You are on page 1of 107
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR : 1280/Menkes/SK/X/2002 TENTANG PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL PERAWAT DAN ANGKA KREDITNYA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1280/Menkes/SK/X/2002 Menimbang Mengingat TENTANG PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL PERAWAT MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, bahwa dengan ditetapkannya Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 733/Menkes/SKB/ VI/2002 dan Nomor 10 Tahun 2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Perawat dan Angka Kreditnya, maka untuk kelancaran dan tertib administrasi perlu segera disusun Petunjuk Teknis Keputusan tersebut; bahwa sehubungan dengan butir a tersebut diatas Perlu ditetapkan Keputusan Menteri_ Kesehatan tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Perawat; Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, tambahan Lembaran Negara Nomor 3041), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 tahun 1999 (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890); Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, tambahan Lembaran Negara Nomor 3890); Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 22, tambahan Lembaran Negara Nomor 3457); 4 10, 1 12, 13, 14. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, tambahan Lembaran Negara Nomor 3637). Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2000 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 193, tambahan Lembaran Negara Nomor 4014); Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil; Keputusan Presiden Nomor 102 Tahun 2001 tentang ‘Susunan organisasi dan Tugas, Fungsi, Kewenangan, ‘Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen; Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang ‘Susunan Organisasi dan Tugas Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen; Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. 94/KEP/M,PAN/11/2001 tentang jabatan Fungsional Perawat dan Angka Kreditnya; Kepmenkes Nomor 647/Menkes/SK/IV/2000 Jo Kepmenkes Nomor 1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat; Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 733/Menkes/SKBIV1/2002 dan Nomor 10 Tahun 2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Perawat dan Angka Kreditnya; Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1277/Menkes/SK/X1/2001 tentang Organisasi dan tata Kerja Departemen Kesehatan; 2 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 15. Keputusan —— Menteri__— Kesehatan Nomor 76/Menkes/SKIV/2002 tentang Pemberian Kuasa Penanda Tanganan Keputusan Mutasi Kepegawaian dalam lingkungan Departemen Kesehatan MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL PERAWAT BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan 1, Perawat adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pelayanan Keperawatan kepada masyarakat pada sarana kesehatan 2 Perawat terampil adalah seseorang perawat yang ditetapkan berdasarkan jenjang pendidikannya, mulai dari SPK / sederajat, SLTA, D.t, D-ll, dan D-Ill Keperawatan serta fungsinya yang sesuai dengan jenjang pangkat dan golongan mulai dari yang terendah IW/a sampai dengan tertinggi golongan Ili 3. Perawat ahli adalah seseorang perawat yang ditetapkan berdasarkan jenjang pendidikannya, dari Si / D IV Keperawatan, S2 Keperawatan dan S3 Keperawatan, serta fungsinya yang sesuai dengan jenjang Pangkat dan golongan mulai dari yang terendah golongan Ill/a sampai dengan golongan yang tertinggi golongan IV/c. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Pendidikan dan latihan fungsional di bidang kesehatan adalah Pendidikan / latihan baik di dalam maupun di luar negeri, antara lain berupa penataran, kursus dalam bidang kesehatan / keperawatan, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan, untuk kelancaran pelaksanaan tugas kesehatan / keperawatan, diikuti secara terus menerus dan mendapat STTPL; Pelayanan Keperawatan adalah bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat Keperawatan yang mencakup_bio-psiko-sosio- spiritual yang komprehensif ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik sakit maupun sehat yang meliputi peningkatan derajat kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan dan pemulihan kesehatan dan dalam pelaksanaannya menggunakan pendekatan proses Keperawatan. Asuhan Keperawatan Suatu rangkaian kegiatan praktik keperawatan yang langsung diberikan kepada pasien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan dengan menggunakan metodologi proses keperawatan, (pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan dan evaluasi keperawatan) dalam lingkup dan wewenang serta tanggung jawab keperawatan. Pengkajian dasar adalah kegiatan pengumpulan data keperawatan, meliputi bio-psiko-sosio-spiritual pada masalah sederhana, Pengkajian lanjutan adalah kegiatan pengumpulan data keperawatan, meliputi bio-psiko- sosio-spiritual pada masalah kompleks. Konsultasi. pengkajian adalah kegiatan yang dilakukan untuk memberikan konsultasi, bimbingan, pengarahan, dan menerima rujukan dari perawat untuk melaksanakan pengkajian keperawatan dasar dan pengkajian lanjutan. 10, 1" 12. 13, 14, 16. 16, 17, MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Analisa sederhana adalah kegiatan menganalisa data keperawatan dasar yang telah dikumpulkan untuk merumuskan diagnosa keperawatan pada masalah sederhana Analisa_kompleks adalah kegiatan melakukan analisa data keperawatan lanjutan yang telah dikumpulkan untuk merumuskan diagnosa keperawatan pada masalah kompleks. Konsultasi analisis data keperawatan adalah kegiatan untuk memberikan konsultasi, bimbingan, pengarahan dan menerima rujukan dari perawat untuk menganalisa data keperawatan dasar dan Pengkajian lanjutan yang telah dilakukan. Rencana tindakan keperawatan sederhana adalah kegiatan menyusun rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan / keperawatan yang bersifat sederhana. Rencana tindakan Keperawatan kompleks adalah kegiatan menyusun rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan / keperawatan yang bersifat kompleks. Menerima konsultasi / rujuken penyusunan rencana_tindakan keperawatan kompleks adalah kegiatan yang dilakukan untuk memberikan konsultasi, bimbingan, pengarahan dan menerima rujukan dari perawat untuk menyusun rencana tindakan keperawatan terhadap masalah kompleks. Tindakan keperawatan dasar Kategori | adalah Tindakan keperawatan dasar yang memerlukan pengetahuan dasar yang dimiliki oleh semua jenjang jabatan perawat, tanpa kesulitan dan tanpa mengandung resiko Tindakan keperawatan dasar Kategori Il adalah tindakan keperawatan dasar yang memiliki kesulitan minimal dan memerlukan bimbingan tanpa mengandung resiko tapi perlu pengalaman kerja. 18. 19 20. 24. 23. 24, 25. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Tindakan keperawatan dasar Kategor’ I adalah tindakan keperawatan dasar yang mempunyai kesulitan sedang dan memerlukan pengalaman tanpa mengandung resiko Tindakan keperawatan dasar Kategori !V adalah tindakan keperawatan dasar yang mempunyai kesulitan sedang, dapat menimbulkan gangguan fisik dan psikis Tindakan keperawatan kompleks Kategori | adalah tindakan keperawatan kompleks dengan kesulitan minimal, perlu bimbingan dapat menimbulkan gangguan fisik dan psikis, perlu pengalaman kerja. Tindakan keperawatan kompleks Kategori il adalah tindakan keperawatan kompleks dengan kesulitan sedang, dapat menimbulkan gangguan fisik dan psikis, perlu pengalaman dan tambahan pengetahuan. Tindakan keperawatan kompleks Kategori Ill adalah Tindakan keperawatan kompleks dengan kesulitan besar, dapat mengancam keselamatan jiwa, perlu tambahan pengetahuan khusus melalui pelatihan, Tindakan keperawatan _kompleks Kategori IV adalah Tindakan keperawatan kompleks dengan kesulitan besar, perlu tambahan pengetahuan khusus melalui pelatinan (sertifkat) dan dapat mengancam keselamatan jiwa (akibat henti nafas/gangguan jantung) Penyuluhan kesehatan masyarakat, adalah upaya pemberian informasi dan pendidikan oleh perawat kepada kelompok - kelompok tertentu kepada masyarakat, dengan cara memberikan ceramah dan demontrasi dengan mempergunakan alat - alat peraga yang berkaitan dengan materi penyuluhan. Program penyuluhan kesehatan dengan metoda sederhana adalah menyusun program penyuluhan kesehatan tanpa alat peraga. 28 27. 28. 29, 30. 34 32. 33. 34. MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Menyusun program penyuluhan kesehatan dengan metoda kompleks adalah menyusun program penyuluhan kesehatan dengan alat peraga. Penyuluhan dengan metoda sederhana adalah _memberikan penyuluhan kesehatan secara sistimatis dengan menggunakan alat peraga yang telah ada. Penyuluhan dengan metoda kompleks adalah memberikan penyuluhan kesehatan secara sistimatis dengan menggunakan alat peraga sesuai dengan masalah yang ada. Pelatinan kader adalah kegiatan melatin kader yang berasal dari masyarakat, yang selanjutnya dapat membantu di dalam kegiatan - kegiatan peningkatan derajat Kesehatan masyarakat. Kegiatan meliputi ceramah, diskusi, demontrasi, memberikan pedoman tertulis dan lain - lain, Menyusun rancangan pelatihan kader adalah kegiatan menyusun program pelatihan kader meliputi tujuan, sasaran, materi pelatihan, jadwal dan biaya pelatinan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Konsultasi (konsulen) penyusunan program pelatihan adalah kegiatan memberikan konsultasi, bimbingan, pengarahan dan menerima rujukan dari perawat tentang berbagai hal yang berkaitan dengan penyusunan program pelatihan kader. Membimbing kader dilapangan adalah kegiatan yang bersifat memberi contoh dan petunjuk kepada kader kesehatan dalam upaya mengatasi masalah kesehatan di masyarakat. Pertolongan persalinan normal tanpa episiotomi adalah _menolong persalinan (Partus) normal tanpa melakukan episiotomi sesuai SOP. Pertolongan persalinan normal dengan episiotomi adalah _menolong persalinan (Partus) normal dengan melakukan episiotomi sesuai SOP. 35. 36. 37. 38, 39, 40. 41 42, 43. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESin Persalinan dengan pertolongan Khusus adalah menolong persalinan dengan bantuan alat, sesuai SOP. Konsultasi pertotongan persatinan adalah kegiatan memberikan fonsultasi, bimbingan, pengarahan dan Menerima rujukan dari perawat fentang berbagai hal yang berkaitan dengan pertolongan persalinan onsultas! pelaksanaan tugas anestes; adalah kegiatan memberikan, Konsultasi, bimbingan, pengarahan dan menerima rujukan dari perawat dalam pelaksanaan / tindakan anestecr Sesuai program operasi Melaksanakan tugas limpah adalah nelaksanakan kegiatan/tindakan diluar kewenangan perawat sesuai Son Fegiuas! Keperawatan sederhana adalah kegiatan menilai pencapaian hasil tindakan keperawatan, seni dengan tujuan yang telah entukan, pada masalah keperawaten Sederhana Evaluasi keperawatan kompleks 2calah kegiatan menilai pencapaian Gacil tindakan keperawatan, segac dengan tujuan yang. telah Gitentukan, pada masalah keperawatne kompleks. ensultasi evaluasi Keperawatan secarg Sederhana adalah kegiatan Tremberikan konsultasi, bimbingan, Pengarahan dan menerima rajon can aPerawat untuk pelaksanaan evalecs Keperawatan pada masalah keperawatan sederhana Konsultasi evaluasi keperawatan Secara kompleks adalah kegiatan memberikan konsultasi, bimbingan, Pengarahan dan menerima rsjukan Rapeperawat untuk pelaksanaan evalers keperawatan pada masalah keperawatan kompleks 44, 45, 46. 47. 48, 49, MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INOONESIA Daerah terpencil adalah daerah yang sangat sukar dijangkau oleh transportasi dan komunikasi termasuk daerah sangat terpencil dan rawan konflik yang ditetapkan oleh pejabat berwenang Resiko pekerjaan adalah suatu ancaman terhadap keselamatan / Kesehatan pada perawat sebagai akibat berugas di unit pelayanan kesehatan tertentu, Pengembangan teknologi tepat guna dibidang keperawatan adalah mengembangkan suatu cara 7 metoda pemberian pelayanan keperawatan dengan ketentuan + Mengutamakan penggunaan bahan ~ bahan yang ada dan mudah dijangkau serta tidak bertentangan dengan prinsip — prinsip dalam bidang keperawatan. * Didukung oleh karya tulis ilmiah ( makalah ) yang memenuhi persyaratan. + Diyj, dinilai dan disyahkan serta dibuktikan dengan SK, Tim penilai khusus (Tim teknis ) yang ditunjuk + Dibuat dan dikaji oleh perawat pada kedudukan golongan IV/a - Mec. Penunjang pelayanan keperawatan adalah kegiatan lain di luar keperawatan yang dilakukan oleh perawat dalam upaya memperlancar pelaksanaan pelayanan. Peran serta dalam delegasi ilmiah dalam bidang keperawatan atau Kesehatan adalah setiap kali ditunjuk oleh pejabat yang benwenang Sebagai wakil untuk mengikuti pertemuan ilmiah dalam rangka Pengembangan atau saling tukar informasi di bidang kesehatan / keperawatan yang diselenggarakan di dalam atau di luar negeri Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya adalah mendapat tambahan gelar akademt / keablian lain yang tidak ada kaitannya dengan bidang keperawatan dalam rangka tugas belajar. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 50. Pejabat yang berwenang adalah pejabat di lingkungan Departemen Kesehatan yang diberi kuasa oleh Menteri Kesehatan untuk menetapkan angka kredit (PAK) sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 76/Menkes/SKIl/2002 tentang Pemberian Kuasa Penandatanganan Keputusan Mutasi Kepegawaian Dalam Lingkungan Departemen Kesehatan; BAB II RUANG LINGKUP PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL PERAWAT Pasal 2 Ruang lingkup petunjuk teknis jabatan fungsional Perawat dan angka kreditnya mencakup : Tugas pokok dan jenjang jabatan/pangkat, Mekanisme Penilaian, Penetapan Angka Kredit, serta rincian kegiatan, BAB II TUGAS POKOK, KUALIFIKASI PENDIDIKAN DAN JENJANG JABATAN / PANGKAT Pasal 3 Tugas pokok Perawat adalah memberikan pelayanan Keperawatan berupa asuhan Keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan Penyakit, dan pemulihan kesehatan serta pembinaan peran sera ‘masyarakat dalam rangka kemandirian Keperawatan, 10 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Pasal4 (1) Jabatan Fungsional Perawat terdiri dari Perawat Terampil dan Perawat Anil (2) Kualfikasi pendidikan Perawat Terampil dan Perawat Abii, yaitu a, Perawat Terampil terdiri dari ; 1. Perawat Pelaksana Pemula; 2. Perawat Pelaksana; 3. Perawat Pelaksana Lanjutan; 4. Perawat Penyelia. b. Perawat Ahi terdiri dari : 1. Perawat Pertama; 2. Perawat Muda; 3. Perawat Madya. (3). Jenjang jabatan Perawat sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 (satu) dari yang terendah sampai tertinggi yaitu : a. Perawat Terampil terdiri dari ; 1. Perawat Pelaksana Pemula; 2. Perawat Pelaksana; 3. Perawat Pelaksana Lanjutan; 4. Perawat Penyelia. b. Perawat Ahii terdiri dari : 1. Perawat Pertama; 2. Perawat Muda; 3. Perawat Madya (4) Jenjang pangkat dan golongan ruang Perawat Terampil sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf a, dari terendah sampai dengan tertinggi, yaitu a. Perawat Pelaksana Pemula adalah Pengatur Muda golongan ruang Ia. " MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA b. Perawat Pelaksana, terdiri dari 1. Pengatur Muda Tingkat |, golongan ruang Il/b, 2. Pengatur, golongan ruang Ilo: 3. Pengatur Tingkat |, golongan ruang Il/d ©. Perawat Pelaksana Lanjutan, terdiri dari 4. Penata Muda, golongan ruang Iil/a; 2. Penata Muda Tingkat |, golongan ruang III’. d. Perawat Penyelia, terdiri dari 1. Penata, golongan ruang Iil/c; 2, Penata Tingkat !, golongan ruang Ill/d (©) Jenjang_pangkat dan golongan Perawat Ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf b, dari yang terendah sampai dengan tertinggi, vyaitu @. Perawat Pertama, terdiri dari : 1. Penata Muda, golongan ruang Ill/a; 2, Penata Muda Tingkat I, gclongan ruang IIl/b b. Perawat Muda, terdiri dari » 1. Penata, golongan ruang Ill/e; 2. Penata Tingkat I, golongan ruang Ili. ©. Perawat Madya, terdiri dari 1. Pembina, golongan ruang |Via; 2. Pembina Tingkat |, golongan ruang IVb; 3. Pembina Utama Muda, golongan ruang iVic. 12 MENTERI KESEHATAN EPUBLIK INDONESIA BABIV RINCIAN KEGIATAN PNS DALAM JABATAN FUNGSIONAL PERAWAT Pasal 5 (1) Rincian kegiatan Perawat Terampil sebagai berikut a. Perawat Pelaksana Pemula, yaitu : 1 oawn eane "1 12, 13, melaksanakan pengkajian data keperawatan dasar pada individu; ‘melaksanakan tindakan keperawatan dasar, katergori | dan Il; melaksanakan penyuluhan pada individu; melaksanakan pertolongan persalinan normal tanpa episiotomi; melaksanakan tugas instrumentator / asisten pada operasi kecil; melaksanakan tugas jaga sore dan siaga di Rumah Sakit; melaksanakan tugas jaga malam dan siaga di Rumah Sakit; melaksanakan tugas siaga “on call’ di Rumah Sakit; melaksanakan tugas jaga sore dan siaga di Puskesmas Perawatan; melaksanakan tugas jaga malam dan siaga Perawatan; ii Puskesmas melaksanakan tugas siaga “on call” di Puskesmas Perawatan; melaksanakan tugas khusus di daerah terpencil; melaksanakan tugas di unit pelayanan kesehatan yang mempunyai resiko tinggi; 13 14 15, 16. 17. 18, 19, 20. at. MENTER: KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA melaksanakan tugas Kunjungan pembinaan keluarga/kelompok/ masyarakat di daerah sulit transportasi; ‘melaksanakan tugas siaga di sarana kesehatan khusus / sepi pasien; melaksanakan kegiatan penanggulangan bencana alam / wabah di lapangan; membantu dalam kegiatan kesehatan (PMI, Yayasan Kanker, YMAC, olah raga, dll); melaksanakan tugas mengamati penyakit / wabah di lapangan; melaksanakan tugas supervisi bidang kesehatan; ‘melaksanakan penanggulangan penyakit / wabah dengan menjadi ketua tim; melaksanakan penanggulangan penyakit / wabah dengan menjadi anggota tim. Perawat Pelaksana, yaitu : 1 2. Noone melaksanakan pengkajian keperawatan pada keluarga; melaksanakan analisis data sederhana untuk merumuskan diagnosa keperawatan pada individu; merencanakan tindakan keperawatan sederhana pada individu; melaksanakan tindakan keperawatan dasar kategori |, Il Il, IV; melaksanakan tindakan keperawatan kompleks kategori |; Melaksanakan penyuluhan kepada keluarga; metaksanakan pelatihan kader, 14 10. 1 12, 13, 14. 15. 16. 17. 18, 19. 20. 24 22. 23. 24. MENTERI KESEHATAN EPUBLIK INDONESIA membimbing kader dilapangan; melaksanakan pertolongan persalinan normal dengan episio- tomi; melaksanakan tugas anestesi operasi kecil; melaksanakan istrumentator /asisteren pada operasi sedang; melaksanakan tugas limpah; melaksanakan evaluasi keperawatan sederhana pada individu; melaksanakan pengelolaan pelayanan keperawatan di Rumah Sakit sebagai Ketua tim perawatan; melaksanakan pengelolaan pelayanan keperawatan di Puskesmas Pembantu sebagai penanggung jawab; melaksanakan pengelolaan pelayanan keperawatan di Puskesmas sebagai penanggung jawab tugas jaga sore / malam; melaksanakan tugas jaga sore dan siaga di Rumah Sakit; melaksanakan tugas jaga malam dan siaga di Rumah Saki melaksanakan tugas siaga “on call” di Rumah Sakit; melaksanakan tugas jaga sore dan siaga di Puskesmas Perawatan; melaksanakan tugas jaga malam dan siaga di Puskesmas Perawatan; melaksanakan tugas siaga “on call” di Puskesmas Perawatan; melaksanakan tugas di daerah terpencil; melaksanakan tugas khusus di unit pelayanan kesehatan yang mempunyai resiko tinggi; 15 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA melaksanakan tugas kunjungan pembinaan keluargalkelompok/ masyarakat di daerah sult; melaksanakan tugas siaga di sarana kesehatan khusus / sepi pasien, melaksanakan kegiatan penanggulangan bencana alam / wabah di lapangan; membantu dalam kegiatan kesehatan (PMI, Yayasan Kanker, YPAC, olah raga, dl); melaksanakan tugas mengamati penyakit / wabah di lapangan; melaksanakan tugas supervisi bidang kesehatan; melaksanakan penanggulangan penyakit / wabah dengan menjadi ketua tim; melaksanakan penanggulangan penyakit / wabah dengan menjadi anggota tim; Perawat Pelaksana Lanjutan, yaitu 7 2 Noone melaksanakan pengkajian data keperawatan pada kelompok; melaksanakan analisis untuk merumuskan diagnosa keperawatan pada keluarga; melaksanakan tindakan keperawatan sederhana pada keluarga; merencanakan tindakan keperawatan dasar kategori I, Il II, IV; melaksanakan tindakan keperawatan kompleks kategori | dan It; menyusun program penyuluhan dengan metoda sederhana; melaksanakan penyuluhan pada kelompok; 16 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 8._menyusun rancangan pelatihan untuk kader, 8. melaksanakan pertolongan persalinan dengan pertolongan khusus; 10. melaksanakan tugas anestesi operasi sedang; 11. melaksanakan istrumentator /asisteren pada uperasi besar, 12. melaksanakan evaluasi keperawatan sederhana keluarga; 13. menerima konsultasi evaluasi keperawatan sederhana pada individu; 14. melaksanakan pengelolaan pelayanan keperawatan sebagai pengawas keliling di Rumah Sakit; 15, melaksanakan pengelolaan pelayanan keperawatan sebagai Penanggung jawab di Puskesmas; 16. melaksanakan pengelolaan pelayanan keperawatan sebagai koordinator Puskesmas / KIA / ruang rawat inap di Puskesmas; 17, melaksanakan pengelolaan pelayanan keperawatan sebagai Penanggung jawab di Puskesmas; 18, melaksanakan tugas jaga sore dan siaga di Rumah Sakit; 19, melaksanakan tugas jaga malam dan siaga di Rumah Sakit; 20. melaksanakan tugas siaga “on call’ di Rumah Saki; 21.melaksanakan tugas jaga sore dan siaga di Puskesmas perawatan; 22. melaksanakan tugas jaga malam dan siaga di Puskesmas perawatan; 23, melaksanakan tugas jaga “on call’ di Puskesmas perawatan; 7 24, 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31 32. 33. MENTERI KESEHATAN EPUBLIK INDONESIA melaksanakan tugas khusus di daerah terpencil melaksanakan tugas di unit pelayanan Kesehatan yang mempunyai resiko tinggi; melaksanakan tugas kunjungan pembinaan keluarga / kelompok / masyarakat di daerah sult; melaksanakan tugas siaga di sarana kesehatan khusus / sepi pasion; melaksanakan kegiatan penaggulangan bencana alam / wabah di lapangan; membantu dalam kegiatan kesehatan (PMI, Yayasan Kanker, YPAC, olah raga, all); melaksanakan tugas mengamati penyakit / wabah di lapangan; melaksanakan tugas supervisi bidang kesehatan; melaksanakan penanggulangan penyakit / wabah dengan menjadi ketua tim; melaksanakan penanggulangan penyakit / wabah dengan menjadi anggota tim; 4. Perawat Penyelia, yaitu 1 2 3 melaksanakan pengkajian data keperawatan pada masyarakat; menerima konsultasi data pengkajian keperawatan; melaksanakan analisis data sederhana untuk merumuskan diagnosa keperawatan pada kelompok; 18 awarnoe 1". 12, 13, 14, 15, 16. 17. 18. 19. 20. ENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA merencanakan tindakan keperawatan pada kelompok dan masyarakat; melaksanakan tindakan keperawatan dasar kategor |, I, Il, IV; melaksanakan tindakan keperawatan kompleks kategor I, I, I; melaksanakan penyuluhan Kesehatan kepada masyarakat; menerima konsultasi penyusunan program pelatihan kader; melaksanakan tugas anestesi operasi besar dan Khusus; melaksanakan tugas instrumentator / asisteren pada operasi khusus; ‘melaksanakan evaluasi keperawatan sederhana pada Kelompok dan masyarakat; menerima konsultasi evaluasi keperawatan sederhana pada keiuarga: melaksanakan pengelolaan pelayanan keperawatan sebagai pengawas di Rumah Saki; melaksanakan tugas jaga dan siaga di Rumah Sakit; melaksanakan tugas “on call” di Rumah Sakit; melaksanakan tugas jaga sore dan siaga di Puskesmas perawatan; melaksanakan jaga malam dan siaga di Puskesmas perawatan; melaksanakan tugas siaga “on cal’ di Puskesmas perawatan; melaksanakan tugas khusus di daerah terpencil; melaksanakan tugas kunjungan pembinaan keluarga/ kelompok/masyarakat di daerah sulit; 19 24 22, 23. 24, 26. 27. 28. Ee melaksanakan tugas di unit pelayanan Kesehatan yang mempunyai resiko tinggi; melaksanakan tugas siaga di sarana kesehatan khusus atau sepi pasien; melaksanakan kegiatan penanggulangan bencana alam/wabah di lapangan; membantu dalam kegiatan kesehatan (PMI, Yayasan Kanker, YPAC, olah raga, dl) melaksanakan tugas mengamati penyakit / wabah di lapangan: melaksanakan tugas supervisi bidang kesehatan; melaksanakan penanggulangan penyakit / wabah dengan menjadi Ketua tim; melaksanakan penanggulangan penyakit / wabah dengan menjadi Anggota tim; (2) Rincian Kegiatan Perawat Ahli, sebagai berikut a. Perawat Pertama, yaitu 1 a 3, ‘melaksanakan pengkajian lanjutan keperawatan pada individu; ‘melaksanakan analisis kompleks untuk merumuskan diagnosa keperawatan pada individu; merencanakan tindakan keperawatan kompleks pada individu; melaksanakan tindakan keperawatan dasar kategori I, Il II, IV; melaksanakan tindakan keperawatan kompleks kategori |, Il, II \y, menyusun rancangan pelatinan untuk kader, 20 10. 4 12. 13. 14, 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21 22, MENTERI. KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA menerima konsultasi pertolongan persalinan; menerima konsultasi pelaksanaan tugas anestesi;, melaksanakan evaluasi__keperawatan sederhana pada masyarakat; ‘melakukan evaluasi keperawatan kompleks pada individu; menerima konsultasi evaluasi keperawatan sederhana pada kelompok; menerima konsultasi evaluasi keperawatan sederhana pada masyarakat; melaksanakan pengelolaan pelayanan keperawatan sebagai Ketua tim Perawatan di Rumah Sakit / Puskesmas; melaksanakan pengelolaan pelayanan keperawatan sebagai Penaggung jawab Puskesmas; melaksanakan pengelolaan pelayanan keperawatan sebagai koordinator Puskesmas/KIA/Ruang Rawat Inap Rumah Sal melaksanakan tugas jaga sore dan siaga di Rumah Sakit; melaksanakan tugas jaga malam dan siaga di Rumah Sakit; melaksanakan tugas siaga “on call” di Rumah Sakit; melaksanakan tugas jaga sore dan siaga di Puskesmas perawatan; melaksanakan tugas jaga malam dan siaga di Puskesmas perawatan; melaksanakan tugas jaga “on call’ di Puskesmas perawatan; melaksanakan tugas khusus di daerah terpencil; 24 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 23. melaksanakan tugas khusus di unit pelayanan kesehatan yang ‘mempunyai resiko tinggi 24. melaksanakan tugas kunjungan pembinaan keluarga/kelompok/ masyarakat di daerah sulit; 25. melaksanakan tugas siaga di sarana kesehatan khusus/sepi pasien; 26.melaksanakan kegiatan penanggulangan bencana alam / wabah di lapangan; 27.membantu dalam kegiatan kesehatan (PMI, Yayasan Kanker, YPAC, olah raga, dil); 28. melaksanakan tugas mengamati penyakit / wabah di lapangan; 29. melaksanakan tugas supervisi bidang kesehatan; 30. melaksanakan penanggulangan penyakit / wabah dengan menjadi Ketua tim; 31. melaksanakan penanggulangan penyakit / wabah dengan menjadi Anggota tim; Perawat Muda, yaitu: melaksanakan pengkajian lanjutan keperawatan pada keluarga; 2. melaksanakan analisis data kompleks untuk merumuskan diagnosa keperawatan pada_keluarga; 3. Menerima konsultasi analisis data sederhana untuk merumuskan diagnosa keperawatan; 4. _merencanakan tindakan keperawatan kompleks pada keluarga; 22 10, 1 12, 13. 14, 15, 16. 17. 18, 19. 20. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA menerima konsultasi penyusunan rencana tindakan keperawatan sederhana dan kompleks; melaksanakan tindakan keperawatan dasar kategori III dan IV; melaksanakan tindakan keperawatan kompleks kategori I, II, Ill, Vy; menerima konsultasi tindakan keperawatan dasar; menyusun program penyuluhan dengan metode kompleks; melakukan penyuluhan kepada masyarakat; menerima konsultasi penyusunan program pelatihan kader; - melaksanakan evaluasi keperawatan kompleks pada keluarga; menerima konsultasi evaluasi keperawatan kompleks pada individu dan keluarga; melaksanakan pengelolaan pelayanan keperawatan sebagai pengawas di Rumah Sakit; melaksanakan pengelolaan pelayanan keperawatan sebagai pengawas keliling di Rumah Sakit; melaksanakan pengelolaan pelayanan keperawatan sebagai kepala ruangan di Rumah Sakit; melaksanakan tugas khusus di daerah terpencil; melaksanakan tugas khusus di unit pelayanan kesehatan yang mempunyai resiko tinggi; melaksanakan tugas kunjungan pembinaan keluarga/kelompok/ masyarakat di daerah sulit; melaksanakan tugas siaga di sarana kesehatan khusus/sepi Pasien; 23 21 22. 23. 24. 25, MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA melaksanakan kegiatan penanggulangan bencana alam di lapangan; membantu dalam kegiatan kesehatan (PMI, Yayasan Kanker, YPAC, olah raga, all); melaksanakan tugas supervisi bidang kesehatan, melaksanakan penanggulangan penyakit / wabah dengan menjadi Ketua tim; melaksanakan penanggulangan penyakit / wabah dengan menjadi Anggota tim; c. Perawat Madya, yaitu : 1 melaksanakan pengkajian keperawatan lanjutan pada kelompok; melaksanakan pengkajian lanjutan keperawatan pada masyarakat; menerima konsultasi _ pengkajian lanjutan keperawatan: melaksanakan analisis data kompleks untuk merumuskan diagnosa keperawatan pada _kelompok; melaksanakan analisis data kompleks untuk merumuskan diagnosa keperawatan pada _masyarakat; menerima konsultasi_-analisa_ data kompleks untuk merumuskan diagnosa -keperawatan; merencanakan tindakan keperawatan kompleks pada masyarakat; 24 10. " 12. 13, 14, 15. 16. 17. 18. 19. 20. 2 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA menerima konsultasi tindakan keperawatan kompleks; menerima konsultasi evaluasi keperawatan kompleks pada kelompok; melaksanakan tindakan keperawatan dasar kategori lI, Il, IV; menerima konsultasi tindakan keperawatan kompleks pada masyarakat; melaksanakan evaluasi__Keperawatan kompleks pada masyarakat; melaksanakan evaluasi__Keperawatan kompleks pada masyarakat; menerima konsultasi evaluasi keperawatan kompleks pada kelompok; melaksanakan tugas khusus di daerah terpencil; melaksanakan tugas khusus di unit pelayanan kesehatan yang mempunyai resiko tinggi: melaksanakan tugas kunjungan pembinaan keluarga/kelompok/ masyarakat di daerah sulit; melaksanakan tugas siaga di sarana kesehatan khusus/sepi pasien; melaksanakan kegiatan penanggulangan bencana alam / wabah di lapangan; membantu dalam kegiatan kesehatan (PMI, Yayasan Kanker, YPAC, olah raga, dll); melaksanakan tugas mengamati penyakit/wabah di lapangan; 25 MENTERI KESEHATAN [REPUBLIK INDONESIA 22, melaksanakan tugas supervisi bidang kesehatan; 23, melaksanakan penanggulangan penyakit / wabah dengan menjadi Ketua tim; 24, melaksanakan penanggulangan penyakit / wabah dengan menjadi Anggota tim; (3) Perawat Pelaksana Pemula sampai dengan Perawat Penyelia yang ‘melaksanakan kegiatan pengembangan profesi, dan penunjang pelayanan keperawatan diberikan nilai angka kredit sesuai dengan ketentuan Lampiran | Keputusan MENPAN No. 94/KEP/M,PAN/1 1/2001, (4) Perawat Pertama sampai dengan Perawat | Madya yang ‘melaksanakan kegiatan pengembangan profesi, dan penunjang pelayanan keperawatan diberikan nilal angka kredit sesuai dengan ketentuan Lampiran Il Keputusan MENPAN No.94/KEP/M.PAN/1 1/2001. Pasal 6 Apabila pada suatu unit kerja tidak terdapat Perawat yang sesuai dengan jenjang jabatannya untuk melaksanakan kegiatan kesehatan, maka Perawat lain yang berada satu tingkat di atas atau satu tingkat di bawah jenjang jabatannya dapat melakukan kegiatan tersebut berdasarkan Penugasan secara tertulis dari pimpinan unit kerja yang bersangkutan Pasal 7 Penilaian angka kredit pelaksanaan tugas sebagair Pasal 6, ditetapkan sebagai berikut 1, Perawat yang melaksanakan tugas Perawat di atas jenjang jabatannya, ana dimaksud dalam 26 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA angka kredit yang diperoleh ditetapkan sebesar 80% (delapan puluh persen) dari setiap angka kredit butir kegiatan sebagaimana tercantum dalam Lampiran | dan Il Keputusan Menpan 2, Perawat yang melaksanakan kegiatan Perawat di bawah jenjang jabatannya, angka kredit yang diperoleh ditetapkan sama dengan angka kredit dari setiap butir kegiatan sebagaimana tercantum dalam Lampiran | dan I! Keputusan Menpan No. 94/KEP/M.PAN/11/2001 BABV UNSUR KEGIATAN Pasal 8 (1) Unsur kegiatan yang dinilai dalam memberikan angka kredit, terdiri dari: a. unsur utama; b. unsur penunjang. (2) Unsur utama, terdiri dari a. pendidikan; b. pelayanan keperawatan; cc. pengabdian pada masyarakat; d. pengembangan profesi (3) Unsur penunjang adalah kegiatan yang mendukung pelaksanaan tugas keperawatan, sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 angka 5 Kep.MENPAN No.94/KEP/M/PAN/1/2001 tanggal 7 Nopember 2001; (4) Rincian kegiatan keperawatan dan angka kredit untuk masing-masing unsur sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), adalah sebagai berikut = a. Perawat Terampil sebagaimana tercantum dalam Lampiran | Keputusan Menpan No. 94/KEP/M.PAN/11/2001. 27 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA b. Perawat Ahli sebagaimana tercantum dalam Lampiran Il Keputusan Menpan No. 94/KEP/M,PAN/1 1/2001 Pasal 9 (1) Jumiah angka kredit kumulatif minimal yang harus dipenuhi oleh setiap Pegawai Negeri Sipil untuk dapat diangkat dalam jabatan dan kenaikan jabatan/pangkat Perawat Terampil dan Anli adalah sebagaimana tersebut dalam lampiran X Keputusan ini, dengan ketentuan a. sekurang-kurangnya 80% (delapan puluh persen) angka Kredit berasal dari unsur utama; dan b. sebanyak-banyaknya 20% (dua puluh persen) angka kredit berasal dari unsur penunjang. (2) Untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi menjadi Perawat Madya pangkat Pembina Tingkat | golongan ruang IV/b sampai dengan Perawat Madya pangkat Pembina Utama Muda golongan ruang IVic, diwajibkan mengumpulkan sekurang-kurangnya 12 (dua belas) angka kredit dari unsur pengembangan profesi. (3) Perawat yang memiliki angka kredit melebihi angka kredit yang disyaratkan untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi, kelebihan angka Kredit tersebut diperhitungkan untuk kenaikan jabatan/pangkat berikutnya, (4) Perawat yang telah mencapai angka kredit untuk Kenaikan pangkat pada tahun pertama daiam masa pangkat yang didudukinya atau pangkat yang dimillkinya, pada tahun berikutnya _diwajibkan mengumpulkan angka kredit sekurang-kurangnya 20% (dua_puluh persen) dari jumlah angka kredit yang disyaratkan untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi yang berasal dari kegiatan pelayanan keperawatan (5) Perawat Penyelia pangkat Penata Tingkat I, golongan ruang lil/d setiap 28 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA tahun diwajibkan memperoleh sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) angka kredit dari kegiatan pelayanan keperawatan. (6) Perawat Madya pangkat Pembina Utama Muda, golongan ruang IVic setiap tahun diwajibkan memperoleh sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) angka kredit dari kegiatan pelayanan keperawatan Pasal 10 (1) Perawat yang bersama - sama membuat karya tulis / karya ilmiah di bidang keperawatan/kesehatan, maka pembagian angka kreditnya ditetapkan sebagai berikut a. 60% (enam puluh persen) bagi penulis utama; dan 'b. 40% (empat puluh persen) bagi semua penulis pembantu (2) Jumlah penulis pembantu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b sebanyak-banyaknya terdiri dari 3 (tiga) orang BAB VI TIM PENILAL Pasal 11 (1) Prestasi kerja Perawat dinilai oleh Tim Penilai (2) Susunan keanggotaan Tim Penilai sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 terdiri dari a. Seorang Ketua merangkap anggota; b. Seorang Wakil Ketua merangkap anggota; ©. Seorang Sekretaris merangkap anggota; dan d. Sekurang-kurangnya 4 (empat) orang anggota (3) Untuk membantu Tim Penilai dalam melaksanakan tugasnya, dibentuk Sekretariat Tim Penilai yang dipimpin oleh seorang sekretaris yang secara fungsional dijabat oleh pejabat dibidang kepegawaian. 29 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA (4) Ketua, Wakil Ketua dan Anggota tim penilai Puset, merupakan pejabat yang mempunyai keahlian dengan kemampuan untuk menilai prestasi kerja Perawat dan dapat berasal dari berbagai unit kerja di Pusat (8) Ketua, Wakil Ketua dan Anggota tim penilai Propinsi, merupakan Pejabat yang_mempunyai keahlian dengan kemampuan untuk menilai prestasi kerja Perawat dan dapat berasal dari berbagai unit kerja di Propinsi. (6) Ketua, Wakil Ketua dan Anggota tim penilai Kabupaten/Kota, merupakan pejabat yang mempunyai keahlian dengan kemampuan untuk menitai prestasi kerja Perawat dan dapat berasal dari berbagai unit kerja di Kabupaten/Kota (7) Ketua, Wakil Ketua dan Anggota tim penilai Instansi, merupakan Pejabat yang mempunyai keahlian dengan kemampuan untuk menilai prestasi kerja Perawat dan dapat berasal dari berbagai unit kerja di Instansi (8) Bila tim penitai di Unit Pelaksana Teknis tidak ada yang memenuhi Persyaratan, maka penilaian dilaksanakan oleh tim penilai ditingkat yang lebih tinggi (vertikal) (®) Ketua, Wakil Ketua dan Anggota tim penilai Unit Pelaksana Teknis, merupakan pejabat yang mempunyai keahlian dengan kemampuan untuk menitai prestasi kerja Perawat dan dapat berasal dari berbagai unit kerja untuk Unit Pelaksana Teknis, Pasal 12 (1) Syarat pengangkatan untuk menjadi anggota Tim Penilai sebagaimana dimaksud Pasal 11 diatas, yz @. Sekurang-kurangnya menduduki jabatan/pangkat setingkat dengan jabatan/pangkat Perawat yang dinilai: 30 MENTERI KESEHATAN, REPUBLIK INDONESIA b. Mempunyai kompetensi untuk menial prestasi kerja Perawat; dan . Dapat aktif melakukan penilaian, (2) Masa keanggotaan Tim Penilai sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali untuk masa jabatan berikutnya, (3) Anggota Tim Penilai yang telah menjabat dalam 2 (dua) masa keanggotaan sebagaimana dimaksud ayat (2) dapat diangkat kembali setelah melampaui tenggang waktu 1 (satu) masa jabatan. (4) Jumlah Anggota Tim Penilai yang berasal dari Perawat harus lebih banyak daripada Anggota Tim Penilai yang berasal dari pejabat lain yang bukan Perawat (6) Dalam hal komposisi jumiah anggota Tim Penilai sebagaimana dimaksud ayat (4) tidak dapat dilakukan, maka anggota Tim Penilai dapat diangkat dari pejabat lain yang mempunyai kompetensi dalam bidang pelayanan keperawatan Pasal 13, (1) Tugas Pokok Tim Penilai Pusat adalah a. Membantu Pejabat yang berwenang dalam menetapkan angka kredit Perawat Madya yang berada dilingkungan Departemen Kesehatan dan Instansi lainnya; b. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Pejabat yang berwenang yang berhubungan dengan penetapan angka kredit sebagaimana dimaksud pada huruf a. (2) Tugas pokok Tim Penilai Unit Sarana Kesehatan adalah : ‘a. Membantu Pejabat yang berwenang dalam menetapkan angka 31 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA kredit Perawat Pelaksana Pemula sampai dengan Perawat Penyelia dan Perawat Pertama sampai dengan Perawat Muda yang bekerja pada sarana kesehatan di lingkungan masing- masing; b. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Pejabat yang berwenang yang berhubungan dengan penetapan angka kredit sebagaimana dimaksud pada huruf a. (3) Tugas pokok Tim Penilai Propinsi adalah a b. Membantu Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dalam menetapkan angka kredit Perawat Pelaksana Pemula sampai dengan Perawat Penyelia dan Perawat Pertama sampai dengan Perawat Muda yang bekerja pada sarana kesehatan Propinsi; Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Propinsi_ yang berhubungan dengan penetapan angka kredit sebagaimana dimaksud pada huruf a; (4) Tugas pokok Tim Penilai Kabupaten/Kota adalah a. Membantu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten! Kota dalam menetapkan angka kredit Perawat Pelaksana Pemula sampai dengan Perawat Penyelia dan Perawat Pertama sampai dengan Perawat Muda yang bekerja pada sarana__kesehatan Kabupaten/Kota b. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang berhubungan dengan penetapan angka kredit sebagaimana dimaksud pada huruf a. (8) Tugas pokok Tim Penilai Instansi adalah a. Membantu Pimpinan Instansi atau serendah-rendahnya pejabat 32 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA eselon I yang ditunjuk dalam menetapkan angka kredit Perawat Pelaksana Pemula sampai dengan Perawat Penyelia dan Perawat Pertama sampai dengan Perawat Muda yang bekerja pada sarana kesehatan yang berada di luar Departemen Kesehatan dan Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota; b. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan Instansi atau serendah-rendahnya pejabat eselon Il yang ditunjuk yang berhubungan dengan penetapan angka kredit sebagaimana dimaksud pada huruf a. (6) Apabila Tim Penilai belum dapat dibentuk karena belum memenuhi kriteria Tim Penilai yang ditentukan, maka penilaian prestasi kerja Perawat dilakukan oleh Tim Penilai Kabupaten/Kota terdekat atau Tim Penilai Propinsi, atau Tim Penilai Unit Sarana Kesehatan atau Penilai Pusat. (7) Dalam hal terdapat anggota Tim Penilai yang berhalangan sekurang- kurangnya 6 (enam) bulan atau pensiun, maka Ketua Tim Penilai wajib mengusulkan anggota Tim Penilai Pengganti kepada Pejabat yang berwenang menetapkan Tim Penilai (8) Dalam hal terdapat anggota Tim Penilai yang turut dinilai, Ketua Tim Penilai dapat mengangkat Anggota Tim Penilai pengganti (9) Tata kerja dan tata cara penilaian Tim Penilai dalam melakukan penilaian ditetapkan oleh Menteri Kesehatan, selaku pimpinan instansi pembina jabatan Perawat. Pasal 14 (1) Untuk membantu Tim Penilai dalam melaksanakan tugasnya, dibentuk Sekretariat Tim Penilai yang dipimpin oleh seorang Sekretaris yang secara fungsional dijabat oleh pejabat di bidang kepegawaian 33 MENTERI KESEHATAN, REPUBLIK INDONESIA (2) Sekretariat Tim Penilai dibentuk dan ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang sebagaimana ditentukan dalam Pasal 14 ayat (1) Keputusan Menteri Negara PAN Nomor 94/KEP/M.PAN/11/ 2001 Pasal 15, (1) Pejabat yang berwenang dalam menetapkan angka kredit dapat membentuk Tim Penilai Teknis yang anggotanya terdiri dari para ahi, baik yang berkedudukan sebagai Pegawai Negeri Sipil atau bukan Pegawai Negeri Sipil_ yang mempunyai kompetensi teknis yang diperlukan. (2) Tugas pokok Tim Penilai Teknis adalah memberikan saran dan pendapat kepada Ketua Tim Penilai dalam hal memberikan penilaian atas kegiatan yang bersifat khusus atau kegiatan yang memerlukan keahlian tertentu. (3) Tim Penilai Teknis menerima tugas dari dan bertanggung jawab kepada Ketua Tim Penitai. BAB VII MEKANISME PEMBINAAN Pasal 16, Mekanisme Pembinaan Perawat meliputi tata cara pengangkatan, kenaikan pangkat / jabatan, perpindahan, pembebasan sementara, pengangkatan Kembali serta pemberhentian dari jabatan struktural/jabatan fungsional lain kedalam jabatan Perawat. 34 MENTERI KESEHATAN [REPUBLIK INDONESIA Pasal 17 (1) Mekanisme Pengangkatan Perawat meliputi persyaratan, kelengkapan berkas dan tata cara (2) Pengangkatan Perawat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan di tingkat Pusat, tingkat Propinsi dan Kabupaten / Kota (3) Persyaratan, kelengkapan berkas dan tata cara pengangkatan Perawat dalam jabatan Perawat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diuraikan pada lampiran Il keputusan ini, Pasal 18 (1) Mekanisme kenaikan pangkat dan jabatan Perawat meliputi persyaratan, kelengkapan berkas dan tata cara Kenaikan pangkat dan jabatan. (2) Kenaikan pangkat dan jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan di Pusat, Propinsi dan Kabupaten / Kota. (3) Persyaratan, kelengkapan berkas dan tata cara kenaikan pangkat dan jabatan Perawat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diuraikan pada fampiran Ill keputusan ini, Pasal 19 (1) Mekanisme Perpindahan dalam jabatan Perawat meliputi persyaratan, kelengkapan berkas dan tata cara, (2) Perpindahan dalam jabatan Perawat, dilaksanakan dalam rentang waktu 1 Oktober 2002 sampai akhir Maret 2003. (3) Perpindahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan di Pusat, 35 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Propinsi dan Kabupaten/Kota, persyaratan, kelengkapan berkas dan tata cara perpindahan Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan Perawat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diuraikan pada lampiran IV keputusan ini Pasal 20 (1) Mekanisme Pembebasan dalam jabatan Perawat meliputi persyaratan, kelengkapan berkas dan tata cara pembebasan sementara (2) Pembebasan sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan di Pusat, Propinsi dan Kabupaten / Kota. (8) Persyaratan, kelengkapan berkas dan tata cara pembebasan sementara dalam jabatan Perawat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diuraikan pada lampiran V keputusan ini Pasal 24 (1) Mekanisme Pengangkatan Kembali dalam jabatan Perawat meliputi Persyaratan, kelengkapan berkas dan tata cara. (2) Pengangkatan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan di Pusat, Propinsi dan Kabupaten / Kota (8) Persyaratan, kelengkapan berkas dan tata cara pengangkatan kembali dalam jabatan Perawat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diuraikan pada lampiran VI keputusan ini. Pasal 22 (1) Mekanisme Pemberhentian dalam jabatan Perawat —meliputi persyaratan, kelengkapan berkas dan tata cara. 36 MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA (2) Pembechentian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan di Pusat, Propinsi dan Kabupaten / Kota. (3) Persyaratan, kelengkapan berkas dan tata cara pemberhentian dalam jabatan Perawat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diuraikan pada lampiran VII keputusan ini BAB VIII PENETAPAN ANGKA KREDIT Pasal 23 (1) Perhitungan dan penetapan angka kredit Perawat meliputi pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit, tim penilai, tata cara perhitungan angka kredit Perawat (2) Perhitungan dan penetapan angka_kredit Perawat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan di Pusat, Propinsi dan Kabupaten / Kota (3) Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit, tim penilai, tata cara perhitungan angka kredit Perawat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diuraikan pada lampiran Vill keputusan ini (4) Perhitungan angka kredit Jabatan Perawat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi unsur utama dan unsur penunjang kegiatan Perawat sebagaimana tercantum dalam lampiran IX keputusan ini. a7 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BAB IX RINCIAN KEGIATAN DALAM JABATAN FUNGSIONAL PERAWAT Pasal 24 (1) Rincian kegiatan Perawat meliputi unsur, sub unsur dan butir kegiatan serta penjelasannya, (2) Rincian kegiatan Perawat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diuraikan dalam lampiran I dan it Keputusan Menpan Nomor 94/KEP/ M.PAN/11/2001 BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 25, Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di rJakarta Pada tanggal : 8 Oktober 2002 MENTERI KESEHATAN SH Dr. ACHMAD SUJUDI 38 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, LAMPIRAN | : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR ~—: 1280/Menkes/SK/x/2002 TANGGAL _: 8.Oktober 2002 TATA CARA PENYESUAIAN / INPASSING DALAM JABATAN PERAWAT Persyaratan. Pegawai Negeri Sipil yang pada saat ditetapkan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 94/KEP/M.PAN/11/ 2001 tentang Jabatan Fungsional Perawat dan Angka Kreditnya, telah melaksanakan tugas pelayanan Keperawatan berdasarkan keputusan pejabat yang berwenang, dapat diangkat dalam perawat melalui Penyesuaian / Inpassing dengan ketentuan dalam Pasal 17 Surat Keputusan Bersama Menteri_ Kesehatan dan Kepala Badan Kepagawaian Negara sebagai berikut : 1) Berijazah serendah-rendahnya pendidikan keperawatan ditingkat ‘SLTAIDiploma |; 2) Pangkat serendah - rendahnya Pengatur Muda golongan ruang IVa; 3) Setiap_unsur_penilai_pelaksanaan pekerjaan dalam DP-3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir Kelengkapan berkas. Kelengkapan berkas yang diperlukan untuk penyesuaian / inpassing meliputi 1) Foto copy Kartu Pegawai; 2) Foto copy ijazah sekolah perawat yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang; 39 MENTERI KESEHATAN -REPUBLIK INDONESIA 3) Foto copy SK Kenaikan pangkat terakhir, 4) Foto copy DP3 1 (satu) tahun terakhir; 5) Surat pernyataan melaksanakan tugas (SPMT) pelayanan Keperawatan yang ditanda tangani oleh Kepala unit kerja yang bersangkutan. 3. Tata cara Penyesuaian / inpassing dalam jabatan Perawat. a. Depkes. 1) Calon pejabat Perawal melengkapi dan menyerahkan berkas: yang dipersyaratkan kepada Kepala Unit Kerja calon pejabat Perawat untuk pengusulan penyesuaian; 2) Kepala Unit Kerja calon Pejabat Perawat mengusulkan kepada Dirjen Yanmedik/Dirjen Bina Kesmas/Kepala UPTP melalui Kepala Bagian Kepegawaian / Unit yang menangani kepegawaian pada Ditjen Yanmedik/Ditjen Bina Kesmas/ UPTP; 3) Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Ditien Yanmedik/Ditjen Binkesmas/UPTP, memeriksa berkas yang telah memenuhi persyaratan dan disampaikan kepada Setjen Depkes melalui Kepala Biro Kepegawaian; 4) Kepala Biro Kepegawaian menyampaikan kepada Kepala Bagian Pengembangan Kepegawaian untuk menyiapkan konsep surat keputusan penyesuaian / inpassing untuk mendapatkan persetujuan; 5) Bagi Perawat Pelaksana Pemula sampai dengan Perawat Pelaksana Lanjutan dan Perawat Pertama, Surat Keputusan penyesuaian / inpassing ditetapkan oleh Kepala Bagian Pengembangan atas namo Menteri Kesehatan; 6) Bagi Perawat Penyelia dan Perawat Muda, Surat Keputusan penyesuaian / inpassing ditetapkan oleh Kepala Biro Kepegawaian atas nama Menteri Kesehatan; 40 MENTERI KESEHATAN, REPUBLIK INDONESIA 7) Bagi Perawat Madya, Surat Keputusan penyesuaian / inpassing ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal atas nama Menteri Kesehatan: 8) Surat keputusan penyesuaian / inpassing yang asli disampaikan kepada PNS yang bersangkutan dan Petikan/tembusannya disampaikan kepada Sekretaris Jenderal Depkes, Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Ditjen Yanmedik / Ditjen Bina Kesmas / UPTP, Kepala Unit Kerja, Kepala KPKN, dan Kepala BKN. Propinsi/Kabupaten/Kota. 1) Calon pejabat Perawat melengkapi dan menyerahkan berkas yang dipersyaratkan kepada Kepala Unit Kerja calon pejabat Perawat untuk pengusulan penyesuaian; 2) Kepala Unit Kerja mengusulkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi/__Kabupaten/Kotamadya/Kepala UPTD/LTD melalui Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Dinkes Prop/Kab/Kota/l IPTI TN; 3) Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Dinkes Prop/Kab/Kota/UPTDILTD memeriksa persyaratan dan kelengkapan berkas yang dipersyaratkan sesuai ketentuan yang berlaku; 4) Kepala Dinas Kesehatan Propinsi / Kabupaten / Kota memerintahkan KepalaBagian yang menangani kepegawaian untuk menyiapkan konsep surat keputusan Penyesuaian / inpassing dan disampaikan kepada Gubernur/Bupati/Walikota untuk ditetapkan; 5) Bagi Perawat Pelaksana Pemula sampai dengan Perawat Madya surat keputusan penyesuaian / inpassing ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Propinsi / Kabupaten / Kota atas nama Gubernur/Bupati/Walikota atau pejabat lain yang ditunjuk. 4 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Instansi Lain 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7 Calon pejabat Perawat melengkapi dan menyerahkan berkas yang dipersyaratkan kepada Kepala Unit Kerja calon pejabat Perawat untuk pengusulan penyesuaian; Kepala Unit Kerja mengusulkan kepada Pimpinan Instansi melalui Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Instansi; Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Instansi memerikea persyaratan dan kelengkanan herkas yang dipersyaratkan sesuai ketentuan yang berlaku dan disampaikan kepada Pimpinan instansi, Kepala Bagian / unit yang menangani kepegawaian Instansi menyiapkan konsep surat keputusan penyesuaian / inpassing dan disampaikan kepada Pimpinan instansi; Bagi Perawat Pelaksana Pemula sampai dengan Perawat Penyelia dan Perawat Pertama sampai dengan Perawat Muda, surat keputusan penyesuaian ditetapkan oleh Kepala Biro Kepegawaian Instansi atas nama Pimpinan Instansi atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Pimpinan lnstarsi, Bagi Perawat Madya, surat keputusan penyesuaian / inpassing ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal_Instansi atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Pimpinan Instansi; Surat keputusan penyesuaian yang asli disampaikan kepada PNS yang bersangkutan dan _petikan/tembusannya disampaikan kepada Kepala Unit Kerja, Kepala Bagian / unit yang menangani_ kepegawaian Instansi, Kepala KPKN, Kepala BKN, dan Sekretaris Jenderal Depkes. MENTERI KESEHATAN a Dr. ACHMAD SUJUDI 42 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 1280/Menkes/SK/x/2002 TANGGAL 8 Oktober 2002 - TATA CARA PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN PERAWAT DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT Persyaratan. Pegawai Negeri Sipil yang diangkat untuk pertama kali dalam Jabatan Perawat harus memenuhi syarat sebagaimana Pasal 21 dan 22 keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 94/KEP/M.PAN/11/2001 tentang Jabatan Fungsional Perawat dan Angka Kreditnya, sebagai berikut 1) Berijazah_—serendah-rendahnya__pendidikan __keperawatan setingkat SLTA/D-1 (SPK) untuk Perawat Terampil dan Sarjana / Dipioma IV dibidang keperawatan untuk Perawat Abii; 2) Pangkat serendah-rendahnya Pengatur Muda golongan ruang Wa untuk Perawat Terampil dan Penata Muda golongan ruang Ifa untuk Perawat Ahi; 3) Memiliki pengalaman dalam kegiatan Perawat sekurang- kurangnya 1 (satu) tahun; 4) Setiap unsur penilai pelaksanaan pekerjaan dalam DP-3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir, 5) _Usia setinggi-tingginya 5 (lima) tahun sebelum mencapai usia pensiun dari jabatan terakhir yang didudukinya, Kelengkapan berkas. Kelengkapan berkas untuk pengangkatan ke dalam jabatan Perawat meliputi 43 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Foto copy SK Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dan SK Kenaikan pangkat terakhir; Daftar Usulan Penetapan’Angka Kredit (DUPAK) disertai bukti fisiknya; Surat pernyataan melaksanakan tugas pelayanan Keperawatan yang ditandatangani oleh Kepala Unit Kerja yang bersangkutan, Surat pernyataan bersedia melaksanakan tugas pelayanan Keperawatan dari Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan; Foto copy jjazah yang telah disahkan: Foto copy DP3 1 (satu) tahun terakhir, Foto copy Kartu Pegawai. Tata cara pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan Perawat dan Penetapan Angka Kredit. a Depkes. 1) Calon pejabat Perawat melengkapi dan menyerahkan berkas yang dipersyaratkan kepada Kepala Unit Kerja calon pejabat Perawat untuk pengusulan pengangkatan; 2) Kepala Unit Kerja mengusulkan kepada Kepala Biro Kepegawaian untuk proses DUPAK; 3) Bagi Kepala unit kerja setara eselon Il, dapat menetapkan PAK sampai dengan golongan III sedangkan untuk golongan IV (Ahi) langsung ke Biro Kepegawaian, 4) Tim Penilai mengkaji DUPAK dan menilai angka kredit Perawat yang bersangkutan dan menyampaikan _hasil Penetapan Angka Kredit (PAK) kepada Pejabat yang berwenang untuk ditetapkan; 5) Bagi Perawat Pelaksana Pemula sampai dengan Perawat Pelaksana Lanjutan dan Perawat Pertama, surat keputusan Pengangkatan —ditetapkan oleh Kepala_—Bagian Pengembangan atas nama Menteri Kesehatan; 44 6) 7 8) MENTERI KESEHATAN, REPUBLIK INDONESIA Bagi Perawat Penyelia dan Perawat Niuda, surat keputusan Pengangkatan ditetapkan oleh Kepala Biro Kepegawaian atas nama Menteri Kesehatan; Bagi Perawat Madya, surat keputusan pengangkatan ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal atas nama Menteri Kesehatan; Surat Keputusan Kenaikan Pangkat / jabatan yang asli disampaikan kepada PNS yang bersangkutan dan petikan/tembusannya disampaikan kepada unit terkait Propinsi/Kabupaten/Kota. 1) 2) 3) 4) 5) Calon pejabat Perawat melengkapi dan menyerahkan berkas yang dipersyaratkan kepada Kepala Unit Kerja calon pejabat Perawat untuk pengusulan pengangkatan; Kepala Unit Kerja mengusulkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi/ —_Kabupaten/Kotamadya/Kepala UPTD/LTD melalui Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian; Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Dinkes Propinsi/Kabupaten/Kota/UPTD/LTD menyampaikan Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit (DUPAK) dan berkas yang dipersyaratkan kepada Tim Penilai Propinsi/ Kabupaten/kota; Tim Penilai Propinsi/Kabupaten/Kota mengkaji DUPAK dan menilai angka kredit Perawat yang bersangkutan dan menyampaikan_hasil penetapan angka kredit (PAK) kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota untuk ditetapkan; Setelah PAK ditetapkan, PAK tersebut disampaikan kepada Kepala Bagian / Unit yang menangani kepada Dinkes Propinsi/Kabupaten/Kota/UPTDILTD; 45 6) 8) cc. Instan: 1) 2) 3) 4) MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Dinkes Propinsi/Kabupaten/Kota/UPTD/LTD _menyiapkan usulan pengangkatan ke dalam Jabatan Perawat dan disampaikan kepada Gubernur/Bupati/Walikota melalui Sekda Propinsi/Kabupaten/Kota untuk ditetapkan; Bagi Perawat Pelaksana Pemula sampai dengan Perawat Madya, surat keputusan pengangkatan ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota atas. nama Gubernur/Bupati/ Walikota atau pejabat lain yang utangun, Surat _keputusan pengangkatan yang asli disampaikan kepada PNS yang bersangkutan dan petikan/tembusannya disampaikan kepada Kepala_Dinkes —_Propinsif Kabupaten/Kota/Kepala UPTD/LTD, Kepala Bagian / Unit yang menangani_kepegawaian pada Dinkes Propinsi/ Kabupater/Kota/UPTDILTD, Kepala Unit Kerja, Kepala KPKD, Kepala BKD, dan Sekretaris Jenderal Depkes ain Calon pejabat Perawat melengkapi dan menyerahkan berkas yang dipersyaratkan kepada Kepala Unit Kerja calon pejabat Perawat untuk pengusulan pengangkatan; Kepala Unit Kerja mengusulkan kepada Pimpinan Instansi melalui_kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Instansi; Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Instansi_menyampaikan Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit (DUPAK) dan berkas yang dipersyaratkan kepada vin rehiar instansi; Tim Penilai Instansi mengkaji DUPAK dan menilai angka kredit Perawat yang bersangkutan dan menyampaikan hasil penetapan angka kredit (PAK) kepada Pimpinan Unit Pelayanan Kesehatan pada Instansi untuk ditetapkan; 46 5) 6) 7) 8) 9) MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Setelah PAK ditetapkan, PAK tersebut disampaikan kepada Kepala Bagian / unit yang menangani kepegawaian Instansi; Kepala Bagian / unit yang menangani kepegawaian Instansi menyiapkan konsep surat keputusan pengangkatan ke dalam Jabatan Perawat; Bagi Perawat Pelaksana Pemula sampai dengan Perawat Penyelia dan Perawat Pertama sampai dengan Perawat Muda, surat keputusan pengangkatan ditetapkan oleh Kepala Biro Kepegawaian Instansi atas nama Pimpinan Instansi atau pejabat lain yang ditunjuk; Bagi Perawat Madya, surat keputusan pengangkatan ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal Instansi; Surat keputusan pengangkatan yang asli disampaikan kepada PNS yang bersangkutan dan petikan/tembusannya disampaikan kepada Kepala Unit Kerja, Kepala Bagian / unit yang menangani_kepegawaian Instansi, Kepala KPKN, Kepala BKN, dan Sekretaris Jenderal Depkes. MENTERI KESEHATAN WZ CO Dr. ACHMAD SUJUDI 47 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN III : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN, NOMOR 1280/Menkes/SK/X/2002, TANGGAL 8 Oktober 2002 TATA CARA KENAIKAN PANGKAT DAN JABATAN PERAWAT 4. Persyaratan Kenaikan Pangkat / Jabatan. a. Seorang pejabat Perawat dapat naik pangkat / jabatan apabila telah memenuhi persyaratan sebagai berikut 1) Sekurang-kurangnya telah 2 (dua) tahun dalam pangkat / jabatan terakhi 2) Telah memperoleh angka kredit kumulatif minimal yang ditentukan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi, dengan ketentuan a) Sekurang-kurangnya 80 % berasal dari unsur utama dan b) Sebanyak-banyaknya 20 % berasal dari ° unsur penunjang; 3) Setiap unsur Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) _sekurang- kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir; 4) Bagi Perawat yang bertugas di unit pelayanan yang sepi pasien dapat dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi setelah 4 (empat) tahun dalam pangkat terakhir. 2. Kelengkapan berkas. Kelengkapan berkas untuk Kenaikan Pangkat/Jabatan meliputi 1) SK Kenaikan Pangkat terakhir; 2) PAK beserta bukti fisiknya; 48 3. 3) 4) 5) 6) MENTERI KESEHATAN, REPUBLIK INDONESIA DP-3 2 (dua) tahun terakhir, Foto copy Kartu Pegawai; PAK terakhir, SK Jabatan Fungsional terakhir. Tata cara Kenaikan Pangkat / Jabatan. Depkes. 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) Pejabat Perawat melengkapi dan menyerahkan berkas yang dipersyaratkan kepada Kepala Unit Kerja untuk usulan kenaikan pangkat / jabatan; Berkas usulan dillengkapi dengan SK PAK Terakhir; Bekas usulan kenaikan pangkat langsung dikirimkan kepada Kepala Biro Kepegawaian untuk diproses sesuai peraturan yang berlaku; Bagi Perawat Pelaksana Pemula sampai dengan Perawat Pelaksana Lanjutan dan Perawat Pertama Surat Keputusan Pengangkatan dalam jabatan ditetapkan oleh Kepala Bagian Pengembangan Pegawai atas nama Menteri Kesehatan; Bagi Perawat Penyelia dan Perawat Muda Surat Keputusan Pengangkatan dalam jabatan ditetapkan oleh Kepala Biro Kepegawaian atas nama Menteri Kesehatan; Bagi Perawat Madya Surat Keputusan pengangkatan dalam jabatan ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal Depkes atas nama Menteri Kesehatan; Surat Keputusan Kenaikan Pangkat / jabatan yang asli disampaikan kepada PNS yang bersangkutan dan petikan/tembusannya disampaikan kepada unit terkalt; 49 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Propinsi / Kabupaten / Kota 1) 2 3) 4) 8) 6) n 8) Pejabat Perawat melengkapi dan menyerahkan berkas yang dipersyaratkan kepada Kepala Unit Kerja untuk usulan kenaikan pangkat / jabatan; Kepala Unit Kerja mengusulkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi / Kabupaten / Kota / Kepala UPTD / LTD melalui Kepala Bagian / Unit yang menangani kepagawaian pada Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota UPTD/LTD; Kenala Bagian / unit yang menangani kepegawaian pada Dinas Kesehatan Propinsi / Kabupaten / Kota UPTD/ LTD menyampaikan usulan penetapan angka kredit / DUPAK dan berkas yang diperlukan kepada tim penilai Propinsi / Kabupaten / Kota; Tim penitai Propinsi / Kabupaten / Kota mengkaji DUPAK dan menilai angka kredit Perawat yang bersangkutan dan menyampaikan hasil Penilaian Angka Kredit (PAK) kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi / Kabupaten / Kota / Kepala UPTDILTD untuk ditetapkan; Sotelah PAK ditctapkan, PAK tersebut disampaiken kepada Kepala Biro Kepegawaian Pemda Propinsi / Kabupaten / Kota atau pejabat tain yang ditunjuk ; Biro Kepegawaian Pemda Propinsi / Kabupaten / Kota atau pejabat lain yang ditunjuk menyampaikan PAK dan usulan kenaikan pangkat kepada Kepala Badan Kepegawaian Daerah; Biro Kepegawaian Pemda Propinsi / Kabupaten / Kota menyiapkan Surat Keputusan Kenaikan Pangkat / Jabatan pejabat Perawat dan disampaikan kepada Gubernur / Bupati / Walikota melalut Sekda Propinsi / Kabupaten / Kota untuk ‘mendapat persetujuan; Bagi Perawat Pelaksana Pemula sampai dengan Perawat Madya, Surat Keputusan Kenaikan Pangkat / Jabatan 50 9) Instansi 1) 2) 3) 4) 8) MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA ditetapkan oleh Gubernur / Bupati / Walikota atau pejabat fain yang ditunjut Surat Keputusan Kenaikan Pangkat / Jabatan yang asli disampaikan kepada PNS yang bersangkutan dan petikan / tembusannya disampaikan kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi / Kabupaten / Kota / Kepala UPTD / LTD, Kepala Bagian / unit yang menangani Kepegawaian pada Dinas Kesehatan Propinsi / Kabupaten / Kota / UPTD/LTD, Kepala Unit Kerja, Kepala KPKN, Kepala BKD dan Sekretaris Jenderal Depkes. Pejabat Perawat melengkapi dan menyerahkan berkas yang dipersyaratkan kepada Kepala Unit Kerja untuk usulan kenaikan pangkat / jabatan; Kepala Unit Kerja mengusulkan kepada Pimpinan Unit Pelayanan Kesehatan pada Instansi melalui Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian Instansi; Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Instansi menyampaikan usulan penetapan angka kredit / DUPAK dan berkas yang diperlukan kepada tim penilai Instansi; Tim penilai Instansi mengkaji DUPAK dan menilai angka kredit Perawat yang bersangkutan dan menyampaikan hasil Penilaian Angka Kredit (PAK) kepada Pimpinan unit pelayanan kesehatan pada Instansi untuk ditetapkan; Setelah PAK ditetapkan, PAK tersebut disampaikan kepada Kepala Biro Kepegawaian Instansi Kepala Biro Kepegawaian Instansi menyampaikan PAK dan usulan kenaikan pangkat kepada Kepala Badan Kepegawaian Negara untuk mendapatkan persetujuannya; 51 7) 8) 9) 10) MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDGNESIA Kepala Biro Kepegawaian Instansi menyiapkan Surat keputusan Kenaikan Pangkat / Jabatan pejabat Perawat dan disampaikan kepada Pimpinan Instansi untuk mendapat Penetapan; Bagi Perawat Pelaksana Pemula sampai dengan Perawat Penyelia dan Perawat Pertama sampai dengan Perawat Muda, Surat Keputusan Kenaikan Pangkat / Jabatan ditetapkan oleh Kepala Biro Kepegawaian Instansi atas nama Pimpinan Instansi atau peiabat lain vana ditinin Bagi Perawat Madya, Surat Keputusan kenaikan pangkat / jabatan ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal Instansi atas nama Pimpinan Instansi. Surat Keputusan Kenaikan Pangkat / Jabatan yang asli disampaikan kepada PNS yang bersangkutan dan petikan / tembusannya disampaikan kepada Pimpinan _ instansi, Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada instansi, Kepala unit kerja, Kepala KPKN, Kepala BKN dan Sekretaris Jenderal Depkes MENTERI KESEHATAN Vi SS Dr. ACHMAD SUJUDI 1. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN IV: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR — : 1280/Menkes/SKX/2002 TANGGAL _: 8 Oktober 2002 TATA CARA PERPINDAHAN DARI YABATAN STRUKTURAL/JABATAN FUNGSIONAL LAIN MENJADI PEJABAT PERAWAT Persyaratan Pegawai Negeri Sipil_ yang menduduki jabatan_ struktural/jabatan fungsional lainnya untuk dapat diangkat dalam jabatan Perawat harus memenuhi syarat sebagai berikut: a b Memenuhi angka kredit kumulatif minimal yang ditentukan; Pengangkatan didasarkan pada formasi jabatan yang ditetapkan oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan setelah mendapat pertimbangan teknis Kepala BKN; © Berijazah_ serendah - rendahnya pendidikan keperawatan setingkat SLTA / D-i Perawat ; ¢.Pangkat serendah-rendahnya Pengatur Muda golongan ruang Wa: ©. Telah mengikuti pendidikan dan pelatihan fungsional Perawatan dan memperoleh sertfikat; f Memiliki pengalaman dalam kegiatan pelayanan Perawatan ‘sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun; 9. Usia setinggi-tingginya 5 (lima) tahun sebelum mencapai usia Pensiun dari jabatan terakhir yang didudukinya, dan: h. Seip unsur_ penilaian pelaksanaan pekerjaan sekurang- kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun teralcir, Kelengkapan berkas. Kelengkapan berkas untuk perpindahan dari jabatan struktural/ jabatan fungsional lain menjadi pejabat Perawat meliputi 53 Se MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA a. Foto copy SK Pemberhentian dari Jabatan struktural / fungsional lainnya; b. Penetapan Angka Kredit (PAK) disertai bukti fisiknya; ©. Surat pemnyataan melaksanakan tugas pelayanan Perawatan yang ditandatangani oleh Pimpinan Unit Kerja yang bersangkutan; Foto copy DP3 1 (satu) tahun terakhir, e. Foto copy Kartu Pegawai a Tata cara perpindahan dari jabatan struktural/jabatan fungsional lain menjadi pejabat Perawat. a. Depkes. 1) Calon pejabat Perawat melengkapi dan menyerahkan berkas yang dipersyaratkan kepada Kepala Unit Kerja calon pejabat Perawat untuk usulan perpindahan; 2) Berkas usulan dikrimkan kepada Kepala Biro Kepegawaian dengan SK PAK terakhi 3) Kepala Bagian Pengembangan Pegawai Biro Kepegawaian menyiapkan konsep surat keputusan pemberhentian dari jabatan struktural/jabatan fungsional lain dan surat keputusan pengangkatan ke dalam jabatan Perawat dan disampaikan kepada Pejabat yang berwenang untuk ditetapkan; 4) Bagi Perawat Pelaksana Pemula sampai dengan Perawat Pelaksana Lanjutan dan Perawat Pertama, surat keputusan pengangkatan ditetapkan oleh ~ Kepala_— Bagian Dannamhannan alan mann Mantas Wnaatatcos 5) Bagi Perawat Penyelia dan Perawat Muda, surat keputusan pengangkatan ditetapkan oleh Kepala Biro Kepegawaian atas nama Menteri Kesehatan; 6) Bagi Perawat Madya, surat keputusan pengangkatan 54 MENTERI KESEHATAN EPUBLIK INDONESIA ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal atas nama Menteri Kesehatan; 7) Surat keputusan pengangkatan yang asli_disampaikan kepada PNS yang bersangkutan dan petikan/tembusannya disampaikan kepada unit kerja terkait. Propinsi/Kabupaten/Kota. 1) Calon pejabat Perawat_melengkap! dan _menyerahkan berkas yang dipersyaratkan kepada Kepala Unit Kerja calon Pejabat Perawat untuk pengusulan perpindahan; 2) Kepala Unit Kerja _mengusulkan kepada Kepala_Dinas Kesehatan Propinsi / Kabupaten / Kota / Kepala UPTD/LTD, melalui Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota/UPTDILTD; 3) Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Dinas Kesehatan Propinsi / Kabupaten / Kota / UPTD / LTD menyampaikan Daftar Usulan Penatapan Angka Kredit! DUPAK dan berkas yang dipersyaratkan kepada Tim Penilai Propinsi / Kabupaten / Kota; 4) Tim Penilai Prop/Kab/Kota mengkaji DUPAK dan menilai angka kredit Perawat yang bersangkutan kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi / Kabupaten / Kota untuk ditetapkan; 5) Setelah PAK ditetapkan, PAK tersebut disampaikan kepada Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Dinkes Propinsi / Kabupaten / Kota / UPTD / LTD; 6) Kepala Bagian / Unit yang menangani Kepegawaian Dinkes Propinsi / Kabupaten / Kota menyiapkan surat keputusan pemberhentian dari jabatan struktural / fungsional lain dan surat keputusan pengangkatan ke dalam Jabatan Perawat dan disampaikan kepada Gubernur/Bupati/ MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Walikota melalui Sekretaris Daerah Propinsi/Kabupaten/ Kota untuk mendapat persetujuan; 7) Bagi Perawat Pelaksana Pemula sampai dengan Perawat Penyelia dan Perawat Muda, surat keputusan pengangkatan tapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupate/ Kota atas nama Gubernur/Bupati/Walikota atau pejabat lain yang ditunjuk; 8) Bagi Perawat Madya, surat keputusan pengangkatan ditetapkan oleh Gubernur / Bupati / Walikota atau pejabat lain yang ditunjuk; 9) Surat Keputusan pengangkatan yang asli disampaikan kepada PNS yang bersangkutan dan petikan / tembusannya disampaikan kepada Sekretaris Jenderal Depkes, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi / Kabupaten / Kota, Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Dinas Kesehatan Propinsi / Kabupaten / Kota / UPTD / LTD, Kepala Unit Kerja, Kepala KPKD dan Kepala BKD. Instansi Lain, 1) Calon pejabat Perawat melengkapi dan menyerahkan berkas yang dipersyaratkan kepada Kepala Unit Kerja calon pejabat Perawat untuk pengusulan perpindahan; 2) Kepala Unit Kerja mengusulkan kepada Pimpinan Unit Pelayanan Kesehatan pada Instansi, melalui Kepala Bagian 7 Unit yang menangani kepegawaian pada instansi; 3) Kepala Bagian/Unit yang menangani kepegawaian pada Instansi menyampaikan Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit/DUPAK dan berkas yang dipersyaratkan kepada Tim. Penilai instansi; 4) Tim Penilai Instansi mengkaji DUPAK dan menilai angka kredit Perawat yang bersangkutan kepada Pimpinan Unit Pelayanan Kesehatan pada Instansi untuk ditetapkan; 586 5) 6) i) 8) 9) MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Setelah PAK ditetapkan, PAK tersebut disampaikan kepada Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Instansi; Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Instansi menyiapkan surat keputusan pemberhentian dari jabatan struktura/jabatan fungsional_ lain dan surat keputusan pengangkatan ke dalam Jabatan Perawat dan disampaikan kepada Pimpinan Instansi untuk mendapat penetapan: Bagi Perawat Pelaksana Pemula sampai sampai dengan Perawat Penyelia dan Perawat Pertama sampai dengan Perawat Muda, surat keputusan pengangkatan ditetapkan oleh Kepala Biro Kepegawaian Instansi atas nama Pimpinan Instansi atau pejabat lain yang ditunjuk; Bagi Perawat Madya, surat keputusan pengangkatan ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal Instansi atas nama Pimpinan Instansi; Surat _keputusan pengangkatan yang asli_disampaikan kepada PNS yang bersangkutan dan petikan/tembusannya disampaikan kepada Sekretaris Jenderal Instansi, Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Instansi, Kepala Unit Kerja, Kepala KPKN dan Kepala BKN. MENTERI KESEHATAN AP — Dr. ACHMAD SUJUDI 5s7 1. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN V_ : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 1280/Menkes/SK/X/2002 TANGGAL __;8 Oktober 2002 TATA CARA PEMBEBASAN SEMENTARA PEGAWAI NEGERI SIPIL DARI JABATAN PERAWAT Persyaratan: Perawat dibebaskan sementara dari jabatannya apabila tidak dapat memenuhi angka kredit sebagai berikut: 1) Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak diangkat dalam pangkat terakhir tidak dapat mengumpulkan angka kredit, kumulatif minimal untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi bagi Perawat Pertama pangkat Penata Muda golongan ruang Ill/a sampai dengan Perawat Madya pangkat Pembina Tk.! golongan ruang IV/b; 2) Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak diangkat dalam Pangkat terakhir, tidak dapat mengumpulkan angka kredit ‘sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) yang berasal dari unsur utama bagi Perawat Madya pangkat Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c; Perawat dibebaskan sementara dari jabatannya karena alasan lain sebagai berikut 1) Diberhentikan_sementara sebagai Pegawai Negeri Sipil bordacarkan Poraturan Pomorintah Nomor 4 Tahun 1066 tentang Pemberhentian/Pemberhentian Sementara Pegawai Negeri 2) Ditugaskan secara penuh di luar Jabatan Perawat; 58 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 3) Cuti di luar tanggungan negara kecuali untuk persalinan ketiga dan seterusnya, 4) Menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan. Kelengkapan Berkas. Kelengkapan berkas untuk pembebasan sementara meliputi y 2 3) 4) Foto copy Surat Keputusan Pengangkatan ke dalam Jabatan Perawat tarakhir: Foto copy Surat Keputusan Kenaikan Pangkat terakhir; Surat Keputusan Tugas Belajar bagi tugas belajar yang lebih dari 6 (enam) bulan; Surat Keputusan hukuman disiplin sedang atau berat bagi yang terkena hukuman disiplin sedang atau berat; Foto copy Kartu Pegawai; ppenetapan angka kreditterakbir. Tata cara pembebasan sementara dari jabatan Perawat karona tidak dapat mengumpulkan angka kredit di Depkes. 1) 2) Dalam jangka waktu § (lima) tahun sejak Perawat Pertama sampai dengan Perawat Madya diangkat dalam pangkat terakhir tidak dapat mencapai_angka kredit kumulatif. minimal untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi, maka Tim Penilai Depkes melakukan penilaian terhadap Perawat yang bersangkutan; atau Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak diangkat dalam pangkat terakhir, tidak dapat mengumpulkan angka Kredit sekurang- kurangnya 20 (dua puluh) yang berasal dari unsur utama bagi Perawat Madya pangkat Pembina Utama Muda golongan ruang IVic maka Tim Penilai Depkes melakukan penilaian terhadap Perawat yang bersangkutan; 59 MENTERI KESEHATAN REFUBLIK INDONESIA 3) Tim Penilai Depkes membuat Nota Peringatan dan Penjelasan Perbedaan Angka Kredit untuk disampaikan kepada Pejabat yang berwenang; 4) Pejabat yang berwenang mempeiajari penjelasan perbedaan angka kredit dan menandatangani nota peringatan serta mengembalikannya kepada Tim Penilai Depkes; 5) Tim Penilai Depkes menyampaikan nota peringatan kepada Perawat yang bersangkutan melalui Kepala Unit Kerja Perawat, selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sebelum batas waktu yang aitetapkan berakhir atau 4 (empat) tahun 6 (enam) bulan sejak Perawat diangkat dalam pangkat terakhir; 6) Apabila 6 (enam) bulan setelah nota peringatan disampaikan kepada Perawat dan Perawat tetap tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan, maka Tim Penilai Depkes membuat Nota Pemberitahuan, konsep SK Penetapan Angka Kredit yang berisi catatan pertimbangan untuk pembebasan sementara dan disampaikan kepada Pejabat yang berwenang; 7) Pejabat yang berwenang mempelajari nota pemieritahuan dan menandatangani PAK, selanjutnya PAK tersebut disampaikan kepada Kepala Bagian Pengembangan Pegawai Biro Kepegawaian; 8) Kepala Bagian Pengembangan Pegawai Biro Kepegawaian menyiapkan konsep surat keputusan pembebasan sementara Perawat yang bersangkutan untuk disampaikan kepada Pejabat yang berwenang untuk ditetapkan; 9) Bagi Perawat Pelaksana Pemula sampai dengan Perawat Penyelia dan Perawat Pertama sampai dengan Perawat Muda, surat keputusan pembebasan sementara ditetapkan oleh Kepala Biro Kepegawaian atas nama Menkes atau pejabat lain yang ditunjuk; 10) Bagi Perawat Madya, surat keputusan pembebasan sementara ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal atas nama Menkes; 60 11) MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Surat keputusan pembebasan sementara yang asli disampaikan kepada PNS yang bersangkutan dan petikan/tembusannya disampaikan kepada Tim Penilai Depkes dan unit kerja terkait. Tata cara pembebasan sementara dari jabatan Perawat karena tidak dapat mengumpulkan angka kredit di Propinsi/Kabupaten! Kota. 1) 2 3) 4) 5) Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak Perawat Pertama sampai dengan Perawat Madya pangkat Pembina Tk.! golongan ruang IV/b diangkat dalam pangkat terakhir tidak dapat mencapai angka kredit Kumulatif minimal untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi, maka Tim Per Propinsi/Kabupaten/Kota melakukan penilaian terhadap Perawat yang bersangkutan; atau Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak diangkat dalam pangkat terakhir, tidak dapat mengumpulkan angka kredit sekurang- kurangnya 20 (dua puluh) bagi Perawat Madya pangkat Pembi Utama Muda golongan ruang IV/c, maka Tim Penilai Propinsi/Kabupaten/Kota melakukan penilaian terhadap Perawat yang bersangkutai Tim Penilai Propinsi/Kabupaten/Kota membuat nota peringatan dan Penjelasan Perbedaan Angka Kredit untuk disampaikan kepada Kepala_ Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/ Kota/Kepala UPTDILTD; Kepala Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota mempelajari penjelasan perbedaan angka kredit dan _menandatangani nota peringatan serta mengembalikannya kepada Tim Penilai Propinsi/Kabupaten/Kota; Tim Penilai Propinsi/Kabupaten/Kota_ menyampaikan nota peringatan kepada Perawat yang bersangkutan melalui Kepala Unit Kerja Perawat, selambat-lambatnya 6 (Enam) bulan sebelum batas waktu yang ditetapkan berakhir atau 4 (empat) tahun 6 (enam) bulan sejak Perawat diangkat dalam pangkat terakhir; 61 6) 7) 8) 9) 10) MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Apabila 6 (enam) bulan setelah nota peringatan disampaikan kepada Perawat dan Perawat tetap tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan, maka Tim Penilai Prop/Kab /Kota membuat nota pemberitahuan, yang berisi catatan pertimbangan untuk pembebasan sementara dan disampaikan kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota mempelajari nota pemberitahuan dan menandatangani SK PAK, selanjutnya PAK tersebut disampaikan kepada Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Dinas Kesehatan Instansi/ UPTDILTD; Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian menyiapkan Surat Keputusan Pembebasan Sementara Perawat yang bersangkutan untuk disampaikan kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota untuk — mendapatkan persetujuan; Bagi Perawat Pelaksana Pemula sampai dengan Perawat Madya, Surat Keputusan Pembebasan Sementara ditetapkan olen Gubernur/SupatWalikota atau pejabat lain yang ditunjuk; Surat Keputusan _Pembebasan Sementara yang _asli disampaikan kepada PNS yang bersangkutan dan petikan / tembusannya disampaikan kepada Tim Penilai Instansi, Kepala Biro Kepegawaian Sekda Propinsi/Kabupaten/Kota, Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota /UPTD/LTD, Kepala Unit Kerja, Kepala KPKD dan Kepala BKD. Tata cara pembebasan sementara dari jabatan Perawat karena tidak dapat mengumpulkan angka kre 1) instansi lain. Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak Perawat Pertama sampai dengan Perawat Madya pangkat Pembina Tk.| golongan 2) 3) 4) 5) 6 7) MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA ruang IV/b, diangkat dalam pangkat terakhir tidak dapat mencapai angka kredit kumulatif minimal untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi, maka Tim Penilai Instansi melakukan penilaian terhadap Perawat yang bersangkutan; atau Dalam jangka waktu 4 (satu) tahun sejak diangkat dalam pangkat terakhir, tidak dapat mengumpulkan angka kredit sekurang- kurangnya 20 (dua puluh) bagi Perawat Madya pangkat Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c, maka Tim Penilai Instansi melakukan penilaian terhadap Perawat yang bersangkutan; Tim Penilai Instansi membuat nota peringatan dan Penjelasan Perbedaan Angka Kredit untuk disampaikan kepada Pimpinan Unit Pelayanan Kesehatan pada Instansi; Pimpinan Unit Pelayanan Kesehatan pada Instansi mempelajari penjelasan perbedaan angka kredit dan menandatangani nota peringatan serta mengembalikannya kepada Tim Penilai Instansi; Tim Penilai Instansi menyampaikan Nota Peringatan kepada Perawat yang bersangkutan melalui Kepala Unit Kerja Perawat, selambat-lambatnya 6 (Enam) bulan sebelum batas waktu yang ditetapkan berakhir atau 4 (empat) tahun 6 (enam) bulan sejak Perawat diangkat dalam pangkat terakhir; Apabila 6 (enam) bulan setelah nota peringatan disampaikan kepada Perawat dan Perawat tetap tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan, maka Tim Penilai Instansi membuat nota pemberitahuan, dan disampaikan kepada Pimpinan Unit Pelayanan Kesehatan pada Instansi Pimpinan Unit Pelayanan Kesehatan pada Instansi mempelajari Nota Pemberitahuan dan menandatangani SK PAK, selanjutnya PAK tersebut disampaikan kepada Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Instansi; Kepala Bagian J Unit yang menangani kepegawaian pada Instansi menyiapkan konsep surat keputusan pembebasan sementara Perawat yang bersangkutan untuk disampaikan kepada Pimpinan Instansi untuk mendapat persetujuan, 63 9) 10) Tata cara pembebasan sementara dai alasan | n 2) 3) 4) 5) 6) 7) MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Bagi Perawat Pelaksana Pemula sampai dengan Perawat Madya, Surat Keputusan Pembebasan Sementara ditetapkan oleh Kepala Unit Pelayanan Kesehatan Instansi, ‘Surat Keputusan Pembebasan Sementara yang asli disampaikan kepada PNS yang bersangkutan dan_petikan/tembusannya disampaikan kepada Tim Penilai Instansi, Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Instansi, Kepala Unit Kerja, Kepala KPKN dan Kepala BKN jabatan Perawat karena in di Depkes. Kepala Unit Kerja menyampaikan usul pembebasan sementara Perawat, bagi pejabat Perawat yang akan dibebaskan sementara karena alasan lain sebagaimana tersebut pada butir 1.b di atas; Berkas usulan disampaikan kepada Sekretaris Jenderal up. Kepala Biro Kepegawaian untuk mendapatkan persetujuan; Usulan yang telah disetujui disampaikan kepada Kepala Bagian Pengembangan Pegawai Biro Kepegawaian; Kepala Bagian Pengembangan Pegawai Biro Kepegawaian menyiapkan konsep Surat Keputusan Pembebasan Sementara Perawat yang bersangkutan; Bagi Perawat Pelaksana Pemula sampai dengan Perawat Penyelia dan Perawat Muda, Surat Keputusan Pembebasan Sementara ditetapkan oleh Kepala Biro Kepegawaian atas nama Menkes atau pejabat lain yang ditunjuk; Bagi Perawat Madya, Surat Keputusan Pembebasan Sementara ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal atas nama Menkes; Surat Keputusan Pembebasan Sementara yang asli disampaikan kepada PNS yang bersangkutan dan_petikan/tembusannya disampaikan kepada Tim Penilai Depkes dan unit kerja terkait. 64 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 7. Tata cara pembebasan sementara dari jabatan Perawat karena alasan lain di Propinsi/Kabupaten/Kota. 1) Kepala Unit Kerja menyampaikan usul pembebasan sementara Perawat Pelaksana Pemula sampai dengan Perawat Madya kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi / Kabupaten / Kota / Kepala UPTDILTD (eselon Il) bagi pejabat Perawat yang akan dibebaskan sementara karena alasan lain sebagaimana tersebut pada butir 1.b di atas; 2) Kepala Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota/KepalaUPTD/ LTD menyampaikan usulan tersebut kepada Gubernur/Bupati! Walikota melalui Sekretaris Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota untuk mendapatkan persetujuan; 3) Usulan yang telah disetujui disampaikan kembali kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi / Kabupaten / Kota / Kepala UPTD / LTD melalui Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota/UPTDILTD; 4) Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota /UPTD/LTD _menyiapkan konsep Surat Keputusan Pembebasan Sementara Perawat yang bersangkutan; 5) Bagi Perawat Pelaksana sampai dengan Perawat Madya, Surat Keputusan Pembebasan Sementara ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota atas nama Guberut/ Bupati/ Walikota atau pejabat lain yang ditunjuk; 6) Surat Keputusan Pembebasan Sementara yang asli disampaikan kepada PNS yang bersangkutan dan_petikan/tembusannya disampaikan kepada Tim Penilai Propinsi/ Kabupaten / Kota, Kepala Biro Kepegawaian Sekda Propinsi/Kabupaten/Kota, Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota /UPTDILTD, Kepala Unit Kerja, Kepala KPKD dan Kepala BKD. 65 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Tala cara pembebasan sementara dari jabatan Perawat Karena alasan lain di instansi lain, 1) 2) 3) 4) 5) 6) Kepala Unit Kerja menyampaikan usul pembebasan sementara Perawat Pelaksana Pemula sampai dengan Perawat Madya kepada Pimpinan Unit Pelayanan Kesehatan pada Instansi bagi Pejabat Perawat yang akan dibebaskan sementara karena alasan lain sebagaimana tersebut pada butir 1.b di atas: Pimpinan Unit Pelayanan Kesehatan pada _instansi menyampaikan usulan tersebut kepada Pimpinan Instansi untuk mendapatkan persetujuan; Usulan yang telah disetujui_disampaikan kembali kepada Pimpinan Unit Pelayanan Kesehatan pada Instansi melalui Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Instansi; Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Instansi menyiapkan konsep Surat Keputusan Pembebasan Sementara Perawat yang bersangkutan; Bagi Perawat Pelaksana Pemula sampai dengan Perawat Madya, Surat Keputusan Pembebasan Sementara ditetapkan oleh Pimpinan Unit Pelayanan Kesehatan pada Instansi Surat Keputusan Pembebasan Sementara yang asli disampaikan kepada PNS yang bersangkutan dan petikan/tembusannya disampaikan kepada Tim Penilai Instansi, Sekjien Depkes, Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Instansi, Kepala Unit Kerja, Kepala KPKN dan Kepala BKN. MENTERI KESEHATAN WA —— Dr. ACHMAD SUJUDI 66 1. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN VI: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN, NoMOR 1280/Menkes/SK/x/2002 TANG ‘Oktober 2002. TATA CARA PENGANGKATAN KEMBALI DALAM. JABATAN PERAWAT Persyaratan Perawat akan diangkat kembali ke dalam jabatannya apabila sudah dapat memenuhi angka kredit sebagai berikut: 1) Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara_ sudah dapat mengumpulkan angka kredit kumulatif minimal untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi bagi Perawat Pelaksana Pemula pangkat Pengatur Muda golongan ruang Il/a sampai dengan Perawat Madya golongan ruang IV/b; 2) Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara sudah dapat mengumpulkan angka_kredit sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) yang berasal dari unsur utama bagi Perawat Madya pangkat Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c; Perawat akan diangkat kembali ke dalam jabatannya karena alasan lain sebagai berikut: 1) Berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap pejabat Perawat yang dikenakan pemberhentian sebagai PNS _ berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966 dinyatakan tidak bersalah dan telah diangkat kembali sebagai PNS oleh Pejabat Yang Berwenang Mengangkat dan Memberhentikan PNS; 67 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 2) Telah selesai menjalani tugas diluar Jabatan Perawat; 3) Telah selesai menjalani cuti diluar tanggungan negara dan telah diaktifkan kembali; 4) Telah selesai menja‘ani tugas belajar Kelengkapan berkas. Kelengkapan berkas untuk pengangkatan kembali meliputi 1) 2) 3) 4) 5) Foto copy Kartu Pegawai. Surat Keterangan selesai tugas belajar, atau Pengangkatan Kembali sebagai PNS setelah Cuti di luar Tanggungan Negara atau Surat Keputusan pengadilan atau buktifisik Pengumpulan Angka Kredit; ‘Surat Keputusan pengangkatan ke dalam Jabatan Perawat terakhir; Surat Keputusan Kenaikan Pangkat terakhir; Surat Keputusan Pembebasan Sementara; Penetapan Angka Kredit (PAK) terakhir; Tata cara pengangkatan kembali ke dalam jabatan Perawat karena sudah dapat mengumpulkan angka kredit di Depkes. 1) 2) Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak Perawat Pelaksana Pemula sampai dengan Perawat Madya dibebaskan sementara sudah dapat mencapai angka kredit kumulatif minimal untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi, maka Perawat yang bersangkutan = menyampaikan DUPAK dan berkas yang dipersyaratkan kepada Kepala Unit Kerjanya untuk pengusulan Pengangkatan kembali; Kepala Unit Kerja _mengusulkan kepada Kepala Biro Kepegawaian untuk diproses lebih lanjut; 68 3 4) 5) 6) 7? MENTEAL KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Setelah PAK ditetapkan, PAK tersebut disampaikan kepada Kepala Bagian Pengembangan Pegawai Biro Kepegawaian; Kepala Bagian Pengembangan Pegawai Biro Kepegawaan menyiapkan konsep Surat Keputusan Pengangkatan Kembali PNS ke dalam Jabatan Perawat dan disampaikan kepada Pejabat yang berwenang Bagi Perawat Pelaksana Pemula sampai dengan Perawat Penyelia dan Perawat Muda, surat keputusan_ pengangkatan kembali ditetapkan oleh Kepala Biro Kepegwaian atas nama Menteri Kesehatan atau pejabat lain yang ditunjuk; Bagi Perawat Madya, surat keputusan pengangkatan kembali ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal atas nama Menteri Kesehatan; Surat keputusan pengangkatan kembali yang asli disampaikan kepada PNS yang bersangkutan dan petikan/tembusannya disampaikan kepada Tim Penilai Pusat dan unit kerja terkait. Tata cara pengangkatan kembali ke dalam jabatan Perawat karena sudah dapat mengumpulkan angka kredit di Propinsi / Kabupaten I Kota. ) 2 3) Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak Perawat Pelaksana Pemula sampai dengan Perawat Madya, maka Perawat yang bersangkutan menyampaikan DUPAK dan berkas yang dipersyaratkan kepada Kepala Unit Kerjanya untuk pengusulan pengangkatan kembali; Kepala Unit Kerja mengusulkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi/ Kabupaten/Kotamadya/Kepala UPTD/LTD melalui Tim Penilai Propinsi / Kabupaten / Kota; Tim Penilai Propinsi/Kabupaten/Kota_mengkaji DUPAK dan menilai angka_ kredit Perawat yang bersangkutan dan menyampaikan hasil penetapan angka kredit (PAK) kepada 69 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Kepala Dinkes Propinsi/Kabupaten/Kota untuk ditetapkan; 4) Setelah PAK ditetapkan, PAK tersebut disampaikan kepada Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Dinkes Propinsi/Kabupaten/Kota/UPTDILTD; 5) _ Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Dinkes Propinsi/ Kabupaten/Kota/UPTD/LTD — menyiapkan usulan Pengangkatan kembali PNS ke dalam Jabatan Perawat dan gisampaikan kepada — Gubernur/BupatiWalikota melalui Sekretaris Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota untuk mendapat ersetujuan; 6) Bagi Perawat Pelaksana Pemula sampai dengan Perawat Madya, surat keputusan pengangkatan kembali ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan — Propinsi / Kabupaten / Kota. atas nama Gubernur Bupati / Walikota atau pejabat lain yang ditunjuk: 7) Surat keputusan pengangkatan kembali yang asli disampaikan kepada PNS yang bersangkutan dan_petikan/tembusannya disampaikan kepada Tim Penilai Propinsi/Kabupater/Kota, Kepala Biro Kepegawaian Pemda Propinsi/Kabupaten/Kota, Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota /UPTDILTD, Kepala Unit Kerja, Kepala KPKN, dan Kepala BKD. karena sudah dapat mengumpulkan angka kredit di instansi lain. Tata cara pengangkatan kembali ke dalam jabatan Perawat 1) Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak Perawat Pelaksana Pemula sampai dengan Perawat Madya pangkat Pembina Tk.| golongan ruang IV/b dibebaskan sementara sudah dapat mencapai angka kredit kumulatif minimal untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi, maka Perawat yang bersangkutan menyampaikan DUPAK dan berkas yang dipersyaratkan kepada Kepala Unit Kerjanya untuk pengusulan pengangkatan kembali; 70 2) 3) 4) 5) 6) 7) MENTERI KESEHATAN REPUBL:K INDONESIA, Kepala Unit Kerja mengusulkan kepada Pimpinan Unit Pelayanan Kesehatan pada Instansi melalui Tim Penilai Instansi, Tim Penilai Instansi mengkaji DUPAK dan menilai_angka kredit Perawat yang bersangkutan dan menyampaikan —_hasil penetapan angka kredit (PAK) kepada Pimpinan Unit Pelayanan Kesehatan pada Instansi untuk ditetapkan; Setelah PAK ditetapkan, PAK tersebut disampaikan kepada Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Instansi; Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Instansi_ menyiapkan usulan pengangkatan kembali PNS ke dalam Jabatan Perawat dan disampaikan kepada Pimpinan Instansi untuk mendapat persetujuan; Bagi Perawat Pelaksana Pemula sampai dengan Perawat Madya, surat keputusan pengangkatan kembali ditetapkan oleh Pimpinan Unit Pelayanan Kesehatan pada Instansi atas nama Pimpinan Instansi atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Pimpinan Instansi; Surat keputusan pengangkatan kembali yang asli disampaikan kepada PNS yang bersangkutan dan pelikan/tembusannya disampaikan kepada Tim Penilai Instansi, Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Instansi, Kepala Unit Kerja, Kepala KPKN, dan Kepala BKN Tata cara pengangkatan kembali ke dalam jabatan Perawat karena alasan lain di Depkes. 1) Kepala Unit Kerja menyampaikan usul pengangkatan kembali Perawat Pelaksana Pemula sampai dengan Perawat Madya kepada Dirjen Yanmedik/Dirjen Bina Kesmas/ Kepala UPTP bagi pejabat Perawat yang akan diangkat kembali karena alasan lain sebagaimana tersebut pada butir 1.b di atas; nm 2) 3) 4) 5) 6) i) gees MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Dirjen Yanmedik/Dirjen Bina Kesmas/ Kepala UPTP. menyampaikan usulan tersebut kepada Sekretaris Jenderal Depkes melalui Kepala Biro Kepegawaian untuk ditetapkan; Usulan yang telah disetujui disampaikan kepada Kepala Bagian Pengembangan Pegawai Biro Kepegawaian: Kepala Bagian Pengembangan Pegawai Biro menyiapkan konsep Surat Keputusan Pengangkatan Kembali Perawat yang bersangkutan dan menyampaikan kepada Pejabat yang berwenang untuk ditetapkan; Bagi Perawat Pelaksana Pemula sampai dengan Perawat Penyelia dan Perawat Muda, surat keputusan pengangkatan kembali ditetapkan oleh Kepala Biro Kepegawaian atas nama Menkes atau pejabat lain yang ditunjuk; Bagi Perawat Madya, surat keputusan pengangkatan kembali ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal atas nama Menkes; Surat keputusan pengangkatan kembali yang asli disampaikan kepada PNS yang bersangkutan dan’ petikan/tembusannya disampaikan kepada Tim Penilai Pusat, Sekretaris Jenderal Depkes, Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Unit Utama/ Kepala UPTP, Kepala Unit Kerja, Kepala KPKN, dan Kepala BKN. Tata cara pengangkatan kembali ke dalam jabatan Perawat karena alasan lain di Propinsi/Kabupaten/Kota. 1) 2) Kepala Unit Kerja menyampaikan usul Pengangkatan Kembali Perawat Pelaksana Pemula sampai dengan Perawat Madya kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota/ UPTDILTD bagi pejabat Perawat yang akan diangkat kembali karena alasan lain sebagaimana tersebut pada butir 1.b di atas; Kepala Dinas Kesehatan _ Propinsi/Kabupaten/Kota/Kepala UPTDILTD menyampaikan usulan tersebut kepada Sekretaris 72 a 3) 4) 5) 6) MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Daerah —Propinsi/Kabupater/Kota_ untuk = mendapatkan persetujuan; Usulan yang telah disetujui disampaikan kembali kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota/Kepala UPTD/LTD melalui Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Dinas Kesehatan Propinsi / Kabupaten /Kota / UPTD/ LTD; Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota/UPTD/LTD — menyiapkan konsep Surat Keputusan Pengangkatan Kembali Perawat yang bersangkutan; Bagi Perawat Pelaksana Pemula sampai dengan Perawat Madya, surat keputusan pengangkatan kembali ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota atas nama Gubernur/Bupati/ Walikota atau pejabat lain yang ditunjuk; ‘Surat keputusan pengangkatan kembali yang asli disampaikan kepada PNS yang bersangkutan dan petikan/tembusannya disampaikan kepada Tim Penilai Propinsi/Kabupaten/Kota, Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/KotalUPTDILTD, Kepala Unit Kerja, Kepala KPKD, dan Kepala BKD. ‘Tata cara pengangkatan kembali ke dalam jabatan Perawat karena alasan |: 1) 2) di instansi lain. Kepala Unit Kerja menyampaikan usul Pengangkatan Kembali Perawat Pelaksana Pemula sampai dengan Perawat Madya kepada Pimpinan Unit Pelayanan Kesehatan pada_Intansi bagi pejabat Perawat yang akan diangkat kembali karena alasan lain sebagaimana tersebut pada butir 1.b di atas; Pimpinan Unit Pelayanan Kesehatan pada _Instansi menyampaikan usulan tersebut kepada Pimpinan Instansi untuk mendapatkan persetujuan; 73 3) 4) 5) 6) MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Usulan yang telah disetujui disampaikan kembali kepada Pimpinan Unit Pelayanan Kesehatan pada Instansi melalui Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Instansi; Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Instansi menyiapkan konsep Surat Keputusan Pengangkatan Kembali Perawat yang bersangkutan; Bagi Perawat Pelaksana Pemula sampai dengan Perawat Madya, surat keputusan pengangkatan kembali ditetapkan oleh Pimpinan Unit Pelayanan Kesehatan pada Instansi atas nama Pimpinan Instansi atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Pimpinan Instansi; Surat keputusan_pengangkatan kembali yang asli disampaikan kepada PNS yang bersangkutan dan_petikan/tembusannya disampaikan kepada Tim Penilai Instansi, Sekretaris Jenderal Depkes, Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Instansi, Kepala Unit Kerja, Kepala KPKN, dan Kepala BKN. MENTERI KESEHATAN Soe Dr. ACHMAD SUJUDI 74 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN VII: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NoMoR 1280/Menkes/SKOXI2002 TANGGAL 8 Oktober 2002 TATA CARA PEMBERHENTIAN DARI JABATAN PERAWAT. 4. Persyaratan Perawat diberhentikan dari jabatannya apabila tidak dapat memenuhi angka kredit sebagai berikut: 1) Dalam waktu 1 (satu) tahun sejak ditetapkan pembebasan sementara_ Perawat Pelaksana Pemula sampai dengan Perawat Madya pangkat Pembina Tingkat | golongan ruang IV/b tidak dapat mengumpulkan angka kredit kumulatif minimal untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi; 2) Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak pembebasan sementara, Perawat Madya pangkat Pembina Utama Muda golongan ruang IVic tidak dapat mengumpulkan angka kredit sekurang-kurangnya 20 (dua puluh ) yang berasal dari unsur utama Perawat diberhentikan da sebagai berikut: jabatannya Karena alasan lain 1) Dijatuhi hukuman disipiin tingkat_berat _berupa pemberhentian sebagai Pegawai Negeri Sipil, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 yang dijalaninya dan telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap: 2) Pemberhentian Sementara sebagai Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966 75 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA yang dijalaninya telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap berdasarkan Keputusan Pengadilan dan yang bersangkutan dinyatakan bersalah; Kelengkapan Berkas. Kelengkapan berkas untuk pemberhentian dari jabatan Perawat meliputi : @. Surat Keputusan Pembebasan Sementara; b. Surat Keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap; ©. SK Kenaikan Pangkat terakhir; d. SK Pengangkatan dalam jabatan Perawat terakhir; Tata cara pemberhentian dari Surat Keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap; Foto copy Kartu Pegawai, batan Perawat karena tidak dapat mengumpulkan angka kredit di Depkes. 1) 2) 3) Kepala unit kerja mengusulkan Perawat yang akan diberhentikan kepada Kepala Biro Kepegawaian untuk diproses lebih tanjut; Tim Penilai Depkes melaksanakan penilaian / evaluasi atas Prestasi yang bersangkutan dengan memberikan pertimbangan pemberhentian untuk disampaikan kepada Pejabat yang berwenang; Pejabat yang berwenang mempelajari catatan pertimbangan untuk pemberhentian dan menandatangani SK PAK, selanjutnya PAK tersebut disampaikan kepada Kepala Bagian Pengembangan Pegawai Biro Kepegawaian: 76 4) 5) 6) 7 8) MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Kepala Bagian Pengembangan Pegawai Biro Kepegawaian menyiapkan konsep Surat Keputusan pemberhentian dari jabatan Perawat dan disampaikan kepada Pejabat yang berwenang untuk ditetapkan; Bagi Perawat Pelaksana _pangkat Pengatur Muda golongan ruang IVa sampai dengan Perawat Pelaksana Lanjutan dan Perawat Pertama Pangkat Penata Muda Tk.! golongan IIl/b, ‘Surat Keputusan Pemberhentian ditetapkan oleh Kepala Bagian Pengembangan atas nama Menteri Kesehatan; Bagi Perawat Penyelia dan Perawat Muda golongan ruang IIl/c sampai dengan Perawat Penyelia pangkat Penata Tk. | golongan ruang ll/d, surat keputusan _pemberhentian ditetapkan oleh Kepala Biro Kepegawaian atas nama Menteri Kesehatan atau pejabat lain yang ditunjuk; Bagi Perawat Madya, surat keputusan pemberhentian ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal atas nama Menteri Kesehatan atau pejabat lain yang ditunjuk; Surat keputusan pemberhentian yang asli disampaikan kepada PNS yang bersangkutan dan _petikan/tembusannya disampaikan kepada unit terkait. Tata cara Pemberhentian dari jabatan Perawat karena tidak dapat mengumpulkan angka kredit di Pro} 1) 2) /Kabupaten/Kota. Hasil penilaian yang telah disetujui rapat_ Tim Penilai Propinsi/Kabupaten/Kota dituangkan pada SK Penetapan Angka Kredit dengan catatan mengenai tidak tercapainya angka kredit kumulatif minimal dalam waktu yang telah ditetapkan; Tim Penilai Propinsi/Kabupaten/Kota menyiapkan konsep SK Penetapan Angka Kredit dengan catatan pertimbangan pemberhentian untuk disampaikan kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi / Kabupaten / Kota / Kepata UPTD / LT! 7 3) 4) 5) 6) 7) MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Kepala Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota mempelajari catatan' _pertimbangan untuk pemberhentian dan Menandatangani SK PAK, selanjutnya PAK tersebut disampaikan kepada Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Dinas Kesehatan Propinsi / Kabupaten / Kota / UPTD / LTD; Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Dinas Kesehatan Propinsi / Kabupaten / Kota / UPTD / LTD menyiapkan konsep Surat Keputusan pemberhentian dari jabatan Perawat dan disampaikan kepada Gubernur / Bupati / Walikota melalui Biro Kepegawaian Pemda Propinsi / Kabupaten / Kota untuk mendapat persetujuan; Bagi Perawat Pelaksana Pemula pangkat Pengatur Muda golongan ruang Il/a sampai dengan Perawat Penyelia dan Perawat Muda pangkat Penata Tingkat | golongan ruang Ill/d, surat keputusan pemberhentian ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan _Propinsi/Kabupaten/Kota. alas. = nama Gubernur/Bupati Walikota; Bagi Perawat Madya pangkat golongan ruang IV/a sampai dengan golongan ruang IV/c, surat keputusan pemberhentian ditetapkan oleh Sekretaris Pemda Propinsi / Kabupaten / Kota atas nama Gubernur / Bupati / Walikota atau pejabat lain yang ditunjuk; ‘Surat keputusan pemberhentian yang asli disampaikan kepada PNS "yang bersangkutan dan _petikan/tembusannya disampaikan kepada Tim Penilai Propinsi / Kabupaten / Kota, Kepala Biro Kepegawaian Pemda Propinsi / Kabupaten / Kota, Kepala Bagian /’ Unit yang menangani kepegawaian pada Dinas Kesehatan Propinsi / Kabupaten / Kota / UPTD / LTD, Kepala Unit Kerja, Kepala KPKD, dan Kepala BKD. 78 5. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Tata cara pemberhentian dari jabatan Perawat karena tidak dapat mengumpulkan angka kredit di instansi lain 1) Hasil penilaian yang telah disetujui rapat Tim Penilai Instansi dituangkan pada SK Penetapan Angka Kredit dengan catatan mengenai tidak tercapainya angka kredit kumulatif minimal dalam waktu yang telah ditetapkan; 2) Tim Penilai Instansi menyiapkan konsep SK Penetapan Angka Kredit dengan catatan pertimbangan pemberhentian untuk disampaikan kepada Pimpinan Unit Pelayanan Kesehatan pada Instansi; 3) Pimpinan Unit Pelayanan Kesehatan pada _Instansi ™mempelajari catatan pertimbangan untuk pemberhentian dan menandatangani SK PAK, selanjutnya PAK tersebut disampaikan kepada Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Instansi; 4) Kepala Bagian Kepegawaian / Unit yang menangani kepegawaian pada Instansi menyiapkan konsep Surat Keputusan pemberhentian dari jabatan Perawat dan disampaikan kepada Pimpinan Instansi untuk mendapat Persetujuan; 5) Bagi Perawat Pelaksana Pemula pangkat Pengatur Muda golongan ruang Il/a sampai dengan Perawat Penyelia dan Perawat Muda pangkat golongan ruang Ill/d, surat keputusan pemberhentian ditetapkan oleh Kepala Biro Kepegawaian Instansi atas nama Pimpinan Instansi atau pejabat lain yang ditunjuk; 6) Bagi Perawat Madya pangkat Pembina golongan ruang IV/a sampai dengan pangkat Pembina Utama Muda golongan fuang IV/c, surat keputusan pengangkatan ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal Instansi atau pejabat lain yang ditunjuk; 7) Surat keputusan pemberhentian yang asli disampaikan kepada PNS yang bersangkutan dan _petikan/tembusannya 79 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA disampaikan kepada Sekretaris Jenderal Instansi, Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Instansi, Kepala Unit Kerja, Kepala KPKN, Kepala BKN, dan Sekretaris Jenderal Depkes Tata cara pemberhentian dari jabatan Perawat Karena alasan lain di Depkes. 1) 2) 3) 4) Kepala Unit Kerja mengusulkan pemberhentian dari jabatan Perawat Pelaksana Pemula sampai dengan Perawat Madya dengan catatan pertimbangan berdasarkan Surat Keputusan Pengadilan yang telah mempunyai ketetapan hukum yang tetap kepada Dirjen Yanmedik / Dirjen Bina Kesmas / Kepala UPTP, melalui Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Ditjen Yanmedik / Ditjen Bina Kesmas JUPTP; Dirjen Yanmedik / Dirjen Bina Kesmas /Kepala UPTP mempelajari catatan pertimbangan dan memberi persetujuan usulan pemberhentian dari jabatan Perawat, selanjutnya disampaikan kepada Sekretaris Jenderal u.p. Kepala Biro Kepegawaian untuk ditetapkan; Kepala Biro Kepegawaian menyampaikan kepada Kepala Bagian Pengembangan Pegawai Biro Kepegawaian untuk menyiapkan SK Pemberhentian dari Jabatan Perawat dan menyampaikan kepada Pejabat yang berwenang untuk ditetapkan; Bagi Perawat Pelaksana Pemula sampai dengan Perawat Pelaksana Lanjutan dan Perawat Pertama, surat keputusan pemberhentian ditetapkan oleh Kepala Bagian Pengembangan atas nama Menteri Kesehatan atau pejabat lain yang ditunjuk; 8) 6) 7) ae SEES MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA ‘a uy Bagi Perawat Penyelia sampai dengan Perawat Muda, surat keputusan pemberhentian ditetapkan oleh Kepala_ Biro Kepegawaian atas nama Menkes atau pejabat lain yang ditunjuk Bagi Perawat Madya Surat Keputusan Pemberhentian ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal atas nama Menteri Kesehatan atau pejabat lain yang ditunjuk; ‘Surat keputusan pemberhentian yang asli disampaikan kepada PNS yang bersangkutan dan __petikan/tembusannya disampaikan kepada Sekretaris Jenderal Depkes, Kepala Bagian / Unit yang_menangani kepegawaian pada_D itjen Yanmedik / Ditjen Bina Kesmas / UPTP, Kepala Unit Kerja, Kepala KPKN, dan Kepala BKN. Tata cara pemberhentian dari jabatan Perawat karena alasan lain di Propinsi/Kabupaten/Kota. 1) 2) 3) Kepala Unit Kerja mengusulkan pemberhentian dari jabatan Perawat Pelaksana Pemula sampai dengan Perawat Madya dengan catatan pertimbangan berdasarkan Surat Keputusan Pengadilan yang telah mempunyai ketetapan hukum yang tetap kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi / Kabupaten / Kota / Kepala UPTD / LTD, melalui Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Dinas Kesehatan Propinsi / Kabupaten / Kota / UPT Daerah; Kepala Dinas Kesehatan Propinsi / Kabupaten / Kota / Kepala UPTD / LTD mempelajari catatan pertimbangan dan memberi Persetujuan usulan pemberhentian dari jabatan Perawat, selanjutnya disampaikan kepada Gubernur / Bupati / Walikota melalui Sekretaris Pemda Propinsi / Kabupaten / Kota untuk mendapat persetujuan; Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada 81 4) 5) 6) MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Dinas Kesehatan / UPTD/ LTD menyiapkan SK Pemberhentian dari Jabatan Perawat, Bagi Perawat Pelaksana Pemula dengan pangkat Pengatur Muda golongan ruang la sampai dengan Perawat Penyelia dan Perawat Muda, surat keputusan pemberhentian ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota atas fama Gubernur/Bupati/Walikota atau pejabat lain yang ditunjul Bagi Perawat Madya, ditetapkan oleh Sekretaris Pemda Propinsi/Kabupaten/Kota atas nama Gubernur / Bupati / Walikota atau pejabat lain yang ditunjuk; Surat keputusan pemberhentian yang asli disampaikan kepada PNS yang bersangkutan dan__petikan/tembusannya disampaikan kepada Tim Penilai Propinsi/abupaten/kota, Kepala Biro Kepegawaian Pemda Propinsi / Kabupaten / Kota Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawalan pada Dinas Kesehatan Propinsi / Kabupaten / Kota / UPTD / LTD, Kepala Unit Kerja, Kepala KPKD, dan Kepala BKD. Tata cara pemberhentian dari jabatan Perawat karena alasan lain di instansi lain. 1) Kepala Unit Kerja mengusulkan pemberhentian dari jabatan Perawat Pelaksana Pemula pangkat Pengatur Muda golongan ruang la sampai dengan Perawat Madya pangkat Pembina Utama Muda golongan ruang Vic dengan catatan pertimbangan berdasarkan Surat Keputusan Pengadilan yang felah_ mempunyai ketetapan hukum yang tetap kepada Pimpinan Unit Pelayanan Kesehatan pada Instansi melalui Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Instansi; 22 2) 3) 4) 5) 6) MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Pimpinan Unit Pelayanan Kesehatan pada Instansi mempelajari catatan pertimbangan dan memberi persetujuan usulan pemberhentian dari jabatan Perawat, selanjutnya disampaikan kepada Pimpinan Instansi untuk mendapat persetujuan; Kepala Bagian / Unit yang menangani kepegawaian pada Instansi menyiapkan surat keputusan pemberhentian dari Jabatan Perawé Bagi Perawat Pelaksana Pemula pangkat Pengatur Muda golongan ruang il/a sampai dengan Perawat Penyelia dan Perawat Muda pangkat Penata Tk.I golongan ruang Ill/d, surat keputusan Pemberhentian ditetapkan oleh Kepala Biro Kepegawaian Instansi atas nama Pimpinan Instansi atau pejabat lain yang ditunjuk; Bagi Perawat Madya, surat keputusan pemberhentian ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal Instansi atas nama Pimpinan Instansi atau pejabat lain yang ditunjuk; Surat keputusan pemberhentian yang asli disampaikan kepada PNS yang bersangkutan dan __petikan/tembusannya disampaikan kepada Tim Penilai Instansi, Sekretaris Jenderal Depkes, Bagian Kepegawaian Instansi, Kepala Unit Kerja, Kepala KPKN, dan Kepala BKN. MENTERI KESEHATAN (fa Dr. ACHMAD SUJUDI 83 eas sae MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN Vill» KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NoMoR 4280/Menkes/SKIX/2002 TANGGAL 8 Oktober 2002 TATA KERJA DAN TATA CARA PENILAIAN TATA KERJA TIM PENILAL 1) Tim Penilai Depkes Sesuai dengan Bab Vi Pasal 15 KEPMENPAN Nomor 94/KEP/M,PAN/11/2001, Tata Kerja dan Tata Cara Penilaian Tim Penilai sebagai berikut a) b) Kedudukan 1. Tim Penilai Depkes ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal atas nama Menteri Kesehatan, 2. Tim Penilai Depkes dalam melaksanakan tugas berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Kesehatan Tugas Tim Penilai Depkes mempunyai tugas sebagai berikut (1) Membantu Pejabat yang berwenang dalam meiaksanakan penilaian dan penetapan angka kredit Perawat Madya yang bekerja pada Unit Pelayanan Kesehatan di lingkungan Departemen Kesehatan (2) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Pejabat yang berwenang yang berhubungan dengan Perietapan angka kredit Perawat Pelaksana sampai dengan Perawat Madya yang bekerja pada Unit Pelayanan Kesehatan di lingkungan Departemen Kesehatan, °) 2) a) b) MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Fungsi Tim Penilai Depkes mempunyai fungsi sebagai berikut (1), Melaksanakan pengkajian terhadap usulan angka kredit yang diajukan dalam DUPAK dan pengkajian terhadap bbukti yang dilampirkan. (2) Melakukan penilaian akhir tethadap angka kredit yang diajukan pada setiap usul penetapan angka kredit Perawat yang menjadi wewenangnya (3) Menyampaikan hasil penilaian kepada pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit. (4) Menyampaikan hasil rapat Tim Penilai Depkes kepada Pejabat yang berwenang, berupa angka kredit yang telah dituangkan dan PAK untuk ditandatangani. (5) Melaksanakan monitoring dan evaluasi Jabatan Perawat. (6) Melaporkan hasil pelaksanaan peri Jabatan Perawat setiap tahun. ian angka kredit Penilai Propinsi Kedudukan (1) Tim Penilai Propinsi berkedudukan di Dinas Kesehatan Propinsi (2) Tim Penilai Propinsi dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Tugas ‘Tim Penilai Propinsi_ mempunyai tugas sebagai berikut (1) Membantu Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dalam melaksanakan penilaian dan penetapan angka kredit Perawat Pelaksana sampai dengan Perawat Penyelia 85 MENTERI KESEHATAN, REPUBLIK INDONESIA yang bekerja pada Unit Pelayanan Kesehatan di lingkungan Propinsi (2) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh fgpala Dinas Kesehatan Propinsi yang berhubungan gengan penetapan angka kredit Perawat Pelakeong carpal dengan Perawat Penyelia yang berada pada Unit Petayanan Kesehatan di lingkungan Propinsi °c) Fungsi 5 (2) Melakukan penilaian akhir terhadap angka kredit yang diajukan pada setiap usul penetapan angka keeat Perawat yang menjadi wewenangnya (3) Menyampaikan hasil penilaian kepada pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit (4) Menyampaikan hasil rapat Tim Penilai Propinsi kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi atau pejabat lain yang ditunjuk, berupa angka kredit_ yang. telah dituangkan dan PAK untuk ditandatangani (8) Melaksanakan monitoring dan evaluasi Jabatan Perawat, (6) Melaporkan hasil pelaksanaan penilaian angka kredit Jabatan Perawat setiap tahun, 3) Tim Penilai Kabupaten/Kota a) Kedudukan (1) Tim Penilai Kabupaten/Kota berkedudukan di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, (@) Tim Penilai Kabupaten/Kota dalam melaksanakan 86 b) ¢) MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Tugas Tim Penilai Kabupaten/Kota mempunyai tugas sebagai ay (2) berikut : Membantu Kepala Dinas Kabupaten/Kota dalam melaksanakan penilaian dan penetapan angka kredit Perawat Pelaksana sampai dengan Perawat Penyelia yang bekerja pada Unit Pelayanan Kesehatan di lingkungan Kabupaten/Kota. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang berhubungan dengan penetapan angka kredit Perawat Pelaksana sampai dengan Perawat Penyelia yang berada di lingkungan Kabupaten/Kota Fungsi Tim Penilai Kabupaten/Kota mempunyai fungsi sebagai (a) (2) 3) (4) (8) berikut Melaksanakan pengkajian terhadap usulan angka kredit yang diajukan dalam DUPAK dan pengkajian terhadap bukti yang dilampirkan. Melakukan penilaian akhir terhadap angka kredit yang diajukan pada setiap usul penetapan angka kredit Perawat yang menjadi wewenangnya. Menyampaikan hasil penilaian kepada pejabat yang berwenang menetapkan angka krecit. ‘Menyampaikan hasil rapat Tim Penilai Kabupaten/Kota kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau pejabat lain yang ditunjuk, berupa angka kredit yang telah dituangkan dan PAK untuk ditandatangani Melaksanakan monitoring dan evaluasi Jabatan Perawat. 87 a aS MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA (6) Melaporkan hasit spaksanaan penilaian angka kredit Jabatan Fungsional Perawat Setiap tahun 4) Tim Penitai instansi a) Kedudukan (1) Tim Penilai instansi berkedudukan di Instansi tuar Depkes. (2) Tim Penilai instansi dalam melaksanakan tugasnya berada di tawah dan bertanggung jawab kepada Pimpinan Instansi >) Tugas (2) Melaksanakan tugas-tugay nn yang diberikan Pelaksana sampai dengan Perawat Penyelia Yang berada di lingkungan Instang! 88 5) 6) 7) “eats MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA (3) Menyampaikan hasii penilaian kepada pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit. (4) Menyampaikan hasil rapat Tim Instansi kepada Kepala Pimpinan Instansi atau pejabat lain yang ditunjuk, berupa angka kredit yang telah dituangkan dan PAK untuk ditandatangani (6) Melaksanakan monitoring dan evaluasi Jabatan Perawat, (6) Melaporkan hasil pelaksanaan penilaian angka kredit Jabatan Fungsional Perawat setiap tahun Tim Penilai Unit Pelaksana Teknis Tim Penilai Teknis Kabupaten / UPT Khusus untuk UPT Puskesmas bila tidak ada Tim penilai yang memenuhi persyaratan maksimum penil Kabupaten/Kota. n dilaksanakan oleh Tim Penilai Tugasnya memberi saran dan pendapat serta membantu Tim Penilai dalam meneliti dan menilai terhadap kegiatan yang bersifat khusus/keahlian tertentu. Tim Penilai Teknis tersebut _menerima tugas dan bertanggung jawab kepada Ketua Tim Penilai untuk masing- masing tingkat Tim Penilai Teknis terdiri dari seorang ketua, sekretaris merangkap anggota dan anggota Tim yang jumlahnya sesuai pertimbangan teknis Tim Penilai Sekretariat Tim Penilai a) Sekretariat Tim Penilai Depkes (1) Penetapan (2) (3 MENTERI KESeHaTaN REPUBLIK INDONESIA Sekretariat Tim Penitai Depkes ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Sekretaris Jenderal atae nama Menteri Kesehatan, Tata Kerja (9) Kedudukan Sekretariat Tim | Penilai Depkes berada di bawah Sekretariat Jenderal dan secara Tungsional dijabat oleh pejater kepegawaian, (©) Tugas Sekretariat Tim pee Tim Penilai Depkes dalam menerima, mengadministrasikan, Mengagendakan usulan Penetapan angka kredit Perey (2) Menyiapkan bahan-bahan dan instrumen () Menyiapkan rapat Tim Penilai Depkes (qd) Melayanai keperluan Tim Penilai dalam (©) Mendokumentasikan Posi kerja Tim Penitai dan bukti fisik yang telah dinilai, ( — Menuangkan -angka Kredit hasil penilaian Tim Penilai ke dalam PAK, yang akan ditandatangani Oleh Pejabat yang berwenang (9) Mengirimkan Pak yang ‘sudah ditandatangani oleh Pejabat yang berwenang kepada yang bersangkutan dan instansi-instansi terkait ») Sekretariat Tim Penitai Propinsi. (1) Penetapan 90 °) @) 3) MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Sekretariat_ Tim Penilai_Propinsi_—_ ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Guberur atas nama ejabat yang ditunjuk. Tata Kerja (2) Kedudukan Sekretariat Tim Penilai Propinsi berada di bawah Gubernur dan secara fungsional dijabat oleh pejabat kepegawaian. (b) Tugas Sekretariat Tim Penilai Propinsi membantu Tim Penilai_ Propinsi dalam — menerima, mengadministrasikan, mengagendakan usulan penetapan angka kredit Perawat. Fungsi (2) Menerima dan mengadministrasikan DUPAK, PAK dan usulan tenaga Perawat Propinsi. (b) Menyiapkan bahan-bahan dan _—_instrumen penilaian prestasi kerja Perawat. (©) Menyiapkan rapat Tim Penilai Propinsi (4) Melayanai keperluan Tim Penilai dalam melaksanakan tugasnya (©) Mendokumentasikan hasil kerja Tim Penitai dan bukti fisik yang telah dinilai () Menuangkan angka kredit hasil penilaian Tim Penilai ke dalam PAK, yang akan ditandatangani oleh Gubernur atau pejabat yang ditunjuk. (9) Mengirimkan PAK yang sudah_ditandatangani oleh Kepala Dinas Kesehatan Propinsi kepada yang bersangkutan dan instansi-instansi terkait. Sekretariat Tim Penilai Kabupaten/Kota (1) Penetapan 91 (2) @) MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Sekretariat Tim Penilai Kabupaten/Kota ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Bupati / Walikota atas nama pejabat yang ditunjuk. Tata Kerja (a) Kedudukan Sekretariat Tim Penilai Kabupaten’ Kota berada di bawah Bupati/Walikota atas nama pejabat yang ditunjuk dan secara fungsional dijabat oleh pejabat kepegawaian (b) Tugas Sekretariat Tim Penilai _Kabupaten/kota membantu Tim Penilai Kabupaten/Kota dalam menerima, mengadministrasikan, mengagendakan usulan penetapan angka kredit Perawat. Fungsi (a) Menerima dan mengadministrasikan DUPAK, PAK dan usulan tenaga Perawat Kabupaten! Kota (b) Menyiapkan bahan-bahan dan _instrumen penilaian prestasi kerja Perawat. (c)_ Menyiapkan rapat Tim Penilai Kabupaten/Kota (4) Melayanai keperluan Tim Penilai dalam melaksanakan tugasnya. (e) Mendokumentasikan hasil kerja Tim Penilai dan bukti fisik yang telah dinilai. () Menuangkan angka Kredit hasil penilaian Tim Penilai ke dalam PAK, yang akan ditandatangani oleh Bupati/Walikota atas nama pejabat yang ditunjuk (a) Mengirimkan PAK yang sudah ditandatangani oleh Bupati/Walikota atas nama pejabat yang itunjuk kepada yang bersangkutan dan instansi- instansi terkait. 92 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA d) — Sekretariat Tim Penilai Instansi a) (2) @) Penetapan Sekretariat_ Tim Penilai Instansi _ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Pimpinan Instansi. Tata Kerja (a) Kedudukan Sekretariat Tim Penilai Instansi berada di bawah Pimpinan Unit Pelayanan Kesehatan Instansi dan secara fungsional dijabat_ oleh _pejabat kepegawaian. (b) Tugas Sekretariat Penilai_Instansi membantu Tim Penilai Instansi dalam menerima, ‘mengadministrasikan, mengagendakan usulan penetapan angka kredit Perawat. Fungsi (a) Menerima dan. _ mengadministrasikan DUPAK, PAK dan usulan_tenaga Perawat Instansi. (b) Menyiapkan bahan-bahan dan instrumen penilaian prestasi kerja Perawat. (©) Menyiapkan rapat Tim Penilai Instansi @) 1} Melayanai keperluan Tim Penilai dalam melaksanakan tugasnya. Mendokumentasikan hasil kerja Tim Peni dan buktifisik yang telah dinilai, Menuangkan angka kredit hasi! penilaian Tim Penilai ke dalam PAK, yang akan 93 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA ditandatangani_ olen Pimpinan Unit Pelayanan Kesehatan Instansi (9) Mengirimkan PAK —-yang-—sudah ditandatangani olen Pimpinan Unit Pelayanan Kesehatan Instansi kepada yang bersangkutan dan instansi-instansi terkait. 2. TATA CARA PENILAIAN. Tata cara penilaian angka kredit dilaksanakan sebagai berikut @. Daftar Usul Penetapan Angka Kredit (DUPAK). 1) DUPAK diajukan bila menurut perhitungan sementara Perawat yang bersangkutan telah memenuhi jumiah angka kredit_ yang disyaratkan untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi Penilaian dilakukan 4 (empat) kali dalam satu tahun yaitu selambat-lambatnya : a) Pada bulan Oktober tahun yang sebelumnya untuk usul kenaikan pangkat periode bulan Januari; b) Pada bulan Januari tahun yang bersangkutan untuk usul kenaikan pangkat periode April; ©) Pada bulan April tahun yang bersangkutan untuk usul kenaikan pangkat periode Juli; @) Pada bulan Juli tahun yang bersangkutan untuk usul kenaikan pangkat periode Oktober. 2) DUPAK harus sudah diterima oleh Tim Penilai paling lambat Pada pertengahan bulan sebagaimana tersebut pada butir a.b.c.d, tersebut di atas. 3) DUPAK yang diajukan harus dilengkapi dengan bukti fisik yang diperlukan untuk penilaian seperti 94 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA a. Foto kopi ijazah b. Foto kopi STTPL ©. Surat pernyataan : (1) Melakukan kegiatan pelayanian kePerawatan; (2) Melakukan kagiatan pengembangan profesi; (3) Melakukan kegiatan penunjang Perawat. 4. Bukti-bukti lainnya, misalnya karya tulis, sertifikat dan lain-lain, . Perbandingan jumlah angka kredit dari unsur utama dan unsur penunjang adalah : a) Sekurang-kurangnya 80 % (delapan puluh persen) angka kredit berasal dari unsur utama. b) Sebanyak-banyaknya 20 % (dua puluh persen) angka kredit berasal dari unsur penunjang. ©) Penilaian oleh Tim Penilai Penilaian oleh Tim Per 1) DUPAK diterima oleh Sekretaris Tim Penilai dan diperiksa serta diteliti kelengkapannya termasuk bukti fisik yang dilampirkan. 2) DUPAK yang telah diperiksa lengkap diserahkan kepada Ketua Tim Penilai, selanjutnya Ketua Tim Penilai membagi tugas kepada para anggota Tim untuk mengkaji DUPAK yang diusulkan berdasarkan kelengkapan bukti fisik 3) Hasil pengkajian oleh anggota Tim Penilai disampaikan kepada Ketua Tim Penilai. Selanjutnya Ketua Tim Penilai mengadakan rapat anggota untuk melakukan verifikasi atas hasil kajian anggota Tim Penilai tersebut. Hasil_keputusan rapat diusulkan kepada Pejabat yang berwenang Menetapkan Angka Kredit (PBAK) sebagai PAK (Penetapan Angka Kredit) 95, MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 4) Bila dalam pengkajian DUPAK tersebut terdapat_hal-hal yang meragukan dan memerlukan bantuan Tim Penilai Teknis, maka berkas DUPAK tersebut melalui Ketua Tim Penilai dikirimkan kepada Tim Penilai Teknis Penilaian oleh Tim Teknis. 1) Penilaian oleh Tim Penilai Teknis, DUPAK yang diajukan oleh Tim Penilai dibahas dalam rapat Tim Penilai Teknis. Dalam rapat ini Tim Penilai Teknis mengkaji hal-hal teknis yang diminta pertimbangannya. Hasil pengkajian tersebut disampaikan kepada Ketua Tim Peni Penetapan Angka Kredit (PAK) 1) PAK yang telah ditanda tangani oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit, dibuat rangkap 5 (lima) untuk : a) Kepala Badan Kepegawaian Negara ( asli ) b) Pejabat Perawat yang bersangkutan. ¢) _ Pimpinan Unit Kerja yang mengusulkan DUPAK, 4) Sekretaris Tim Penilai yang bersangkutan. ) Pejabat_ yang menetapkan angka kredit sebagai pertinggal Penitaian angka kredit bagi pejabat Perawat yang diangkat ertama kali dan pindahan dari jabatan lain untuk menentukan Jenjang jabatannya diperlukan penetapan angka kredit, Usul penetapan angka kredit diajukan dengan Daftar Usul Penetapan Angka Kredit (DUPAK) seperti kenaikan jabatan/pangkat. Penilaian dilakukan oleh Tim Penilai untuk menilai angka kredit 96 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA dari_unsur pendidikan, pelayanan Perawat, pengembangan profesi dan penunjang kegiatan Perawat. Hasil penilaian Tim Penilai diusulkan kepada pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit untuk ditetapkan dalam PAK MENTERI KESEHATAN fA a Dr. ACHMAD SUJUDI (eg xa aS venrTent KESENATAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN IX, KEPUTUSAN MENTER] KESEHATAN NOMOR ‘1280/NMenkes/SKIX/2002 TANGGAL, 8 Oktober 2002 PERHITUNGAN DAN PENETAPAN ANCKA KREDIT PEGAWAINEGERI SIPIL DALAM JABATAN PERAWAT 1. PENDIDIKAN a. Unsur pendidikan terdiri atas sub unsur sebagai berikut : 4). Mengikuti pendidikan sekolah 2). Mengikuti_pendidikan dan pelatinan fungsional dibidang Keperawatan b. Buk fisik yang dipergunakan sebagai dasar perilaian adalah 1). Foto copy berwenang 2), Foto copy ijazah yang dikuti dliuar negeri dan, tolah figshkan oleh Menteri yang bertanggung jawab dibidang pendidikan. jiazah yang disahkan oleh pejabat yang 3). Foto copy STPL / seriifikat kegiatan ilmiah. cc. Pemberian angka kredit ‘Yang dimaksud pendidikan formal adalah pendiikan yang dink Sieh Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Kesehatan dan organisasi profesi yaitu 4), Perawat Terampil ‘a. Sarjana Muda / Akademi / Diploma II diberikan angka kredit sebesar 60 98 Tis MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Diploma Il diberikan angka kredit sebesar 40 SLTA / Diploma | / Sekolah Perawat Kesehatan, diberikan angka kredit sebesar 25 2). Perawat Anil : a b. Doktor (S3) diberikan angka kredit sebesar 150 Pasca Sarjana Keperawatan (S2) diberikan angka kredit sebesar 100 Sarjana / D-IV Keperawatan diberikan angka kredit sebesar 75 Contoh : a ‘Sdr. Andi diangkat pertama kali dalam jabatan perawat pelaksana pemula diberikan angka kredit untuk SPK sebesar 25. Sdr. Andi melanjutkan pendidikan ke Sarjana Muda / Akademi / D-III dibidang Keperawatan setelah Sdr. Andi menyelesaikan pendidikan dengan ijazah, maka Sdr. Andi diberikan angka kredit sebesar 36 yaitu (60-25) ‘Sdr. Inna adalah Pegawai Negeri Sipil dengan jabatan perawat pelaksana tanjutan. Kemudian Sdr. Inna mengikuti diklat fungsional Keperawatan selama 520 jam dan mendapatkan STTPL berdasarkan STTPL tersebut sdr. Inna berhak mendapatkan angka kredit 6 yaitu angka kredit untuk diklat fung: diselenggarakan antara 481 - 40 jam. nal yang 99 n MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PELAYANAN KEPERAWATAN Unsur pelayanan Keperawatan meliputi 1. memberikan asuhan Keperawatan individu, keluarga / kelompok / masyarakat; 2. mengelola pelayanan Keperawatan; 3. melaksanakan tugas jaga dan siaga; 4. melaksanakan tugas khusus; Bukti fisik yang digunakan sebagai dasar penilaian adalah hasil kegiatan yang berupa dokumentasi Keperawatan yang telah dituangkan kedalam instrumen untuk perhitungan angka kredit yang telah disahkan / ditanda tangani oleh Kepala unit kerja Pemberian angka kredit untuk kegiatan pelayanan Keperawatan yang dilakukan oleh perawat, diberikan sesuai dengan kegiatan yang dilakukan dalam memberikan asuhan Keperawatan melalui tahapan pengkajian diagnosa Keperawatan, perencanaan, Pelaksanaan, dan evaluasi, mengelola pelayanan Keperawatan, melaksanakan tugas jaga dan siaga, dan melaksanakan tugas khusus. PENGABDIAN PADA MASYARAKAT a. Unsur pengabdian pada masyarakat 1). Melaksanakan kegiatan bantuan / partisipasi Kesehatan; 100 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 2), Melaksanakan tugas lapangan dibidang Kesehatan; 3). Melaksanakan penanggulangan penyakit / wabah tertentu; b. Bukti fisik yang dipergunakan sebagai dasar penilaian adalah surat pelaksanaan tugas / laporan dokumentasi kegiatan yang disahkan oleh Kepala unit kerja c. _ Pemberian angka kredit Pemberian angka kredit untuk kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dilaksanakan oleh Perawat sebagaimana tercantum pada rincian kegiatan, akan mendapatkan nilai angka kredit yang besamya sama untuk semua jenjang jabatan perawat. IV. PENGEMBANGAN PROFESI a. Unsur pengembangan profesi meliputi : 1). Membuat karya tulis / karya ilmiah dibidang Keperawatan Kesehatan; 2). Mengembangkan teknologi_ tepat_ guna —_dibidang keperawatan; 3). Menerjemahkan / menyadur buku dan bahan — bahan lain dibidang Keperawatan / Kesehatan; 4), Menyusun pedoman pelaksanaan pelayanan Keperawatan; 5). Penyusun petunjuk teknis pelayanan Keperawatan 101 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Bukti Fisik yang dipergunakan sebagai dasar penilaian adalah hasil kegiatan yang berupa buku / pedoman / juklak / juknis, terjemahan, saduran yang telah disahkan / ditanda tangani oleh Kepala unit kerja Pemberian angka kredit untuk kegiatan pengembangan profesi yang dilaksanakan oleh perawat sebagaimana tercanum pada rincian kegiatan, akan mendapatkan nilai angka Kredit yang besamya sama untuk semua jenjang jabatan Perawat. V. _UNSUR PENUNJANG PELAYANAN KEPERAWATAN a. Unsur_penunjang pelayanan Keperawatan meliputi 1). Menjadi anggota tim peniiai jabatan fungsional Perawat 2). Menjadi anggota organisasi profesi Perawat 3). Menjadi anggota komite / sub komite Keperawatan 4). Mengajar / melatih pada pendidikan dan pelatihan pegawai 5). Mengikuti seminar / lokakarya dalam bidang Keperawatan / Kesehatan 6). Memperoleh piagam kehormatan 7). Peran serta dalam delegasi ilmiah dalam bidang Keperawatan / Kesehatan 8). Membimbing dalam bidang Keperawatan di kelas / lahan praktik 9). Menilai / menguji di kelas / lahan praktik dalam bidang Keperawatan kesehatan 102 (MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 10). Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya. Bukti fisik yang digunakan sebagai dasar penilaian adalah surat penetapan sebagai anggota tim / komite / sub komite; surat pemyataan melaksanakan kegiatan mengajar / melatih / mengikuti_ seminar / lokakarya / memperoleh piagam kehormatan J peran serta dalam delegasi jimian Keperawatan /membimbing di kelas atau lahan praktik dibidang Keperawatan / menilai atau ‘menguji di kelas atau lahan praktik dalam bidang Kesehatan atau Keperawatan, memperoleh gelar kesarjanaan lainnya, Pemberian angka kredit untuk kegiatan penunjang pelayanan Keperawatan yang dilaksanakan oleh perawat sebagaimana tercantumn pada ringian kegiatan akan mendapatkan nilai angka kredit yang besamya sama untuk semua jenjang jabatan Perawat MENTER! KESEHATAN f- SC Dr. ACHMAD SUJUDI 103 MENTERI KESEHATAN, REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN X —: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN Nomor 1280/Menkes/SKIX/2002, Tanggal 8 Oktober 2002 JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL UNTUK PENGANGKATAN DAN KENAIKAN JABATANIPANGKAT PERAWAT TERAMPIL. {JEWUANG JABRTAN,GOLONGAN, RUANG DAN ANGKA KREDIT] erawar | perawar | peRAWAY | pERAWAT no. unsur persentase | peraxsana | PELAKGANA [pcLAKSANA) PERYELIA PEMULA LAMAN += nour uraun > 00% = 2 | «| 64 | 00 | 120 | reo | 240 Petjanan Kepecanatan Pongabion Mararaiat Pengerangan rote! 2 PeMUANG ‘era meas 20% s af e]is| 2] 0] o| o tugs petyanan Pre 0% | 0 | 10 [sso [200 | soo 104 MENTERI KESEHATAN EPUBLIK INDONESIA JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL UNTUK PENGANGKATAN DAN KENAIKAN JABATANIPANGKAT PERAWAT AHL! MT [iis sara SoL ona Ava a GARE bo onsun rensenrase| Perraun pe veuacsans prc k o 120 160. mo | 20 10 200 rn Paneer Kept Peotone b rereersnn ice 7 nan Poa vee vm | wo |» | «|| o | w | wo seventeen maa Fe MENTERI KESEHATAN Se Dr. ACHMAD SUsUDI 105 MENTERI KESEHATAN EPUBLIK INDONESIA, INPASSING JABATAN FUNGSIONAL PERAWAT LAMPIRAN XI Nomor Tangs KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN 1280/Menkes/SK/K/2002 8 Oktober 2002 STTBLIAZAN "ANGKA KREDIT DAN MASA KEPANGKATAN No| GOL.RUANG | ATAU YANG. a THN < 1 THN | 3th stun | otun [2 3 THN ‘Seta perai 2 2 30, = 37 1 wa ‘esi 35 3 3t 35 a ‘Sites roy as 3 = 5, 2 wa Sets! 30 48 32 cs 5 a ‘Saabesnat m7 ma 7. S 0 ‘Seite 60 65 72 78 85 Beapeenat 20, a um a 35. 4 wa ‘Smeal 80 85 90 5 100 areas! 00. a0 720. 7307 a 5 Wa ‘Seesia 00 1 122 133 | as Sas OW “100 Kt i 336 | “16 ‘gatwogersi 150 16 a 180 ‘30 ° iw estan’ 130 191 172 69 135 TO a0 5 Ta TE zm z 260 zt a 7 Wwe 200 223 247 ar 295 | 750 —— a 2 330 8 we mshi 300 ‘a7 371 395 0 00. 330 a Fibra 200 400 Ea a0 ° Via ‘sical 400 472 508 545 [swat 00 a7 | ara 5iz 0 BatwSponst 0 582 [614 ‘647 —[ 680. 10] vm Seelacsr 550 ‘585 | 620, 555 | 690 7 560. a7 24 ™ [a Wie ‘Sajera/ OW 700 736__| 772 10 [a2 106 MENTERI KESEHATAN io —___ Dr. ACHMAD SUJUDI

You might also like