You are on page 1of 12

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum motor bakar dilaksanakan pada bulan September Desember 2013,
bertempat di laboratorium Motor Bakar. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya Malang. Mahasiswa yang diperbolehkan melaksanakan praktikum
ini adalah yang telah memprogram mata kuliah tersebut dalam kartu rencana studi dan
sedang mengikuti perkuliahan mata kuliah mesin thermal dan mesin fluida. Praktikum
dilaksanakan secara berkelompok dgn anggota setiap kelompok 5-8 orang.
3.2. Pelaksanaan Praktikum
3.2.1. Instalasi Pecobaan Motor Diesel
Merupakan rangkaian lengkap yang dapat digunakan untuk keperluan
praktikum maupun penelitian,terdiri dari :
- Unit Motor Diesel sebagai obyek percobaan / penelitian.
- Unit motor bensin sebagai obyek percobaan /penelitian.
- Instrumen pengukur berbagai variabel yang diperlukan (alat ukur
kelembapan, aerometer, orsat apparatus).
- Peralatan bantu seperti instalasi air pendingin dan penyaluran gas
buang.
Unit motor bakar yang digunakan yaitu:
a) motor diesel dengan 4 langkah dengan spesifikasi:
- Siklus : 4 langkah
- Jumlah silinder : 4
- Volume langkah torak total : 2164 cm
3

- Diameter silinder : 83 mm
- Panjang langkah torak : 100 mm
- Perbandingan kompresi : 22 : 1
- Bahan bakar : Solar
- Pendingin : Air
- Daya Poros : 47 BHP / 3200 rpm
- Merk : Nissan, Tokyo Co.Ltd.
- Model : DWE 47 50 HS AV
- Negara pembuat : Jepang

b) motor diesel dengan 4 langkah dengan spesifikasi:
- Siklus : 4 langkah
- Jumlah silinder : 4
- Volume langkah torak total : 1567 cm
3

- Diameter silinder : 78 mm
- Panjang langkah torak : 82 mm
- Perbandingan kompresi : 9 : 1
- Bahan bakar : Bensin
- Pendingin : Air dengan cooling tower
- Daya Poros : 80 BHP / 5000 rpm
- Merk : Nissan, Tokyo Co.Ltd.
- Negara pembuat : Jepang

3.2.2. Alat Ukur dan Fungsi
Instrument pengukur yang tersedia dalam instalasi percobaan motor
bakar adalah barometer,thermometer bola basah kering,bom kalori
meter,aerometer,flash point dan orsat apparatus.
a. Barometer
Untuk mengukur tekanan udara ruangan satuannya mmHg/bar

Gambar 3.2 : Barometer
Sumber : laboratorium motor bakar jurusan teknik mesin Universitas
Brawijaya
b. Termometer bola basah bola kering
Digunakan untuk mengukur kelembaban udara dengan melihat
table.cara membaca table dengan mencari perpotongan antara selisih suhu bola
basah bola kering dengan temperature bola kering.kelembaban dinyatakan
dalam satuan (%)

Gambar 3.3 : Termometer bola basah bola kering
Sumber : laboratorium motor bakar jurusan Teknik Mesin Universitas Brawijaya
c. Bomkalorimeter
Digunakan untuk mengukur nilai kalor bahan baka,nilai kalor
dinyatakan dalam satuan (Kjoule/kg)

Gambar 3.4 : Bomkalorimeter
Sumber : laboratorium motor bakar jurusan Teknik Mesin Universitas
Brawijaya
d. Viskometer
Digunakan untuk mengukur viskositas zat cair

Gambar 3.5 : Viskometer
Sumber : laboratorium motor bakar jurusan Teknik Mesin Universitas
Brawijaya
e. Aerometer
Untuk mengukur massa jenis bahan bakar yang dipakai.

Gambar 3.6 : Aerometer
Sumber : laboratorium motor bakar jurusan Teknik Mesin Universitas Brawijaya
f. Flash Point
Alat yang digunakan untuk mengukur titik nyala bahan bakar.
Dinyatakan dalam C

Gambar 3.7 : Flash Point
Sumber : laboratorium motor bakar jurusan Teknik Mesin Universitas Brawijaya
g. Higrometer
Untuk mengukur kelembaban relatif uap air.

Gambar 3.8 : Higrometer
Sumber : laboratorium motor bakar jurusan Teknik Mesin Universitas Brawijaya

3.3. Prosedur Pelaksanaan Praktikum
3.3.1 Prosedur Pengujian Motor Diesel
1. Persiapan Awal
a. Nyalakan pompa pengisi untuk mengisi air dalam tangki sampai level air
mencapai tinggi aman.
b. Buka kran air pada pipa-pipa yang mengalirkan air ke mesin dan ke
dinamometer.
c. Atur debit air yang mengalir pada flowmeter pada debit tertentu dengan
mengatur bukaan kran pada flowmeter.
d. Tekan switch power untuk menghidupkan alat-alat ukur.
e. hidupkan alarm dinamometer yang akan memberitahu jika terjadi
overheating dan level air kurang.
f. Nyalakan dinamo power control dan atur kondisi poros mesin dalam
keadaan tanpa beban.
2. Cara Menghidupkan Mesin
a. Setelah semua persiapan di atas dipenuhi, nyalakan kunci kontak pada
posisi memanaskan mesin terlebih dahulu sampai indikator global signal
menyala
b. Putar posisi kunci ke posisi START sambil throttle valve dibuka sedikit
sampai mesin menyala (seperti menyalakan mesin mobil).
c. Setelah mesin menyala, biarkan mesin beroperasi beberapa saat untuk
menstabilkan kondisi mesin.
3. Cara Mengambil Data
a. Atur bukaan throttle pada bukaan yang diinginkan dengan membaca throttle
valve
indikator (%)
b. Atur putaran mesin (rpm) dengan mengatur pembebanan pada dinamometer
sampai
mendapatkan putaran yang diinginkan.
c. Tunggu kondisi mesin stabil kemudian lakukan pengambilan data yang
diperlukan.

3.3.2. Prosedur Penggunaan Orsat Apparatus

Gambar 3.9 : Orsat Apparatus
Sumber : Buku Panduan Praktikum Motor Bakar
Cara penggunaan Orsat Apparatus :
1. Set ketiga tabung I, II, III pada ketinggian tertentu dengan membuka keran A, B, C
dan mengatur tinggi larutan pada tabung I, II, III dengan menaik turunkan gelas B,
kemudian tutup keran A, B, C setelah didapatkan tinggi yang diinginkan. Posisi ini
ditetapkan sebagai titik acuan.
2. Naikkan air yang ada pada tabung ukur C sampai ketinggian air mencapai 50 ml
dengan cara membuka keran H dengan menaikkan gelas B. Setelah didapatkan tinggi
yang diinginkan, tutuplah kembali keran H.
3. Ambil gas buang dari saluran gas buang untuk diukur, salurkan melalui selang yang
dimasukkan ke dalam pipa H.
4. Buka keran H sehingga gas buang akan masuk dan mengakibatkan tinggi air yang ada
di tabung ukur C akan berkurang.
5. Setelah tinggi air pada tabung ukur turun sebanyak 50 ml (sampai perubahan air
mencapai angka 0) tutuplah keran H dan kita sudah memasukkan volume gas buang
sebanyak 50 ml.
6. Untuk mengukur kandungan CO
2
buka keran C supaya gas buang bereaksi dengan
larutan yang ada pada tabung III dengan mengangkat dan menurunkan gelas B
sebanyak 5 7 kali.
7. Setelah 5 7 kali kembalikan posisi larutan III ke posisi acuan pada saat set awal dan
tutup keran C setelah didapatkan posisi yang diinginkan.
8. Baca kenaikan permukaan air yang ada pada tabung ukur C. Kenaikan permukaan air
merupakan volume CO
2
yang ada pada 50 ml gas buang yang kita ukur.
9. Untuk mengukur kandungan O
2
dan CO ulangi langkah 6 dan langkah 7 untuk keran
B dan keran A pada tabung II dan tabung I.
10. Baca kenaikan permukaan air pada tabung ukur C dengan acuan dari tinggi
permukaan air sebelumnya.

3.4.Rumus Perhitungan
Adapun rumus rumus yang digunakan dalam perhitungan hasil percobaan
adalah sebagai berikut :
1. Momen Torsi
l F T = (kg.m), dimana : F = besar gaya putar (kg)
l = panjang lengan dinamometer (m)
2. Daya Efektif
2 , 716
n T
Ne

= (PS), dimana : n = putaran (rpm)
3. Daya Efektif dalam kondisi standard JIS
Ne k Ne . = (PS)
dimana :
293
273 749 u +

=
Pw Pa
k ; Ps Pw . =
4. Fuel Consumption
t
FC
18 , 90
= , dimana : t = waktu (sekon)
5. Panas Hasil Pembakaran
BahanBakar
LHV FC Qb . = (
Jam
Kcal
)
6. Berat Jenis udara
( )
w o a
Ps Pa

u

.
273
273
760
.
. +
+

=
dimana : Pa = Tekanan atmosfer pengukuran (mmHg)
Ps = Tekanan udara standard pada temperatur tertentu (mmHg)
= Relative Humidity / Kelembapan Relatif (%)

o
= Berat jenis udara kering pada 760 mmHg
u = Temperatur bola kering(
o
C)
7. Koefisien Udara
1
2 1
P
P P
= c
8. Aliran Udara melalui nozzle
( )
2 1
2
. . 2
4
. . .
P P g
d
Gs
a
=
t c o
(kg/s)
dimana : = koefisien kemiringan nozzle = 0,822

a
= berat jenis udara pada kondisi ruangan saat pengujian
9. Debit Aliran gas buang
3600
FC
Gs Gg + = (kg/s)
10. Panas yang terbawa gas buang
( ) Tud Teg Cpg Gg Qeg = . . (kcal/jam)
11. Efisiensi kerugian dalam exhaust manifold
% 100 x
Qb
Qeg
g
= q
12. Kerugian Panas Pendinginan
( ) Twi Two Cpw Ww Qw = . . (kcal/jam)
dimana : Ww = debit air pendinginan
Cpw = panas jenis air = 1 kcal/jam
Two = temperatur air keluar (
o
C)
Twi = temperatur air masuk (
o
C)
13. Efisiensi Kerugian Panas dalam cooling water
% 100 x
Qb
Qw
w
= q
14. Efisiensi Thermal Efektif
% 100 632 x x
Qb
Ne
e
= q
15. Efisiensi Friction
( )
e w g f
q q q q + + = % 100
16. Ekuivalen daya terhadap konsumsi bahan bakar
632
.FC LHV
Qf
BB
= (PS)
17. Daya Friction
% 100
xQf
Nf
f
q
=
18. Daya Indikasi
Nf Ne Ni + =
19. Spesific Fuel Consumtion Efektif
Ne
FC
SFCe =
20. Spesific Fuel Consumtion Indikasi
Ni
FC
SFCi =
21. Panas Hasil Pembakaran yang diubah menjadi Daya Efektif
Ne Qe . 632 =
22. Panas yang hilang karena sebab lain
Qe Qw Qeg Qb Qpp =
23. Efisiensi Thermal Indikasi
% 100 632 x x
Qb
Ni
i
= q
24. Efisiensi Mekanis
% 100 x
Ni
Ne
m
= q
25. Efisiensi Volumetrik
% 100
. . .
60 . .
x
i Vd n
z Gs
a
v

q =
26. Tekanan Efektif Rata-Rata
i n Vd
z Ne
Pe
. .
. . 45 , 0
=
27. Perbandingan Udara dan Bahan Bakar
3600
.
x
FC
Gs
R

=
28. Perbandingan Udara dan Bahan Bakar Teoritis
(

+ = h
c
Ro
3
48 , 34
29. Faktor Kelebihan Udara
Ro
R
= t
30. Faktor Koreksi Standard
5 , 0
(

=
st
st
T
T
P
P
A
31. Daya Efektif Standard
( ) Ne A Ne
st
. =
32. Torsi Efektif Standard
( ) T A T
st
. =
33. Pemakaian Bahan Bakar Efektif Standard
( )
A
SFCe
SFCe
st
=
34. Analisa Gas Buang
% 100 %
2
2
x
Veg
VCO
CO =
% 100 %
2
2
x
Veg
VO
O =
% 100 % x
Veg
VCO
CO =
) % % (% % 100 %
2 2 2
CO O CO N =

You might also like