PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJ AYA 1 | l k C M
LNDIDIkAN kCILSI DCk1Lk GIGI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJ AYA 1 | l k C M
LNDIDIkAN kCILSI DCk1Lk GIGI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJ AYA 2 | l k C M DAFTAR I SI J UDUL DAFTAR ISI 2 KATA PENGANTAR .. 3 PENDAHULUAN 4 I. TATA TERTIB KEPANITERAAN KLI NIK IKGM-P .............................................................. 5 II. KURIKULUMKEPANITERAAN KLI NIK IKGM-P .. 8 III. SIKLUS ROTASI I NTERNAL KEPANITERAAN KLINIK IKGMP 10 IV. MODUL 11 Modul 1 : Diagnosa Komunitas 11 Modul2 : Kedokteran Keluarga 12 Modul 3 : Promosi Kesehatan . 13 Modul 4 : Manajemen Puskesmas dan sistem rujukan . 14 Modul 5 : Manajemen Praktik .. 18 3 | l k C M KATA PENGANTAR Perkembangan pelayanan kesehatan dan tuntutan masyarakat membawa dampak pada perubahan kebutuhan kompetensi pelayanan kesehatan primer yang menjadi tanggung jawab dokter gigi/ keluarga. Perubahan tersebut telah diadopsi dalam kurikulum inti pendidikan dokter gigi Indonesia yang mencatat perubahan mendasar yang lebih menuntut proses dan evaluasi pembelajaran berbasis kompetensi. Perubahan tersebut tentunya harus diadaptasi dalam proses pembelajaran Kepaniteraan Klinik pada Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat dan Pencegahan (IKGMP) sebagai bagian dari proses pendidikan dokter gigi di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Hasil evaluasi proses pelaksanaan Kepaniteraan Klinik di IKGMP juga perlu mencatat beberapa materi dan proses pembelajaran. Materi dan proses yang lebih mengarah pada pembentukan ketrampilan menjadi salah satu tuntutan. Disamping itu juga perlunya mendefinisikan peran dokter gigi (calon dokter gigi) dalam pelayanan kesehatan primer yang tidak hanya menuntut pelayanan individu tetapi juga keluarga dan komunitas. Kurikulum dan desain pembelajaran dirancang untuk mampu menjawab berbagai perubahan dan tantangan masa depan profesi dan peran dokter gigi bagi komunitasnya dalam konteks pelayanan kesehatan primer. Malang, 01 J uni 2012 Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat dan Pencegahan Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang 4 | l k C M PENDAHULUAN Mata ajar Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut- Pencegahan merupakan salah satu mata ajar dalam profesi kedokteran gigi. Mata ajar ini telah diberikan pada saat kuliah akademik, berupa diskusi dan didukung reinforcement serta kuliah klarifikasi. Mata ajar ini telah diberikan pada blok 2, blok 4, blok 5, blok 13 dan blok 14. Dalam rangka mendapatkan gelar profesi dokter gigi, mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan teori yang telah didapat selama kuliah sarjana kedokteran gigi, dengan tindakan nyata pada saat kuliah profesi. Lulusan Program Studi Pendidikan Dokter Gigi akan menghadapi tugas pada institusi penyelenggara pelayanan kesehatan primer yaitu Puskesmas, Klinik (Balai Pengobatan), Praktek Pribadi, maupun Klinik Perusahaan. Di dalammenjalankan tugas tersebut, seorang dokter gigi dituntut mampu menjalankan kompetensi dalam konteks pelayanan kesehatan primer bukan hanya pada tingkat individu tetapi juga keluarga dan komunitas. Hal ini disebabkan pergeseran paradigma kesehatan sekarang semakin menyadari perlunya memandang setiap individu sebagai bagian dari lingkungan fisik, biologis dan sosial. Didalam praktek pribadi sekalipun seorang dokter akan dihadapkan pada permasalahan kesehatan komunitas, manajemen, pencatatan dan pelaporan serta membaca berbagai jurnal dan data-data statistik. Dengan bekerja dan belajar bertolak dari permasalahan yang ada di Puskesmas sebagai satu unit pelayanan kesehatan yang memberikan layanan individu, keluarga dan komunitas akan memberikan pengamanan belajar yang lebih komprehensif bagi para calon dokter. Selama menjalani Kepaniteraan Klinik di Puskesmas mahasiswa/calon dokter gigi diharapkan mampu menerapkan tiga kompetensi dasar yaitu manajemen permasalahan kesehatan, komunikasi, dan manajemen pelayanan kesehatan dengan menggunakan pendekatan siklus pemecahan masalah. Didalam kegiatan Kepaniteraan Klinik ini yang sangat penting atau diutamakan adalah inisiatif dan kreatifitas mahasiswa. Dengan harapan tujuan pendidikan tersebut tercapai, maka bimbingan stafpengajar IKGMP, dokter wilayah/kepala puskesmas, paramedis/staf puskesmas serta kegiatan mandiri mahasiswa, amat diperlukan. 3 | l k C M 1. TATA TERTI B 1.TATA TERTIB KEPANITERAAN KLINIK IKGM-P : 1. Prosedur dan Syarat Pendaftaran: 1.1 Mahasiswa peserta kegiatan Kepaniteraan Klinik adalah mereka yang tercantum dalam daftar peserta yang dikirimkan oleh Sekretariat Profesi kepada Penanggung J awab Mata Ajar Profesi 1.2 Seluruh Mahasiswa peserta program akan terbagi secara merata dalam seluruh Puskesmas yang menjadi Laboratorium Pendidikan Ilmu Kesehatan masyarakat sesuai kesepakatan dengan Kepala Dinas Kesehatan setempat 1.3 Penentuan ANGGOTA MASING-MASING KELOMPOK dan PENETAPAN PUSKESMAS ditentukan secara demokratis 1.4 Pada akhir masa pembekalan Kepaniteraan Klinikmahasiswa harus menghadap kepada: 1.4.1.1 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang 1.4.1.2 Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang 1.4.1.3 Kepala Puskesmas dimana mahasiswa akan ditempatkan 1.5 Mahasiswa yang akan mengikuti Kepaniteraan Klinik IKGMP harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1.6.1. Telah dinyatakan lulus pendidikan kedokteran gigi hingga jenjang Sarjana 1.6.2. Tidak sedang menjalani Kepaniteraan Klinik dan atau tugas-tugas kependidikan ditempat lain. 2. J angka Waktu dan Kegiatan Kepaniteraan Klinik 2.1 J angka waktu Kegiatan Kepaniteraan KlinikIKGMP adalah 8 (delapan) minggu yang meliputi kegiatan di kampus dan Puskesmas Kota dan Kabupaten Malang. 2.2 Selama masa Kepaniteraan Klinik, setiap Mahasiswa harus mengikuti seluruh rangkaian kegiatan Kepaniteraan Klinik sebagai berikut: 2.2.1 Pembekalan 2.2.2 Kegiatan Harian di Puskesmas 2.2.3 Diskusi Akhir Minggu 2.2.4 Ujian Akhir Kepaniteraan Klinik 3. J am Kerja dan Perijinan selama Kepaniteraan Klinik IKGMP 3.1 Selama menjalani tugas Kepaniteraan Klinik di Puskesmas, Mahasiswa harus mengikuti peraturan J am Kerja Puskesmas. 3.2 Mahasiswa diwajibkan mengikuti kegiatan tambahan setelah tugas-tugas wajib diselesaikan. Kegiatan tambahan yang dimaksud di antaranya adalah UKS/UKGS/skrining, UKGMD, pertemuan kader, penyuluhan, mini lokakarya maupun Posyandu balita/remaja/lansia 3.3 Apabila mahasiswa meninggalkan kegiatan Kepaniteraan Klinik di Puskesmas, maka harus ada SURAT IJ IN TERTULIS yang ditujukan KEPADA KEPALA PUSKESMAS dengan TEMBUSAN kepada Penanggung J awab Profesi Mata Ajar IKGMP dan Penanggung J awab Mata Ajar IKGMP 3.4 Apabila Mahasiswa meninggalkan kegiatan Kepaniteraan Klinik selama 3(tiga) hari berturut-turut atau kumulatif, DENGAN IJ IN maka yang bersangkutan tidak diwajibkan mengganti kegiatan Kepaniteraan Klinik . 6 | l k C M 3.5 Apabila Mahasiswa meninggalkan kegiatan Kepaniteraan Klinik selama 4 (empat) 7 (tujuh) hari, berturut-turut atau kumulatif, DENGAN IJ INmaka yang bersangkutan WAJ IB MENGGANTI kegiatan Kepaniteraan KlinikSEJ UMLAH HARI YANG DITINGGALKAN. 3.6 Apabila Mahasiswa meninggalkan kegiatan Kepaniteraan Klinik TANPA IJ IN maka yang bersangkutan wajib mengganti kegiatan Kepaniteraan Klinik sejumlah DUA KALI HARI YANG DITINGGALKAN. 3.7 Apabila mahasiswa meninggalkan Kegiatan Kepaniteraan Klinik selama lebih dari 7(tujuh) hari, berturut-turut atau kumulatif, dengan ijin, maka yang bersangkutan mengganti kegiatanKepaniteraan Klinik sejumlah HARI YANG DITINGGALKAN, sedangkan tanpa ijin, maka yang bersangkutan DINYATAKAN GUGUR dalam mengikuti Kepaniteraan KlinikIKGMP. 4. Prosedur Penggantian dan Pengulangan Kegiatan Kepaniteraan Klinik 4.1 Untuk mengganti kegiatan Kepaniteraan Klinik yang ditinggalkan, mahasiswa yang bersangkutan wajib mengikuti prosedur sebagai berikut: 4.1.1 Melapor pada Penanggung J awab Mata Ajar IKGMP dan atau Penanggung J awab Profesi Mata Ajar IKGMP 7 hari sebelum masa akan mengganti. 4.1.2 J adwal dan bentuk kegiatan/kewajiban yang harus dijalankan selama masa penggantian ditetapkan oleh Penanggung J awab Mata Ajar 4.1.3 Melapor kepada Dosen Pembimbing dan Dokter Wilayah /Kepala Puskesmas dua hari sebelum masa penggantian, dengan membawa surat pengantar dari Penanggung J awab Mata Ajar 4.1.4 Melapor kepada Penanggung J awab Mata Ajar IKGMP pada Akhir masa penggantian, dengan membawa surat keterangan telah selesai menjalani kegiatan penggantian dari Kepala Puskesmas. 4.2 Bagi mahasiswa yang dinyatakan gugur dalam Kepaniteraan Klinik diwajibkan mengulang keseluruhan kegiatan Kepaniteraan Klinik dengan prosedur sebagai berikut: 4.2.1 Masa Pengulangan harus disesuaikan dengan Siklus Kepaniteraan Klinik yang sedang berlangsung. 4.2.2 Tiga hari menjelang masa pengulangan yang bersangkutan harus melapor kepada Penanggung J awab Mata Ajar IKGMP, dan selanjutnya mengikuti prosedur dan syarat pendaftaran Kepaniteraan Kliniksebagaimana tertera pada butir 1. 4.2.3 Mahasiswa yang bersangkutan wajib mengikuti seluruh kegiatan dan kewajiban yang ditetapkan pada Kepaniteraan Klinik. 5. Bimbingan 5.1 Bimbingan Kepaniteraan Klinik meliputi Bimbingan Akademik dan Kegiatan/ Manajemen Program Pokok Puskesmas. 5.2 Kegiatan Bimbingan dilakukan oleh Dosen Pembimbing Staf Pengajar IKGMP, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Malang dan Dokter Wilayah/ Puskesmas. 5.3 Kegiatan Bimbingan oleh Dosen Pembimbing dilakukan melalui diskusi kelompok, diskusi akhir minggu, konsultasi serta supervisi. 5.4 Supervisi dilakukan oleh Dosen Pembimbing sekurang-kurangnya satu kunjungan dalam seminggu dalam satu periode Kepaniteraan Klinik. 6. Evaluasi 7 | l k C M 6.1 Evaluasi terhadap mahasiswa dilakukan oleh Pembimbing Lapangan, Dosen Pembimbing dan Kepala Puskesmas 6.2 Kegiatan Penilaian terhadap mahasiswa meliputi: 6.2.1 Nilai Pembekalan 6.2.2 Nilai Kinerja Keseluruhan 6.2.3 Penilaian Kinerja Diri Sendiri 6.2.4 Nilai Laporan Kegiatan 6.2.5 Ujian Akhir Kepaniteraan Klinik 6.3 Mahasiswa dapat mengikuti Ujian Akhir Kepaniteraan Klinik bila: 6.3.1 Telah selesai menjalankan seluruh rangkaian kegiatan dan kewajiban Kepaniteraan Klinik. 6.3.2 Telah Mengumpulkan Buku Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik dan Penugasan- penugasan lainnya. 6.3.3 Tidak terkena sanksi sebagaimana tersebut pada poin 3.6 6.3.4 Tidak mempunyai tanggungan administratif pada Mata Ajar IKGMPdan atau Puskesmas tempat Kepaniteraan Klinik 7. Pelanggaran dan Sanksi: 7.1 Pelanggaran Sedang, Berat, dan Sanksi: 7.1.1 Pelanggaran Berat: 7.1.1.1 Melampaui batas kewenangan dokter Puskesmas tempat KKM dalam tindakan medis terhadap Pasien Puskesmas. 7.1.1.2 Melampaui batas kewenangan dokter Puskesmas tempat KKM dalam pengambilan keputusan dalam Koordinasi Lintas Sektoral (Manajemen Administratif) 7.1.2 Pelanggaran Sedang: 7.1.2.1 Penulisan resep untuk apotik luar tanpa sepengetahuan atau seijin Dokter Puskesmas tempat KKM 7.1.2.2 Kecurangan saat menjalani ujian KKM dalam segala aspek 7.1.2.3 Mempromosikan produk-produk kesehatan (multilevel marketing) kepada karyawan- karyawati Puskesmas dan klien-klien di wilayah kerja Puskesmas tempat KKM dalam jam kerja dinas. 7.1.3 Sanksi Pelanggaran Sedang dan Berat: 7.1.3.1 KKM yang baru dijalani dinyatakan gugur sehingga tidak boleh mengikuti ujian KKM. 7.1.3.2 Harus mengulang KKM secara penuh bagi pelanggaran berat (Pembekalan dan Lapangan) 7.1.3.3 Harus mengulang separuh waktu KKM bagi pelanggaran sedang (di Puskesmas) 7.1.3.4 Harus membuat surat pernyataan untuk tidak akan mengulangi kembali perbuatan- perbuatan yang telah dilakukannya, rangkap tiga yang ditujukan kepada Kepala Puskesmas dengan tembusan kepada Dekan FKUB dan Penanggung J awab Mata Ajar IKGMP PDGFKUB. 7.2 Pelanggaran ringan dan Sanksi: 7.2.1 Pelanggaran ringan: 7.2.1.1 Tidak hadir dalam ujian KKM yang terjadwal tanpa alasan yang bisa dipertanggungjawabkan. 8 | l k C M 7.2.1.2 Meninggalkan Puskesmas Tempat KKM tanpa seijin Dokter Puskesmas dalam jam kerja atau tugas jaga 7.2.1.3 Meminta Ijin kepada Dokter Puskesmas untuk meninggalkan Puskesmas tempat KKM pada saat jam kerja dengan alasan yang tidak benar atau tidak bisa dipertanggungjawabkan 7.2.2 Sanksi Pelanggaran Ringan 7.2.2.1 Mengikuti Ujian Periode KKM berikutnya dengan syarat satu minggu sebelum ujian dilaksanakan, harus melapor kepada PJ MA IKGMP atau PJ PMA IKGMP 7.2.2.2 Membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi lagi perbuatannya kepada Kepala Puskesmas dengan tembusan kepada PJ MA IKGMP. 2. KURI KULUM KOMPETENSI YANG SUDAH DAN AKAN DI CAPAI TEMPAT KEMAMPUAN DASAR YANG TELAH DI MI LI KI KEMAMPUAN DASAR YANG AKAN DI CAPAI IKGMP Domain V : Kesehatan Gigi dan Mulut Masyarakat Menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat menuju kesehatan gigi dan mulut yang prima. 14. Melakukan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Masyarakat (C4, P3, A4) 14.1 Mendiagnosis masalah kesehatan gigi dan mulut masyarakat 14.1.1 Menilai Kesehatan Gigi dan mulut masyarakat dengan menggunakan data hasil survei, data epidemiologi & evidence based dentistry (C4,P3,A3). 14.1.2 Mengidentifikasi faktor risiko yang berkaitan dengan masalah kesehatan gigi dan mulut masyarakat (C1,P3,A3). 14.1.3 Merencanakan program kesehatan gigi dan mulut masyarakat berdasarkan prioritas masalah (C4,P3,A4). 14.2 Melakukan upaya promotif dan preventif pada masyarakat 14.2.1 Mengkomunikasikan program kesehatan gigi dan mulut masyarakat (C3,P3,A3). 14.2.2 Menerapkan strategi promotif dan preventif kesehatan gigi dan mulut masyarakat (C3,P3,A3). 14.2.3 Menganalisis program kesehatan gigi dan mulut masyarakat yang telah dilaksanakan 14. Melakukan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Masyarakat (C4, P3, A4) 14.1. Mendiagnosis masalah kesehatan gigi dan mulut masyarakat. 14.2. Melakukan upaya promotif dan preventif pada masyarakat. 14.3. Mengupayakan teknologi informasi untuk kepentingan pelayanan kesehatan masyarakat. 14.4. Bekerja dalam tim serta membuat jejaring kerja (networking) yang efektif dan efisien dalam usaha menuju kesehatan gigi dan mulut yang optimal 15. Manajemen Perilaku (C3, P3, A3) Memahami konsep perilaku kesehatan individu dan masyarakat di bidang kedokteran gigi. 9 | l k C M (C4, P3, A3). 14.3 Mengupayakan teknologi informasi untuk Kepentingan pelayanan kesehatan masyarakat 14.3.1 Memahami penggunaan / pemanfaatan teknologi informasi untuk program kesehatan gigi dan mulut masyarakat (C2,P2,A2). 14.3.2 Memahami penggunaan teknologi informasi untuk penelusuran informasi dan sumber belajar di bidang kesehatan gigi masyarakat (C2,P2,A2). 14.3.3 Memahami penggunaan teknologi informasi untuk pengumpulan dan pengolahan data di bidang kesehatan gigi masyarakat (C2,P2,A2). 14.4 Bekerja dalam tim serta membuat jejaring kerja (networking) yang efektif dan efisien dalam usaha menuju kese-hatan gigi dan mulut yang optimal 14.4.1 Melakukan kerjasama dengan tenaga kesehatan dan masyarakat, dalam upaya mencapai kesehatan gigi dan mulut masyarakat yang optimal (C3,P3,A3). 14.4.2 Melaksanakan jejaring kerja dalam pelaksanaan program kesehatan gigi dan mulut masyarakat (C3,P3,A3). 14.4.3 Melakukan kerjasama dan jejaring kerja dengan masyarakat, dan instansi terkait dalam upaya pemberdayaan masyarakat (C3, P3, A3) 15. Manajemen Perilaku (C4, P3, A3) 15.1 Memahami konsep perilaku kesehatan individu dan masyarakat di bidang kedokteran gigi 15.1.1 Mengidentifikasi perilaku kesehatan individu, keluarga dan masyarakat di bidang kesehatan gigi dan mulut (C1, P3, A3). 15.1.2 Memotivasi perilaku hidup sehat individu, keluarga dan masyarakat di bidang kesehatan gigi dan mulut (C3, P3, A3). 15.1.3 Menerapkan metoda pendekatan untuk mengubah perilaku kesehatan gigi dan mulut 10 | l k C M individu serta masyarakat. (C3, P3, A3). 15.1.4 Membuat penilaian perubahan perilaku kesehatan gigi dan mulut individu serta masyarakat (C4, P3, A3). 15.1.5 Mampu menjabarkan upaya mengubah kebiasaan masyarakat dari berorientasi kuratif menjadi preventif (C2, P3, A3). MANAJ EMEN PRAKTEK Domain VI : Manajemen Praktik Kedokteran Gigi Menerapkan fungsi manajemen dalam menjalankan praktik KG 16. Manajemen Praktik dan Lingkungan Kerja (C3, P3, A3) 16.1 Menata manajemen praktik serta Tatalaksana lingkungan kerja praktik kedokteran gigi 16.1.1 Memahami manajemen praktik dan tatalaksana se-suai standar pelayanan kedokteran gigi (C2, P3, A3). 16.1.2 Membuat perencanaan praktek kedokteran gigi yang efektif dan efisien (C3, P3, A3). 16.1.3 Menjelaskan pengorganisasian dalam menjalankan praktek (C2,P3,A 3). 16.1.4 Menjelaskan cara memantau dan mengevaluasi praktek (C2, P3, A3). Domain VI : MANAJ EMEN PRAKTIK KEDOKTERAN GIGI Menerapkan fungsi manajemen dalam menjalankan praktik kedokteran gigi. Kompetensi utama : 16. Manajemen Praktik dan Lingkungan Kerja (C3, P3, A3) 16.1. Menata manajemen praktik serta tatalaksana lingkungan kerja praktik kedokteran gigi. 16.2. Menata lingkungan kerja kedokteran gigi secara ergonomik dan prinsip keselamatan kerja. 16.3. Menerapkan prinsip dasar pengelolaan praktik dan hubungannya dengan aspek sosial. RUANG LI NGKUP I KGMP PROFESI : 1. Diagnosa komunitas 2. Kedokteran keluarga 3. Promosi kesehatan 4. Manajemen puskesmas 5. Manajemen praktik kedokteran gigi 3. SI KLUS ROTASI I NTERNAL I KGMP Kegiatan yang dilaksanakan di puskesmas wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Malangadalah: 1. Diagnosa Komunitas 2. Kedokteran Keluarga 3. Promosi Kesehatan Kegiatan yang dilaksanakan di puskesmas wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Malang adalah: 1. Manajemen Puskesmas 2. Manajemen Praktik Kedokteran gigi 11 | l k C M 12 | l k C M 4. MODUL a. Diagnosa Komunitas: SOP DI AGNOSA KOMUNI TAS Pengertian Suatu penilaian yang komprehensif status kesehatan dari suatu komunitas dalam hubungannya dengan lingkungan sosial, fisik dan biologis Tujuan Untuk menentukan permasalahan yang ada, menentukan sumber daya yang tersedia dan menetapkan prioritas untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan kesehatan oleh dan untuk masyarakat Kebijakan Tim assessment terdiri dari pembimbing lapangan dan instruktur IKGMP Tugas Kelompok Prosedur 1. Membentuk tim assesment komunitas 2. Menganalisa data kesehatan dari komunitas tersebut (data sekunder) 3. Mengumpulkan data komunitas (data primer) 4. Mengombinasikan data kesehatan (data sekunder) dengan data komunitas (data primer) 5. Menentukan prioritas 6. Mengembangkan rencana kegiatan kesehatan komunitas 7. Mengukur perubahan lingkungan dan kebijakan 8. Membuat dokumen assessment komunitas 9. Pembuatan laporan J enis kasus 1 kasus penyakit umum Metode Pengamatan, Wawancara, Diskusi dan Konsultasi Unit terkait Puskesmas setempat, instansi terkait (RT, RW, Kelurahan, Kecamatan), tokoh masyarakat Waktu pelaksanaan 10 hari kerja puskesmas 1 hari laporan dan presentasi 13 | l k C M b. Kedokteran Keluarga SOP DOKTER KELUARGA Pengertian Pelayanan kesehatan yang bercirikan: 1) Sasaran perorangan, keluarga dan komunitas 2) Mengutamakan upaya promosi dan prevensi kesehatan, selain kuratif/ rehabilitatif 3) Penanganan dengan pendekatan holistik dan komprehensif, 4) Intervensi kesehatan /pengobatan rasional (aman, efektif, murah, bisa diterima) 5) Pelayanan berkelanjutan 6) Advokatif (membela kepentingan dan ketidak mampuan pasien/ sasaran pelayanan) Tujuan Sebagai pedoman dalampelaksanaan IKGM-P klinik khususnya Dokter Keluarga pada mayarakat Kebijakan Tim assessment terdiri dari pembimbing lapangan dan instruktur IKGMP Tugas kelompok Prosedur (Di adopsi dari 10 Usaha Pokok Praktek Klinik Dokter Keluarga / UUPPKDK dengan beberapa penyesuaian) TAHAP I : 1) Melakukan diagnosa pada satu orangpasien secara holistik/komprehensif. 2) Merencanakan intervensi medis tepat/ rasional berupa medikamentosa dan tindakan medis khusus sesuai dengan diagnostik dengan peralatan yang ada. 3) Merencanakan tindakan edukasi/advokasi, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. TAHAP I I : 1. Melakukan edukasi/advokasi kesehatan pada pasien dan keluarganya di rumah pasien dengan fasilitas yang ada melalui pendekatan holistik/komprehensif agar masalah kesehatan pasien dan keluarga dapat dikurangi, dihilangkan, ataupun dihindari terjadi lebih lanjut melalui peran dirinya dan peran keluarga. Edukasi/advokasi yang diberikan harus memberikan dampak baik pada dirinya, keluarga dan komunitasnya. 2. Melakukan pendampingan dan berkolaborasi dengan petugas Puskesmas dalam upaya, edukasi, advokasi kesehatan bagi pasien sesuai dengan indikasi dan kondisi yang ada untuk menghindari kesenjangan budaya dan sosiopsikologi pasien. 3. Melakukan identifikasi, edukasi, advokasi faktor resiko kesehatan kerja denganmengunjungi tempat kerja/kegiatan kerja pasien. 4. Melakukan upaya informasi, edukasi dan advokasi kesehatan pada pasien, keluarga dan anggota komunitasnyamelaluipenyuluhan langsung (tatap muka) dan tidak langsung(leaflet, brosur, pamflet) sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi. Tahap I I I: pembuatan laporan J enis kasus 1 kasus gigi dan mulut metode Pengamatan, Wawancara, Diskusi dan Konsultasi Unit terkait Puskesmas jejaring Waktu pelaksanaan Bersamaan hari kerja diagnosa komunitas (10 hari kerja puskesmas ditambah 1 hari laporan dan presentasi) 14 | l k C M c. Promosi Kesehatan SOP PROMOSI KESEHATAN PENGERTIAN 1. Promosi Kesehatan adalah suatu proses untuk memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka (PiagamOttawa) 2. Suatu program perubahan perilaku masyarakat yang menyeluruh dalam konteks masyarakatnya dan bukan hanya perubahan perilaku tetapi juga perubahan lingkungannya. VISI Harapan yang ingin dicapai (UUK RI No. 23 th. 1992) Meningkatnya kemampuan masayarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya , baik fisik, mental dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial. MISI Untuk mewujudkan VISI promosi kesehatan tersebut diperlukan upaya upaya disebut : Misi Promosi Kesehatan yang terdiri dari : 1. Advokat : meyakinkan para pejabat / penentu kebijakan bahawa program kesehatan yang dijalankan penting. 2. Menjembatani : Bahwa antara sector kesehatan dengan sector yang lain sebagai mitra 3. Memampukan : Sesuai dengan VISI kesehatan mau dan mampu memelihara kesehatannya maka misi utamanya adalah memampukan. KEBIJ AKAN Tim assessment terdiri dari pembimbing lapangan dan instruktur IKGMP TUGAS kelompok PROSEDUR 1. Analisis situasi (Wilayah, masalah dan keadaan masyarakat) 2. Penentuan Prioritas Masalah (Urutan masalah yang dianggap paling penting) 3. Penentuan Tujuan (mengubah perilaku kearah perilaku sehat sampai mencapai derajat kesehatan optimal) 4. Penentuan Sasaran 5. Penentuan Pesan/Informasi 6. Penentuan Metode dan Media 7. Penentuan Rencana Penilaian 8. Penentuan J adwal Kegiatan 9. Pembuatan Laporan J enis kasus 1 masalah kesehatan umum atau gigi dan mulut Metode Pengamatan, Wawancara, Diskusi dan Konsultasi Waktu pelaksanaan 11 hari kerja 1 hari laporan 13 | l k C M d. 1. ManajemenPuskesmas STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MANAJ EMENPUSKESMASdan PERENCANAAN- EVALUASI Pengertian Suatu rangkaian kegiatan yang secara sistematis membentuk fungsi fungsi tata kelola yang saling terkait dan berkesinambungan untuk menghasilkan luaran Puskesmas yang efektif dan efisien serta optimal dalam rangka terselenggaranya berbagai upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan sesuai dengan azas penyelenggaraan Puskesmas. Tujuan 1. Mampu memahami kebijakan dasar Puskesmas serta penerapannya dalam penyelenggaraan Puskesmas. 2. Memberikan bekal kemampuan berpikir dan bertindak secara terintegrasi dalam bidang kesehatan gigi masyarakat bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Kebijakan Tim assessment terdiri dari pembimbing lapangan dan instruktur IKGMP Ruang lingkup Materi : 1.1. Konsep Dasar Puskesmas Visi dan Misi Motto dan Ikon Tujuan Pembangunan Kesehatan oleh Puskesmas Fungsi Puskesmas 1.2. Organisasi dan Tata Kerja Puskesmas Kedudukan Puskesmas - Sistem Kesehatan Nasional - Sistem Kesehatan Kabupaten / Kota - Sistem Pemerintah Daerah - Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama Organisasi Puskesmas - Struktur Organisasi - Kriteria Personalia - Eselon Kepala Puskesmas Tata Kerja Puskesmas - Dengan Kantor Kecamatan - Dengan Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota - Dengan J aringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama - Dengan J aringan Pelayanan Kesehatan Rujukan - Dengan Intra Sektor - Dengan Masyarakat 1.3. Upaya dan Azas Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas Upaya Kesehatan Wajib Upaya Kesehatan Pengembangan / Inovatif 2.1. Manajemen Puskesmas 16 | l k C M Manajemen Operasional - Menyusun Rencana, meliputi : RUK (Rencana Usulan Kegiatan) dan RPK (Rencana Pelaksanaan Kegiatan), menggunakan Matriks Gantt Chart - Memantau Proses Pelaksanaan dan Hasil Kegiatan Puskesmas, menggunakan Matriks Gantt Chart - Evaluasi Hasil Pelaksanaan Manajemen Sumber Daya - Manajemen Peralatan Medik / Non Medik - Obat / Bahan di Puskesmas - Keuangan - Tenaga 2.2. Analisis I mplementasi (Pelaksanaan Upaya Puskesmas) Meliputi : Input terdiri dari 6M (Man, Money, Material, Method, Machine, Market) 2T (Time, Technology) dan 1I (Information) Proses Output Outcome Tugas kelompok Prosedur Tahapan I, meliputi : Identifikasi Masalah (Analisa Situasi: SWOT dan Daftar Tilik) : Menetapkan Masalah (Prioritas Masalah) : Merumuskan Masalah (4W 1H) : Mencari Akar Penyebab (Fish Bone / Ishikawa, Problem Tree) : Menetapkan Cara Pemecahan Masalah : Menyusun Upaya Kesehatan dan Pengembangannya (Matriks Perencanaan dan Bentuk Kegiatan) : Tahapan 2: pembuatan laporan Metode Pengamatan, Wawancara, Data Sekunder, Diskusi dan Konsultasi Unit terkait 1. Puskesmas 2. Dinas Kesehatan 3. Tokoh Masyarakat 4. Masyarakat sebagai pengguna layanan Puskesmas Waktu pelaksanaan 6 hari kerja 1 hari laporan 17 | l k C M d. 2. SistemRujukan STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SI STEM RUJ UKAN PUSKESMAS Pengertian Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atau kasus penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal (dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya) dan secara horisontal (antar strata sarana pelayanan kesehatan) Tujuan 1. Mengetahui azas rujukan sebagai penyelenggaraan Puskesmas yang memiliki kemampuan terbatas sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama 2. Memberikan bekal kemampuan berpikir dan bertindak secara terintegrasi dalam bidang kesehatan gigi masyarakat bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Kebijakan 1. Undang - Undang Republik Indonesia, Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan 2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor 128/ Menkes/ SK/ 11/ 2004, tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat 3. Upaya Kesehatan Tingkat II (Rujukan Spesialis ) oleh Balai : - Balai Pengobatan Penyakit Paru ( BP4) - Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM ) - Balai Kesehatan Kerja Masyarakat (BKKM ) - Balai Kesehatan Olah raga Masyarakat (BKOM) - Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional (SP3T) - Rumah Sakit Kabupaten / Kota - Rumah Sakit Swasta - Klinik Swasta - Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota dll. 4. Upaya Kesehatan Tingkat III (Rujukan Spesialis Lanjutan / Konsultan) oleh : - Rumah Sakit Propinsi / Pusat / Pendidikan, - Dinas Kesehatan Propinsi - Departemen Kesehatan. Prosedur Materi : Sistem Rujukan Puskesmas Meliputi : a. Rujukan UKP (Upaya Kesehatan Perorangan), terdiri dari : - Rujukan Kasus, - Rujukan Bahan Pemeriksaan - Rujukan Ilmu Pengetahuan b. Rujukan UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat), terdiri dari : - Rujukan Sarana dan Logistik, - Rujukan Tenaga - Rujukan Operasional 18 | l k C M Metode Pengamatan, Wawancara, Diskusi dan Konsultasi Unit terkait 1. Puskesmas 2. Dinas Kesehatan 3. Tokoh Masyarakat 4. Masyarakat sebagai pengguna layanan Puskesmas 5. Dokter spesialis, balai pengobatan,rumah sakit kabupaten/kota,rumah sakit propinsi/pusat Tugas kelompok Waktu pelaksanaan 1 hari kerja dan laporan 19 | l k C M e. Manajemen Praktik STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MANAJ EMEN PRAKTI K Pengertian Organisasi adminsitrasi dari suatu praktik dokter gigi, termasuk tapi tidak terbatas pada supervisi dan pengendalian alur pasien, tugas-tugas staf dan evaluasinya, penyimpanan data dan pendanaan Tujuan 1. Mampu memahami organisasi adminsitrasi dalam suatu praktik kedokteran gigi, baik dalam puskesmas atau rumah sakit 2. Mampu bekerjasama dengan tenaga medis lain yang berhubungan de ga 3. Memberikan bekal kemampuan berpikir dan bertindak secara terintegrasi dalam bidang kesehatan gigi masyarakat bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Kebijakan Tim assessment terdiri dari pembimbing lapangan dan instruktur IKGMP Ruang lingkup Manajemen praktik, meliputi : Penataan manajemen praktik serta tatalaksana lingkungan kerja praktik kedokteran gigi Penataan lingkungan kerja kedokteran gigi secara ergonomik dan prinsip keselamatan kerja Penerapan prinsip dasar pengelolaan praktik dan hubungannya dengan aspek sosial Tugas individu Prosedur Tahapan I , meliputi : 1. Menerima pasien 2. Melakukan anamnesa 3. Membuat diagnosa klinis 4. Menentukan rencana perawatan 5. Mempersiapkan alat untuk tindakan 6. Menuliskan resep (dengan bimbingan dokter gigi puskesmas) 7. Mempersilakan pasien pulang Tahapan 2: pembuatan perencanaan desain ruang praktik poli gigi di puskesmas tersebut Tahapan 3: pembuatan laporan Metode Pengamatan, Wawancara, Diskusi dan Konsultasi Unit terkait 1.Puskesmas 2. Dinas Kesehatan 3. Masyarakat sebagai pengguna layanan Puskesmas Waktu pelaksanaan 4 hari kerja 1 hari laporan 20 | l k C M KEGI ATAN TAMBAHAN YANG WAJ I B DI I KUTI DI PUSKESMAS KOTA/ KABUPATEN MALANG: 1. Posyandu balita/remaja/lansia 2. Skrining/UKS/UKGS 3. UKGMD 4. Pertemuan kader 5. Desa siaga 6. Penyuluhan 7. Mini lokakarya
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis
Hubungan Pengetahuan Dan Tindakan Dalam Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap Karies Dan Tingkat Kebersihan Rongga Mulut Pada Masyarakat Desa Tegalsari