You are on page 1of 6

EFEKTIVITAS MATH MANIPULATIVE TERHADAP KEMAMPUAN OPERASI PENJUMLAHAN BILANGAN ANAK USIA TK

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masala Pembelajaran pada anak usia dini khususnya Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan wahana untuk mengembangkan potensi seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minat masing-masing anak. Anderson (1 !) mengemukakan bahwa pendidikan TK memberikan kesempatan untuk mengembangkan kepribadian anak, oleh karena itu pendidikan untuk anak TK perlu menyediakan berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan yang meliputi " aspek kogniti#, bahasa, sosial, emosi, #isik, dan motorik. Pada kenyataannya, proses pembelajaran anak TK masih menjadi permasalahan di $ndonesia pada beberapa tahun terakhir. %al ini disebabkan karena pola pembelajaran yang dilaksanakan &enderung berorientasi akademik dan menganggap bahwa konsep-konsep yang ada pada diri anak tidak berkembang se&ara spontan melainkan harus ditanamkan dan diserap oleh anak melalui perlakuan orang dewasa. Paulo 'reire ('ai(ah " )**+) mengemukakan bahwa sekolah telah melakukan ,pedagogy o# the oppressed, terhadap anak-anak didiknya. -imana guru mengajar, anak diajar, guru mengerti semuanya dan anak tidak tahu apa-apa, guru berpikir dan anak dipikirkan, guru berbi&ara dan anak mendengarkan, guru mendisiplinkan dan anak didisiplin, guru memilih dan mendesakkan pilihannya dan anak hanya mengikuti, guru bertindak dan anak hanya membayangkan bertindak lewat &erita guru, guru memilih isi program dan anak menjalaninya begitu saja, guru adalah subjek dan anak adalah objek dari proses pembelajaran. %al ini tentu saja bertentangan dengan hakikat pembelajaran di TK yang menekankan anak sebagai pembelajar yang akti#. Apabila anak TK diajarkan dan bukannya dibelajarkan, maka pengembangan berbagai potensi anak se&ara optimal tidak akan ter&apai. .a&hmawati ()**/) mengemukakan bahwa memberikan kegiatan belajar pada anak didik harus memperhatikan kematangan atau tahap perkembangan anak didik, alat bermain, metode yang digunakan, waktu, serta tempat bermain. 0ndang undang 1omor )* Tahun )**! tentang 2istem Pendidikan 1asional Pasal 1 ayat 13, menyatakan bahwa " Pendidikan Anak 0sia -ini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. -engan demikian, anak usia TK perlu diberikan suatu program atau kegiatan yang

didasarkan pada prinsip tumbuh kembang anak dimana program yang diberikan adalah berupa pengasuhan dan pendidikan yang dapat memberikan rangsangan perkembangan #isik (motorik kasar dan halus), kogniti#, bahasa, sosial-emosional, pemahaman moral dan agama se&ara proporsional dan terintegrasi. %al ini berarti, tingkat perkembangan yang diharapkan dapat di&apai anak pada usia TK bukanlah merupakan suatu tingkat pen&apaian ke&akapan akademik (&alistung), tetapi lebih merupakan aktualisasi potensi semua aspek perkembangan. -irektur 4endral Pendidikan 5uar 2ekolah (P52) -epartemen 1asional, A&e 2uryadi dalam Pujiati ()**6) mengemukakan bahwa pembelajaran memba&a, menulis dan berhitung pada anak usia dini7TK merupakan salah satu kesalahan terbesar dan berdampak negati# pada perkembangan anak. 2elaras dengan hal tersebut, 2olehuddin dalam 2riningsih ()**8 " !) mengungkapkan bahwa pembelajaran yang hanya menitikberatkan kepada penguasaan ba&a, tulis dan hitung merupakan sesuatu yang tidak lengkap dan berdampak negati# terhadap perkembangan anak karena hanya akan mengembangkan sebagian aspek dari ke&akapan indi9idu sambil ,mematikan, pengembangan ke&akapan lainnya. -engan demikian yang lebih dikehendaki adalah suatu pendekatan dan strategi pendidikan bagi anak yang lebih integrati# dan &omprehensi# serta sesuai dengan dunia dan kebutuhannya. :erdasarkan pernyataan tersebut, tentu tidak bijaksana jika anak usia TK sudah diberi ;beban; untuk &akap dalam &alistung yang bersi#at akademik. 1amun demikian, bukan berarti anak usia TK tidak boleh diajarkan &alistung khususnya berhitung. <ang perlu ditekankan adalah pendidik perlu memperhatikan tahapan-tahapan anak dalam belajar berhitung permulaan. $ni berarti kegiatan yang diberikan di TK diharapkan lebih menunjang anak untuk memiliki kesiapan berhitung. Pada dasarnya pembelajaran matematika untuk anak usia dini bertujuan untuk menstimulasi kemampuan ber#ikir anak agar memiliki kesiapan untuk belajar matematika pada tahap selanjutnya (2riningsih, )**8 " 1). Pembelajaran matematika untuk anak usia dini lebih menekankan pada pengenalan konsep matematika dasar, salah satunya yaitu konsep aritmatika atau berhitung. Aritmatika atau berhitung merupakan salah satu bagian dari kemampuan matematika, sebab salah satu syarat untuk belajar matematika adalah belajar berhitung yang keduanya saling mendukung. :erdasarkan standar 1=T> ?1ational =oun&il o# Tea&her >athemati&s) aritmatika merupakan bagian dari standar isi bilangan dan operasi bilangan. Pada bilangan dan operasi bilangan ini anak-anak dapat meme&ahkan konsep dasar aritmatika dalam meme&ahkan masalah (2riningsih, )**8 " +)). Aritmatika adalah bidang yang berkenaan dengan si#at hubungan bilangan-bilangan nyata dengan perhitungan terutama menyangkut penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian (>ulyono, )**! " )/!). 0ntuk meningkatkan kemampuan penguasaan operasi penjumlahan bilangan pada anak Taman Kanak-kanak diperlukan pembelajaran yang melibatkan anak se&ara akti# untuk berinteraksi dalam proses pembelajarannya, salah satunya melalui permainan matematika. :ermain dan anak merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Akti9itas bermain dilakukan anak dan akti9itas anak selalu menunjukkan kegiatan bermain. :ermain dan anak

sangat erat kaitannya. @leh karena itu, salah satu prinsip pembelajaran dalam pendidikan anak usia dini adalah bermain. :ermain merupakan pendekatan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pada anak usia TK. 0ntuk itu dalam memberikan pendidikan pada anak usia TK harus dilakukan dalam situasi yang menyenangkan sehingga anak tidak merasa bosan dalam mengikuti pelajaran. 2elain menyenangkan, metode, materi dan media yang digunakan harus menarik perhatian serta mudah diikuti sehingga anak akan termoti9asi untuk belajar. >elalui kegiatan bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan dan meman#aatkan objek-objek yang dekat dengannya, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. :ermain bagi anak juga merupakan suatu proses kreati# untuk bereksplorasi, mempelajari keterampilan yang baru dan dapat menggunakan simbol untuk menggambarkan dunianya. >enurut 2udono ()*** " 1) :ermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan in#ormasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak. 2edangkan menurut %ildebrand (2etianingsih, )**6 " 1*) mengungkapkan bahwa bermain berarti berlatih, mengeksploitasi, merekayasa, mengulang latihan apapun yang dapat dilakukan untuk menstrans#ormasi se&ara imajinati# hal-hal yang sama dengan dunia orang dewasa. Kemudian -opyera (2riningsih, )**8) mende#inisikan bahwa kegiatan bermain merupakan kegiatan yang dilakukan se&ara sukarela oleh anak. :ermain timbul dari dorongan yang ada dalam diri anak itu sendiri, sehingga memungkinkan keterlibatan anak dalam setiap permainan se&ara akti# dan bermakna. >ayke dalam 2udono ()*** " !) mengemukakan bahwa belajar dengan bermain memberi kesempatan kepada anak untuk memanipulasi, mengulang-ulang, menemukan sendiri, bereksplorasi, mempraktikkan, dan mendapatkan berma&am-ma&am konsep serta pengertian yang tidak terhitung banyaknya. -isinilah proses pembelajaran terjadi, melalui permainan memberikan pengalaman belajar pada peserta didik. :erdasarkan de#inisi bermain di atas, bermain merupakan suatu sarana bagi anak untuk berlatih, mengeksploitasi dan merekayasa yang dilakukan se&ara berulang-ulang dengan menggunakan atau tanpa menggunakan alat untuk memperoleh in#ormasi, kesenangan dan mengembangkan daya imajinasinya. -engan demikian, banyak konsep dasar yang dapat dipelajari anak melalui akti9itas bemain. 2alah satunya adalah konsep matematika. Pada kenyataannya yang kerap terjadi dilapangan pola pembelajaran matematika untuk anak usia dini dilaksanakan &enderung berorientasi akademik. 2olehuddin ()*** " ) mengemukakan bahwa " Pendekatan pendidikan prasekolah yang berorientasi akademik di&irikan dengan dominasi guru dikelas, kurikulum dan kegiatan belajar yang terstruktur, serta penekanan akan segi penguasaan materi yang diajarkan sesuai dengan yang diharapkan guru. %asil belajar dalam bentuk prestasi akademik adalah sasaran utama dari pendekatan ini. 2ejalan dengan apa yang di kemukakan diatas, dalam penelitiannya .a&hmawati ()**8) mengemukakan bahwa ,Praktek pelaksanaan operasi angka di Taman Kanak-kanak lebih bersi#at akademik seperti layaknya anak usia 2-. 2ebagian besar langsung menggunakan

soal-soal latihan yang bersi#at abstrak berupa penjumlahan angka, pengurangan angka, bahkan kombinasi dari penjumlahan dan pengurangan, tanpa menggunakan lat bentu media,. Adanya ke&enderungan proses pembelajaran matematika yang berorientasi akademik ini dialami di TK A. 2elama ini, pembelajaran matematika di TK A menggunakan metode drill yang dilakukan setiap hari sebelum anak-anak memulai kegiatan di sekolah, anak menyebutkan urutan bilangan satu sampai sepuluh sambil melihat gambar angka7 bilangan yang tertempel pada dinding kelas. 2elain itu pengajaran konsep matematika di TK A ini sering menggunakan lembar kerja atau lebih sering di sebut 5K yang merupakan bagian dari praktek paper-pen&il. 2ehingga anak kurang bisa mengaitkan antara apa yang dipelajarinya dengan lingkungan sekitarnya. Anak &enderung mengha#al angka yang terdapat pada gambar dan kurang mengkaitkan dengan penerapan angka-angka itu untuk menerangkan orang atau benda yang sering ditemuinya sehari-hari. -engan demikian pembelajaran yang terjadi kurang menjembatani apa yang diperoleh anak di TK dengan kemampuan yang seharusnya dimiliki anak untuk menghadapi lingkungannya. :erdasarkan gambaran tersebut, peranan guru sebagai #asilitator sangat dibutuhkan. Buru dituntut untuk lebih kreati# dalam memanipulasi obyek-obyek atau alat dalam bentuk permainan yang dilaksanakan dalam pembelajaran matematika di Taman Kanak-kanak. Permainan berhitung merupakan bagian dari matematika, permainan ini diperlukan untuk menumbuhkembangkan keterampilan berhitung yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan yang merupakan dasar bagi pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar. 2alah satu permainan matematika adalah permainan >ath >anipulati9e. Permainan >ath >anipulati9e merupakan salah satu dari permainan Chole math. Chole math merupakan pendekatan pembelajaran matematika untuk anak usia dini yang menghubungkan pelajaran matematika dengan kehidupan nyata atau kehidupan sehari-hari (>oomaw and %ironymus, 1 / " )). >enurut =lements dalam :ennett 5 Tisha ()***) menyatakan bahwa manipulati# yang baik adalah yang dapat membantu anak dalam membangun, memperkuat, dan menghubungkan berbagai representasi ide matematika. 2edangkan menurut 4ames (1 6 " *+) media manipulati# adalah model konkrit yang dapat disentuh, digerakan oleh anak yang ber#ungsi untuk membantu anak memahami berbagai konsep yang berhubungan dengan matematika. %al ini menunjukkan bahwa segala sesuatu yang dapat ditemukan oleh anak dalam kehidupan sehari-hari dapat dijadikan media manipulati# seperti bola, biji-bijian, kelereng, jepitan jemuran dan lain-lain. Permainan math manipulati9e ini menggunakan material yang dekat dengan keseharian anak, seperti boneka, kelereng sebagai alat permainannya, kelereng merupakan salah satu benda yang #amiliar atau dekat dengan anak. :erdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka penelitian ini mem#okuskan pada kajian ,D#ekti9itas >ath >anipulati9e terhadap Kemampuan @perasi Penjumlahan :ilangan Anak 0sia Taman Kanak-kanak,.

B. R!"!san Masala Permasalahan utama dalam penelitian ini di#okuskan pada pembahasan ,D#ekti9itas >ath >anipulati# Terhadap Kemampuan @perasi Penjumlahan :ilangan Anak 0sia TK,. Permasalahan tersebut diuraikan ke dalam bentuk rin&ian pertanyaan penelitian sebagai berikut " 1. :agaimana kemampuan awal operasi penjumlahan bilangan anak usia TK pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebelum diterapkan permainan math manipulati9e E ). :agaimana kemampuan akhir operasi penjumlahan bilangan anak usia TK pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sesudah diterapkan permainan math manipulati9e E !. Apakah permainan >ath >anipulati# e#ekti# untuk meningkatkan kemampuan operasi penjumlahan bilangan anak TKE #. T!$!an Penel%t%an Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai e#ekti9itas >ath >anipulati9e terhadap kemampuan operasi penjumlahan bilangan anak usia Taman Kanakkanak. Adapun se&ara lebih khusus penelitian ini bertujuan sebagai berikut " 1. >emperoleh gambaran tentang kondisi awal kemampuan operasi penjumlahan bilangan di kelompok kontrol dan kelompok eksperimen di TK A. ). >emperoleh gambaran tentang kondisi akhir kemampuan operasi penjumlahan bilangan di kelompok kontrol dan kelompok eksperimen di TK A. !. 2ejauh mana e#ekti9itas permainan >ath >anipulati9e dalam meningkatkan kemampuan operasi penjumlahan bilangan anak di TK A. D. Man&aat Penel%t%an 1. 2e&ara Teoretis " Penelitian ini diharapkan dapat memberikan man#aat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, peningkatan mutu pendidikan, dan untuk menambah keilmuan tentang e#ekti#itas >ath >anipulati9e terhadap kemampuan operasi penjumlahan bilangan anak usia Taman Kanakkanak. ). 2e&ara Praktis " Adapun man#aat praktis dari penelitian ini adalah " a. :agi Peneliti >emberikan pengalaman dan wawasan pribadi dalam mengembangkan penelitian mengenai e#ekti#itas >ath >anipulati9e terhadap kemampuan operasi penjumlahan bilangan anak usia Taman Kanak-kanak. b. :agi Buru >eningkatkan pemahaman guru tentang permainan matematika khususnya >ath >anipulati9e serta menjadi a&uan bagi guru dalam menggunakan metode bermain sebagai upaya mengembangkan kemampuan operasi penjumlahan bilangan anak TK.

&. :agi 5embaga Pendidikan %asil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangsih kepada 5embaga penyelenggara pendidikan pada umumnya dan khususnya untuk TK A, dalam men&iptakan pembelajaran matematika yang menyenangkan bagi anak, serta dapat meningkatkan kemampuan anak dalam memahami operasi penjumlahan bilangan. d. :agi Peneliti 2elanjutnya -apat dijadikan bahan kajian lebih lanjut bagi peneliti selanjutnnya mengenai hal yang lebih mendalam

You might also like