You are on page 1of 24

LAPORAN PRAKTIKUM STATISTIKA

DATA NON EKSPERIMENTAL

Oleh :

Maspupah Dhamar Adhi K Raden Fahmi Husaini Lufti Latifah Irviana Trisna Ramadhani

A1H012003 A1H011017 A1H011033 A1H012049 A1H012065

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2013

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan statistik tentang parameter populasi. Statistika adalah ukuran yang dikenakan pada sampel ( x= rata-rata; s = simpangan baku; s2 = varians; r = koefisien korelasi), dan parameter adalah ukuran-ukuran yang dikenakan pada populasi ( = rata-rata; = simpangan baku, 2= varians; = koefisien korelasi). Dengan kata lain, hipotesis adalah taksiran terhadap parameter populasi, melalui data-data sampel. Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, bias berupa pernyataan tentang hubungan dua variable atau lebih, perbandingan (komparasi), atau variable mandiri (deskripsi). Deskriptif dalam statistika adalah penelitian yang didasarkan pada populasi (tidak ada sampel), sedangkan deskriptif dalam penelitian menunjukkan tingkat ekplanasi yaitu menanyakan tentang variable mandiri (tidak dihubungkan dan dibandingkan). Dalam statistic terdapat dua macam hipotesis, yaitu hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Hipotesis nol diartikan sebagai tidak adanya perbedaan antara parameter dengan statistik, atau tidak adanya perbedaan antara ukuran populasi dan ukuran sampel. Hipotesis alternative adalah lawannya hipotesis nol, yang berbunyi adanya perbedaan antara data populasi dengan data sampel. Secara ringkas hipotesis dalam statistik merupakan pernyataan statistik tentang parameter populasi sedangkan hipotesis dalam penelitian merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah pada suatu penelitian. Terdapat bermacam-macam teknik statistik yang dapat digunakan dalam suatu penelitian khususnya dalam pengujian statistik. Teknik statistik yang akan digunakan tergantung pada interaksi dua hal, yaitu macam data yang akan dianalisis dan bentuk hipotesisnya. Bentuk hipotesis ada tiga macam,yaitu: 1. Hipotesis deskriptif

Hipotesis deskriptif adalah dugaan tentang nilai suatu variable mandiri, tidak membuat perbandingan atau hubungan. 2. Hipotesis Komparatif Hipotesis komparatif adalah pernyataan yang menunjukkan dugaan nilai dalam satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda. 3. Hipotesis Asosiatif Hipotesis asosiatif adalah suatu pernyataan yang menunjukkan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih.

B. Tujuan

a. Mengumpulkan dan menyajikan data non eksperimental b. Menganalisis data non eksperimental menggunakan metode analisis yang sesuai, dengan tahap-tahap yang sisitematis dan mampu menarik kesimpulan dari hasil analisis data.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Data adalah kumpulan keterangan atau fakta mengenai suatu persoalan, yang dapat berbentuk kategori atau pun berbentuk angka/bilangan. Data merupakan bahan mentah yang jika diolah dengan baik melalui berbagai analisis dapat melahirkan berbagai informasi. Dengan informasi tersebut, dapat diambil suatu keputusan. Pengolahan data adalah proses untuk memperoleh data atau angka ringkasan berdasarkan suatu kelompok data mentah, dengan menggunakan rumus tertentu, seperti menghitung jumlah, rata-rata, proporsi/ persentase. Dalam stastistik, hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan statistik tentang parameter populasi. Dengan kata lain hipotesis adalah taksiran terhadap parameter populasi, melalui data-data sampel (Sugiyono,2005). Istilah hipotesis sebenarnya berasal dari kata majemuk terdiri dari katakata hipo dan tesa. Hipo, berasal dari bahasa Yunani yang berarti di bawah, kurang atau lemah. Sedangkan tesa yang berarti teori atau proporsi yang disajikan sebagai bukti. Jadi, hipotesis adalah pernyataan yang masih kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kenyataannya. Jika suatu hipotesis telah dibuktikan kebenarannya, namanya bukan lagi hipotesis. (Kerlinger, 1979) 1. Jenis Hipotesis Jenis hipotesis berdasarkan perumusannya terdiri dari dua jenis yaitu hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Hipotesis nol adalah hipotesis/dugaan yang menyatakan tidaknya ada hubungan atau perbedaan antara variable X dan variable Y. Sementara, hipotesis alternatif adalah hipotesis/dugaan yang menyatakan adanya hubungan atau perbedaan antara variable X dan variable Y. Berdasarkan perumusan masalahnya, hipotesis dibagi menjadi tiga jenis yaitu hipotesis deskriptif, hipotesis komparatif, dan hipotesis asosiatif. Hipotesis deskriptif adalah dugaan yang menjadi jawaban sementara terhadap rumusan masalah deskriptif (menggambarkan). Hipotesis komparatif adalah dugaan yang

menjadi

jawaban

sementara

terhadap

rumusan

masalah

komparatif

(membandingkan). Pada rumusan ini, variabelnya sama tapi berbeda pada populasi dan sampel atau kejadian itu terjadi pada waktu yang berbeda. Terakhir, hipotesis asosiatif adalah dugaan yang menjadi jawaban sementara terhadap rmusan masalah asosiatif yang menanyakan adanya hubungan antara dua variabel atau lebih.

III. METODOLOGI

A. Alat dan Bahan

a. Alat 1. Alat tulis 2. Kertas A4 3. Kalkulator 4. Wadah

b. Bahan 1. Kacang Bledugh. 2. Kacang garuda.

B. Prosedur Kerja

1. Untuk hipotesis deskriptif a. Praktikan diberikan dua bungkus kacang dengan merk yang berbeda. b. Kacang yang bagus dan yang rusak dihitung dan dicatat oleh praktikan. c. Persentase kacang yang rusak dihitung dari kacang keseluruhan d. Data disajikan dan dianalisis dengan metode yang tepat. Data disajikan dalam bentuk tabel seperti di bawah ini : Merk kacang atom Berat total Berat yang rusak % Berat kacang yang rusak

e. Analisis data

Lakukan analisis data menggunakan metode yang tepat sesuai dengan jenis hipotesis deskriftif untuk data nominal non eksperimental ( uji chi square). Prosedur analisis data : 1. Tuliskan hipotesis deskriptif untuk data diatas. 2. Lakukan pengujian hipotesis dengan menghitung besarnya chi kuadrat ( ) dengan menggunakan rumus :

Untuk mempermudah perhitungan, buatlah tabel penolong seperti di bawah ini : Tabel Analisis chi kuadrat Pemilihan alternative Kacang Garuda Kacang Beledugh Jumlah X2 hitung Fo Fh fo-fh (fo fh)2

Catatan : jumlah frekuensi yang diharapkan adalah sama yaitu 50% : 50% 3. Untuk dapat membuat keputusan tentang hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, maka nilai x2 hitung dibandingkan dengan nilai x2 tabel dengan taraf kesalahan () = 5%. 4. Kesimpulan dituliskan.

2. Untuk hipotesis komparatif Prosedur kerja : a. Siapkan sampel kacang garuda dan kacang beledugh untuk dinilai kesukaannya oleh mahasiswi dan mahasiswa.

b. 7 mahasiswa dan 8 mahasiswi menentukan kesukaan terhadap kacang garuda dan kacang beledugh (lebih suka kacang garuda atau kacang beledugh). c. Tuliskan data kesukaan kacang atom dari mahasiswa dan mahasiswi yang diperoleh pada tabel. Tabel Analisis FEPT Kelompok Kacang garuda Mahasiswa Mahasiswi Jumlah d. Analisis data Lakukan analisis data menggunakan metode yang tepat sesuai dengan jenis hipotesis komparatif untuk data nominal non eksperimental (fischer exact probability test). Prosedur analisis data : 1. Tuliskan hipotesis komparatif untuk data diatas. 2. Lakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan Fisher Exact Probability Test, dengan rumus : P= 3. Untuk dapat membuat keputusan tentang hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, maka nilai p dibandingkan dengan taraf kesalahan () = 5% 4. Tuliskan kesimpulan. a c b d Kacang beledugh a+b c+d n Jumlah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Data Non Eksperimental No. 1. Merk Kacang Kacang Bledugh 2. Kacang Garuda 85 11 12,94 % Jumlah Total 125 Jumlah Rusak 9 % Jumlah Rusak 7,2 %

% jumlah yang rusak =

x 100%

% kacang Bledugh = % kacang Garuda = Pilihan Alternatif Kacang Bledugh Kacang Garuda Jumlah

x 100 % = 7,2 % x 100% = 12,94 % fo 9 11 20 fh 10 10 20 fo fh -1 1 0 ( fo fh)2 1 1 2 0,1 0,1 0,2

Hipotesis awal Ho = Merk tidak berpengaruh pada kualitas kacang Hi = Merk berpengaruh pada kualitas kacang Kacang Bledugh Kacang garuda = 0,1 = 0,1

X2 hitung = F = 3,84 Fhit F , maka : Ho = diterima Hi = ditolak

= 0,2

Kesimpulan : maka merk tidak berpengaruh pada kualitas kacang.

2. Fisher Exact Probability Test Hipotesis awal Ho = Jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap kesukaan Hi = Jenis kelamin berpengaruh terhadap kesukaan Kelompok Kacang A (Bledugh) Mahasiswa Mahasiswi Jumlah
( ) (

Kacang B (Garuda)

Jumlah

a (5) c (1) (a + c) 6
) ( )

b (2) d (7) (b + d) 9

7 (a + b) 8 ( c + d) n = 15

P =

P hitung

= 3,13 x 10-7

P 5% = 3,84 Phit P , maka : Ho = ditolak Hi = diterima Kesimpulan : maka jenis kelamin berpengaruh terhadap kesukaan.

B. Pembahasan

Hipotesis adalah pernyataan yang masih kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kenyataannya. Jika suatu hipotesis telah dibuktikan kebenarannya, namanya bukan lagi hipotesis. (Kerlinger, 1979) Ada tiga macam hipotesis penelitian yang dikenal, antara lain hipotesis deskriptif, hipotesis komperatif, dan hipotesis asosiatif. Hipotesis deskriptif, yaitu hipotesis yang tidak membandingkan dan menghubungkan dengan variabel lain atau hiporesis untuk menentukan titik peluang, dimana hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan taksiran (estimatif), (Riduwan, 2006:166). Contoh : Seberapa Tinggi daya tahan lampu merk X? Seberapa tinggi produktivitas padi di kabupaten tugumulyo? Maka hipotesis yang dirumuskan dari dua pertanyaan tersebut adalah: 1. Daya tahan lampu merk X adalah 800 jam 2. Produktivitas Padi di kabupaten Tugumulyo adalah 8 ton/ha Hipotesis komparatif, yaitu hipotesis yang dirumuskan untuk memberikan jawaban pada permasalahan yang bersufat membedakan, atau pernyataan yang menunjukkan dugaan nilai dalam satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda. ( Sugiyono, 2006: 85). Contoh : Apakah ada perbedaan kemampuan berbahasa asing antara lulusan Pondok pesantren Madani dengan lulusan SMU teladan? Maka hipotesis yang akan diajukan adalah : 1. Ada perbedaan kemampuan berbahasa asing antara lulusan Pondok pesantren Madani dengan lulusan SMU Teladan. Artinya Lulusan Pondok madani lebih baik kemampuan berbahasa asing daripada lulusan SMU Teladan Di statistika dikenal juga uji chi square dan uji fisher probability. Uji Chi-square atau qai-kuadrat digunakan untuk melihat ketergantungan antara variabel bebas dan variabel tergantung berskala nominal atau ordinal. Prosedur uji chi-square menabulasi satu atau

variabel ke dalam kategori-kategori dan menghitung angka statistik chisquare. Untuk satu variabel dikenal sebagai uji keselarasan atau goodness of fit test yang berfungsi untuk membandingkan frekuensi yang diamati (fo) dengan frekuensi yang diharapkan (fe). Jika terdiri dari 2 variabel dikenal sebagai uji independensi yang berfungsi untuk hubungan dua variabel. Seperti sifatnya, prosedur uji chi-square dilkelompokan kedalam statistik uji non-parametrik. Semua variabel yang akan dianalisa harus bersifat numerik kategorikal atau nominal dan dapat juga berskala ordinal. Prosedur ini didasarkan pada asumsi bahwa uji nonparametrik tidak membutuhkan asumsi bentuk distribusi yang mendasarinya. Data diasumsikan berasal dari sampel acak. Frekuensi yang diharapkan (fe) untuk masing-masing kategori harus setidaknya : Tidak boleh lebih dari dua puluh (20%) dari kategori mempunyai frekuensi yang diharapkan kurang dari 5. Formula uji Chi Square :

Dimana :

= Nilai khai-kuadrat fo = frekuensi observasi/pengamatan fe = frekuensi ekspetasi/harapan

Contoh kasus : Perusahaan penyalur alat elektronik AC ingin mengetahui apakah ada hubungan antara gender dengan sikap mereka terhadap kualitas produk AC. Untuk itu mereka meminta 25 responden mengisi identitas mereka dan sikap atau persepsi mereka terhadap produknya. Permasalahan : Apakah ada hubungan antara gender dengan sikap terhadap kualitas AC? Hipotesis : H0 = Tidak ada hubungan antara gender dengan sikap terhadap kualitas AC

H1 = Ada hubungan antara gender dengan sikap terhadap kualitas AC

Tolak hipotesis nol (H0) apabila nilai signifikansi chi-square < 0.05 atau nilai chi-square hitung lebih besar (>) dari nilai chi-square tabel. Data dari keduapuluh lima responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Data responden Keterangan : Gender : 1 = Laki-laki; 2 = Wanita, Sikap: 1 = berkualitas, 2 = Tidak berkualitas.

Langkah-langkah SPSS 1. Analyze > Descriptive Statistics > Crosstab 2. Masukkan variabel Gender ke dalam kotak Row 3. MAsukkan variabel Sikap ke dalam kotak Column 4. Klik untuk pilihan Statistics 5. Pilih menu Chi-square, tekan Continue 6. Pilih Cell, Observed, tekan Continue

7. Klik Ascending, tekan Continue 8. Tekan OK Hasil output SPSS

Pada tabel case processing summary diatas menunjukkan bahwa input data ada 25 responden dan tidak ada data yang tertinggal.

Pada tabel crossstabulasi antara gender*sikap di atas bahwa gender laki-laki berjumlah 12 responden. Dari 12 responden laki-laki bersikap/menganggap berkualitas sedangkan 5 responden bersikap tidak berkualitas. Sedangkan 13 responden bergender wanita yang menganggap produk AC berkualitas sebanyak 6 responden dan yang bersikap tidak berkualitas ada 7 responden.

Pada tabel chi-square test di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi p-value sebesar 0.543 dan nilai chi-square sebesar 0.371. Karena nilai signifikansi 0.543 > 0.05 maka hipotesis null diterima yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara gender dengan sikap terhadap kualitas AC

Sedangkan, Uji exact Fisher digunakan ketika memiliki dua variabel nominal. Biasanya data yang dimiliki meliputi 2 baris dan 2 kolom, sama halnya dengan contoh pada uji pearson chi-square yang telah dibahas. Fishers exact tes ini lebih akurat daripada uji chi-kuadrat atau G-test untuk data-data berjumlah sedikit. Walaupun uji ini biasanya digunakan pada tabel sebanyak 2 x 2, namun kita dapat melakukan Uji exact Fisher dengan jumlah tabel yang lebih besar. Penyusunan Hipotesis nol pada Uji exact Fisher adalah sebagai berikut : H0 : proporsi relatif dari satu variabel tidak terkait dengan variabel kedua. Sebagai contoh : jika kita memperkirakan jumlah tikus jantan dan betina di dua rumah, maka Hipotesis nol akan menjadi. H0 : proporsi tikus jantan dan betina di kedua rumah adalah sama. Contoh kasus: Jika kita ingin mengukur proporsi jumlah pengunjung laki-laki dan perempuan di empat buah salon di kawasan Blok M setiap harinya. Data pengunjung yang diberikan adalah sebagai berikut:

H0

Proporsi

pengunjung

di

keempat

salon

tersebut

adalah

sama

dengan SPSS 17.0, maka dapat dilakukan langkah sebagai berikut : 1. Masukkan data tersebut ke dalam worksheet SPSS, perlu diperhatikan bahwa data yang kita input akan berupa baris, kolom, dan yang menyatakan jumlah pengunjung seperti berikut ini:

Dapat kita lihat cara memasukkan data ke dalam worksheet SPSS dimana pada tabel perhitungan dapat dilihat bahwa pada kolom 1 dan baris 1 adalah jumlah pengunjung laki-laki pada salon Tessy, pada kolom 3 baris 2 adalah jumlah pengunjung perempuan pada salon Tintje. 2. Langkah selanjutnya sama dengan pengujian Pearson chi square 3. Output yang didapatkan kemudian adalah sebagai berikut:

3. Interpretasi:Dari output yang didapat hasil point probabilitynya adalah 0,007, dengan demikian hipotesis nol dapat ditolak, artinya terdapat

perbedaan proporsi yang signifikan pada jumlah pengunjung laki-laki dan perempuan pada keempat salon. Pada praktikum ini dilakuakan dua uji hipotesis yaitu uji hipotesis deskriptif dan uji hipotesis komparatif pada dua merk kacang yaitu kacang Bledugh dan kacang Garuda. Uji hipotesis yang pertama dilakukan adalah uji hipotesis deskriptif. Mencari jawaban apakah merk kacang

berpengaruh terhadap kualitas kacang atau tidak. Pertama praktikan menghitung persentase kerusakan pada kedua merk kacang, dan disajikan dalam tabel di bawah ini : No. 1. Merk Kacang Kacang Bledugh 2. Kacang Garuda 85 11 12,94 % Jumlah Total 125 Jumlah Rusak 9 % Jumlah Rusak 7,2 %

Persentase jumlah kacang yang rusak didapatkan dari perbandingan jumlah kacang yang rusak dengan jumlah kacang secara keseluruhan dikali 100% untuk setiap merk kacang. Dengan penulisan secara matematis adalah sebagai berikut : % jumlah yang rusak = Perhitungan kerusakan kacang sebagai berikut % kacang Bledugh = % kacang Garuda = x 100 % = 7,2 % x 100% = 12,94 % x 100%

Dilanjutkan dengan mengolah data untuk disajikan pada tabel analisis chi kuadrat, seperti berikut : Pilihan Alternatif Kacang Bledugh Kacang Garuda Fo 9 11 fh 10 10 fo fh -1 1 ( fo fh)2 1 1 0,1 0,1

Jumlah

20

20

0,2

Dari tabel ini akan didapatkan perbandingan anatara F hitung dengan F , untuk menjawab hipotesis yang telah dirumuskan. Hipotesis yang dirumuskan berdasarkan tabel tersebut adalah : H0 = merk tidak berpengaruh pada kualitas kacang. Hi = merk berpengaruh pada kualitas kacang.

Untuk mendapatkan perbandingan antara nilai Fhitung dengan F dilakukan proses perhitungan sebagai berikut : F yang digunakan yaitu F 5% yang bernilai 3,84. Nilai tersebut didapatkan dengan melihat tabel F. Kacang Bledugh Kacang garuda X2 hitung = F = 3,84 Fhit F , maka : Ho = diterima Hi = ditolak = 0,1 = 0,1 = 0,2

Kesimpulan : maka merk tidak berpengaruh pada kualitas kacang. Arti lain dari kesimpulan tersebut apa bila H0 diterima berarti ada keseragaman antara kualitas kacang kedua merk, tidak ada perbedaan kualitas untuk kedua merk kacang. Setelah uji hipotesis deskriptif dilanjutkan dengan uji hipotesis komparatif, untuk mengetahui apakah jenis kelamin berpengaruh terhadap kacang kesukaan. Maka untuk menyurvei kacang kesukaan berdasarkan jenis kelamin, diambil 7 mahasiswa dan 8 mahasiswa untuk mencicipi kacang dari kedua merk. Hasil dari survei disajikan dalam data sebagai berikut untuk diolah selanjutnya :

Kelompok

Kacang A (Bledugh)

Kacang B (Garuda)

Jumlah

Mahasiswa Mahasiswi Jumlah

a (5) c (1) (a + c) 6

b (2) d (7) (b + d) 9

7 (a + b) 8 ( c + d) n = 15

Hipotesis yang dirumuskan pada uji hipotesis komparatif ini yaitu : H0 = Jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap kacang kesukaan Hi = jenis kelamin berpengaruh terhadang kacang kesukaan.

Untuk mendapatkan perbandingan nilai P hitung dan P dilakukan perhitungan seperti di bawah ini : P =
( ) ( ) ( )

P hitung P 5% = 3,84

= 3,13 x 10-7

Phit P , maka : Untuk ketentuan penolakan/penerimaan H0 dan penerimaan/penokan Hi pada uji hipotesis komparatif ini aturannya berkebalikan. Jika pada uji hipotesis deskriptif, jika Fhitung F maka H0 diterima dan Hi ditolak. Namun pada uji hipotesis komparatif jika Phitung P, maka H0 ditolak dan Hi diterima. Maka sesuai aturan tersebut pada pengujian hipotesis komparatif ini didapatkan hasil : Phit P Ho = ditolak Hi = diterima Kesimpulan : jenis kelamin berpengaruh terhadap kesukaan.

Artinya ada perbedaan antara kesukaan jenis kelamin perempuan dan jenis kelamin laki-laki.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Untuk hipotesis deskriptif Dari praktikum acara non eksperimental ini didapatkan kumpulan dan sajian data dalam bentuk tabel seperti di bawah ini : Tabel jumlah kacang No. 1. Merk Kacang Kacang Bledugh 2. Kacang Garuda 85 11 12,94 % Jumlah Total 125 Jumlah Rusak 9 % Jumlah Rusak 7,2 %

% kacang Bledugh rusak = 7,2 % % kacang Garuda rusak = 12,94% Tabel analisis chi kuadrat Pilihan Alternatif Kacang Bledugh Kacang Garuda Jumlah Fo 9 11 20 fh 10 10 20 fo fh -1 1 0 ( fo fh)2 1 1 2 0,1 0,1 0,2

Kesimpulan dari tabel data tersebut yaitu: Fhitung = 0,2 Fhitung F 5% Maka : Ho = diterima Hi = ditolak F 5% = 3.84

Kesimpulan : merk berpengaruh terhadap kualitas kacang. 2. Untuk hipotesis komparatif Kesimpulan dari uji hipotesis komparatif ini dapat disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini :

Kelompok

Kacang A (Bledugh)

Kacang B (Garuda)

Jumlah

Mahasiswa Mahasiswi Jumlah

a (5) c (1) (a + c) 6

b (2) d (7) (b + d) 9

7 (a + b) 8 ( c + d) n = 15

Dari tabel di atas didapatkan kesimpulan : P hitung = 3.13 x 10-7 P 5% = 3.84 P hit P , maka : Ho = ditolak Hi = diterima Kesimpulan : jenis kelamin berpengaruh terhadap kesukaan.

B. Saran

Pada paraktikum acara data non eksperimental ini, diharapkan asisten praktikum dapat mengkondisikan para paraktikan pada saat melaksanakan praktikum agar praktikum berlangsung dengan kondusif.

DAFTAR PUSTAKA

New York: Holt, RinehKerlinger, Fred N. (1979). Behavioral Research: A Conceptual Approach. art and Winston. Sugiyono. 2005. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta Popham, W. James & Sirotnik, Kenneth A. (1973). Educational Statistics. New York: University of California, Los Angeles. Riduwan. (2006). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Penerbit Alfabeta Riduwan. (2009). Pengantar Statistika Sosial. Bandung: Penerbit Alfabeta Sugiyono. (2006). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Penerbit Alfabeta Wiersma, William (1995). Research Methods in Education: An Introduction. Sixth edition. Boston: Allyn and Bacon.

You might also like