You are on page 1of 36

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Ny. S DIAGNOSA GASTROENTRISTIS DENGAN GANGGUAN


PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR
DI RUANG TERATAI

Oleh :
YESINTA ARIKA PUTRI
NIM 08.2.050

POLITEKNIK KESEHATAN dr. SOEPRAOEN


PROGRAM STUDI KEBIDANAN
MALANG
2008

LEMBAR PENGESAHAN
Judul

ASUHAN

KEPERAWATAN

GASTROENTRITIS

PADA

DENGAN

Ny.

GANGGUAN

DIAGNOSA

PEMENUHAN

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR DI RUANG TERATAI


TANGGAL 29 DESEMBER 2008
Nama

YESINTA ARIKA PUTRI

NIM

08.2.050

Prodi

Kebidanan

Telah menyetujui,

Pembimbing Institusi

Pembimbing Ruangan / CI

( Hj. SUDARTI, Spsi. SST)

( SITI CHASANAH, S.Kep Ns )

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istirahat merupakan keadaan yang relaks tanpa adanya tekanan emosional
dan bukan hanya dalam keadaan tidak beraktivitas, tetapi juga berhenti sejenak
dengan melakukan kondisi yang membutuhkan ketenangan.
Pasien yang mempunyai perasaan tidak diterima, tidak mungkin dapat
beristirahat dengan tenang. Oleh sebab itu, maka perawat harus sensitif terhadap
kekhawatiran yang dirasakan pasien. Pengenalan pasien terhadap apa yang akan
terjadi adalah keadaan lain yang penting agar dapat beristirahat. Adanya
ketidaktahuan akan menimbulkan kecemasan dengan tingkat yang berbeda-beda
dan dapat menimbulkan gangguan pada istirahat pasien. Perawat harus
membantu memberikan penjelasan kepada pasiennya.
Salah satu faktor yang mempengaruhi istirahat tidur adalah timbulnya rasa
nyeri di dalam diri pasien (penyakit). Ada keadaan sakit yang menuntut
penderitanya membutuhkan lebih banyak waktu tidur untuk mengatasinya, tetapi
banyak juga keadaan sakit yang menjadikan pasien kurang tidur, bahkan tidak
bisa tidur. Hal tersebut akan sangat mengganggu kenyamanan pasien dalam
beristirahat.
Dalam kesempatan ini, penulis berkeinginan untuk membahas mengenai
gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur berhubungan dengan munculnya
rasa nyeri akibat gangguan pencernaan berupa gastroentritis.
B. Tujuan Penulisan
Dalam penulisan asuhan keperawatan ini, penulis mempunyai beberapa
tujuan, yaitu sebagai berikut :
1. Memahami pengertian istirahat
2. Memahami karekteristik istirahat
3. Mengetahui pengertian tidur
4. Memahami fisiologi tidur
5. Mengetahui jenis-jenis dan tahapan tidur

6. Memahami fungsi dan tujuan tidur


7. Mengerti tentang kebutuhan tidur
8. Memahami faktor yang mempengaruhi kebutuhan tidur
9. Mengerti gangguan/masalah tidur
C. Metode Penulisan
Metode penulisan ini adalah studi dalam bentuk studi khusus. Teknik
pengumpulan data sebagai berikut berikut :
1. Wawancara
2. Studi kepustakaan
3. Pemeriksaan fisik
D. Sistematika Penulisan
Cover
Lembar Pengesahan
BAB I

Pendahuluan

A.

Latar Belakang

B.

Tujuan Penulisan

C.

Metode Penulisan

D.

Sistematika Penulisan

BAB II Tinjauan Teori


A. Pengertian Istirahat dan Tidur
B. Fisiologi Tidur
C. Tahapan Tidur
D. Pola Tidur Normal
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tidur
F. GAngguan Tidur
BAB III Tinjauan Kasus
A. Pengkajian
B. Analisa Data
C. Diagnosa Keperawatan
D. Perencanaan
E. Catatan keperawatan

F. Catatan Perkembangan
BAB IV Pembahasan
BAB V Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR ISTIRAHAT DAN TIDUR


1.

PENGERTIAN
Istirahat adalah suatu keadaan dimana kegiatan jasmaniah menurun yang
berakibat badan menjadi lebih segar.
Narrow mengemukakan enam ciri-ciri yang dialami seseorang berkaitan
kebutuhan istirahat. Mereka akan dapat beristirahat apabila :
1. Merasa diterima
2. Merasa bahwa segala sesuatu dapat diatasi
3. Mengetahui apa yang sedang terjadi
4. Bebas dari gangguan dari ketidaknyamanan
5. Mempunyai rencana-rencana kegiatan yang memuaskan
6. Mengetahui adanya bantuan sewaktu memerlukan
Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar yang dialami seseorang yang
dapat dibangunkan kembali dengan indera atau rangsangan yang cukup.
(Guyton, 1981)
Tidur ditandai dengan aktifitas fisik minimal, tingkatan kesadaran yang
bervariasi, perubahan proses fisiologis tubuh dan penurunan respon
terhadap rangsangan dari luar.
Tujuan tidur tidak jelas, namun diyakini tidur diperlukan untuk menjaga
keseimbangan mental, emosional, dan kesehatan. Selama tidur, seseorang
akan mengulangi kembali kejadian-kejadian sehari-hari, memproses, dan
menggunakannya untuk masa depan.

2.

FISIOLOGI TIDUR
Ada 2 sistem pada batang otak yang berperan secara bersama-sama untuk
mengontrol siklus alami tidur :
1. Retikular Activating System
2. Bulbar Synchronizing Region

1. FORMASI RETICULAR
-

Terdapat pada batang otak

Memanjang naik melewati medulla, pons, otak tengah, dan


kemudian ke hypothalamus

Sistem reticular terdiri dari banyak sel-sel dan urat saraf

Serabut saraf mempunyai penghubung untuk menyampaikan


impuls ke dalam korteks cerebri dan ke dalam saluran spinal
(sum-sum tulang belakang)

Formasi retikuler mempunyai fungsi mengontrol pergerakan


refleks dan pergerakan yang disadari.

2. BULBAR SYNCHRONIZATION
-

Menjelaskan tentang perubahan-perubahan dari RR, tensi,


temperature tubuh, sekresi hormon, metabolisme, penampilan
individu, serta perasaan.

Sistem ini ada jika individu mengikuti pola tidur bangun secara
biologi.

Jika irama fisiologis dan psikologis meningkat, maka


individu dalam keadaan bangun.

Jika irama lemah, individu dalam keadaan tidur.

Ada 2 fase besar dari tidur :


1. Rapid Eye Movement (REM)
Gerakan bola mata secara cepat.

REM Sleep
Merupakan tidur dalam kondisi aktif atau tidur paradoksial yang
ditandai dengan :
1. Mimpi yang bermacam-macam
2. Otot-otot kendor
3. Kecepatan jantung dan pernapadan tidak teratur, sering lebih
cepat
4. Perubahan tekanan darah
5. Gerakan otot tidak teratur

6. Gerakan mata cepat


7. Pembebasan steroid
8. Sekresi lambung meningkat
9. Ereksi penis pada pria
-

Saraf-saraf simpatik bekerja selama tidur REM dan diperkirakan


terjadi proses penyimpanan secara mental yang digunakan
sebagai pelajaran, adaptasi psikologis dan memori (Hayter, 1980)

Individu yang tidur selama tahap REM lebih sulit dibangunkan


dari Non REM. Jika dibangunkan selama tidur REM, hamper
semua menyatakan mimpi. Terjadi peningkatan nadi, RR, tensi,
metabolik, dan temperatur.

Dewasa normal :
Tahap REM dikonsumsi 20-25 % dari tidurnya tiap malam.

2. Non Rapid Eye Movement ( Non REM )


Gerakan bola mata secara tidak cepat.

Non REM Sleep


Tanda-tanda tidur Non REM :
1. Mimpi berkurang
2. Keadaan istirahat
3. Tekanan darah menurun
4. Kecepatan pernapasan menurun
5. Metabolisme menurun
6. Gerakan mata lambat
Tidur Non REM merupakan tidur yang nyaman dan dalam tidur
gelombang pendek karena gelombang otak selama Non REM
lebih lambat daripada gelombang alpha dan beta pada orang yang
sadar atau tidak dalam keadaan tidur.

3.

TAHAPAN TIDUR
1. Tahapan tidur Non REM

a. NREM tahap I

Tingkat transisi

Merespon cahaya

Berlangsung beberapa menit

Mudah terbangun dengan rangsangan

Aktifitas fisik, tanda vital, dan metabolism menurun

Bila terbangun, terasa sedang mimpi

b. NREM tahap II

Periode suara tidur

Mulai relaksasi otot

Berlangsung selama 10-20 menit

Fungsi tubuh berjalan lambat

Dapat dibangunkan dengan mudah

c. NREM tahap III

Awal tahap dari keadaan tidur nyenyak

Sulit dibangunkan

Relaksasi otot menyeluruh

Tekanan darah menurun

Berlangsung selama 10-30 menit

d. NREM tahap IV

2.

Tidur nyenyak

Sulit untuk dibangunkan, butuh stimulus intensif

Untuk restorasi dan istirahat, tonus otot menurun

Sekresi lambung menurun

Gerak bola mata cepat

Tahapan tidur REM


a. Pada orang dewasa normal REM yaitu 20-25 % dari tidur
malamnya.
b. Lebih sulit dibangunkan dibandingkan dengan tidur NREM

c. Jika individu terbangun pada tidur REM maka biasanya terjadi


mimpi
d. Tidur REM penting untuk keseimbangan mental, emosi juga
berperan dalam belajar, memori, dan adaptasi.
3.

Karakteristik tidur REM


a. Mata

: cepat tertutup dan terbuka

b. Otot-otot

: kejang otot kecil, otot besar imobilisasi

c. Pernapasan

: tidak teratur, kadang dengan apnea

d. Nadi

: cepat dan irreguler

e. Tekanan darah

: meningkat atau fluktuasi

f. Sekresi gaster

: meningkat

g. Metabolisme

: meningkat, temperatur tubuh baik

h. Gelombang otak : EEG aktif


i. Siklus tidur
4.

: sulit dibangunkan

POLA TIDUR NORMAL


1.

Neonatus sampai dengan 3 bulan


a. Kira-kira membutuhkan 16 jam/hari
b. Mudah berespons terhadap stimulus
c. PAda minggu pertama kelahiran 50 % adalah tahap REM

2.

Bayi
a. Pada malam hari kira-kira tidur 8-10 jam
b. Usia 1 bulan sampai dengan 1 tahun kira-kira tidur 14 jam/hari
c. Tahap REM 20-30 %

3.

Toddler
a. Tidur 10-12 jam/hari
b. Tahap REM 20 %

4.

Preschooler
a. Tidur 11 jam pada malam hari
b. Tahap REM 20 %

5.

Usia sekolah
a. Tidur 10 jam pada malam hari

10

b. Tahap REM 18,5 %


6.

Adolensia
a. Tidur 8,5 jam pada malam hari
b. Tahap REM 20 %

7.

Dewasa muda
a. Tidur 7-9 jam/hari
b. Tahap REM 20-25 %

8.

Usia dewasa pertengahan


a. Tidur 7 jam/hari
b. Tahap REM 20 %

9.

Usia tua
a. Tidur 6 jam/hari
b. Tahap REM 20-25 %
c. Tahap IV NREM menurun dan kadang-kadang absen
d. Sering terbangun pada malam hari

5.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIDUR


1.

Penyakit / keadaan sakit

7.

Gaya/pola hidup

2.

Faktor lingkungan

8.

Aktifitas fisik

3.

Motivasi

9.

Stress psikologi

4.

Kelelahan

10. Berhubungan dengan

5.

Kecemasan

6.

Intake alkohol

pertumbuhan
11. Minuman kafein

Kurang tidur dapat menimbulkan beberapa pengaruh, yaitu antara lain:


1. Mengantuk
2. Mudah marah
3.

Ketidakmampuan menghadapi ketidakpastian dan stress akibat


penyakitnya.

4. Kekurangan minat dalam perawatan diri


5. Berkurangnya harga diri dan gengsi

11

6.

GANGGUAN TIDUR
1. Insomnia
Adalah ketidakmampuan memperoleh secara cukup kualitas dan
kuantitas tidur.
Ada 3 macam insomnia yaitu :
a. Initial Insomnia adalah individu sulit memulai tidur
b. Intermitent Insomnia adalah ketidakmampuan untuk tetap
mempertahankan tidur sebab sering terbangun.
c. Terminal Insomnia adalah bangun lebih awal tetapi tidak pernah
tertidur kembali.
2. Hipersomnia
Kelebihan tidur lebih dari 9 jam di malam hari. Biasanya terkait
gangguan psikologis, depresi/kegelisahan, gangguan hati, ginjal, dan
metabolisme.
3. Narcolepsi
Keadaan tidur yang tidak terkontrol yang mungkin terjadi pada saat
melakukan aktifitas (serangan mengantuk yang mendadak di siang
hari/serangan tidur)
4. Parasomnia
Merupakan suatu rangkaian gangguan yang mempengaruhi tidur
anak-anak.
5. Sleep Derivation
Kehilangan waktu tidur / kurang.
Ada 3 macam yaitu :
1. REM DEPRIVATION ( kehilangan mimpi ), cirri-cirinya :
- Peningkatan kewaspadaan
- Peningkatan kecemasan
- Pelemahan konsentrasi
- Sangat meningkatkan sensifitas terhadap rangsangan
2. NREM DEPRIVATION ( kehilangan pada stage of sleep )
- Kelelahan

12

- Kelemahan
- Kesediahan
- Tidak mampu mengambil keputusan secara tepat
3. TOTAL SLEEP DEPRIVATION
- Disintegrasi total (personality)
- Disorientasi pada waktu, tempat, dan orang.

13

ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
1.

Riwayat Keperawatan
a. Interview untuk mengenal :

Pola tidur bangun klien

Dampak pola tidur terhadap fungsi peran sehari-hari

Hal yang membantu untuk tidur

Adanya gangguan-gangguan tidur

Faktor yang menunjang timbulnya masalah

b. Tanda-tanda klinis kekurangan istirahat tidur, yaitu :

2.

Pasien menyatakan capai

Pasien mudah tersinggung

Apatis

Warna kehitam-hitaman di sekitar mata, konjungtiva merah

Kurang perhatian

Pusing

Mual

Pemeriksaan Fisik
a. Energi level :
-

Kelemahan fisik

Fatigue (kelelahan)

Letargi (kelesuan)

b. Karakteristik wajah :
-

Mata sipit berkaca-kaca

Kelopak mata sembab

Wajah sayu

c. Karakteristik tingkah laku :


-

Menguap

14

3.

Menggosok-gosok mata

Bicara lambat

Sikap malas

Pemeriksaan diagnostik
a. Eektroencephalogram (EEG)
b. Elektromyogram (EMG)
c. Elektroocologram (EOG)

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Gangguan tidur yang kurang
Insomnia berhubungan dengan lingkungan yang berubah.
2. Gangguan tidur yang lebih
Hypersomnia berhubungan dengan ketidakmampuan menghadapi stress
yang berlebihan
3.

Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa tidak nyaman nyeri (sakit
kepala)

III.PERENCANAAN KEPERAWATAN
1.

Dx

: Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyaman nyeri


(sakit kepala)

Intervensi :
1. Berikan lingkungan yang nyaman
R/ Lingkungan nyaman secara psikologis dapat membantu klien untuk
tidur lebih tenang
2. Atur posisi klien senyaman mungkin
R/ Dapat mengurangi rasa nyeri (sakit kepala)
3. Atur ventilasi kamar
R/ Sirkulasi udara yang baik dapat memberikan suhu yang stabil
sehingga dapat meningkatkan kenyamanan lingkungan klien
sehingga klien bisa tidur dengan nyaman.
4. Ajari klien melakukan kebiasaan-kebiasaan sebelum tidur, seperti
minum susu hangat
R/ Membantu klien untuk dapat memulai tidurnya.

15

5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat penenang dan


pengurang nyeri
R/ Membantu klien istirahat tidur
2.

Dx

: Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidakmampuan


menghadapi stess yang berlebihan.

Intervensi :
1. Lakukan kajian masalah gangguan tidur pasien, karakteristik dan
penyebab kurang tidur
R/ Memberikan informasi dasar dalam menentukan rencana perawatan.
2. Lakukan persiapan untuk tidur malam seperti pada jam 9 malam sesuai
dengan pola tidur pasien.
R/ Mengatur pola tidur
3. Keadaan tempat tidur yang nyaman, bersih, dan bantal yang nyaman
R/ Meningkatkan tidur
4. Bunyi telepon, alarm dikecilkan
R/ Mengurangi gangguan tidur
5. Pengetahuan kesehatan : jadwal tidur, mengurangi stress, cemas, dan
latihan relaksasi
R/ Meningkatkan pola tidur
IV. EVALUASI
1. Klien dapat tidur dengan nyaman
2. Pola tidur klien teratur.
3. Rasa nyeri (sakit kepala) dapat berkurang

16

BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal 29 Desember 2008 jam 16.00


I.

PENGKAJIAN
No. Register

010186

Diagnosa Medis :

GE

Tanggal MRS

29 Desember 2008

A. Data Subjektif
1. Biodata
Nama

: Ny. S

Umur

: 64 tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

Pendidikan

: SPK

Agama

: Islam

Suku

: Jawa

Pekerjaan

: Pensiun Perawat

Alamat

: Mergan

2. Alasan Datang
Pasien mengatakan sering mencret dan merasa mual, muntah, kadangkadang disertai sakit kepala.
3. Keluhan Utama
Pasien mengatakan perih pada daerah ulu hatinya dengan skala nyeri 56.
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengatakan pada tanggal 27 Desember 2008, pasien sarapan
pada pukul 07.00 dengan menu telur bali masakan hari sebelumnya
yang telah dihangatkan. Namun setelah 2 jam berikutnya, pasien merasa

17

mual dan dilanjutkan dengan gejala mencret-mencret. Pada tanggal 29


Desember 2008, keadaan pasien bertambah buruk, pasien
tetap merasa mual, muntah, dan mengeluh sakit pada ulu hati. Selain itu
suhu tubuh pasien meningkat dan terkadang disertai sakit kepala.
Kondisi mencret-mencret juga bertambah parah yaitu lebih dari 5 kali
sehari. Pasien memutuskan untuk berobat ke dokter, lalu dokter
menyarankan supaya pasien dirujuk ke rumah sakit. Pasien memutuskan
untuk dirawat di Rumah Sakit dr. Soepraoen, lalu perawatan
dilankutkan di ruang Teratai pukul 14.00
5. Riwayat Kesehatan Lalu
Pasien mengatakan bahwa sebelumnya pernah diopname di rumah sakit
sebanyak 3 kali dengan penyakit yang sama. Pasien juga memiliki
penyakit keturunan yaitu hipertendi. Pasien tidak mempunyai penyakit
menular (TBC, Hepatitis). Pasien pernah divonis oleh dokter kalau
lambungnya sudah menipis karena maag yang kronis.
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan dalam keluarganya ada yang mempunyai penyakit
keturunan yaitu HT (dari ibu) dan DM (dari suami). Keluarga pasien
tidak ada yang mempunyai penyakit-penyakit menular (TBC,
Hepatitis(, dan penyakit kronis (gagal ginjal, jantung)

18

7. Pola Sehari-hari
No.
1

Pola Kebiasaan
Nutrisi
a. Makan

Pola Sebelum Sakit

Pola Saat Sakit

Sebelum sakit, pasien

Selama di RS, pasien

mengatakan memiliki

hanya makan yang

masalah dan pantang

disajikan oleh pihak

terhadap makanan sisa

RS yaitu bubur dan

kemarin yang telah

lauk. Pasien belum

dihangatkan. Pasien

berani untuk

selalu rutin makan 3 kali

mengonsumsi buah-

sehari tiap pukul 07.00,

buahan karena takut

12.00, dan 17.00 dengan

perutnya perih dan

menu baru dan hangat.

melilit. Pasien tetap

Pasien mendapat nutrisi

berusaha

yang baik di rumah, yaitu

menghabiskan

nasi, lauk, dan kadang-

makanan yang

kadang mengonsumsi

disediakan.

buah-buahan.
b. Minum

Sebelum sakit pasien

Selama di RS, pasien

minum air putih 2 liter

tetap membiasakan

per hari. Pasien

diri untuk banyak

membiasakan diri untuk

minum air putih dan

rutin minum air putih

the hangat seperti

karena pasien meyakini

biasanya.

hal tersebut baik untuk


kesehatannya.
2

Eliminasi
a. BAK

Pasien mengatakan

Selama di RS, BAK

sebelum sakit, BAK

pasien lancer, karena

pasien lancer, dlam

pasien tetap

19

sehari 5 kali dengan

membiasakan diri

warna kuning jernih, bau

pada pola minumnya

khas urine.

seperti biasa. Dalam


sehari 4 kali.

b. BAB

Pasien mengatakan

Selama di RS, pasien

sebelum sakit BAB

mengatakab bahwa

pasien lancer, rutin 1 kali

pasien BAB dengan

sehari dengan konsistensi

konsistensi cair,

lunak, warna kuning, bau

warna kuning,

khas feses.

dengan frekuensi
lebih dari 5 kali
sehari, dan aromanya

Istirahat / tidur

Sebelum sakit, pasien

khas.
Pasien mengatakan

mengatakan dalam 1 hari

sangat tidak nyaman,

pasien tidur selama 8

karena pola istirahat

jam, mulai jam 21.00-

tidurnya terganggu.

05.00 WIB. Pasien sering

Pasien tidak bisa

beristirahat karena pasien

tidur sama sekali

tidak terlalu banyak

pada hari pertama di

kegiatan di rumahnya.

RS, kerena sering ke


kamar mandi untuk
BAB (mencretmencret) pasien
hanya memejamkan
matanya karena
terganggu oleh rasa
sakit (perih dan
melilit) pada daerah
ulu hatinya, mual,

Aktivitas

Sebelum sakit, pasien

dan muntah.
Pasien tidak dapat

mengatakan dapat

melakukan

20

melakukan aktifitas

aktifitasnya seperti

seperti biasa sebagai ibu

biasa karena dirawat

rumah tangga yang masih di RS. Pasien selalu

Rekreasi

aktif sebagai pengelola

naik turun tempat

koperasi PKK. Pasien

idur untuk BAB

selalu mencari kegiatan

dengan tangan

untuk mengisi

kirinya tetap

kesehariannya.
Sebelum sakit, pasien

terpasang infus RL.


Pasien tidak bisa

selalu menyempatkan diri memenuhi kebuuhan


untuk jalan-jalan di sore

rekreasinya. PAsieb

hari bersama cucunya.

hanya lemas dan


sering naik turun
tempat tidur untuk
BAB. Namun setelah
kondisi membaik,
pasien berusaha
untuk jalan-jalan dan
menghirup udara
segar dengan tangan
kanan tetap terpasang

Kebiasaan

Sebelum sakit, pasien

infus.
Pasien mengatakan,

merokok, minum

tidak pernah merokok

selama di RS, pasien

jamu

dan minum jamu.

tidak pernah
mempunyai
kebiasaan merokok
dan minum jamu
sejak dulu.

8.

Data Psikososial spiritual

21

a. Psikologi
-

Pasien yakin dan bersemangat untuk sembuh.

Pasien bisa bekerja sama dengan tindakan yang diberikan


perawat

b. Sosial
-

Hubungan pasien dengan keluarga baik. Ini terbukti pada saat


pasien di RS, pasien selalu ditunggu dan dijenguk oleh
keluarganya setiap hari.

Hubungan pasien dengan perawat baik, ditandai dengan pasien


mau bekerja sama dengan tindakan yang diberikan oleh
perawat, setelah sebelumnya diberi penjelasan.

Hubungan pasien dengan pasien lain baik, hal ini ditandai


dengan adanya canda gurau pasien dengan pasien lain pada
saat keadaan pasien sudah membaik.

c. Spiritual
-

Pasien mengatakan biasanya melakukan ibadah sholat 5 waktu


selama di rumah. Tetapi di RS tidak bisa melakukannya secara
rutin karena kondisi tubuh yang tidak memungkinkan. Namun
pasien dan keluarga selalu berdoa agar cepat sembuh dan cepat
kembali ke rumah.

E. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum :
a.

Keadaan umum

: pasien terbaring lemah di atas tempat tidur,


pasien sering mencret-mencret, dengan tangan
kanan terpasang infus RL.

b.

Kesadaran

: composmentis

2. TTV
Tekanan darah

: 140/90 mmHg

RR

: 22 x / menit

Nadi

: 80 x / menit

22

: 37 o C

Suhu
3. Pemeriksaan fisik
i.

Sistem Integument
Kulit

: pucat, turgor berjalan lambat, tidak ada luka

Rambut

: kotor dan lepak, tidak mudah rontok, tumbuh merata

Kuku

: tidak terdapat cyanosis

ii. Kepala dan Leher


Kepala

: bentuk bulat, tidak ada luka, benjolan (-)

Mata

: simetris, sipit, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak


icterus, kelainan (-), penglihatan menurun, ada sedikit
lingkar hitam di sekitar mata.

Hidung

: simetris,

sekret

(-),

perdarahan

(-),

polip

(-),

pernapasan cuping hidung (-), alat bantu napas (-),


penciuman baik.
Telinga

: simetris, serumen (-), bersih, telinga kanan-kiri dapat


mendengar dengan baik.

Mulut

: pucat, kering, bersih caries gigi (-), bau (-), lidah kotor
(-)

Leher

: simetris, pembesaran vena jugularis (-), pembesaran


kelenjar tiroid (-)

Wajah

: pucat, bulat, tidak ada luka.

iii. Sistem Pernapasan


Inspeksi

: simetris, oedem (-), tidak terdapat luka, pernapasan


dada

Palpasi

: benjolan (-), tidak ada nyeri tekan, retraksi dada (-)

Auskultasi : ronkhi (-), wheezing (-)


Perkusi

iv. Sistem Kardiovaskuler


Ispeksi

: tidak tampak pulsasi

Auskultasi : BJ : pada ICS V linea sternalis kiri (tricuspidalis)


Pada ICS V linea midclavikula kiri
Palpasi

: tidak ada benjolan, nyeri tekan (-)

23

Perkusi

: suara redup / pekak

v. Sistem Pencernaan/Abdomen
Ispeksi

: tidak ada benjolan, simetris, tidak terdapat acites, tidak


ada luka

Auskultasi : bising usus 13 x/menit


Palpasi

: nyeri tekan (+) pada daerah epigastrium, tidak ada


benjolan

Perkusi

: suara timpani (+)

vi. Sistem Pergerakan Tubuh


Ekstremitas atas

: pada tangan kiri terpasang infuse RL,


sehingga aktifitas terganggu

Ekstremitas bawah

: fraktur (-), oedem (-), benjolan (-), lesi (-),


tonus otot baik.

4. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan darah lengkap tanggal 29 Desember 2008
Hemoglobin

: 15,3 gr/dl

( 12-17 gr/dl )

Leukosit

: 7600 ribu/cmm

( 4-10 ribu/cmm )

Trombosit

: 207.000

( 150-450 ribu )

PCV

: 45,7 %

( 40-50 % )

b. Diabetes
Glukosa sesaat

: 88 mg/dl

(70-110 mg/dl )

c. Faal ginjal
Ureum

: 23 mg/dl

( 15-45 mg/dl )

Kreatinin

: 1,03 mg/dl

( 0,7-1,4 mg/dl )

SGOT

: 20 U/L

( <33 U/L) ( 37oC )

SGPT

: 29 U/L

( <35 U/L ) ( 37oC )

d. Faal hati

5.Terapi yang didapat, tanggal 29 Desember 2008


1. Infus RL 20 tetes/menit
2. Injeksi ulsikur 3x1 Ap
3. Injeksi primperan 1 Ap (k/p)

24

4. - Antasida syrup 3x2 sendok


- Omeprazole 2x20 mg
- Biodiar 2 tab/mencret
- Paracetamol 3x50 mg (k/p)

II. ANALISA DATA DAN DIGNOSA

25

ANALISA DATA
Nama

: Ny. S

Dx. Medis

: GE

No
1.

Pengelompokan Data

Kemungkinan

Penyebab
DS : Klien mengatakan diare Output > intake

Masalah
Gangguan

dalam sehari lebih dari

keseimban

5x

gan cairan

DO : - BAB dengan konsistensi


cair,

warna

kuning,

dan
elektrolit.

aromanya khas.
- Pucat
- Menyeringai
- Lemas
- Muntah
- Makan teratur (3x) selalu
habis
2.

DS : Klien mengatakan perutnya Proses terjadinya inflamasi

Gangguan

melilit dan perih pada ulu

pemenuhan

hatinya.

nyaman

DO : - Menyeringai

nyeri

- Pucat
- Lemas
- Skala nyeri : 5-6

- TTV
TD

: 140/90 mmHg

: 80x/i

: 37oC

RR

: 22x/i

26

3.

DS : Klien mengatakan tidak Nyeri pada ulu hati


dapat tidur seharian

Gangguan
pemenuhan

DO : - Mata sayu

kebutuhan

- Mata ada lingkaran hitam

istirahat

- Sering menguap

dan tidur

- TTV
TD

: 140/90 mmHg

: 80x/i

: 37oC

RR

: 22x/i

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama

: Ny. S

Dx Medis

: GE

27

No

Diagnosa Keperawatan

Dx
1.

Gangguan pemenuhan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan


dengan mual dan mencret-mencret yang ditandai dengan:
DS

: Klien mengatakan mencret-mencret dalam sehari lebih dari 5 kali


sehari

DO

: - BAB dengan konsistensi cair, warna kuning, aromanya khas


- Pucat
- Menyeringai
- Lemas
- Berkeringat
- Berkali-kali mencret di kamar mandi
- Muntah
- Makan teratur (3x) dan selalu habis

2.

Gangguan pemenuhan nyaman nyeri berhubungan dengan rasa mual,


melilit, dan perih pada perut yang ditandai dengan :
DS

: Klien mengatakan perutnya mual, perih pada daerah ulu hati, dan
melilit.

DO

: - Menyeringai
- Pucat
- Lemas
- Berkeringat dingin
- Skala nyeri : 5-6

- TTV

3.

TD

: 140/90 mmHg

: 80x/i

: 37oC

RR

: 22x/i

Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur berhubungan dengan


sakit perut dan mencret-mencret yang ditandai dengan :

28

DS

: Klien mengatakan tidak dapat tidur seharian

DO

: - Mata sayu
- Mata ada lingkaran hitam
- Sering menguap
- TTV
TD

: 140/90 mmHg

: 80x/i

: 37oC

RR

: 22x/i

IV. PELAKSANAAN / IMPLEMENTASI


Nama

: Ny. S

Dx Medis : GE
No

Tanggal

Catatan Keperawatan

29

TTD

1.

29 Desember 2008
Jam 14.00

Dx : Gangguan pemenuhan keseimbangan cairan


dan elektrolit.
Tindakan :
1. Meningkatkan pemenuhan kebutuhan
cairan melalui infus
Hasil : klien merasa lemas sedikit
berkurang
2. Memberikan obat dan injeksi
Hasil : frekuensi diare berkurang
3. Memperbanyak minum air putih
Hasil : klien terlihat lebih baik/tidak terlalu
pucat

2.

29 Desember 2008
Jam 15.00

Dx : Gangguan pemenuhan nyaman nyeri.


Tindakan :
1. Mengkaji tingkat nyeri.
Hasil : skala nyeri

2. Memberikan posisi senyaman mungkin,


berbaring dengan bantal yang empuk.
Hasil : klien mendapat kenyamanan dalam
istirahat.
3. Memberi balsem/minyak kayu putih di
daerah perut untuk mengurangi rasa sakit.
Hasil : klien merasa nyaman dan rasa
sakitnya sedikit berkurang.
4. Memberi obat dan injeksi
Hasil : rasa melilit, mual, dan perih yang
dirasakan klien sedikit berkurang.
3.

29 Desember 2008
Jam 15.00

Dx : Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat


tidur

30

Tindakan :
1. Meningkatkan lingkungan yang nyaman,
seperti tempat tidur, bantal, dan selimut,
atau ruangan yang bersih.
Hasil : setelah diberikan lingkungan yang
nyaman, klien tetap tidak dapat tidur sama
sekali karena klien merasakan sakit (perih
dan melilit) pada perutnya.
2. Mengobservasi TTV
TD : 140/90 mmHg
N

: 80 x/i

: 37oC

RR : 22 x/i
3. Membatasi pengunjung pada jam istirahat.
Hasil : dapat menambah waktu istirahat
klien.
4. Memperhatikan kebiasaan tidur klien atau
sebelum tidur, misal : tidur dengan lampu
redup/terang.
Hasil : klien hanya memejamkan mata dan
tidak dapat tidur sama sekali.
5. Memberikan obat dan injeksi
Hasil : rasa sakit dan frekuensi mencret
sedikit berkurang.

V. EVALUASI
Nama

: Ny. S

Dx Medis : GE
No
Tanggal
III 30 Desember 2008

S :

Catatan Keperawatan
Klien mengatakan perutnya masih melilit dan

31

TTD

Jam 08.00

frekuensi diare sudah mulai berkurang, pasien


belum bisa tidur mulai MRS sampai pagi
harinya.
O :

- Mata sayu
- Masih sering menguap
- Menyeringai
- TTV

II.

30 Desember 2008

TD

: 140/80 mmHg

: 80x/i

: 36,5oC

RR

: 20x/i

A :

Masalah belum teratasi

P :

Lanjutkan intervensi no. 1, 2, 3, 4, 5

S :

Klien mengatakan rasa nyeri sedikit

Jam 13.00

berkurang.
O :

- Klien menyeringai
- Pucat

I.

31 Desember 2008

A :

Masalah teratasi sebagian

P :

Lanjutkan intervensi no. 2,4

S :

Klien mengatakan diare sudah berhenti mulai

Jam 07.30

tanggal 30 Desember 2008 pukul 17.00


O :

- Klien sudah tidak menyeringai


- Klien berhenti diare dan belum BAB sejak 30
Desember 2008 pukul 17.00
- Klien terlihat lebih segar dan tidak pucat

III. 31 Desember 2008


Jam 07.30

A :

Masalah telah teratasi

Hentikan intervensi

S :

Klien mengatakan diare sudah dapat tidur


dengan nyenyak sejak tanggal 30 Desember

32

pukul 22.00-05.00
O :

- Mata sedikit sayu


- Tidak menguap
- Terlihat lebih segar dan semangat

II.

31 Desember 2008

A :

Masalah telah teratasi

Hentikan intervensi

S :

Jam 07.30

Klien sudah tidak merasakan nyeri pada


perutnya.

O :

- Wajah klien segar dan tidak pucat


- Klien sudah berjalan-jalan untuk refreshing.
- Kondisi klien sudah baik, klien terlihat baik.

A :

Masalah telah teratasi

Hentikan intervensi

BAB IV
PEMBAHASAN

33

BAB V
PENUTUP

34

DAFTAR PUSTAKA

Tarwoto,

Wartoriah.2006.

Kebutuhan

Dasar

Keperawatan edisi 3.Salemba Medika : Jakarta.

35

Manusia

dan

Prokep

E. Doengoes, Marlyn.2000. Rencana Asuhan Keperawatan edisi ke-3.EGC :


Jakarta

Carpenito, Linda Juall.2001. Diagnosa Keperawatan edisi 8.EGC : Jakarta

36

You might also like