You are on page 1of 12

ASSIGNMENT OF MICROBIOLOGY MICROBE NUTRITION

Arranged by : Findhira Retiyani (11317244011) International Biology Education

INTERNATIONAL BIOLOGY EDUCATION FACULTY OF MATHEMATHIC AND NATURAL SCIENCES YOGYAKARTA STATE UNIVERSITY 2013

A. JUDUL NUTRISI MIKROBA B. TUJUAN 1. Mengetahui jenis-jenis mikronutrien dan perannya bagi sel bakteri. 2. Mengetahui jenis-jenis makronutrien dan perannya bagi sel bakteri. 3. Mengidentifikasi transport nutrient ke dalam sel (secara spesifik pada bakteri). 4. Mengetahui perolehan energi sel pada mikroba: aerob, an aerob, fotosintetik (aerob dan an aerob), dan mikroba fermentatif. C. PEMBAHASAN Mikroba memerlukan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan energi dan untuk bahan pembangun sel, untuk sintesa protoplasma dan bagian-bagian sel lain. Setiap mikroba mempunyai sifat fisiologi tertentu, sehingga memerlukan nutrisi tertentu pula.

Mikronutrien adalah zat gizi (nutrien) yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit tapi sangat diperlukan untuk tumbuh dan berkembang setiap hari sedangkan makronutrien adalah nutrien yang dibutuhkan dalam jumlah banyak. Berikut ini akan dibahas mengenai jenis jenis makronutrien dan mikronutrien serta peranannya bagi mikroba. 1. Jenis jenis mikronutrien dan peranannya bagi sel bakteri yaitu : No Elemen Peran dalam sel bakteri Komponen tertentu sitokrom, non heme-besi dan 1 Besi (Fe) protein yang cofactor untuk beberapa reaksi enzimatis dalam sel bakteri. 2 Boron (B) Berperan sebagai antibiotik poliketida dalam sel bakteri. Diperlukan oleh sejumlah enzim pada tempat katalitik. 3 Mangan (Mn) Enzim fotosintetik tertentu mengunakan Mn untuk memecah air menjadi proton dan oksigen, serta berperan dalam activator kebanyakan enzi m dalam sel. 4 Seng (Zn) Berperan struktural pada enzim termasuk enzim DNA polimerase

Cobalt (Co)

Bagian dari vitamin B12, biasanya digunakan untuk membawa gugus metil. Berperan katalitik pada beberapa enzim yang bereaksi

Tembaga (Cu)

dengan oksigen seperti sitokrom oksidase, serta berperan dalam respirasi dan fotosintesis.

7 8 9

Nikel (Ni) Selenium (Se) Molibdenium (Mo)

Berperan pada beberapa enzim, termasuk enzim untuk metabolisme CO, urea, dan metanogenesis. Bagian dari enzim Format dehydrogenase dalam sel. Diperlukan untuk asimilasi nitrogen, ditemukan di nitrat reduktase dan nitrogenase.

2. Jenis jenis makronutrien dan peranannya bagi sel bakteri yaitu : No Elemen Peran dalam sel bakteri Konstituen dari cysteine, methionine, glutathione dan 1 Sulfur (S) beberapa coenzymes. Berperan dalam sintesis asam amino. 2 Kalium (K) Kation anorganik utama seluler dan kofaktor enzim. Berperan dalam pompa Na. Kation anorganik seluler dan kofaktor enzim. Berperan dalam stabilisasi sel bakteri. Kation anorganik utama seluler, kofaktor enzim, dan 4 Kalsium (Ca) komponen endospora. Berperan dalam stabilitas sel bakteri. Konstituen asam nukleat, nukleotida, fosfolipid, LPS 5 Fosfor (P) dan asam teikoat. Berperan dalam sintesis pada sel bakteri. 6 7 Oksigen (O) Karbon ( C ) Konstituen material dan air seluler serta sebagai akseptor electron. Konstituen utama material seluler.

Magnesium (Mg)

8 9 10

Hidrogen (H) Natrium (Na) Nitrogen (N)

Konstituen senyawa organik dan air seluler. Penting untuk produksi energy. Berperan dalam pertumbuhan sel bakteri. Konstituen asam amino asam nukleat, nukleotida, dan koenzim.

3. Transport nutrient ke dalam sel bakteri : Transport pasif : Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni gradien konsentrasinya.

Transpor pasif ini bersifat spontan. Perpindahan zat dalam tranpor pasif tidak memerlukan energi. Perpindahan zat ini terjadi karena perbedaan konsentrasi antara zat atau larutan. Transpor pasif melalui peristiwa difusi, osmosis, dan difusi terfasilitasi. Transport pasif hanya berdasarkan pada perbedaan konsentrasi (zat yang

berkonsentrasi di luar sel lebih besar di banding di dalam sel). Contohnya CO2, O2 dan lemak terlarut. Transport aktif : Transpor aktif memerlukan molekul pengangkut berupa protein integral pada

membran, dimana di dalam molekul ini, terdapat situs pengikatan. Proses transport aktif
+

dimulai tiga

dengan ion

pengambilan

Na dari dalam sel dan menempati situs pengikatan pada protein integral. Energi diperlukan untuk mengubah bentuk protein integral pada membran yang

sebelumnya membuka kearah dalam sel menjadi membuka kebagian luar sel. Selanjutnya, ion Na+ terlepas dari situs pengikatan dan keluar dari protein integral menuju keluar sel. Kemudian dari luar sel, dua ion K+ menempati situs pengikatan di protein integral. Bentuk protein integral berubah, dari sebelumnya membuka kearah luar menjadi membuka kearah dalam sel dan ion kalium dilepaskan kedalam sel.

Transport aktif menggunakan ATP. Hidrolisis ATP yang terjadi di dalam sel akan menghasilkan energy yang akan digunakan untuk memompa H+ keluar sel sehingga H+ di luar sel akan mempengaruhi konfigurasi protein carier dan afinitas terhadap substrat.

Transpor aktif adalah pergerakan atau pemindahan yang menggunakan energi untuk mengeluarkan dan memasukan ion - ion dan molekul melalui membran sel yang bersifat parmeabel dengan tujuan memelihara keseimbangan molekul kecil di dalam sel. Transpor aktif dipengaruhi oleh muatan listrik di dalam dan di luar sel, dimana muatan listrik ini ditentukan oleh ion natrium (Na+), ion kalium (K+), dan ion klorin (Cl-). Keluar masuknya ion Na+ dan K+ diatur oleh pompa natrium - kalium. Transpor aktif dapat berhenti jika sel didinginkan, mengalami keracunan, atau kehabisan energi.

Translokasi gugus

Pada translokasi gugus, substansi yang akan diangkut harus dimodifikasi secara kimiawi sebelum diangkut kedalam sel oleh penghantar. Proses yang menuju pada modifikasi kimiawi membutuhkan energi metabolik.

Contoh mengenai translokasi gugus ialah pengangkutan senyawa-senyawa gula tertentu. Seperti gluksa, fruktosa, manosa kedalam sel. Dalam proses ini, mulamula suatu protein yang tahan panas (HPr) diaktivasi dengan cara memindahkan sebuah gugusan fosfat dari senyawa berenergi tinggi fospoenolpiruvat (PEP) pada HPr didalam sel, seperti tampak pada : (Enzim 1) PEP +HPr Piruvat + fosfo HPr

Pada saat yang bersamaan, gula bergabung dengan enzim 2 pada permukaan membrane dan diangkut ke permukaan dalam membrane. Disini lalu bergabung dengan gugusan fosfat yang dibawa oleh HPr teraktivasi. Gula fosfat tersebut kemudian dilepaskan oleh enzim 2 dan memasuki sel. Reaksi ini dapat disingkat sebagai berikut : Fosfo-HPr + gula (di luar sel) gula-fosfat + HPr (didalam sel)

Reaksi pengangkutan ini hanya mengangkut gula ke dalam sel, karena gula fosfat didalam sel tidak mempunyai afinitas terhadap penghantar.

HPr dan enzim 1 adalah protein sitoplasmik terlarut. HPr mempunyai berat molekul rendah dan dapat dimurnikan sampai taraf yang tinggi. Enzim 2 terikat pada membrane dan spesifik bagi senyawa-senyawa gula tertentu yang diangkutnya. Enzim tersebut telah dapat dilarutkan dan dimurnikan sebagian.

Proses-proses translokasi gugus lainnya yang diketahui mencakup pengambilan adenine dan butirat pada permukaan luar sel dan pengubahannya pada permukaan dalam membrane, masing-masing menjadi adenosinemenofosfat (AMP) dan butiril-KoA.

Gambar : T1: tempat pengikatan glukosa yang membuka ke bagian luar membrane. T2: tempat pengikatan glukosa yang membuka ke bagian dalam membrane.

1. Glukosa terikat pada sisi T1 tanpa ATP 2. Pengubahan formasi glukosa dari Sout . T1menjadi Sin . T2, karena terjadi lintas membrane 3. Glukosa dilepaskan ke sitoplasma melalui T2 4. Transporter kembali ke bentuk semula.

Transport zat besi Menggunakan system siderofor, siderofor merupakan senyawa yang

diekskresikan di dalam. Nutrient dan akan mengikat besi (Fe3+) dan dimasukkan kembali sebagai ferikrom (yang memiliki afinitas rendah terhadap Fe2+ sehingga Fe2+ akan segera dilepaskan dalam sel. Beberapa prokariota mampu mengoksidasi ion ferri (Fe2+) menjadi ion ferat (Fe3+) dengan bantuan oksigen. Oksidasi tersebut berlangsung cepat pada pH netral dan berlangsung lambat pada pH asam.

Thiobacillus frooxidans mampu mengoksidasi Fe2+, jika ditumbuhkan pada ferri sulfat (FeSO4), atau hidup pada lingkungan yang mengandung ferri sulfat. Dua molekul Fe2+ dioksidasi menjadi molekul Fe3+ dan 2 elektron oleh kompleks enzim ferat yang berada pada membrane luar. Electron ditransfer ke sitokrom C periplasma yang berasosiasi dengan rustianinoksidase dan dipakai untuk mereduksi oksigen menjadi air. Karena terjadi perbedaan potensial (di sitoplasma lebih negatif) maka timbul gradient konsentrasi elektrokimia. Oleh karena itu perlu dilakukan transport ion K+ untuk menjaga pH. Setelah dilakukan pemompaan terhadap ion, maka proton dapat masuk kembali ke sitoplasma melalui kanal ATP sintase yang dapat digunakan untuk sitesis ATP.

Gambar : Oksidasi besi oleh Thiobacillus ferooxidans Difasilitasi Adalah difusi yang dibantu oleh protein kotranspor (protein pembawa) atau dengan saluran protein. Substansi seperti asam amino, gula, dan substansi bermuatan tidak dapat berdifusi melalui membrane plasma. Substansi-substansi tersebut melewati membran plasma melalui saluran yang di bentuk oleh protein. Protein yang membentuk saluran ini merupakan protein integral.

4. Cara perolehan energi sel pada : Mikroba aerob

C6H12O6 + 6 O2 -> 6 CO2 + 6 H2O + 36 atau 38 ATP molekul Mikroorganisme yang aerob ini membutuhkan adanya oksigen untuk

metabolismenya. Pada mekanisme respirasi, mikroorganisme dapat menggunakan oksigen sebagai akseptor elektron atau akseptor hidrogen. Mikroorganisme yang termasuk dalam golongan ini hanya dapat hidup apabila ada oksigen untuk melangsungkan oksidasi biologis. Hal ini merupakan keuntungan luar biasa bagi organisme itu karena banyaknya energi yang tersedia dari oksidasi sempurna molekul glukosa lebih besar daripada energi yang diperoleh dari fermentasi glukosa hal ini terjadi halnya jalan bertahap setiap pasangan elektron dari NADH ke oksigen melalui serangkaian pengangkut sitokrom menghasilkan pembentukan tiga molekul ATP ini dengan energi yang didapatkan dari oksidasi piruvat menjadi asetat memberikan hasil total 3 molekul ATP yang dibangkitkan dari metabolisme setiap molekul glukosa menjadi CO2 dan H2O. Mikroba an aerob C6H12O6 + 2 C2H5OH 2CO2 + Energi. Mikroorganisme anaerob adalah mikroorganisme yang tidak menggunakan

oksigen sebagai elektron akseptor dalam proses respirasinya, tetapi menggunakan bahan anorganik lain (Madigan et al, 1997). Kebanyakan mikroorganisme

anaerob sangat sensitif terhadap oksigen. Keberadaan sedikit oksigen saja dalam lingkungannya dapat menghambat dan membunuh mikroorganisme tersebut.

Mikroorganisme anaerob dibagi menjadi 2 golongan yaitu golongan anaerob obligat dan anerob fakultatif. Golongan anaerob fakultatif merupakan Organisme yang dapat menggunakan oksigen sebagai akseptor elektron atau sebagai penggantinya dapat diambil oksigen dari garam-garam seperti NaNO3, Na2SO4 atau karbonat. Sedangkan, golongan anaerob obligat adalah organisme yang tidak membutuhkan oksigen bebas bahkan jika kontak dengan oksigen akan mengakibatkan penghambatan atau mematikan organisme tersebut. Mikroba anaerob obligat tidak dapat bertahan hidup jika kontak langsung dengan oksigen minimal selama 10 menit. Ketidaktahanan mikroba anaerob obligat terhadap oksigen disebabkan tidak adanya enzim superoksida dismutase

dan katalase, yang akan mengubah superoksida yang terbentuk dalam sel mereka karena adanya oksigen.. Mikroba anaerob obligat dapat hidup melalui proses fermentasi, respirasi anaerob, atau proses methanogenesis. Mikroba anaerob obligat yang sensitif terhadap oksigen memperoleh energi dan melakukan metabolisme dengan menggunakan beberapa alternatif akseptor elektron untuk respirasi seluler seperti sulfat , nitrat , besi , mangan , merkuri , dan karbon monoksida. Mikroba Fotosintetik Bakteri ini merupakan bakteri bebas yang dapat mensintesis senyawa nitrogen, gula, dan substansi bioaktif lainnya. Hasil metabolir yang diproduksi dapat diserap secara langsung oleh tanaman dan tersedia sebagai substrat untuk perkembangbiakan mikroorganisme yang menguntungkan. Mikroba Fermentative Fermentasi dapat terjadi karena adanya aktivitas mikroba penyebab fermentasi pada substrat organik yang sesuai. Terjadinya fermentasi ini dapat menyebabkan perubahan sifat bahan pangan sebagai akibat dari pemecahan kandungankandungan bahan pangan (Winarno et al., 1980). Mikroba fermentative

memperoleh energy dengan cara fermentasi yaitu pemecahan glukosa menjadi asam laktat dan energy

D. CONCLUSSION 1. Jenis-jenis mikronutrien yang diperlukan sel bakteri antara lain a. Besi (Fe), b. Boron (B), c. Mangan (Mn), d. Seng (Zn), e. Tembaga (Cu), f. Cobalt (Co), g. Nikel (Ni), h. Selenium (Se) dan i. Molibdenium (Mo). 2. Jenis-jenis makronutrien yang diperlukan sel bakteri antara lain a. Karbon ( C ), b. Hidrogen (H), c. Oksigen (O), d. Nitrogen (N), e. Natrium (Na), f. Sulfur (S), g. Kalium (K), h. Kalsium (Ca), i. Fosfor (P) dan j. Magnesium (Mg).

3. Transport nutrient ke dalam sel (secara spesifik pada bakteri) antara lain: a. Pada transpor aktif diperlukan adanya protein pembawa atau pengemban dan memerlukan energi metabolik yang tersimpan dalam bentuk ATP. b. Transport pasif dapat berlangsung karena adanya perbedaan konsentrasi larutan di antara kedua sisi membrane dan tidak memerlukan ATP.

c. Translokasi gugus merupakan proses di mana molekul yang diangkut ke dalam sel akan mengalami perubahan secara kimiawi. d. Transport zat besi (Fe) menggunakan sistem siderofor. e. Difusi fasilitasi adalah difusi yang dibantu oleh protein kotranspor (protein pembawa) atau dengan saluran protein. Substansi seperti asam amino, gula, dan substansi bermuatan tidak dapat berdifusi melalui membrane plasma.

4. Perolehan energy sel pada mikroba

a. Mikroorganisme

yang

aerob

ini

membutuhkan

adanya

oksigen

untuk

metabolismenya. Pada mekanisme respirasi, mikroorganisme dapat menggunakan oksigen sebagai akseptor elektron atau akseptor hidrogen. Mikroorganisme yang termasuk dalam golongan ini hanya dapat hidup apabila ada oksigen untuk melangsungkan oksidasi biologis.

b. Mikroba an aerob memperoleh energy dari pemecahan bahan-bahan organik dalam


keadaan tanpa oksigen.

c. Mikroba fotosintetik memperoleh energi dengan cara aerobic yaitu dapat


menggunakan oksigen tetapi dapat juga menghasilkan energi secara anaerobik dengan mensintesis senyawa nitrogen, gula, dan substansi bioaktif lainnya. d. Fermentasi dapat terjadi karena adanya aktivitas mikroba penyebab fermentasi pada substrat organik yang sesuai yaitu pemecahan glukosa menjadi asam laktat dan energi.

E. REFERENCES Fardiaz, 1986. Mikrobiologi Pangan I. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Winarno, F.G., S. Fardiaz dan D. Fardiaz, 1980. Pengantar Teknologi Pangan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

You might also like