You are on page 1of 33

MAKALAH KIMIA ANALISIS II ELEKTROKIMIA

DOSEN PENGAMPU BAMBANG WIJIANTO M.Sc.,Apt

DISUSUN OLEH : KELOMPOK ANGGOTA : 2 (dua) : Arif Fathullah F Aulia Ismaya F Dhuha Sabila Kelvin Inne Nur Afifah N.H.Dini (I211120 (I211120 ) )

(I21112072) (I211120 (I211120 (I211120 (I211120 ) ) ) )

PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2013

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................... DAFTAR ISI ............................................................................................... KATA PENGANTAR ................................................................................ i ii iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1.1 1.2 1.3 Latar Belakang ................................................................. Tujuan .............................................................................. Rumusan Masalah ............................................................

1 1 2 2

BAB II. ISI ................................................................................................. 2.1 2.2 2.3 Pengertian Elektrokimia ................................................... Penggolongan Sel Elektrokimia ....................................... Aplikasi Elektrokimia Dalam Bidang Analisis Kimia .....

3 3 4 17

BAB III. PENUTUP 3.1

...................................................................................

28 28

Kesimpulan ......................................................................

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

29

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang mana atas berkat dan rahmatNyalah penulis dapat mnyelesaikan makalah ini dengan judul Elektrokimia tepat pada waktunya. Dalam kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada : 1. Bapak Bambang Wijiyanto,M.Sc, Apt, selaku Dosen mata kuliah Kimia Analisis II di Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura, 2. Perpustakaan Daerah Provinsi Kalimantan Barat yang telah

memberikan bantuan dalam mengumpulkan literatur-literatur yang menunjang makalah ini, 3. Teman-teman dan keluarga tercinta yang telah memberikan bantuan motivasi dan bahan pembuatan makalah penulis ini.

Penulis sadar bahwa segala sesuatu tidak luput dari kesalahan, begitu juga dengan penulisan makalah ini. Untuk itu, apabila terdapat kesalahan dalam bentuk apapun atau yang tidak berkenan di hati para pembaca, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya. Akhirnya semoga makalah ini dapat bermanfaat dan penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi perbaikan makalah ini.

Pontianak, oktober 2013

Penulis

iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Banyak peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan proses dari reaksi kimia. Salah satunya adalah adalah reaksi kimia yang bisa menimbulkan energi listrik yang bisa memudahkan manusia dalam melakukan kegiatan, misalnya dalam industri pembuatan baterai, aki, dan lain-lain yang bisa mengantarkan arus listrik. Reaksi kimia yang bisa menghantarkan listrik berhubungan sekali dengan sel elektrokimia, karena dalam sel elektrokimia terjadi reaksi antar ion anode dan ion katode yang bisa menghantarkan arus listrik. Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aspek elektronik dan reaksi kimia. Metode elektrokimia adalah metode yang didasarkan pada reaksi redoks, yakni gabungan dari reaksi reduksi dan oksidasi, yang berlangsung pada elektroda yang sama / berbeda dalam suatu sistem elektrokimia. Dalam reaksi redoks, dapat pula terjadi perpindahan electron secara tidak langsung tetapi melalui suatu penghantar listrik, misalnya pada sel elektrokimia. Dalam sel elektrokimia, kedua sel setengah-reaksi berlangsung secara terpisah pada electrode-elektrode. Elektrode yang mengalami oksidasi disebut anode, sedangkan electrode yang mengalami reduksi disebut katode. Sistem elektrokimia meliputi sel elektrokimia dan reaksi

elektrokimia. Elektrokimia sendiri memiliki banyak manfaat dalam bidang analisis kimia diantaranya elektroanalisis, elektrosistesis, eletrokoagulasi, elektrodialisis, sebagainya. elektrowining, elektrofining, elektroplating dan lain

1.2.

Tujuan

Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui pengertian elektrokimia Mahasiswa elektrokimia Mahasiswa dapat mengetahui aplikasi elektromia dalam bidang analisis kimia diharapkan dapat mengetahui macam-macam sel

1.3.

Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud dengan elektrokimia? Apa saja macam-macam sel elektrokimia? Bagaimana aplikasi elektrokimia dalam bidang analisis kimia?

BAB II ISI

2.1.

Pengertian Elektrokimia

Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aspek elektronik dan reaksi kimia. Elemen yang digunakan dalam reaksi elektrokimia dikarakterisasikan dengan banyaknya elektron yang dimiliki. Dengan kata lain adalah cabang ilmu kimia yang berhubungan dengan arus listrik dan potensial (Atkins, 1999). Metode elektrokimia adalah metode yang didasarkan pada reaksi redoks, yakni gabungan dari reaksi reduksi dan oksidasi, yang berlangsung pada elektroda yang sama/berbeda dalam suatu sistem elektrokimia. Sistem elektrokimia meliputi sel elektrokimia dan reaksi elektrokimia. Secara garis besar, sel elektrokimia dapat digolongkan menjadi sel volta dan sel elektrolisis. Sel volta adalah sel elektrokimia yang dapat menyebabkan terjadinya energi listrik dari suatu reaksi redoks yang spontan. Sedangkan sel elektrolisis adalah sel yang menggunakan arus listrik untuk menghasilkan reaksi redoks (Pangganti, 2011). Reaksi elektrokimia melibatkan perpindahan elektron elektron bebas dari suatu logam kepada komponen di dalam larutan. Kesetimbangan reaksi elektrokimia penting dalam sel galvani (yang menghasilkan arus listrik) dan sel elektrolisis (yang menggunakan arus listrik). Pengukuran daya gerak listrik (DGL) suatu sel elektrokimia dalam jangkauan suhu tertentu dapat digunakan untuk menentukan nilai nilai termodinamika reaksi yang berlangsung serta koefisien aktifitas dari elektrolit yang terlibat. Sel elektrokimia adalah alat yang digunakan untuk melangsungkan perubahan di atas. Dalam sebuah sel, energi listrik dihasilkan dengan jalan pelepasan elektron pada suatu elektroda (oksidasi) dan penerimaan elektron pada elektroda lainnya (reduksi). Elektroda yang melepaskan elektron

dinamakan anoda sedangkan elektroda yang menerima elektron dinamakan katoda. Jadi sebuah sel elektrokimia selalu terdiri : a. Anoda : Elektroda tempat berlangsungnya reaksi oksidasi b. Katoda : Elektroda tempat berlangsungnya reaksi reduksi.

Larutan elektrolit, larutan ionik dapat menghantarkan arus, larutan ionik dianggap seperti resistor dalam suatu sirkuit maka ukuran dari sifat-sifat larutan adalah tahanan, R, ( atau ekuivalent dengan konductan, L)

mengikuti hukum Ohm.

2.2. Penggolongan Sel Elektrokimia

2.2.1. Sel Volta/Galvani Sel volta (sel galvani) adalah sel elektrokimia yang dirancang umtuk menjadikan suatu reaksi redoks spontan menghasilkan energy listrik. Terbentuknya arus listrik dari reaksi kimia ini ditemukan oleh dua ahli kimia Italia yang bernama Alessandro Guiseppe Volta (1745-1827) dan Luigi Galvani (17371798).

Luigi Galvani

2.2.1.1.

Prinsip-prinsip Sel Volta (Sel Galvani) 1. Didalam sel volta reaksi kimianya mengandung arus listrik dan terjadi reaksi spontan. 2. Terjadi perubahan dari energy kimia menjadi energy listrik. 3. 4. 5. Pada anoda, terjadi reaksi oksidasi dan bermuatan negatif. Pada katoda, terjadi reaksi reduksi dan bermuatan positif. Elektron mengalir dari anoda menuju katoda

2.2.1.2.

Cara Kerja Sel Volta (Sel Galvani)

Keterangan: Voltmeter berfungsi untuk

menentukan potensial sel. Jembatan garam berfungsi

untuk menjaga kenetralan listrik dari kedua larutan. Jembatan garam berisi larutan garam seperti NaNO3, KCl, KNO3, dll. Katoda sebagai kutub positif (electrode positif) dimana terjadi reduksi. Anoda sebagai kutub negative (electrode negative) dimana terjadi reaksi oksidasi. Arus elektron : anoda katoda arus listrik : katoda anoda reaksi

Dalam reaksi tersebut, logam Zn akan melepaskan dua electron. Sehingga: Zn(s) Zn2+(aq) + 2e-

Elektron mengalir ke logam tembaga melalui kawat penghantar dan ion Cu2+ mengambil elektron dari logam tembaga dan mengendap. Sehingga, Cu2+(aq) + 2e- Cu(s)

Persamaan reaksi redoksnya sebagai berikut: Oksidasi Reduksi : : Zn(s) Zn2+(aq) + 2eCu(s)

Cu2+(aq) + 2e- Zn(s) + Cu2+(aq)

Zn2+(aq) + Cu(s)

Dengan demikian, rangkaian tersebut dapat menghasilkan aliran elektron (listrik). Untuk menetralkan muatan listrik pada kedua larutan dihubungkan dengan suatu jembatan garam. Ion-ion negatif dari jembatan garam bergerak untuk menetralkan kelebihan ion Zn2+, sedangkan ion-ion positif bergerak untuk menetralkan kelebihan ion SO42-. Logam seng dan tembaga yang menjadi kutub-kutub listrik pada rangkaian sel elektrokimia di sebut electrode. Sedangkan logam seng (Zn) sendiri merupakan elektrode tempat terjadinya reaksi oksidasi atau pelepasan dan merupakan kutub negatif (anode). Logam tembaga (Cu) merupakan elektrode tempat terjadinya reaksi reduksi atau pengikatan elektron dan merupakan kutub positif (katode).

Setelah reaksi sel berlangsung beberapa jam, anode Zn berkurang, sedangkan katode Cu bertambah karena atom Zn teroksidasi menjadi Zn2+, sedangkan ion CU2+ tereduksi menjadi logam Cu.Maka notasi sel nya dapat digambarkan sebagai berikut:

Notasi tersebut menyatakan bahwa oksidasi Zn menjadi Zn2+ terjadi pada Zn | Zn2+ || Cu2+ | Cu anode, sedangkan reduksi ion Cu2+ menjadi Cu di katode. Dua garis sejajar yang memisahkan anode dan katode menyatakan jembatan garam, sedangkan garis tunggal menyatakan batas antar fase (Zn padatan, sedangkan Zn2+ dalam larutan; Cu2+ dalam larutan, sedangkan Cu padatan).

2.2.1.3.

Konsep-konsel Sel Volta (Sel Galvani) 1. Diagram atau notasi sel dilambangkan : XXn+Ym+Y atau Anode | larutan (ion) || larutan (ion) | katode

2.

Potensial listrik yang dihasilkan oleh suatu sel volta disebut potensial sel (E sel), yang merupakan selisih E0 kesua electrode. Dirumuskan dengan: E sel = E0 katoda E0 anoda atau E sel = E reduksi E0 oksidasi
0

Keterangan:

Dengan rumus tersebut dalam perhitungannya, tanda positif (+) atau negative (-) tidak dirubah, E0 cukup dilihat besar kecilnya saja.

Dengan persamaan, apabila persamaan dibalik, maka E0 dirubah (negative (-) menjadi positif (+) dan

sebaliknya). Apabila persamaan dikalikan n, maka E0 tetap (konstan).

2.2.1.4.

Kegunaan

Berdasarkan kegunaannya, sel volta dibedakan atas dua macam, sebagai berikut : Sel Volta untuk penentuan pH larutan, energy reaksi, titrasi, kelarutan garam dan sebagainya Sel Volta untuk menghasilkan tenaga listrik, misalnya untuk penerangan, penggerak motor, radio transistor, dan kalkulator.

2.2.1.5.

Aplikasi Praktis Sel Volta (Sel Galvani) Sel Galvani diaplikasikan untuk membuat sumber arus listrik, antara lain sel kering (baterai), sel nikad (nikelkadmium), baterai merkurium, baterai perak oksida, sel bahan bakar, dan sel aki (baterai penyimpan timbale).

a. Sel Kering (Baterai) Sel kering atau sel sengkarbon juga dikenal sebagai sel Leclance (baterai). Sel kering ini sering digunakan sebagai sumber energy untuk radio, lampu blitz, dan senter. Bagian luar sel ini terbuat dari seng yang berkelakuan sebagai anoda dan tampak dipermukaan bawah sebagai ujung negative baterai. Ujung positif baterai sebagai katoda, tersusuan dari grafit (karbon dengan susunan tertentu) yang dikelilingi oleh pasta campuran serbuk grafit (C), batu kawi (MnO2), dan NH4Cl. Sel kering menghasilkan potensial 1,5 volt. Reaksi sel yang terjadi, antara lain: Anoda Katoda : : Zn Zn2+ + 2e2NH4+ + 2e- 2NH3 + H2 Zn + 2NH4+ Zn2+ + 2NH3 + H2 Timbulnya gas NH3 dan H2 dapat mengakibatkan sel mengembang dan pecah. Ion Zn2+ yang terbentuk dapat bereaksi dengan gas NH3 membentuk kompleks [Zn(NH3)4]2+. Gas hydrogen yang terbentuk mengumpul pada electrode karbon yang dapat menghambat jalannya reaksi pada sel. Adanya MnO2 dapat mengikat H2 membentuk H2O dan Mn2O3 sehingga voltase sel tidak terganggu. 2MnO2 + H2 Mn2O3 + H2O Dengan demikian, reaksi yang terjadi dikatoda angat kompleks. Salah satu reaksi utamanya adalah : 2MnO2(s) + 2NH4+(aq) + 2e- Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O
9

Keuntungan utama sel kering adalah relative murah harganya dan biasanya tidak terjadi kebocoran, sedangkan kelemahannya tidak dapat diisi kembali.

b. Sel Nikad (Nikel-Kadmium) Sel nikad termasuk baterai yang dapat diisi ulang. Sel jenis ini dapat mengahsilkan potensial 1,4 volt dan dapat digunakan untuk baterai alat elektronik. Reaksi yang terjadi adalah: Anoda Katoda : : Cd(s) + 2OH-(aq) Cd(OH)2(s) + 2eNiO2(s) + 2H2O + 2e- Ni(OH)2(s) + 2OH-(aq)

c. Baterai Merkurium Baterai merkurium merupakan baterai kecil pertama yang

dikembangkan secara komersial pada awal tahun 1940-an. Anoda berupa logam seng dan katoda berupa

merkurium (II) oksida (HgO). Elektrolit yang digunakan larutan potassium hidroksida (KOH) pekat. Potensial yang dihasilkan 1,35 volt. Keuntungan baterai ini adalah potensial yang dihasilkan mendekati konstan. Reaksi yang terjadi adalah : Anoda Katoda : Zn(s) + 2OH-(aq) ZnO(s) + H2O + 2e: HgO(s) + H2O + 2e- Hg(l) + 2OH-(aq) Zn(s) + HgO(s) ZnO(s) + Hg(l)

10

d. Baterai Perak Oksida Baterai perak oksida menggunakan seng sebagai anoda dan Ag2O sebagai katoda, serta basa sebagai elektrolit. Voltase yang dihasilkan 1,54 volt. Reaksi yang terjadi adalah : Anoda Katoda : Zn(s) + 2OH-(aq) ZnO(s) + H2O + 2e: Ag2O(s) + H2O + 2e- 2Ag(s) + 2OH-(aq) Zn(s) + Ag2O(s) ZnO(s) + 2Ag(s)

e. Baterai Litium Baterai litium adalah baterai yang dapat diisi ulang, ringan dan menghasilkan

potensial yang tinggi (sekitar 3,0 V). Baterai ini sering digunakan sebagai baterai dalam telepon selular (HP), laptop dan kamera digital. Litium memiliki potensial oksidasi (E0 = -3,04V) yang lebih besar dibading

logam lainnya dan hanya 6,94 g litium yang diperlukan untuk menghasilkan 1 mol electron. Baterai litium terdiri atas anoda litium (terbuat dari logam litium murni), katoda oksida logam atau sulfide logam yang dapat bergabung dengan ion Li+, dan elektrolit yang mengandung garam litium (misalnya LiClO4) dalam pelarut organic. Jika katodanya MnO2, sebagai contoh reaksi pada electrode : Anoda Katoda : Li(s) Li+ + e: MnO2(s) + Li+ + e- LiMnO2(s)

f. Sel Bahan Bakar Sel bahan bakar menggunakan gas hydrogen dan oksigen yang dipisahkan oleh elektroda brpori yang terbuat dari karbon dan nikel. Elektrolit yang digunakan adalah larutan KOH. Sel jenis ini digunakan

11

oleh pesawat antariksa seperti Apollo. Dalam reaksinya juga dihasilkan air yang dapat diminum oleh astronot. Keuntungan sel ini antara lain tidak perlu mengganti elektroda seperti baterai yang lain dan bahan bakar dapat dimasukkan secara kontinu untuk menghasilkan tenaga. Kelemahannya adalah biaya tinggi dan ukurannya lebih besar. Setengah reaksi yang terjadi adalah : Anoda Katoda : H2(g) + 2OH-(aq) 2H2O(l) + 2e2 : O2(g) + 2H2O(l) + 4e- 4OH-(aq) 2H2(g) + O2(g) 2H2O(l)

g. Sel Aki (Baterai Penyimpan Timbal) Pada aki, PbO2 sebagai katoda dan H2SO4 sebagai elektrolit. Sel jenis ini termasuk sel sekunder karena zat-zat hasil reaksi dapat diubah menjadi zatzat semula. Sel aki merupakan sel galvani yang dihubungkan seri untuk menghasilkan suatu voltase yang lebih besar. Suatu sel aki 6 V tersusun dari tiga sel yang dihubungkan secara seri. Masing-masing sel menghasilkan 2V. Pada saat sel menghasilkan arus listrik, reaksi yang terjadi adalah : Anoda : Pb(s) + SO42-(aq) PbSO4(s) + 2eKatoda : PbO2(s) + 4H+(aq) + SO42-(aq) + 2e- PbSo4(s) + 2H2O(l) PbO2(s) + Pb(s) + 4H+(aq) + SO42-(aq) 2PbSO4(s) + 2H2O(l) 2H2SO4

12

Dari reaksi tersebut tampak bahwa SO42- dari elektrolit terendapkan sebagai PbSO4. Akibatnya, konsentrasi SO42- berkurang. Berkurangnya konsentrasi sulfat selama pemakaian akan menyebabkan berkurangnya rapat jenis larutan asam sulfat. Pada saat tidak menghasilkan arus listrik lagi, baterai tersebut dapat diisi kembali dengan cara mengalirkan arus listrik dari luar. Reaksi pada saat pengisian aki adalah : 2PbSO4 + 2H2O Pb + PbO2 + H2SO4

2.2.2.

Sel Elektrolisis Ilmuwan Inggris, Michael Faraday, mengalirkan arus listrik kedalam larutan elektrolit dan ternyata dalam larutan tersebut terjadi reaksi kimia. Rangkaian alat yang menunjukkan reaksi kimia akibat dialirkannya arus listrik tersebut dinamakan Sel elektrolisis. Elektrolisis adalah penguraian zat-zat kimia oleh arus listrik searah. Dalam peristiwa ini terjadi perubahan energy listrik menjadi energy kimia. Pada sel elektrolisis, penentuan kutub positif dan negative ini didasarkan pada potensial yang diberikan dari luar. Elektroda yang digunakan adalah elektroda inert (tidak ikut bereaksi, misalnya Pt, C, Ca) dan elektroda aktif.

2.2.2.1. Prinsip-prinsip Sel Elektrolisis 1. Didalam energy listrik terjadi reaksi kimia dan terjadi reaksi tidak spontan. 2. Terjadi perubahan dari energy listrik menjadi energy kimia. 3. Pada anoda, terjadi rekasi oksidasi dan bermuatan positif. 4. Pada katoda terjadi reaksi reduksi dan bermuatan negative. 5. Elektron mengalir dari katoda menuju anoda.

13

2.2.2.2. Cara Kerja Sel Elektrolisis Dalam sel elektrolisis, terdapat bagianbagian yang disebut elektroda dan elektrolit. Jika elektroda-elektroda tersebut dihubungkan

dengan arus listrik searah, maka ion-ion positif (kation) yang terdapat dalam elektrolit akan tertarik ke electrode yang bermuatan negative (katoda). Sementara itu, ion-ion negative (anion) akan tertarik ke elektroda yang bermuatan positif (anoda). Seperti yang ditunjukkan pada gambar. Pada electron terjadilah elektroda terjadi ion yang Cl-)sehingga mulai perubahan positif penarikan bermuatan terjadi saat

mengalir, kimia. Pada (anoda), electron dari

negative (ion reaksi searah elektron negative

oksidasi. Sumber arus memompa electron-

tersebut ke elektroda Na+) sehingga terjadi reaksi reduksi. 2Cl-(aq) Cl2(g) + 2eNa+(aq) + e- Na(l)

(katoda). Di katoda, electron ditarik oleh ion bermuatan positif (ion

Anoda Katoda

: :

Reaksi sel

: 2Na+(aq) + 2Cl-(aq)

2Na(l) + Cl2(g)

Pada elektrolisis campuran zat, sering dijumpai adanya beberapa kation atau anion yang memungkinkan mengalami oksidasi (di
14

anoda) atau reduksi (di katoda). Untuk mengetahui reaksi mana yang akan terjadi terlebih dahulu maka diperkirakan dari hrga potensial penguraian oksidasi atau penguraian reduksinya (Edec). Potensial penguraian adalah potensial yang diperlukan untuk melangsungkan reaksi elektrolisis. Harga potensial lebih besar daripada potensial selnya. Perbedaan antara potensial sel dan potensial penguraian untuk ion logam biasanya tidak lebih dari 0,1 V. Zat-zat yang menghasilkan gas biasanya mempunyai perbedaan potensial yang cukup besar. Makin besar harga Edec (makin negative) suatu spesies, makin sukar mengalami oksidasi. Makin kecil harga Edec suatu spesies, makin mudah mengalami oksidasi.

2.2.2.3.Konsep Sel Elektrolisis

Katoda (kation direduksi) Leburan / Lelehan (l) (tidak memerlukan campuran air) Anoda (anion di-oksidasi)

Elektrolisis Katoda kation golongan IA, IIA, Al, Mn Yang direduksi adalah air (H2O) Reduksi air : 2H2O + 2e H2+ + 2OHLarutan (aq) (memerlukan campuran air) Anoda

15

Anion yang mengandung O atau SO42-, CO3-, NO3, dll Yang dioksidasi adalah air (H2O) Oksidasi air : 2H2O 4H+ + 4e O2 +

Dalam pelarut air, zat-zat yang teroksidasi di anoda antara lain : Elektroda yang tidak inert (selain Pt, Au, Cgrafit) misalnya Cu dan Ag. Ion-ion Cl-, Br-, dan I- dapat teroksidasi menjadi Cl2, Br2, dan I2 , jika larutannya pekat, misalnya 1 M. Molekul air (H2O) menjadi gas oksigen (O2) Sedangkan zat-zat yang tereduksi dikatode antara lain: Ion-ion positif seperti Cu
2+

dan Ag+(ion-ion logam alkali, misalnya

Na+ dan K+tidak mengalami reduksi) Molekul air (H2O) menjadi gas hydrogen (H2) Ion-ion sulfat (SO42-) dan nitrat (NO3-) tidak mengalami redoks 2.2.2.4. Kegunaan 1. Penyepuhan Penyepuhan merupakan pelapisan suatu logam dengan logam lain agar diperoleh sifat-sifatr yang lebih baik, misalnya tahan karat, mengkilap dan berharga mahal. Logam yang mudah terkena karat/korosi seperti besi/baja dapat dilindungi dengan melapisisnya dengan logam yang sukar teroksidasi seperti nikel (Ni), perak (Ag) atau emas (Au) dengan menggunakan elektroda yang bereaksi. Dalam melakukan penyepuhan, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: Logam yang akan dilapisi dipasang pada katoda Logam pelapis dipasang pada anoda

16

Elektrolit yang digunakan adalah salah satu larutan garam dari logam pelapisnya

2. Produksi Logam Alumunium Alumunium diperoleh dari elektrolisis larutan alumina (Al2O3) dalam proses Hall-Heroult. Hasil elektrolisis alumina adalah elumunium dan gas oksigen. Reaksi yang terjadi adalah : Anoda Katoda : : 3(2O2- O2(g) + 4e-) 4(Al3+ + 3e- Al(l)) 4Al(l) +3O2(g)

2Al2O3 3. Produksi Logam Magnesium

Magnesium diperoleh dari elektrolisis lelehan MgCl2. Sumber utama magnesium adalah air laut, dalam bentuk endapan Mg(OH)2. Untuk mendapatkan padatan MgCl2, maka Mg(OH)2 disaring kemudian dilarutkan dalam asam klorida. Mg(OH)2 + HCl MgCl2 + 2H2O Larutan MgCl2 diuapkan sampai terbentuk padatan MgCl2. Selama proses elektrolisis lelehan MgCl2, magnesium diendapkan di katoda dan gas klorin yang dihasilkan di anoda. MgCl2(l) Mg(l) + Cl2(g) Katoda Anoda

2.2.3. Aplikasi Elektrokimia Dalam Bidang Analisis Kimia

17

Elektrokimia memiliki banyak metode yang digunakan dalam bidang analisis kimia. Namun, aplikasi / metode-metode tersebut sangat jarang kita dengarkan. Sesuai dengan namanya, metode elektrokimia adalah metode yang didasarkan pada reaksi redoks, yakni gabungan dari reaksi reduksi dan oksidasi, yang berlangsung pada elektroda yang sama/berbeda dalam suatu sistim elektrokimia. 1. Elektroanalisis Kimia elektroanalisis merupakan metode analisis kuantitatif

berdasarkan pengukuran sifat larutan analit ( sebagai bagian dari elektrokimia).

Sistem pengukuran terdiri dari : a. b. c. Elektrolit yang mampu menghantarkan arus listrik Alat ukur ( rangkaian luar ), untuk mengukur signal listrik Elektroda, koduktor yang berfungsi mengabungkan system alat ukur dengan elektrolit.

Contoh metoda elektroanalisis adalah potensiometrik. Potensiometrik adalah satu cara elektrokimia untuk analisa ion secara kuantitatif berdasarkan pengukuran potensial dari elektroda yang peka terhadap ion yang bersangkutan. Potensiometri digunakan untuk menentukan konsentrasi. Suatu ion,pH larutan , dan titik akhir titrasi. Potensiometri digunakan sebagai salah satu metode untuk mengukur konsentrasi suatu larutan,yang dijelaskan melalaui persamaan Nerst . Elemen yang digunakan dalam potensiometri adalah Elektroda pembanding,elektroda Indikator,Jembatan garam dan larutan yang dianalisis. Elektroda pembanding dibagi menjadi dua ,yaitu elektroda pembanding primer dan elektroda pembanding skunder ( elektroda kalomel dan elektroda perak ). Elektroda Indikator dibagi menjadi dua

18

yaitu elektroda Logam dan elektroda membran.elektroda Logam terdiri dari tiga macam,antara lain elektroda jenis pertama ,kedua dan ketiga. Sedangkan elektroda membran dibagi menjadi elektroda membran kaca, elektroda membran padat, elektroda membran cair dan elektroda membran gas. Proses titrasi potensiometri dapat dilakukan dengan bantuan elektroda indikator dan elektroda pembanding yang sesuai. Cara potensiometri ini bermanfaat bila tidak ada indikator yang cocok untuk menentukan titik akhir titrasi.

2.

Elektrosintesis Aplikasi lain yang tidak kalah pentingnya dari metode elektrokimia dan sekarang sedang marak dikembangkan oleh para peneliti adalah elektrosintesis. Teknik / metode elektrosintesis adalah suatu cara untuk mensintesis atau memproduksi suatu bahan yang didasarkan pada teknik elektrokimia. Pada metode ini terjadi perubahan unsur / senyawa kimia menjadi senyawa yang sesuai dengan yang diinginkan. Penggunaan metode ini oleh para peneliti dalam mensintesis bahan didasarkan oleh berbagai keuntungan yang ditawarkan seperti peralatan yang diperlukan sangat sederhana, yakni terdiri dari dua/tiga batang elektroda yang dihubungkan dengan sumber arus listrik, potensial elektroda dan rapat arusnya dapat diatur sehingga selektivitas dan kecepatan reaksinya dapat ditempatkan pada batasbatas yang diinginkan melalui pengaturan besarnya potensial listrik serta tingkat polusi sangat rendah dan mudah dikontrol. Dari keuntungan yang ditawarkan menyebabkan teknik elektrosintesis lebih menguntungkan dibandingkan metode sintesis secara konvensional, yang sangat dipengaruhi oleh tekanan, suhu, katalis dan konsentrasi. Selain itu proses elektrosintesis juga dimungkinkan untuk dilakukan pada tekanan atmosfer dan pada suhu antara 100-900 oC terutama

19

untuk sintesis senyawa organik, sehingga memungkinkan penggunaan materi yang murah.

Prinsip Elektrosintesis Prinsip dari metode elektrosintesis didasarkan pada penerapan teoriteori elektrokimia biasa sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Baik teknik elektrosintesis maupun metode sintesis secara

konvensional, mempunyai variabel-variabel yang sama seperti suhu, pelarut, pH, konsentrasi reaktan, metode pencampuran dan waktu. Akan tetapi perbedaannya, jika di elektrosintesis mempunyai variabel tambahan yakni variabel listrik dan fisik seperti elektroda, jenis elektrolit, lapisan listrik ganda, materi/jenis elektroda, jenis sel elektrolisis pengadukan. Pada dasarnya semua jenis sel elektrolisis termasuk elektrosintesis selalu berlaku hukum Faraday yakni: i. Jumlah perubahan kimia yang terjadi dalam sel elektrolisis, sebanding dengan muatan listrik yang dilewatkan di dalam sel tersebut ii. Jumlah muatan listrik sebanyak 96.500 coulomb akan menyebabkan perubahan suatu senyawa sebanyak 1,0 gram ekivalen (grek) Sebelum melaksanakan elektrosintesis, sangatlah penting untuk memahami reaksi yang terjadi pada elektroda. Di dalam sel elektrolisis akan terjadi perubahan kimia pada daerah sekitar elektroda, karena adanya aliran listrik. Jika tidak terjadi reaksi kimia, maka elektroda hanya akan terpolarisasi, akibat potensial listrik yang diberikan. Reaksi kimia hanya akan terjadi apabila ada perpindahan elektron dari larutan menuju ke elektroda (proses oksidasi), sedangkan pada katoda yang digunakan, media elektrolisis dan derajat

20

akan terjadi aliran elektron dari katoda menuju ke larutan (proses reduksi). Proses perpindahan elektron dibedakan atas perpindahan elektron primer,artinya materi pokok bereaksi secara langsung pada permukaan elektroda, sedangkan pada perpindahan elektron secara sekunder, elektron akan bereaksi dengan elektrolit penunjang, sehingga akan dihasilkan suatu reaktan antara (intermediate reactan), yang akan bereaksi lebih lanjut dengan materi pokok di dalam larutan. Reaktan antara ini dapat dihasilkan secara internal maupun eksternal: Perpindahan elektron secara primer : O + ne P Perpindahan elektron secara sekunder : X + ne I, O + I P

Aplikasi Metode Elektrosintesis Metode elektrosintesis telah banyak dimanfaatkan oleh para peneliti dalam mensintesis senyawa organik (elektrosintesis organik) dan elektrosintesis bahan konduktor organik serta yang tak kalah bergengsinya dan sedang dikembangkan saat ini adalah pemanfaatan polutan menjadi senyawa yang bermanfaat melalui metode

elektrosintesis. Aplikasi di luar yang penulis ketahui sebagaimana tersebut di atas mungkin telah sangat jauh berkembang karena memang sifat ilmu pengetahuan yang dinamis dan selalu berkembang seiring waktu. Untuk sintesis bahan organik, didasarkan pada reaksi penggabungan, substitusi, siklisasi dan reaksi eliminasi yang diikuti pengaturan kembali secara elektrokimia. Ini berbeda dengan metode secara konvensional yang memakai dasar reduksi aldehid, oksidasi alkohol, reduksi senyawa nitro dan oksidasi senyawa sulfur. Kesulitan yang timbul selama elektrosintesis organik yakni apabila zat antara yang diinginkan memiliki kestabilan yang rendah, cara mengatasinya adalah dengan menyediakan zat perangkap (trapping agent) di dalam larutan dengan syarat zat perangkap ini tidak bereaksi dengan zat elektroaktif dan tidak mengalami elektrolisis.

21

Beberapa contoh dari elektrosintesis organik adalah pembuatan chiral drug untuk industri farmasi, sintesis p-aminofenol melalui reduksi nitrobenzena secara elektrolisis, pembuatan soda (NaOH) dan asam sulfat (H2SO4) dari Na2SO4 melalui proses splitting electrochemis, reduksi senyawa Triphenylbiomoethylene menjadi Triphenilethylene dan Triphenylethan serta ratusan senyawa organik lainnya yang telah berhasil dibuat untuk keperluan bahan baku obat. Untuk skala perusahaan/pabrik telah dilakukan oleh Perusahan Monsanto (Kanada) dengan memproduksi adiponitril (bahan dasar nylon 6,6) dan produksi fluorokarbon oleh Perusahaan Philips (Belanda).

3.

Elektrokoagulasi Elektrokoagulasi merupakan proses yang dilewati oleh arus listrik pada air. Hal tersebut telah dibuktikan betapa efisiennya proses tersebut untuk menghilangkan mempunyai kontaminan efisiensi yang di dalam tinggi air. dalam

Elektrokoagulasi

penghilangan kontaminan dan biaya operasi yang rendah. Proses ini berdasarkan pada prinsip ilmu dimana adanya respon air yang mengandung kontaminan terhadap medan listrik melalui reaksi reduksi dan oksidasi dan dapat menghilangkan beberapa kation berat 99% serta dapat mengurangi mikroorganisme dalam air. Beberapa ion-ion lainnya dan koloid-koloid dapat dihilangkan. Elektrokoagulasi (EC) merupakan bukan teknologi terbaru.

Pengolahan limbah cair dengan menggunakan EC telah dipraktekan sejak abad ke-20 (100 tahun yang lalu) dengan keberhasilan proses yang terbatas. Dengan menggunakan listrik untuk mengolah air merupakan hal pertama yang dilakukan di Inggris pada tahun 1889 dan aplikasi dari elektrolisis pada mineral beneficiation telah dipatenkan oleh Elmore pada tahun 1904. Prinsip proses EC telah

22

digunakan untuk mengolah air bilge dari kapal-kapal dan dipatenkan pertama kali oleh A. E. Dietrich pada tahun 1906. Mekanisme Proses Elektrokoagulasi Sebuah reaktor elektrokoagulasi adalah sel elektrokimia dimana anoda korban ( biasanya menggunakan aluminium atau besi) digunakan sebagai agen akoagulan .Secara simultan, gas-gas elektrolit dihasilkan ( hidrogen pada katoda ). Beberapa material elektroda dapat dibuat dari aluminium, besi, stainless steel dan platina. Aluminium merupakan material anoda yang sering digunakan. Persamaan (1) menjelaskan pelarutan anode aluminium : Al3+ + 3e Al . (1) Secara simultan, reaksi katodik biasanya terjadi perubahan hidrogen. Reaksi ini terjadi pada katoda dan tergantung pada pH Pada pH netral atau alkali, hidrogen diproduksi melalui persamaan (2) : 2H2O+ 2e OH +H2 ..(2) ketika dalam kondisi asam, persamaan (3) dapat menjelaskan dengan baik perubahan hidrogen pada katoda. 2H+ +2e H2 ... (3)

4.

Elektrodialisis Elektrodialisis adalah gabungan antara elektrokimia dan penukaran ion. Elektrodialisis yang disingkat ED merupakan proses pemisahan

23

elektrokimia dengan ion-ion berpisah melintas membran selektif anion dan kation dari larutan encer kelarutan membran lebih pekat akibat aliran arus searah atau DC. Sedangkan ED-Balikan atau ED-Reversal atau (EDR) adalah proses ED namun kutub/polaritas elektroda-elektrodanya dibalik dengan daur waktu tertentu, sehingga membalik pula arah gerak ion dalam jajaran membrannya. Sistem ini digunakan untuk mengubah air payau menjadi air minum atau untuk memekatkan buangan atau limbah agar dapat dipakai ulang atau juga sebagai pralakuan atas umpan air padatan total terlarut (PTT) tinggi sebelum masuk kesistem penukaran ion.

5.

Elektrowining Elektrowinning adalah proses elektrokimia yaitu proses pengendapan logam pada kutub katoda menggunakan arus listrik yang mengalir dalam larutan elektrolit ( hasil dari pelarutan ), hasil yang diperoleh pada kutub katoda adalah lumpur logam emas dan perak yang disebut cake yang dapat langsung dilebur ( smelting ). Electrowinning adalah cara terbaru dan paling efesien digunakan dalam ekstraksi emas dan perak yang terdapat di air kaya / PLS ( Pregnant Liquid Solution ) dengan prinsip elektrolisa ( reaksi redoks ) dalam sebuah kompartemen. Proses ini melibatkan penggunaan larutan alkali sianida sebagai elektrolit dalam suatu sel sebagai anoda dan katoda antara lain dapat menggunakan :

24

Reaksi sel yang terjadi adalah : Anoda : 2OH- O2 + H2O + 2eKotoda : 2Au(CN)2- + 2e- 2Au + 4CNOverall : 2Au(CN)2- + 2OH- 2Au + O2 + H2O + 4CNPada proses electrowinning akan melepaskan gas H+ membuat pH menjadi turun sehingga berisiko mengasilkan gas HCN. Gas ini sangat berbahaya dan bersifat korosif terhadap anoda, untuk itu larutan alkali sianida harus dijaga pada pH 12,5. Parameter suatu proses electrowinning dapat dikatakn selesai apabila telah sesuai dengan waktu yang dibutuhkan untuk mengendapnya logam berharga yang diinginkan di katoda dengan kadar yang tinggi. Untuk mengetahui berapa lama suatu proses electrowinning berlangsung hingga mencapai kadar endapan logam berharga yang diinginkan, maka dapat dihitung berdasarkan Hukum Faraday:

W
Keterangan: W Ar I t katoda Z F

Ar i t ZF

W Wtotal Wkatoda
dimana,

W Z F sehingga, t Ar i = berat endapan (gram)


= berat atom logam (gram) = arus yang digunakan (ampere) = waktu yang digunakan untuk pengendapan logam berharga di

= muatan ion = konstanta faraday, 96.500

Mekanisme Elektowinning Aliran listrik dialirkan melalui elektroda yang tercelup di larutan kaya,menyebabkan logam berharga mengendap di katoda

25

6. Elektrofining Proses elektrolitik yang dilakukan untuk pemurnian logam yang

biasanya telah mengalami pemurnian dengan cara lain, dengan harapan mencapai kemurnian setinggi-tingginya. Biasanya, terdapat 2 metoda yang digunakan : 1. Bullion Kadar Ag Tinggi Proses electrorefining adalah proses pertama, dengan prinsip yang sama dengan electrowinning. Tetapi anoda untuk ini adalah Bullion, dan AgNO3 adalah larutan. Perak pada katoda dan emas pada anoda, lalu peleburan dilakukan untuk mendapatkan batangan emas dan perak. Kita harus melakukan elektrolisis untuk mendapatkan kadar 99,99%, dan larutan pada elektrolisis emas adalah Au(Cl)2-. 2. Bullion Kadar Au Tinggi Bullion dilebur langsung dengan aliran gas Cl2, gas klorin akan mengambil Au dan kita akan mendapatkan batangan Au dan Ag. Kita juga harus melakukan elektrolisis untuk mendapatkan kadar 99,99%, dan larutan pada elektrolisis emas adalah Au(Cl)2-.

26

7.

Elektroplating

Elektroplating merupakan salah satu cabang dari ilmu kimia (elektrokimia) yang membahas tentang energi atau arus listrik yang menyebabkan suatu reaksi atau perubahan kimia serta energy listrik yang di hasilkan melalui suatu reaksi kimia, hasil reaksi reaksi pada suhu yang amat tinggi melalui perubahan energi listrik menjadi panas. Dalam elektroplating proses yang terjadi adalah melalui elektroforesis yaitu gerakan partikel koloid dalam medan listrik dengan

menghasilkan dua elektrode (suatu penghantar yang dapat berbentuk batangan, kepingan, atau kawat yang digunakan untuk memancarkan atau mengendalikan aliran partikel-partikel yang bermuatan, baik dalam suatu cairan, gas, atau semi konduktor). Yang dialiri arus kearah, koloid bermuatan negatif bergerak kearah anode, sedangkan koloid bermuatan positif ke katode. Proses ini digunakan untuk memisahkan atau penguraian campuran. Setelah koloid itu terpisah atau melapisi anode tersebut sehingga terbentuk lapisan tipis yang biasanya disebut plate.

27

Proses elektroplating mengubah sifat fisik, mekanik, dan sifat teknologi suatu material. Salah satu contoh perubahan fisik ketika material dilapis dengan nikel adalah bertambahnya daya tahan material tersebut terhadap korosi, serta bertambahnya kapasitas konduktifitasnya. Adapun dalam sifat mekanik, terjadi perubahan kekuatan tarik maupun tekan dari suatu material sesudah mengalami pelapisan dibandingkan sebelumnya.

28

BAB III PENUTUP

3.1.

Kesimpulan 1. Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara perubahan (reaksi) kimia dengan kerja listrik, yang biasanya melibatkan sel elektrokimia yang menerapkan prinsip reaksi redoks dalam aplikasinya. 2. Dalam redoks, perpindahan electron dapat tidak secara langsung, tetapi melalui suatu penghantar, misalnya pada sel elektrokimia. Ada dua jenis sel elektrokimia, yaitu sel volta (sel galvani) dan sel elektrolisis. 3. Sel volta banyak digunakan dalam penentuan pH larutan, energy reaksi, titrasi, kelarutan garam dan sebagainya. Selain iu sel volta juga digunakan untuk menghasilkan energy listrik. Penerapannya banyak digunakan dalam baterai, aki, sel bahan bakar, dan lain-lain. Sedangkan sel elektrolisis sering digunakan untuk proses penyepuhan serta pemurnian logam. 4. Adapun perbedaan karakteristik antara sel volta (sel galvani) dan sel elektrolisis adalah sebagai berikut: Sel Volta Sel Elektrolisis Negative Positif Katoda anoda -

a. Muatan pada katoda b. Muatan pada anoda c. Arah aliran electron d. Notasi sel

Positif Negative Anoda katoda XXn+Ym+Y E sel = E0 reduksi E0 oksidasi Oksidasi Reduksi

e. Reaksi pada anoda f. Reaksi pada katoda

Oksidasi Reduksi

29

DAFTAR PUSTAKA

Atkins, P.W. 1999. Kimia Fisika Jilid 1 Edisi ke-4. Diterjemahkan oleh Irma I. Kartohadiprojo. Penerbit Erlangga. Jakarta Buchari. 2003. Elektrokimia dalam Bahan Makanan dan Obat-obatan. Prosiding Seminar Nasional Elektrokimia. P3IB BATAN. Jakarta Cristian dan o relly,1986. Instrumental analisys. Fagi, Fathurrachman. 2003. Elektrokimia dalam Industri Bahan Bakar Nuklir. Prosiding Seminar Nasional Elektrokimia. P3IB BATAN. Jakarta Kennedy JH, analitical chemistry. 1990

_________http://mineraltambang.com/elution.html

_________http://www.scribd.com/inilahadanya/d/53045308-EMEW-Electro Metal-Electro-Winning-at-Pt-Freeport

_________http://www.scribd.com/doc/46100691/proses-pengolahan-emas

30

You might also like