dilanjutkan dengan dosis 69-89 mgC hari selama 7-H hari, kemudian diberikan dosis 9-69 mgChari selama 8-M minggu yang diturunkan terus sampai habis.

II.1". Ge1a a Sisa $as2a Menin!itis


21

3ila penderita dengan meningitis tidak meninggal, sebagian besar akan sembuh total, dan yang lain akan sembuh dengan gejala sisa kelainan neurologis. 3eberapa kelainan yang mungkin terjadi pasca meningitis adalah. gangguan fokal, yang merupakan kelainan terfokus pada satu tempat tertentu misalnya bila terjadi di daerah motorik akan menimbulkan kejang, hemiparesis, monoparesis, afasia 3roca, dan di pusat penglihatan menimbulkan buta kortikal. )eluruh gejala tersebut terjadi pada stadium penyakit bahkan terjadi setelah perbaikan penyakit. kejang, terdapat pada 8-28: penderita meningitis, bisa fokal maupun umum. %aling sering terjadi pada a-al infeksi dan dapat disebabkan karena peningkatan tekanan intracranial atau pengaruh iritatif infeksi atau respon inflamasi. 2ejang yang timbul selanjutnya menunjukkan lesi mass cranial seperti empiema. &ika kejang terjadi pada 27 jam pertama, tidak akan memperburuk prognosis. *etapi bila ternyata kejang refrakter terhadap antikonvulsan, akan mempengaruhi otak dan meninggalkan gejala sisa. hidrosefalus, keadaan ini terjadi setelah minggu ke """ dan "V onset penyakit. *etapi menurut salah satu penelitian hidrosefalus terjadi pada minggu " onset. abses otak, terjadi akibat infeksi menyebar local dan hematogen yang akan menyumbat pembuluh darah kecil dan mengakibatkan tromboplebitis dan ikutnya jaringan otak. )etelah terjadi infeksi parenkim otak dan menimbulkan reaksi polimorfonuklear disertai infiltrate yang mempengaruhi permeabilitas vascular sehingga tampak gambaran cerebritis di +ona granula, selanjutnya timbul kapsul tipis dari fibroblast yang membentuk serabut retikuler. 2emudian kapsul menjadi matang dengan +ona sentral dengan jaringan nekrosis. tuli, biasanya terjadi pada penderita meningitis meningokok terutama akibat pengaruh infeksi pada nervus $ochlearis. Omumnya tuli terjadi bilateral dan total. )elain itu, nervus Vestibularis juga terkena dan mengakibatkan gangguan keseimbangan dengan vertigo. *ernyata insidens ini tidak berubah dengan ditemukannya antibiotic, yang agaknya disebabkan karena kerusakan saraf yang terjadi terlalu dini.

22

kelumpuhan saraf cranial, menyebabkan abnormalitas motilitas okuler, gangguan lapang pandang.dapat terjadi pada fase dini atau lanjut dengan presentasi 8: pada anak. 2elumpuhan saraf cranial akibat eksudat yang terkurung dalam serabut arakhnoid yang mengelilingi saraf.

II.1#. Pen2e!a3an %enyebab dari meningitis yang utama adalah bakteri, virus, dan jamur. Maka untuk pencegahan harus adanya kesadaran setiap individu untuk menjaga higienis diri, yang paling sederhana dimulai dari mencuci tangan. %encegahan lain yang dapat dilakukan adalah pemberian vaksin meningokokal. 3eberapa ketentuan dalam pemberian vaksin. 0osis tunggal diberikan kepada mikrobiologis yang rutin terekspos Eeisseria meningitides, tentara militer orang yang bepergian ke daerah yang merupakan endemis meningitis. Mahasis-a tahun pertama sampai 2 tahun yang tinggal di asrama harus

diberikan vaksin apabila belum diberikan pada usia > tahun. %enderita dengan !"V P harus diberikan 2 dosis. 0e-asa dengan usia kurang dari 88 tahun diberikan M$V7, sedangkan Meningococcal polysaccharide vaccine (M%)V7) diberikan kepada de-asa usia 8> tahun ke atas. %emberian vaksin ulang M$V7 setiap 8 tahun direkomendasikan kepada orang yang memiliki risiko tinggi terkena meningitis. 2emoprofilaksis (rifampisin atau siprofloksasin) diindikasikan untuk orang yang serumah dengan pasien meningitis meningokokal.

23

II.1%. P'o!nosis %enderita usia neonatus, anak-anak dan de-asa tua mempunyai prognosis yang semakin jelek, yaitu dapat menimbulkan cacat berat dan kematian. Mortalitas meningitis bakterial akut kira-kira 9: dari keseluruhan lebih tinggi pada infeksi )treptococcus pneumonia. %enyakit pneumokokus juga lebih sering menyebabkan gejala sisa panjang (kurang dari 69: kasus) seperti hidrosefalus, palsi nervus kranialis, deficit visual dan motorik, serta epilepsi. %engobatan antibiotika yang adekuat dapat menurunkan mortalitas meningitis purulenta, tetapi 89: dari penderita yang selamat akan mengalami se uelle (akibat sisa).

24

BAB III KESIMPULAN

Meningitis adalah radang umum pada arakhnoid dan piamater yang dapat terjadi secara akut dan kronis. 0iagnosis meningitis pada pasien dapat ditegakkan berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik serta penunjang yang dilakukan pada pasien. %ada pasien didapatkan keluhan demam yang berlangsung selama 8 hari, merupakan salah satu keluhan atau gejala pada meningitis, selain demam juga didapatkan adanya keluhan mual tapi tidak sampai muntah ini menunjukkan adanya peningkatan tekanan intrakranial pada pasien. 'gen penyebab mengakibatkan reaksi lokal pada meninges sehingga terjadi inflamasi meninges yang mengakibatkan peningkatan permiabilitas kapiler sehingga kebocoran cairan dari intravaskuler ke interstisial. !al ini meningkatkan volume cairan interstisial sehingga terjadilah edema, kompensasi tidak adekuat dan terjadilah peningkatan tekanan intracranial. %ada meningitis jarang ditemukan kejang, kecuali jika infeksi sudah menyebar ke jaringan otak, dimana kejang ini terjadi bila ada kerusakan pada korteks serebri pada bagian premotor. 2aku kuduk pada meningitis bisa ditemukan dengan melakukan pemeriksaan fleksi pada kepala pasien yang akan menimbulkan nyeri, disebabkan oleh adanya iritasi meningeal )edangkan pada pemeriksaan 2ernig sign (P) dan 3rud+insky sign (P) menandakan bah-a infeksi atau iritasi sudah mencapai ke medulla spinalis bagian ba-ah. !asil pemeriksaan dan laboratorium yang menunjukkan adanya leukositosis menunjang terjadinya demam pada pasien, hasil pemeriksaan fisik juga menunjukkan adanya infeksi pada meningen yang belum mencapai medulla spinalis, oleh karena itu gejala yang didapat pada pasien ditunjang dengan pemeriksaan fisik dan penunjang maka sesuai dengan diagnosis meningitis. untuk mengetahui penyebab pastinya dibutuhkan adanya kultur.

25

BAB I, DAFTA( PUSTAKA

. Bilroy, &. 3asic Eeurology, Mc Bra- !ill. O)'. DDH. !auser,)tephen,# (ed). !arrisonQs. Eeurology in $linical Medicine . Mc Bra- !ill. %hiladelphia. 2998 2. Mansjoer, '. 2apita )elekta 2edokteran. 4disi 2etiga. &akarta . Media 'esculapius =akultas 2edokteran O". 2999. !al - >. 6. Mumenthaler, M. Eeurologi jilid . 3ern. )-iss. DMD. hlm. >> R H. 7. Binsberg, #. #ecture Eotes Eeurologi. 4disi kedelapan. &akarta. 4rlangga. 299M. 8. Suagliarella =.!. 3acterial Meningitis. %athogenesis, pathophysiology, and progress, E. 4ngland. &. Med. DD2. M>7-MH . >. )cheld,M;., ;hitley 1.&et al. "nfection ,f $entral Eervous )ystem. DD . page 668-672. H. %rister !;, 1oos 2#. 3acterial Meningitis in Eeurocritical $are. DD7. page 6HH6D8. M. &annis, &. *atalaksana dan 0iagnosis Meningitis *uberkulosa. !umpulan Makalah "ertemuan #lmiah Regional "ertama "erdossi $abang %akarta& 'andung& "alembang #nfeksi Susunan Saraf "usat( %uncak, &a-a 3arat. tanggal D Maret 29 6. D. &annis, &. 0iagnosis dan *atalaksana Meningitis )eptik 'kut. !umpulan Makalah "ertemuan #lmiah Regional "ertama "erdossi $abang %akarta& 'andung& "alembang #nfeksi Susunan Saraf "usat. %uncak, &a-a 3arat. DDM. 0iambil tanggal D Maret 29 6. 9. 1etno, M. %enggunaan 2ortikosteroid pada *uberkulosa. 0iunduh di fk.u-ks.ac.idCarchieveCjurnalCVol .no2.&uli299DCpenggunaankortikosteroidpadatu berkulosa.doc(. %ada tanggal 8 Maret 29 6. . http.CC---.bergerlagnese.comClibraryCthe-facts-about-meningitis.cfm
26

DDM. 0iambil

2. http.CC---.emedicine.comC4M41BCtopic >6.htm 6. http.CC---.emedicine.comC4M41BCtopic 27H.htm 7. http.CC---.healthtalk.infoCneurological-disordersCneurology-meningitisC6DDC 8. http.CC---.scribd.comCdocC722M8H7MC%atofisiologi-"nfeksi-)istem-)araf-%usatMeningitis-4nsefalitis >. 3ridges, $., ;oods, #., $oyne, *. 'dvisory $ommittee on "mmuni+ation %ractices ('$"%) 1ecommended "mmuni+ation )chedules for 'dults 'ged D /ears and ,lder. Morbidity and Mortality ;eekly 1eport. 2M &anuari 29 6. hal. 6- M.

27

You might also like