You are on page 1of 7

bab i.

pendahuluan latar belakang Dalam bidang farmasi khususnya kimia farmasi sering dilakukan analisis sediaan farmasi, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Analisis kualitatif terhadap bahan obat dilakukan untuk menentukan identitas dari obat obatan,yang meliputi: 1. Organoleptis 2. Uji kelarutan 3. Uji fluoroscensi dibawah lampu ultraviolet 4. Pengarangan dan pemijaran, dll.

Analisis kuantitatif terhadap bahan-bahan atau obat yang sering digunakan dalam bidang farmasi dimaksudkan untuk menentukan kadar dan mutu dari obat-obatan dan senyawa-senyawa kimia seperti yang telah tercantum dalam farmakope dan buku resmi lainnya. Analisa kuantitatif dapat dibagi menjadi empat, yaitu secara volumetri, gravimetri, gasometri dan instrument. Metode volumetri ada yang dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Obat antipiretik dan analgesik merupakan obat yang sudah di kenal luas seperti obat asetaminofen. Bayak dijual sebagai kemasan tunggal maupun kemasan kombinasi dengan bahan obat lain. Obat ini tergolong sebagai obat bebas sehingga mudah ditemukan di apotik toko obat maupun warung pinggr jalan. Pada umumnya (sekitar 90%) analgesik mempunyai efek antipiretik. Bagi para pengguna mungkin memerlukan bantuan dalam mengkonsumsi obat yang sesuai dengan dosisi-dosis obat. Penggunaan Obat Analgetik Narkotik atau Obat Analgesik ini mampu menghilangkan atau meringankan rasa sakit tanpa berpengaruh pada sistem susunan saraf pusat atau bahkan hingga efek menurunkan tingkat kesadaran. Obat Analgetik atau Analgesik ini tidak mengakibatkan efek ketagihan pada pengguna.

tujuan praktikum

bab 2. Tinjauan pustaka

dasar teori

Analgesik adalah zat-zat yang pada dosis terapeutikmenghilangkan atau menekan nyeri. Berdasarkan pada kekuatan efek, mekanisme kerja dan efek samping, obat-obat yang mempunyai efek analgesik dibagi dalam 3 golongan yaitu : 1. Analgesik mirip opioid dengan efek kuat dan terutama bekerja sentral sama dengan analgesik narkotik atau hipnoanalgetik. Contohnya semua opiat atau derivat (semi) sintetiknya. 2. Analgesik yang berefek lemah hingga sedang yang terutama bekerja perifer. Golongan ini juga mempunyai efek antipiretik dan antiflogistik atau antirematik. Untuk senyawa yang bekerja analgetik, antipiretik dan antiflogisik contohnya : derivat asam salisilat (Asam asetilsalisilat), derivat asam aritasetat (Diklofenak, indometasin), derivat arilpropionat (ibuprofen). Untuk senyawa bukan asam, yang hanya bekerja analgetik dan antipiretik contohnya: anilida (paracetamol), pirazolon yang tidak asam (Metamizol). 3. Analgesik nonopioid tanpa efek antipiretik dan antiflogistik. Contohnya : flupirtin, nefopam. (2) Nyeri didefinisikan oleh Asosiasi Internasional untuk

Studi tentang nyeri sebagai sensor yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang berhubungan dengan kerusakan jaringan yang nyata dan potensial kerusakan tersebut. Dalam kondisi normal nsyeri merupakan hasil dari stimulasi reseptor perifer yang mengirimkan

impulsmelalui jalur nyeri ke otak. Reseptor rasa sakit atau nociceptors ada dua jenis dasar : a. Mechanoheat receptors memiliki ambang rangsangan yang tinggi

dan menyebabkan adanya potensi kerusakan rangsangan yang berbahaya. Reseptor iniberkaitan dengan cepat, dengan serat A tipis mielin, dan

stimulasi yang menghasilkan nyerilokal tajam cepat yang berfungsi untuk mengaktifkan kembali refleks.

b. Polymodal nociceptors menanggapi hal mekanis, atau suhudan kimia. Reseptor diaktifkan oleh komponen sel yang dibebaskan setelah kerusakan

ini juga jaringan.

Impulsditransmisikan perlahan sepanjang serat unmyelinated tipe C dan menghasilkan rasa sakit, lemah dengan serangan lokal pada rasa sakit yang berjalan lambat. (3) Metampiron/ antalgin selain memliki sifat analgetik, juga memiliki sifat antispasmu. Spasmus adalah kejang otot yang menyertai nyeri (biasanya nyeri visceral). Antalgin juga memiliki efek samping mengganggu pembentukan komponen darah (diskrasia darah, sperti sulitnya darah menggumpal, anemia dan penurunan trombosit. Penderita yang memiliki gangguan darah sebaiknya menghindari analgetik golongan ini. (4) Antipiretik adalah zat-zat yang digunakan untuk menurunkan suhu tubuh (demam). Pada umumnya demam adalah suatu gejala dan bukan merupakan penyakit tersendiri. Bila suhu mencapai 40o C, barulah terjadi situasi kritis yang bisa menjadi fatal, karena tidak terkendali oleh tubuh. (5.) Rumus bangun dan nama kimia metampiron

http://www.scribd.com/doc/187884990/Latar-Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Analisis kuantitatif terhadap bahan-bahan atau obat yang sering digunakan dalam bidang farmasi dimaksudkan untuk menentukan kadar dan mutu dari obat-obatan dan senyawasenyawa kimia seperti yang telah tercantum dalam farmakope dan buku resmi lainnya. Analisa kuantitatif dapat dibagi menjadi empat, yaitu secara volumetri, gravimetri, gasometri dan instrument. Metode volumetri ada yang dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu sumbangan nyata ilmu kimia kepada ilmu farmasi ialah bidang pengobatan. Salah satu obat yang sangat sering digunakan dalam masyarakat adalah obat-obatan golongan analgesik antipiretik. Obat analgesik antipiretik serta obat anti-inflamasi nonsteroid (AINS) merupakan suatu kelompok obat yang heterogen, bahkan beberapa obat sangat berbeda secara kimia. Walaupun demikian obat-obat ini ternyata memiliki banyak persamaan dalam efek terapi maupun efek samping. Analgetik adalah obat yang mengurangi atau melenyapkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Sedangkan antipiretik adalah obat yang dapat menurunkan suhu tubuh yang tingi. Jadi, analgetik-antipiretik merupakan obat yang mengurangi rasa nyeri dan serentak menurunkan suhu tubuh yang tinggi.

I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan


I.2.1 Maksud Percobaan

Untuk mengetahui cara menganalisa dan menentukan kadar suatu obat golongan analgetik dan antipiretik. I.2.2 Tujuan Percobaan 1. Mengetahui cara menganalisa dan menentukan kadar metampiron dalam sediaan tablet I.3 Prinsip Percobaan Berdasarkan reaksi antara metampiron dengan larutan titran Iodum sebagai oksidator yang dibantu dengan indikator kanji dalam bereaksi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Teori Umum Iodimetri yaitu suatu proses analitis secara langsung yang menggunakan iodin sebagai agen pengoksidasi. Hanya sedikit substansi yang cukup kuat sebagai unsur reduksi untuk dititrasi langsung dengan iodin. Karena itu jumlah dari penentuan-penentuan iodimetrik adalah sedikit. Namun demikian, banyak agen pengoksidasi yang cukup kuat untuk bereaksi secara lengkap dengan ion iodida dan aplikasi iodometrik cukup banyak. (1)

Analgesik adalah zat-zat yang pada dosis terapeutikmenghilangkan atau menekan nyeri. Berdasarkan pada kekuatan efek, mekanisme kerja dan efek samping, obat-obat yang mempunyai efek analgesik dibagi dalam 3 golongan yaitu : 1. Analgesik mirip opioid dengan efek kuat dan terutama bekerja sentral sama dengan analgesik narkotik atau hipnoanalgetik. Contohnya semua opiat atau derivat (semi) sintetiknya. 2. Analgesik yang berefek lemah hingga sedang yang terutama bekerja perifer. Golongan ini juga mempunyai efek antipiretik dan antiflogistik atau antirematik. Untuk senyawa yang bekerja analgetik, antipiretik dan antiflogisik contohnya : derivat asam salisilat (Asam asetilsalisilat), derivat asam aritasetat (Diklofenak, indometasin), derivat arilpropionat (ibuprofen). Untuk senyawa bukan asam, yang hanya bekerja analgetik dan antipiretik contohnya: anilida (paracetamol), pirazolon yang tidak asam (Metamizol). 3. Analgesik nonopioid tanpa efek antipiretik dan antiflogistik. Contohnya : flupirtin, nefopam. (2) Nyeri didefinisikan oleh Asosiasi Internasional untuk

Studi tentang nyeri sebagai sensor yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang berhubungan dengan kerusakan jaringan yang nyata dan potensial kerusakan tersebut. Dalam kondisi normal nsyeri merupakan hasil dari stimulasi reseptor perifer yang mengirimkan

impulsmelalui jalur nyeri ke otak. Reseptor rasa sakit atau nociceptors ada dua jenis dasar : a. Mechanoheat receptors memiliki ambang rangsangan yang tinggi

dan menyebabkan adanya potensi kerusakan rangsangan yang berbahaya. Reseptor iniberkaitan dengan cepat, dengan serat A tipis mielin, dan

stimulasi yang menghasilkan nyerilokal tajam cepat yang berfungsi untuk mengaktifkan kembali refleks.

b. Polymodal nociceptors menanggapi hal mekanis, atau suhudan kimia. Reseptor diaktifkan oleh komponen sel yang dibebaskan setelah kerusakan

ini juga jaringan.

Impulsditransmisikan perlahan sepanjang serat unmyelinated tipe C dan menghasilkan rasa sakit, lemah dengan serangan lokal pada rasa sakit yang berjalan lambat. (3) Metampiron/ antalgin selain memliki sifat analgetik, juga memiliki sifat antispasmu. Spasmus adalah kejang otot yang menyertai nyeri (biasanya nyeri visceral). Antalgin juga memiliki efek samping mengganggu pembentukan komponen darah (diskrasia darah, sperti sulitnya darah menggumpal, anemia dan penurunan trombosit. Penderita yang memiliki gangguan darah sebaiknya menghindari analgetik golongan ini. (4) Antipiretik adalah zat-zat yang digunakan untuk menurunkan suhu tubuh (demam). Pada umumnya demam adalah suatu gejala dan bukan merupakan penyakit tersendiri. Bila suhu mencapai 40o C, barulah terjadi situasi kritis yang bisa menjadi fatal, karena tidak terkendali oleh tubuh. (5.) Rumus bangun dan nama kimia metampiron

You might also like