Professional Documents
Culture Documents
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah atas berkat dan rahmat Allah SWT, dan puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat-Nya yang telah memberikan rahmat serta hidayatnya sehingga kami dapa menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai catatan keperawatan untuk pertanggung jawaaban hukum, Selain itu kami juga membuat makalah ini sebagai salah satu tugas KMB II. Dalam penyusunan makalh ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik material maupun moral. Oleh karna itu kami mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Kholis Nurhandayani,S.Kep, M.Kep, selaku Direktur AKPER Subang 2. Pa Dudi Selaku dosen pembimbing 3. Teman-teman yang telah membantu tersuunya makalah ini. 4. Semua pihak yang telah ikut serta dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari, bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karna itu kami mengharapkan kritik dan sran dari rekan-rekan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
PENDAHULUAN A. Latar belakang Gastritis adalah implamasi dari mukosa lambung.Gambaran klinis yang ditemukan berupa dyspepsia atau indigesti.Berdasarkan pemeriksaan endokopi ditemukan eritema mukosa sedangkan hasil foto menunjukan iregularitas mukosa. B. Tujuan a. Tujuan Umum Dengan dibuatnya askep ini adalah sebagai catatan bagi kami dan sebagai penanggung jawaban bila ada tuntutan hukum b. Tujuan Khusus Diharapkan mahasiswa mampu : Maemahami apa itu gastritis dengan lancer
Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi pada usus yang menimbulkan gejala gejala sistemik yang disebabkan oleh salmonella typhosa, S. Paratypi A, B, dan C. Penularan terjadi secara fekal oral, melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Sumber infeksi terutama carrier. Carrier ini mungkin penderita yang sedang sakit (carier akut). Carier menahun yang terus mengeluarkan kuman atau carier pasif yaitu mereka yang mengeluarkan kuman melalui ekskreta tetapi tidak pernah sakit. Etiologi/Penyebab Demam tifoid Demam tifoid disebabkan oleh Salmonella typhii. Sumber S. thypii : manusia ebagai reservoir pertama, hewan babi, makanan, lingkungan. Sumber penularan S. thypii bisa dari carrier, makanan dan air yang tercemar Salmonella Thypii. Patofisiologi Demam tifoid Kuman salmonella masuk bersama makanan/minuman. Setelah berada dalam usus halus kemudian mengadakan invasi ke jaringan limfoid usus halus dan jaringan limfoid mesenterika. Setelah menyebabkan peradangan dan nekrose setempat, kuman lewat pembuluh limfe masuk ke darah menuju organ Retikuloendoteliat system terutama hati dan limfa. Ditempat ini kuman difagosit oleh sel sel fagosit RES dan kuman yang tidak difagosit akan berkembang biak. Pada akhir masa inkubasi Demam tifoid (5-9 hari) kuman kembali masuk ke darah kemudian menyebar ke seluruh tubuh dan sebagian kuman masuk ke organ tubuh terutama limpa, kandung empedu yangs elanjutnya kuman tersebut kembali dikeluarkan dari kandung empedu ke rongga usus dan menyebabkan reinfeksi usus. Gambaran Klinik Demam tifoid Masa inkubasi Demam tifoid rata rata 2 minggu. Gejala timbul tiba tiba atau berangsur angsur. Penderita Demam tifoid merasa cepat lelah, malaise, anoreksia, sakit kepala, rasa tak enak di perut dan nyeri seluruh tubuh. Demam pada Demam tifoid umumnya berangsur angsur naik selama minggu pertama, demam terutama pada sore hari dan malam hari (bersifat febris reminent). Pada minggu kedua dan ketiga
demam terus menerus tinggi (febris kontinua). Kemudian turun secara lisis. Demam ini tidan hilang dengan pemberian antipiretik, tidak ada menggigil dan tidak berkeringat. Kadang kadang disertai epiktasis. Gangguan gastrointestinal : bibir kering dan pecah pecah, lidah kotor, berselaput putih dan pinggirnya hiperemis. Perut agak kembung dan mungkin nyeri tekan. Limpa membesar dan lunak dan nyeri pada penekanan. Pada permulaan penyakit umumnya terjadi diare, kemudian menjadi obstipasi.
Masa Inkubasi/ tunas : 10-14 hari Minggu ! : demam (suhu berkisar 39-40), nyeri kepala, pusing, nteri otot, anoreksia, mual muntah, konstipasi, diare, perasaan tidak enak di perut, batuk dan epiktasis. Minggu 2 : demam, bradikardi, lidah khas berwarna putih, hepatomegali, splenomegali, gangguan kesadaran
Pemeriksaan Dan Gambaran Laboratorik Demam tifoid 1. leukosit Akan terjadi peningkatan jumlah leukosit dalam tubuh (leukositosis) 2. SGOT dan SGPT aKan mengalami peningkatan 3. Biakan darah (+) memastikan Demam tifoid, orang yang hasil + makan orang tersebut sudah terjangkit Demam tifoid (-) tidak menyingkirkan Demam tifoid artinya jika hasil negatif maka velum tentu orang tersebut tidak mengalami Demam tifoid 4. Uji widal - reaksi aglutinasi antara antigen dan antibody - Aglutinin positif terhadap S. Thypii terdapat dalam serum penderita Demam tifoid dan carrier. - Reaksi widal (+) : titer < 1/160 atau 1/200. biasanya baru positif pada minggu kedua. Komplikasi Demam Tifoid Pada usus dapat menimbulkan perdarahan, perforasi dan peritonitis. Diluar usus dapat menimbulkan meningitis tifosa, osteomilitis, kolesistis. Mungkin pula terjadi infeksi sekunder pada-paru sebagai bronkopneumonia. a. Komplikasi intestinal
Perdarahan usus Hal ini disebabkan karena kuman masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan terjadinya hipertrofi usus sehingga terjadi perdarahan. Diagnosis dapat ditegakkan dengan : Penurunan tekanan darah dan suhu tubuh, denyut nadi bertambah, kulit pucat, penderita mengeluh nyeri perut.
Perforasi usus Ileus paralitik Peritonitis Tanda tanda : penderita nampak kesakitan didaerah perut yang mendadak, kembung, tensi menurun, suara bising usus melemah, pekak hati berkurang. Pada pemeriksaan darah tepi didapatkan peningkatan lekosit dalam waktu singkat.
b. Komplikasi ekstraintestinal
Kardiovaskuler (miokarditis) Tanda klinis : Irama mendua, takikardi, bunyi jantung melemah, pembesaran jantung Hematology (anemia) Hepar dan kandung empedu (hepatomegali ) Ginjal (gagal ginjal) Tulang (kelemahan) Neuropsikiatrik (hilang kesadaran)
Perawatan Perlu isolasi, observasi, dan pengobatan di rumah sakit. Tirah baring mutlak minimal 7 hari bebas demam atau 14 hari untuk mencegah komplikasi perdarahan usus, mobilisasi bertahap, perubahan posisi, perhatikan defekasi dan pola berkemih. Istirahat total untuk mencegah komplikasi komplikasi parah. Mobilisasi dilakukan secara bertahap yaitu: duduk waktu makan pada hari ke 2 bebs panas, berdiri pada hari ke 7 bebas panas, berjalanpada hari ke10 bebas panas,
Diet Makanan padat dengan nasi dan lauk pauk rendah selulosa. Diet harus cukup kalori dan tinggi protein. Medikasi Madikasi yang diberikan adalah pemberian antibiotik diantaranya adalah :
- Kloramfenikol - Tiamfenikol - Kotrimoksasol - Ampisillin - Fluorokinolon - Sefalosforin generasi ketiga Medikamentosa Kloramfenikol : hari pertama diberikan kloramfenikol 4x1 kapsul @250 mg. Hari berikutnya 4x2 kapsul sampai 3 hari turun panas, kemudian dilanjutkan dengan 4x1 kapsul selama 1 minggu. Untuk menghindari komplikasi pamakaian kloramfenikol, maka dapat diberikan ampisillin. Dosis yang dianjurkan 60-150 mg/kgBB. Pada penderita toksisdapat diberikan sebesar 4 gram/hr, sedang pada penderita lainnya 2 gram/hr. Vitamin B komplek dan C sangat diperlukan untuk menjga kesegaran dan kekuatan badan serta berperan dalam kestabilan pembuluh darah kapiler. Bila terjadi hiperpireksi dapat diberikan antipiretik.
I. A. Pengkajian
Nama Umur Jenis Kelamin Pendidikan Agama Suku Bangsa Alamat Tanggal Masuk Tanggal Pengkajian No. Medrek Diagnosa Medice B. Penanggung jawab Nama Pekerjaan Pendidikan Alamat Hub Dengan klien : Ny.P : IRT : SLTA/Sederajat : Kalap dua Rt.07/03 Ds.Sumur barang : Ibu Kandung : Nn.R : 17 thn : Perempuan : SLTA : Islam : Sunda-Indonesia : Kalap dua Rt.07/03 Ds.Sumur barang : 06 Januari 2010 : 06 Januari 2010 : : Thypoid
Ket: :
e. Data Biologis No Pola Kebiasaan habis 1. Pola makan & minum Jenis:Nasi,lauk,sayur Prek minum: 6 gelas/hari Jenis: air puti,teh BAB 1-2x/hari 2. Pola Eliminai Konsistensi: Lembek BAK: 5-7x/hari Warna: Kuning 3. 4. 5. Pola Istirahat Tidur Pola hygine Pola aktivitas Pola tidur nyenyak Mandi 3x/hari Klien sehari-hari dapat beraktivitas sperti biasa Kurang nyrnyak Klien kurnag beraktivitas Bubur sayur 10 gelas/hari Air utih Belum BAB 3-4x/hari Kuning jernih Di Rumah Makan: 3x/hari Di Puskesmas 3x/hari, habis porsi
f.
Pemeriksaan Fisik a. Keadaan Umum Secara Kualitas : Kompos Mentis Secara Kuantitas : Respon Mata Respon verbal Respon Motorik b. Tanda-tanda vital TD : 130/90 MmHg N : 80x/menit c. Kepala Simetris,tidak ada lesi & benjolan,rambut lurus,keadaan rambut kotor ,kulit keala kotor & berketmbe d. Mata Simetris,konjungtiva anemis,reaksi pupil normal,pungsi penglihatan baik dengan ditandai pasien bisa membaca papan nama perawat e. Hidung S : 38,5oC R : 22x/menit :4 :5 :6 15
Simetris,tidakada secret,tidak ada luka,pungsi penciuman baik dengan ditandai pasien bisa mencium bau parfum perawat f. Mulut Simetris tidak ada kelainan g. Telinga Simetris,tidak ada penumpukan serumen,lesi & benjolan,kulit luar telinga kotor h. Leher Simetris,tidak ada pembengkakan pada kelenjar tyroid i. Dada Thoraks : Bentuk simetris Paru-paru : Vesikuler Jantung : Irama jantung regular (lup-dup) j. Abdomen Simetris,ada nyeri tekan pada perut bagian atas k. Ekstremitas Atas : dapat digerakan dengan bebas Bawah : Dapat digerakan dengan bebas
V. Data Spiritual
Klien beragama islam dan berkeyakinan untuk sembuh
VII. Pengobatan -
IVFD RL
Dionicol Alpamol : : 3x1 Berlosid Sy : 3x1
ANALISA DATA
No 1. Data Senjang Ds. Klien Mengeluh nyeri abdomen(ulu Hati) Do. Ekspresi wajah klien meringis dan memegang perutnya Merangsang histamine Penyebab Peradangan dan peningkatan asam lambung nyeri Masalah Gangguan Rasa nyaman
Dihantarkan ke stimulus
Stimulus nyeri
Gangguan rasa nyaman nyeri 2. Ds. Klien mengeluh tidak nafsu makan Do. Klien tampak lemah kerena makan porsi Iritasi lambung Mengkonsumsi makanan pedas Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
Terjadi implamasi
Mual
anoreksia
PERENCANAAN KEPERAWATAN
No 1. Dx Keperawatn Gg.Rasa nyaman nyeri pada ulu hati di tandai dengan Ds.klien mengatakan sakit pada bagian ulu hati Do. Klien tampak lemah,perut Tujuan Tupan. Rasa nyeri dapat teratasi Tupen. Dalam waktu 1 hari rasa nyaman nyeri Intervensi Anjurkan klien dan keluarga agar tidak memakan atau diberi makan makanan yang bisa Rasional Asam lambung tidak meningkat yang dapat mengakitbatkan kembali kambuh
dapat teratasi
2.
Gg.Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi berhubungan dengan intake yang kurang ditandai dengan Ds. Klien mengatakan tidak nafsu makan,mengatakan mual Do. Klien tampak lemah
Tupan. Gangguan nutrisi teratasi Tupen. Setelah 1 hari nutrisi dapat teratasi
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan a. Thypoid merupakan penyakit menular b. Setiap orang berpotensi mengidap penyakit thypoid c. Dalam menentukan diagnos harus dilengkapi dengan data penunjang agar dapat dipastikan diagnosanya
B. Saran a. Hindari makan bersama dengan penderita b. Jaga makanan agar tidak terkontaminasi oleh bakteri