Professional Documents
Culture Documents
Aspartam merupakan pemanis sintetis (buatan), tanpa karbohidrat, yang terbuat dari dua asam amino, yakni aspartat dan fenilalanin. Kalorinya lebih rendah daripada gula biasa. Aspartam mempunyai kemampuan memberikan sensasi rasa manis di lidah 200 kali kemanisan gula (sukrosa), sehingga penggunaannya kurang dari 1 persen daripada penggunaan gula biasa. Itu sebabnya aspartam dikatakan aman bagi penderita diabetes melitus dan kegemukan. Saat ini aspartam telah ada dalam berbagai bentuk, seperti cair, granular, enkapsulasi dan juga tepung. Dengan demikian, aspartam dapat digunakan dalam berbagai bentuk dan jenis makanan maupun minuman. Bentuk enkapsulasi bersifat tahan panas sehingga dapat digunakan untuk produk-produk yang memerlukan suhu tinggi dalam pembuatannya. Aspartame di import dari China dan dapat dibeli di toko kimia Distributor/ suplier aspartame di Jakarta adalah PT Sinarhecta Kimiatama, PT Glory Katri Putra, PT Mega IntiKimia, PT Trimitra Mandiri Kemindo. Aspartame memiliki beberapa nama lain, yaitu NutraSweet, Canderel, Equal. Di dunia, 6.000 produk makanan dan minuman mengandung Aspartame, terutama digunakan pada produk minuman dan permen. Di Indonesia sendiri hampir semua minuman kemasan yang terkenal dan dikenal oleh masyarakat memakai Aspartame sebagai pengganti gula.
B. Sejarah Aspartame
Aspartame ditemukan pada tahun 1965 oleh James Schslatte pada tahun 1965 sebagai hasil percobaan yang gagal. Aspartam merupakan dipeptida yang dibuat dari hasil penggabungan asam aspartat dan fenilalanina. Fenilalanina merupakan senyawa yang berfungsi sebagai penghantar atau penyampai pesan pada sistem saraf otak. Aspartame telah digunakan sejak tahun 1965 dan telah melalui riset intensif selama 40 tahun dari banyak badan pengawas kesehatan di dunia. Badan kesehatan dunia dari PBB World Health Organization menyatakan bahan aspartame aman dan tidak menyebabkan tumor otak. Aspartame pertama kali diijinkan penggunaannya sebagai bahan tambahan pada makanan sejak tahun 1979 dan telah digunakan di lebih dari 130 negara. Keamanan dari Aspartame telah dievaluasi oleh berbagai lembaga seperti The Joint FAO/WHO Expert
Committee on Food Additives (JEFCA), Science Committee for Food (SCF) dari Uni Eropa, US FDA, Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan KesejahteraanJepang.
Dalam penggunaan Aspartame sebagai bahan tambahan pangan, maka harus diperhatikan nilai ADI (Acceptable Daily Intake). ADI merupakan konsep yang telah ditetapkan oleh FDA dan JEFCA untuk melindungi konsumen dari kemungkinan keracunan akibat mengkonsumsi suatu senyawa secara berlebihan.
Aspartam merupakan pemanis sintetis (buatan), tanpa karbohidrat, yang terbuat dari dua asam amino, yakni aspartat dan fenilalanin. Aspartam terbuat dari 40 persen asam aspartat, 50 persen fenilalanin dan 10 persen metanol. Bahaya Aspartame bagi Konsumen dalam Jangka Waktu Panjang
1. Pengerasan Otak. Karena Bahan-bahan kimia penyusun Aspartam, fenilalanin bisa merusak sel-sel otak. Zat ini mempunyai peranan sebagai pengantar atau penyampai pesan pada sistem syaraf otak. Bila tidak disaring melalui ginjal, fenilalanin pada aspartam bisa berubah menjadi racun yang merusak sistem saraf otak. serta menyebabkan keterbelakangan mental karena terjadinya Gangguan dalam proses fenilalanina yang diubah menjadi tirosina, sehingga fenilalanina terlalu mengendap banyak tubuh.
Mengapa Aspartam bahaya untuk ginjal ? Karena, bahan penyusun aspartam yaitu asam aspartat dan fenilalanin, harus diurai dan disaring oleh ginjal. Jika terlalu banyak mengkonsumsi aspartam, ginjal akan kecapaian sehingga mengalami kerusakan. Jika ginjal rusak, kinerja tubuh akan berkurang, sehingga tubuh akan semakin mudah terserang penyakit, 3. Bahan Pencetus Kanker
Efek samping Aspartame lainnya bila dikonsumsi berlebih dalam jangka panjang bisa merupakan bahan pencetus kanker. Gejala lain adalah : sakit kepala berkepanjangan, kejangkejang, mati persendian, mual-mual, kejang otot, dll.
4.
Adanya masalah kerusakan intelektual yang berat sehubungan dengan penggunaan produkproduk aspartame. Biasanya bermanifestasi dalam susah membaca dan menulis, susah mengingat, sering lupa waktu, tempat bahkan orang lain yang pernah dia kenal. Banyak efek dari aspartame begitu serius termasuk kejang-kejang dan kematian. Efek lainnya yaitu: sakit kepala/migraine, pusing, sakit persendian, mual, mati rasa, kejang otot, kegemukan, gatal-gatal, depresi, kelelahan, lekas marah, tachycardia, insomnia, kebutaan, ketulian, jantung berdebar, sesak nafas, kecemasan, gangguan berbicara, kehilangan indra pengecap, telinga berdengung, vertigo, dan lupa ingatan.
F.
Dosis yang di anjurkan Nilai ADI (Acceptable Daily Intake) yang berarti asupan harian yang diperbolehkan, dari aspartame adalah sebesar 40 mg/kg berat badan manusia. Angka ini setara dengan 2000 mg per hari untuk manusia yang berat badannya 50 kg. Aspartame umumnya beredar di pasaran dalam dosis 37 mg per sachet yang manisnya setara dengan 2 sendok teh gula pasir. Maka, untuk mencapai nilai ADI bagi seseorang dengan berat badan 50 kg, jumlah sachet yang dikonsumsi adalah 54 sachet dalam 1 hari. Angka ini terlalu tinggi dan tidak mungkin dilakukan karena umumnya orang minum teh atau kopi maksimal 3 5 x per hari. Gula sebenarnya tidak berbahaya bagi tubuh jika dikonsumsi dalam batas wajar. Satu sendok teh gula hanya menyumbang 16 kalori atau sekitar 67 kilojoule pada energi. Yang menjadi bahaya adalah jika seseorang mengonsumsinya dalam dosis berlebihan. Begitu juga dengan Aspartame, bila berada di batas kewajaran menggkonsumsi Aspartame tidak terlalu merisaukan.