You are on page 1of 2

Terapi suportif Selain antibiotik, tatalaksana suportif diperlukan pada anak yang menderita CAP 1.

oksigen Oksigen harus diberikan pada keadaan hipoksia. Hipoksemia bisa ditentukan dengan menggunakan oximeter, penggunaan terapi oksigen ketika saturasi oksigen pada oximeter dibawah 90-92%. Tetapi, jika oximeter tidak ada oksigen diberikan ketika keadaan sianosis sentral, dada bawah indrawing, merintih, gelisah,tidak mau makan atapun minum, dan frekuensi nafas diatas 70 dalam semenit. 1.1 Cara pemberian oksigen Nasal prongs dianjurkan pada banyak anak. Pada penggunaan nasal prongs FIO2 bisa mencapai maksimum sekitar 28-35% tetapi pada bayi bisa lebih tinggi lagi. Kecepatan aliran oksigen 0.5-1 L/menit digunakan pada bayi < 2 bulan, sedangkan pada usia 2 bulan-5 tahun keecepatan aliran oksigennya sebesar 23L/menit. Nasal chateter, FIO2 pada nasal chateter mencapai 35-40%

Nasopharyngeal chateter berguna pada kecepatan ambilan O2 yang sangat rendah. Bayi < 2 tahun biasanya digunakan 0.5 L/menit dan pada bayi diatas 1 tahun 1 L/menit. Pemasangan nasopharyngeal chateter memiliki komplikasi yang bisa menimbulkan kematian seperti distensi lambung, obstruksi jalan napas, pneumo-orbitus, dan pneumochepalus. Pada bayi yang muda (Headbox oxygen is well tolerated by young infants.

Headbox oxygen requires no humidification but requires a high flow and a mixing device to ensure that the correct FIO2 is delivered. This is the least preferred method as there is wastage of oxygen and the delivered FIO2 is unpredictable)
Facemask oxygen, digunakan dengan kecepatan aliran 6-1- L/menit denhgan FIO2 28-65% Pada keadaan hipoksia berat dengan tidak adanya ventilasi, oksigen diberikan dengan menggunak polymask diperkiran FIO2 sekitar 60-80% bisa didapatkan oleh bayi.

2. Antipiretik dan analgetik Peningkatan suhu merupakan respon tubuh dalam mewalan infeksi. Peningkatan suhu ditatalaksana ketika suhu > 390c, adanya risiko kejang demam, dan ada gannguan pada system saraf pusat. Nyeri pada pneumonia biasanya diakibatkan oleh pleuritis atau karena ada gangguan pada saluran nafas atas. Nyeri atau perasaan yang tidak enak pada saluran nafas baru ditatalaksana ketika sangat mengganggu fungsi pernafasan dan tidak adekuat pembersihan sekresi mucus. Obat yang sering digunakan yaitu parassetamol dengan dosis 15mg/KgBB/dosis, 4-6 kali pemberian. Jika parasetamol tidak mampu menghilangkan nyeri, ditambahkan kodein (0.5mg/KgBB/dosis, tiap 8jam). Penggunaan

aspirin merupakan kontraindikasi pada anak-anak yang dikaitkan dengan kejadian Reyes syndrome.

3. Transfusi darah Transfusi darah dilakukan pada anak dengan haemoglobin dibawah 7 jika anak dalam keadaan hipoksia atau kompensasi kardiovaskular 4. Cairan Pastikan kebutuhan cairan anak tetap terpenuhi. Anak tanpa ada komplikasi harus tetap memperoleh cairan rumatan. Apabila dehidrasi, lakukan rehidrasi segera

. Facemask oxygen is designed to deliver 28%-65% oxygen at a flow rate of 6-10 l/min. In severely hypoxic infants who are not ventilated, oxygen should be administered using a polymask whereby FIO2 concentrations of 60-80% may be achieved. The flow rate should be regulated to keep the bag of the mask inflated during inspiration and expiration. Using the prone position for infants may improve hypoxia and the respiratory system compliance62 and should be attempted if hypoxia is difficult to treat. Oxygen should be discontinued when the child is improving clinically and the transcutanous saturation is above 90% in room air.

You might also like