You are on page 1of 24

Assalamualaikum Wr Wb

ASBES SEMEN
Disusun oleh :
M. Fathi Yusuf 121121023 M. Ramdhan 121121024 N. Sumarni 121121025 Nobianty Isnaya T 121121026 Nurul Halimah 121121027 Rizky Subagja 121121028 Teknik Konstruksi Sipil 1A

Lembaran genteng asbes semen

Definisi asbes
Asbes Semen adalah bahan bangunan yang dibuat dari semen portland, air, serat asbes, serat sellulosa dan serat serat lain dengan atau tanpa bahan pengisi yang dibentuk menjadi lembaran yang menyerupai susunan beberapa buah daun genteng, pada umumnya digunakan untuk penutup atau sebagai bangunan lain.

Bahan-bahan pembuat asbes :


1.

2.
3. 4.

Semen portland Air Serat asbes Serat selulosa

Jenis Asbes

1. Chrysotile yang warnanya kuning hingga hijau lemah.

2. Anthophyllite yang berwarna putih, abu-abu dan cokelat muda.

3. Amosite yang berwarna abu-abu muda sampai cokelat muda.

4. Crocidolite berwarna biru.

5.Actinolite berwarna hijau pucat sampai hijau tua.

6. Tremolite berwarna putih hingga abu-abu.


Diantara 6 itu yang paling berbahaya adalah Crocidolite

atau asbes biru. Sementara itu, saat ini yang paling


banyak beredar dipasaran adalah asbes jenis Chrysolite.

Cara Pengujian
1.

2.
3. 4.

Pengukuran dimensi Pengujian lentur Pengujian kedap air Pengujian kepadatan (Density)

Asbes Semen
1.

Pengukuran dimensi 1) Pengukuran panjang dan lebar. Pengukuran panjang dan lebar mempergunakan meteran baja yang dapat mengukur sampai mm. 2) Pengukuran tinggi dan jarak gelombang Pengukuran tinggi dan jarak gelombang rnempergunakan mister ingsut yang sesuai 3) Pengukuran tebal Tebal lembaran diukur di puncak dan lembah gerombang dengan menggunakan alat pengukur mister ingsut yang dapat mengukur sampai ketelitia 0,1 mm. Jarak titik tempat pengukuran ke sisi lembaran tidak boleh kurang dari 25 mm. Tebal lembaran adalah harga rata- rata hasil 8 kali pengukuran di empat tempat, empat tempat di puncak dan empat tempat di lembah. 4) Kesikuan Ukur panjang kedua diagonal dengan alat pengukur rol meter sampai ketelitian 1mm. Hitung kesikuan sebagai berikut: Kesikuan = selisih dua diagonal x 100% diagonal terpendek Back

2.

Pengujian lentur Benda uji dipotong dari lembaran yang lurus dengan panjang minimum 1,20 m. Sedapat mungkin lembaran dengan lebar penuh diuji sesudah pemotongan tepi gelombang yang tidak bertumpu, seperti Gambar2. Lebar benda uji sesuai dengan lebar dari pada lembaran setelah dipotong kedua sisinya sepanjang sumbu dari lembah yang paling luar

Sebelum pengujian benda uji harus direndam dahulu selama minimum 24 jam. Benda uji di letakkan pada 2 (dua) buah penumpu melintang yang kaku, rata sejajar, lebarnya 5 (lima) cm dan jarak sisi terdekat kedua penumpu 1,10 m. Benda uji dibebani pada tengah- tengah jarak tumpua dengan mepergunakan batang kaku, lebar 23 cm, yang diletakkan sejajar dengan penumpu dan dapat bergerak gerak sehingga pembebanannya merata. Potongan- potongan karet yang tidak lebih tebal dari1 cm ditempatkan di antara potongan contoh lembaran dan penumpu, dan di bawah balok beban. Kekerasan (6 5) derajat shore A . Kecepatan pembebanan harus disesuaikan agar contoh dapat retak sesudah sekurang- kurangnya 30 detik. Lihat Gambar 3 CATATAN : Permukaan yang halus melekat ke batang balok beban Beban Patah = P kg/m I Keterangan : P adalah beban pada waktu benda r uji patah, dinyatakan dalam kg (N) I adalah lebar benda uji, dalam meter Nilai beban patah adalah hasil uji rata- rata dari semua contoh.

Back

3.

Pengujian kedap air

Bejana yang pada sisi dasarnya mempunyai bentuk sesuai dengan bentuk gelombang benda yang akan diuji, direkatkan di atas benda uji pada permukaan tersebut apabila diisi dengan air. Perekat yang digunakan dapat berupa paraffin atau aspal atau dapat menggunakan jenis perekat lain. Ukuran bejana panjang 40 cm, tinggi10 cm dan lebar sesuai dengan jumlah gelombang seperti pada Tabel 2. Air bersih diisikan ke dalam bejana dengan ketinggian 2 cm dari puncak gelombang yang tertinggi, air tesebut selalu dijaga jangan sampai berkurang ketinggiannya. Benda uji di letakkan di atas penyangga sehingga memudahkan untuk di amati bila terjatdi tetesan- tetesan air dibagian permukaan bawah. Pengamatan ini dilakukan selama 24 jam (lihat Gambar 4).

Back

4.

Pengujian kepadatan (Density)


Benda uji berukuran 10 x 20 cm yang dipotong dari contoh, dibersihkan dari serpih- serpih sisa pemotongan, kemudian dikeringkan di dalam alat pengering pada suhu 105oC sampai mencapai berat tetap, lalu ditimbang. Berat kering lemari pengering dicatat (A gram). Benda uji direndam selama 24 jam kemudian ditimbang di dalam air (B gram) lalu dikeluarkan dari perendaman dan air yang berlebih dihilangkan dengan memakai lap bersih, dan segera ditimbang (C gram)

Kepadatan= A gram/cm3 C-B Keterangan : A adalah berat kering setelah dikeringkan dalam lemari pengerin105oC B adalah berat dalam air C adalah berat basah

APLIKASI PEMASANGAN ASBES


PELAKSANAN PEMASANGAN DINDING ASBES 2. PELAKSANAAN PEMASANGAN ATAP ASBES 3. PELAKSANAAN PEMASANGAN LANTAI ASBES
1.

PELAKSAAAN PEMASANGAN DINDING ASBES


Persyaratan pengerjaan lembaran asbes semen untuk dinding : Dipersiapkan tempat penerimaan yang terhindar dari kegiatan lain. Tumpulkan lembaran ditempatkan jauh dari lalu lintas kendaraan atau skesibukan kerja dan terlindung dari kemungkinan kerusakan lainnya. Bahan bangunan harus sesuai dengan SII No.239/M3/1987 dan 254/M/3/1987. Terhindar dari dampak negatif akibat debu yang ditimbulkan pada waktu pengerjaan pemasangan dinding. Sebelum memulai pekerjaan pemasangan lembaran asbes semen, debu yang ada pada lembaran asbes semen akibat gesekan terlebih dahulu dibersihkan. Hidarai adanya pemahatan/ pemotongan/ pelubangan lembaran asbes semen yang telah terpasang. Pada penyimpanan lembaran asbes semen, agar tumpukan menggunakan bantalan yang rata, diantara lembaran dihindari adanya batu, puing, dan potongan kayu. Back

PELAKSAAAN PEMASANGAN ATAP ASBES

1. Sedapat mungkin gunakan alumunium foil (1- 2 mili) sebagai pelapis antara plafon dan genteng. Selain mengurangi penyerapan panas, juga untuk menghindari tampias. Misalnya, jika ada ketidaksempurnaan dalam pemasangan genteng, alumunium berfungsi sebagai tameng bagi atap sehingga air akan turun ke plank dan tak masuk ke dalam rumah." 2. Cermati segi elevasi (sudut kemiringan) materi genteng guna membentuk ketahanan terhadap hujan. Misalnya, genteng keramik membutuhkan elevasi lebih dari 30 derajat, sedangkan asbes butuh lebih dari 15 derajat. Jika tak diindahkan, air hujan tetap bisa masuk lewat genteng. mengatasinya, gunakan overstek (lidah atap) sepanjang 1,2 meter untuk melindungi lantai teras dan dinding dari tampias hujan angin. 3. Pemasangan baut atau paku pada asbes harus diperhatikan. Asbes tidak bisa direkatkan dengan paku biasa, karena jika dipalu mudah pecah. Asbes harus dibor dulu, dipasang paku yang dilapisi karet, lalu dipelingkut di area pakunya. Back

1.

2.

3.
4.

5.

Tampias air hujan atau atap bocor, bisa merusak lantai. Cara menanggulanginya, buat overstek dan pilih lantai yang kuat. Jangan gunakan lantai materi indoor untuk ruangan outdoor. Banjir juga merusak lantai. Air merembes lewat sela-sela pintu dan jendela. Untuk itu ban pada lantai, pintu, dan jendela, sebaiknya dibuat dari materi alumunium berlapis karet. Lantai dalam rumah sebaiknya juga lebih tinggi daripada teras. Jika pintu dan jendela terbuat dari kayu, sebaiknya diberi finishing duco ketimbang melamik. Kusen jendela serta pintu pun harus dirawat dengan menyemprotkan clear gloss. Bisa juga terjadi, tiba-tiba air menggenangi lantai meski tak ada hujan. Ini terjadi karena desakan air yang keluar dari bawah lantai rumah. Biasanya, di rumah-rumah yang dibangun di atas lahan yang kandungan airnya besar serta dibangun dengan ketinggian di ba- wah badan jalan. Sedapat mungkin, rumah harus dibangun lebih tinggi

PELAKSAAAN PEMASANGAN LANTAI ASBES

Syarat mutu pemasangan asbes


STANDARISASI PEMASANGAN ASBES
1. Metode Memperbaiki Bahan Bangunan Fiber Semen. No : Pt M-01-2000-C, Kategori : Petunjuk Teknik Fiber semen merupakan bahan alternatif sebagai pengganti kayu yang potensinta semakin berkurang penggunaan fiber semen lebih aman dibandingkan dengan asbes semen yang ada karena kadar asbesnya lebih kecil dari 5 %.
2. Tata Cara Pengerjaan Lembaran Asbes Semen Untuk Penutup Atap Pada Bangunan Rumah dan Gedung. No : SNI 03-2840-2002, Kategori : SNI Tata cara ini bertujuan untuk melindungi masyarakat dari dampak negatip akibat debu yang ditimbulkan pada waktu pengerjaan pemasangan penutup atap.

Contoh Asbes

CARA MENGURANGI EFEK NEGATIF DARI ASBES


1. 2. 3. 4.

5.

Jika atap menggunkan asbes, gunakanlah plafon untuk mecegah debu dan serat asbes jatuh kedalam rumah. Ganti asbes setiap 5 tahun sekali, walaupun tidak ada tanda-tanda rusak. Saat mengerjakan asbes, gunakan alat penutup hidung. Buatlah ventilasi yang baik, ventilasi yang baik akan mengurangi efek gas radon yang terkandung didalam asbes. Mengecat asbes bukan solusi untuk mencegahnya asbes terhirup oleh kita, asbes yang rusak walaupun dicat tetap akan menimbulkan dampak yang sama.

Ada pertanyaan?

Terimakasih atas perhatiannya. Wassalamualaikum Wr Wb

You might also like