You are on page 1of 1

Ureum merupakan hasil utama dari metabolisme protein dalam tubuh.

Kadar ureum dalam serum darah bergantung pada katabolisme (pemecahan) protein di dalam hati yang disekresikan ke dalam ginjal kemudian diekskresikan melalui urin. Sedangkan kreatinin adalah produk endogenous akhir dari metabolisme kreatin fosfat dimana kadarnya relatif lebih konstan. Kedua parameter ini menjadi salah satu parameter untuk menilai fungsi ginjal normal. Jika terjadi gangguan ginjal kronik, kedua zat ini akan meningkat jumlahnya di dalam darah (Doxey1983). Doxey DL. 1983. Clinical Pathology and Diagnostic Procedures. London : Bailliere Tindal Kreatinin Kreatinin adalah produk endogenous akhir dari metabolisme kreatin fosfat yang terjadi di dalam otot dan dilepaskan dari otot dengan kecepatan yang hampir konstan serta diekskresi dalam urin dengan kecepatan yang sama (Guyton & Hall 1997). Shaffer dalam Peters 1946 menjelaskan bahwa ekskresi kreatinin pada setiap individu terkait erat dengan ukuran maupun perkembangan jaringan otot. Zat ini dijumpai dalam jumlah yang besar di otot dan hadir di darah dan urin dalam jumlah yang sangat kecil pada kondisi normal. Guyton AC, Hall JE. 1997. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed ke-9. Jakarta: penerbit buku kedokteran EGC

Melalui reaksi dehidratasi dalam otot keratin akan diubah menjadi kreatinin yang mudah diperfusi ke seluruh cairan tubuh dan diekskresikan melalui urin (Raphael 1987). Kreatinin merupakan sisa metabolisme fosfat dari kreatin fosfat otot, keberadaannya dalam tubuh dengan jumlah yang tinggi ataupun rendah dapat memberi dampak buruk bagi individu. Sisa metabolisme harus diekskresikan melalui ginjal, oleh karena itu jika terjadi peningkatan atau penurunan kadar kreatinin dalam tubuh maka interpretasi klinik akan lebih cenderung pada gangguan fungsi ginjal. Kreatinin diekskresi dalam urin melalui proses filtrasi dalam glomerulus tetapi tidak direabsorbsi di tubulus bahkan sejumlah kecil disekresi oleh tubulus terutama bila kadar kreatinin serum tinggi (Todd & Sanford). Kreatinin dengan bebas melintasi membran glomerulus dan hanya sebagian kecil disekresi ke dalam tubulus nefron. Kreatinin merupakan indeks GFR yang lebih cermat dibandingkan ureum karena kecepatan produksinya terutama merupakan fungsi massa otot yang sedikit sekali mengalami perubahan. Oleh karena itu pada kondisi normal kreatinin dijumpai dalam urin dengan konsentrasi sedikit. Konsentrasi dan ekskresi total harian kreatinin tetap konstan meskipun ada perubahan pola makanan (Frandson 1992). Raphael, Stanley S. 1987. Lynchs Medical Laboratory Technology. Ed ke -4. London: W.B. Saunders Company Todd JC, Sanford AH. 1974. Clinical Diagnosis by Laboratry Methods. Ed ke-15. United Stated of America : W.B. Saunders Company.

Selain faktor diet, faktor katabolik, jenis kelamin dan aktivitas juga diketahui tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah kreatinin dalam plasma. Akan tetapi kadang dijumpai bahwa kadar kreatinin dalam plasma hewan yang masih muda lebih tinggi jumlahnya daripada pada hewan yang telah dewasa (Doxey 1983). Peningkatan kadar kreatinin dalam darah dapat dipengaruhi berbagai hal. Salah satu diantaranya yaitu saat terjadi gangguan fungsi ginjal maka fungsi nefron menurun dan ekskresi kreatinin juga menurun sehingga kadar kreatinin dalam plasma akan meningkat. (Frandson 1992) Frandson RD. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak.Ed ke-4. Srigando B, Koen P, penerjemah: Soedarsono, editor. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Terjemahan dari: Anatomy and Physiolgy of Farm Animals

You might also like