Professional Documents
Culture Documents
1. Penggunaan Antibiotik Profilaksis Pada Bedah Saraf No. 1. Jenis Operasi Kraniotomi bersih Nama Antibiotik Cefazolin atau ceftriaxon atau fosfomycin 1. Cefazolin Vaksin tifoid: Antibiotik dapat mengurangi efek Interaksi
terapi vaksin tifoid. Risiko D: Pertimbangkan modifikasi terapi Agen uricosuric: Dapat menurunkan ekskresi
sefalosporin dapat meningkatkan efek antikoagulan dari Vitamin K antagonis 2. Ceftriaxon Calcium Salts (intravena): Dapat meningkatkan efek merugikan / toksik ceftriaxone. Ceftriaxone mengikat kalsium sehingga bisa membentuk endapan tidak larutan. Risiko X: Hindari kombinasi Injeksi Ringer (Laktat): Dapat meningkatkan efek merugikan / toksik ceftriaxone. Ceftriaxone mengikat kalsium dalam Lactated Ringer membentuk endapan tidak larutan t. Risiko X: Hindari kombinasi
Vaksin tifoid: Antibiotik dapat mengurangi efek terapi Vaksin Tifoid. Risiko D: Pertimbangkan modifikasi terapi
3. Vitamin K antagonis (misalnya, warfarin): sefalosporin dapat meningkatkan efek antikoagulan dari Vitamin K antagonis. Risiko C: Monitoring terapi 4. Fosfomycin Vaksin tifoid: Antibiotik dapat mengurangi efek terapi Vaksin Tifoid. Risiko D: Pertimbangkan modifikasi terapi (DIH,2008) 2. Laminotomy/Laminectomy dan prosedur spinal bersih Cefazolin atau ceftriaxon atau fosfomycin 1. Cefazolin Vaksin tifoid: Antibiotik dapat mengurangi efek
terapi vaksin tifoid. Risiko D: Pertimbangkan modifikasi terapi Agen uricosuric: Dapat menurunkan ekskresi
2. Ceftriaxon Calcium Salts (intravena): Dapat meningkatkan efek merugikan / toksik ceftriaxone. Ceftriaxone mengikat kalsium sehingga bisa membentuk endapan tidak larutan. Risiko X: Hindari kombinasi Injeksi Ringer (Laktat): Dapat meningkatkan efek merugikan / toksik ceftriaxone. Ceftriaxone mengikat kalsium dalam Lactated Ringer membentuk endapan tidak larutan t. Risiko X: Hindari kombinasi Vaksin tifoid: Antibiotik dapat mengurangi efek terapi Vaksin Tifoid. Risiko D: Pertimbangkan modifikasi terapi Agen uricosuric: Dapat menurunkan ekskresi sefalosporin. Risiko C: Monitoring terapi Vitamin K antagonis (misalnya, warfarin): sefalosporin dapat meningkatkan efek antikoagulan dari Vitamin K antagonis. Risiko C: Monitoring 3. Fosfomycin Vaksin tifoid: Antibiotik dapat mengurangi efek terapi Vaksin Tifoid. Risiko D: Pertimbangkan modifikasi terapi (DIH,2008)
3.
Kraniotomi Terkontaminasi
1. Ceftriaxon Calcium Salts (intravena): Dapat meningkatkan efek merugikan / toksik ceftriaxone. Ceftriaxone mengikat kalsium sehingga bisa membentuk endapan tidak larutan. Risiko X: Hindari kombinasi Injeksi Ringer (Laktat): Dapat meningkatkan efek merugikan / toksik ceftriaxone. Ceftriaxone mengikat kalsium dalam Lactated Ringer membentuk endapan tidak larutan t. Risiko X: Hindari kombinasi Vaksin tifoid: Antibiotik dapat mengurangi efek terapi Vaksin Tifoid. Risiko D: Pertimbangkan modifikasi terapi Agen uricosuric: Dapat menurunkan ekskresi sefalosporin. Risiko C: Monitoring Terapi Vitamin K antagonis (misalnya, warfarin): sefalosporin dapat meningkatkan efek antikoagulan dari Vitamin K antagonis. Risiko C: Monitoring 2. Fosfomycin Vaksin tifoid: Antibiotik dapat mengurangi efek terapi Vaksin Tifoid. Risiko D: Pertimbangkan modifikasi terapi (DIH,2008)
4.
Laminotomy/Laminectomy Terkontaminasi
1. Ceftriaxon Calcium Salts (intravena): Dapat meningkatkan efek merugikan / toksik ceftriaxone. Ceftriaxone mengikat kalsium sehingga bisa membentuk endapan tidak larutan. Risiko X: Hindari kombinasi Injeksi Ringer (Laktat): Dapat meningkatkan efek merugikan / toksik ceftriaxone. Ceftriaxone mengikat kalsium dalam Lactated Ringer membentuk endapan tidak larutan t. Risiko X: Hindari kombinasi Vaksin tifoid: Antibiotik dapat mengurangi efek terapi Vaksin Tifoid. Risiko D: Pertimbangkan modifikasi terapi Agen uricosuric: Dapat menurunkan ekskresi sefalosporin. Risiko C: Monitoring Terapi Vitamin K antagonis (misalnya, warfarin): sefalosporin dapat meningkatkan efek antikoagulan dari Vitamin K antagonis. Risiko C: Monitoring 2. Fosfomycin Vaksin tifoid: Antibiotik dapat mengurangi efek terapi Vaksin Tifoid. Risiko D: Pertimbangkan modifikasi terapi (DIH,2008)