Professional Documents
Culture Documents
Penerapan ilmu fisika pada saat ini sudah menjadi ilmu yang mengglobal dalam berbagai disiplin
ilmu. Artinya ilmu ini dapat ditemukan dalam berbagai kajian fenomena kehidupan dunia.
Cakupan penelaahan ilmu fisika meluas dari jagad mikro sampai jagad makro. Mulai dari benda-
benda kecil sampai benda-benda besar. Ilmu fisika banyak membantu kajian-kajian disiplin ilmu
seperti fisika dalam ekonomi atau ekonofisika, fisika kedokteran, fisika olah raga atau fisika
sport. Konsep-konsep dasar mekanik, fluida, kinetik, kalor, optik, dan sebagainya banyak dipakai
di bidang olah raga seperti atletik, badminton, bowling, dan sepak bola. Sehingga pengembangan
Penerapan ilmu fisika pada saat ini sudah menjadi ilmu yang mengglobal dalam berbagai disiplin
ilmu. Artinya ilmu ini dapat ditemukan dalam berbagai kajian fenomena kehidupan dunia. Oleh
karena itu ilmu ini merupakan dasar dari pengkajian dan penelaahan berbagai fenomena
kehidupan tersebut. Dengan dasar ilmu ini pula manusia di dunia sanggup menginterpretasikan
kejadian atau benda yang berada di luar logika manusia atau hal-hal yang ajaib di mata
masyarakat. Oleh karena itu ilmu fisika banyak diminati oleh masyarakat yang memiliki rasa
ekonofisika, kimiafisika dan fisikasport merupakan contoh nyata dari kebutuhan disiplin ilmu-
Peranan ilmu fisika bagi dunia kehidupan sejak dulu memang sudah dikenal sebagai
dasar penelitian para ilmuwan. Sebagai bukti mereka berhasil menemukan berbagai teknologi
dalam perkembangan dunia. Mereka bisa melayang di udara, bisa membuat pesawat yang
menghancurkan dunia dengan ilmu tersebut, misalnya menemukan bom atom dari rumus
Einstein E = mc2, dan banyak lagi penemuan lain. Dengan demikian menunjukkan bukti kuat
Wawasan pendidikan fisika pada tingkat SD adalah terpadu dalam pembelajaran sains,
tingkat SMP adalah terpadu namun terpisah dari pembelajaran biologi dan kimia, pada tingkat
SMA terpisah namun masih bersifat umum, dan di tingkat Perguruan Tinggi adalah terpisah dan
sudah bersifat spesialisasi. Pembelajaran Sains terpadu sebenarnya belum dijumpai, yang di SD
hanya memadukan pengetahuan Sains saja, di SMP masih terpisah tidak berani memadukan. Jadi
pendekatan pembelajaran Sains terpadu sulit dilaksanakan. Ada upaya mengaitkan Sains,
Teknologi, Masyarakat, Lingkungan yang dapat dipandang sebagai tantangan dan ada
peluangnya.
Tempo dulu pembelajaran cenderung materi sentris sehingga terpisah dengan kenyataan
di lapangan. Pembelajaran fisika siswa mendapat nilai 9, namun di rumah bila lampu mati, kabel
setrika putus, siswa tidak bisa berbuat apa-apa. Jika siswa disuapi saja, maka kreativitasnya tidak
muncul. Tidak ada minat, rasa tertarik, kreativitas dalam pembelajaran. Wawasan siswa
terpotong-potong atau mati atau menjadi dead knowledge. Langkah kita sebagai guru harus
menghindari dead knowledge. Dead knowledge juga masih banyak di masyarakat kita. Tempe
misalnya di sini paling lama tiga hari lalu membusuk. Di Jepang ada tempe kaleng, asli seperti
tempe di Indonesia, pelaut-pelaut yang kangen tempe dapat menemukannya di kapal. Tempe
kaleng juga dikembangkan di Afrika (Simbabwe, Afrika Selatan) karena diyakini ada zat yang
dan jangan bertele-tele/nggladrah. Praktek harus diadakan dan tidak harus di dalam kelas,
bisa juga dalam bentuk tugas, atau proyek. Dalam teori kontruktivisme konsep dibentuk oleh
siswa sendiri. Dalam kontruktivisme diperkenankan siswa membuat konsep yang salah,
namun banyak guru yang tidak rela hal itu. Kesalahan-kesalahan dalam sains tidak selalu
membawa kesengsaraan.
Untuk meminimalisasi kesalahan konsep, guru dapat mengembangkan media bahan ajar
yang di dalamnya terdapat konsep dan visualisasi bahan ajar sehingga mudah dipahami siswa
dengan benar. Optimalisasi penggunaan bahan ajar berbasis multimedia semacam ini akan
menyenangkan siswa dan berpeluang mendatangkan hasil belajar yang meningkat baik kognitif,
afektif maupun psikomotorik. Para Guru dapat membuat evaluasi dalam ketiga aspek itu, tidak
melulu kognitif saja. Permasalahan yang diangkat pada makalah ini adalah dapatkah media
bahan ajar menghasilkan keterampilan proses selama pembelarajan fisika. Makalah ini
membahas tentang pembelajaran fisika yang menyenangkan pada topik gerak parabola dengan
visualisasi bahan ajar berbantuan komputer.Kinematika adalah mengkaji gerak benda tanpa
memperhitungkan gaya-gaya yang bekerja pada benda itu. Beberapa asumsi penyederhanaan
yang digunakan dalam membahas gerak parabola dalam kajian ini adalah bahwa gesekan udara
Gerak parabola dalam bidang vertikal dalam pembahasan ini dianggap terjadi pada ruang
hampa, tanpa adanya pengaruh percepatan gravitasi atau planet-planet yang lain. Jika sebuah
benda melakukan gerak lurus beraturan ke arah sumbu x dan gerak lurus berubah beraturan tanpa
kecepatan awal ke arah sumbu y, maka lintasan benda tersebut akan berbentuk suatu parabola
terbuka ke atas.
Gerak beraturan:
X = Vx . t
Pada arah vertikal berlaku gerak berubah beraturan dengan kecepatan awal nol Vo = 0
Y = ½ at 2
Kecepatan benda di titik seberang setelah selang waktu t dihitung dengan menghitung Vx yang
merupakan kecepatan arah sumbu X (konstan / GLB) dan Vy yang merupakan kecepatan arah
awal Vo, maka bola dapat dianggap mengalami dua gerakan pada sumbu X dan Y yang saling
tegak lurus.
- arah sumbu Y : gerak berubah beraturan dengan kecepatan awal Voy dan sepanjang perjalanan
Sumbu X :
Vox = Vo . cos θ
Sumbu Y :
Voy = Vo . sin θ
X = Vocos α.t
Vx = Vo . cos θ
Vy = Vo . sin θ – g . t
tan α = Vy/Vx
Keterangan :
Pada umumnya gerak sebuah benda tegar, misalnya bola sepak bola, dapat diuraikan atas
gerak pusat massa benda terhadap suatu acuan yang diam, misalnya permukaan tanah dan gerak
benda terhadap suatu garis atau sumbu yang melewati pusat massa benda. Jika gaya berat (gaya
gravitasi) adalah satu-satunya gaya yang bekerja pada bola maka pusat bola bergerak dalam
lintasan parabolik pada sebuah bidang vertikal. Gerakan ini merupakan gerakan melengkung
tetapi dalam arah vertikal ke bawah, tidak menyamping. Untuk selang waktu yang sangat pendek
dan kecepatan yang besar lengkungan parabolik tersebut mendekati bentuk garis lurus.
Gerakan kedua berupa gerak spin, yaitu gerak melingkar terhadap suatu sumbu putar.
Kombinasi kedua gerak ini yang memungkinkan bola membelok ke arah samping kiri atau
kanan. Jadi contoh tendangan pisang dari pemain-pemain bola terkenal seperti Carlos atau
Beckam merupakan tendangan yang membuat bola memiliki kedua macam gerak di atas.
Pada saat bola ditendang dan melayang di udara dengan spin/putaran bola, maka selama
melawan aliran udara, menurut prinsip Bernoulli pada kedua sisi bola terjadi tekanan yang
berbeda. Perbedaan tekanan ini menghasilkan gaya yang dikenal sebagai gaya Magnus, atau
Bola, yang berputar dengan arah berlawanan dengan arah jarum jam di udara, akan mengalami
gaya Magnus ke arah kiri. Fenomena ini terjadi akibat tekanan udara di kiri bola lebih rendah
dari sisi yang lain.
Keterangan :
Kemahiran membuat ‘tendangan pisang’ (swing) bola secara fisika dapat diperhitungkan
dengan tepat dan akurat. Dapat diandaikan bahwa suatu tendangan bebas misalnya berjarak 25 m
dari gawang, dan bola ditendang dengan kecepatan 25 m/s, dalam hal ini menyebabkan spin bola
pada frekuensi 10 putaran/s. Dengan mengandaikan kerapatan udara 1,2 kg/m dan diameter bola
3
menurut ketentuan FIFA 0,22 m, dengan mengasumsi koefisien lift sebesar 1,23 maka gaya
Standar massa bola oleh FIFA antara 0,410 kg – 0,450 kg atau dirata-rata 0,430 kg.
berikut.
s = v .t + ½ at = 0 + ½ x 9,14 x 1 = 4,57 m
o
2 2
Dalam peristiwa tumbukan antara kaki dengan bola diperoleh bahwa kecepatan bola
tergantung pada massa kaki pemain, dan massa bola serta koefisien restitusi. Rumus untuk
vbola = vkaki
Dimana v adalah kecepatan, M adalah massa kaki, m adalah massa bola, e adalah
Jika 1 + e = 1,5 dan = 0,8 maka bentuk sederhana dari kecepatan bola adalah
Hal inilah yang akan diperhitungkan Pemain untuk menendang dengan kecepatan kaki 20,8 m/s
studi pustaka dan pembuatan media ajar menggunakan software Microsoft power point maupun
macromedia flash MX 2004 dan Dreamweaver . Pengintegrasian bahan ajar ini dengan bahan
Untuk menguji coba bahan ajar tersebut diujicobakan di satu kelas dan dikonsultasikan ke
guru fisika yang lain untuk mendapat masukan guna perbaikan-perbaikan yang perlu.
dapat mendatangkan pembelajaran yang lebih menyenangkan bagi siswa, lebih menarik minat
dan motivasi para siswa terbukti dari munculnya interaksi siswa dengan media pembelajaran,
komunikasi yang intens antara siswa dengan guru dan antar siswa selama diadakannya diskusi.
Namun demikian keterampilan proses dan problem solving terhadap aplikasi
permasalahan masih memerlukan proses perhitungan dalam pengawasan guru. Pada akhirnya
diharapkan diperoleh hasil belajar siswa yang lebih meningkat. Sedangkan manfaat bagi guru
akan lebih memudahkan penyampaian materi pembelajaran karena disertai dengan presentasi
yang mendukung materi sehingga siswa akan lebih mudah memahami secara konkrit konsep-
konsep fisika yang disampaikan sekaligus siswa dapat lebih mengaktualisasi konsep sains
KESIMPULAN
1. Media bahan ajar fisika ini dibuat bukan untuk melepaskan tanggung jawab guru
2. Media bahan ajar fisika ini membuktikan bahwa guru bukan sumber belajar satu-satunya,
dan dapat menyegarkan guru akan prinsip-prinsip pembelajaran yang efektif dan
menyenangkan.
pembelajaran (RPP).