You are on page 1of 8

BAB I

PENDAHULUAN
Salah satu isu global yang muncul pada akhir abad XX adalah isu gender. Namun, istilah maupun konsep gender belum banyak di pahami oleh masyarakat untuk memahaminya, perlu di bahas pula konsep seks. Pemahaman tentang perbedaan keduanya sangat urgen dalam studi perempuan. Pembahasan tentang wanita dengan menggunakan analisis gender sering mendapatkan perlawanan (resistence) baik dari kaum laki-laki maupun perempuan, bahkan sering di tolak oleh mereka yang sering melakukan kritik terhadap system sosial yang dominant seperti kapitalis. Pengakuan atas dasar kemanusiaan tampak mengalami peningkatan signifikan di berbagai belahan dunia. Pengakuan ini uga berlaku atas hak-hak perempuan sebagai manusia yang se a ar dengan laki-laki. Pengakuan atas !"# (!ak "sasi #anusia) ini tampak dalam berbagai upaya per uangan yang dilakukan oleh para aktifis kemanusiaan, khususnya feminis atau pe uang hak-hak perempuan. #eskipun per uangan untuk menegakkan keadilan dan kesetaraan sudah se ak lama di lakukan, namun kesetaraan dalam relasi antara manusia ini belum mencapai tahap ideal. $alam masyarakat, masih di umpai banyak tindak ketidakadilan yang menimpa kaum marginal, seperti kaum miskin, perempuan, anak-anak, dan lain-lain. Perempuan sebagai bagian dari kaum tersisi, masih mengalami subordinasi, diskriminasi, pelecehan, marginalisasi, kekerasan , eksploitasi, dan lain-lain, baik dari segi fisik lahiriah maupun psikis batiniah. %indakan yang tidak berpihak kepada keadilan itu ter adi pada wilyah piblik dan domestic, yakni dalam pribadi, keluarga, tempat ker a, masyarakat, Negara dan uga agama.

&

BAB II PERSPEKTIF SOSIAL


&. a. b. c. PENGERTIAN GENDER. 'ata gender berasal dari bahasa (nggris yang artinya enis kelamin ()ohn #.*chols dan !assan "hadily, &+,- . /01) 2ender adalah Perbedaan yang tampak pada laki-laki dan perempuan apabila dilihat dari nilai dan tingkah laku. 2ender adalah Suatu konsep kultural, berupaya membuat perbedaan (distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempun yang berkembang dalam masyarakat (women3s studies encyclopedia) d. e. 2ender sebagai harapan-harapan budaya terhadap laki-laki dan perempuan (!ilary,#. lips) Pengertian gender dalam (slam $ari kata "l-4i al 5 "l-4a ul yang artinya laki-laki. "l-4a ul mempunyai arti kriteria tertentu, bukan hanya mengacu pada enis kelamin, tetapi uga kualifikasi budaya tertentu, terutama sifat ke antanan 5 masculinity ("l-6a7arah ././,/). "l-Nisa yang artinya perempuan 5 istri 8 istri . 'ata-kata "l-nisa sepadan dengan "l-ra ul."l-nisa di gunakan untuk perempuan yang sudah dewasa, berkeluarga, anda bukan perempuan di bawah umur dan lebih banyak di gunakan dalam konteks tugas-tugas reproduksi perempuan.$engan demikian "l-ri al dengan "l 8nisa berkonotasi laki-laki dan perempuan dalam relasi gender.

2. a. b. c.

PENGERTIAN FEMINISME. 9eminisme adalah . sebuah kesadaran tentang adanya ketidakadilan yang sistematis bagi perempuan di seluruh dunia. 9eminisme adalah . pandangan dan prisip-prinsip untuk memperluas pengakuan hak-hak perempuan(:;ford) Nanci 9. <ott menulis dalam buku %he 2rounding of #odern 9eminism, Pengertian feminisme adalah . Pertama . Suatu keyakinan bahwa tidak ada perbedaan hak berdasarkan seks (sek; e7uality) yakni menentang adanya posisi hirarki di atara enis kelamin, persamaan bukan sa a mencakup kuantitas namun uga kualitas. 'edua . Suatu pengakuan bahwa dalam masyarakat telah ter adi konstruksi sosial yang merugikan perempuan. 'etiga . #enggugat perbedaan yang mencampuradukan sek dan gender, sehingga perempuan di adikan sebagai kelompok tersendiri di masyarakat.

3.

SEJARAH FEMINISME 'ata feminisme yang berasal dari bahasa prancis , di negaranya pertama kali di gunakan pada tahun &,,=-an untuk menyatakan per uangan dan menuntut hak politiknya. !ubertin "nclort adalah pendiri per uangan Politik perempuan yang pertama di prancis, dalam salah satu publikasinya meggunakan kata feminisme atau feminism. 'esadaran akan adanya ketidakadilan terhadap perempuan, sebenarnya sudah lama ter adi. 'aum perempuan sudah lama melakukan per uangan untuk membebaskan diri dari ketidakadilan, tetapi pada waktu itu belum ada istilah feminism 5 feminisme. (stilah itu di mulai 5 disosialisasikan oleh ma alah <enture pada musim semi &+&>. meskipun se ak &+&=-an kata feminisme sudah kerap dipergunakan.

4.

GERAKAN MEMPERJUANGKAN GENDER a. Per uangan untuk 'eadilan 2ender 6idang politik merupakan penyebab dari segala bentuk kehidupan yang ada di masyarakat termasuk kehidupan perempuan. Pada tingkat politik, Negara-negara P66 membuat keputusan politik yang berkenaan dengan kehidupan perempuan oleh karena itu, pada pertemuan 9ourth ?orld <onference :n ?omen ('onferensi perempuan sedunia ke-(@).yang diselenggarakan di 6ei ing. Sesudah pertemuan !uairou, di buat khusus di samping untuk menyambut usia 1= tahun komisi status perempuan di P66. b. 2erakan Perempuan (ndosesia $alam se arah pergerakan perempuan indosesia tertulis bahwa pada //-/0 desember &+/, di Aogyakarta, dilaksanakan kongkres perempuan indonesia yang pertama , setelah ter adi pertemuan 5 kongres yang lain, seperti permufakatan perhimpunan politik kebangsaan (ndosesia (PPP'(). 'emudian peristiwa ini di kenal sebagai hari (bu. $ibawah ini macam-macam gerakan muslim dalam berbagai persoalan perempuan antara lain . &) "pologis. (slam telah mengatur hak dan kewa iban antara laki-laki dan perempuan secara seimbang, tetapi laki-laki lebih banyak interBensi dan mengambil hak-hak perempuan . /) 4eformis. 6agi reformis persoalan utamanya adalah perbedaan teks dengan inter pretasinya. 9irman "llah telah di salah fahami, karena itu melalui pendekatan filosofis dan konstektual untuk meluruskannya.

>

-) %ansformasionis. Para feminis muslim berusaha melakukan pendekatan !ermeneutika terhadap ayat-ayat suci. $engan memetakan ayat-ayat muhkamat 8 mutasyabihat. >) 4asionalis. Pendekatan yang di gunakan dalam golongan ini adalah CkeadilanD sebagaimana konsep gender 4iffat !assan. #enurutnya, "llah maha "dil, Pengasih, dan Penyayang, maka firmannya pun harus dipahami selaras dengan sifat-sifat-Nya. 1) 4e eksionis. Sebagian feminis muslim berani melakukan terobosan dalam menyikapi ayat-ayat "l 7uran. <orak pemikirannya adalah kepentingan perempuan semata, tanpa di bangun terlebih dahulu relasi gender yang berkeadilan, sehingga apapun ayat atau hadist yang telah tersosialisasikan, ika mendiskriminasikan perempuan (misoginis) ditolak dan di tinggalkan. 5. PENGARUH GENDER DALAM FUNGSI PRODUKSI. 2ender berbeda dangan seks atau enis kelamin. Seks ditentukan oleh ciriciri biologis, sedangkan gender bernuansa , psikologis, sosiologis dan budaya. Seks membedakan manusia laki-laki dan perempuan dari aspek biologis, sedangkan gender mambedakan manusia laki-laki dan perempuan secara social, mengacu pada unsur emosional, ke iwaan dan sosial. Permasalahan yang muncul pengertian gender di campuradukkan dengan pengertian tentang kodrat . 2ender menyangkut beberapa asuimsi pokok. a. 2ender menyamgkut kedudukan laki-laki dan perempuan dalam masyarakat hubungan laki-laki dan perempuan terbentuk secara sosia cultural dan bukan atas dasar biologis (alamiah) b. Secara sosiokultural, hubngan ini mengontrol bentuk dalam dominasi lakilaki dan subordinasi perempuan.

c. d.

Pembagian ker a dan pembedaan yang bersifat sosial .Seringkali di naturalisasikan ideologis mitos dan agama. 2ender men angkau stereotif feminim dan maskulin (deologis gender berpengaruhi pada pembagian ker a dalam masyarakat,

pembagian kekuasaan, hak dan tanggung

awab, hubungan laki-laki dan

perempuan baik dalam keluarga maupun masyarakat. Perubahan sosial hanya dapat dilaksanakan dengan bertanggung awab bersama laki-laki perempuan pulihkan persahabatan laki-laki dan perempuan baik malalui keluarga maupun melalui masyarakat .$engan kesadaran baru atas ideologi gender yang tidak bias, akan dapat dimunculkan perempuan sebagai mitra ker a .Pada sisi lain, !al tersebut akan sangat berpengaruh pada mekanis memproduksi tidak semata pada sisi eksploitasi, melainkan membuka pada bentuk-bentuk eksplo !s" # pe$%e&'!$%!$. 6aik dikalangan tidak terdidik maupun terdidik , "presiasi terhadap perempuan masih sa a berada dalam stereotip yang memprihatinkan. Eebih-lebih ika perempuan berada dalam peran sebagai pembantu, dan muncul berada di belakang peker a utama berada peran perempuan profesional yang berfungsi sebagai peker a-peker a pembantu ini misalnya. Sekretaris, asisten, mana er, tenaga administrasi tidak uga bisa keluar dari penduduk masyarakat yang masih uga kurang menghargai . Pada Perkembangan abad modern dengan itu informasi globalisasi, perempuan teknologi komunikasi 8informasi , %ugas-tugas asistensi itu semakin di perlukan dan bukan sa a karena teknologi komunikasi. (nformasi yang makin canggih, melainkan uga permasalahan yang akan semakin kompleks dan pelaksanaan kualifikasi meraka tidak dapat lagi di dasarkan seks namun atas dasar ke&!&p(!$ seseo !$%.

'etimpangan sosial yang bersumber di perbedaan gender itu sangat merugikan posisi perempuan dalam berbagai komunitas sosialnya. "kibat ketidakadilan gender tersebut antara lain. a. #arginalisasi Perempuan Proses marginalisasi terhadap perempuan dapat ter adi karena program pemerintah orang lain program tersebut menyebabkan terpinggirnya peran perempuan marginalisasi itu merupakan proses pemiskinan perempuan terutama pada masyarakat lapisan bawah , sangat memprihatinkan kese ahteraan keluarga mereka. $emikian pula marginalisasi dalam lingkungan keluarga biasa ter adi di tengah masyarakat misalnya anak perempuan memperoleh fasilitas , kesempatan dan hak-hak yang lebih dari pada anak laki-laki..6udaya semacam ini selalu di perkuat oleh penafsiran agama dan adat-istiadat sebagai perempuan selalu men adi korban ketidakadilan gender akibat marginalisasi perempuan tersebut. b. Penempatan perempuan sebagai subordinate. Sebuah pandangan yang tidak adil terhadap perempuan dengan anggapan dasar bahwa perempuan itu irasional, emosional, lemah dan lainlain.#enyebabkan penempatan perempuan dalam peran-peran yang di anggap kurang penting. Potensi perempuan sering di nilai tidak fair oleh sebagian besar masyarakat kita mengakibatkan sulitnya mereka menembus posisi-posisi strategis dalam komunitasnya, terutama yang berhubungan dengan peran pengambilan keputusan. )ika perempuan mampu meraih posisi tersebut, berarti telah berhasil dalam kompetisi yang sangat ketat dan per uangan yang cukup pan ang, sebagaimana yang di lakukan laki-laki.

c.

Stereotype Perempuan Stereotype adalah pelebelan terhadap kelompok, suku, bangsa tertentu yang selalu berkonotasi negatiBe sehingga sering merugikan dan timbul ketidakadilan.

d.

'ekerasan (@iolence) terhadap Perempuan Salah satu bentuk ketidakadilan gender adalah tindak kekerasan terhadap perempuan baik yang terbentuk kekerasan fisik maupun psikis.

e.

6eban ker a yang tidak Proporsional 6udaya patriarki beranggapan bahwa perempuan tidak punya hak untuk men adi pemimpin rumah tangga. Sebaiknya kepadanya men adi identik dengan dirinya sehingga posisi perempuan sarat dengan peker aan yang beragam macamnya. 6entuk-bentk ketidakadilan gender melalui marginalisasi, penempatan

perempuan pada subordinate, stereotype, tindak kekerasan, maupun beban ker a yang tidak proporsional di lakukan oleh laki-laki dalam segala komunitas yang ada. $alam itu dapat ter adi dalam lingkungan keluarga, di tempat-tempat ker a, di tempat-tempat umum dan dapat pula di lakukan oleh siapa sa a yang tidak peka pada persoalan gender dan kemanusiaan, 'arena itu, wawasan tentang gender tidak di tentukan oleh status sosial, tingkat pendidikan, maupun profesi seseorang. %etapi lebih di pengaruhi oleh wawasan tentang gender tersebut. Gntuk mengatasi tentang itu kita harus memahami tentang kese)! !!$ # 'e ke!*"l!$ # 'e kese"&'!$%!$

You might also like