You are on page 1of 8

Peranan Pola Asuh terhadap Gangguan Afektif Bipolar

PERANAN POLA ASUH TERHADAP GANGGUAN A E!T" B"POLAR

OLEH# A$AL"A R"DHA%ANA& ' ())) *+ ),-

BAB " GANGGUAN A E!T" B"POLAR

)& LATAR BELA!ANG Gangguan afektif bipolar adalah kondisi umum yang dijumpai, dan di antara gangguan mental menempati posisi kedua terbanyak sebagai penyebab ketidakmampuan/disabilitas. Depresi bipolar sama pada kelompok pria dan wanita dengan angka kejadian sekitar 5 per 1000 orang. Penderita depresi bipolar dapat mengalami bunuh diri 15 kali lebih banya dibandingkan dengan penduduk umum. unuh diri pertama!tama sering terjadi ketika tekanan pada pekerjaan, studi, tekanan emosional dalam keluarga terjadi pada tingkat yang paling berat. Pada risiko bunuh diri dapat meningkat selama menopause. "ebanyakan pasien dengan gangguan afektif bipolar se#ara potensial dengan terapi yang optimal dapat kembali fungsi yang normal. Dengan pengobatan yang kurang optimal hasilnya kurang baik dan dapat kambuh untuk melakukan bunuh diri lagi. Data menunjukkan bahwa pengobatan sering kurang optimal. $tudi longitudinal bahwa pasien dengan ke#enderungan bunuh diri pada kasus dengan afektif bipolar 50% dapat dikurangi dengan terapi maintenan#e/pemeliharaan dan terapi depresi yang tepat. Prof. Dr. dr. $asanto &ibisono, $p"' ("), guru besar di bagian Psikiatri *"+, menjelaskan perbedaan ekstrem perasaan (manik dan depresi) penderita ipolar tidak selalu bisa diamati oleh lingkungannya karena masing!masing indi-idu reaksinya berlainan. .da yang menonjol kutub maniknya, sementara yang lain menonjol depresinya. "ondisi tidak normal itu bisa terjadi hanya beberapa minggu sampai /!0 bulan. $etelah itu kembali 11normal11 untuk jangka waktu relatif lama, namun di kesempatan lain mun#ul kembali. .& DE "N"S" Gangguan ipolar dikenal juga dengan gangguan manik depresi, yaitu gangguan pada fungsi otak yang menyebabkan perubahan yang tidak biasa pada suasana perasaan, dan proses berfikir. Disebut ipolar karena penyakit kejiwaan ini didominasi adanya fluktuasi periodik dua kutub, yakni kondisi manik (bergairah tinggi yang tidak terkendali) dan depresi. /& ET"OPATO "S"OLOG"

Dahulu -irus sempat dianggap sebagai penyebab penyakit ini. $erangan -irus pada otak berlangsung pada masa janin dalam kandungan atau tahun pertama sesudah kelahiran. 2amun, gangguan bipolar bermanifestasi 15!/0 tahun kemudian. 3elatnya manifestasi itu timbul karena diduga pada usia 15 tahun kelenjar timus dan pineal yang memproduksi hormon yang mampu men#egah gangguan psikiatrik sudah berkurang 50%. Penyebab gangguan ipolar multifaktor. 4en#akup aspek bio!psikososial. $e#ara biologis dikaitkan dengan faktor genetik dan gangguan neurotransmitter di otak. $e#ara psikososial dikaitkan dengan pola asuh masa kana!kanak, stres yang menyakitkan, stres kehidupan yang berat dan berkepanjangan, dan banyak lagi faktor lainnya. Didapatkan fakta bahwa gangguan alam perasaan (mood) tipe bipolar (adanya episode manik dan depresi) memiliki ke#enderungan menurun kepada generasinya, berdasar etiologi biologik. 50% pasien bipolar mimiliki satu orangtua dengan gangguan alam perasaan/gangguan afektif, yang tersering unipolar (depresi saja). 'ika seorang orang tua mengidap gangguan bipolar maka /5% anaknya memiliki resiko mengidap gangguan alam perasaan. ila kedua orangtua mengidap gangguan bipolar maka 55% anaknya memiliki resiko mengidap gangguan alam perasaan. "eturunan pertama dari seseorang yang menderita gangguan bipolar berisiko menderita gangguan serupa sebesar 5 kali. /0%. eberapa studi berhasil membuktikan keterkaitan antara gangguan bipolar dengan kromosom 18 dan //, namun masih belum dapat diselidiki lokus mana dari kromosom tersebut yang benar!benar terlibat. eberapa diantaranya yang telah diselidiki adalah 7p19, 1/:/0!:/7, 18 sentromer, 18://, 18://!:/0, dan /1://. ;ang menarik dari studi kromosom ini, ternyata penderita sindrom Down (trisomi /1) berisiko rendah menderita gangguan bipolar. $ejak ditemukannya beberapa obat yang berhasil meringankan gejala bipolar, peneliti mulai menduga adanya hubungan neurotransmiter dengan gangguan bipolar. 2eurotransmiter tersebut adalah dopamine, serotonin, dan noradrenalin. Gen!gen yang berhubungan dengan neurotransmiter tersebut pun mulai diteliti seperti gen yang mengkode monoamine oksidase . (4.<.), tirosin hidroksilase, #ate#hol <metiltransferase (=<43), dan serotonin transporter (5>33). ahkan risiko pada anak kembar sangat tinggi terutama pada kembar mono6igot (70!80%), sedangkan kembar di6igot lebih rendah, yakni 10!

Penelitian terbaru menemukan gen lain yang berhubungan dengan penyakit ini yaitu gen yang mengekspresi brain derived neurotrophic factor ( D2*). D2* adalah neurotropin yang berperan dalam regulasi plastisitas sinaps, neurogenesis dan perlindungan neuron otak. diduga ikut terlibat dalam mood. Gen yang mengatur hasilnya positif. "elainan pada otak juga dianggap dapat menjadi penyebab penyakit ini. 3erdapat perbedaan gambaran otak antara kelompok sehat dengan penderita bipolar. 4elalui pen#itraan magnetic resonance imaging (4?,) dan positron-emission tomography (P@3), didapatkan jumlah substansia nigra dan aliran darah yang berkurang pada korteks prefrontal subgenual. 3ak hanya itu, lumberg dkk dalam Arch Gen Psychiatry /000 pun menemukan -olume yang ke#il pada amygdala dan hipokampus. "orteks prefrontal, amygdala dan hipokampus merupakan bagian dari otak yang terlibat dalam respon emosi (mood dan afek). Penelitian lain menunjukkan ekspresi oligodendrosit!myelin berkurang pada otak penderita bipolar. $eperti diketahui, oligodendrosit menghasilkan membran myelin yang membungkus akson sehingga mampu memper#epat hantaran konduksi antar saraf. ila jumlah oligodendrosit berkurang, maka dapat dipastikan komunikasi antar saraf tidak berjalan lan#ar. 0& EP"DE$"OLOG" Dapat dikatakan insiden gangguan bipolar tidak tinggi, berkisar antara 0,0 1,5%. 2amun, angka itu belum termasuk yang misdiagnosis. ?isiko kematian terus 4embayangi penderita bipolar. iasanya kematian itu dikarenakan mereka mengambil jalan pintas yaitu bunuh diri. ?isiko bunuh diri meningkat pada penderita bipolar yang tidak diterapi yaitu 5,5 per 1000 pasien. $ementara yang diterapi AhanyaA 1,0 per 1000 pasien. Gangguan pada lelaki dan perempuan sama, umumnya timbul di usia remaja atau dewasa. >al ini paling sering dimulai sewaktu seseorang baru menginjak dewasa, tetapi kasus!kasus gangguan bipolar telah didiagnosis pada remaja dan bahkan anak anak. -& GA$BARAN !L"N"S erdasarkan Diagnostic and Statistical Manual (D$4) ,B, gangguan bipolar dibedakan menjadi / yaitu gangguan bipolar , dan ,,. Perbedaannya adalah pada gangguan bipolar , 3erdapat 0 penelitian yang men#ari tahu hubungan antara D2* D2* terletak pada kromosom 11p10. D2* dengan gangguan bipolar dan

memiliki episode manik sedangkan pada gangguan bipolar ,, mempunyai episode hipomanik. eberapa ahli menambahkan adanya bipolar ,,, dan bipolar ,B namun sementara ini yang / terakhir belum dijelaskan. Gangguan bipolar , dibagi lagi menjadi beberapa bagian menurut perjalanan longitudinal gangguannya. 2amun hal yang pokok adalah paling tidak terdapat 1 episode manik di sana. &alaupun hanya terdapat 1 episode manik tanpa episode depresi lengkap maka tetap dikatakan gangguan bipolar ,. .dapun episode!episode yang lain dapat berupa episode depresi lengkap maupun episode #ampuran, dan episode tersebut bisa mendahului ataupun didahului oleh episode manik. Gangguan bipolar ,, mempunyai #iri adanya episode hipomanik. Gangguan bipolar ,, dibagi menjadi / yaitu tipe hipomanik, bila sebelumnya didahului oleh episode depresi mayor dan disebut tipe depresi bila sebelum episode depresi tersebut didahului oleh episode hipomanik. erdasarkan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan 'iwa (PPDG') ,,, 1 gangguan ini bersifat episode berulang yang menunjukkan suasana perasaan pasien dan tingkat akti-itasnya jelas terganggu, dan gangguan ini pada waktu tertentu terdiri dari peninggian suasana perasaan serta peningkatan energi dan akti-itas (mania atau (hipomania), dan pada waktu lain berupa penurunan suasana perasaan serta pengurangan energi dan akti-itas (depresi). ;ang khas adalah terdapat penyembuhan sempurna antar episode. @pisode manik biasanya mulai dengan tiba!tiba dan berlangsung antara / minggu sampai 7!5 bulan, sedangkan depresi #enderung berlangsung lebih lama. @pisode pertama bisa timbul pada setiap usia dari masa kanak!kanak sampai tua. "ebanyakan kasus terjadi pada dewasa muda berusia /0!00 tahun. $emakin dini seseorang menderita bipolar maka risiko penyakit akan lebih berat, kronik bahkan refrakter. @pisode manik dibagi menjadi 0 menurut derajat keparahannya yaitu hipomanik, manik tanpa gejala psikotik, dan manik dengan gejala psikotik. >ipomanik dapat diidentikkan dengan seorang perempuan yang sedang dalam masa o-ulasi (AestrusA) atau seorang laki!laki yang dimabuk #inta. Perasaan senang, sangat bersemangat untuk berakti-itas, dan dorongan seksual yang meningkat adalah beberapa #ontoh gejala hipomanik. Derajat hipomanik lebih ringan daripada manik karena gejalagejala tersebut tidak mengakibatkan disfungsi sosial. Pada manik, gejala!gejalanya sudah #ukup berat hingga menga#aukan hampir seluruh pekerjaan dan akti-itas sosial. >arga diri membumbung tinggi dan terlalu optimis. Perasaan

mudah tersinggung dan #uriga lebih banyak daripada elasi. / 3anda manik lainnya dapat berupa hiperaktifitas motorik berupa kerja yang tak kenal lelah melebihi batas wajar dan #enderung non! produktif, euphoria hingga logorrhea (banyak berbi#ara, dari yang isi bi#ara wajar hingga men#era#au dengan 1word salad1), dan biasanya disertai dengan waham kebesaran, waham kebesaran ini bisa sistematik dalam artian berperilaku sesuai wahamnya, atau tidak sistematik, berperilaku tidak sesuai dengan wahamnya. ila gejala tersebut sudah berkembang menjadi waham maka diagnosis mania dengan gejala psikotik perlu ditegakkan. 2& D"AGNOS"S DAN !LAS" "!AS" erdasarkan Diagnostic and Statistical Manual (D$4) ,B, gangguan bipolar dibedakan menjadi / yaitu gangguan bipolar , dan ,,. Gangguan bipolar , atau tipe klasik ditandai dengan adanya / episode yaitu manik dan depresi, sedangkan gangguan bipolar ,, ditandai dengan hipomanik dan depresi. PPDG' ,,, membaginya dalam klasifikasi yang berbeda yaitu menurut episode kini yang dialami penderita. Ta3el .& Pe43agian Gangguan Afektif Bipolar Berdasarkan PPDG5 """ 6 /)7 /)&* Gangguan afektif 3ipolar1 episode kini hipo4anik /)&) Gangguan afektif 3ipolar1 episode kini 4anik tanpa ge8ala psikotik /)&. Gangguan afektif 3ipolar1 episode kini 4anik dengan ge8ala psikotik /)&/ Gangguan afektif 3ipolar1 episode kini depresif ringan atau sedang /)&0 Gangguan afektif 3ipolar1 episode kini depresif 3erat tanpa ge8ala psikotik /)&- Gangguan afektif 3ipolar1 episode kini depresif 3erat dengan ge8ala psikotik /)&2 Gangguan afektif 3ipolar1 episode kini 9a4puran /)&+ Gangguan afektif 3ipolar1 kini dala4 re4isi /)&: Gangguan afektif 3ipolar lainn;a /)&, Gangguan afektif 3ipolar ;ang tidak tergolongkan /) Gangguan Afektif Bipolar Gangguan ini tersifat oleh episode berulang (yaitu sekurang!kurangnya dua) yang menunjukkan suasana perasaan (mood) pasien dan tingkat akti-itasnya jelas terganggu, dan gangguan ini pada waktu tertentu terdiri dari peninggian suasana perasaan (mood) serta

peningkatan enersi dan akti-itas (mania atau hipomania), dan pada waktu lain berupa penurunan suasana perasaan (mood) serta pengurangan enersi dan akti-itas depresi). ;ang khas adalah bahwa biasanya ada penyembuhan sempurna antar episode, dan insidensi pada kedua jenis kelamin kurang lebih sama dibanding dengan gangguan suasana perasaan (mood) lainnya. Dalam perbandingan, jarang ditemukan pasien yang menderita hanya episode mania yang berulang! ulang, dan karena pasien!pasien tersebut menyerupai (dalam riwayat keluarga, kepribadian pramorbid, usia onset, dan prognosis jangka panjang) pasien yang mempunyai juga episode depresi sekali!sekali, maka pasien itu digolongkan sebagai bipolar. /)&* Gangguan Afektif Bipolar1 Episode !ini hipo4anik Pedoman diagnostik a. @pisode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk hipomania (*00.0) dan, b. >arus ada sekurang!kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik atau #ampuran di masa lampau. /)&) Gangguan Afektif Bipolar1 Episode !ini $anik tanpa Ge8ala Psikotik Pedoman diagnostik a. @pisode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania tanpa gejala psikotik (*00.1) dan, b. >arus ada sekurang!kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik atau #ampuran di masa lampau. /)&. Gangguan Afektif Bipolar1 Episode !ini $anik dengan Ge8ala Psikotik Pedoman diagnostik a. @pisode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan gejala psikotik (*00./) dan, b. >arus ada sekurang!kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik atau #ampuran di masa lampau. /)&/ Gangguan Afektif Bipolar1 episode kini Depresif Ringan atau Sedang Pedoman diagnostik +ntuk mendiagnosis pasti C a. @pisode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif ringan (*0/.0) ataupun sedang (*0/.1), dan

b. >arus ada sekurang!kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik atau #ampuran di masa lampau. "arakter kelima dapat digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya gejala somati# dalam episode depresif yang sedang berlangsung. *01.00 3anpa gejala somatik *01.01 Dengan gejala somatik /)&0 Gangguan Afektif Bipolar1 Episode !ini Depresif Berat tanpa Ge8ala Psikotik Pedoman diagnostik +ntuk mendiagnosis pasti

You might also like