Professional Documents
Culture Documents
Jangan pernah menyerah karena tidak bisa melakukan sesuatu. Karena semua hal yang "besar" tentunya berasal dari hal yang "kecil", bahkan NOL sekalipun!!
JADILAH LEBIH KUAT "Tidak selamanya orang-orang terdekat kita dapat datang untuk mensupport kita. Untuk itu belajarlah menjadi motivator bagi dirimu sendiri. jangan hanya kuat saat ada dukungan dari belakang. Jadilah lebih kuat untuk orangorang terdekatmu juga! Lupakan sejenak yang sudah berlalu dan siapkan dirimu untuk menyambut tantangan yang menantimu di depan sana."
Dalam setiap perjalanan hidup ini tidak selamanya jalan yang kita lalui lurus, manusia akan selalu mendapati situasi enak atau tak enak sebagai ujian Allah Subhanahu wa Ta'ala. Tidak pula dalam menghadapi setiap masalah, orang-orang terdekat kita selalu siap untuk membantu kita. Belajarlah untuk menyelesaikan setiap masalah sendiri sebelum meminta pertolongan kepada orang lain. Barang kali suatu saat ketika kita menghadapi kesulitan tidak ada orang di dekat kita. Untuk itu kita harus selalu berusaha dan berfikir positif bahwa kita mampu untuk menyelesaikan setiap tantangan yang ada. INGAT!! ALLAH SELALU BERSAMA KITA!! SELALU MEMBIMBING KITA!!! Allah Mahakuasa melakukan apa saja. Dia mampu menjadikan segala kemudahan menjadi sesuatu ayng sulit, juga sesuatu yang sulit menjadi mudah. Tidak ada yang susah bagi-Nya. Karena Dia Mahakuasa atas segalanya. Karenanya ketika menghadapi kesulitan dan berbagai cobaan hidup kita tidak boleh putus asa. Masih ada Allah yang bisa kita minta dan mohon pertolongan-Nya. Apapun situasinya, nyaman atau tidak, itu yang terbaik dalam skenario Allah Subhanahu wa Ta'ala.
"Karena sesungguhnya, bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya, bersama kesulitan ada kemudahan." (Al-Insyiroh : 5-6)"
"When you feel the entire world is against you, there is still a little voice in the back of your head that keeps saying .. "YOU CAN DO IT, I KNOW YOU CAN!" That Is Because YOU CAN. "
"Memberi," sebuah kata yang tidak asing lagi kita dengar di telinga kita, sebuah tindakan yang mudah untuk setiap orang lakukan. Akan tetapi, memberi dengan ikhlas adalah hal yang tidak setiap orang mudah untuk dapat melakukannya. Yang lebih sulit lagi untuk kita lakukan adalah "memberi ketika dibutuhkan" karena kita tidak tahu kapan seseorang butuh bantuan kita. Bisa saja yang kita anggap butuh bantuan ternyata orang yang mampu, dan bisa pula yang kita anggap mampu ternyata tidak mampu. Pernahkah kita berfikir untuk mengorbankan kepentingan kita untuk menolong sesama yang lebih membutuhkan? Pernahkah kita berfikir untuk memberikan sesuatu kepada orang lain meski nyawa kita sebagai taruhannya? Berikut adalah sebuah kisah yang semoga dapat menginspirasi kita semua untuk lebih ikhlas dalam dalam memberi pertolongan kepada sesama yang membutuhkan. Waktu itu, ketika saya masih seorang sukarelawan yang bekerja di sebuah rumah sakit, saya berkenalan dengan seorang gadis kecil yang bernama Liz, seorang penderita satu penyakit serius yang sangat jarang. Kesempatan sembuh, hanya ada pada adiknya, seorang pria kecil yang berumur 5 tahun, yang secara mujizat sembuh dari penyakit yang sama. Anak ini memiliki antibodi yang diperlukan untuk melawan penyakit itu. Dokter kemudian mencoba menerangkan situasi lengkap medikal tersebut ke anak kecil ini, dan bertanya apakah ia siap memberikan darahnya kepada kakak perempuannya. Saya melihat si kecil itu ragu-ragu sebentar, sebelum mengambil nafas panjang dan berkata "Baiklah... Saya akan melakukan hal tersebut.... asalkan itu bisa menyelamatkan kakakku". Mengikuti proses tranfusi darah, si kecil ini berbaring di tempat tidur, disamping kakaknya. Wajah sang kakak mulai memerah, tetapi Wajah si kecil mulai pucat dan senyumnya menghilang. Si kecil melihat ke dokter itu, dan bertanya dalam suara yang bergetar. Katanya "Apakah saya akan langsung mati dokter ?" Rupanya si kecil sedikit salah pengertian. Ia merasa, bahwa ia harus menyerahkan semua darahnya untuk menyelamatkan jiwa kakaknya. Lihatlah, bukankah pengertian dan sikap adalah segalanya. Dia memahami bahwa dia akan mati ketika harus menolong kakaknya, tapi dia tetap melakukannya?
"Bekerjalah seolah anda tidak memerlukan uang, Mencintailah seolah anda tidak pernah dikecewakan."