You are on page 1of 24

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER

A. GAGAL JANTUNG 1. Pengertian Gagal Jantung Gagal jantung sering disebut gagal jantung kongesif adalah ketidakmampuan jantung untuk tidak memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi (Brunner dan Sudarth, 2001). enurut Brau!and gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologis adanya kelainan fungsi jantung berakibat jantung gagal memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian tekanan pengisian "entrikel kiri (Suryadipraja, 1##$). Gagal jantung lebih umum disebut gagal jantung kongestif (G%&) menga'u pada ketidakstabilan jantung dalam memperoleh oksigen dan (at)(at gi(i yang dibutuhkan tubuh (*ngram Barbara, 1##+). ,ari pengertian)pengertian diatas dapat diambil suatu kesimpulan bah!a gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologi dimana jantung tidak mampu untuk memompakan darah yang se'ukupnya untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh - jaringan akan oksigen dan nutrisi. . Anat!"i #i$i!l!gi Kar%i!&a$'uler .kuran jantung kira)kira sebesar genggaman tangan yang terletak di tengah) tengah sedikit sebelah kiri mediastrium dan sebagian tertutup paru)paru, jantung melebar di sebelah atas (base) dibandingkan dengan sebelah ba!ahnya (ape/) dan terletak di dalam dada dengan yang tumpul dari ape/ menonjol kedepan sebelah kiri bagian ba!ah jantung terletak diatas diaphragma. %antung terbungkus oleh kantong yang longgar yang tidak elastis (peri'ardium) yang terdiri dari 2 lapis0 lapis sebelah dalam (peri'ardium "iseral) dan lapisan luar (peri'ardium perinatal) permukaan diantara dua peri'ardial pada keadaan normal berisi 10 ml sampai 20 ml 'airan peri'ardial yang sedikit dan jernih, 'airan pelumas ini membasahi permukaan lapisan dan mengurangi efisiensi daya memompa.

%antung terdiri dari 1 lapisan, yaitu peri'ardium di sebelah luar yang merupakan lapisan pembungkus, terdiri dari 2 lapisan yaitu lapisan periental dan "is'eral diantara dua lapisan itu terdapat lendir sebagai peli'in untuk menjaga agara pergeseran antara peri'ardium pleura tidak meninggalkan gagguan terhadap terhadap jantung. 2ang kedua mio'ardium merupakan lapisan tengah dari jantung, terdiri dari otot)otot jantung, ketiga endo'ardium terdapat disebelah dalam terdiri dari jaringan endotel atau selaput lendir (3. 4ong, 1##$ 0 512). Struktur jantung meliputi 0 a. Ruang Jantung 1) 6trium kanan 6trium kanan yang tipis dindingnya ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan darah, dan sebagai penyalur darah dari "ena)"ena sirkulasi sistamatik kedalam "entrikel kanan dan kemudian ke paru)paru, atrium kanan berada pada bagian kanan jantung dan terletak sebagian besar di belakang serum. ,arah memasuki atrium kanan melalui 0 7ena 'a"a superior pada ujung atasnya. 7ena 'a"a interior pada ujung ba!ahnya Sinus 'oronarius ("ena ke'il yang mengalirkan darah dari jantung sendiri). Sekitar +0 8 aliran balik "ena kedalam atrium kanan akan mengalir se'ara pasif ke dalam "entrikel kanan melalui trikuspidalis. ,ua puluh persen sisanya akan mengisi "entrikel dengan kontraksi atrium. 9engisian "entrikel se'ara aktif ini dinamakan atrial ki'k. 2) 7entrikel kanan 7entrikel kanan adalah ruang berdinding tebal yang membentuk sebagian besar sisi depan jantung. 9ada kontraksi "entrikel, maka tiap "entrikel harus menghasilkan kekuatan yang 'ukup besar untuk dapat memompakan darah yang diterimanya dari atrium ke sirkulasi pulmonar ataupun sirkulasi sistemik. 7entrikel kanan berbentuk bulan sabit yang unik, guna menghasilkan kontraksi bertekanan rendah di "entrikel kanan dibandingkan tekanan tinggi sirkulasi sistemik terhadap aliran darah dari "enrtikel kiri. 6kibatnya tebal dinding "entrikel kanan hanya sepertiga dari tebel dinding "entrikel kiri.

1) 6trium &iri 6trium kiri adalah ruang dinding tipis yang terletak pada bagian belakang jantung. 6trium kiri menerima darah yang sudah dioksigenisasi dari paru)paru melalui keempat "ena pulmonalis, antara "ena pulmonalis atrium kiri tidak ada katup sejati, karena itu perubahan tekanan dalam atrium kiri mudah sekali membalik atau retrograd ke dalam pembuluh paru)paru. 9eningkatan tekanan atrium kiri yang akut akan menyebabkan bendungan paru)paru. 6trium kiri berdinding tipis dan bertekanan rendah. ,arah mengalir dari atrium kiri ke dalam "entrikel kiri melalui katup mitralis. :) 7entrikel &iri 7entrikel kiri adalah ruang berdinding tebal pada bagian kiri dan belakang jantung. 7entrikel kiri harus menghasilkan tekanan yang 'ukup tinggi untuk mengatasi tahanan sirkulasi sistemik dan mempertahankan aliran darah ke jaringan)jaringan perifer. 7entrikel kiri mempunyai lingkaran mempermudah pembentukan tekanan yang tinggi selama "entrikel berkontraksi. Bahkan sekat pembatas kedua "entrikel (septum inter"entrikularis) juga membantu memperkuat tekanan yang ditimbulkan oleh seluruh "entrikel pada kontraksi. 9ada kontraksi, tekanan "entrikel kiri meningkatkan sekitar lima kali lebih tinggi dari pada tekanan "entrikel kanan, bila ada hubungan abnormal antara kedua "entrikel (seperti pada kasus robeknya sputum pas'a infark miokardium), maka darah mengalir dari kiri ke kanan melalui robekan tersebut. (. Katu)*Katu) Jantung enurut 9ri'e (2002) keempat katup jantung berfungsi mempertahankan aliran darah searah melalui bilik)bilik jantung. &atup)katup ini membuka dan menutup se'ara pasif menanggapi perubahan tekanan dan "olume dalam bilik)bilik jantung dan pembuluh darah. 6da dua jenis katup 0 1) &atup 6trio 7entrikularis &atup atrio "entrikularis adalah yang memisahkan atrium dengan "entrikel. ,aun)daun katup atrio "entrikularis halus tetapi tahan lama. &atup trikuspidalis dinamakan demikian karena tersusun atas 1 lapis kuspis atau daun yang memisahkan atrium kanan dan "entrikel kanan. &atup mitral atau gikuspidalis (dua kupis) terlentak antara atrium dan "entrikel kiri.

,aun katup dari kedua itu terlambat melalui berkas)berkas tipis jaringan pibrosa yang disebut papilaris, yaitu tonjolan otot pada dinding "entrikel korda tendinae menyokong katup pada !aktu kontraksi "entrikel untuk men'egah membaliknya daun katup kedalam atrium. &alau korda tandinae atau otot papliris mengalami kerusakan atau gangguan maka darah akan mengalir kembali ke dalam atrium jantung se!aktu "entrikel berkontraksi. 2) &atup Semilunaris &atup semilunaris adalah yang memisahkan atteria pulmonalis dan aorta dari "entrikel yang bersangkutan, kedua katup semilunaris sama bentuknya. ;erdiri dari 1 daun katup simetris menyerupai 'orong, yang tertambat kuat pada anulus fibrosis dan berfungsi dengan baik tanpa otot papilaris dan korda tendinae. &atup aorta terletak antara "entrikel kiri dan aorta sedangkan katup pulmonalis, katup semilunaris men'egah aliran darah kembali dari aorta atau arteri pulmonalis ke dalam "entrikel se!aktu "entrikel dalam keadaan istirahat. Sirkulasi sistem 'ardio"as'ular dibagi menjadi lima 0 a) 6rteri ,inding aorta dan arteria besar mengandung banyak jaringan elastis dan sebagian otot polos. 7entrikelkiri memompa darah masuk ke dalam aorta dengan tekanan darah. ,orongan darah se'ara mendadak ini meregang dinding arteri yang elastis tersebut, selama "entrikel beristirahat maka kembalinya dinding yang elastis tersebut pada keadaan semula akan memompa darah kedepan, keseluruh sistem sirkulasi. ,i daerah perifer, 'abang)'abang sistem arteria membagi)bagi darah kedalam pembuluh yang lebih ke'il. %aringan arterial ini terisi sekitar 15 pasien dari "olume total darah karena itu sistem arteria ini dianggap sebagai sirkulasi yang rendah "olumenya tapi tinggi tekanannya. b) 6rteriola ,inding arteriola terutama terdiri dari otot polos dengan sedikit serabut elastis. ,inding berotot ini sangat peka dan dapat berdilatasi atau berkontraksi untuk mengatur aliran darah ke jaringan. Sebagai akibat dari kemampuan otot pembuluh darah untuk mengubah)ubah diamati dengan

'ukup bermakna maka arteriola menjadi tempat resistensi utama aliran darah dari seluruh per'abangan arteria akibatnya tekanan pada kapiler akan turun mendadak dan aliran darah berubah dari berdenyut menjadi aliran yang tenang, sehingga memudahkan pertukaran nutrien pada tingkat kapiler. ') &apiler ,inding pembuluh kapiler sangat tipis, terdiri dari satu lapis sel endotel melalui membran yang tipis dan semipermeabel inilah mutrisi dan metabolisme berdifusi dari daerah yang tinggi konsentrasinya. ,engan demikian oksigen dan nutrisi akan meninggalkan pembuluh darah dan masuk kedalam ruang esensial dan sel, karbondioksida dan metabolit berdifusi ke arah yang berla!anan. d) 7enula 7enula berfungsi sebagai saluran pengumpul dengan dinding otot yang relatif lemah namun peka. e) 7ena 7ena adalah saluran yang berdinding relatif tipis dan berfungsi menyeluruh darah dari jaringan kapiler melalui sistem "ena, masuk ke atrium kanan. 6liran "ena ke jantung hanya searah karena adanya katup)katup yang letaknya strategis di dalam "ena. 9embuluh "ena dapat menampung darah dalam jumlah yang banyak dengan tekanan yang relatif rendah karena sifat aliran "ena yang bertekanan rendah ber"olume tinggi '. 9ersyarafan Sistem kardio"askuler dipersyarafi oleh serabut)serabut sistem saraf otonom dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu simpatis dan para simpatis dengan efek yang sangat berla!anan dan bekerja bertolak belakang. Stimulus sistem simpatik biasanya di barengi oleh hambatan sistem para simpatis, sebaliknya juga stimulus sistem para simpatis dan hambatan simpatis merupakan kejadian yang terjadi se'ara serentak. &egiatan ini mempertinggi ketelitian pengaturan saraf oleh sistem saraf otonom. 9engeluaran sistem saraf otonom terhadap sistem kardio"askuler membutuhkan komponen)komponen diantara sensor, lintasan eferen, pusat irigasi, lintasan eferen dan pusat integrasi. Saraf)saraf ini mempengaruhi daya pompa jantung melalui dua jalan yaitu dengan mengubah kekuatan kontraksi jantung.

+. Pat!,i$i!l!gi Gagal Jantung enurut pri'e (1##5) patofisiologi gagal jantung adalah kelainan intrinsik pada kontraktilitas miokardium 'iri khas pada gagal jantung adalah akibat penyakit jantung iskemik yang mengganggu kemampuan pengosongan "entrikel se'ara efektif. &ontraktilitas "entrikel kiri yang menurun mengurangi 'urah yang sekun'up, dan meningkatkan "olume residu "entrikel. ,engan meningkatnya *,7 ("olume akhir diastolik "entrikel), maka terjadi pula peningkatan tekanan akhir diastolik "entrikel kiri (47*,9). ,erajat peningkatan tekanan tergantung dari kelenturan "entrikel, dengan meningkatnya 47*,9 maka terjadi pula peningkatan tekanan atrium kiri. 9eningkatan diteruskan ke belakang ke dalam anyaman "askular paru)paru, meningkatkan tekanan kapiler dan "ena paru)paru. %ika tekanan hidrostatik dari anyaman kapiler paru melebihi tekanan onkotik "askular, maka akan terjadi transudasi 'airan ke dalam intestisial. %ika ke'epatan transudasi 'airan melebihi ke'epatan drainase limfatik, maka akan terjadi edema interstisial. 9eningkatan tekanan lebih lanjut akan mengakibatkan 'airan merembes ke dalam al"eoli dan terjadilah edema paru)paru. 9erkembangan dari kongesti sistemik atau paru)paru dan oedema dapat dieksaserbasi oleh regurgitasi fungsional dari katup)katup trikuspidalis atau mitralis bergantian. <egurgitasi fungsional dapat disebabkan oleh dilatasi dari anulus katup atro"entrikularis atau perubahan)perubahan pada orientasi otot papilaris dan kordatendinae yang terjadi sekunder akibat dilatasi ruang. 9ada permulaan sebagian jantung mengalami kegagalan karena "entrikel kiri paling sering terserang arteos'lerosis koroner dan hipertensi maka kegagalan dimulai dari "ertikel kiri. Gejala)gejala kegagalan jantung merupakan dampak dari out put dan kongesti yang terjadi pada sistem pulmonal atau pada dua)duanya. &egagalan "entrikel kiri untuk memompakan darah yang mengandung oksigen guna memenuhi kebutuhan darah berakibat penurunan kardiak out put dan kongesti paru)paru. Berkurangnya fraksi dorong berdampak kepada peningkatan "olume akhir diastol (prolad) dan peningkatan tekanan akhir diastol "entikuler kiri, peningkatan tekanan rendah dengan kapasitas sirkulasi tinggi akhirnya 'airannya menjadi terdorong ke al"eoli dan jaringan intensif sehingga terjadi kerusakan pertukaran gas dan odema.

-. Kla$i,i'a$i gagal .antung enurut Bruner dan Suddarth (2001) mengklasifikasikan gagal jantung berdasarkan manisfestasi klinis yaitu 0 a. Gagal %antung kiri &ongesti paru menonjol pada gagal jantung kiri, karena "entrikel tidak mampu memompakan darah yang datang dari paru. 9eningkatan tekanan dalam sirkulasi paru menyebabkan 'airan terdorong kejaringan paru. lelah, kegelisahan dan ke'emasan. b. Gagal %antung kanan Bila "entrikel kanan gagal yang menonol adalah kongesti "isera dan jaringan perifer. =al ini terjadi karena sisi kanan jantung tidak mampu mengosongkan "olume darah dengan adekuat, sehingga tidak dapat mengakomodasi semua darah yang se'ara normal kembali dari sirkulasi "ena. anisfestasi klinis yang tampak meliputi edemi ekstermitas ba!ah (edema dependen), yang bisanya merupakan pitting edema pertambahan berat badan, hepatomegali (pembesaran hepar), distensi "ena leher, asites (penimbunan 'airan dalam rongga peritoneum), anoreksia dan mual, nokturia dan lemah. /. Mana.e"en Me%i' a. Pe"eri'$aan )enun.ang gagal .antung enurut *ngram (1##+) pada klien gagal jantung akan didapatkan kelainan pada pemeriksaan penunjang, seperti 0 1) >oto toraks - rontgen dada, dapat mengungkapkan pembesaran jantung, edema atau perfusi pleura, temuan tersebut menegakan diagnosa gagal jantung. 2) *&G dapat mengungkapkan adanya takikardia, hipertrofi. Bilik jantung dan iskemik. 1) 4abolatorium, elektrolit serum yang dapat mengungkapkan kadar natrium yang rendah sebagian hasil hemodialisa darah dari adanya kelebihan retensi 'airan. anisfestasi klinis yang terjadi meliputi dispnu, ortopnu, paro/ysimal noktural dispnea, batuk, mudah

(. Peng!(atan gagal .antung enurut 6rif 1) ansjoer (1###) penatalaksanaan gagal jantung adalah 0 eningkatkan oksigenasi dengan pemberian oksigen dan menurunkan ?2 melalui istirahat atau pembatasan akti"itas. 2) .ntuk memperbaiki kontraktilitas otot jantung diberikan digo/in oral untuk digitalis 'epat 0,5)2 mg selama 2: jam. 1) .ntuk mengurangi oedema diberikan obat diuretik misalnya forosemid :0 ) +0mg. :) ,iet rendah garam 10 mg. 0. Da")a' ter1a%a) $i$te" tu(u1 a. Si$te" Kar%i!&a$'uler 6danya gangguan kemampuan kontraktilitas jantung yang menyebabkan 'urah jantung menurun, mengakibatkan kompensasi gagal jantung mempertahankan perfusi jaringan yang menandai maka berdampak pada penurunan kemampuan otot jantung dalam pemenuhan kebutuhan otot jantung dalam pemenuhan kebutuhan tubuh dan jaringan (Brunner dan Suddart, 2001). (. Si$te" Perna)a$an &egagalan "entrikel kiri memompakan darah yang mengandung oksigen guna memenuhi kebutuhan tubuh berakibat pada penurunan kardiak output akhirnya peningkatan pada sirkulasi paru)paru menyebabkan 'airan di dorong ke al"eoli dan jaringan interstisium menyebabkan dispnea, ortopnea, batuk yang terus menerus dan pada auskultasi terdengar rales akibatnya klien akan mengalami kerusakan pada gangguan atau pola napas tidak efektif (3. 4ong, 1##$). 2. Si$te" Mu$'ul!$'eletal 6danya penurunan 'urah jantung menghambat jaringan dari sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan sisa hati dan metabolisme yang tidak adekuat dari jaringan dapat menyebabkan lelah juga akibat dari meningkatnya energi yang digunakan untuk bernapas dan insomnia yang terjadi akibat distress pernapasan dan batuk, akibatnya klien akan mengalami intoleransi akti"itas (Brunner dan Suddart, 2001).

%. Si$te" Pen2ernaan 6danya anore/ia dan mual terjadi akibat pembesaran "ena dan statis "ena di dalam rongga abdomen distensi abdomen, akan terjadi distensi abdomen, hepatomegali-pembesaran hati dapat terjadi akibat dari peregangan kapula hati, (Brunner dan Suddart, 2001), akibatnya klien mengalami pemasukan nutrisi tidak ade@uat atau terjadi perubahan intake nutrisi. 6kan ditemukan asites, bisa men'apai lebih dari 10 liter (3.4ong, 1##$). ,istensi abdomen akibat asites menggeser diafragma dan mengakibatkan kesulitan bernapas, akan terganggunya pengembangan paru. e. Si$te" Per'e"i1an 6danya perubahan 'airan dan kadar elektrolit berupa hiponatremia yaitu pengen'eran0 kadar kalium normal-menurun. =iperkalemia dapat terjadi pada tahap lanjut gagal jantung, akibat gangguan fungsi ginjal kadar nitrogen urea darah dan kreatin dapat meningkat disebabkan oleh perubahan laju gromeulus selain itu mengakibatkan pula kemih menjadi lebih pekat dengan berat jenis yang tinggi dan kadar natriumnya berkurang (9ri'e, 1##$). ,. Si$te" Integu"en 6kibat ketidakmampuan pengosongan "olume darah dengan adekuat, maka fungsi jantung tidak dapat mengakomodasi semua darah se'ara normal kembali dari sirkulasi "ena. ?edema perifer akan terjadi sebagai akibat penimbunan 'airan pada ruang)ruang intenstisial. ?edema mula)mula tampak pada daerah yang tergantung terutama pada malam hari, dapat terjadi nokturia. Aokturia disebabkan oleh redistribusi 'airan dan reabsorpsi pada !aktu berbaring dan juga berkurang "asokonstiksi ginjal pada !aktu istirahat (9ri'e, 1##5). %aringan mengalami oedema berat mengakibatkan kulitnya pe'ah dan 'air menembus keluar jaringan (3. 4ong, 1##$).

3. ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KARDIOVASKULER 9roses kepera!atan terdiri dari lima tahap yaitu pengkajian, diagnosa kepera!atan, peren'anaan, implementasi dan e"aluasi. 9roses kepera!atan adalah metode sistematika dimana se'ara langsung pera!at bersama klien se'ara bersamaan menentukan masalah kepera!atan sehingga membutuhkan asuhan kepera!atan, membuat peren'anaan dan ren'ana implementasi serta menge"aluasi hasil asuhan kepera!atan (Gaffar, 1###) 1. Peng'a.ian 9engkajian merupakan dasar utama atau langkah a!al dari proses kepera!atan se'ara keseluruhan (Gaffar, 1###). a. Pengu")ulan %ata 1) Bdentitas &lien Bdentitas klien men'akup0 nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama, pekerjaan, suku bangsa, status perka!inan, alamat, diagnosa medis, no < -3 , tanggal masuk, tanggal dikaji dan ruangan tempat klien dira!at. Bdentitas penanggung ja!ab men'akup0 nama, jenis kelamin, pekerjaan, hubungan dengan klien dan alamat. 2) <i!ayat kesehatan a) 6lasan masuk pera!atan &ronologis yang menggambarkan kejadian sebagai faktor pen'etus klien atau keluarga meminta pertolongan pada dokter !aktu gejala)gejala masih ringan seperti nyeri dada, sesak, mudah lelah. b) &eluhan utama &eluhan utama merupakan keluhan klien pada saat dikaji dan bersifat subjektif. &lien dengan gagal jantung biasanya mengeluh sesak napas, mudah lelah, ortopnea, batuk, mual serta adanya edema pada daerah ekstremitas ba!ah. ') <i!ayat kesehatan sekarang en'erminkan kapan klien mengalami sesak, bagaimana kejadiannya sehingga klien diba!a ke rumah sakit. <i!ayat kesehatan sekarang juga

merupakan perluasan dari keluhan utama dengan menggunakan pendekatan 9C<S; 0 9 0 9aliatif (yang memberatkan - meringankan penyakit) C 0 Cualitas (seberapa besar keluhan tersebut) < 0 <egio (daerah-lokasi yang dirasakan) S 0 Skala ( tingkat kega!atan dari pada keluhan tersebut) ; 0 ;iming (keluhan yang dirasakan bagaimana 'ontoh mendadak, selang) seling) d) <i!ayat kesehatan dahulu 9ada kasus ini dikaji pada kebiasaan klien dan gaya hidup klien sebelum masuk <S yang menjadi faktor predisposisi sehingga klien berada pada keadaan saat ini, perlu dikaji juga apakah klien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya serta apakah klien mempunyai ri!ayat hipertensi atau faktor resiko lainnya. e) <i!ayat kesehatan keluarga f) 9erlu dikaji apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama atau penyakit keturunan seperti asma atau diabetes melitus. 1) 9ola 6kti"itas sehari)hari 9ada aspek ini perlu dikaji mengenai pola kebiasaan klien sebelum dan selama dira!at di rumah sakit, yang terdiri dari 0 a) 9ola makan dan minum ,ikaji mengenai makanan pokok, frekuensi makan, porsi makan yang dihabiskan, makanan atau minuman pantangan, nafsu makan dan keluhan) keluhan yang dirasakan. Biasanya pada gagal jantung ada ri!ayatnya seperti pola kebiasaan sebagai faktor resiko yaitu kebiasaan makanan minum kopi, rokok dan makanan yang mengandung lemak. b) *liminasi Biasanya ditemukan nokturia dan peningkatan frekuensi B6& sedangkan kebiasaan B6B terganggu (Brunner dan Suddart, 2001).

') Bstirahat dan ;idur 6danya gangguan pola istirahat dan tidur terutama pada malam hari karena sering sesak napas akibatnya klien merasa terganggu pola istirahat dan tidur. d) 9ersonal =ygiene 9ada klien personal hygiene terganggu dan dibantu oleh keluarga akibatnya klien membutuhkan bantuan untuk memenuhi personal hygienenya. e) 6kti"itas 9ada klien ditemukan keterbatasan akti"itas akibatnya akti"itas klien terganggu dan tidak dapat melakukan akti"itas sehari)harinya. :) 9emeriksaan fisik enurut 9ri'e (1##5) pemeriksaan fisik dilakukan dengan teknik inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. a) 9enampilan umum &lien akan mengalami sesak napas, kelemahan-kegelisahan b) 9emeriksaan sistematis (persistem) Sistem &ardio"askuler 9ada klien akan ditemukan peningkatan tekanan "ena jugularis, terdapat murmur, adanya peningkatan-penularan tekanan darah, takikardia, 3<; lebih dari 1 detik, terdapat 'lubbing finger dan kardiomegali. Sistem 9ernapasan 9ada klien ditemukan dispnea atau perasaan sulit bernapas, ortopnea, batuk, pada auskultasi terdengar rales adanya edema paru (3. 4ong 1##$ 0 5+1) Sistem 9en'ernaan ,apat ditemukan hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi akibat pembesaran "ena di hepar, bila berkembang maka tekanan dalam pembuluh portal meningkat sehingga 'airan terdorong keluar rongga abdomen maka terjadi asites (Brunner dan Suddart, 2001 0 +0+). %uga ditemukan gejala)gejala lain pada saluran 'erna seperti anore/ia, rasa penuh dan mual, dan adanya distensi abdomen (3. 4ong 1##$).

Sistem Saraf 9ada sistem ini perlu dikaji tentang fungsi reflek, fungsi motorik dan tes fungsi 'ranial, fungsi reflek pada klien dengan gagal jantung tidak ditemukan kelainan baik refleks patella, babinski maupun bisep)trisep. >ungsi motorik pada klien gagal jantung akan ditemukan kelelahan atau kelemahan. ;es fungsi 'rainal pada klien gagal jantung tidak ditemukan kelainan pada syaraf kranialnya mulai dari ner"eus B sampai ner"eus DBB. (Barbara bath, 1##$) Sistem 9erkemihan 9ada klien biasanya ditemukan adanya nokturia, urine pekat dan jumlah urine sedikit akibatnya susah B6& dan mengalami oedema pada ekstremitas ba!ah. Sistem uskuloskeletal Biasanya ditemukan oedema terutama pada e/stermitas, perlu dikaji mengenai tonus dan kekuatan otot dimana klienn yang mengalami kelemahan dan kelelahan akibat gagal jantung akan mengalami penurunan kekuatan tonus otot. Sistem *ndokrin Biasanya pada sistem ini tidak mengalami tentuan gangguan seperti pembekakan kelenjar tiroid. Sistem Bntegumen 9ada klien biasanya ditemukan oedema, perlu dikaji juga keadaan kulitnya seperti turgor, biasanya kulit tidak dapat kembal dalam !aktu kurang dari 1 detik. Sistem <eproduksi Sistem reproduksi dalam keadaan normal dan biasanya tidak mengalami gangguan. (3. 4ong 1##$). 5) ,ata 9sikologis enurut &eliat (2001) terdapat lima komponen dalam konsep diri, yaitu 0 a) Body Bmage - gambar diri en'akup persepsi dan perasaan terhadap tubuhnya, fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu pada klien gagal jantung,

biasanya mengalami kegelisahan dengan bentuk, fungsi dan potensi tubuhnya karena klien mengalami keterbatasan dalam pera!atan diri sendiri, pada gagal jantung terhadap perubahan seperti pada ekstermitas terhadap oedema dan pada abdomen asites (Brunner dan Suddart, 2001) b) =arga ,iri 9enilaian pribadi terhadap hasil yang di'apai dengan menganalisa seberapa jauh memenuhi ideal diri. 6spek utama adalah di'intai dan menerima penghargaan dari orang lain. ') Bdeal ,iri =arapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas-peran dan harapan penyakitnya. d) 9eran 9eran yang di emban dalam keluarga atau kelompok masyarakat dan kemampuan klien dalam melaksanakan tugas-peran tersebut. 9ada klien gagal jantung biasanya ditemukan ke'emasan karena peran sebagai suaminya terganggu (3. 4ong, 1##$). e) Bdentitas Status dan posisi klien sebelum dira!at, kepuasan klien terhadap status dan posisinya. 9ada klien gagal jantung biasanya akan mengalami ketakutan karena kematiannya sudah dekat (*ngram, 1###). $) ,ata Sosial 9ada aspek ini perlu dikaji pola komunitas dan interaksi interpersonal, gaya hidup, faktor sosiokultural, support sistem. E) ,ata Spiritual engenai kenyataan terhadap ;uhan 2 *, penerimaan terhadap penyakitnya, keyakinan akan kesembuhan dan pelaksanaan sebelum-selama dira!at. (. Anali$a Data enurut Gaffar (1###) terhadap terakhir dari pengkajian adalah analisa data untuk menentukan diagnosa kepera!atan. 9roses analisa adalah menghubungkan data yang diperoleh dengan konsep diri, teori, prinsip, asuhan kepera!atan yang rele"an dengan kondisi klien.

. Diagn!$a Ke)era4atan ,iagnosa kepera!atan adalah pernyataan yang menjelaskan status atau masalah kesehatan aktual dan potensial. enurut ,oenges (2000), *ngram Barbara (1###) dan 3. 4ong (1##$) diagnosa kepera!atan yang mungkin mun'ul pada klien dengan gangguan kardio"askuler adalah 0 a. 3urah jantung menurun berhubungan dengan kontraktilitas miokardial ditandai dengan takikardia, distritmia, hipotensi-hipertensi penurunan haluan urine nadi perifer tidak teraba. b. &elebihan "olume 'airan berhubungan dengan menurunnya fungsi glomerulus dengan orthoprea odema dan peningkatan berat badan. '. Bntoleransi akti"itas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen-kebutuhan, kelelahan-kelemahan ditandai dengan kelemahan- kelelahan, perubahan tanda "ital, adanya distritmia, dispnea, pu'at dan berkeringat. d. 9erubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan absorpsi (at)(at besi skunder terhadap penurunan 'urah jantung e. 9ola pernapasan tidak efektif berhubungan dengan membran kapiler paru, 'ape f. 9erfusi berkurang ke kulit berhubungan dengan oedema. g. &ekurangan pengetahuan mengenai kondisi, program pengobatan berhubungan dengan kurang pemahaman-kesalahan persepsi tentang hubungan fungsi jantung ditandai dengan pertanyaan masalah - kesalahan atau persepsi dan terulangnya episode gagal jantung yang dapat di'egah. h. Ayeri berhubungan dengan penurunan perpusi pada daerah abdominal, hati. +. Peren2anaan Setelah merumuskan diagnosa kepera!atan maka perlu dibuat peren'anaan inter"ensi kepera!atan dan akti"itas kepera!atan. ;ujuan peren'anaan adalah untuk mengurangi, menghilangkan dan men'egah masalah kepera!atan klien. enurut ,oenges (2000) ren'ana tindakan kepera!atan pada klien dengan gagal jantung adalah 0

a. 3urah jantung menurun berhubungan dengan kontraktilitas miokardial ditandai dengan takikardia, distritmia, hipotensi-hipertensi penurunan haluan urine nadi perifer tidak teraba ;ujuan 0 3urah jantung menurun teratasi dengan kriteria 0 1) ;anda "ital batas normal 2) ,istrimia terkontrol-hilang 1) ,ispnea hilang Bnter"ensi - ;indakan <asional Bnter"ensi 1 andiri 6uskultasi nadi apikal, kaji frekuensi, irama jantung (dokumentasikan distrimia bila 2 1 tersedia telemetri) 3atat bunyi jantung 9alpasi nadi perifer 2 1 1 <asional Biasanya terjadi takikardia (meskipun pada saat istirahat) untuk mengkompen)sasi penurunan kontraktilitas "entrikuler. S1 dan S2 mungkin lemah karena menurunnya kerja pompa. 9enurunan 'urah jantung dapat menunjukkan menurunnya nadi : 5 9antau ;ekanan ,arah &aji kulit terhadap pu'at dan sianosis $ 9antau haluaran urine, 'atat penurunan haluaran dan E kepekatan- konsentrasi urine &aji perubahan pada sensori, 'ontoh letargi, bingung, disorientasi, 'emas dan depresi + Berikan istirahat psikologi dengan lingkungan tenang, menjelaskan manajemen medik-kepera!atan, + E $ : 5 radial. 9ada G%& dini, sedang atau kronis ;, dapat meningkat. 9u'at menunjukkan menurunnya perfusi perifer sekunder terhadap tidak adekuatnya 'urah jantung. Ginjal berespon untuk menurunkan 'urah jantung dengan menahan 'airan dan natrium ,apat menunjukkan tidak adekuatnya perfusi serebral sekunder terhadap penurunan 'urah jantung. Stress emosi menghasilkan "asokonstriksi

membantu pasien menghindari situasi stress, mendengar-berespons terhadap # ekspresi perasaan-takut. Berikan pispot di samping tempat tidur. # 9ispot digunakan untuk menurunkan kerja ke kamar mandi berpengaruh pada fungsi jantung 1 0 1 1 ;inggikan kaki, hindari tekanan pada ba!ah lutut. 9eriksa nyeri tekan betis, menurun)nya nadi pedal, pembekakan, kemerahan lokal atau pu'at pada ekstremitas. &olaborasi 1 Berikan oksigen tambahan dengan 1 2 1 1 kanula nasal-masker sesuai indikasi Berikan obat sesuai indikasi0 ,iuretik, 'ontoh furosemid - lasi/. 7asodilator, 'ontoh nitrat. ,igoksin - lano/in 2 1 1 1 0 1 1 'urah jantung. enurunkan statis "ena dan dapat menurunkan insiden trumbuspembentukan embolus. enurunnya 'urah jantung, bendungan- statis "ena dan tirah baring lama meningkatkan risiko tromboflebitis. eningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard. ;ipe dan dosis diuretik tergantung pada derajat gagal jantung dan status fungsi ginjal. 7asodilator digunakan untuk meningkatkan 'urah jantung. eningkatkan kekuatan kontraksi miokard dan memperlambat frekuensi jantung . b. &elebihan "olume 'airan berhubungan dengan menurunnya fungsi glomerulus dengan orthoprea odema dan peningkatan berat badan. ;ujuan 0 &elebihan 'airan teratasi dengan kriteria 0 1) 7olume 'airan stabil 2) Berat Badan stabil 1) ?edema tidak ada Bnter"ensi - ;indakan <asional

Bnter"ensi andiri 1 9antau haluaran urine 2 9antau-hitung keseimbangan pemasukan dan pengeluaran 1 selama 2: jam 9ertahankan duduk atau tirah baring dengan posisi semi fo!ler : selama fase akut. Buat jad!al pemasukan 'airan, digabung dengan keinginan minum bila mungkin. 5 ;imbang berat badan setiap hari.

<asional 1 2 =aluaran urine mungkin sedikit dan pekat. ;erapi diuretik dapat disebabkan oleh kehilangan 'airan tiba)tiba. 1 9osisi terlentang meningkatkan filtrasi ginjal. : elibatkan pasien dalam proses terapi dapat meningkatkan perasaan mengontrol dan kerja sama dalam 5 pembatasan 'airan. 3atat perubagan ada-hilangnya edema sebagai respon terhadap terapi. <etensi 'airan berlebihan dapat dimanisfestasikan oleh bendungan E "ena. ;irah baring lama merupakan stressor yang mempengaruhi integritas kulit.

&aji distensi leher dan pembuluh perifer.

.bah posisi dengan sering

6uskultasi bunyi napas, 'atat penurunan dan atau bunyi tambahan. 9antau ;ekanan ,arah

&elebihan "olume 'airan sering menimbulkan kongesti paru.

=ipertensi dan peningkatan 379 menunjukkan kelebihan "olume 'airan

&olaborasi 1 9emberian obat sesuai indikasi 0 0 ;ia(id dengan agen pela!an kalium.

eningkatkan laju aliran urine dan dapat menghambat reabsorpsi natrium. eningkatkan diuresis tanpa

,iuretik, 'ontoh 0 furosemid-lasi/. 0

;ambahan kalium 'ontoh & ,ur

kehilangan kalium berlebihan. enurunkan air total tubuh men'egah reakumulasi 'airan. 9erlu memberikan diet yang dapat diterima pasien yang memenuhi kebutuhan kalori dalam pembatasan natrium.

1 1

empertahankan, 'airan pembatasan natrium sesuai indikasi

1 1

'. <esiko tinggi kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran kapiler paru. ;ujuan0 kerusakan pertukaran tidak terjadi Bnter"ensi - ;indakan <asional Bnter"ensi andiri 1 6uskultasi bunyi napas, 'atat 2 1 krekel, mengi. 6njurkan pasien batuk efektif dan napas dalam. ,orong perubahan posisi sering 1 2 1 <asional enyatakan adanya kongesti paru embersihkan jalan napas dan memudahkan aliran oksigen. embantu men'egah atelektasis dan pneumonia. : 9ertahankan duduk di kursi atau : enurunkan konsumsi oksigen.

posisi semi fo!ler. &olaborasi 5 Berikan oksigen tambahan sesuai $ indikasi Berikan obat sesuai indikasi ,iuretik 'ontoh furosemid-lasi/ Bronkodilator 'ontoh aminofilin

5 $

eningkatkan konsentrasi oksigen al"eolar. enurunkan kongesti al"eolar eningkatkan pertukaran gas aliran oksigen dengan mendilatasi jalan napas.

d. <esiko tinggi kerusakan pertukaran integritas kulit berhubungan dengan tirah baring lama. ;ujuan 0 kerusakan integritas kulit tidak terjadi Bnter"ensi - ;indakan <asional Bnter"ensi <asional

andiri 4ihat kulit, 'atat penonjolan tulang, adanya edema dan kegemukan-kurus. 9ijat area kemerahan atau yang memutihkan .bah posisi sering di tempat tidur- kursi. Berikan pera!atan kulit sering, meminimalkan dengan krim

&ulit beresiko karena gangguan sirkulasi perifer, imobilitas fisik dan gangguan status nutrisi. eningkatkan aliran darah, meminimal kan hipoksia jaringan. emperbaiki sirkulasi ;erlalu sering atau lembab merusak kulit dan memper'epat kerusakan. ,apat meningkatkan risiko tertekan dan kerusakan kulit pada kaki. Gangguan sirkulasi memperlambat absorpsi obat.

2 1 :

2 1 :

9eriksa sepatu kesempitan-sandal dan ubah sesuai kebutuhan.

=indari obat intramuskuler

&olaborasi E Berikan tekanan alternatif-kasur, perlindungan tumit.

enurunkan tekanan pada kulit, dapat memperbaiki sirklulasi

e. &ekurangan pengetahuan mengenai kondisi, program pengobatan berhubungan dengan kurang pemahaman-kesalahan persepsi tentang hubungan fungsi jantung ditandai dengan pertanyaan masalah - kesalahan atau persepsi dan terulangnya episode gagal jantung yang dapat di'egah. ;ujuan 0 kurang pengetahuan teratasi dengan kriteria 0 1) &lien mampu menyebutkan tanda dan gejala yang memerlukan inter"ensi 'epat. 2) &lien mampu mengidentifikasi stress pribadi 1) &lien mampu melakukan perubahan pola hidup Bnter"ensi - ;indakan <asional Bnter"ensi 1 andiri ,iskusikan fungsi jantung normal. 1 9erbedaan pasien dari fungsi normal. <asional 9engetahuan proses penyakit dan harapan dapat memudahkan ketaatan pada program pengobatan.

&uatkan rasional pengobatan.

9emahaman program, obat dan pembatasan dapat meningkatkan kerjasama atau mengontrol gejala. 6ktifitas fisik berlebihan dapat berlanjut menjadi melemahkan jantung. 9emasukan diet natrium diatas 1 g-hari. 9emahaman kebutuhan terapeutik dan pentingnya upaya pelaporan efek samping dapat men'egah terjadinya komplikasi obat. emberikan !aktu adekuat untuk efek obat sebelum !aktu tidur untuk men'egah - membatasi. eningkatkan pemantauan pada kondisi - efek obat

,iskusikan pentingnya istirahat diantara akti"itas.

: 5

,iskusikan pentingnya pembatasan natrium. ,iskusikan obat, tujuan dan efek samping.

: 5

6njurkan makan diet pada pagi hari.

6njurkan dan lakukan demonstrasi ulang dan men'atat nadi harian. %elaskan dan diskusikan peran dalam mengontrol faktor risiko.

enambahkan pada kerangka pengetahuan dan memungkinkan pasien untuk membuat keputusan berdasarkan informasi sehubungan dengan kontrol kondisi dan men'egah berulang komplikasi. 9emantauan sendiri meningkatkan tanggung ja!ab pasien dalam pemeliharaan kesehatan. &ondisi kronis dan berulangmenguatkannya kondisi Gagal %antung &ongesti. 9engenalan dini terjadinya komplikasi dan keterlibatan pemberian pera!atan.

Bahas ulang tanda dan gejala yang # memerlukan perhatian medik.

1 0 1 1

Berikan kesempatan pasien-orang terdekat untuk mendiskusikan masalah ;ekankan pentingnya melaporkan tanda dan gejala toksisitas

1 0 1 1

digitalis. &olaborasi 1 <ujuk pada sumber di 2 masyarakat - kelompok

1 2

,apat menambahkan bantuan dengan pemantauan sendiri -

pendukung sesuai indikasi

penatalaksanaan di rumah.

:. Bmplementasi Bmplementasi merupakan pelaksanaan peren'anaan kepera!atan dan klien yang meliputi tindakan)tindakan yang telah diren'anakan oleh pera!at maupun hasil kolaborasi dengan ;im lain. Beberapa faktor yang mempengaruhi pelaksanaan ren'ana asuhan kepera!atan antara lain fasilitas pera!atan yang dibutuhkan, kerja sama antar pera!at, kerja sama dengan tim kesehatan lain yang terkait, dan kolaborasi dengan pera!at ruangan untuk pen'atatan in take out put (Gaffar, 1###). /. E&alua$i >ase akhir dari proses kepera!atan adalah e"aluasi asuhan kepera!atan, hal) hal yang di e"aluasi adalah keakuratan, kelengkapan dan kualitas data, teratasi atau tidaknya masalah klien, serta pen'apaian tujuan serta ketepatan pada praktek (Gaffar, 1###). 6dapun e"aluasi diagnosa kepera!atan se'ara teoritis dapat dilihat pada masing)masing diagnosa kepera!atan, yaitu 0 a. 3urah jantung menurun berhubungan dengan kontraktilitas miokardial ditandai dengan takikardia, distritmia, hipotensi-hipertensi penurunan haluan urine nadi perifer tidak teraba. b. &elebihan "olume 'airan berhubungan dengan menurunnya fungsi glomerulus dengan orthoprea odema dan peningkatan berat badan. '. Bntoleransi akti"itas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen-kebutuhan, kelelahan-kelemahan ditandai dengan kelemahan- kelelahan, perubahan tanda "ital, adanya distritmia, dispnea, pu'at dan berkeringat. d. 9erubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan absorpsi (at)(at besi skunder terhadap penurunan 'urah jantung e. 9ola pernapasan tidak efektif berhubungan dengan membran kapiler paru, 'ape f. 9erfusi berkurang ke kulit berhubungan dengan oedema. g. &ekurangan pengetahuan mengenai kondisi, program pengobatan berhubungan dengan kurang pemahaman-kesalahan persepsi tentang hubungan fungsi jantung

ditandai dengan pertanyaan masalah - kesalahan atau persepsi dan terulangnya episode gagal jantung yang dapat di'egah. h. Ayeri berhubungan dengan penurunan perpusi pada daerah abdominal, hati.

RE#ERENSI 3arpenito.2000. Diagnosa Keperawatan-Aplikasi pada Praktik Klinis, Ed.6. %akarta0 *G3 9ri'e F Gilson.1##5. Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Ed.4. %akarta0 *G3 Soeparman F Gaspadji.1##0. Ilmu Penyakit Dalam. %akarta0 B9 >&.B ,oenges, *. arilynn. 2000. <en'ana 6suhan &epera!atan *disi 1. %akarta0 *G3 edikal Bedah 7ol. 2. %akarta0 *G3 edikal Bedah. %akarta0 Salemba edika Brunner F Suddarth. 2002. &epera!atan

<ee"es, 3harlene %., dkk. 2001. &epera!atan

Guyton, 6rthur 3., dkk. 1##E. Buku 6jar >isiologi &edokteran *disi #. %akarta0 *G3 9ri'e, 6. Syl"ia. 1##5. 9atofisiologi *disi :. %akarta0 *G3 <obbins. 1###. ,asar 9atologi 9enyakite *disi 5. %akarta 0 *G3 http0--aianpramadhan.blogspot.'om-2011-05-asuhan)kepera!atan)dengan)gangguan.html

You might also like