Professional Documents
Culture Documents
dan merupakan hipnotik yang efektif. Metabolitnya, trikloroetanol juga merupakanhipnotik yang efektif. Kloral sendiri berupa minyak sedangkan hidratnyamerupakan kristal yang menguap secara lambat di udara dan larut dalam minyak,air dan alkohol. Kloralhidrat memiliki rasa yang tidak enak. Senyawa ini dapatmengiritasi kulit dan membran mukosa. Penggolongan obat depresan SSP antara lain yang akan dibahas pada makalah ini adalah Anestesi umum, hipnotik sedative, tranquilizer/antipsikotik , antikonvulsan.
1. ANESTESI UMUM
Anestetika umum/ sistemik adalah senyawa yg dapat menekan aktivitas SSP sehingga menyebabkan hilangnya kesadaran, menimbulkan efek analgesik, relaksasi otot, dan menurunkan aktivitas refleks. Anestesi umum dapat menekan susunan saraf sentral secara berurutan, yaitu :
a) Taraf analgesia, yaitu kesadaran dan rasas nyeri berkurang b) Taraf eksitasi, yaitu kesadaran hilang seluruhnya dan terjadi kegelisahan c) Taraf anestesia, yaitu reflek mata hilang, nafas otomatis dan teraturseperti tidur dan otot-otot melemas (relaksasi) d) Taraf pelumpuhan sumsum tulang, yaitu kerja jantung dan pernafasan terhenti
Tujuan narkose adalah untuk mencapai taraf anestsia dengan sedikit mungkin efek samping, oleh karena itu taraf pertama sampai ketiga adalah yang paling penting sedangkan taraf keempat harus dihindari. Pada proses recovery (sadar kembali) terjadi dengan urutan taraf terbalik dari taraf ketiga sampai kesatu. Mekanisme kerja Anestetikum akan bekerja mempengaruhi dua jenis reseptor yaitu : 1. Reseptor amino butiric acid (GABA) , GABA merupakan neurotransmiter inhibitori utama di otak, GABA berdifusi menyeberangi celah sinap untuk berinteraksi dengan reseptornya sehingga
menimbulkan aksi penghambatan fungsi SSP. 2. Reseptor Glutamat yang merupakan reseptor eksitatori kususnya pada sub tipe N-methyl D-aspartat (NMDA) Gamma-amino butiric acid merupakan neurotransmiter inhibitori utama di otak, disintesis dari glutamat dengan bantuan enzim glutamic acid decarboxylase (GAD), didegradasi oleh GABA-transaminase. Sekali dilepaskan, GABA berdifusi menyeberangi celah sinap untuk berinteraksi dengan reseptornya sehingga menimbulkan aksi penghambatan fungsi SSP. Anestesi umum dibagi menjadi 2, yaitu anestesi inhalasi dan anestesi intravena. Mekanisme kerjanya sebagai berikut: a) Anestesi inhalasi Anestesi inhalasi bekerja secara spontan menekan dan membangkitkan aktivitas neuron berbagai area di dalam otak. Sebagai anestesi inhalasi digunakan gas dan
cairan terbang yang masing-masing sangat berbeda dalam kecepatan induksi, aktivitas, sifat melemaskan otot maupun menghilangkan rasa sakit. Untuk mendapatkan reaksi yang secepat-cepatnya, obat ini pada permulaan harus diberikan dalam dosis tinggi, yang kemudian diturunkan sampai hanya sekadar memelihara keseimbangan antara pemberian dan pengeluaran. Keuntungan anestesi inhalasi dibandingkan dengan anestesi intravena adalah kemungkinan untuk dapat lebih cepat mengubah kedalaman anestesi dengan mengurangi konsentrasi dari gas / uap yang diinhalasi. Contoh anestesi inhalasi yaitu: 1. Turunan eter , yaitu: dietil eter, vinileter,enfluran, isofluran, metoksifluran 2. Turunan Hidroksi terhalogenasi, yaitu :kloroform (CHCl3), etilklorida
(CH3CH2Cl), halotan (F3CCHClBr), trifluorometanol (F3CCH2OH) b) Anestesi intravena Obat-obat intravena seperti thiopental, etomidate, dan propofol mempunyai mula kerja anestetis yang lebih cepat dibandingkan terhadap senyawa gas inhalasi yang terbaru, misalnya desflurane dan sevoflurane. Senyawa intravena ini umumnya digunakan untuk induksi anestesi. Kecepatan pemulihan pada sebagian besar senyawa intravena juga sangat cepat.
Struktur dan contoh obat anestesi inhalasi dan intravena adalah sebagai berikut:
I.
Anestesi Inhalasi: Contoh anestesi inhalasi yaitu: a. Turunan eter , yaitu: dietil eter, vinileter,enfluran, isofluran, metoksifluran b. Turunan Hidroksi terhalogenasi, yaitu :kloroform (CHCl3), etilklorida (CH3CH2Cl), halotan (F3CCHClBr), trifluorometanol (F3CCH2OH) Struktur:
II.
Anestesi Intravena Contoh anestesi intravena,yaitu: 1. Turunan barbiturate , yaitu: metoheksital Na, tiamital Na, tiopental Na 2. Turunan sikloheksana, yaitu :Ketamin HCL
Struktur:
2. HIPNOTIK SEDATIF
Definisi Sedatifa adalah senyawa yg menimbulkan efek sedasi, yaitu keadaan terjadinya penurunan kepekaan terhadap rangsangan dari luar karena ada penekanan SSP ringan. Dalam dosis lebih besar sedatifa berfungsi sebagai hipnotika. Penggunaan Sedatifa untuk menekan kecemasan, menunjang pengobatan hipertensi, mengontrol kejang,menunjang efek anestetika sistemik, sedangkan (imsomnia). Sedatif- Hipnotik adalah golongan obat depresi SSP. Efeknya bergantung pada dosis, mulai dari yang ringan (menenangkan, menyebabkan kantuk, menidurkan) hingga yang berat (menghilangkan kesadaran, keadaan anestesi, koma dan mati Sedatif adalah zat-zat yang dalam dosis terapi yang rendah dapat menekan aktivitas mental, menurunkan respons terhadap rangsangan emosi sehingga menenangkan. Hipnotika digunakan untuk terapi gangguan tidur
Hipnotik adalah Zat-zat dalam dosis terapi diperuntukkan meningkatkan keinginan untuk tidur dan mempermudah atau menyebabkan tidur. Mekanisme kerja Hipnotik sedative secara umum, mempengaruhi fungsi pengaktifan retikula, rangsangan pusat tidur & menghambat fungsi pusat
arousal.Penggolongan obat Hipnotik sedative antara lain adalah sebagai berikut: i. ii. iii. iv. v. vi. Turunan Barbiturat Turunan Benzodiazepin Turunan Ureida Asiklik Turunan Alkohol Turunan Piperidindion & Kuinazolin Turunan Aldehid
Pada golongan turunan barbiturat mekanisme kerjanya adalah menekan transmisi sipnatik pada sistem pengaktifan retikula di otak dengan cara mengubah permeabilitas membran sel sehingga mengurangi rangsangan sel postsinaptik & menyebabkan deaktivasi korteks serebral. Contoh obat tturunan barbiturate ini adalah Fenobarbital dengan struktur sebagi berikut:
Rumus struktur fenobarbital (asam 5-fenil-5-etilbabiturat) hubungan struktur aktifitas barbiturat telah banyak diteliti. Aktivitas kejang maksimal diperoleh jika satu substituent pada posisi 5 berupa gugus fenil. Turunan 5,5-difenil mempunyai potensi kejang lebih lemah dibandingkan dengan fenobarbital tetapi hampir tanpa aktivitas hipnotik. Sebaliknya, asam 5,5-dibenzil barbiturat menyebabkan konvulsi. Pada seri yang sama, isomer dgn rantai cabang mempunyai aktivitas lebih besar & masa kerja lebih pendek. Senyawa dengan percabangan yang lebih besar aktivitasnya lebih tinggi Pada golongan Benzodiazepin mekanisme kerjanya adalah menekan transmisi sipnatik pada sistem pengaktifan retikula di otak dengan cara mengubah permeabilitas membran sel sehingga mengurangi rangsangan sel post sinaptik & terjadi deaktivasi korteks serebral, mengikat reseptor khas di otak & meningkatkan transmisi sipnatik GABA-ergik
dengan cara meningkatkan pengaliran klorida pd membran post sinaptik & menurunkan pergantian norepineprin, katekolamin, serotonin, & amin bioergik dalam otak. Contoh obat golongan ini adalah Klordiazepoksid Hcl, strukturnya:
Indikasinya adalah untuk mengontrol emosi, meringankan kecemasan, ketegangan, gangguan fungsi somatik,& imsomnia. Dengan dosis 5-10 mg 3 kali sehari.
Pemasukan substituen ggs penarik elektron spt: Cl, Br, F, CF3, NO2 pd posisi R1 meningkatkan aktivitas, sedangkan substitusi dengan gugus pendonor elektron menurunkan aktivitas.
Modifikasi pada cincin B Pemasukan gugus metil pada posisi R2 meningkatkan aktivitas, Penggantian atom O gugus karbonil dengan hidrogen (medazepam) aktivitas turun
Penggantian satu atom H pada posisi R4 dengan OH akan menurunkan aktivitas tetapi juga menurunkan efek samping obat (oksazepam) Penggantian satu atom H pada posisi R4 dg COOH akan meningkatkan masa kerja obat Penggabungan cincin pada posisi R2 dan R3 inti diazepam (turunan triazololbenzodiazepin) secara umum mempunyai aktivitas lebih tinggi daripada turunan 1-metilbenzodiazepin
Substitusi atau modifikasi gugus F/ Cl pada posisi orto cincin C meningkatkan aktv. Substitusi meta & para menurunkan aktv
3. ANTI PSIKOTIK
Antipsikotik (juga disebut neuroleptics) adalah kelompok obat-obatan psikoaktif umum tetapi tidak secara khusus digunakan untuk mengobati psikosis, yang ditandai oleh skizofrenia. Obat antipsikotik memiliki beberapa sinonim antara lain neuroleptik dan transquilizer mayor. Obat antipsikotik hanya menghilangkan gejala saja secara sementara. Penyebab penyakit tidak dihilangkan, karena memang sebagian besar ppenyebab dan cara terjadinya belum diketahui. Obat antipsikotik Memberikan efek sedatif kuat tanpa menurunkan kesadaran/ menekan pusat vital meskipun dalam dosis besar, biasa digunakan untuk pengobatan gangguan kejiwaan berat, seperti skizofrenia. Efektif utk menekan eksitasi, agitasi, & agresifitas. Mekanisme kerjanya adalah Antagonis reseptor dopamin, memblok dopamin sehingga tidak dapat berinteraksi dengan reseptornya. Pemblokan terjadi pada pra & post sipnatik reseptor sehingga menyebabkan efek antipsikotik. Penggolongan obatnya sebagai berikut:
Turunan Fenotiazin Digunakan untuk pengobatan gangguan mental & emosi (skizofrenia, paranoia, psikoneurosis (ketegangan & kecemasan), psikosis akut & kronik. ESO :gejala extrapiramidal dengan efek seperti penyakit parkinson, hipotensi, agranulositosis, dermatitis, penyakit kuning, perubahan mata & kulit serta sensitif terhadap cahaya. Antipsikotik : Promazin, klorpromazin, trifluoperazin, teoridazin, mesoridazin,perazin, butaperazin, flufenazin, asetofenazin & carfenazin Antiemetik : proklorperazin & perfenazin
Struktur umum:
Hubungan aktivitas Struktur : Gugus R2 menentukan kerapatan elektron sistem cincin. Aktivitas besar jika gugus R2 adalah penarik elektron & tidak terionisasi. Makin besar kekuatan penarik elektron (CF3 > Cl) makin tinggi aktivitas. Subtitusi pada posisi 1,3, & 4 pd kedua cincin aromatik menyebabkan aktivitas transquilizer hilang Substitusi pada rantai alkil dgn fenil/ dimetilamin, gugus-OH , menghilangkan aktivitas tranquilizer.
Reduksi gugus karbonil dapat menurunkan aktivitas Perpanjangan, pemendekan, percabangan pada rantai propil menurunkan aktivitas
1.
Grand mal Timbul serangan-serangan yang dimulai dengan kejang-kejang otot hebat dengan
pergerakan kaki tangan tak sadar yang disertai jeritan, mulut berbusa,mata membeliak dan disusul dengan pingsan dan sadar kembali. 2. Petit mal Serangannya hanya singkat sekali tanpa disertai kejang. 3. Psikomotor (serangan parsial kompleks) Kesadaran terganggu hanya sebagian tanpa hilangnya ingatan dengan
memperlihatkan perilaku otomatis seperti gerakan menelan atau berjalan dalam lingkaran.
Mekanisme kerja antikonvulsan Terdapat dua mekanisme antikonvulsi yang penting, yaitu : 1. Dengan mencegah timbulnya letupan depolarisasi eksesif pada neuron epileptik
dalam fokus epilepsi. 2. Dengan mencegah terjasinya letupan depolarisasi pada neuron normal akibat
Turunan Barbiturat Turunan obat ini Digunakan untuk efek epilepsi, efek tidak khas Efektif untuk mengontrol serangan grand mal dan parsial psikomotor, kurang bermanfaat untuk epilepsy petit mal, contoh obat: a. Fenobarbital Masa kerja panjang lebih efektif utk serangan grand mal b. Metabarbital Efektif untuk grand mal, petit mal, mioklonik/ tipe campuran c. Primidon (Mysoline)
Turunan de-oksi dari fenobarbita Efek antikejang lbh rendah & toksisitas lebih kecil fenobarbital
Turunan Oksazolidindion Obat turunan ini efektif untuk pengobatan petit mal, dan tidak efektif utk grand mal ESO : iritasi lambung, mual, pusing, gangguan penglihatan, anemia aplastik, depresi sumsum tulang belakang &kerusakan ginjal. Contoh obat: trimetadion, parametadion.