You are on page 1of 36

MAKALAH PSIKOPATOLOGI DAN REHABILITASI SOSIAL

Kemiskinan
(Disusun Untuk Memenuhi Tu as Psik!"! i Pat!"! i # Reha$i"itasi S!sia"%

DISUSUN OLEH & A"i' A()ians*ah Ba us P(iam$!)! 0e((* A'(i*an K O2ta(ina A(ista N Sat(i*! D4i A (M+A,-,--.% (M+A,-/-+-% (M+A,-/-.1% (M+A,-/-3-% (M+A,-/-5.%

0AKULTAS PSIKOLOGI UNI6ERSITAS DIPONEGORO SEMARANG +-7-

BAB I PENDAHULUAN Kemiskinan merupakan masalah sosial laten yang senantiasa hadir di tengah-tengah masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Kemiskinan senantiasa menarik perhatian berbagai kalangan, baik para akademisi maupun para praktisi. Berbagai teori, konsep dan pendekatan pun terus menerus dikembangkan untuk menyibak tirai dan mungkin misteri mengenai kemiskinan ini. Dalam konteks masyarakat Indonesia, masalah kemiskinan juga merupakan masalah sosial yang senantiasa relevan untuk dikaji secara terus menerus. Ini bukan saja karena masalah kemiskinan telah ada sejak lama, melainkan karena masalah ini masih hadir di tengah-tengah kita dan bahkan kini gejalanya semakin meningkat sejalan dengan krisis multidimensional yang masih dihadapi oleh Bangsa Indonesia. eskipun pembahasan kemiskinan pernah mengalami tahap kejenuhan sejak pertengahan !"#$-an, upaya pengentasan kemiskinan kini semakin mendesak kembali untuk dikaji ulang. Beberapa alasan yang mendasari pendapat ini. %lasan pertama adalah bah&a konsep kemiskinan masih didominasi oleh perspekti' tunggal, yakni kemiskinan pendapatan atau income-poverty ()hambers, !""*+. ,endekatan ini banyak dikritik oleh para pakar ilmu sosial sebagai pendekatan yang kurang bisa menggambarkan potret kemiskinan secara lengkap. Kemiskinan seakan-akan hanyalah masalah ekonomi yang ditunjukkan oleh rendahnya pendapatan seseorang atau keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. %lasan kedua adalah bah&a jumlah orang miskin di Indonesia senantiasa menunjukkan angka yang tinggi, baik secara absolut maupun relati', di pedesaan maupun perkotaan. eskipun Indonesia pernah dicatat sebagai salah satu negara berkembang yang sukses dalam mengentaskan kemiskinan, ternyata masalah kemiskinan kembali menjadi isu sentral di -anah %ir karena bukan saja jumlahnya yang kembali meningkat, melainkan dimensinya pun semakin kompleks seiring dengan menurunnya kualitas hidup masyarakaat akibat terpaan krisis ekonomi sejak tahun !""*.

Ketiga, kemiskinan mempunyai dampak negati' yang bersi'at menyebar (multiplier effects+ terhadap tatanan kemasyarakatan secara menyeluruh. Berbagai peristi&a kon'lik di -anah %ir yang terjadi sepanjang krisis ekonomi, misalnya, menunjukkan bah&a ternyata persoalan kemiskinan bukanlah semata-mata mempengaruhi ketahanan ekonomi yang ditampilkan oleh rendahnya daya beli masyarakat, melainkan pula mempengaruhi ketahanan sosial masyarakat dan ketahanan nasional. engenai data penduduk miskin di Indonesia sendiri, tim ,usat ,enelitian .konomi /embaga Ilmu ,engetahuan Indonesia (-im ,0.-/I,I+ memperkirakan bah&a &arga miskin tahun 0$$# akan bertambah menjadi 1!,* juta orang (0!,"0 persen+. ,ertambahan penduduk miskin tahun ini naik 1,2 juta dibandingkan posisi pada tahun 0$$*. Kondisi penduduk miskin tahun 0$$* mencapai 3*,0 juta atau sekitar !4,2# persen, dengan garis kemiskinan 5p !44.4"*,$$ per orang per bulan. Dengan adanya kenaikan harga BB , hingga bulan Desember 0$$# diperkirakan kebutuhan hidup layak bagi tiap individu adalah sebesar 5p !"2.$$$ per orang per bulan. PRO0IL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET +--5 6umlah penduduk miskin (penduduk yang berada di ba&ah 7aris Kemiskinan di Indonesia pada Bulan aret 0$$" sebesar 30,23 juta (!1,!2 aret 0$$# yang 8+. Dibandingkan dengan penduduk miskin pada Bulan sebesar 0,13 juta. 9elama periode $,#4 juta orang. ,ersentase penduduk miskin antara daerah perkotaan dan perdesaan tidak banyak berubah. ,ada Bulan aret 0$$", sebagian besar (!*,32 persen+ penduduk miskin berada di daerah perdesaan. ,eranan komoditi makanan terhadap 7aris Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, aret 0$$#- aret 0$$", penduduk miskin di daerah perdesaan berkurang !,2* juta, sementara di daerah perkotaan berkurang

berjumlah 31,"4 juta (!2,10 persen+, berarti jumlah penduduk miskin turun

pendidikan, dan kesehatan+. ,ada Bulan Kemiskinan

aret 0$$", sumbangan 7aris

akanan terhadap 7aris Kemiskinan sebesar *3,2* persen.

Komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai 7aris Kemiskinan adalah beras, gula pasir, telur, mie instan, tahu dan tempe. :ntuk komoditi bukan makanan adalah biaya perumahan, biaya listrik, angkutan dan minyak tanah. ,ada periode aret 0$$#- aret 0$$", Indeks Kedalaman Kemiskinan (,!+ dan Indeks Keparahan Kemiskinan (,0+ menunjukkan kecenderungan menurun. Ini mengindikasikan bah&a rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung makin mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin menyempit. (Berita 5esmi 9tatistik ;o. 13<$*<-h. =II, ! 6uli 0$$"+

BAB II ISI A8 PENGERTIAN KEMISKINAN %rti kemiskinan manusia secara umum adalah kurangnya kemampuan esensial manusia terutama dalam hal ke-melek-huru'-an (kemampuan membaca>literacy+ serta tingkat kesehatan dan gi?i. 9elain itu diartikan pula sebagai kurangnya pendapatan sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan konsumsi minimum. Kemiskinan merupakan masalah global, sering dihubungkan dengan kebutuhan, kesulitan dan kekurangan di berbagai keadaan hidup. 9ebagian orang memahami istilah ini secara subyekti' dan komparati', sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluati', dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. ,emahaman utamanya mencakup@ 7ambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar. 7ambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Aal ini termasuk pendidikan dan in'ormasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi. 7ambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. akna BmemadaiB di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.

Kemiskinan kini memperoleh pemaknaan baru, bukan sekadar pengertian konvensional, yakni pendapatan rendah. %martya 9en dalam Development as Creedom (!"""+ mende'inisikan kemiskinan sebagai capability deprivation, yang jauh lebih 'undamental daripada sekadar pendapatan rendah yang bersi'at instrumental. ,erjuangan menghapus kemiskinan sejatinya merupakan ikhtiar untuk meningkatkan human capability. Itu adalah satu usaha membuka jalan bagi setiap orang agar mampu memberdayakan diri sendiri dengan cara menghilangkan berbagai kendala dan hambatan. Kemiskinan dipandang sebagai pangkal masalah yang memba&a implikasi negati', yang dapat menjadi sumber kon'lik di dalam masyarakat.

Kemiskinan merupakan konsep multidimensional. .llis (!"#1@010012+, misalnya, menunjukkan bah&a dimensi kemiskinan menyangkut aspek ekonomi, politik dan sosial-psikologis. a. 9ecara ekonomi, kemiskinan dapat dide'inisikan sebagai kekurangan sumberdaya yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan kesejahteraan sekelompok orang. 9umberdaya dalam konteks ini menyangkut tidak hanya aspek 'inansial, melainkan pula semua jenis kekayaan (&ealth+ yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam arti luas. b. 9ecara politik, kemiskinan dilihat dari tingkat akses terhadap kekuasaan (po&er+. Kekuasaan dalam pengertian ini mencakup tatanan sistem politik yang dapat menentukan kemampuan sekelompok orang dalam menjangkau dan menggunakan sumberdaya. %da tiga pertanyaan mendasar yang bekaitan dengan akses terhadap kekuasaan ini, yaitu (a+ bagaimana orang dapat meman'aatkan sumberdaya yang ada dalam masyarakat, (b+ bagaimana orang dapat turut ambil bagian dalam pembuatan keputusan penggunaan sumberdaya yang tersedia, dan (c+ bagaimana kemampuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan. c. 9ecara sosial-psikologis menunjuk pada kekurangan jaringan dan struktur sosial yang mendukung dalam mendapatkan kesempatan-kesempatan peningkatan produktivitas. )hambers, seperti dikutip ;asikun, mengatakan bah&a

kemiskinan adalah suatu integrated concept yang memiliki lima dimensi, yaitu@ !+ kemiskinan (proper+, 0+ ketidakberdayaan ( powerless+, 3+ kerentanan menghadapi situasi darurat ( state of emergency+, 1+ ketergantungan (dependence+, dan 2+ keterasingan (isolation+ baik secara geogra'is maupun sosiologis. Karena itu, kemiskinan bukan hanya hidup dalam kekurangan uang, tetapi juga banyak hal lain, seperti@ tingkat kesehatan, pendidikan rendah, perlakuan tidak adil dalam hukum, kerentanan terhadap ancaman tindak kriminal, ketidakberdayaan menghadapi kekuasaan, dan ketidakberdayaan dalam menentukan jalan hidupnya sendiri. B8 DIMENSI KEMISKINAN 78 Kemiskinan )a"am Dimensi Ek!n!mi Dimensi ekonomi dari kemiskinan diartikan sebagai kekurangan sumber daya yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan sekelompok orang, baik secara 'inansial maupun semua jenis kekayaan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dikategorikan miskin bilamana seseorang atau keluarga tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok minimnya, seperti @ sandang, pangan, papan, kesehatan, dan pendidikan. Dimensi ekonomi dapat diukur dengan nilai rupiah meskipun harganya selalu berubah-ubah tergantung pada tingkat in'lasi rupiah.. Kemiskinan dalam dimensi ekonomi paling mudah untuk diamati, yaitu@ a. Biro ,usat 9tatistik (B,9+@ tingkat kemiskinan didasarkan pada jumlah rupiah konsumsi berupa makanan yaitu kurang dari 0!$$ kalori per orang per hari (dari 20 jenis komoditi yang dianggap me&akili pola konsumsi penduduk yang berada di lapisan ba&ah+, dan konsumsi nonmakanan (dari 12 jenis komoditi makanan sesuai diukur, dan diperbandingkan. %da beberapa metode pengukuran tingkat kemiskinan yang dikembangkan di Indonesia,

kesepakatan nasional dan tidak dibedakan antara &ilayah pedesaan dan perkotaan+. ,atokan kecukupan 0!$$ kalori ini berlaku untuk susunan umur, jenis kelamin, dan perkiraan tingkat kegiatan 'isik, berat badan, serta perkiraan status 'isiologis penduduk. b. 9ayogyo@ tingkat kemiskinan didasarkan jumlah rupiah pengeluaran rumah tangga yang disetarakan dengan jumlah kilogram konsumsi beras per orang per tahun dan dibagi &ilayah pedesaan dan perkotaan. Daerah pedesaan@ !+ iskin@ bila pengeluaran keluarga lebih kecil daripada 30$ kg nilai tukar beras per orang per tahun. 0+ iskin sekali@ bila pengeluaran keluarga lebih kecil daripada 01$ kg nilai tukar beras per orang per tahun. 3+ ,aling miskin@ bila pengeluaran keluarga lebih kecil daripada !#$ kg nilai tukar beras per orang per tahun. Daerah perkotaan@ !+ 0+ iskin@ bila pengeluaran keluarga lebih kecil daripada 1#$ kg nilai tukar beras per orang per tahun. iskin sekali@ bila pengeluaran keluarga lebih kecil daripada 3#$ kg nilai tukar beras per orang per tahun. 3+ ,aling miskin@ bila pengeluaran keluarga lebih kecil daripada 0*$ kg nilai tukar beras per orang per tahun. c. Bank Dunia@ Bank Dunia mengukur garis kemiskinan berdasarkan pada pendapatan seseorang kurang dari :9D! per hari (setara 5p#.2$$,$$ per hari+. d. Badan Koordinasi Keluarga Berencana ;asional (BKKB;+ @ mengukur kemiskinan berdasarkan kriteria Keluarga ,ra 9ejahtera (,ra K9+ dan Keluarga 9ejahterara I (K9 !+. Kriteria Keluarga ,ra K9 yaitu keluarga yang tidak mempunyai kemampuan untuk menjalankan perintah agama dengan baik, minimum makan dua kali sehari, membeli lebih dari satu stel pakaian per orang per

tahun, lantai rumah bersemen lebih dari #$8, dan berobat ke ,uskesmas bila sakit. Kriteria Keluarga 9ejahtera ! (K9 !+ yaitu keluarga yang tidak berkemampuan untuk melaksanakan perintah agama dengan baik, minimal satu kali per minggu makan daging<telor<ikan, membeli pakaian satu stel per tahun, rata-rata luas lantai rumah # m0 per anggota keluarga, tidak ada anggota keluarga umur !$ sampai 4$ tahun yang buta huru', semua anak berumur antara 2 sampai !2 tahun bersekolah, satu dari anggota keluarga mempunyai penghasilan rutin atau tetap, dan tidak ada yang sakit selama tiga bulan. +8 Kemiskinan )a"am )imensi Kesehatan Banyak data dan hasil penelitian yang membuktikan bah&a kemiskinan sangat berhubungan dengan tingginya angka kesakitan dan kematian. -ingkat pendapatan di ba&ah garis kemiskinan dan rendahnya kesempatan memperoleh berbagai 'asilitas kesejahteraan sosial akan mempersulit terpenuhinya berbagai keperluan pangan bergi?i atau kemampuan untuk menangkis penyakit, sehingga tidak mengherankan apabila di lingkungan mereka tingkat kematian bayi tinggi. Berbagai macam penyakit mengancam mereka, seperti@ malaria, tuberkulosis, penyakit mata, k&asioskor, dan lainnya sebagai akibat lemahnya daya resistensi. Aal ini menyebabkan usia harapan hidup mereka pendek dan tingkat kematian mereka tinggi. %pabila pembangunan kesehatan dan gi?i berhasil, maka status kesehatan dan status gi?i akan meningkat yang kemudian berakibat pada peningkatan kondisi 'isik, mental, dan kecerdasan, sehingga output dan partisipasi lebih baik yang ditunjukkan dengan rendahnya absensi kerja dan sekolah. Aal tersebut menyebabkan peningkatan kemampuan, keterampilan, dan kecerdasan, sehingga pendapatan individu, masyarakat, dan negara meningkat. ,endapatan ini menjadi salah satu sumber daya pembangunan kesehatan dan gi?i. -entu saja sebaliknya, hal tersebut tidak akan terjadi jika pembangunan kesehatan dan gi?i tidak

berhasil. 18 Kemiskinan )a"am Dimensi S!sia" )an Bu)a*a Dimensi sosial dari kemiskinan diartikan sebagai keterbatasan jaringan sosial dan struktur yang mendukung agar produktivitas seseorang meningkat. Kekurangan jaringan tersebut disebabkan oleh dua 'aktor penghambat yaitu dari diri seseorang atau kelompok (misalnya karena tingkat pendidikan atau hambatan budaya+, dan hambatan dari luar kemampuan seseorang (misalnya karena birokrasi atau peraturan resmi yang dapat mencegah mereka meman'aatkan kesempatan yang ada+. Di negara maju, proses peralihan dari masyarakat tradisional menuju masyarakat modern berhasil dilakukan. -etapi pada masyarakat di negara sedang berkembang (dunia ketiga+, ketika menuju modernitas mereka menghadapi hambatan sosial budaya berupa nilai-nilai tradisional yang sangat kuat dalam segala aspek kehidupan. Aal tersebut menyebabkan mereka hidup dalam keterbelakangan, tidak maju, dan miskin. Kuatnya nilai-nilai budaya tradisional menyebabkan kondisi kehidupan masyarakat menjadi statis, belum mengalami de'erensiasi struktural sehingga perkembangan politik, sosial, ekonomi, dan budaya tidak mengalami kemajuan yang berarti. ,ada keluarga modern biasanya dicirikan dengan anggota keluarga sedikit dan lebih produkti' karena lembaga masyarakat yang ada telah berperan pada penyelenggaraan 'ungsi-'ungsi dalam keluarga, seperti pendidikan, pelayanan kesehatan, ekonomi, dan keagamaan. c. )leland menyimpulkan bah&a nilai-nilai budaya tradisional turut membentuk sikap mental masyarakat di negara sedang berkembang. ;ilai budaya tradisonal tersebut adalah mentalitas masyarakat yang belum siap membangun (tidak memiliki sikap mental need for achievement+ dalam segala aspek. enurut Escar /e&is, kemiskinan muncul akibat nilai budaya yang dianut kaum miskin itu sendiri, yang berakar dari kondisi

lingkungan yang serba miskin dan diturunkan dari generasi ke generasi (cultural of poverty+. Kaum miskin telah memasyarakatkan nilai dan perilaku kemiskinan secara turun-temurun. %kibatnya, perilaku tersebut melanggengkan kemiskinan mereka, sehingga masyarakat yang hidup dalam kebudayaan kemiskinannya sulit untuk membebaskan diri dari kemiskinan. .8 Kemiskinan )a"am Dimensi S!sia" P!"itik Dimensi sosial politik dari kemiskinan lebih menekankan pada derajat akses terhadap kekuatan yang mencakup tatanan sistem sosial politik yang dapat menentukan alokasi sumber daya untuk kepentingan sekelompok orang atau tatanan sistem sosial yang menentukan alokasi penggunaan sumber daya. Kemiskinan politik, menurut .llies, secara tidak langsung berpengaruh pada pengembangan kreativitas manusia dan masyarakat, yang pada gilirannya berpengaruh pada kualitas manusia. Kebijakan pemerintah dalam kerangka sosial politik disengaja atau tidak, sebagian di antaranya justru menyebabkan kemiskinan. Aal ini sesuai dengan pendapat para teoritisi bah&a masyarakat atau negara miskin itu bukan karena mereka miskin (a country is a poor because it is poor+, tetapi karena kebijakan pemerintah yang salah (a country is poor because of poor policies+. Beberapa kebijakan ekonomi yang memberi andil menciptakan kemiskinan di Indonesia, antara lain@ kebijakan penetapan harga dasar gabah yang rendah, pemberian subsidi impor beras dan bahan makanan lain, mengakibatkan gairah petani untuk menanam padi menjadi turun. 9trategi industrialisasi yang tidak terarah dengan mengabaikan sektor pertanian atau kebijakan ekonomi yang tidak memperhatikan keterkaitan antara pertumbuhan sektor pertanian dan industri, pembangunan lebih berkonsentrasi pada perkotaan, subsidi modal untuk sektor modern dan pengusaha papan atas padahal sektor ini bukan tempat usaha orang miskin, dan lain-lain. Di sisi lain, banyak negara sedang berkembang menggunakan isu kemiskinan dan pengentasan kemiskinan sebagai kartu kemenangan

pemilihan umum (pemilu+, &alaupun pada kenyataannya setelah menang, isu tersebut belum tentu di&ujudkan dalam program kerjanya. 98 Kemiskinan )a"am Dimensi Pen)i)ikan: A ama )an Bu)i Peke(ti Keterkaitan kemiskinan dengan pendidikan sangat besar karena pendidikan memberikan kemampuan untuk berkembang le&at penguasaan ilmu dan keterampilan. ,endidikan juga menanamkan kesadaran akan pentingnya martabat manusia. endidik dan memberikan pengetahuan berarti menggapai masa depan. Aal tersebut seharusnya menjadi semangat untuk terus melakukan upaya mencerdaskan bangsa. -idak terkecuali, keadilan dalam memperoleh pendidikan harus diperjuangkan dan seharusnya pemerintah berada di garda terdepan untuk me&ujudkannya. ,enduduk miskin dalam konteks pendidikan sosial mempunyai kaitan terhadap upaya pemberdayaan, partisipasi, demokratisasi, dan kepercayaan diri, maupun kemandirian. ,endidikan non'ormal perlu mendapatkan prioritas utama dalam mengatasi kebodohan, keterbelakangan, dan ketertinggalan sosial ekonominya. ,endidikan in'ormal dalam rangka pendidikan sosial dengan sasaran orang miskin selaku kepala keluarga (individu+ dan anggota masyarakat tidak lepas dari konsep learning society adult education experience learning yang berupa pendidikan luar sekolah, kursus keterampilan, penyuluhan, pendidikan dan latihan, penataran atau bimbingan, dan latihan. ,endidikan agama dan budi pekerti sangat penting untuk penanaman nilai-nilai agama&i dan budi pekerti terutama bagi anak-anak dan pemuda. 9trategi pengentasan kemiskinan seharusnya tidak terpaku pada aspek ekonomi dan 'isik saja, tetapi aspek non'isik (rohaniah+ juga perlu mendapatkan porsi yang cukup dalam kebijakan ini. ;8 <ENIS=<ENIS KEMISKINAN 9ecara umum penduduk miskin dapat dibedakan menjadi dua yaitu miskin kronis (chronic poor) dan miskin sementara (transient poor). iskin kronis adalah penduduk miskin yang berpenghasilan jauh di ba&ah garis kemiskinan dan

biasanya tidak memiliki akses yang cukup terhadap sumber daya ekonomi, sedangkan miskin sementara adalah penduduk miskin yang berada dekat garis kemiskinan. 6ika terjadi sedikit saja perbaikan dalam ekonomi, kondisi penduduk yang termasuk kategori miskin sementara ini bisa meningkat dan statusnya berubah menjadi penduduk tidak miskin. Kemiskinan tidak hanya menjadi permasalahan bagi negara berkembang, bahkan negara-negara maju pun mengalami kemiskinan. secara 'aktual, %. . 9ae'udin membagi kemiskinan sebagai kemiskinan alamiah ( natural poverty+ dan kemiskinan struktural (stuctural poverty+. Fang pertama, terjadi karena misalnya cacat mental atau 'isik, lahir dari dan dalam keadaan keluarga miskin dan 'aktor lain yang tak terduga (bencana alam, kebangkrutan dan lain-lain+. 9edangkan kemiskinan struktural diciptakan oleh sistem, nilai dan perilaku bejat manusia. Kemiskinan dapat dibagi dalam empat bentuk, yaitu @ a. Kemiskinan absolut @ bila pendapatannya di ba&ah garis kemiskinan atau tidak cukup untuk memenuhi pangan, sandang, kesehatan, perumahan, dan pendidikan yang diperlukan untuk bisa hidup dan bekerja. b. Kemiskinan relati' @ kondisi miskin karena pengaruh kebijakan pembangunan yang belum menjangkau seluruh masyarakat, sehingga menyebabkan ketimpangan pada pendapatan. c. Kemiskinan kultural @ mengacu pada persoalan sikap seseorang atau masyarakat yang disebabkan oleh 'aktor budaya, seperti tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupan, malas, pemboros, tidak kreati' meskipun ada bantuan dari pihak luar. d. Kemiskinan struktural @ situasi miskin yang disebabkan karena rendahnya akses terhadap sumber daya yang terjadi dalam suatu system sosial budaya dan sosial politik yang tidak mendukung pembebasan kemiskinan, tetapi seringkali menyebabkan suburnya kemiskinan. Dalam perkembangan terakhir, kemiskinan struktural lebih banyak menjadi sorotan sebagai penyebab tumbuh dan berkembangnya ketiga kemiskinan yang lain.

D8 ;i(i=2i(i Kemiskinan )iri-ciri kelompok (penduduk+ miskin, antara lain @ !. 5ata-rata tidak mempunyai 'aktor produksi sendiri seperti tanah, modal, peralatan kerja, dan keterampilan, 0. empunyai tingkat pendidikan yang rendah, (sektor in'ormal+, setengah menganggur atau menganggur (tidak bekerja+, 1. Kebanyakan berada di pedesaan atau daerah tertentu perkotaan (slum area+ dan, 2. Kurangnya kesempatan untuk memperoleh (dalam jumlah yang cukup+@ bahan kebutuhan pokok, pakaian, perumahan, 'asilitas kesehatan, air minum, pendidikan, angkutan, 'asilitas komunikasi, dan kesejahteraan sosial lainnya. E8 0AKTOR=0AKTOR PEN>EBAB KEMISKINAN enganalisa 'aktor-'aktor penyebab kemiskinan adalah sesuatu yang komplek. ulai dari 'aktor sumberdaya manusianya, kondisi alam dan geogra'is, kondisi sosial-budaya, sampai kepada sistem ekonomi dan politik yang menyebabkan timpang atau tidak meratanya distribusi pendapatan. Kerapkali 'aktor-'aktor tersebut saling berinteraksi dan tumpang tindih satu sama lain. Caktor-'aktor rendahnya mutu sumberdaya manusia, kondisi alam dan geogra'is, serta kondisi sosial-budaya berkaitan dengan tingkat keterbelakangan (underdevelopment+ suatu masyarakat yang pada dasarnya dapat diperbaiki. Kemiskinan, menurut 9harp et al., dapat disebabkan oleh ketidaksamaan pola kepemilikan sumber daya, perbedaan dalam kualitas sumber daya manusia dan disebabkan oleh perbedaan akses dalam modal, sedangkan lingkaran setan kemiskinan versi ;urkse sangat relevan dalam menjelaskan 'enomena kemiskinan yang terjadi di negara-negara terbelakang. enurutnya negara miskin itu miskin karena dia miskin (a poor country is poor because it is poor+. 3. Kebanyakan bekerja atau berusaha sendiri dan bersi'at usaha kecil

enurut -horbecke, kemiskinan dapat lebih cepat tumbuh di perkotaan dibandingkan dengan perdesaan karena, pertama, krisis cenderung memberi pengaruh terburuk kepada beberapa sektor ekonomi utama di &ilayah perkotaan, seperti konstruksi, perdagangan dan perbankan yang memba&a dampak negati' terhadap pengangguran di perkotaan> kedua, penduduk pedesaan dapat memenuhi tingkat subsistensi dari produksi mereka sendiri. ;asikun menyoroti beberapa sumber dan proses penyebab terjadinya kemiskinan, yaitu@ a. Policy induces processes@ proses pemiskinan yang dilestarikan, direproduksi melalui pelaksanaan suatu kebijakan (induced o' policy+ diantaranya adalah kebijakan antikemiskinan, tetapi realitanya justru melestarikan. b. Socio-economic dualism@ negara ekskoloni mengalami kemiskinan karena pola produksi kolonial, yaitu petani menjadi marjinal karena tanah yang paling subur dikuasai petani skala besar dan berorientasi ekspor. c. Population growth@ perspekti' yang didasari pada teori seperti deret hitung. d. ecources management and the environment@ adanya unsur mismanagement sumber daya alam dan lingkungan, seperti manajemen pertanian yang asal tebang akan menurunkan produktivitas. e. !atural cycles and processes@ kemiskinan terjadi karena siklus alam. isalnya tinggal di lahan kritis, di mana lahan ini jika turun hujan akan terjadi banjir tetapi jika musim kemarau akan kekurangan air, sehingga tidak memungkinkan produktivitas yang maksimal dan terusmenerus. '. "he marginali#ation of woman@ peminggiran kaum perempuan karena perempuan masih dianggap sebagai golongan kelas kedua, sehingga akses dan penghargaan hasil kerja yang diberikan lebih rendah dari laki-laki. althus bah&a pertambahan penduduk seperti deret ukur sedang pertambahan pangan

g. $ultural and ethnic factors@ bekerjanya 'actor budaya dan etnik yang memelihara kemiskinan. isalnya, pola hidup konsumti' pada petani dan nelayan ketika panen raya, serta adat istiadat yang konsumti' saat upacara adat atau keagamaan. h. %xploitative intermediation@ keberadaan penolong yang menjadi penodong, seperti rentenir (lintah darat+. i. &nternal political fragmentation and civil stratfe @ suatu kebijakan yang diterapkan pada suatu daerah yang 'ragmentasi politiknya kuat, dapat menjadi penyebab kemiskinan. j. &nternational processes@ bekerjanya sistemsistem internasional (kolonialisme dan kapitalisme+ membuat banyak negara menjadi semakin miskin. 9elain beberapa 'aktor di atas, penyebab kemiskinan di masyarakat khususnya di pedesaan disebabkan oleh keterbatasan aset yang dimiliki, yaitu@ a. !atural assets@ seperti tanah dan air, karena sebagian besar masyarakat desa hanya menguasai lahan yang kurang memadai untuk mata pencahariannya. b. 'uman assets@ menyangkut kualitas sumber daya manusia yang relati' masih rendah dibandingkan masyarakat perkotaan (tingkat pendidikan, pengetahuan, keterampilan maupun tingkat kesehatan dan penguasaan teknologi+. c. Physical assets@ minimnya akses ke in'rastruktur dan 'asilitas umum seperti jaringan jalan, listrik, dan komunikasi di pedesaan. d. (inancial assets@ berupa tabungan, serta akses untuk memperoleh modal usaha. e. Social assets@ berupa jaringan, kontak dan pengaruh politik, dalam hal ini kekuatan bargaining position dalam pengambilan keputusankeputusan politik. Kemiskinan banyak dihubungkan dengan@ !. ,enyebab individual, atau patologis, yang melihat

kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin. 0. 3. ,enyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga. ,enyebab sub-budaya (BsubculturalB+, yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar 1. ekonomi. 2. ,enyebab struktural, yang memberikan alasan bah&a kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial. %da dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yakni kemiskinan alamiah dan karena buatan. Kemiskinan alamiah terjadi antara lain akibat sumber daya alam yang terbatas, penggunaan teknologi yang rendah dan bencana alam. Kemiskinan BbuatanB terjadi karena lembaga-lembaga yang ada di masyarakat membuat sebagian anggota masyarakat tidak mampu menguasai sarana ekonomi dan berbagai 'asilitas lain yang tersedia, hingga mereka tetap miskin. aka itulah sebabnya para pakar ekonomi sering mengkritik kebijakan pembangunan yang melulu ter'okus pada pertumbuhan ketimbang pemerataan. PANDANGAN ISLAM TENTANG KEMISKINAN !. ,engertian Kemiskinan enurut Islam Kemiskinan adalah salah satu sebab kemunduran dan kehancuran suatu bangsa. Bahkan Islam memandang kemiskinan merupakan suatu ancaman dari setan. %llah 9G- ber'irman@ )Setan men*an*ikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan.+ (,.S. -l-.a/arah 0123 145). Karena itulah, Islam sebagai risalah paripurna dan sebuah ideologi yang shahih, sangat konsen terhadap masalah kemiskinan dan upaya-upaya untuk mengatasinya. ,enyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan

Dalam 'iHih, dibedakan antara istilah Cakir dan

iskin.

enurut

pengertian syaraI, Cakir adalah orang yang tidak mempunyai kecukupan harta untuk memenuhi kebutuhan pokoknya seperti makanan, pakaian dan tempat tinggal sedangkan iskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai apaiskin. Karena itulah dalam pembahasan apa. Dari pengertian kedua istilah di atas, nampak bah&a kriteria Cakir sebenarnya telah mencakup kriteria selanjutnya, kedua istilah tersebut dilebur dalam satu istilah yaitu miskin, dengan pengertian orang-orang yang tidak mempunyai kecukupan harta untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, berupa pangan, sandang dan papan. 9yariat Islam telah menetapkan kebutuhan pokok (primer+ bagi setiap individu adalah pangan, sandang, dan papan. %llah 9G- ber'irman@ )6ewa*iban ayah memberikan makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma7ruf.+ (,s. al-.a/arah 0123 188). )"empatkanlah mereka (para istri) di mana kamu bertempat tinggal sesuai dengan kemampuanmu.+ (,s. ath-"hal9/ 04:23 4). 5asulullah 9a& bersabda@ )Dan kewa*iban para suami terhadap para istri adalah memberi mereka belan*a (makanan) dan pakaian.+ 0' . &bn ;a*ah dan ;uslim dari <abir bin -bdillah2. 9ebagai kebutuhan primer, ketiga hal tersebut, harus terpenuhi secara keseluruhan. 6ika salah satu saja tidak terpenuhi, maka seseorang terkategori sebagai orang miskin. ,angan, sandang, dan papan yang dimaksud di sini, tidak berarti sekadar apa adanya, melainkan harus mencakup hal-hal yang berkaitan dengannya. Kebutuhan pangan, misalnya, juga termasuk hal-hal yang berkaitan dengannya, seperti peralatan dapur> kayu bakar, minyak tanah, atau gas> rak piring, lemari makan, meja makan, dan lain-lain sedangkan yang termasuk bagian dari kebutuhan pakaian adalah apa-apa yang diperlukan seperti peralatan berhias, par'um, bedak, celak, minyak rambut, lemari pakaian, cermin, dan lain-lain. Fang termasuk bagian dari kebutuhan tempat tinggal adalah apa-apa yang diperlukan untuk tempat tinggal, seperti tempat tidur dan perabotan rumah tangga, menurut yang umum diketahui masyarakat, seperti,

meja, kursi, karpet, korden, dan lain-lain. Demikianlah tolok ukur kemiskinan menurut Islam. Dari sini tampak bagaimana Islam memberikan jaminan kepada manusia untuk hidup secara layak sebagai manusia.-olak ukur kemiskinan ini berlaku untuk semua manusia, kapan pun dan dimana pun mereka berada. -idak boleh ada pembedaan tolak ukur kemiskinan bagi orang yang tinggal di satu tempat dengan tempat lainnya, atau di satu negeri dangan negeri lainnya. isalnya, orang yang tinggal di %merika dikatakan miskin jika tidak memiliki mobil pribadi (&alaupun tercukupi pangan, sandang dan papannya+. 9ementara di Indonesia, orang semacam ini tidak dikatakan miskin. ,andangan semacam ini bathil dan tidak adil. 9ebab, 9yariat Islam diturunkan untuk menusia sebagai manusia, bukan sebagai individu. 9ehingga tidak ada perbedaan dari sisi kemanusiaan antara orang yang tinggal di suatu negeri dengan negeri lainnya. 9eandainya sebuah ;egara memerintah rakyatnya dari berbagai negeri, di esir, Faman, 9udan, Indonesia, 6erman, dan lain-lain> maka tidak sah jika pandangan pemerintah tersebut terhadap kemiskinan berbeda-beda antara rakyat yang satu dengan yang lain. /ebih dari itu, yang ditetapkan syariat Islam sebagai kebutuhan pokok sebenarnya bukan hanya pangan, sandang, dan papan. %da hal lain yang juga termasuk kebutuhan pokok yaitu kesehatan, masyarakat, melainkan langsung menjadi pendidikan, tanggungja&ab dan keamanan. negara. Dalam Aanya saja, pemenuhan kebutuhan tersebut tidak dibebankan kepada individu membahas kemiskinan, ketiga hal ini tidak dimasukan dalam perhitungan, karena memang bukan tanggungja&ab individu. 0. )ara Islam engatasi Kemiskinan %llah 9G- sesungguhnya telah menciptakan manusia, sekaligus menyediakan sarana-sarana untuk memenuhi kebutuhannya. Bahkan tidak hanya manusia> seluruh makhluk yang telah, sedang, dan akan diciptakan, pasti %llah menyediakan ri?ki baginya. -idaklah mungkin, %llah menciptakan berbagai makhluk, lalu membiarkan begitu saja tanpa menyediakan ri?ki bagi mereka. %llah 9G- ber'irman@

)-llah-lah

yang

menciptakan

kamu=

kemudian memberikan

ri#ki.+ (,s. ar- >m 08?23 @?). )"idak ada satu binatang melata pun di bumi= melainkan -llah yang memberi ri#kinya.+ (,s. '>d 0AA23 4). 6ika demikian halnya, mengapa terjadi kemiskinanJ 9eolah-olah kekayaan alam yang ada, tidak mencukupi kebutuhan manusia yang populasinya terus bertambah. Dalam pandangan ekonomi kapitalis, problem ekonomi disebabkan oleh adanya kelangkaan barang dan jasa, sementara populasi dan kebutuhan manusia terus bertambah. %kibatnya, sebagian orang terpaksa tidak mendapat bagian, sehingga terjadilah kemiskinan. ,andangan ini jelas keliru, bathil, dan bertentangan dengan 'akta. 9ecara iItiHadiy, jumlah kekayaan alam yang disediakan oleh %llah 9Guntuk manusia pasti mencukupi. Aanya saja, apabila kekayaan alam ini tidak dikelola dengan benar, tentu akan terjadi ketimpangan dalam distribusinya. 6adi, 'aktor utama penyebab kemiskinan adalah buruknya distribusi kekayaan. Di sinilah pentingnya keberadaan sebuah sistem hidup keberadaan negara yang menjalankan sistem tersebut. Islam adalah sistem hidup yang shahih. Islam memiliki cara yang khas dalam menyelesaikan masalah kemiskinan. 9yariat Islam memiliki banyak hukum yang berkaitan dengan pemecahan masalah kemiskinan> baik kemiskinan alamiyah, kultural, maupun sruktural. Aanya saja, hukum-hukum itu tidak berdiri sendiri, melainkan memiliki hubungan sinergis dengan hukum-hukum lainnya. 6adi, dalam menyelesaikan setiap masalah, termasuk kemiskinan, Islam menggunakan pendekatan yang bersi'at terpadu. Bagaimana Islam mengatasi kemiskinan, dapat dijelaskan sebagai berikut@ !. 6aminan ,emenuhan Kebutuhan ,rimer Islam telah menetapkan kebutuhan primer manusia terdiri dari pangan, sandang, dan papan. -erpenuhi-tidaknya ketiga kebutuhan tersebut selanjutnya menjadi penentu miskin-tidaknya seseorang. 9ebagai kebutuhan primer, tentu yang shahih dan

pemenuhannya atas setiap individu, tidak dapat dita&ar-ta&ar lagi. Eleh karena itu, Islam memberikan jaminan atas pemenuhan kebutuhan ini. %danya jaminan pemenuhan kebutuhan primer bagi setiap individu, tidak berarti negara akan membagi-bagikan makanan, pakaian, dan perumahan kepada siapa saja, setiap saat. 9ehingga terbayang, rakyat bisa bermalas-malasan karena kebutuhannya sudah dipenuhi. Ini anggapan yang keliru. 6aminan pemenuhan kebutuhan primer dalam Islam di&ujudkan dalam bentuk pengaturan mekanisme-mekanisme yang dapat menyelesaikan masalah kemiskinan. a. ekanisme tersebut adalah@ emberi ;a'kah Kepada Diri dan Keluarganya. e&ajibkan /aki-laki

Islam me&ajibkan laki-laki yang mampu dan membutuhkan na'kah, untuk bekerja dalam rangka memenuhi kebutuhannya. %llah 9G- ber'irman@ +;aka ber*alanlah ke segala pen*uru= serta makanlah sebagian dari ri#eki-!ya.+ (,s. al-;ulk04B23 A:). Dari %bu Aurairah, dia berkata@ %ku mendengan 5asulullah 9a& bersabda@ )Salah seorang diantara kalian pergi pagi-pagi mengumpulkan kayu bakar= lalu memikulnya dan berbuat baik dengannya (men*ualnya)= sehingga dia tidak lagi memerlukan pemberian manusia= maka itu baik baginya daripada dia mengemis pada seseorang yang mungkin memberinya atau menolaknya.+ %yat dan hadits di atas menunjukan adanya ke&ajiban bagi laki-laki untuk bekerja mencari na'kah. Bagi para suami, syaraI juga me&ajibkan mereka untuk memberi na'kah kepada anak dan istrinya.

BAB III REHABILITASI Penan u"an an Kemiskinan Di Indonesia, program-program penanggulangan kemiskinan sudah banyak dilaksanakan, seperti @ pengembangan desa tertinggal, perbaikan kampung, gerakan terpadu pengentasan kemiskinan. 9ekarang pemerintah menangani program tersebut secara menyeluruh, terutama sejak krisis moneter dan ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun !""*, melalui program-program 6aring ,engaman 9osial (6,9+. Dalam 6,9 ini masyarakat sasaran ikut terlibat dalam berbagai kegiatan. ,0K, adalah program penanggulangan kemiskinan di perkotaan yang lebih mengutamakan pada peningkatan pendapatan masyarakat dengan mendudukkan masyarakat sebagai pelaku utamanya melalui partisipasi akti'. elalui partisipasi akti' ini, masyarakat miskin sebagai kelompok sasaran tidak hanya berkedudukan menjadi obyek program, tetapi ikut serta menentukan program yang paling cocok bagi mereka. ereka memutuskan, menjalankan, dan mengevaluasi hasil dari pelaksanaan program. ;asib dari program, apakah akan terus berlanjut atau berhenti, akan tergantung pada tekad dan komitmen masyarakat sendiri. Men hi"an kan kemiskinan -anggapan utama terhadap kemiskinan adalah@ Bantuan kemiskinan, atau membantu secara langsung kepada orang miskin. Ini telah menjadi bagian pendekatan dari masyarakat .ropa sejak jaman pertengahan. Bantuan terhadap keadaan individu. Banyak macam kebijakan yang dijalankan untuk mengubah situasi orang miskin berdasarkan perorangan, termasuk hukuman, pendidikan, kerja sosial, pencarian kerja, dan lain-lain.

,ersiapan bagi yang lemah. Daripada memberikan bantuan secara langsung kepada orang miskin, banyak negara sejahtera menyediakan bantuan untuk orang yang dikategorikan sebagai orang yang lebih mungkin miskin, seperti orang tua atau orang dengan ketidakmampuan, atau keadaan yang membuat orang miskin, seperti kebutuhan akan pera&atan kesehatan. ?a(un Pe)u"i ,%D% prinsipnya kegiatan BGarung ,eduliB merupakan kelanjutan dari pembagian sembako. Dalam hal ini sumbangan tidak diberikan !$$8. 6umlah sumbangan yang diberikan bergantung pada kekuatan masyarakat yang mau dibantu. 9edangkan penentuan masyarakat yang perlu dibantu ditentukan oleh tim survei. Klasi'ikasi %. B. ). Kelompok Kelompok Kelomok ,enerima iskin iskin ,aling 9ekali iskin Bantuan membayar membayar membayar le&at *28 028 2$8 BGarung dari dari dari harga harga harga ,eduliB pasar. pasar. pasar.

9etiap tiga bulan sekali pengelompokan ini dievaluasi kembali, apakah ada kelompok ) yang naik menjadi B, atau sebaliknya. :ntuk mendukung keberhasilan program BGarung ,eduliB, diperlukan pemantauan sebulan sekali. Penin katan Gi@i Ke"ua( a ,5E75% peningkatan gi?i keluarga merupakan pengembangan dari

BGarung ,eduliB. ,ada prinsipnya, kegiatan peningkatan gi?i keluarga adalah kegiatan menuju kemandirian keluarga. 9etiap keluarga didorong untuk menggunakan lahan yang dimilikinya untuk menanam sayur-mayur<pala&ija untuk mendukung gi?i keluarga tersebut. Dengan upaya menanam sendiri, maka tiap keluarga dapat menghemat biaya. :ntuk mendukung kegiatan peningkatan gi?i keluarga ini, BBandung ,eduliB berusaha menyiapkan benih tanaman, yang pendistribusiannya menumpang kegiatan BGarung ,eduliB, dengan cara yang sama dengan BGarung ,eduliB juga.

Pen em$an an P!tensi Ek!n!mi Desa ,.;7. B%;7%; potensi ekonomi desa ini adalah kegiatan tertinggi yang dilakukan BBandung ,eduliB. %&al pengamatan sudah dilakukan sejak survei, pembagian sembako, dan terutama pada kegiatan BGarung ,eduliB, dan peningkatan gi?i keluarga. ,eserta kegiatan ini adalah orang-orang yang baru terlepas dari kemiskinan, atau orang-orang yang dianggap bisa didorong untuk berusaha. ,ada dasarnya program diharapkan turut menjadi motor penggerak perekonomian desa. Inti program pengembangan potensi ekonomi desa adalah memberi nilai tambah dari apa yang bisa diperbuat masyarakat desa itu, kemudian membantu pemasarannya. Di sing itu program ini juga membantu bagaimana mengelola sebuah usaha (dari manajemen keuangan yang sederhana sai dengan pemasaran+. Dalam melakukan program ini, BBandung ,eduliB akan bekerja sama dengan /9 lainnya dan /embaga-lembaga ,engabdian universitas. asyarakat pada universitas-

BAB 6 PENUTUP ,.;7.;-%9%; K. I9KI;%; DI I;DE;.9I% Kemiskinan di Indonesia bersi'at baik absolut (absolut poverty+ maupun relati' (relative poverty+. Kemiskinan terjadi karena 'aktor alam, letak geogra'is yang jauh dari 9trategi ,elaksanaan ,rogram 7erakan -erpadu ,engentasan Kemiskinan (7erdu -askin+ dan 6aringan ,engaman 9osial (6,9+ ,enanggulangan dan pencegahan kemiskinan akibat krisis, musibah, dan bencana (5ehabilitasi+ - Bantuan ,angan - Bantuan Kesehatan - Bantuan ,endidikan - ,adat Karya ,emberdayaan penduduk, keluarga dan masyarakat miskin ,emberdayaan Keluarga - ,erbaikan 7i?i - ,erbaikan Kesehatan - ,endidikan - Dll ,emberdayaan :saha - Ke&irausahaan odal anajemen - -eknologi - ,emasaran - .dll ,emberdayaan Gilayah -ertinggal ikro iskin

- ,emukinan - -empat :saha - dll 9umber@ ongid, %. 7erakan -erpadu engatasi Kemiskinan (7erdu -askin+. enko Kesra dan -askin ( imeo+

DA0TAR PUSTAKA
http@<<julissar&ritting.blogspot.com<0$$*<!!<pengentasan-kemiskinan.html http@<<eello02.multiply.com<journal<item<32< emahamiKKemiskinanKsecaraK ult idimensional http@<<&&&.pu.go.id<publik<,0K,<Des<memahami"".htm http@<<id.&ikipedia.org<&iki<Kemiskinan http@<<0$".#2.!*2.!$1<searchJ HLcache@9p9#bMg3)Ag6@abinissa.&ordpress.com<0$$#<$3<02<pendekatanpekerjaan-sosial-dalam-menangani-kemiskinan-di-tanah-air< NkemiskinanNpsikologisOhlLenOctLclnkOcdL2OglLidOclientL'ire'oP-a

BETA http@<<eello02.multiply.com<journal<item<32< emahamiKKemiskinanKsecaraK ult idimensional e. Dimensi kemiskinan ini juga dapat diartikan sebagai kemiskinan yang disebabkan oleh adanya 'aktor-'aktor penghambat yang mencegah atau merintangi seseorang dalam meman'aatkan kesempatan-kesempatan yang ada di masyarakat. Caktor-'aktor penghambat ini secara umum meliputi 'aktor internal dan eksternal. Caktor internal datang dari dalam diri si miskin itu sendiri, seperti rendahnya pendidikan atau adanya hambatan budaya. -eori kemiskinan budaya (cultural poverty+ yang dikemukakan Escar /e&is, misalnya, menyatakan bah&a

kemiskinan dapat muncul sebagai akibat adanya nilai-nilai atau kebudayaan yang dianut oleh orang-orang miskin, seperti malas, mudah menyerah pada nasib, kurang memiliki etos kerja dsb. Caktor eksternal datang dari luar kemampuan orang yang bersangkutan, seperti birokrasi atau peraturan-peraturan resmi yang dapat menghambat seseorang dalam meman'aatkan sumberdaya. Kemiskinan model ini seringkali diistilahkan dengan kemiskinan struktural. enurut pandangan ini, kemiskinan terjadi bukan dikarenakan ketidakmauan si misikin untuk bekerja (malas+, melainkan karena ketidakmampuan sistem dan struktur sosial dalam menydiakan kesempatan-kesempatan yang memungkinkan si miskin dapat bekerja. Konsepsi kemiskinan yang bersi'at multidimensional ini kiranya lebih tepat jika digunakan sebagai pisau analisis dalam mende'inisikan kemiskinan dan merumuskan kebijakan penanganan kemiskinan di Indonesia. 9ebagaimana akan dikemukakan pada pembahasan berikutnya, konsepsi kemiskinan ini juga sangat dekat dengan perspekti' pekerjaan sosial yang mem'okuskan pada konsep keber'ungsian sosial dan senantiasa melihat manusia dalam konteks lingkungan dan situasi sosialnya Pen e(tian Kemiskinan Dalam arti sederhana kemiskinan dipahami sebagai keadaan kekurangan uang dan barang untuk menjamin kelangsungan hidup. Dalam arti luas, kemiskinan merupakan suatu 'enomena multidimensional. IC% http@<<in'oindonesia.&ordpress.com<0$$#<$!<!2<beberapa-langkah-mengurangikemiskinan-di-indonesia<4 !0 Desember 0$$2,9osial, edia Indonesia Kemiskinan: Status S!sia" *an Di)am$akanA Kemiskinan -erminologi BmiskinB dan BkemiskinanB sudah melekat dengan pikiran kita, dan kalau mau jujur, tidak ada seorang pun yang mau diterjang oleh kemiskinan (poverty+. Kemiskinan adalah Bthe lack su''icient material and cultural resources to sustain a healthy ePistenceB.

9erta merta kemiskinan dihubungkan dengan kekurangan atau ketiadaan material, di mana uang dan kebutuhan akan bahan-bahan kebutuhan pokok menjadi kriterianya. Kemiskinan adalah patologi sosial. -entang kemiskinan, menurut David dan Aenry at?a

iller B%bove all it is a social pathology, &hich is to say that disrepute

is the imputation or stigma that goes along &ith being sub-employedB. Kemiskinan dibagi dalam dua kategori@ kemiskinan absolut dan kemiskinan relati'. Kemiskinan absolut merujuk pada kekurangan atau ketiadaan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok, seperti sandang dan pangan. 9edangkan kemiskinan relati' bertalian dengan kemampuan pribadi atau kelompok masyarakat untuk memperoleh kebutuhan hidup, tetapi apabila dibandingkan dengan orang lain, tetap dianggap tidak memadai atau masih kurang. Kemiskinan atau apapun bentuk penghalusan makna, dalam mendeskripsikan tentang kondisi hidup BmiskinB, BberkekuranganB, BmelaratB dan Btidak berdayaB, telah bersinergi dengan stigma yang menistakan orang atau kelompoknya. %da beban sosial yang harus ditanggung, sebab statusnya yang terhempas dari struktur sosial dan arus modernisasi. Karena itu, seperti suratan nasib, para 'iloso' dan cerdik pandai pun alergi dengan kemiskinan. 7eorge Bernard 9ha&, eseis, kritikus sastra dan drama&an ternama Irlandia mengatakan, BKejahatan terbesar dan kriminalitas terburuk adalah kemiskinan.B

Dalam nada serupa, %ristoteles, 'ilo'os Funani kuno pun berpikir searah, BKemiskinan adalah orangtua dari revolusi dan kriminalitasB. Di sini, masuk akal, bila tidak ada manusia rela menyandang predikat miskin, apalagi menyebut dirinya miskin, terkecuali ia sendiri yang merancangnya, sebab ideologi atau keyakinan tertentu.

;ia Aal ini bisa terjadi karena ;EQI-% http@<<julissar&ritting.blogspot.com<0$$*<!!<pengentasan-kemiskinan.html Kemiskinan di Indonesia meliputi kemiskinan yang bersi'at relati' ( elative Poverty+ dan yang bersi'at absolut (-bsolute Poverty+. Kemiskinan %bsolut diindikasikan dengan suatu tingkat kemiskinan yang di ba&ah itu kebutuhan minimum untuk bertahan hidup tidak dapat dipenuhi. 9edangkan Kemiskinan 5elati' adalah suatu tingkat kemiskinan dalam hubungannya dengan suatu rasio 7aris Kemiskinan %bsolut atau proporsi distribusi pendapatan (kesejahteraan+ yang timpang (tidak merata+. 9edangkan upaya-upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia masih ber'okus pada pengentasan Kemiskinan %bsolut, misalnya ,rogram 7erakan -erpadu ,engentasan Kemiskinan (7erdu -askin+ dan 6aringan ,engaman 9osial (6,9+. Dalam prakteknya pendekatan rehabilitasi dan pemberdayaan yang terakhir di atas banyak menghadapi kendala, baik kendala pendanaan, teknis maupun nonteknis. De'inisi atau pengertian kemiskinan perlu pula dibedakan antara Kemiskinan %bsolut (-bsolute Poverty+ dan Kemiskinan 5elati' ( elative Poverty+. Kemiskinan %bsolut diindikasikan dengan suatu tingkat kemiskinan yang di ba&ah itu kebutuhan minimum untuk bertahan hidup tidak dapat dipenuhi. 9edangkan Kemiskinan 5elati' adalah suatu tingkat kemiskinan dalam hubungannya dengan suatu rasio 7aris Kemiskinan %bsolut atau proporsi distribusi pendapatan (kesejahteraan+ yang timpang (tidak merata+ (%DB, !"""@ 04+. Caktor-'aktor penyebab kemiskinan, disamping 'aktor-'aktor kondisi alam dan geogra'is, juga disebabkan oleh 'aktor-'aktor ketidakadilan ekonomi, sosial ataupun politik yang mengakibatkan apa yang disebut Kemiskinan 9truktural (9truktural ,overty+ baik pada tatanan negara ataupun internasional. Kemiskinan 9truktural dapat dijelaskan dengan 'enomena-'enomena urban bias, rural-urban

dualism, proletariani?ation serta yang terakhir dapat dijelaskan pula oleh 'enomena environmental destruction. Kemiskinan tersebar pula dengan pola yang terstruktur mulai dari remote area, rural area, sub-urban area, dan urban slum. Kedua bentuk Kemiskinan %bsolut dan Kemiskinan 5elati' perlu penanganan yang spesi'ik dalam proses pengetasannya. ,engentasan Kemiskinan %bsolut ditempuh dengan penedekatan-pendekatan yang bersi'at rehabilitasi sosial (social rehabilitationC emergencyC cash programme) dan pemberdayaan ekonomi (economic empowerment), sedangkan pengentasan Kemiskinan 5elati' ditempuh dengan usaha-usaha memperbaiki distribusi pendapatan masyarakat (income distribution). Berbagai persoalan kemiskinan penduduk memang menarik untuk disimak dari berbagai aspek, sosial, ekonomi, psikologi dan politik. %spek sosial terutama akibat terbatasnya interaksi sosial dan penguasaan in'ormasi. %spek ekonomi akan tampak pada terbatasnya pemilikan alat produksi, upah kecil, daya ta&ar rendah, tabungan nihil, lemah mengantisipasi peluang. Dari aspek psikologi terutama akibat rasa rendah diri, 'atalisme, malas, dan rasa terisolir. 9edangkan, dari aspek politik berkaitan dengan kecilnya akses terhadap berbagai 'asilitas dan kesempatan, diskriminati', posisi lemah dalam proses pengambil keputusan. Kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian@ kemiskinan absolut, kemiskinan relati' dan kemiskinan kultural. 9eseorang termasuk golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada di ba&ah garis kemiskinan, tidak cukup untak memenuhi kebutuhan hidup minimum@ pangan, sandang, kesehatan, papan, pendidikan. 9eseorang yang tergolong miskin relati' sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di ba&ah kemampuan masyarakat sekitarnya. 9edang miskin kultural berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari 'ihak lain yang membantunya. /ebih lanjut, garis kemiskinan merupakan ukuran rata-rata kemampuan masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum. elalui pendekatan sosial masih sulit mengukur garis kemiskinan masyarakat, tetapi dari indikator ekonomi secara teoritis dapat dihitung dengan menggunakan tiga

pendekatan, yaitu pendekatan produksi, pendapatan, dan pengeluaran. 9ementara ini yang dilakukan Biro ,usat 9tatistik (B,9+ untuk menarik garis kemiskinan adalah pendekatan pengeluaran. http@<<&&&.pu.go.id<publik<,0K,<Des<memahami"".htm ;amun ada pula 'aktor kondisi alam dan geogra'is yang tidak dapat lagi tertanggulangi sehingga menyebabkan Kemiskinan %bsolut yang menetap si'atnya. -api banyak ahli yang lebih meyakini bah&a 'aktor dominan penyebab kemiskinan adalah ketidakadilan ekonomi, sosial ataupun politik yang mengakibatkan apa yang disebut Kemiskinan 9truktural (9truktural ,overty+, baik pada tatanan negara maupun internasional. BETA HALAMAN .& 0AKTOR=0AKTOR PEN>EBAB KEMISKINAN Cenomena Kemiskinan 9truktural ini dapat dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut@ !. Bias Kota (:rban Bias+. ,ada banyak negara sedang berkembang (developing countries+ dianut 'aham modernisasi dalam pembangunannya. 9alah satu kelemahan dalam 'aham modernisasi adalah tidak dapat dihindarkannya perencanaan pembangunan yang terpusat (centrali?ed planning+. Kerapkali para perencana pembangunan ber'ikir sebagai orang kota yang merencanakan keharusan-keharusan bagi masyarakat pedesaan secara top do&n approach yang tidak sesuai dengan hajat hidupnya. %kibatnya struktur sosial masyarakat di pedesaan mengalami desintegration dan di''erensiation ibarat tercabut dari akarnya. Dalam kondisi yang demikian, bila diamati secara cermat, banyak unit-unit keluarga ataupun individu yang secara sosial dan ekonomi tidak dapat survive dan jatuh ke jurang kemelaratan. Dualisme Desa-Kota (5ural-:rban Dualism+ 6uga dalam paradigma modernisasi, sadar atau tidak sadar diciptakan pembagian peran (division o' role+ antara desa dan kota. Desa diposisikan sebagai daerah pertanian, tempat memproduksi bahan baku, dan pemasok tenaga kerja kasar (murah+. 9ementara kota mempunyai posisi sebagai daerah industri, perdagangan, pusat pemerintahan, dan sumber tenaga kerja terampil. Dengan pembagian posisi yang demikian, secara struktural tercipta kondisi di mana masyarakat pedesaan

secara relati' lebih miskin dari pada masyarakat perkotaan. Dalam kemiskinan relati'nya, &arga pedesaan seringkali terjerumus ke jurang kemiskinan absolut. 0. ,roletarianisasi (,roletariani?ation+. ,roletarianisasi adalah suatu proses di mana ,etani ,emilik yang mandiri (sel'reliant+ secara berangsur-angsur mengalami degradasi menjadi ,etani Kecil (9mall Carmer+, ,etani -ak Berlahan<Buruh -ani (/andless Carmer<Carm /abourer+, dan mungkin selanjutnya atau generasi berikutnya menjadi Buruh Industri yang sangat tidak mandiri. anakala industri tidak mampu memberikan pekerjaan, tiba saatnya para Buuruh Industri tersebut terjebak dalam jurang kemiskinan. ,roses ini terjadi karena perubahan struktur sosial dan ekonomi di pedesaan sebagai dampak negati' dari modernisasi. ,ersaingan yang tidak sehat antara ,etani Besar<Kaya (/andlord+ di satu pihak dengan ,etani Kecil dan Buruh -ani (,easant+ dilain pihal, di mana program-program pemerintah dan proses modernisasi itu sendiri lebih mem'asilitasi ,etani Kaya, menyebabkan pertanian skala kecil menjadi tidak ekonomis dan mengalami kebangkrutan. 9ebaliknya ,etani Besar<Kaya justru tumbuh semakin besar dan kaya pertanian kapitalis ()apitalist Carming+. ,roses trans'ormasi ini dalam prakteknya tidak lepas dari ekspansi ekonomi pemilik-pemilik modal (kaum Bourgeaucy+ dari kota ke desa. 3. arjinalisasi ( arginali?ation+. ,roletarianisasi itu sendiri sesungguhnya suatu bentuk proses marjinalisasi di pedesaan. Di perkotaan, marjinalisasi terjadi antara 9ektor Cormal yang memarjinalkan 9ektor In'ormal, konglomerasi yang memarjinalkan perdaganganperdagangan kecil<eceran, termasuk aktivitas-aktivitas yang ber'aham modernisasi memarjinalkan aktivitas-aktivitas tradisional. :jungnya adalah kebangkrutan dari mereka yang termarjinalkan. ,edagang Kaki /ima yang setiap saat bisa ditertibkan, tukang becak yang setiap saat becaknya bisa diamankan, dan banyak lagi contohnya adalah produk dari proses marjinalisasi. 1. ,erusakan /ingkungan (.nvironmental Destruction+.

,erusakan lingkungan dikarenakan penyelenggaraan pembangunan yang tidak berkelanjutan (unsustainable development+ dan tidak ramah lingkungan (environmentally un'riendly+ juga berakhir pada proses pemiskinan (poverti?ation+. Dalam kasus ini antara lain erosi lahan (soil erosion+ karena penggunaannya yang mele&ati daya dukungnya. .rosi tersebut bisa sampai pada tingkat deserti?ation (menjadi padang pasir+ sehingga lahan tidak dapat lagi ditanami dan hilang produktivitasnya, sampai pada keadaan di mana penghuninya mengalami kelaparan ('amine+. Kasus lain adalah penggundulan hutan (de'orestration+ yang berakibat pada rusaknya ekosistem (ecosystem+ yang berarti juga hilangnya sumber penghidupan dari masyarakat yang hidupnya bergantung pada keberadaan ekosistem tersebut. ,enggundulan hutan juga berakibat pada erosi, deserti?ation, dan bajir yang memperberat beban kehidupan masyarakat miskin. Di perkotaan dan pusat-pusat industri terjadi pencemaran (polution+ lingkungan, air, udara dan lagi-lagi yang menjadi korban adalah masyarakat miskin perkotaan yang mendiami daerah-daerah kumuh berupa gangguan kesehatan dan tingginya tingkat kematian (mortality rate+. ,erusakan lingkungan ini pada akhirnya bermuara pada pemiskinan.

D. ,.;F.B%5%; K%;-E;7-K%;-E;7 K. I9KI;%; erupakan suatu 'enomena yang umum dijumpai bah&a semakin jauh suatu tempat dari -itik ,ertumbuhan (Drowth $entre+ akan semakin tingkat kemiskinan penghuninya. Ibarat sebuah gunung, kalau puncaknya adalah titik pertumbuhan, maka tingkat kemiskinan pada kaki gunung akan lebih tinggi dibandingkan dengan pada lerengnya. -itik ,ertumbuhan itu sendiri biasanya berlokasi di perkotaan yang merupakan pusat administrasi pemerintahan, pusat perdagangan, serta pusat dari berbagai 'asilitas sosial dan ekonomi. ,enyebaran kantong kemiskinan bisa diklasi'ikasi secara umum menjadi> Daerah -erpencil (5emote %rea+, Daerah ,edesaan (5ural %rea+, Daerah ,inggiran Kota (9ub-urban %rea+ dan Daerah Kumuh ,erkotaan (:rban 9lum+.

!. Daerah -erpencil ( emote -rea+ Daerah yang jauh dari -itik ,ertumbuhan yang hampir tidak<belum tersentuh oleh pembangunan. 9ebab-sebab mengapa belum tersentuh oleh pembangunan bisa karena letak geogra'is yang menyulitkan, atau karena belum ditemui potensi ekonomi yang bisa dikembangkan sehingga kurang menarik bagi investasi. )ontohnya yang akstrim misalnya /embah Baliem di Irian 6aya atau Kepulauan enta&ai di 9umatera. 0. Daerah ,edesaan ( ural -rea+ 9ecara relati' daerah pedesaan lebih miskin dari daerah perkotaan. /ebih spesi'ik lagi, yang dimaksud dengan daerah perkotaan di sini adalah daerah yang basis perekonomiannya dari 9ektor ,ertanian. Aampir pasti kemiskinan dapat dijumpai pada kalangan ,etani Berlahan 9empit (9mall Carmer+, ,ekerja -ani atau ,etani -ak Berlahan (/andless Carmer+, dan sejumlah ,edagang-pedagang Kecil di pedesaan. Dalam klasi'ikasi ini termasuk daerah pantai (coastal area+ dengan ;elayan Kecil dan ,ekerja ;elayan-nya. 3. Daerah ,inggiran Kota (Sub-urban -rea+ Daerah pinggiran kota mempunyai posisi yang unik. Biasanya basis perekonomiannya merupakan campuran antara pertanian berskala kecil, industri berskala kecil atau industri rumah tangga, perdagangan berskala kecil, pekerja atau buruh industri, serta mereka yang terproletarianisasi dan termarjinalisasi, . asyarakatnya dapat dikategorikan berpenghasilan menengah ke ba&ah yang rentan perekonomiannya dan potesial untuk menjadi miskin. 1. Daerah Kumuh ,erkotaan (Erban Slum+ Daerah kumuh perkotaan ini bahkan masih dijumpai pada kota-kota besar seperti 6akarta. Kerapkali tingkat kemiskinannya tidak kalah parah dibandingkan dengan daerah terpencil, daerah pedesaan, ataupun daerah pinggiran kota. ,enghuni daerah kumuh perkotaan ini biasanya kaum migrant, mereka yang terproletarianisasi dan termarjinalisasi. Di daerah kumuh perkotaan ini bisa di

jumpai pekerja kasar (kuli+, pedagang kaki lima (vendor+, tukang becak, pemintaminta, dan lain sebagainya.

You might also like