You are on page 1of 23

ARTIKEL PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

METODE MENYENANGKAN BELAJAR EKONOMI Disusun Guna Memenuhi Ujian Akhir Semester Perkembangan Peserta Didik Dosen Pembimbing : Prof.Bambang Hari Purnomo Disusun oleh: Nama : Desy Rozalia Nim : 130210301014

NIM : 130210301064

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK UNIVERSITAS JEMBER 2013

ABSTRAK
Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang tanpa memiliki keahlian khusus sebagai guru. Di dalam proses pembelajaran terdapat tiga strategi yang menjadi pusat perhatian, yaitu: (1) strategi pengorganisasian yang merupakan metode untuk mengorganisasi bidang studi yang telah dipilih, (2) strategi penyampaian yang merupakan komponen variabel metode untuk melaksanakan proses pengajaran, dan (3) strategi pengelolaan yang digunakan untuk menata interaksi antara siswa dengan variabel-variabel metode pengajaran lainnya. Strategi juga mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, di mana guru harus memiliki berbagai macam strategi yang tepat sesuai materi yang disampaikan. Dengan demikian penyajian bahan pelajaran di kelas mudah dan dapat ditangkap, di pahami, dan di gunakan oleh siswa dengan baik. Selain itu, dengan penguasaan strategi yang baik oleh guru maka diharapkan kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien serta mengena pada tujuan yang ingin dicapai. Strategi yang baik adalah bila dapat melahirkan metode yang baik pula, sebab metode adalah merupakan suatu cara pelaksanaan strategi. Materi ekonomi yang terdapat dalam kurikulum sangatlah banyak dan untuk menuntaskan materi tersebut seorang guru harus memiliki bermacam-macam strategi yang digunakan dalam mengajar dengan harapan materi akan tuntas dan siswa bisa memahami serta menerimanya dengan mudah. Dengan menggunakan berbagai macam strategi pembelajaran yang ada dan bagaimana strategi itu tepat digunakan berdasarkan materi yang disampaikan kepada peserta didik. Untuk itu, dalam hal ini penulis mengangkat suatu topik Bagaimana Strategi Guru dalam Mengajarkan Ekonomi dalam Mempertimbangkan Tingkat Perkembangan Anak dari Berbagai Dimensi

PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi Kata strategi dalam kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti antara lain: a) Rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran. b) Ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh dalam kondisi perang atau dalam kondisi yang menguntungkan. c) Ilmu dan seni mengembangkan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dan perang dan damai. d) Tempat yang baik menurut siasat perang. Strategi adalah rangkaian dari seluruh tindakan strategis guru dalam merealisasikan perwujudan kegiatan pembelajaran actual yang efektif untuk mencapai pembelajaran. Jadi, strategi mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang di pergunakan oleh seorang guru atau instruktur. Strategi mengajar yang digunakan untuk menyampaikan informasi berbeda dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan keterampilan, dan sikap ( kognitif, efektif). Khusus strategi / metode mengajar di dalam kelas, efektivitas suatu strategi dipengaruhi oleh factor tujuan, factor siswa, factor situasi, dan factor guru itu. B. Tujuan Perencanaan Strategi Tujuan perencanaan strategi adalah merealisasikan satu atau lebih, meliputi meningkatkan dan mengendalikan terhadap segala potensi yang tersedia, serta mengelolanya dengan baik sesuai dengan koridor yang ada.

C. Strategi dan Teknik Mengajar Sejak ratusan tahun yang lalu, orang telah mengembangkan berbagai strategi (metode) dan teknik mengajar untuk dapat membantu siswa dalam proses menerima materi pelajaran.

Strategi dasar dalam proses mengajar, yaitu :


Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan. Memilih sistem pendekatan belajar-mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat. Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan tehnik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga bisa menjadi pegangan guru dalam kegiatan mengajarnya. Menetapkan norma-norma dan batas-batas keberhasilan serta standar keberhasilan hingga dapat dijadikan pedoman bagi guru dalam proses evaluasi hasil belajar-mengajar.

Didalam penggunaan metode ada beberapa syarat- syarat sebagai berikut:


Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif, minat, atau gairah belajar siswa. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat meransang keinginan siswa untuk dapat belajar lkebih lanjut, untuk melakukan eksplorasi dan inovasi (pembangunan). Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh penngetahuan melalui usaha pribadi. Metode mengajar yang dipergunakan dapat mentiadakan penyajian yang bersifat verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau stuasi yang nyatra dan bertujan. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari- hari.

Menurut Joice dan seorang guru terhadap kelasnya. Dalam pelaksanaan ceramah untuk
menjelaskan urainnya, guru Weil (Gage and Barliner, 1975:444-447) telah mengelompokkan

model-model belajar ke dalam empat orientasi, yaitu : information processing orientation social-interaction orientation person orientation behavior-modification orientation

Macam- Macam Metode Mengajar dan Penggunaannya :


a) Metode Ceramah Metode ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan secara lisan oleh dapat menggunakan alat-alat bantu, seperti gambar- gambar dan yang paling utama adalah bahasa lisan. Metode ceramah adalah metode mengajar yang sampai saat ini masih mendominasi atau paling banyak di gunakan guru dalam dunia pendidikan. b) Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab ialah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru ke siswa dan begitu juga sebaliknya. Metode ini banyak digunakan dalam proses belajar mengajar, baik di lingkungan keluarga, masyarakat maupun sekolah. Dan metode ini merupakan salah satu teknik mengajar yang dapat membantu kekurangan- kekurangan pada metode ceramah, dikarenakan apabila suatu penjelasan guru yang belum dimengerti, maka siswa/anak didik dapat langsung menanyakan pada guru. c) Metode Diskusi Muhibbin Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama (socialized recitation).

Metode diskusi dapat pula diartikan sebagai siasat penyampaian bahan ajar yang melibatkan peserta didik untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematis. Guru, peserta didik atau kelompok peserta didik memiliki perhatian yang sama terhadap topik yang dibicarakan dalam diskusi. d) Metode pemberian tugas belajar (resitasi) Metode pemberian tugas adalah suatu cara dalam proses belajar mengajar di mana guru memberi tugas tertentu dan murid mengerjakannya, kemudian tugas tersebut dipertanggung jawabkan kepada guru. Dalam hal ini guru memberikan tugas pada murid untuk maju ke depan kelas untuk mendemonstrasikan apa yang diajarkan guru. Dalam pendidikan agama sering digunakan metode ini terutama dalam hal yang bersifat praktis, sehingga siswa mempunyai gambaran yang jelas tentang materi pelajaran yang telah diterimanya. e) Metode demontrasi dan eksperimen Metode Demostrasi atau praktik adalah metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik. Metode ini digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses yang bersifat praktis, misalnya : Bagaimana cara yang benar dalam melaksanakan ibadah sholat, baik cara memulai, mengerjakan maupun cara mengakhiri shalat serta apa saja yang disunnahkan dan membatalkannya. f) Metode sosiodrama dan bermain peran Metode ini menampilkan symbol-simbol atau peralatan yang menggantikan proses kejadian atau benda yang sebenarnya. Metode ini adalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui pengembangan dan penghayatan anak didik. Metode yang melibatkan interaksi antara dua siswa atau lebih tentang suatu topik atau situasi. Siswa melakukan peran masing-masing sesuai dengan tokoh yang ia lakoni, mereka berinteraksi sesama mereka.

g)

Metode karyawisata Menurut Djamarah (2000:105), pada saat belajar mengajar siswa perlu diajak ke luar sekolah, untuk meninjau tempat tertentu atau obyek yang lain. Hal itu bukan sekedar rekreasi tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu, dikatakan teknik karya wisata, yang merupakan cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pegadaian. Banyak istilah yang dipergunakan pada metode karya wisata ini, seperti widya wisata, study tour, dan sebagainya. Karya wisata ada yang dalam waktu singkat, dan ada pula yang dalam waktu beberapa hari atau waktu panjang. Metode karyawisata adalah metode pembelajaran yang mengajak siswa untuk mengunjungi obyek-obyek dalam rangka untuk menambah dan memperluas wawasan obyek yang dipelajari tersebut ( sesuai dengan bidangnya). Misalnya untuk pelajaran pendidikan geografi siswa dapat diajak ke obyek pemukiman transmigrasi atau obyek morfologi. Untuk pelajaran pendidikan sejarah, siswa dapat diajak ke situs sejarah. Untuk pelajaran pendidikan ekonomi siswa dapat diajak mengunjungi pabrik, atau obyek kegiatan ekonomi.

h)

Metode Test Ialah metode mengajar dengan jalan memberikan tes kepada anak anak untuk mengetahuikemampuan anak dalam suatu kegiatan pelajaran. Biasanya dilakukan setelah sesuatu bahan pelajaran diberikan kepada anak-anak tes disusun dengan bentuk tes objektif, tes diberikan kepada semua anak dengan bahan yang sama.

i)

Metode Drill Metode mengajar dengan mempergunakan latihan-latihan secara intensif dan berulang- ulang adalah memberikan latihan tertulis kepada anak karena bahan pelajaran baru sedikit sedang waktu ujian semakin mendekat.

j)

Metode Infiltrasi Metode ini disebut juga metode susupan, selipan maksudnya antipati atau jiwa ajaran tertentu diselipkan atau diselundupkan kedalam sesuatu.

Mata pelajaran pada waktu guru menerangkan pelajaran tersebut misalkan jiwa agama kita selipkan pada waktu mengajar umum. k) Metode Gotong Royong Metode gotong royong ialah metode yang dilakukan dengan bekerja sama antara beberapa orang anak untuk menyelesaikan suatu tugas atau masalah. Metode ini disebut juga metode kelompok atau metode berregu dan metode kelompoknya disebut studi club, studi grup. l) Metode Survey Metode yang dilakukan dengan mengadakan penelitian suatu masalah dengan mengmpulkan data-data yang diperlukan dan langsung terjun kemasyarakat. m) Metode Wawancara Metode yang dilakukan dengan mengadakan tanya jawab atau wawancara antara kedua pihak yang langsung berhadapan muka. n) Metode Problem Solving Metode yang digunakan dengan cara langsung menghadapi masalah mengetahui dengan sejelas-jelasnya dan menemukan kesukaran- kesukarannya sehingga dapat dipecahkan. o) Metode Proyek Prinsipnya usaha dengan metode problem solving hanya lebih kompleks sebab dilakukan dengan metode survey, wawancara, metode kelompok. Satu kelompok dibagibagi dalam beberapa unit. p) Metode Dikte Metode yang dilakukan dengan jalan mendekte pelajaran (kuliah) untuk dicatat oleh murid, metode ini lazim dipaki perguruan tinggi.

Prinsip Prinsip Umum Yang Mendasari Metode Mengajar


Faktor- factor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar : 1) Faktor raw input (yakni factor murid / anak itu sendiri ) dimana tiap anak memiliki kondisi yang berbeda- beda dalam kondisi fisiologi dan kondisi psikologis

2) Faktor environmental input (yakni factor lingkungan) , baik itu lingkungan alami maupun lingkungan social 3) Faktor instrumental input, yang didalamnya antara lain terdiri dari: Kurikulum Program atau bahan pengajaran Sarana dan fasilitas Guru( tenaga Pengajar) Adapun uraian mengenai factor faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah: Factor dari luar Factor dari luar terdiri dari: a) Factor environ mental input ( Lingkungan) Kondisi lingkungan juga dipengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan fisik/ alami termasuk didalamnya adalah seperti keadaan suhu, kelembaban, kepengapan udara, dan sebagainya, lingkungan social, baik yang berwujud manusia maupun hal- hal lainnya, juga dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar. b) Faktor- factor Environ mental Faktor- factor environ mental adalah factor yang keberadaan dan penggunaannya dirancangkan sesuuai hasil belajar yang diharapkan. Faktor dari dalam Factor dari dalam adalah kondisi individu atau anak yang belajar itu sendiri, factor individu dapat dibagi menjadi dua bagian : a) kondisi fisiologis anak Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, seperti kakinya atau tangannya (karena ini akan menggangggu kondisi fisiologis) dan sebagainya, akan sanagat membantu dalam proses dan hasil belajar.

Karena pentingnya penglihatan dan pendengaran maka dalam lingkungan pendidikan formal, orang melakukan berbagai penelitian untuk menemukan bentuk dan cara menggunakan alat peraga yang dapat dilihat sekaligus didengar ( audio visual aids) b) kondisi psikologis sebagaimana diuraikan terdahulu mengenai dasar-dasar psikologis belajar dimana sikap manusia atau anak didik. Pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda (terutama dalam hal kadar bukan dalam hal jenis), maka sudah tentu ( perbedaan-perbedaan itu sangat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Beberapa factor psikologis yang dianggap utama dalam hal mempengaruhi proses dan hasil belajar : Minat Kecerdasan Motivasi Kemampuan-kemampuan kognitif D. Pemanfaatan Media Dan Sumber Belajar Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi , khususnya teknologi informasi sangat berpengaruh terhadap penyusunan dan implementasi strategi pembelajaran. Dalam suatu proses komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok yaitu: Komponen pengirim pesan (guru) Komponen penerima pesan (siswa) Komponen pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran

E. Konsep Dasar Media Secara umum media merupakan kata jamak dari medium yang berarti perantara atau pengantar, kata media berlaku untuk berbagai kegiatan usaha, seperti media dalam penyampaian pesan, media pengantar magnet atau panas dalam bidang teknik. Namun demikian, media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, akan tetapi hal-hal lain yang menemukan siswa dapat memperoleh pengetahuan. Menurut Gerlach secara umum media itu meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan. Keterampilan dan sikap jadi, dalam pengertian media bukan hanya alat perantara seperti TV, Radio, slide, bahan cetakan, tetapi meliputi orang atau manusia sebagai sumber belajar atau juga berupa kegiatan sesama, diskusi, seminar, karya wisata, simulasi dan sebagainya yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan dan wawasan, mengubah sikap atau untuk menambah keterampilan. a) Pentingnya media pembelajaran Mengajar dapat di panjang sebagai usaha yang dilakukan guru agar siswa belajar. Sedangkan yang dimaksud dengan belajar itu sendiri adalah proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui pengalaman. Pengalaman langsung adalah pengalaman yang diperoleh dari aktivitas sendiri pada situasi yang sebenarnya. Bahwa pengalaman belajar yang diperoleh siswa dapat melalui proses perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses mengamati dan mendengarkan melalui media tertentu dan proses mendengarkan melalui bahasa semakin konkrit siswa mempelajari bahan pengajaran. Contohnya melalui pengalaman langsung maka semakin banyak pengalaman yang diperoleh siswa semakin abstrak bahasa verbal maka semakin sedikit pengalaman yang akan diperoleh siswa. b) Fungsi Dan Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran menangkap suatu objek atau peristiwa peristiwa tertentu memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek-objek tertentu menambah gairah dan motivasi belajar siswa

Penggunaan media dapat menambah motivasi siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat.

Dalam kondisi ini media dapat berfungsi : Menampilkan objek yang terlalu besar untuk dibawa kedalam kelas Memperbesar serta memperjelas objek yang terlalu kecil yang sulit dilihat oleh mata telanjang, seperti sel-sel butir, darah/ molekul bakteri dan sebagainya. Mempercepat gerekan suatu proses yang terlalu lambat sehingga dapat dilihat dalam waktu yang lebih cepat. Memperlambat proses gerakan yang terlalu cepat Menyederhanakan suatu objek yang terlalu kompleks Memperjelas bunyi-bunyian yang sangat lemah sehingga dapat ditangkap oleh telinga. c) Macam- Macam Media Pembelajaran Media auditif, yaitu media yang hanya dapat di dengar saja atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio, dan rekaman suara. Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung suara Media audiovisual yaitu jenis media yang selain mengandung suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat misalnya, rekaman Vidio, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. d) Prinsip- prinsip Penggunaan Media Prinsip pokok yang harus diperhatikan dalam penggunaan media pada setiap kegiatan belajar mengajar adalah bahwa dalam upaya memahami materi pelajaran. Agar media pembelajaran benar-benar digunakan untuk membelajarkan siswa maka ada sejumlah prinsip yang harus diperhatikan, diantaranya: Media yang digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan pelajaran Media yang akan di gunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi siswa

Media yang akan digunakan harus memperhatikan efektivitas, dan efesien Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam mengoperasinya. e) Sumber Belajar Yang dimaksud dengan sumber belajar adalah segala sesuatu dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk mempelajari bahan dan pengalaman belajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dalam proses penyusunan perencanaan program pembelajaran. guru perlu menetapkan sumber apa yang dapat digunakan oleh siswa agar mereka dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Beberapa sumber belajar yang bisa dimanfaatkan oleh guru khususnya dalam setting proses pembelajaran didalam kelas di antaranya adalah: Manusia sumber Alat dan bahan pengajaran Berbagai aktivitas dan kegiatan Lingkungan atau setting E. HAKIKAT DAN CIRI-CIRI MENGAJAR Kegiatan mengajar seorang guru menghendaki hadirnya sejumlah anak didik berbeda dengan belajar yang tidak selamanya membutuhkan kehadiran guru. Mengajar merupakan kegiatan muthlak yang memerlukan keterlibatan individu anak didik. Sama halnya dengan belajar, mengajar pun pada hakikatnya merupakan suatu proses, yaitu : proses mengatur, menngelola kelas, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar anak didik, sehingga dapat mendukung siswa dalam melakukan proses belajar mengajar. Pada tahap selanjutnya mengajar adalah proses memberikan bimbingan atau arahan kepada anak didik dalam proses belajarmengajar. Peranan guru sebagai pembimbing bertolak karena banyaknya anak yang bermasalah.

Dalam belajar ada anak yang cepat mencerna materi yang diberikan, sedang dan ada pula yang lamban, dengan ini seorang guru dituntut untuk mengatur strategi yang sesuai dengan keadaan anak didik. Jadi jika hakikat belajar adalah perubahan maka hakikat belajar mengajar adalah proses pengaturan yang dilakukan oleh guru.

Ciri-Ciri Proses Mengajar


Sebagai suatu proses pengaturan, proses mengajar tidak terlepas dari ciri-ciri tertentu, menurut Edi Suardi yaitu : 1. Belajar mengajar memiliki tujuan, yakni untuk membentuk anak didik dalam suatu perkembangan tertentu, yakni dengan menempatkan anak sbagai pusat perhatian. 2. Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Agar tujuan dapat tercapai dengan optimal diperlukan lagkah-langkah yang sistematik dan relevan. 3. Kegiatan belajar mengajar ditandai dengan penggarapan materi yang khusus. Dimana materi ini harus sudah dipersiapkan sebelum berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. 4. Ditandai dengan aktifitas anak didik. Sebagai konskwensi, anak didik merupakan syarat muthlak dalam proses belajar mengajar. Aktifitas ini mencakup fisik maupun mental. 5. Dalam kegiatan belajar mengajar guru sebagai pembimbing, guru harus berusaha untuk memberikan motivasi agar terjadi proses belajar mengajar yang kondusif. Guru juga harus siap sebagai mediator dalam segala proses belajar mengajar, sehingga guru merupakan tokoh yang dilihat dan ditiru tingkah lakunya. 6. Dalam kegiatan belajar diperlukan disiplin. Disiplin ini diartikan sebagai pola tingkah laku yang sudah diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh guru dan anak didik dengan sadar. 7. Ada batas waktu. Setiap tujuan yang ingin diacapai akan adanya waktu tertentu kapan tujuan itu sudah harus tercapai. 8. Evaluasi, dilakukan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya materi yang telah diajarkan.

F. KOMPONEN-KOMPONEN MENGAJAR Sebagai sistem, belajar mengajar meliputi bahan, siswa, guru, metode dan evaluasi demi tercapainya tujuan tersebut, tidak hanya komponen-komponen diatas, tetapi ada persoalan yang biasa dihadapi guru yaitu : a) Tujuan-tujuan yang ingin dicapai Tujuan merupakan suatu cita-cita yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan. Tidak ada suatu kegiatan yang tidak memiliki tujuan. Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran merupakan tujuan yang normatif, dengan kata lain dalam tujuan terdapat sejumlah nilai yang harus ditanamkan kepada anak didik yang akan mewarnai mereka cara bersikap dan berbuat terhadap lingkungan sosialnya. Tujuan adalah komponen yang dapat mempengaruhi komponen lainnya antara lain bahan belajar, pemilihan metode, sumber dsb. Semua komponen tersebut harus bersesuaian agar tercapainya tujuan yang efektif. b) Bahan pelajaran Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar, tanpa bahan proses tersebut tidak dapat berjalan. Ada 2 persoalan dalam pengusaan bahan pelajaran yaitu, penguasaan bahan pelajaran pokok dan penguasaan bahan pelajaran pelengkap. Bahan pelajaran pokok adalah pelajaran yang menyangkut bidang yang dipegang oleh guru sesuai dengan keahliannya sedangkan bahan pelajaran pelengkap adalah bahan pelajaran yang dapat membuka wawasan para guru dalam menunjang penyajian bahan pelajaran pokok. c) Kegiatan belajar mengajar Kegiatan belajar mengajar merupakan inti kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar yang melibatkan semua komponen pengajaran.

Dalam kegiatan belajar anak didik dituntut lebih aktif, guru hanya berperan sebagai motivator dan disini guru harus mengetahui perbedaan individual anak didik yaitu biologis, intelektual dan psikologis. d) Metode Pemilihaan metode yang tepat sangat mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar. Seorang guru yang tidak menguasai metode satupun, ia tidak dapat melaksanakan proses diatas. Dalam pemilihan metode guru disarankan untuk memilih metode yang bervariasi agar anak didik tidak bosan dalam menerimanya secara otomatis tujuan pembelajaran yang kondusif dapat tercapai. Secara khusus dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai pengajar, pembimbing, perantara sekolah dengan masyarakat, administrator dll. Oleh karena itu, guru harus mampu memahami segenap aspek pribadi anak didik diantaranya : Kecerdasan dan bakat khusus Prestasi sejak permulaan sekolah Perkembangan jasmani dan keesehatannya Kecendrungan emosi dan karakternya Sikap dan minat belajar Cita-cita Kebiasaan belajar dan bekerja Hobi dan penggunaan waktu senggang Hubungan sosial disekolah dan dirumah

Latar belakang keluarga Lingkungan tempat tinggal Sifat-sifat khusus dan kesulitan anak didik Usaha untuk memahami anak didik ini bisa dilakukan dengan cara evaluasi. Selain itu guru harus melaporkan perkembangan hasil belajar kepada orang tua khususnya. G. Menetapkan Strategi Evaluasi Mengajar Tujuan akhir dari tindakan evaluasi, serta bagaimana mengembangkan dan memilih instrumennya yang memenuhi syarat telah kita bahas dalam unit-unit terdahulu. Yang menjadi persoalan sekarang, kapan pengukuran dan evaluasi itu dilakukan, serta bagaimana menafsirkan hasilnya bagi pengambilan keputusan dan tindak lanjutnya. 1) Beberapa Model Desain Pelaksanaan Evaluasi Belajar Berdasarkan maksud atau fungsinya, terdapat beberapa model desain pelaksanaan evaluasi belajar-mengajar. Di antaranya ialah evaluasi; sumatif, formatif, refleksi, dan kombinasi dari ketiganya. Evaluasi sumatif ialah model pelaksanaan evaluasi yang dilakukan setelah berakhirnya kegiatan belajar-mengajar, atau sering juga kita kenal dengan istilah lain, yaitu post test. Pola evaluasi ini dilakukan kalau kita hanya bermaksud mengetahui tahap perkembangan terakhir dari tingkat pengetahuan atau penguasaan belajar (mastery learning) yang telah dicapai oleh siswa. Asumsi yang mendasarinya ialah bahwa hasl belajar itu merupakan totalitas sejak awal sampai akhir, sehingga hasil akhir itu dapat kita asumsikan dengan hasil. Hasil penilaian ini merupakan indikator mengenai taraf keberhasilan proses belajarmengajar tersebut. Atas dasar itu, kita dapat menentukan apakah dapat dilanjutkan kepada program baru atau harus diadakan pelajaran ulangan seperlunya.

Evaluasi formatif ialah model pelaksanaan evaluasi yang dilakukan selama masih berjalannya proses kegiatan belajar-mengajar. Mungkin kita baru menyelesaikan bagianbagian atau unit-unit tertentu dari keseluruhan program atau bahan yang harus diselesaikan. Tujuannya ialah apabila kita menghendaki umpan-balik yang secara (immediate feedback), kelemahan-kelemahan dari proses belajar itu dapat segera diperbaiki sebelum terlanjur dengan kegiatan lebih lanjut yang mungkin akan lebih merugikan, baik bagi siswa maupun bagi guru sendiri. Bila dibiarkan kesalahan akan berlarut-larut. Dengan kata lain, evaluasi formatif ini lebih bersifat diagnostik untuk keperluan penyembuhan kesulitan-kesulitan atau kelemahan belajar-mengajar (remedial teaching and learning), sedangkan reevaluasi sumatif (EBTA) biasanya lebih berfungsi informatif bagi keperluan pengambilan keputusan, seperti penentuan nilai (grading), dan kelulusan. Evaluasi reflektif ialah model pelaksanaan evaluasi yang dilakukan sebelum proses belajar-menagjar dilakukan atau sering kita kenal dengan sebutan pre-test. Sasaran utama dari evaluasi reflektif ini ialah untuk mendapatkan indikator atau informasi awal tentang kesiapan (readliness) siswa dan disposisi (keadaan taraf penguasaan) bahan atau polapola perilaku siswa sebagai dasar penyusunan rencana kegiatan belajar-menagjar dan peramalan tingkat keberhasilan yang mungkin dapat dicapainya setelah menjalani proses belajar-menagjar nantinya. Jadi, evaluasi reflektif lebih bersifat prediktif. Pengguanaan teknik pelaksanaan evaluasi itu secara kombinasi dapat dan sering juga dilakukan terutama antara reflektif dan sumatif atau model pre-post test design. Tujuan penggunaan model dilaksanakan evaluasi ini ialah apabila kita ingin mengetahui taraf keefektivan proses belajar-mengajar yang bersangkutan. Dengan cara demikian, kita akan mungkin mendeteksi seberapa jauh konstribusi dari komponen-komponen yang terlibat dalam proses belajar-mengajar tersebut. Sudah barang tentu model ini pun lebih bersifat diagnostik, tetapi lebih komprehensif.

2) Beberapa Cara untuk Menginterprestasikan Hasil Penilaian Untuk dapat menafsirkan hasil penilaian dari evaluasi yang dilaksanakan, kita perlu patokan atau ukuran baku atau norma. Dalam evaluasi, kita mengenal dua norma yang lazim dipergunakan untuk menumbang taraf keberhasilan belajar-menagjar, yaitu apa yang disebut (1) criterion referenced dan (2) norm referenced, seperti telah disinggung di atas. Criterion referenced evaluation ( PAP = Penilaian Acuan Patokan ) merupakan cara mempertimbangkan taraf keberhasilan siswa dengan memperbandingkan prestasi yang dicapainya dengan kriteria yang telah ditetapkan lebih dahulu (preestabilished criterion). Norm referenced evaluation ( PAN = Penilaian Acua Norma) merupakan cara memertimbangkan taraf keberhasilan belajar siswa, dengan jalan memperbandingkan prestasi individual siswa dengan rata-rata prestasi temannya, lazimnya kelompoknya. Atas dasar kedua norma itulah seseorang dinyatakan lulus atau tidak lulus, atau berhasil atau tidak berhasil (pass-fail). Norma kelulusan itu biasanya disebut batas lulus (passing grade). Dalam criterion referenced evaluation ( PAP ) angka batas lulus itu lazimnya dipergunakan angka nilai 6 dalam skala 10 atau 60 dalam skala 100, atau 2+ slaam skala -4, atau C dalam skala A-E. adapaun filosofi yang melandasi sistem penilaian ini ialah teory mastery learning, dimana seseorang dapat dianggap memenuhi syarat kecakapannya (qualified) kalau menguasai minimal 60% dari hasil yang diharapkan. Dalam konteks sistem pendidikan di Indonesia persayaratan ini dikenakan terutama terhadap mata pelajaran dasar yang penting yaitu PMP, agama, bahasa Indonesia dan sebaginya, yang berarti bahwa sistem pendidikan di Indonesia sangat mengutamakan pembinaan warga negara yang baik, beragama dan berdasarkan kebudayaan bangsanya. Dalam norm referenced evaluation ( PAN ), norma itu dapat dipergunakan dengan berbagai cara, misalnya (1) ukuran rata-rata prestasi kelompoknya, (2) ukuran penyebaran nilai prestasi kelasnya, dan (3) ukuran penyimpangan dari ukuran rata-rata prestasi kelompoknya (mean,range, and standard deviation)

1) Beberapa model ukuran rata-rata prestasi kelompok a) Mean (ukuran rata-rata hitung), dapat dicari dengan jalan membagi jumlah nilai dari seluruh anggota kelompok ( fxi) dengan jumlah anggota kelompok yang bersangkutan (N). yang dinyatakan dengan formula ialah sebagai berikut : Mean ( X ) = ( fxi)N b) Median ialah suatu titik yang membagi dua ( 50% di atas dan 50% di bawah) dari keseluruhan jumlah anggota kelompok. Angka titik tengah ini dapat diperoleh dengan jalan menambahkan angka 1 pada jumlah seluruh peserta (N), kemudian dibagi 2. Yang mana dinyatakan : Median (Mdn) = N + 1 2 Mdn = Nilai tertinggi + Nlai terendah 2 c) Mode ialah hasil suatu klarifikasi nilai yang sama yang paling banyak anggota yang memperoleh nilai tersebut atau frekuensinya (f). Dengan diketahuinya ukuran rata-rata ini, kita dapat membandingkan apakah nilai yang dicapai oleh seseorang itu mendekati atau sangat jauh di bawah atau di atas nilai rata-rata tersebut. 2) Beberapa model ukuran penyebaran (distribusi angka nilai prestais kelompok) a) Range ialah jarak rentangan antara score tertinggi (maksimum) dan nilai score terendah (minimum).

Range diperoleh dengan formula : Rentangan = nilai tertinggi nilai terendah Range = maximum score minimum score c) Centile ialah suatu titik yang menunjukkan berapa persen dari keseluruhan jumlah anggota kelompok tersebut. Misalna, yang berada di bawah quartil pertama (Q1) menunjukkan bahwa 25% dari keseluruhan anggota kelompok di bawah angka atau titik tersebut. Biasanya sebagai patokan-patokan penyebaran digunakan Q1, Q2, Q3. Berapa banyaknya anggota kelompok yang termasuk ke dalam quartil yang bersangkutan, dapat dicari dengan formula : Q1 = ( N + 1 ) 4 Q2 = ( Q3 Q1 ) 2 Q3 = 3 ( N + 1 ) 4 3) Beberapa model penyimpangan dari ukuran rata-rata hitung a) Average Deviation ( AD ), deviasi rata-rata, diperoleh dengan formula : AD = f1 X1 - XN b) Standard Deviation ( SD ), dapat diperoleh dengan mengoperasikan formula.

PENUTUP KESIMPULAN

Strategi mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang di pergunakan oleh seorang guru atau instruktur. Strategi mengajar yang digunakan untuk menyampaikan informasi berbeda dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan keterampilan, dan sikap ( kognitif, efektif).

Strategi dasar dalam proses mengajar, yaitu :


Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan. Memilih sistem pendekatan belajar-mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat. Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan tehnik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga bisa menjadi pegangan guru dalam kegiatan mengajarnya. Menetapkan norma-norma dan batas-batas keberhasilan serta standar keberhasilan hingga dapat dijadikan pedoman bagi guru dalam proses evaluasi hasil belajar-mengajar.

DAFTAR PUSTAKA
http://melanathiqoh.blogspot.com/2012/12/makalah-strategi-pembelajaran-ekonomi.html http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2008/07/dasar-dasar-strategi-belajar-mengajar.html http://kaqyun.wordpress.com/2010/09/23/21/ http://aceholic.blogspot.com/2012/10/makalah-strategi-pembelajaran-kooperatif.html http://www.slideshare.net/josalynncaeli7/cover-makalah-24066026 http://ujangjaka48.wordpress.com/2013/03/07/makalah-metode-mengajar/

You might also like