You are on page 1of 8

MHD YAZID ZUHDEY M.

10121001034
FKM/IKM EPM PMS PENYAKIT SIFILIS

1.Defenisi Sifilis Sifilis (syphilis) adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini sering disebut peniru besar karena begitu banyak tanda dan gejalanya yang tidak bisa dibedakan dari penyakit lain. Banyak orang terinfeksi sifilis tidak memiliki gejala selama bertahun-tahun, namun tetap berisiko komplikasi jika tidak dirawat.

2.Penyebab Sifilis Sifilis disebabkan oleh Treponema Pallidum. Treponema Pallidum termasuk golongan Spirochaeta dan genus treponema yang berbentuk seperti spiral dengan panjang antara 5- 20 mikron dan lebar 0,1- 0,2 mikron, mudah dilihat dengan mikroskop lapangan gelap akan nampak seperti spiral yang bisa melakukan gerakan seperti rotasi. Organisme ini bersifat anaerob mudah dimatikan oleh sabun, oksigen, sapranin, bahkan oleh Aquades. Didalam darah donor yang disimpan dalam lemari es Treponema Pallidum akan mati dalam waktu tiga hari tetapi dapat ditularkan melalui tranfusi mengunakan darah segar.

3.Gejala Sifilis Tanda dan gejala sifilis bervariasi bergantung pada fase mana penyakit tersebut muncul (primer, sekunder, laten, dan tersier). Tahap primer sifilis biasanya ditandai dengan munculnya luka tunggal (disebut cangker), tapi mungkin ada beberapa luka. Waktu inkubasi sifilis adalah 10 sampai 90 hari (rata-rata 21 hari). Luka biasanya tegas, bulat, kecil, dan tidak sakit. Luka berlangsung 3 sampai 6 minggu, dan sembuh tanpa pengobatan. Namun, jika perawatan tidak memadai, infeksi berlangsung ke tahap sekunder. Tahap sekunder sifilis ditandai oleh ruam kulit dan lesi selaput lendir pada satu atau lebih area tubuh. Ruam biasanya tidak menyebabkan gatal. Ruam terkait dengan sifilis terjadi beberapa minggu setelah cangker telah sembuh. Ruam mungkin muncul sebagai bintik-bintik kasar, merah, atau coklat kemerahan di telapak tangan dan bagian bawah kaki. Namun, ruam dengan penampilan yang berbeda dapat terjadi pada bagian lain dari tubuh. Selain ruam, gejala

sifilis sekunder mungkin termasuk demam, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit tenggorokan, rambut rontok tambal sulam, sakit kepala, penurunan berat badan, nyeri otot, dan kelelahan. Tanda-tanda dan gejala sifilis sekunder hilang dengan atau tanpa pengobatan. Namun, tanpa pengobatan, infeksi akan maju ke tahap laten dan mungkin tahap akhir penyakit. Pada tahap laten (tersembunyi), tidak ada gejala luar, namun penyakit dapat merusak organ dalam, termasuk otak, saraf, mata, jantung, pembuluh darah, hati, tulang, dan sendi. Tanda dan gejala tahap akhir sifilis termasuk kesulitan koordinasi gerakan otot, kelumpuhan, mati rasa, kebutaan bertahap, dan demensia. Kerusakan ini mungkin cukup serius untuk menyebabkan kematian.

4.Masa Inkubasi Masa inkubasi penyakit sifilis ini adalah : -Masa inkubasi antara 1-3 minggu, pada daerah kemaluan terjadi suatu tonjolan kecil kulitnya rusak dan mengeras, luka ini disebut ulcus durum, bila dipijat tidak terasa. Kira-kira setelah tiga minggu kelenjar di daerah lipat paha membengkak, suhu badan meninggi, bagi yang tidak tahu gejala ini mungkin dianggap sebagai penyakit biasa, misalnya karena digigit nyamuk atau bisul biasa saja. -Setelah kira-kira enam minggu penderita akan mendapat serangan kedua yang disebut sifilis stadium dua. Pada seluruh badannya ada bercak-bercak kecil merah dan benjolan kecil bundar. Pada tingkat ini penderita tidak kelihatan sakit sampai stadium ketiga. -Pada organ tubuh terjadi perubahan-perubahan berupa benjolan-benjolan yang disebut gumma. Gumma ini mungkin terdapat pada tulang, hati, otak, jantung, pembuluh darah, urat syaraf, dan sebagainya. -Pada stadium keempat disebut neurolues, disini mulai menyerang susunan syaraf. Pada waktu melakukan pekerjaan dapat terjadi pendarahan rongga dada, dalam waktu yang singkat penderita akan mati secara mendadak. Apabila telah sampai ke otak akan mengakibatkan kelumpuhan, buta, tuli, bisu, atau mati sebelah.

5.Diagnosis Diagnosis untuk penyakit ini sulit dilakukan karena sering dikira penyakit lainnya. Untuk menentukan diagnosis sifilis maka dilakukan pemeriksaan klinik, serologi atau pemeriksaan dengan mengunakan mikroskop lapangan gelap ( darkfield microscope ). Pada kasus tidak bergejala diagnosis didasarkan pada uji serologis treponema dan non protonema. Uji non protonema seperti Venereal Disease Research Laboratory ( VDRL ). Untuk mengetahui antibodi dalam tubuh terhadap masuknya Treponema pallidum. Hasil uji kuantitatif uji VDRL cenderung berkorelasi dengan aktifitas penyakit sehingga amat membantu dalam skrining, titer naik bila penyakit aktif ( gagal pengobatan atau reinfeksi ) dan turun bila pengobatan cukup. Kelainan sifilis primer yaitu chancre harus dibedakan dari berbagai penyakit yang ditularkan melalui hubungan kelamin yaitu chancroid, granuloma inguinale, limfogranuloma venerium, verrucae acuminata, skabies, dan keganasan ( kanker ).

6.Cara Penularan Penyakit ini bisa menular melalui hubungan seksual, baik vaginal, rektum, anal, maupun oral. Sifilis tidak menular melalui pemakaian toilet, tukar-menukar pakaian,dan lain-lain.

7.Pencegahan -Berusaha membasmi pelacuran -Tidak melakukan hubungan kelamin atau hubungan seksual terutama dengan penderita sifilis atau pelacur -Memberi penerangan pada masyarakat tentang penyakit sifilis, mulai dari penyebab sampai dengan akibatnya -Pengobatan secara sempurna untuk para penderita penyakit sifilis.

8.Pengobatan Pengobatan pilihan pertama untuk semua manifestasi sifilis tetap penisilin dalam bentuk penisilin G. Efek penisilin pada sifilis secara luas dikenal sebelum uji klinis acak digunakan, sebagai akibatnya, pengobatan dengan penisilin sebagian besar didasarkan pada kasus, ahli seri pendapat, dan tahun pengalaman klinis. Parenteral penisilin G adalah satu-satunya terapi dengan efek didokumentasikan selama kehamilan. Untuk sifilis awal, satu dosis penisilin sudah cukup. Non-hamil individu yang memiliki reaksi alergi yang parah terhadap penisilin (misalnya, anafilaksis) dapat efektif diobati dengan tetrasiklin oral atau doksisiklin, namun, data untuk mendukung ini terbatas. Ceftriaxone dapat dianggap sebagai terapi alternatif, meskipun dosis optimal belum didefinisikan. Namun, cross-reaksi dalam penisilin-alergi pasien dengan sefalosporin seperti ceftriaxone yang mungkin. Azitromisin disarankan sebagai alternatif. Namun, ada laporan kegagalan pengobatan karena perlawanan di beberapa daerah. Jika kepatuhan dan tindak lanjut tidak dapat dipastikan, CDC merekomendasikan desensitisasi dengan penisilin yang diikuti dengan pengobatan penisilin. Semua wanita hamil dengan sifilis harus peka dan diperlakukan dengan penisilin. Tindak lanjut meliputi evaluasi klinis pada 1 sampai 2 minggu diikuti dengan evaluasi klinis dan serologi pada 3, 6, 9, 12, dan 24 bulan setelah pengobatan. Azitromisin telah digunakan untuk mengobati sifilis di masa lalu karena mudah sekali hanya dosis. Namun, dalam satu penelitian di San Francisco, azitromisin-resistensi harga di sifilis, yang 0% pada tahun 2000, adalah 56% pada tahun 2004. Akhir laten dan durasi infeksi tidak diketahui Sifilis laten Akhir didefinisikan sebagai latency selama lebih dari satu tahun. Jika hasil pemeriksaan CSF tidak ada bukti neurosifilis, maka penisilin G dianjurkan dalam dosis mingguan selama 3 minggu. Jika alergi, maka tetrasiklin atau doksisiklin juga dapat digunakan untuk tahap ini, tapi untuk 28 hari bukan 14 yang normal. Seperti sebelumnya, data untuk mendukung penggunaan tetrasiklin dan seftriakson terbatas.

9. Epidemiologi Penularan utama dari penyakit adalah lewat kontak seksual (coitus ), bisa juga lewat mukosa misalnya dengan berciuman atau memakai gelas dan sendok yang selesai dipakai oleh

penderita sifilis dan penularan perenteral melalui jarum suntik dan tranfusi darah. Masa inkubasi dari penyakit sifilis berlngsung sekitar 2- 6 minggu setelah hubungan seksual yang dianggap sebagai penularan penyakit tersebut (coitus suspectus). Asal penyakit tidak jelas. Sebelum tahun 1492 belum dikenal di Eropa. Pada tahun 1494 terjadi epidemi di Napoli. Pada abad ke-18 baru diketahui bahwa penularan sifilis melelui hubungan seksual. Pada abad ke-15 terjadi wabah di Eropa. Sesudah tahun 1860, morbilitas sifilis menurun cepat. Selama perang dunia II, kejadian sifilis meningkat dan puncaknya pada tahun 1946, kemudian menurun setelah itu. Secara garis besar penularan sifilis dibagi atas : -Sifilis kongenital atau bawaan Sifilis kongenital akibat dari penularan spirokaeta tranplasenta; bayi jarang berkontak langsung dengan Chancre ibu yang menimbulkan infeksi pasca lahir. Resiko penularan transplasenta bervariasi menurut stadium penyakit yang diderita oleh ibu. Bila wanita hamil dengan sifilis primer dan sekunder serta spirokaetamia yang tidak diobati, besar kemungkinan untuk menularkan infeksi pada bayi yang belum dilahirkan daripada wanita dengan infeksi laten. Penularan dapat terjadi selama kehamilan. Insiden dari infeksi sifilis kongenital tetap paling tinggi selama 4 tahun pertama sesudah mendapat infeksi primer, sekunder dan penyakit laten awal. -Sifilis Akuisita ( dapatan ) Sifilis dapatan penularanya hampir selalu akibat dari kontak seksual walupun penangananya secara kuratif telah tersedia untuk sifilis selama lebih dari empat dekade, sifilis tetap penting dan tetap merupakan masalah kesehatan yang lazim di Indonesia. Pembagian sifilis dapatan berdasarkan epidemiologi , tergantung sifat penyakit tersebut menular atau tidak. Stadium menular bila perjalanan penyakit kurang dari 2 tahun dan stadium tidak menular perjalanan penyakit lebih dari 2 tahun.Infeksi Menular Seksual (IMS) menyebar cukup mengkhawatirkan di Indonesia. Sifilis adalah penyakit kelamin menular yang disebabkan oleh bakteri spiroseta, Treponema pallidum. Penularan biasanya melalui kontak seksual; tetapi, ada beberapa contoh lain seperti kontak langsung dan kongenital sifilis (penularan melalui ibu ke anak dalam uterus).

10. Determinan Agent Sifilis adalah infeksi dapat disembuhkan yang disebabkan oleh bakteri yang disebut Treponema pallidum. Infeksi ini menular seksual, dan juga dapat ditularkan dari ibu ke janinnya selama kehamilan. Sebagai penyebab penyakit ulkus kelamin. Kebanyakan orang dengan sifilis cenderung tidak menyadari infeksi mereka dan mereka dapat menularkan infeksi ke kontak seksual mereka atau, dalam kasus seorang wanita hamil, untuk anaknya yang belum lahir. Jika tidak diobati, sifilis dapat menyebabkan konsekuensi serius seperti kematian lahir mati, prematur dan neonatal. Hasil samping dari kehamilan dapat dicegah jika infeksi terdeteksi dandiobat isebelum pertengahan trimester detik.Deteksi dini dan pengobatan juga penting dalam mencegah komplikasi berat jangka panjang dalam transmisi pasien dan selanjutnya ke pasangan seksual. Sifilis kongenital membunuh lebih dari satu juta bayi setahun di seluruh dunia tetapi dapat dicegah jika ibu terinfeksi diidentifikasi dan diobati dengan tepat sedini mungkin. Tes cepat untuk sifilis sekarang tersedia secara komersial. Ini adalah titik sederhana tes perawatan dan dapat dilakukan di luar pengaturan laboratorium dengan pelatihan yang minimal dan tidak ada peralatan menggunakan sejumlah kecil dari seluruh darah dikumpulkan oleh tusukan jari. Oleh karena itu mereka dapat mengatasi masalah yang terkait dengan kurangnya akses ke laboratorium dan tingkat pasien rendah kembali. Manual ini berguna memberikan gambaran umum tentang penggunaan tes sifilis yang cepat, pembelian mereka, transportasi dan penyimpanan. Host Sifilis ditularkan dari orang ke orang melalui kontak langsung dengan luka sifilis. Luka terjadi terutama pada alat kelamin eksternal, vagina, anus, atau di dubur. Luka juga dapat terjadi pada bibir dan mulut. Transmisi organisme terjadi selama hubungan seks vaginal, anal, atau oral. Wanita hamil dengan penyakit ini dapat menularkan ke bayi mereka membawa. Sifilis tidak dapat menyebar melalui kontak dengan kursi toilet, pegangan pintu, kolam renang, kolam air panas, bak mandi, pakaian bersama, atau peralatanmakan.Apa saja tanda dan gejala

pada orang dewasa?.Banyak orang terinfeksi sifilis tidak memiliki gejala selama bertahuntahun, namun tetap berisiko untuk komplikasi terlambat jika mereka tidak diperlakukan.

Meskipun penularan terjadi dari orang-orang dengan luka yang dalam tahap primer atau sekunder, banyak dari luka yang belum diakui. Dengan demikian, penularan dapat terjadi dari orang yang tidak menyadari infeksi mereka. Environmental. Perubahan dalam sistem lingkungan dan pertanian global adalah salah satu faktor diabaikan utama dalam munculnya, ketekunan dan munculnya kembali penyakit menular. Ini juga berinteraksi dengan tren pembangunan ekonomi, pertumbuhan penduduk, urbanisasi, migrasi dan polusi. Perubahan iklim dan variabilitas menambahkan faktor-faktor baru ini konglomerat mengemudi pasukan, seperti halnya tren terkait dari over-dan dibawah-gizi.

You might also like