You are on page 1of 3

Mau Dibawa Kemana Layanan Kesehatan

Oleh: Pribakti B Kini kita mudah menemui orang-orang yang mengaku pintar dan sakti, yang katanya sanggup mengobati segala jenis penyakit. Mereka membuka praktik bak profesional, menjanjikan pengobatan dan kesembuhan total. Setiap hari kita dijejali informasi tentang alat atau bahan yang dapat menyulap orang sakit menjadi sehat. Ada yang namanya pengobatan ion, aromaterapi, cuci perut, pengobatan tradisional, refleksi, terapi sinar, terapi listrik dan sebagainya. Semuanya diklaim sebagai the best for the prefect health. Dengan iklan bombastis di media massa, elektronik nasional dan lokal, lengkap dengan pengakuan atau testimoni sejumlah pasien yang menyatakan sembuh total dengan pengobatan tersebut. Mengapa fenomena ini menjadi marak ? Pertama, dunia kesehatan berkembang menjadi sebuah lahan kehidupan menjanjikan. Beda dengan dahulu, sekarang orang semakin peduli dengan kesehatannya. Mereka berani membayar mahal demi tercapainya kesehatan optimal. Sarana kesehatan formal seperti rumah sakit, klinik pengobatan alternatif, klinik kebugaran, gym and spa therapy, makin marak menjejali masyarakat. Untuk sekedar melakukan pemeriksaan general check up, tidak sedikit masyarakat berani membayar mahal dan bahkan melakukan perjalanan keluar negeri. Semua ini menunjukkan makin besarnya antusiasme masyarakat tentang kesehatan dan betapa kesehatan menjadi ladang menggiurkan. Bagi pihak-pihak tertentu, kondisi yang menggiurkan ini dicermati sebagian sebuah peluang bisnis berpotensi mendatangkan keuntungan. Pihak-pihak ini, baik secara individu atau berkelompok, berusaha memanfaatkan peluang dengan merancang dan menawarkan berbagai produk atau jasa yang dijanjikan dapat memberi kesehatan optimal sekalipun yang mereka tawarkan itu tidak memiliki landasan ilmiah jelas. Kedua, dunia kesehatan dianggap bukan lagi merupakan teritori eksklusif. Dokter, perawat, bidan, ahli gizi, dan profesi medis lainnya tidak bisa mengklaim bahwa hanya mereka saja yang tahu tentang kesehatan. Dunia keesehatan bukan lagi merupakan ladang khusus bagi dokter dan profesi medis lainnya. Bidang kesehatan masa kini dianggap tidak lagi terbatas pada tatanan medis yang berbasis sains, yang ruang lingkupnya hanya terpusat pada rumah sakit, klinik, puskesmas dan sarana kesehatan lainnya. Dunia kesehatan sudah menembus ranah lain yang lebih luas dan menyentuh berbagai aspek kehidupan manusia termasuk aspek kejiwaan, budaya, ekonomi , sosial dan bahkan supranatural. Karena hal inilah, semakin banyak orang yang merasa berkompeten dan berhak terlibat dalam bidang ini.

Kini siapapun termasuk para dukun tradisional, tabib, para normal dan bahkan orang awam sekalipun merasa berhak berkecimpung di bidang ini. Bila para profesional medis memperoleh ilmu dan keterampilan mereka lewat pendidikan formal, pihak non medis mengklaim memperoleh pengetahuan kesehatan lewat pengalaman, diturunkan dari orangtua atau leluhur, didapat lewat wangsit, hasil membaca dan penalaran mendalam, hasil kontemplasi dan sebagainya. Karena banyaknya pihak merasa berhak untuk bicara mengenai kesehatan, maka bidang inipun menjadi arena ramai. Kesehatan berkembang menjadi sebuah arena yang menyerupai politik dan agama, di mana semua orang bisa bicara apa saja mengenai bidang ini. Ketiga, pemerintah tidak memiliki kontrol ketat terhadap bidang ini. Iklan-iklan bombastis dan menggiurkan mengenai pengobatan alternatif serta obat-obatan/makanan kesehatan memenuhi media massa di negeri ini tanpa pernah disensor dan diteliti kebenarannya oleh pemerintah. Akibatnya, masyarakat mendapat pemahaman yang keliru mengenai kesehatan dan bahkan tidak sedikit yang mempraktikkan perilaku kesehatan yang berbahaya. Entah mau dibawa kemana layanan kesehatan. Tidak jarang juga saya menemui pasien yang menghentikan semua obat yang diberikan dokter dan lebih memilih meminum segelas air putih yang telah dimantrai tabib atau paranormal. Tidak sedikit saya menemui sopir-sopir angkot yang mengharuskan diri mengkomsumsi vitamin C 1000 mg dan minuman energi lainnya setiap hari karena terpengaruh iklan-iklan bombastis produk tersebut. Padahal sudah banyak kasus gagal ginjal akibat rakus minum minuman berenergi. Perilaku kesehatan yang tidak tepat seperti ini dipicu oleh iklan kesehatan yang bebas dan celakanya tidak pernah dikontrol oleh pemerintah. Bahkan di negeri ini, setiap orang bisa mengiklankan dirinya sebagai ahli pengobatan dan dapat menyembuhkan penyakit apa saja tanpa mendapat pemeriksaan atau teguran dari pemerintah. Setiap orang, meski tidak memiliki latar belakang pendidikan kesehatan, bahkan bisa membuka praktik konsul kesehatan di mal dan tempat ramai lainnya tanpa mendapat teguran dan sanksi dari pihak berwenang. Mereka bahkan berani memasang gelar-gelar tertentu pada nama mereka untuk meyakinkan orang bahwa mereka benar-benar penyembuh profesional. Sama dengan topik agama dan politik, setiap orang tidak dilarang bicara mengenai masalah kesehatan, termasuk apa yang dianggap sehat dan baik menurut versi mereka. Namun, ketika pembicaraan memasuki ruang publik, pemerintah perlu melakukan filtrasi atau penyaringan agar masyarakat tidak mendapat pemahaman keliru yang ujung-ujungnya merugikan masyarakat dan pemerintah. Filtrasi perlu terhadap produk-produk dan orang-orang tertentu yang menawarkan jasa kesehatan. Padahal di luar negeri, jangankan produk kesehatan, tenaga dokter saja disaring ketat. Semua dokter dari negara lain, apapun kualifikasi dokter tersebut, tidak diperbolehkan melakukan praktik

(termasuk menyentuh atau mengobati pasien) sebelum lulus dari ujian yang diselenggarakan pemerintah setempat atau memperoleh izin praktik. Tampak bahwa negara-negara tersebut benar-benar melindungi masyarakatnya. Tidak membiarkan masyarakat tenggelam tanpa arah dalam bomming dunia kesehatan, seperti yang terjadi di negeri ini!. Penulis, Dokter RSUD Ulin Banjarmasin

You might also like