You are on page 1of 21

Farmakologi Antasida, Antagonis Reseptor H2, Obat Digestiva, dan Anti Diare

M. Wellyan T.W.H.

Antasida
Antasida adalah obat yg digunakan untuk menetralkan keasaman lambung. Indikasi: rasa perih di lambung akibat meningkatnya keasaman lambung, hanya digunakan untuk gejala ringan. Contoh: tablet Antasida generik, Mylanta. Obat-obat antasida mengandung zat aktif Al(OH)3, CaCO3, Mg(OH)2, NaHCO3, dan Na2CO3.

Mekanisme Antasida

Antasida
Efek samping:
Diare (akibat efek Mg) Konstipasi (akibat efek Al) Mual/muntah

Sebaiknya antasida digunakan pada saat perut kosong, tablet antasida dikunyah dahulu.

Antasida
Pengaruh antasida terhadap penyerapan obat-obat lainnya:
Suplemen zat besi dan vitamin B akan terganggu penyerapannya. Ketoconazol (suatu antifungi) akan menurun penyerapannya

Antagonis Reseptor H2
Antagonis reseptor H2 adalah golongan obat yang dapat menghambat kerja histamin pada sel parietal di lambung, oleh karenanya sekresi asam di lambung terganggu. Asam lambung dikeluarkan oleh sel parietal akibat adanya rangsangan oleh histamin, gastrin, dan asetilkolin. Contoh antagonis reseptor H2: ranitidin, famotidin, cimetidin

Mekanisme Antagonis Reseptor H2

Reseptor H2 di Sel Parietal

Antagonis Reseptor H2
Indikasi:
Peptic ulcer disease (PUD) Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) Dispepsia Pencegahan stres ulcer (indikasi spesifik ranitidin)

Efek samping: pada umumnya dapat ditoleransi dg baik, kecuali cimetidin (banyak memiliki efek samping)

Ranitidin
Indikasi:
Ulkus duodenum Kondisi hipersekresi saluran cerna yg patologik Ulkus lambung GERD

Efek samping:
Sakit kepala Nyeri pada lokasi suntikan

Ranitidin
Farmakokinetika
Absorpsi: diserap cepat setelah pemberian oral atau i.m. Konsentrasi plasma puncak dicapai dlm waktu 23 jam, efeknya bertahan 9 jam. Makanan tidak mempengaruhi penyerapan ranitidin. Distribusi: tersebar merata di seluruh tubuh, ikatan protein plasma 10-19%. Metabolisme: mengalami first pass metabolism di hati, dimetabolisme menjadi ranitidin N-oksida, ranitidin s-oksida, dan desmetil ranitidin. Ekskresi: di urin

Obat Digestiva
Adalah kelompok obat yang mengandung enzim-enzim pencernaan (misalnya pankreatin, laktase, dan amilase) yg digunakan utk membantu pencernaan. Contoh merek: Benozym (buatan Berno), dan Excelase-F (buatan Meiji)

Jenis Enzim Pencernaan


Protease dan peptidase: memecah molekul protein menjadi senyawa peptida yg lebih sederhana dan asam amino Lipase: memecah lemak menjadi asam-asam lemak dan gliserol Karbohidrase: memecah karbohidrat menjadi gula yg lebih sederhana, misalnya glukosa. Nuklease: memecah asam nukleat menjadi nukleotida.

Obat Digestiva: Pankreatin


Indikasi:
Sindroma malabsorpsi pada kondisi insufisiensi pankreas. Mengurangi gejala-gejala tidak nyaman pada kondisi kegagalan pencernaan (misalnya rasa kembung, banyak buang angin, dispepsia, rasa penuh di perut).

Kontraindikasi:
Hipersensitifitas Pankreatitis akut Eksaserbasi akut penyakit pankreas kronik

Obat Digestiva: Pankreatin


Efek samping: iritasi membran mukosa, diare (pada dosis tinggi) Temperatur penyimpanan: 15-30 C, lindungi dari cahaya. Cara pemberian obat:
Dapat digunakan sebelum atau bersama makanan Bila pasien tidak dapat menelan, tablet/kapsul dapat dihancurkan dan ditaburkan pada makanan pasien. Jangan diemut, hendaknya langsung ditelan karena dapat mengiritasi membran mukosa

Antidiare
Digunakan untuk mengatasi diare nonspesifik. Contoh: atapulgit dan loperamid

Attapulgite

Attapugite
Attapulgite (palygorskite): sejenis mineral yg digunakan untuk menyerap racun/toksin di saluran pencernaan Contoh merek: Biodiar (buatan Sandoz), Neo Entrostop (buatan Kalbe) Gunakan tablet attapulgite dipisah dengan obat-obat lainnya, agar obat-obat tersebut dapat diserap maksimal

Loperamide
Loperamide adalah obat dari golongan opioid yg digunakan utk mengobati diare, biasanya obat golongan opioid memiliki efek konstipasi/sembelit. Efek ini yg dimanfaatkan sebagai obat diare. Contoh merek: Imodium (buatan Janssen-Cilag) Indikasi:
diare akut non spesifik diare kronik yg disebabkan oleh IBD (inflammatory bowel disease)

Loperamide
Kontraindikasi:
Hipersensitifitas thd loperamide Kondisi dimana sembelit/konstipasi harus dihindari

Perhatian:
Jangan diberikan pada anak < 2 tahun Jangan digunakan pada pasien disentri akut (demam tinggi dan terdapat darah di feses) Pasien dg diare akibat infeksi akan lebih lama sembuh bila diberikan loperamide. Jangan digunakan pada diare akibat infeksi.

Efek samping: nyeri abdomen, konstipasi/sembelit, pusing, mengantuk, mulut kering

Loperamide
Farmakokinetika
Absorspsi: konsentrasi puncak plasma diperoleh setelah 2,5-4 jam setelah pemberian per oral Ekskresi: di feses

Mekanisme kerja:
Agonis reseptor opioid di usus Memperlama pergerakan usus Memperpanjang waktu transit isi usus, mengurangi volume feses.

You might also like