You are on page 1of 58

SALAM REDAKSI

KUNJUNGAN SM KE PTM-PTM

SAJIAN UTAMA
Pemilihan Miss World diadakan di Indonesia? Seperti kurang kerjaan saja. Rakyat sedang susah, rasa tidak aman dimanamana, kok malah ada yang pamer hal yang glamor-glamor di Bali.

TANYA JAWAB AGAMA


Menghadapi dua jenis imam shalat jamaah, bagaimana?

TAFSIR AT-TANWIR
Pengingkaran bani Israil terhadap nikmat Allah. Apa hukumannya?

SAKINAH
Assalamualaikum wr. wb. Pembaca yang terhormat, sebagai kunjungan balasan dari wakil dan mahasiswa PTM (Perguruan Tinggi Muhammadiyah) ke kantor Suara Muhammadiyah, maka beberapa waktu lalu dari manajemen majalah ini ganti berkunjung ke PTM. Ada Tim yang berkunjung ke PTM di Jawa Barat (Universitas Muhammadiyah Sukabumi, Universitas Muhammadiyah Cirebon) dan DKI (UHAMKA dan Universitas Muhammadiyah Jakarta), ke PTM di wilayah Jawa Tengah (Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Universitas Muhammadiyah Semarang, Universitas Muhammadiyah Surakarta) dan ada yang berkunjung ke Universitas Muhammadiyah Maluku Utara. Di Universitas Muhammadyah Maluku Utara dilangsungkan bedah buku Ibrah Kehidupan karya DR Haedar Nashir dengan pembicara dari tokoh intelektual setempat. Yaitu Prof DR Gufran A Ibrahim, MS, DR H Abdurrahman I Marabessy, MAg, DR Taher Sapsuha, MAg, Drs Darsis Humah, SH, MH dan Herman Oesman, dengan moderator Drs Muhammad Zen, MPd. Buku terbitan Suara Muhammadiyah itu mendapat sambutan yang hangat dari hadirin. Pada waktu mendatang, khususnya menyongsong Mukamar ke-47 di Makassar tahun 2015, kami juga akan meneruskan kunjungan ke PTM di luar Jawa. Tujuannya adalah untuk mengenal dan mengenalkan PTM di sana kepada pembaca di seluruh Indonesia. Demikialah, sampai jumpa edisi mendatang. Wassalamualaikum wr. wb. (Redaksi) Bila si kecil berkata kasar dan jorok, apa yang harus dilakukan orangtuanya?

KHAZANAH
Soal caleg perempuan, sekadar syarat?

KRONIK DUNIA ISLAM


Orang Inggris menemukan kedamaian dalam Islam. Mengapa?

MENU
04 TAJUK RENCANA 06 SAJIAN UTAMA 12 BINGKAI 14 TANYA JAWAB AGAMA 16 TAFSIR AT-TANWIR 20 HADITS 26 KALAM 39 KRONIK DUNIA ISLAM 46 HUMANIORA 48 WAWASAN 62 IBRAH

SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 1 - 15 OKTOBER 2013

TAJUK

Menjual Budaya Apa?


enolakan banyak kalangan atas penyelenggaraan Miss World 2013 di Bali dan Jakarta tidak membuahkan hasil. Pihak penyelenggara yang didukung total stasiun televisi swasta milik Hary Tanoesoedibjo. Perhelatan kontes kecantikan perempuan sedunia itu selalu dikaitkan dengan maksud pengenalan budaya Indonesia ke mancanegara. Dengan memoles tidak akan ada peragaan busana bikini, seakan acara jor-joran itu menjadi sah, bahkan ada yang memandangnya sebagai kreativitas budaya khas Indonesia. Ketika pembukaan, sebagian masyarakat disuguhkan dengan penampilan para kontestan yang memakai busana tradisional setiap daerah Indonesia. Maka kian mantaplah orang Indonesia yang mendukung dan senang dengan Miss World yang serbamegah itu. Ternyata, kata mereka, Indonesia itu kaya dengan budaya lokal dan pantas diperkenalkan ke dunia internasional. Kita menjadi bertanya, sebenarnya apa yang dijual oleh acara Miss World itu? Benarkah budaya Indonesia yang dijual atau justru sebaliknya Indonesialah yang dibeli oleh para pemilik modal yang kapitalistik? Kesan yang muncul memang menguntungkan, budaya kita menjadi terkenal di fora dunia. Namun sesungguhnya budaya Indonesia yang diperkenalkan itu hanyalah serpihan, yang tidak kalah memprihatinkan bahkan kepentingan bisnislah yang sebenarnya dominan. Belum dihitung soal kontes yang mempertontonkan kemolekan kaum Hawa. Memang ada uji dan kontes kemampuan, tetapi semuanya hanya pendukung dan bukan utama, karena yang ditonjolkan tetap paras kecantikan. Lebih dari itu, kaum perempuan lewat kontes-kontes seperti itu hanyalah menjadi barang komoditi, yang diperjual-belikan ke ruang publik dan yang mengeruk keuntungan tentulah penyelenggara dan pemilik modal yang berada di balik perhelatan tersebut. Jadi, sesungguhnya apa keuntungan Indonesia dari segi kebudayaan? Sungguh nihil. Indonesia tidak sertamerta dikenal dan menjadi populer di mancanegara. Kalaupun menjadi dikenal sifatnya sesaat dan yang hilang justru besar, yaitu martabat bangsa dan kebersamaan kita sebagai bangsa. Mereka yang menolak sungguh

didasarkan pada pertimbangan moral dan martabat budaya bangsa, bukan kepentingan. Ketika suara moral itu diabaikan, maka kebersamaan sebagai bangsa itu sesungguhnya terkoyak. Pemandangan paling menyedihkan ditunjukkan oleh penyelenggara. Penyelenggara terkesan mengadu domba sesama komponen bangsa. Mereka berusaha sekuat tenaga mencari dukungan dari tokoh dan organisasi keagamaan dan kemasyarakatan untuk berhadapan dengan tokoh dan organisasi yang menentang acara Miss World itu. Maka terjadilah adu otot dan saling serang antara yang pro dan kontra, yang menyiratkan keberhasilan penyelenggara dalam melakukan politik devide et impera demi kepentingan bisnisnya. Tokoh dan kelompok yang mendukung juga tidak bersikap cerdas dan arif. Mereka hanya melihat dari sisi modifikasi acara dan ikhtiar memperkenalkan budaya Indonesia ke luar negeri. Mereka tidak menyelami dari sudut martabat moral dan budaya bangsa secara substantif, sekaligus melihat kepentingan bisnis kapitalis di balik penyelenggaraan Miss World tersebut. Mereka juga mengabaikan komoditisasi perempuan melalui kontes-kontes seperti itu. Hal lain yang memprihatinkan, mereka yang mendukung penyelenggaraan Miss World itu juga mengemukakan alasan pragmatis. Bahwa di negeri itu acara-acara seperti itu pernah dilakukan. Bahwa tidak sedikit orang berbikini atau berpakaian tidak menutup aurat terjadi di ruang publik di negeri ini. Pertanyaannya, apakah dengan hal-hal yang tidak pantas seperti itu kita akan semakin membenarkan acara-acara yang kian merendahkan martabat dan moral bangsa? Segenap komponen bangsa semestinya dituntut makin memperkaya wawasan dan kepentingan membangun kebudayaan bangsa Indonesia secara lebih otentik, substantif, dan kokoh. Bukan budaya luaran yang serba instan dan merendahkan martabat serta moral bangsa yang difondasi nilai-nilai agama yang tumbuh mekar di negeri ini. Jika suara moral dan agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai Ilahi dan peradaban utama diabaikan, lantas mau bersandar pada apa bangsa yang berfalsafah Pancasila itu?

PENASIHAT AHLI: H Din Syamsuddin, HM Amien Rais. PEMIMPIN UMUM: H Ahmad Syafii Maarif. WAKIL PEMIMPIN UMUM: HA Rosyad Sholeh. PEMIMPIN REDAKSI: H Haedar Nashir. WAKIL PEMIMPIN REDAKSI: HM Muchlas Abror. PEMIMPIN PERUSAHAAN: Deni Asyari. WAKIL PEMIMPIN PERUSAHAAN: H Mulyadi. DEWAN REDAKSI: HA Munir Mulkhan, Sjafri Sairin, HM Sukriyanto AR, Yusuf A Hasan, Immawan Wahyudi, M Izzul Muslimin. REDAKSI PELAKSANA: Mustofa W Hasyim. STAF REDAKSI: Amru HM, Asep Purnama Bahtiar, Ahmad Mu'arif. TATA LETAK/ARTISTIK: Dwi Agus M., Amin Mubarok, Elly Djamila. LITBANG & KESEKRETARIATAN: Isngadi Marwah. ARSIP & DOK: H Aulia Muhammad, A Nafian, EDITOR BAHASA: Imron Nasri, Ichwan Abror . IKLAN/PEMASARAN: Deni . ALAMAT REDAKSI/TATAUSAHA: Jalan KH Ahmad Dahlan 43 Yogyakarta 55122 Telp. (0274) 376955 Fax. (0274)411306 SMS: 081904181912 E-mail: redaksism@gmail.com Web: www.suara-muhammadiyah.com Terbit 2 kali sebulan. Harga langganan/eceran 1 nomor Rp. 15.000,Berlangganan sekurang-kurangnya 3 bulan (6 nomor) bayar di muka.

Melaksanakan Dakwah Islamiyah Amar Makruf Nahi Munkar. Dirintis KHA. Dahlan sejak tahun 1915 PENERBIT: Yayasan Badan Penerbit Pers "Suara Muhammadiyah" SIUPP: SK. Menpen RI No. 200/SK/Menpen/SIUPP/D.2/1986, tanggal 26 Juni 1986, Anggota SPS No. 1/1915/14/D/ 2002 // ISSN: 0215-7381

SM 19-2013
COVER: Joko Supriyanto

"SM" menerima sumbangan tulisan dari para pembaca. Panjang tulisan 3-7 hal A4, diketik dua spasi penulis harus mencantumkan alamat lengkap, no. telp., dan no. rekening. Semua naskah masuk menjadi milik Suara Muhammadiyah dan tidak akan dikembalikan.

BANKERS: BNI Trikora Rek. No. 0030436020 BRI Katamso Rek. No. 0245.01.000264.30.7 BRI Cik Ditiro Rek. No. 0029.01.000537.30.6 Giro Pos Rek. No. 550 000200 1 BPD Rek. No. 001.111.000798 BNI Syariah Rek. No. 009.2196765 Bank Muamalat Rek. No. 531.0034115 Shar-E Rek. 902 69924 99 an. Drs. H Mulyadi Syariah Mandiri Rek. 7033456737 Dicetak: Grama Surya

SUARA SUARA MUHAMMADIYAH MUHAMMADIYAH 05 07 / /98 |1 || 1 -15 15 APRIL SUARA MUHAMMADIYAH 12 / 98 98 16 - MARET 30 JUNI 2013 2013

W A R T AW A N " S U A R A MU HA MM AD I Y A H"

T I D A K D I PE R KE N A N K A N M E NE R I M A / M E MI N T A A P A PU N D A R I N A R AS U MB ER

4 4

SUARA PEMBACA PEREKRUTAN KADER IMM


Saat ini sedang berlangsung kegiatan-kegiatan awal para mahasiswa baru yang masuk di perguruan tinggi, khususnya di PerguruanTinggi Muhammadiyah. Momentum ini saya anggap sebagai kesempatan emas, untuk perekrutan kader-kader muda bergabung ke dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang notabene merupakan kader pembibitan para kader intelektual Muhammadiyah untuk masa depan. Tidak berlebihan jika saya mengusulkan kepada Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah terutama kepada jajaran di bawah PD IMM untuk melakukan sosialisasi programprogram kerja IMM kepada para mahasiswa baru yang masuk di perguruan tinggi, khususnya di Muhammadiyah. Demikian halnya, mungkin untuk kalangan IPM juga bisa melakukan hal sama untuk perkaderan di tingkat SMA/SMK/ Aliyah. Semoga saja momentum ini dapat dilakukan dengan sebaikbaiknya, mengingat tidak ada lagi waktu panjang jika tidak mulai kerja dari sekarang. Mumpung mereka masih berada di lingkungan terdekat kita. Semoga mendapat respons. Nanang Kader Muhammadiyah di Jember, Jawa Timur.

BANGUN MASJID BUTUH BANTUAN


Kami selaku Panitia Pembangunan Masjid Taqwa Muhammadiyah Pekan Labuhan dengan kerendahan hati mengajukan permohonan bantuan. Hal ini didasari demi kenyamanan jamaah dalam beribadah dan hasil dari Musyawarah Panitia Pembangunan Masjid Taqwa Muhammadiyah untuk segera melakukan pembangunan dan renovasi Mushola menjadi Masjid Taqwa. Juga dikarenakan di Kecamatan Medan Labuhan tidak ada Masjid Taqwa Muhammadiyah. Dan satusatunya Kecamatan di Kota Medan yang tidak memiliki Masjid Taqwa Muhammadiyah. Adapun dana yang terkumpul dari infak/sadaqah dan swadaya masyarakat belum mencukupi

untuk pembangunan tersebut. Kami sangat mengharapkan partisipasi dan bantuan dari para dermawan Muslim atau instansi yang berkenan, baik berupa dana dan material demi terselesainya pembangunan Masjid Taqwa Muhammadiyah tersebut. Amal jariyah dapat disalurkan ke Bank Mandiri Syariah Cabang Labuhan Rek 705 139 4431 atas nama Masjid Taqwa Muhammadiyah P. Labuhan. DR H Nahar Abdul Gani, Lc, MA Telp 085261918795 Jl. KL Yos Sudarso km 18,5 Kecamatan Medan Labuhan, Kelurahan Pekan Labuhan Kota Medan. Kontak Elvin Syahrin, SKom 085261918795 Effendi Kasmin 085261100901 Jamiah 081264100727

SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 1 - 15 OKTOBER 2013

SAJIAN UTAMA

MISS WORLD DAN BUDAYA PRODUK KAPIT KAPITALIS ALIS

ndonesia menjadi tuan rumah kontes tingkat dunia. Sayangnya kontes yang diadakan itu adalah kontes kecantikan. Memilih ratu sejagad. Memilih perempuan yang serba paling sehingga bisa dianggap sebagai perempuan paling sempurna di muka bumi. Ukuran penilaiannya juga serba pragmatis. Cantik adalah prasyarat utamanya setelah itu diikuti beberapa syarat tambahan biar terkesan ilmiah dan berkebudayaan seperti cerdas berpengetahuan luas, dan pandai bergaul. Kontes pemilihan ratu sejagad (miss world) ini tidak sesederhana sayembara pemilihan calon ratu atau permaisuri untuk seorang pangeran dalam dongeng anak-anak. Yang paling cantik dan baik hati yang akhirnya akan menang. Yang berdandan melampaui batas, berhati jahat, serta curang akan tersingkir dengan menanggung malu. Dalam ajang miss world ini ada segudang kepentingan dan ideologi ikut nimbrung di dalamnya. Ajang ini sepertinya menempatkan perempuan di dalam posisi yang mulia karena namanya sendiri adalah ajang pemilihan ratu sejagad. Namun sayangnya, cara memilihnya adalah dengan selera laki-laki yang diselaraskan dengan selera dan kepentingan kapitalisme. Dengan demikian ajang ini tidak lebih dari sekedar ajang laki-laki ketika mencandra perempuan. Dalam hal seperti ini tidak bisa dipungkiri kalau yang paling berperan adalah nafsu. Perempuan yang hendak dijadikan ratu sejagad itu hanya dijadikan objek semata. Lebih dari itu, dari pengalaman-pengalaman kontes sebelum6

nya, kuasa nafsu kapitalisme terasa sangat kuat mencengkeram ajang-ajang seperti ini. Lewat ajang ini kaum kapitalis memaksakan selera dan ukuran kecantikan dan kesempurnaan kaum perempuan dengan standar mereka. Dengan produk alat dan perangkat kecantikan produksi mereka. Khusus pagelaran miss world yang diselenggarakan di Indonesia kali ini semakin nampak betapa rakusnya kapitalisme ini dalam menjajah dan mengooptasi budaya bahkan agama. Kaum pendukung kontes ini terlihat gencar melakukan kampanye bahwa ajang ini adalah kontes yang baik, menggairahkan pariwisata, dan meningkatkan kunjungan turis asing ke Indonesia setelah sempat merosot karena bom Bali. Untuk mendapatkan dukungan serta mengurangi tentangan dari masyarakat dan lembaga agama yang ada, pendukung dan penyelenggara acara ini tidak segan melakukan pendekatan yang bersifat transaksional kepada banyak kalangan supaya bisa mendapat dukungan. Sayangnya, di tengah amuk gelombang perang wacana ini, bangsa Indonesia bahkan umat Islam tidak solid dalam satu barisan. Masih ada segolongan dari kita yang terbeli oleh mereka sehingga ikut larut mendukung acara jahiliyah yang sarat dengan kepentingan kaum kapitalis itu. Kenyataan ini seakan membuka mata kita bahwa, bagi sebagian kalangan moral agama dan akal sehat dengan mudah ditanggalkan ke tempat sampah ketika menerima tawaran kemewahan dunia yang terlihat menggiurkan. (bahan dan tulisan: isma)

SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 26 ZULKAIDAH - 10 ZULHIJJAH 1434 H

SAJIAN UTAMA

Ajang pemilihan ratu sejagad atau Miss World itu akhirnya tetap digelar di Indonesia. Namun, karena kuatnya penolakan beberapa elemen masyarakat, pemerintah memindahkan izin perhelatan acara yang semula akan digelar di Jawa Barat dipindah ke Bali.

MEROBEK INDONESIA
Dilihat dari latar belakang tersebut sudah nampak jelas bahwa pesan komersialisasi adalah yang utama dari kegiatan ini. Dalam hal ini Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah DR Shaleh Partaonan Daulay mengatakan kalau Miss World adalah simbol kapitalisme yang lebih mengedepankan kekuatan modal daripada moral. Kepentingan pragmatis temporal inilah yang lebih mendominasi ajang ini. Oleh karenanya seruan tokoh agama dan para moralis pasti akan dipinggirkan. Walaupun dibantah oleh pihak penyelenggara, kontes Miss World itu tetap dilingkupi oleh kepentingan para pemilik modal. Kalau tidak berorientasi profit, rasanya tidak mungkin para pemilik modal mau menghabiskan ratusan ribu bahkan jutaan dollar untuk menyelenggarakannya. Dugaan Shaleh Daulay ini mirip dengan tulisan Rhenald Kasali di sebuah

alau dilihat dari sejarah panjang asal-usul acara ini, acara Miss World memang layak untuk ditolak oleh seluruh umat manusia yang menghargai kebudayaan. Sejak kelahirannya sampai sekarang dan bahkan di kota kelahirannya sendiri, kontes ini terus menuai penolakan. Konon, kontes Miss World di London Inggris sempat terganggu oleh adanya demonstrasi dari kaum feminis yang melempari tepung, kotoran dan air saat perhelatan acara tersebut Penentangan terhadap acara ini sebenarnya dapat dimaklumi. Karena bagaimanapun acara ini tidak dapat dipisahkan dengan Festival Bikini Contest yang dimotori oleh Eric Morley pada tahun 1951 di Inggris. Sama dengan kaum feminis yang menentang acara ini, Ketua PWA Bali Zasmiyatun juga merasa sangat kecewa dengan diselenggarakan Miss World ini. Pola hidup hedonistik seperti itu tidak pantas untuk ditonjolkan pada masyarakat kita. Apalagi di tengah kondisi bangsa sedang carut-marut seperti ini.

harian umum nasional. Di tulisan itu Rhenald Kasali menyatakan kalau ajang Miss World merupakan ajang bisnis murni. Di situ ada jutaan mata memandang, ada kontrak iklan jangka panjang, sponsor produk, kontrak artis dan biaya yang harus dibayar oleh penyelenggara lokal. Dan pemenangnya sudah bisa diduga yaitu pemilik program. Rhenald Kasali juga mengutip pengakuan dari seorang putri Indonesia yang baru ikut pagelaran ini beberapa tahun lalu. Menurut putri Indonesia itu dirinya tidak mungkin bisa menang karena panitia lokal tidak berani deal bisnis dengan Donald Trump. Apa pun argumen yang disampaikan, mudharat dari penyelenggaraan kontes Miss World ini jauh lebih besar dari manfaatnya. Iming-iming bahwa melalui kontes Miss World dunia pariwisata akan bisa dibangkitkan juga tidak bisa dibuktikan. Pengalaman menyatakan hal itu. Tidak

SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 1 - 15 OKTOBER 2013

SAJIAN UTAMA
pernah ada kenaikan pendapatan dari dunia pariwisata secara berkelanjutan bagi negara-negara yang pernah menjadi tuan rumah Miss World Senada dengan Shaleh Daulay, DR H Said Agil Siradj juga mengatakan, Acara Miss World dinilai memiliki sisi mudharat yang lebih besar dibanding manfaat. Ketua Umum PBNU ini juga menilai kontes kecantikan Miss World tidak lebih dari acara foya-foya yang menghambur-hamburkan uang tanpa memberikan kontribusi positif bagi rakyat dan bangsa Indonesia. Anggapan Miss World sekedar sebagai ajang komersial juga datang dari Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia, Ismail Yusanto. Menurutnya, penyelenggaraan Miss World tidak lebih dari sekadar ajang mencari keuntungan dengan mengeksploitasi tubuh perempuan. Kriteria penilaian dalam Miss World berupa konsep Beauty with Purpose dan juga Beauty, Brain, and Behavior (3B), hanya merupakan kedok untuk melegalkan eksploitasi terhadap perempuan. Penyelenggaraan Miss World dan kontes kecantikan sejenis tidak lebih dari kontes pencarian perempuan tercantik fisiknya untuk dieksploitasi demi mendongkrak pendapatan industri fashion, kosmetik dan rating media, tegas Ismail Yusanto. Pendapat Ismail Yusanto yang tidak percaya pada kriteria penilaian yang katanya tidak hanya melihat kecantikannya, tetapi juga otaknya, sikapnya dan keberaniannya, juga mendapat pembenaran dari mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan zaman Orde Baru , Prof DR Daoed Joesoef. Sebagaimana yang dikutip suatu majalah yang terbit bulan Juli 2013, beliau menyatakan bahwa semua itu hanya embel-embel guna menutupi kriteria kecantikan yang tetap diunggulkan, Sepintar apa pun, kalau tidak cantik tidak dipilih. Dengan bahasa yang lebih lugas, Rektor Universitas Muhammadiyah Sukabumi, Prof Asmawi Zainul menyatakan kalau kontes-kontes semacam ini pada dasarnya untuk mempertahankan dominasi laki-laki. Esensi dari pemilihan
8

ratu kecantikan itu adalah budaya laki-laki mengekspoitasi wanita. Lebih dari itu, keputusan Pemerintah memindahkan izin penyelenggaraan acara ini ke Bali dapat dikatakan menimbulkan masalah baru. Dengan dipindah ke Bali, pemerintah seakan hendak mengadu rakyat Indonesia sendiri. Mengadu FPI yang selama ini distigmakan suka berbuat kekerasan dengan Pecalang (tenaga keamanan adat Bali). Seakan-akan lasykar FPI yang terlanjur dikenalkan sebagai lasykar yang suka membubarkan kemunkaran dengan kekerasan ditantang keberanian dan kekuatan modalnya untuk berperang dengan para pecalang yang siap mengamankan Miss World. Hal ini kalau diteruskan bisa juga terkesan membenturkan umat Islam secara keseluruhan dengan umat Hindu Bali. Kondisi seperti ini jelas hanya akan merugikan bangsa Indonesia secara keseluruhan. Dalam hal ini pemerintah RI seakan lupa kalau Provinsi Bali adalah bagian yang masih utuh dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kedudukan Bali bagi NKRI jelas berbeda dengan kedudukan Hongkong atau Makao bagi RRC. Oleh karena itu, Ketua MUI Bidang Seni Budaya KH Cholil Ridwan sangat menyayangkan kebijakan pemerintah yang memindah perhelatan ini. Pemindahan ini menurut KH Cholil Ridwan justru menimbulkan kesan seolah Bali adalah pusat maksiat. Semoga kengototan pemerintah menyelenggarakan kontes Miss World dan bahkan memindahkannya ke Bali ini bukan sebagai pratanda bahwa pemerintah kita telah terjebak dalam permainan kaum kapitalis untuk merobek-robek keutuhan NKRI dan untuk menumbuhsuburkan bibit separatisme di kemudian hari. Mudah-mudahan kekonyolan tindakan pemerintah kali ini hanya karena kesilapan semata. Sekencang apa pun kita teriak pagelaran itu tetap jalan terus. Untuk itu Sukirman, Ketua Lembaga Seni Budaya Olah-

raga PWM Bali mengajak kita semua untuk mawas diri. Dengan ajang Miss World ini seharusnya kita introspeksi diri. Apakah selama ini kita sudah baik? Apakah kita sudah maksimal di Persyarikatan Muhammadiyah? Saya rasa itu lebih penting dan patut kita perbincangkan lebih dalam lagi dari pada sekedar membicarakan Miss World. Ajakan untuk tidak terlalu serius menanggapi Miss World juga dikemumukakan oleh Kepala Pusat Studi Kebudayaan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, DR Aprinus Salam. Menurut dia berbagai ulasan dan alasan mengapa sebagian mendukung dan sebagian lainnya menolak terasa kurang bisa dterima oleh akal. Sebagian yang mendukung menyebutkan salah satu alasannya adalah untuk memajukan pariwisata tanah air dan mengenalkan budaya Indonesia di kancah internasional. Alasan ini justru bisa dipertanyakan. Apa benar pariwisata kita akan maju dengan adanya Miss World ini? Belum tentu. Karena majunya dunia pariwisata itu tergantung fasilitas dan pelayanan dari pengelola tempat wisata tersebut. efek Miss World menurut saya hanya sebatas pemberitaan saja. Setelah kontes ini selesai ya tidak ada dampak yang berarti apa pun bagi Indonesia. Begitu juga dengan argumen dari sebagian kelompok yang menolak diselenggarakannya kontes Miss World ini. Kebanyakan mereka menganggap Miss World hanya akan merusak moral dan akhlak bangsa. Pendapat ini juga saya pertanyakan lagi. Apa benar dengan adanya kontes Miss World ini moral bangsa menjadi rusak? Menurut saya alasan ini tidak masuk akal. Karena memang dari dahulu moral bangsa ini sudah runtuh. Mungkin moral bangsa ini memang sudah runtuh, kalau tidak tentu para pemimpin negeri ini tidak akan memberi ruang yang nyaman bagi tumbuhnya korupsi. Juga tidak akan menggadaikan kedaulatan negeri ini untuk kepentingan kaum kapitalis. [isma, gjr,vin]

SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 26 ZULKAIDAH - 10 ZULHIJJAH 1434 H

SAJIAN UTAMA

PERMAINAN AKTOR KAPITALIS


Tanah Air agar agenda yang dikecam banyak kalangan ini tetap terlaksana. Bahkan, menurut KH Muhyidin Junaidi, seorang Hary Tanoesoedibjo, Bos MNC Group begitu berani mempermalukan MUI dengan berkirim surat kepada MUI, agar meminta MUI menjadi penasehat Miss World kontes. ini surat penghinaan kepada ulama, penghinaan kepada kiai, bagaimana bisa surat ini sampai dan ditujukan ke MUI untuk jadi juri Miss World kontes?, ujarnya dengan nada keras. Di samping itu, menurut Muhyidin, seorang HT, begitu panggilan akrab Hary Tanoesoedibjo, bukan saja menjadikan MUI sebagai juri Miss World kontes, melainkan HT berjanji akan melengkapi fasilitas pondok pesantren binaan MUI dengan indovision gratis dan mengangkat MUI menjadi penasehat dewan Syariah di MNC Group, jika MUI mau menjadi juri Miss World kontes. Apa yang dilakukan oleh HT, yang kini mencalonkan diri sebagai pasangan Wiranto sebagai cawapres, tentu saja, bentuk dan wujud begitu buasnya aktoraktor kapitalisme yang kini sedang berperan di tengah-tengah tatanan moral dan nilai bangsa ini. Sebab, demi sebuah kepentingan ideologi kapitalisme, para stakeholder tidak lagi memandang institusiinstitusi keagamaan, adat bahkan nilai-nilai moral yang ada di tengah masyarakat. Oleh karenanya, HT tidak segan-segan melakukan infiltrasi ke dalam institusi keagamaan maupun ormas-ormas Islam. Bahkan beberapa institusi dan pentolan ormas Islam pun, diangkat menjadi juru bicara untuk membenarkan kontes umbar aurat tersebut. Drs Syukriyanto AR, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengkhawatirkan, jika infiltrasi HT ke kantong-kantong institusi Islam maupun aktivis Islam dengan
9

Walaupun penyelenggaraan kontes kecantikan sejagat Miss World yang diselenggarakan di Indonesia, ditantang dan dikecam oleh banyak kalangan, namun panitia penyelenggara kegiatan tersebut sepertinya tidak peduli. Wal hasil, kegiatan yang dinilai jauh dari nilai-nilai agama dan adab ketimuran itu tetap berjalan sesuai dengan schedulenya.

embaga sekelas Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menjadi representasi ormas-ormas keagamaan di Tanah Air pun, seperti tidak berkutik untuk menghadang penyelanggaraan kegiatan itu. Padahal Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Ketuanya KH Amidhan dengan tegas menolak dan menantang agar kegiatan kontes umbar aurat itu dihentikan. MUI mencermati kegiatan kontes ratu sejagat ini sangat serius harus dihentikan. Oleh karenanya MUI menyampaikan penolakan dan sikap penyesalan yang tegas, tutur KH Amidhan. Sikap kekeh dan tegas para ormas Islam menolak penyelenggaran Miss World ini bahkan diikuti dengan sikap kekeh dan tegasnya pada aktor kapitalis di balik terselenggaranya ajang umbar aurat itu agar tetap bisa terlaksana di Indonesia. Dengan alasan promosi kebudayaan dan pariwisata di Tanah Air, sekaligus sebagai implementasi sikap kebhinekaan dan demokrasi bangsa Indonesia, menjadi jualan dan kamuflase aktor-aktor penyelenggara Miss World di

SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 1 - 15 OKTOBER 2013

SAJIAN UTAMA
memberikan iming-iming materi. Sehingga dukungan yang diberikan oleh beberapa aktivis Islam maupun institusi Islam, terjebak dengan imbal dan iming-iming materi tersebut. Yang amat kita prihatinkan di kalangan umat Islam yang mendukung Miss World ini adalah, jika dukungan yang diberikan mereka karena uang atau bayaran dari pihak penyelenggara, katanya kepada SM. Sebab membaca surat HT yang ditujukan ke MUI, sangat besar peluang iming-iming materi sebagai cara HT untuk melakukan infiltrasi kepada kalangan institusi maupun aktivis Islam. Jika ini yang terjadi, justru semakin menunjukkan bahwa agama, budaya dan adat, sangat rapuh ketika berhadapan dengan materi. Artinya, demi ajang kepentingan ideologi kapitalisme, agama dan budaya pun bisa di bujuk damai. Padahal, jika alasan yang digunakan oleh para aktor kapitalis untuk mendongkrak perekonomian dan budaya bangsa, justru dinilai hanya kamuflase dan tidak mungkin. Seperti yang disampaikan oleh Pengamat hubungan Internasional Universitas Udayana Denpasar Idin Fasisaka. Ia menilai penyelanggaraan kontes kecantikan ini tidak menguntungkan bagi Indonesia. Justru Indonesia hanya akan dikenal sebagai Negara liberal. jika dilihat dari aktivitas ini, jujur saya nilai tidak ada aktivitas yang dapat mendidik masyarakat, selain memamerkan keindahan fisik kaum hawa dan mengekploitasi fisik kaum perempuan. Begitu pula secara ekonomi, tidak ada keuntungan ekonomi bagi bangsa ini dari penyelenggaraan Miss World tersebut, kecuali keuntungan bagi aktoraktor kapitalis di balik penyelenggara kegiatan tersebut, katanya. Shaleh Partaonan Daulay, Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, juga menilai hal yang sama, menurutnya iming-iming bahwa kontes Miss World akan dapat mendongkrak pariwisata sebuah kebohongan. Sebab pengalaman negara-negara yang pernah menjadi tuan rumah kegiatan Miss World ini, tidak bisa menaikkan income mereka di dunia pariwisata, kata Daulay. Begitu pula, jika
10

Miss World dianggap sebagai simbol kebhinekaan Indonesia, hal ini menurut dosen UIN Syarif Hidayatullah itu juga tidak tepat. kebhinekaan Indonesia sama sekali tidak berkorelasi dengan penyelenggaraan Miss World. Ukuran kebhinekaan itu secara mudah dapat dilihat dari keharmonisan dan kohesivitas sosial, bahasa, agama, dan adat istiadat yang dimiliki serta dipraktekkan. Tanpa Miss World, kebhinekaan itu menurutnya sudah tertanam dalam memori kolektif bangsa Indonesia. Jadi sangat jelas, jika kegiatan kontes ratu sejagat itu, tidak lain cara terselubung kapitalis untuk menghancurkan sendisendi moral dan agama di tanah air. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Dra Zasmiyatun, Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah Bali, menurutnya, penyelenggaraan Miss World ini hanya sebuah akalakalan kepentingan para aktor kapitalisme untuk merusak tatanan moral dan agama anak bangsa. Kegiatan ini sesungguhnya bukanlah budaya bangsa dan sangat jauh dari kebenaran agama. Sebab Islam mengajarkan kepada kita, kemuliaan wanita itu terletak pada keshalihanya, bukan pada kecantikan, kemulusan dan sebagainya, ungkapnya dengan geram. Jadi berbagai alasan penyelenggara Miss World untuk membenarkan kegiatan umbar aurat ini hanya sekedar sebuah kamuflase demi kepentingan kapitalisme. Sebab menurut DR Shaleh Partaonan Daulay, Miss World adalah wujud simbol kapitalisme yang mengedepankan modal dari moral. Oleh karenanya, moral agama dan kearifan lokal yang menjadi benteng pertahanan budaya dan peradaban bangsa sering ditinggalkan. Kepentingan pragmatis temporal para aktor kapitalis ini lebih dominan, ketimbang seruan tokoh agama dan para moralis, katanya. Bahkan, jika dikontekskan dengan perkembangan saat ini, penyelengaraan Miss World ini cara baru atas penjajahan bagi bangsa Indonesia. Jika dulu dilakukan melalui kekuatan militer, sekarang melalui ideologisasi. Norma Sari, Ketua Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah, mengatakan, kontes Miss World adalah bentuk

Jika aktor kapitalisme punya media, uang dan pabrik, sedangkan umat Islam baru sebatas mengandalkan mimbar, tentu ini tidak seimbang. Oleh karenanya Muhammadiyah perlu merancang lagi program khusus di bidang ekonomi sebagai modal melakukan counter culture tersebut
penjajahan budaya yang secara perlahan mulai diterima. Oleh karena itu, menurut Dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD) ini, pola penjajahan ala kapitalisme seperti ini harus dilawan, namun menurutnya, melawan raksasa besar bernama kapitalisme ini tentu saja tidak mudah, apalagi yang diserang oleh penjajah baru ini adalah, mindset. Bentuk perlawanan ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya penguatan komunitas atau basis organisasi Islam dengan menyadari tentang bahaya kapitalisme tersebut. Bagi PP NA, bentuk penguatan tersebut, dilakukan dengan membangun kader-kader yang berkarakter, tambahnya. Sementara itu, bagi Drs Syukriyanto AR, untuk melakukan perlawanan atau counter culture terhadap kepentingan kapitalisme, harus dibangun programprogram tandingan yang dapat menyeimbang serbuan ideologi kapitalisme tersebut. Salah satunya seperti penguatan program ekonomi umat, sebab kondisi seperti ini terjadi, salah satunya akibat lemahnya ekonomi umat Islam di level internasional. Jika aktor kapitalisme punya media, uang dan pabrik, sedangkan umat Islam baru sebatas mengandalkan mimbar, tentu ini tidak seimbang. Oleh karenanya Muhammadiyah perlu merancang lagi program khusus dibidang ekonomi sebagai modal melakukan counter culture tersebut, tambahnya. (Tul:d/Bhn:gj)

SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 26 ZULKAIDAH - 10 ZULHIJJAH 1434 H

SAJIAN UTAMA KAMI TOLAK KARENA MENJUAL WANITA


Prof DR KH Maman Abdurrahman, Ketua Umum Persis KAPITALISME di sini sebenarnya bukan sekedar masalah miss world. Di Indonesia kapitalisme telah masuk dalam segala bentuk produksi, termasuk para pemilik dana juga sekarang dikuasai oleh kaum kapitalis. Dalam hal ini Indonesia sendiri rendah mempertahankan agama dan budayanya, sehingga sebagian elemen masih terbeli oleh tawaran kaum kapitalis. Jika berbicara ideologi, bukan sekedar bertentangan dengan ideologi agama, tetapi juga tidak sesuai dengan ideologi bangsa. Oleh karena itu, hal ini bukan hanya masalah menjual ideologi agama saja, tetapi ideologi bangsa juga tergadaikan. Mengapa kita harus menolak Miss World? Pertama, kontes ini menjual kaum wanita. Kedua, merendahkan kaum wanita. Ketiga, rentan dalam pembentukan karakter bangsa. Untuk apa susah-susah membentuk karakter bangsa, toh bisa terbeli juga oleh kaum kapitalis. Pada kasus Miss World ini demokrasi tidak berjalan, karena suara umat Islam yang menjadi mayoritas di Negara ini tidak di dengar. Demokrasi berjalan hanya jika sesuai dengan kepentingan mereka. Saya kira seluruh umat Islam menentang acara jahiliyah ini, dan suara umat Islam diwakili oleh ormas-ormas yang ada. Sayangnya saya belum mendengar komentar dari para anggota dewan. tawaran untuk jadi model iklan produk-produk tertentu. Saya tidak mengelak akan manfaat adanya Miss World yang tahun ini diselenggarakan di Indonesia. Misal, salah satu manfaatnya untuk mengenalkan budaya Indonesia di kancah internasional yang nantinya berdampak pada dunia pariwisata yang makin laris di pasaran global. Namun dampak negatif yang lebih besar juga harus diperhatikan lagi. Karena secara langsung, kontes pemilihan ratu sejagad ini sudah memaksakan ideologi budaya khususnya pada cara pandang kita terhadap perempuan ideal. Seolah mereka yang putih, tinggi, langsing dan mancung adalah kategori perempuan ideal. Artinya manfaat dari Miss World ini tidak sebanding madharatnya. Itu sebabnya Muhammadiyah dan ormas Islam lain menolak.

INI JELAS PENJAJAHAN PARADIGMA


Norma Sari, SH, MHum, Ketua Umum PP Nasyiatul Aisyiyah KONTES tersebut tidak ada relevansinya dengan menaikkan citra perempuan dan Indonesia pada umumnya. Kami lebih melihat kontes yang pada awal sejarahnya merupakan kontes bikini tersebut justru merupakan bentuk penjajahan budaya yang mulai perlahan diterima. Mengapa kami menolak kontes tersebut? Secara jelas konsep tersebut menguatkan persepsi cantik dengan ukuran fisik. Ukuran ini yang kemudian berkelindan dengan industri seperti fashion, kosmetik hingga ke maraknya operasi plastik bagi perempuan untuk mendapatkan wajah atau tubuh idaman. Jika persepsi cantik ini semakin dikapitalisasi semakin diterima maka sesungguhnya inilah penjajahan. Mindset kita menuruti ukuran cantik tersebut. Kapitalisme mestinya kita lawan. Melawan raksasa besar kapitalisme ini tentu saja tidak mudah apalagi yang dimasuki adalah mindset. Sebagai gerakan, Nasyiah selama ini fokus bagaimana perempuan didudukkan sesuai dengan harkat dan martabatnya. Selain itu sebagai ormas kita sangat berhati-hati mengambil sikap dalam arus besar kapitalisme. Ormas memiliki peran strategi suntuk dimainkan karena memiliki basis massa sekaligus sebagai alat legitimasi publik. Selektif, reflektif namun responsif menjadi pilihan. Langkah kami berkontribusi dalam terutama berada di jalur pendidikan baik kepada anggota Nasyiah maupun pada kaum perempuan pada umumnya. Saat ini kami sedang mengembangkan pendidikan profetik meminjam istilah Kuntowijoyo Almarhum. Bahwa pendidikan ini merupakan upaya untuk 1) Amar Maruf (humanisasi): pengertian memanusiakan manusia. 2) Nahi Munkar (liberasi): pembebasan. 3) Tuminuna Bilah (transendensi): dimensi keimanan manusia. (Bahan: gan, vin, tulisan: tof)
SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 1 - 15 OKTOBER 2013

AJANG EKSPLOITASI TERHADAP PEREMPUAN


Prof DR Yunahar Ilyas, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah PAGELARAN pemiihan ratu sejagad (Miss World) sebenarnya tidak lebih hanya ajang eksploitasi perempuan saja. Memang ada unsur lain di luar kecantikan dan kemolekan tubuh seorang wanita. Yaitu kecerdasan yang ditampilkan peserta melalui kegiatan sosialnya. Namun saya rasa unsur kecerdasan ini hanya digunakan sebagai pemanis belaka. Supaya kegiatan ini lebih diterima oleh masyarakat secara umum. Karena kegiatannya sebatas kontes model yang acuan utamanya perempuan seksi nan molek, maka kontes ratu kecantikan ini pada akhirnya hanya sebatas kontes yang melahirkan bintang iklan baru. Nantinya akan mendapat banyak

11

BINGKAI

ORMAS ISLAM
DR H Haedar Nashir, MSi
uhammadiyah, Sarekat Islam, Nahdlatul Ulama, Persatuan Islam, Dewan Dakwah Islamiyah Inddonesia, dan lain-lain dikenal sebagai organisasi kemasyarakatan atau Ormas Islam. Ormas Islam telah memainkan peran kesejarahan yang monumental jauh sebelum Negara Indonesia merdeka. Gerakan-gerakan Islam ini berperan sebagai kekuatan sosial-keagamaan yang membangkitkan umat dan masyarakat menjadi kekuatan civil society, sekaligus embrio terbentuknya bangsa. Muhammadiyah melalui para tokohnya seperti Ki Bagus Hadikusumo, Kasman Singodimedjo, Kahar Mudzakkir, dan lain-lain bahkan terlibat meletakkan fondasi negara Indonesia tahun 1945. Kendati pada zaman Orde Lama sempat terseret pada pergerakan politik nasional yang keras dan di masa Orde Baru dikebiri perannya, namun Ormas Islam secara umum tetap memiliki eksistensi dan peran yang strategis dalam perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia. Ormas Islam saat ini bahkan telah merambah menjadi salah satu kekuatan nongovermental yang diperhitungkan di ranah global. Pasca gerakan reformasi 1998 Ormas Islam memiliki peran dan ruang yang lebih leluasa di Indonesia. Posisi dan peran Ormas Islam yang bergerak di ranah pembentukan atau pembangunan masyarakat melalui gerakan dakwah secara kategoris dapat dibedakan dari organisasi atau partai politik yang bergerak di lapangan perjuangan kekuasaan negara. Karena itu Ormas Islam dengan kegiatan dakwahnya sebagai pilar utama gerakan tidak boleh berhimpitan dengan gerakan partai politik yang berkiprah di lapangan politik-praktis. Para anggota, aktivis, kader, dan elit ormas perlu memahami posisi yang penting dan strategis di jalur dakwah kemasyarakatan tersebut agar tidak menjadikannya
12

REVIT ALIS ASI REVITALIS ALISA

dan membelokannya ke jalur politik-praktis sebagaimana partai politik. Karena itu Ormas Islam memiliki komitmen dan fokus yang jelas dalam membangun masyarakat Islam sebagai bagian integratif dari membangun bangsa dan negara. Ormas Islam dalam konteks masyarakat dapat berkonsentrasi dalam pembinaan, pencerahan, dan memajukan kehidupan masyarakat di berbagai aspek sehingga masyarakat menjadi kuat di hadapan negara. Orientasi inilah yang akan membawa pada gerakan membangun Islamic Civil Society atau Masyarakat Madaniyah sebagaimana komitmen gerakan-gerakan kemasyarakatan pada umumnya. Apalah artinya berbondong-bondong melakukan perjuangan politik kekuasaan di ranah pemerintahan atau negara apabila pada saat yang sama tidak didukung oleh kekuatan masyarakat sipil yang kuat atau tangguh. Di sinilah komitmen membangun masyarakat Islam di Indonesia menjadi penting dan strategis sebagaimana selama ini dilakukan oleh Ormas-Ormas Islam jauh sebelum Republik Indonesia itu lahir. Ormas-ormas Islam dalam ikhtiar mewujudkan masyarakat Islam melakukan berbagai usaha yang terprogram. Muhammadiyah sejak kelahirannya tetap istiqomah sebagai Ormas yang berkiprah dalam membangun masyarakat dan tidak berkiprah di lapangan partai politik. Usaha-usaha Muhammadiyah menuju terbentuknya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya direpresentasikan dalam langkahlangkah berikut ini: Pertama, menanamkan keyakinan, memperdalam dan memperluas pemahaman, meningkatkan pengamalan, serta menyebarluaskan ajaran Islam dalam berbagai aspek kehidupan. Kedua, memperdalam dan mengembangkan pengkajian ajaran Islam dalam berbagai aspek kehidupan untuk mendapatkan kemurnian dan kebenarannya. Ketiga, meningkatkan semangat ibadah, jihad, zakat, infak,

SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 26 ZULKAIDAH - 10 ZULHIJJAH 1434 H

BINGKAI
wakaf, shadaqah, hibah, dan amal shalih lainnya. Keempat, meningkatkan harkat, martabat, dan kualitas sumberdaya manusia agar berkemampuan tinggi serta berakhlak mulia. Kelima, memajukan dan memperbarui pendidikan dan kebudayaan, mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta meningkatkan penelitian. Keenam, memajukan perekonomian dan kewirausahaan ke arah perbaikan hidup yang berkualitas. Ketujuh, meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Kedelapan, memelihara, mengembangkan, dan mendayagunakan sumberdaya alam dan lingkungan untuk kesejahteraan. Kesembilan, mengembangkan komunikasi, ukhuwah, dan kerjasama dalam berbagai bidang dan kalangan masyarakat dalam dan luar negeri. Kesepuluh, memelihara keutuhan bangsa serta berperan aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kesebelas, membina dan meningkatkan kualitas serta kuantitas anggota sebagai pelaku gerakan. Keduabelas, mengembangkan sarana, prasarana, dan sumber dana untuk mensukseskan gerakan. Ketigabelas, mengupayakan penegakan hukum, keadilan, dan kebenaran serta meningkatkan pembelaan terhadap masyarakat. Keempatbelas, usaha-usaha lain yang sesuai dengan maksud dan tujuan Muhammadiyah. Kini Ormas-ormas Islam memerlukan langkah revitalisasi atau penguatan dan percepatan dalam gerakannya. Langkah revitalisasi antara lain: (1) Membangun komitmen utama agar tetap istiqomah di jalur gerakan dakwah dalam posisi sebagai ormas dan tidak bergesar ke jalur perjuangan politik-praktis sebagaimana partai politik; (2) Merumuskan konsepkonsep teologis dan formulasi aksi ke-Islaman yang bersifat transformasional, sehingga mampu keluar dari stagnasi dan gerakan konvensional sebagaimana menjadi rutinitas yang selama ini menjebak dirinya; (3) Melakukan langkah-langkah dakwah yang bersifat pembebasan untuk memperkokoh dan mengoptimalisasikan masyarakat sebagai kekuatan Islamic Civil Society; (4) Meningkatkan peran-peran kebangsaan melalui fungsi-fungsi kelompok kepentingan yang bercorak kultural dan religius; (5) Melakukan pendidikan, kaderisasi, dan programprogram pemberdayaan masyarakat secara konkret dan sistematis. Semua harus dilakukan dengan progresif, istiqomah di jalur dakwah, dan tidak terjebak pada langkah-langkah pragmatis dan instan yang mematikan kekuatan strategisnya untuk jangka panjang. Langkah revitalisasi menjadi penting untuk mengembangkan visi dan transformasi gerakan yang diperankan oleh Ormas-ormas Islam saat ini dan ke depan. Ormas Islam saat ini menunjukkan kecenderungan mengalami pelemahan atau pergeseran dari kekuatan kulturalnya ke orientasi politik-praktis. Sebagian elit dan orientasi gerakannya terintervensi atau tersubordinasi dalam kepentingan dan tarik-menarik perjuangan politik dengan legitimasi nalar bahwa perjuangan politik lebih menjanjikan ketimbang kerja-kerja dakwah. Lalulintas dan kerja keormasan bahkan semakin jumbuh dengan hadirnya kekuatan politik Islam yang bersayap dakwah, sehingga perhimpitan antara ormas dan orpol dengan kerja-kerja gerakannya semakin kental. Kita berharap kecenderungan ini tidak berlangsung lama sebab akan semakin menjauhkan ormas maupun orpol dari orbit serta habitatnya yang aseli. Politik-praktis itu penting, tetapi doronglah kepada partai-partai politik untuk menjalankannya sebagai bentuk pembagian kerja, jangan dikerjakan oleh Ormas-ormas Islam. Resikonya terlalu besar dan akan melemahkan potensi civil-society-nya yang kokoh selama ini. Revitalisasi Ormas Islam juga diperlukan pada aspek pemikiran ke arah yang tetap moderat dan progresif. Kecenderungan yang terjadi bahwa sebagian Ormas Islam terbawa irama oleh gerakangerakan Islam transnasional yang berwatak keras dan konservatif, sehingga membuat gerakannya tidak lagi progresif dalam menghadapi perubahan, kemajuan, dan pembaruan. Bahkan ada sebagian Ormas Islam yang cenderung menghadirkan Islam sangat parsial dengan kembali ke zaman dulu yang kolot dan antikehidupan. Peneguhan dan kembali ke ajaran Islam yang murni memang merupakan keniscayaan, tetapi tidak harus bergerak ke arah kejumudan dan anti terhadap pembaruan, kemajuan, dan perubahan. Padahal masyarakat, bangsa, dan dunia sejagad saat ini memerlukan pencerahan keagamaan dari Ormasormas Islam untuk menghadirkan Islam sebagai rahmatan lil-alamin. Islam itu sendiri sesungguhnya bercorak Din al-Hadlarah, yakni agama yang berkemajuan dan properadaban yang serba unggul!
SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 1 - 15 OKTOBER 2013

13

TANYA JAWAB AGAMA

MAKMUM TIDAK MENGIKUTI GERAKAN IMAM: IMAM PADA TASYAHUD AKHIR SHALAT SUBUH DUDUK IFTIRASY
Pertanyaan: Assalamu alaikum wr. wb. Perlu saya sampaikan bahwa di masjid kami ada dua imam, yang satu imam yang memang berasal dari pengurus Ranting Muhammadiyah sedangkan yang satu adalah pengikut jamaah salafus shaleh yang kadang dijadikan imam di masjid. Karena seringkali ada halangan, imam dari pengurus Ranting Muhammadiyah maka sering menggunakan imam cadangan. Untuk imam yang dari jamaah salafus shaleh pada shalat Subuh dia tidak duduk tasyahud akhir (duduk tawarruk) tapi duduk seperti duduk di antara dua sujud (duduk iftirasy). Kami para makmum tidak ada yang duduk mengikuti imam karena keyakinan kami harus duduk tasyahud akhir. Pertanyaannya: Bagaimana hukum shalat kami, sah atau tidak, karena tidak mengikuti gerakan imam? Terima kasih atas jawaban pertanyaan kami dan mohon maaf. Wassalamu alaikum wr. wb. Toha Ahmad, SPdI Anggota Ranting Muhammadiyah Pancasila Natar Lampung Selatan Lampung, dengan alamat e-mail atoha627@yahoo.com (disidangkan pada hari Jumat, 19 Syakban 1434 H / 28 Juni 2013) Jawaban: Wa alaikumussalam wr. wb. Saudara penanya yang budiman, mengenai posisi duduk tahiyat akhir sudah pernah dimuat di Rubrik Tanya Jawab Agama Majalah Suara Muhammadiyah No. 20 tahun 2006. Pada fatwa tersebut, yang dimaksudkan dengan tahiyat akhir ialah duduk tahiyat pada rakaat terakhir dalam shalat, baik shalat yang terdiri atas empat rakaat, atau tiga rakaat, atau dua rakaat, yang setelah selesai berdoa lalu ditutup dengan salam. Cara duduknya, semuanya adalah sama, yaitu dengan cara memajukan atau memindahkan kaki kirinya ke depan, dan mendirikan tapak kaki kanannya dengan menghadapkan jari-jarinya ke arah kiblat, dan duduk di tempat duduknya, sebagaimana dijelaskan dalam suatu Hadits:

Artinya: Diriwayatkan dari Muhammad bin Amr bin Atha, bahwa ketika ia duduk bersama beberapa orang sahabat Nabi saw, ia menceritakan cara shalat Nabi saw, kemudian berkatalah Abu Humaid as-Saidiy: Saya paling hafal shalatnya Rasulullah saw daripada kalian. Saya melihatnya ketika bertakbir beliau menjadikan (mengangkat) kedua tangannya setentang dengan bahunya, dan apabila rukuk beliau meletakkan kedua tangannya dengan kuat pada lututnya serta membungkukkan punggungnya, apabila mengangkat kepala beliau meluruskan (badannya) sehingga semua tulang-tulang kembali pada tempatnya. Kemudian apabila bersujud beliau meletakkan kedua tangannya dengan tidak membentangkannya dan tidak pula menyempitkan keduanya serta menghadapkan semua ujung jari-jari kedua kakinya ke arah kiblat. Kemudian apabila duduk pada rakaat kedua beliau duduk di atas kaki kirinya dan mendirikan tapak kaki kanannya, dan apabila duduk pada rakaat terakhir, beliau memajukan kaki kirinya ke depan dan mendirikan tapak kaki yang lain (kanan) dan duduk di tempat duduknya. [Ditakhrijkan oleh alBukhariy, Kitab ash-Shalah; I: 99]. Dari penjelasan Hadits tersebut, maka jelaslah bahwa duduk pada rakaat terakhir, sekalipun shalatnya hanya dua rakaat, adalah sama dengan duduk tahiyat akhir

Rubrik Tanya Jawab Agama Diasuh Divisi Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah 14
SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 26 ZULKAIDAH - 10 ZULHIJJAH 1434 H

TANYA JAWAB AGAMA


pada shalat-shalat yang terdiri atas tiga atau empat rakaat. Mengenai persoalan apakah imam tersebut harus diikuti atau tidak, terlebih dahulu kami akan menyebutkan beberapa masalah mengenai imam dalam shalat jamaah. Yang dimaksud dengan imam, ialah imam shalat berjamaah. Baik berjamaah di masjid maupun berjamaah di selain masjid, misalnya di lapangan. Para makmum harus mengikuti imam dalam segala gerakannya, dan tidak boleh mendahuluinya. Dalam suatu Hadits Nabi saw. disebutkan sebagai berikut: bersujud maka bersujudlah kamu, dan apabila ia mengangkat kepala maka angkatlah kepalamu, dan apabila ia mengucapkan: samiallaahu liman hamidah (Allah mendengarkan orang yang memuji-Nya), maka ucapkanlah: Rabbanaa wa lakal-hamd (Ya Tuhan kami, hanya bagi-Mu segala pujian), dan apabila ia shalat sambil duduk, maka shalatlah kamu sekalian sambil duduk. [Ditakhrijkan oleh Muslim, I, Kitab asShalah, No. 77/411] Dalam Hadits lainnya dijelaskan sebagai berikut: sebagian ulama berpendapat bahwa mendahului imam dalam gerakan apa saja, hukumnya adalah haram, sebab larangan tersebut menunjukkan kepada haram. Dapat disimpulkan bahwa mengikuti imam adalah sesuatu yang wajib. Akan tetapi dalam perkembangan fiqih ibadah, terdapat perbedaan pendapat antara para ulama mengenai tata cara atau gerakangerakan detail dalam shalat. Orang yang bapak maksud sebagai jamaah salafus shaleh nampaknya mengikuti mazhab Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah dalam gerakan duduk tasyahud akhir shalat subuh, yakni duduk iftirasy. Sedangkan fatwa Muhammadiyah dan pemahaman mayoritas jamaah di tempat bapak bersesuaian dengan mazhab Imam Syafii rahimahullah yakni duduk tawarruk. Hal ini adalah perbedaan yang biasa di dalam fiqih dan masing-masing kelompok memiliki dalil yang kuat. Adapun sah atau tidaknya bermakmum di belakang imam yang berbeda dalam fiqih maka hal itu sah saja, sepanjang imam tersebut memenuhi syarat-syarat sahnya shalat. Sebagaimana ditetapkan oleh para ulama di dalam sebuah kaidah;

Artinya: Diriwayatkan dari az-Zuhriy, ia berkata: Saya mendengar Anas bin Mlik berkata: Nabi saw baru saja jatuh dari kuda, kemudian tergores bagian badannya sebelah kanan. Kemudian kami masuk ke rumah beliau untuk menengoknya, lalu datanglah waktu shalat, kemudian beliau shalat sambil duduk bersama kami, kemudian kami pun shalat di belakang beliau sambil duduk. Setelah selesai shalat, beliau bersabda: Sesungguhnya imam (shalat) itu diangkat untuk diikuti, maka apabila ia bertakbir maka bertakbirlah kamu, dan apabila ia

Artinya: Diriwayatkan dari Ab Hurairah ra, ia berkata: Rasulullah saw memberikan pelajaran kepada kita, beliau bersabda: Janganlah kamu mendahului imam; apabila imam bertakbir maka bertakbirlah kamu, dan apabila imam mengucapkan wa ladldlaalliin, maka ucapkanlah: Aamiin, dan apabila imam rukuk maka rukuklah kamu, dan apabila imam mengucapkan: samiallaahu liman hamidah, maka ucapkanlah: Allaahumma Rabbanaa lakal-hamd. [Ditakhrijkan oleh Muslim, I, Kitab ash-Shalah, No. 87/415] Hadits pertama menjelaskan bahwa imam shalat wajib diikuti oleh makmum dalam segala geraknya dan tidak boleh menyalahinya. Hadits kedua menjelaskan bahwa makmum tidak boleh mendahului imam dalam segala geraknya; dalam rukuk, takbir, dan seterusnya. Barangsiapa mendahului imam, maka ia berdosa, dan

Artinya: Setiap orang yang sah shalatnya, sah pula ia menjadi imam. [Mausuah Fiqh al-Islami. hal 492. Vol. 2] Gerakan makmum yang terlarang adalah apabila gerakan shalatnya menyelisihi gerakan imam seperti mendahului atau terlambat sebagaimana dijelaskan dalam Hadits kedua di atas. Perbuatan bapak yang tidak mengikuti duduk iftirasy imam bukanlah termasuk perbuatan demikian. Jadi shalat bapak dan jamaah lainnya di belakang imam yang berbeda dalam cara duduk tasyahud akhir pada shalat subuh tetap sah, insya Allah. Demikianlah jawaban dari kami. Semoga bermanfaat. Wallahualam bish-shawab.

Rubrik Tanya Jawab Agama Diasuh Divisi Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah
SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 1 - 15 OKTOBER 2013

15

TAFSIR AT-TANWIR

Pengingkaran Bani Israil terhadap Nikmat Allah dan Hukuman terhadap Mereka (1)
SURAT AL-BAQARAH AYAT 54 - 57
menyaksikannya. (56) Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati, supaya kamu bersyukur. (57) Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu manna dan salwa. Makanlah dari makanan yang baikbaik yang telah Kami berikan kepadamu. Dan tidaklah mereka menganiaya Kami, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. Pada ayat-ayat sebelumnya (Q.s. AlBaqarah [2]: 49-53) telah dijelaskan bagaimana Nabi Musa as diutus oleh Allah SwT untuk memimpin dan membebaskan Bani Israil dari Firaun dan tentaranya yang selama ini menyiksa dan memperbudak mereka, bahkan menyembelih setiap anak laki-laki mereka yang baru lahir. Bermacam mukjizat diperlihatkan oleh Allah melalui Nabi Musa dalam rangka upaya pembebasan Bani Israil dari perbudakan itu, salah satunya adalah terbelahnya laut Merah sehingga membentanglah jalan raya yang dapat dilalui oleh Bani Israil menyeberang ke Sinai dan laut itu kembali bertemu pada saat Firaun dan tentaranya sedang berada di tengah-tengahnya. Tapi sayang pertolongan Allah SwT yang sangat besar dan luar biasa itu cepat dilupakan oleh Bani Israil. Pada saat Nabi Musa dipanggil oleh Allah SwT ke Bukit Thursina untuk menerima kitab Taurat selama empat puluh malam, mereka segera melupakan Nabi Musa dengan ajaran tauhidnya, dan mengikuti ajakan As-Samiri untuk membuat patung anak sapi dari emas lalu menyembahnya. Bagi mereka, kepergian Musa empat puluh malam itu terlalu lama, mereka tidak sabar menunggu Kitab Suci yang akan dibawa oleh Musa, mereka mengumpulkan segala perhiasan emas dan mengolahnya menjadi sebuah patung anak sapi dan menyembahnya sebagai tuhan. Namun demikian Allah SwT masih memberi maaf kepada mereka, semoga mereka dapat menyadari betapa banyak nikmat Allah yang harus mereka syukuri. Menghadapi umat seperti itu, Nabi Musa diberi oleh Allah pegangan yaitu Kitab Suci Taurat dan sikap tegas membedakan mana yang hak dan batil, mana yang tauhid dan syirik. Dengan pedoman Kitab Suci dan kepemimpinan Nabi Musa, semoga Bani Israil kembali kepada petunjuk Tuhan. Kemudian pada ayat 54 ini Allah SwT menjelaskan bagaimana cara taubat yang harus dilalui oleh Bani Israil yang telah melakukan kesalahan yang sangat besar yaitu menjadikan patung anak sapi sebagai tuhan dan menyembahnya. Cara bertaubat yang sangat berat dan keras. Allah SwT berfirman:

(54) Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: Hai kaumku, sesungguhnya kamu telah menganiaya dirimu sendiri karena kamu telah menjadikan anak sapi (sembahanmu), maka bertaubatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu dan bunuhlah dirimu. Hal itu adalah lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yang menjadikan kamu; maka Allah akan menerima taubatmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (55) Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang, karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu

Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: Hai kaumku, sesungguhnya kamu telah menganiaya dirimu

Tafsir Tahlily ini disusun oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan naskah awal disusun oleh Prof. DR. H. Yunahar Ilyas. Lc., MAg

16

SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 26 ZULKAIDAH - 10 ZULHIJJAH 1434 H

TAFSIR AT-TANWIR
sendiri karena kamu telah menjadikan anak sapi (sembahanmu), maka bertaubatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu dan bunuhlah dirimu. Hal itu adalah lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yang menjadikan kamu; maka Allah akan menerima taubatmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (Q.s. Al-Baqarah [2]:54) Nabi Musa memerintahkan kepada Bani Israil untuk bertaubat kepada Allah SwT karena mereka telah mendlalimi diri mereka sendiri, yaitu dengan menjadikan anak sapi sebagai tuhan dan menyembahnya. Inilah kedlaliman dan sekaligus kebodohan yang sangat besar. Kedlaliman adalah meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya, dan kedlaliman yang sangat besar adalah apabila menempatkan makhluk dalam posisi yang sama dengan Khalik. Oleh sebab itu kemusyrikan adalah sebuah kedlaliman yang sangat besar sebagaimana yang ditegaskan oleh Allah melalui lisan Luqman tatkala beliau memberikan nasehat kepada anaknya. Allah SwT berfirman: ). Menurut Ibn Katsir, ( penyebutan kata il Briikum ) pada ayat ini menunjukkan betapa besarnya dosa yang telah mereka lakukan, yaitu mempersekutukan Allah yang telah menciptakan mereka dengan sebuah patung anak sapi. (Ibn Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, jilid I, hlm. 401). ) disebutkan tiga kali Kata bri ( dalam Al-Quran, dua kali dalam ayat ini (Q.s. 2: 54) dan satu lagi dalam surah AlHasyr [59] ayat 24. Tetapi di dalam surah Al-Hasyr diletakkan di tengah-tengah antara al-Khliq dan al-Mushawwir. Mari kita lihat ayat tersebut: ( tuhkan seorang yang mengukur apa dan berapa banyak yang dibutuhkan dari kayu, bata, luas tanah, jumlah bangunan serta panjang dan lebarnya. Ini dilakukan oleh seoran g insinyur yang kemudian membuat gambar dari bangunan yang dimaksud. Setelah itu, diperlukan buruh-buruh bangunan yang mengerjakannya, sehingga tercipta bangunan yang diukur tadi. Selanjutnya masih dibutuhkan lagi yang bisa memperhalus, memperindah bangunan itu, selain buruh bangunan tadi. Inilah yang biasa terjadi dalam membangun satu bangunan. Allah SwT dalam mencipta sesuatu, melakukan ketiganya, karena itu dia adalah al-Khliq, al-Bri dan al-Mushawwir. (M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, jilid 5, hlm. 21). Nabi Musa menyuruh mereka bertaubat dengan cara yang tidak biasa, yaitu membunuh diri sendiri. Jika dipahami secara harfiah, taubat dengan cara bunuh diri itu menimbulkan pertanyaan. Bukankah taubat dimaksudkan untuk memperbaiki diri dengan kembali ke jalan yang benar setelah menyadari dan menyesali kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan. Setelah meminta ampun kepada Allah SwT, seseorang yang sudah kembali ke jalan yang benar dianjurkan untuk memperbanyak perbuatan baik agar kesalahan-kesalahan masa lalunya tertutupi. Tentu tujuan memperbaiki diri itu tidak akan dapat diwujudkan kalau cara taubatnya dengan membunuh diri sendiri. Bagi yang memahaminya secara harfiah, tidak peduli dengan keberatan tersebut. Memang demikianlah cara taubat yang diperintahkan Allah untuk mereka. Jika memang benar-benar ingin bertaubat, cara apa pun yang diminta harus dilakukan, termasuk dengan membunuh diri sendiri. Membunuh diri berdasarkan perintah Allah sebagai cara untuk bertobat, tidak sama hukumnya dengan bunuh diri karena putus asa. Untuk yang terakhir ini pelakunya dinyatakan kafir dan kekal di dalam

Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai asmaaul Husna. bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q.s. Al-Hasyr [59]: 24) Al-Bri ( ) dari kata baraa) yaitu penciptaan. (Alal-bariyyah sama artinya dengan al-

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kedlaliman yang besar. (Q.s. Luqman [31]: 13) Kedlaliman itu akan merugikan mereka sendiri, dengan demikian berarti mereka secara tidak langsung telah mendlalimi diri mereka sendiri. Dalam ayat 54 surah Al-Baqarah itu disebutkan salah satu nama Allah, yaitu ). Bertobatlah kepada Tual-Bri ( han Yang Menjadikan kamu

khalqu (

Ashfahani, Mufradat, hlm. 38). Sesuai dengan kaidah apabila dua kata berkumpul maka dia berbeda, tetapi apabila berpisah dia sama, maka kata al-bri dalam ayat ini sama dengan al-khliqu. Lalu kalau berkumpul seperti dalam surah Al-Hasyr 24, apa beda antara al-khliq dan al-bri. Imam al-Ghazali, sebagaimana dikutip M Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah menjelaskan dengan sangat indah tiga sifat nama Allah yang disebut sekaligus dalam surah Al-Hasyr sebagai berikut: Seperti halnya bangunan, ia membu-

Tafsir Tahlily ini disusun oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan naskah awal disusun oleh Prof. DR. H. Yunahar Ilyas. Lc., MAg
SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 1 - 15 OKTOBER 2013

17

TAFSIR AT-TANWIR
neraka untuk selama-lamanya. Menurut Sayyid Quthub, dalam kitab tafsirnya yang terkenal F Zhill Al-Quran, jika tidak bisa diperingatkan lagi dengan kata-kata, harus dilakukan secara fisik. Inilah pendidikan yang keras untuk Bani Israil yang melakukan kemunkaran yang sangat besar, menyembah patung anak sapi sepeninggal Nabi mereka. (Sayyid Qutb, Fi Zhilal Al-Quran , jilid I, hlm. 71). Sebagian menafsirkan bahwa bunuh diri itu tidak dilaksanakan sendiri, tetapi mereka, semua yang terlibat dalam penyembahan patung anak sapi, saling membunuh satu sama lain. Sementara bagi yang keberatan taubat dengan cara membunuh diri sendiri seperti itu, baik langsung atau tidak langsung, karena bertentangan dengan prinsip umum taubat, yaitu memperbaiki diri dengan cara kembali ke jalan yang benar, mereka menafsirkan bahwa cara taubatnya adalah yang tetap setia dan patuh kepada Nabi Musa serta tidak terlibat penyembahan anak sapi membunuh saudaranya sendiri yang bersalah. Barulah kemudian Allah memaafkan dan menerima taubat mereka. Dalam syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw, taubat dengan bunuh diri itu tidak ada lagi. Inilah semacam keringanan (rukhshah) bagi umat Nabi akhir zaman ini. Salah satu dari rangkaian doa yang terdapat dalam surah Al-Baqarah [2]: 286 berisi permohonan supaya Allah SwT tidak memikulkan beban berat yang tidak sanggup kita pikul sebagaimana beban berat yang dipikulkan kepada umat sebelumnya. Baqarah [2]: 286) Walaupun tidak disebutkan beban berat mana yang dimaksud, tetapi sebagian mufasir memberi contoh beban berat itu adalah taubat dengan cara bunuh diri sebagaimana yang dijelaskan dalam ayat 54 yang sedang dibahas. Menurut Ibnu Katsir, mengutip riwayat Ibnu Ishaq, orang yang memisahkan diri dengan Harun dan tidak ikut menyembah anak sapi berjumlah tujuh puluh orang. Apakah yang selamat hanya yang tujuh puluh orang ini, sementara yang lain-lain mati semua? Menurut sebagian mufassir, setelah pertobatan dilaksanakan, Allah menerima taubat mereka, dan memerintahkan Musa untuk menghentikannya, sehingga sebagian yang masih hidup selamat dari kematian. Karena Nabi Musa akan kembali lagi ke Bukit Thursina, maka beliau membawa 70 orang yang tidak terlibat penyembahan patung anak sapi itu untuk pergi bersamanya ke bukit Thursina. Tapi sekali lagi sayang, sebagian dari yang tujuh puluh orang ini menyatakan tidak akan membenarkan ucapan Nabi Musa bahwa Taurat itu benar-benar Kitab yang difirmankan Allah dan didengar sendiri oleh Musa sebelum mereka dapat melihat Allah secara nyata. Allah SwT berfirman: ngan memberikan beberapa mukjizat kepada Nabi Musa dalam rangka membebaskan mereka dari cengkeraman Firaun, mulai dari tongkat menjadi ular sampai membelah lautan. Sekarang mereka meminta sesuatu yang tidak mungkin dipenuhi oleh Allah. Serta merta Allah kemudian memerintahkan halilintar untuk menyambar mereka. Menurut Muhammad Abduh dalam Tafsr Al-Manr, (M. Rashyid Ridha, Tafsr Al-Manr, jilid I, hlm. 321) permintaan Bani Israil untuk melihat Allah ini tidak ada hubungannya dengan penyembahan anak sapi. Penyebabnya adalah sifat dengki sebagian mereka atas yang lainnya. Sebagian mereka mengatakan, kenapa hanya Musa dan Harun saja yang mendapatkan firman Allah, sedangkan kita tidak. Mereka menyatakan bahwa nikmat Allah diberikan kepada bangsa Israil adalah lantaran Ibrahim dan Ishaq. Oleh sebab itu harus meliputi seluruh bangsa Israil, bukan hanya keluarga Musa dan Harun semata. Mereka mengatakan kepada Musa, engkau bukanlah lebih utama dari kami. Sehingga tidak berhak lebih tinggi dan memimpin kami tanpa keistimewaan. Kami tidak akan beriman dengan engkau sebelum kami juga dapat melihat Allah secara nyata. Lalu Nabi Musa membawa mereka ke suatu tempat yang ditentukan, lalu datanglah api menyambar mereka. Peristiwa itu disaksikan oleh kelompok lain yang tidak ikut menuntut hal yang sama. Cerita ini dikutip oleh Abduh dari Al-Kitab. Bagaimanapun persisnya terjadinya peristiwa itu, yang jelas Allah menyebutkan bahwa mereka yang menuntut hal yang mustahil itu dihukum oleh Allah. (Sayyid Qutb, Fi Zhill AlQuran, jilid I, hlm. 321). Bersambung

Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. (Q.s. Al-

Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang, karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya. (Q.s. Al-Baqarah [2]: 55) Mereka belum dapat meninggalkan cara berfikir materialismenya, belum dapat mempercayai segala sesuatu yang bersifat ghaib. Padahal sebelumnya Allah sudah memperlihatkan kekuasaan-Nya de-

Tafsir Tahlily ini disusun oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan naskah awal disusun oleh Prof. DR. H. Yunahar Ilyas. Lc., MAg

18

SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 26 ZULKAIDAH - 10 ZULHIJJAH 1434 H

SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 1 - 15 OKTOBER 2013

19

HADITS

HADITS

Kurban Seekor Kambing untuk Banyak Orang


Muammal Hamidy, Lc
dan umrah karena Allah. Kemudian jika kamu terkepung (terhalang oleh musuh atau karena sakit), maka (sembelihlah) dam yang mudah didapat, dan jangan kamu mencukur kepalamu (tahallul), sebelum dam itu sampai di tempat penyembelihannya (sampai disembelih) (Q.s. Al-Baqarah [2]: 196). Dam seperti itu berlaku juga bagi haji tamattu, qiran, dan karena beberapa pelanggaran lainnya. Sedang kurban sehubungan dengan Idul Adha, bukan dam, tetapi udhhiyah atau kurban, yang Rasulullah saw sendiri ketika menyembelih seekor kambing diatasnamakan untuk keluarga, bahkan untuk umatnya yang tidak bisa berkurban, seperti riwayat berikut ini:

Jabir bin Abdullah meriwayatkan, katanya: Kami memotong hewan bersama Rasulullah saw pada tahun (perdamaian) Hudaibiyah seekor unta untuk tujuh orang dan seekor sapi untuk tujuh orang. (HR. Jamaah). Penjelasan Hampir dalam semua kitab fiqih menyebutkan, bahwa kurban seekor kambing adalah untuk seorang, sedang unta dan sapi untuk tujuh orang. Dasarnya adalah peristiwa Hudaibiyah, bahwa Nabi saw memerintahkan demikian kepada para sahabat. Dan itu suatu kesepakatan semua ulama (ijma) (DR. Wahbah az-Zuhaili, al-Fiqhu wa Adillatuhu, juz III, hal. 611). Dasarnya adalah Hadits yang kita kutip di atas. Dari Hadits tersebut dipahami, bahwa seekor kambing hanya untuk seorang. Namun, perlu dimaklumi, bahwa pemotongan hewan di Hudaibiyah yang dimaksud adalah dam umrah ihshar. Yaitu, dam karena Nabi saw bersama rombongan umrah, gagal umrah, karena mendapat halangan dari kaum musyrikin Quraisy, yang berlanjut pada Sulhul Hudaibiyah (Perdamaian Hudaibiyah) itu. Sedang untuk jamaah haji maupun umrah yang terganggu oleh musuh, atau terhalang oleh sesuatu (muhshar), sehingga gagal menunaikan haji atau umrahnya, untuk bisa tahallul diharuskan memotong dam: Dan sempurnakanlah ibadah haji
20

Aisyah ra meriwayatkan, bahwa Rasulullah saw pernah menyuruh diantarkannya seekor gibas bertanduk. Lalu beliau baringkannya, kemudian disembelihnya, seraya berucap: Bismillah, Ya Allah, terimalah kurban ini dari Muhammad dan keluarga Muhammad serta dari ummat Muhammad, kemudian beliau berkurban dengan gibas tersebut (HR. Muslim). Dalam riwayat lain dikatakan:

Jabir bin Abdullah meriwayatkan, katanya: Aku hadir bersama Rasulullah saw dalam shalat Idul Adha di mushalla (lapangan), maka setelah beliau usai khutbah, beliau turun dari mimbar, dan dibawakan ke hadapan beliau seekor domba, lalu Rasulullah saw menyembelihnya dengan tangan beliau sendiri seraya berucap: Bismillah, Allah Akbar, ini dari Muhammad dan dari umatku yang tidak berkurban. (HR. Abu Daud). Kalau dua Hadits di atas menerangkan tentang filiyah Rasulullah saw perihal kurban beliau seekor diatasnamakan ummatnya, maka riwayat di bawah ini, secara de facto, bahwa kurban seekor kambing untuk beberapa orang itu sudah menjajdi kebiasaan di zaman Rasulullah saw :

Atha bin Yasar mengatakan: Aku

SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 26 ZULKAIDAH - 10 ZULHIJJAH 1434 H

HADITS
pernah bertanya kepada Abu Ayyub alAnshari perihal kurban di zaman Rasulullah saw, maka jawabnya: Adalah seorang berkurban dengan seekor domba atas nama dirinya dan seluruh anggota keluarganya. Mereka makan bersama juga memberikannya kepada orang lain. Begitulah hingga manusia gembira dan menjadilah (sunnah) seperti yang Anda lihat sekarang ini, (HR. Tirmidzi, katanya: Hadits ini hasan shahih). Atas dasar riwayat-riwayat tersebut, kelompok Mazhab Malik (malikiyah), kelompok Madzhab Syafii (syafiiyah), dan kelompok Mazhab Ahmad bin Hambal (hanabilah) berpendapat bahwa seekor sapi, seekor onta dan seekor kambing dapat diatasnamakan semua keluarga. Asy-Syaukani menegaskan: jumlahnya seratus orang atau lebih banyak lagi, seperti yang ditegaskannya oleh Sunnah Nabi saw, (Nailul Authar, III, hal. 486). Sehingga dengan dasar ini, kurban urunan, tanpa batas, baik untuk sapi maupun seekor kambing dapat dibenarkan. Seperti yang biasa dilakukan di sekolahsekolah Muhammadiyah dianjurkan kepada para murid urunan memotong hewan kurban, di samping untuk mendidik juga sah sebagai kurban, yang selanjutnya kita kenal dengan kurban kolektif. Wallahu alam!

Yang benar, bahwa seekor kambing itu dapat mencukupi untuk diatasnamakan keluarga rumah tangga sekalipun

UNTUK MEMPERLANCAR ADMINISTRASI DAN SISTIM PEMBAYARAN DIMOHON BAGI AGEN MAUPUN PELANGGAN LANGSUNG SUARA MUHAMMADIYAH MELAKUKAN PEMBAYARAN MAJALAH MELALUI TRANSFER KE REKENING SUARA MUHAMMADIYAH:

BNI Trikora Rek. No. 0030436020 BRI Katamso Rek. No. 0245.01.000264.30.7 BRI Cik Ditiro Rek. No. 0029.01.000537.30.6 Giro Pos Rek. No. 550 000200 1 BPD Rek. No. 001.111.000798 BNI Syariah Rek. No. 009.2196765 Bank Muamalat Rek. No. 531.0034115 Shar-E Rek. 902 69924 99 an. Drs. H Mulyadi Syariah Mandiri Rek. 7033456737

SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 1 - 15 OKTOBER 2013

21

DIRASAH ISLAMIYAH

AKTUALISASI SPIRITUALITAS ISLAM DALAM KEHIDUPAN MAJEMUK


Prof DR Dadang Kahmad
piritualitas umumnya digunakan untuk menggambarkan suatu dimensi kehidupan dalam yang berhubungan dengan realitas transenden (Tuhan) dan agama. Makna spiritualitas tersebut harus dibedakan dengan spiritualitas sekuler. Dalam Islam, dimensi spiritualitas bukan sesuatu yang asing. Sebab, seluruh kehidupan dalam Islam selalu dihubungkan dengan Tuhan. Mulai dari bangun tidur, masuk kamar mandi, mengambil duri di jalan, belajar, bekerja, hingga tidur kembali merupakan rangkaian ibadah kepada Allah. Bacaan Bismillahirrahmanirrahim dalam setiap memulai aktivitas kehidupan dan Alhamdulillahirabbilalamin dalam setiap mengakhiri aktivitas, menunjukkan bahwa dimensi spiritualitas dalam Islam sangat penting. Gagasan sentral dari spiritualitas Islam ini adalah ihsan, yaitu menjalankan amal (ibadah) dengan keyakinan penuh bahwa Tuhan selalu hadir mengawasi (an tabud Allah kaannaka tarahu fa in lam tarahu fa innahu yaraka). Dalam kepercayaan Islam, Tuhan itu diyakini Maha Dekat dan Maha Hadir serta selalu mengawasi (Q.s. Al-Baqarah [2]: 286). Allah berada di mana-mana (Q.s. Al-Hadid [57]: 4). Ke mana pun menghadap di sanalah wajah Tuhan (Q.s. Al-Baqarah [2]: 183). Allah lebih dekat daripada urat leher dan mengetahui apa yang dibisikkan dalam hati (Q.s. Qaf [50]: 16). Ringkasnya, Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi. Tidak ada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah yang keempatnya; dan tidak dari lima orang, melainkan Dia-lah yang keenamnya; dan tidak (pula) yang sedikit dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada
22

bersama mereka di mana pun mereka berada (Q.s. Al-Mujadilah [58]: 7). Pandangan spiritualitas di atas, memberikan implikasi yang lebih jauh bagi kehidupan seorang Muslim, yaitu keharusan mutlak untuk menciptakan kehidupan yang selaras dengan kehendak Tuhan. Dalam sejarah, model ideal kehidupan tersebut telah dipraktikkan dan diteladankan oleh Rasulullah saw dan para Nabi. Dua hal yang sangat esensial dalam menciptakan kehidupan yang selaras dengan kehendak Tuhan sebagaimana diteladankan oleh Rasul dan para Nabi-Nya adalah hidup benar dan penuh belas kasih. Benar artinya sejalan dengan norma-norma dasar agama dan nilai-nilai universal, baik yang bersumber dari wahyu, maupun yang lahir dari rahim peradaban manusia yang luhur. Sedang penuh kasih adalah spiritualitas yang lebih mengedepankan cinta kasih, kedamaian, dan keramahan. Spiritualitas pertama (menjadi benar) merupakan manifestasi dan meneladani segala sifat (atribut) yang berhubungan dengan al-Haq (Kemahabenaran Tuhan). Sedang spiritualitas yang kedua (penuh kasih) merupakan manifestasi dan meneladani segala sifat yang berhubungan dengan al-Rahman-al-Rahim (Kemahapengasihan Tuhan). Pertanyaannya adalah, bagaimana spiritualitas Islam tersebut diaktualisasikan dalam konteks kemajemukan hidup bermasyarakat dan beragama sekarang ini. Kehendak menjadi benar dan menjadi penuh kasih adalah nilai fundamental terpenting, tidak hanya dalam agama-agama, tetapi juga dalam spiritualitas dan etika peradaban. Dalam perspektif ini, masyarakat yang baik (good society) adalah masya-

rakat yang memiliki kehendak menjadi benar, sekaligus penuh kasih. Namun, dalam kenyataannya, terutama menghadapi kompleksitas kemajemukan hidup bermasyarakat dan beragama, kedua nilai fundamental tersebut, terkadang sulit dipertemukan. Menjadi benar dan menjadi penuh kasih seolah merupakan pilihan yang terpisah. Memilih menjadi benar atau memilih menjadi penuh kasih. Kenyataan inilah barangkali yang dikeluhkan oleh banyak orang yang prihatin dengan keadaan dunia sekarang yang penuh dengan konflik. Dalam Islam, kasih (cinta, damai, dan keramahan) adalah ajaran spiritualitas paling fundamental melebihi ajaran-ajaran yang lainnya, termasuk keadilan dan kebenaran. Keimanan Islam meyakini bahwa Allah adalah Tuhan yang Maha Benar. Allah juga adalah Tuhan Maha Adil dan Maha Kasih. Namun, Allah lebih mengedepankan kasih-Nya daripada keadilan-Nya. Seandainya Allah menanggapi segala perbuatan manusia dengan keadilan-Nya, maka niscaya banyak manusia yang sudah mendapat hukuman karena perbuatannya. Tetapi, Allah lebih mendahulukan kasih-Nya, sehingga seluruh manusia, termasuk orang jahat sekalipun masih tetap dapat menikmati berbagai karunia dan terbuka untuk menerima ampunan-Nya. Allah sendiri menyatakan bahwa kasih (rahmat)Nya meliputi segala sesuatu (Q.s. Al-Araf [7]: 156). Tidak hanya itu, Allah juga telah mewajibkan atas Diri-Nya kasih sayang (Q.s. Al-Anam [6]: 54, 12). Inilah janji Allah sebagai kemurahan-Nya untuk melimpahkan rahmat kasih sayang-Nya kepada seluruh makhluk-Nya. Konsekuensinya adalah bahwa setiap Muslim harus memi-

SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 26 ZULKAIDAH - 10 ZULHIJJAH 1434 H

DIRASAH ISLAMIYAH
liki kewajiban untuk meneladani sifat penuh kasih (cinta, damai, dan keramahan) Allah tersebut dalam segala relasi dan interaksinya, baik dengan sesama manusia maupun dengan lingkungan ekologinya. Tidak boleh atasnama kebenaran atau keadilan sekalipun, merusak nilai penuh kasih tersebut. Kebenaran dan keadilan tidak boleh ditegakkan atas dasar amarah, kebencian, dan kedengkian. Para sufi Islam meyakini bahwa substansi dasar dari eksistensi kosmis (alam semesta) adalah Nafas dari Yang Pengasih. Ini artinya bahwa akar keberadaan kita dan dunia adalah kasih sayang. Semuanya muncul dari rahim Kemurahan dan Kasih Sayang Tuhan. Karena itu, kebenaran (menjadi benar) tidak boleh melahirkan keangkuhan dan egoisme. Apalagi rasa amarah, kebencian, kedengkian, serta terlebih lagi, memberikan pembenaran atas perilaku teror, telenges, dan pembunuhan. Dalam Islam, setiap Muslim diperintahkan untuk membaca takbirat al-ihrom dan bersujud, menundukkan kepala dalam shalat. Perintah ini merupakan ajaran kerendahan hati dan kepasrahan bahwa tidak ada yang patut untuk diangkuhkan. Begitu juga dengan ajaran zakat (penyucian) dan shaum (menahan diri). Setiap Muslim diharuskan memberikan sebagian kekayaannya kepada kaum miskin untuk membersihkan mereka dari sisa keegoisan hati. Sementara shaum memberikan pelatihan ruhani agar dapat memadamkan nafsu, amarah, kebencian, kedengkian, dan keegoisan. Jadi, penuh kasih (cinta, damai dan keramahan), bukan saja merupakan esensi spiritualitas Islam, tetapi juga merupakan substansi dari eksistensi kosmis. Pandangan ini meneguhkan bahwa hidup yang berkualitas adalah hidup yang sejalan dengan spiritualitas dan kosmis itu sendiri, yaitu hidup dalam kualitas penuh kasih. Kebenaran dan keadilan, sekali lagi, harus ditegakkan dalam bingkai penuh kasih (cinta, damai, dan keramahan). Bingkai penuh kasih tadi dapat dirujuk pada spirit kenabian, yakni bahwa seseorang tidaklah beriman sehingga ia mencintai saudaranya, sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. Namun, penting untuk dicatat di sini bahwa bingkai penuh kasih bukan berarti membenarkan yang salah atau mendukung sikap permissive (serba membolehkan, atau mudah memaafkan segala kesalahan). Hidup selaras dengan kehendak Allah dalam konteks masyarakat multikultur, tidak akan dapat berjalan secara maksimal dengan menempatkan diri secara eksklusif. Hidup selaras dengan kehendak Allah, diperlukan kerjasama lintas komunitas peradaban. Semua itu diarahkan untuk menemukan kehendak Allah tersebut (memformulasikannya dalam berbagai perspektif), lalu bergerak bersama untuk mewujudkannya. Inilah spiritualitas Islam dalam kemajemukan. Dalam ungkapan lain, hidup selaras dengan kehendak Allah adalah hidup selaras dengan seluruh ciptaan-Nya, termasuk masyarakat dengan segala keanekaragamannya. Hidup selaras dalam hal ini adalah bersama-sama menjaga seluruh bentuk kehidupan keberagamaan dan kemanusiaan. Membangun etos dialog dan fastabiq al-khairat. Konsekuensi lebih jauh dari semua di atas adalah keharusan melakukan dialog antarkomunitas dan peradaban, serta keharusan untuk berkompetisi dalam kebaikan. Aktualisasi penuh kasih dalam konteks kemajemukan hidup bermasyarakat dan beragama adalah membangun dialog secara arif-konstruktif dan transformatif. Suatu dialog yang membangun saling kesepemahaman, terbuka, saling memberi dan menerima, bukan dialog yang saling menundukkan dan meniadakan. Al-Quran menyebutnya sebagai mujadalat billati hiya ahsan (Q.s. AlAnkabut [29]: 46). Dalam hal ini, asumsi yang harus dibangun adalah bahwa dalam setiap kegelapan malam, selalu ada bintang yang bercahaya. Artinya, seburuk apa pun mitra dialog, maka harus diakui ada nilai kebaikan di dalamnya. Intinya, tidak ada kesempurnaan dalam hidup. Karena itu, dalam membangun etos dialog ini prinsip yang terpenting adalah semua komunitas perlu menjadi semacam samudra lautan yang menampung segala bentuk arus air (ide, pikiran, gagasan) yang masuk, tanpa merubah fitrah lautan itu, dan yang terpenting tetap memberikan manfaat kepada siapa pun yang memanfaatkannya. Selain itu, aktualisasi penuh kasih dalam konteks kemajemukan hidup bermasyarakat dan beragama yang juga penting adalah membangun etos kompetisi dalam kebaikan atau fastabiq al-khairat (Q.s. Al-Baqarah [2]: 148; Al-Maidah [5]: 48), bukan kompetisi dalam fanatisme buta. Dengan demikian, kehendak menjadi benar, sekali lagi, bukan suatu hal yang buruk. Ia adalah nilai keutamaan fundamental yang sangat penting. Namun, kehendak menjadi benar, tidak boleh mengabaikan nilai fundamental keutamaan lainnya, yaitu penuh kasih (cinta, damai dan keramahan). Keduanya merupakan esensi spiritualitas agama-agama yang harus menjadi pilar kebangsaan dan peradaban, terutama dalam realitas kompleksitas kemajemukan masyarakat dan agama. Dalam Islam, menjadi benar dan penuh kasih adalah pencapaian transendentalitas dan spiritualitas tertinggi. Dalam aktualisasinya, spiritualitas penuh kasih ini, membutuhkan internalisasi terus-menerus, lalu eksternalisasi dalam bentuk sikap etis, yaitu pengakuan atau berbagai komunitas, perlakuan setara, sikap toleran saling menghormati, kerjasama dan pertemanan, serta dialog yang terbuka dan kompetisi dalam kebaikan. Selanjutnya, spiritualitas penuh kasih tersebut perlu diobjektivasikan atau dilembagakan, baik dalam produk-produk hukum maupun dalam aktivitas sosialnya. Seluruhnya harus dilakukan terus-menerus sehingga dapat memperluas lingkaran konsentris penuh kasih dari mulai keluarga, masyarakat, negara, dan dunia. Lingkaran konsentris penuh kasih inilah yang menjadi spiritualitas Islam paling puncak, yaitu terciptanya rahmat bagi semesta (rahman li al-alamin). Prof DR Dadang Kahmad, Ketua PP Muhammadiyah
23

SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 1 - 15 OKTOBER 2013

24

SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 26 ZULKAIDAH - 10 ZULHIJJAH 1434 H

SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 1 - 15 OKTOBER 2013

25

KALAM

HADITS

MUHAMMADIYAH DAN KESANTUNAN


M Muchlas Abror

ITA sedang berada dalam bulan Dzulhijjah. Kita, umat Islam, kembali akan merayakan Idul Adha tanggal 10 Dzulhijjah. Kita, pada pagi hari itu, shalat Id berjamaah di tanah lapang diteruskan mendengarkan khutbah. Selain itu, kita menyemarakkannya dengan mengikuti As-Sunnah, yakni berkurban sapi/ kambing yang disembelih pada hari itu atau tiga hari berikutnya. Dagingya kemudian dibagi-bagikan kepada mereka yang berhak menerimanya, terutama kaum fakir miskin dan dhuafa. Khusus bagi kita, keluarga besar Muhammadiyah, bulan Dzulhijjah mempunyai arti tersendiri, yakni bulan kelahiran Muhammadiyah. Pada bulan Dzulhijjah 1434 H ini, Muhammadiyah genap berusia 104 tahun. Sebab, KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H bertepatan tanggal 18 Nopember 1912 M. Muhammadiyah, telah berusia satu abad lebih, baik menurut Kalender Hijriyah maupun Kalender Miladiyah. Gerakan Islam, Dakwah dan Tajdid ini hingga sekarang tetap hadir, aktif berkiprah, dan membawa berbagai macam kebaikan serta kemanfaatan yang berguna bagi agama, nusa, dan bangsa. Muhammadiyah akan terus berlanjut mengisi kemerdekaan secara konsisten yang memang menjadi salah satu watak dasarnya. Untuk itu Muhammadiyah harus terus memberi keteladanan yang baik di negeri ini. Satu di antaranya dalam hal kesantunan. Para pemimpin Muhammadiyah secara umum memiliki kesantunan dan ini merupakan salah satu modal dalam memberi keteladanan. Berikut ini sekadar beberapa contoh. KH Ahmad Dahlan pemrakarsa, pendiri, dan pemimpin pertama Muhammadiyah sampai akhir hayat adalah manusia bepribadi santun. Beliau sangat peramah, pengasih, baik budi bahasa dan perilakunya, ikhlas, dan menghormati orang lain. Banyak orang yang tertarik kepada pribadi beliau yang santun itu. Dalam Muhammadiyah ada dua Mansur yang terkenal. Pertama, Mansur di Timur dari Surabaya ialah KH Mas Mansur. Kedua, Mansur di Barat dari Minangkabau (Sumatera Barat), ialah Buya Ahmad Rasyid (AR) Sutan Mansur. Keduanya sama-sama pernah bertemu dengan KH Ahmad Dahlan dan terpesona kepada pribadi beliau kemudian lalu masuk dan berjuang melalui Muhammadiyah. Mereka sama-sama tokoh, masing-masing pernah menduduki jabatan puncak menjadi Ketua PP Muhammadiyah. Mereka dikenal luas dan pada masanya masing-masing banyak memberi arah kepada alam pikiran Muhammadiyah. Sebagai seorang pedagang batik, KH Ahmad Dahlan dalam perjalanan dagangnya ke berbagai kota di Jawa sering meluangkan waktu untuk bertemu dengan ulama setempat. Tentu di antara mereka ada yang sependapat dan ada pula yang berbeda. Semua itu diterima dengan jiwa lapang. Setelah Boedi Oetomo berdiri, 20 Mei 1908, beliau tahun 1909 silaturrahim ke rumah dokter Wahidin Sudirohusodo, seorang tokoh Boedi Oetomo, tinggal di Ketandan, Yogyakarta. Dalam silaturrahim yang dilakukan secara santun itu, beliau menanyakan beberapa hal penting tentang Boedi Oetomo dan tujuannya. Beliau tertarik bahkan ingin menjadi anggota. Tentu keinginan beliau disambut baik oleh Boedi Oetomo dan berharap kepada beliau untuk duduk dalam pengurus. Keikutsertaan beliau di Boedi Oetomo bermanfaat ganda. Pertama, beliau dapat belajar organisasi; kedua, beliau dapat berdakwah sesuai dengan pang-

gilan jiwanya. Contoh lain, di Surabaya (Jawa Timur), ada dua orang yang bersahabat secara santun. Mereka ialah KH Mas Mansur (tokoh Muhammadiyah) dan dokter Sutomo (tokoh Boedi Oetomo). Mereka pertama kali bertemu dan berkenalan tahun 1923. Dengan ikhlas Sutomo berkata kepada Mansur dalam awal perjumpaannya itu, Baru inilah saya bertemu dengan seorang sahabat yang dapat diajak berunding tentang soal-soal penting. Demikian Soebagijo I.N. menulis dalam bukunya KH Mas Mansur Pembaharu Islam di Indonesia. Setelah itu, tentulah mereka sering bertemu untuk berdiskusi dalam berbagai persoalan. Terkadang mereka berdiskusi sampai larut malam. Meskipun adakalanya tidak ada kesesuaian paham, namun hal itu tidak menyebabkan persahabatan mereka menjadi renggang. Bahkan sebaliknya, antara kedua insan itu saling mengisi. Dengan senang hati dokter Sutomo dapat memenuhi ajakan Mas Mansur untuk membantu Muhammadiyah. Sejak tahun 1925, ia diangkat menjadi penasehat medis dan salah seorang dokter di poliklinik Muhammadiyah. Pada masa kepemimpinan KH Abdurrazaq (AR) Fachruddin yang santun. Beliau biasa disapa Pak AR, demikian panggilan akrabnya. Tidak mudah, ringan bahkan berat memimpin Muhammadiyah di zaman Orde Baru. Muhammadiyah harus berhati-hati betul dalam setiap mengambil kebijakan. Salah dalam menetapkan kebijakan, Muhammadiyah bisa terjungkal. Pada era itu, setiap pegawai negeri harus menjadi anggota Korpri dan mereka tidak boleh merangkap dengan organisasi lain, kecuali dengan Golkar. Dengan kesantunannya, Pak AR dalam kunjungan ke berbagai wilayah dan daerah meluangkan waktu untuk bersilaturrahim kepada pejabat tinggi pemerintahan pada tingkatnya. Ketika silaturrahim kepada Gubernur, Pangdam, dan atau Kapolda, misalnya, beliau mengajak Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM). Beliau menjelaskan apa siapa Muhammadiyah, menghilangkan kesalahpahaman, meningkatkan hubungan dan kerjasama. Selain itu, beliau berharap bagi kelancaran gerak aktivitas Muhammadiyah, menitipkan kepada mereka untuk memberi bimbingan dan arahan kepada Muhammadiyah setempat. Bila salah atau keliru hendaklah ditegur secara arif, tapi jika pantas dibantu, maka bantulah! Suatu waktu saya pernah diajak Pak AR untuk menemani beliau antara lain berkunjung ke Kendari, Sulawesi Tenggara. Ketika silaturahim kepada Gubernur Sultra, Ir H Alala, Pak AR ya menjelaskan pokokpokok yang telah saya sebutkan itu. Pada waktu lain, Pak AR mengajak saya untuk menemaninya bersilaturrahim kepada KH Ali Maksum (pernah menjadi Rais Am Syuriah NU) di rumahnya, Pondok Krapyak, Sewon, Bantul. Ketika itu, KH Ali Maksum sedang sakit sehingga kami diterima di kamar tidur beliau. Dengan santun, Pak AR dalam kunjungan silaturahim itu menggembirakan beliau dan mendoakan semoga beliau lekas sembuh dari sakitnya. Kini kedua beliau telah tiada. Semoga ibadah dan amal shalih mereka diterima Allah dan kesalahan mereka diampuni-Nya. Amin. Nah, Muhammadiyah harus tetap dapat menjaga kesantunan di mana pun dan kapan pun. Sehingga Muhammadiyah tetap dapat sambutan baik ke dalam dan ke luar.

26

SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 26 ZULKAIDAH - 10 ZULHIJJAH 1434 H

PEDOMAN

Memperluas Ruang Silaturahim Bangsa


Prof Dr Dien Syamsuddin

llah SwT telah menjadikan manusia besuku-suku dan berbangsa-bangsa agar saling kenal-mengenal dan saling tolong-menolong dalam tali kasih sayang kemanusiaan dan tali persaudaraan kemanusiaan. Dengan demikian kehidupan bersama kita pun dapat berlangsung secara damai, utuh dan penuh harmoni. Dengan tali kasih sayang kemanusiaan dan tali persaudaraan kemanusiaan ini kita menjadi mudah bertemu, berdialog dan berbagi pengalaman hidup. Semua ini akan memperkaya jiwa, memperluas kesadaran kita dan memperlentur sikap-sikap kita ketika menghadapi masalah bersama. Dengan demikian, kita menjadi lebih mudah untuk menyelesaikan segala macam persoalan yang timbul di tengah kehidupan bersama, dalam konteks kehidupan kebangsaan kita, Bangsa Indonesia. Pada hakikatnya, kehidupan berbangsa dan berkemanusiaan kita tidak pernah berada pada posisi hampa persoalan. Memasuki millenium kedua manusia di bumi atau memasuki abad kedua Muhammadiyah yang kita hadapi justru sebaliknya. Dunia dan Indonesia justru makin padat dengan persoalan, dengan tingkat kerumitan masalah yang tinggi dan dengan kegawatan risiko yang tidak main-main. Masalah paling gawat adalah munculnya matarantai disintegrasi kemanusiaan yang nyaris menyeluruh yang membuat hidup kita nyaris berkeping-keping atau terserak-serak menjadi serpihan kepentingan. Tali kasih sayang kemanusiaan dan tali persaudaraan kemanusiaan kita nyaris putus di sana sini. Akibatnya, kita cenderung tidak mengenal lagi orang lain. Bahkan akhir-akhir ini kita cenderung tidak lagi mengenali diri kita sendiri, sebagai manusia. Manusia yang memiliki potensi membangun peradaban, juga potensi untuk menghancurkan peradaban. Dalam bahasa AlQuran, manusia sebagai ahsani taqwin (sebaik-baiknya konstruksi makhluk Tuhan) hampir tidak kita kenali. Yang justru sering hadir dalam kenayataan dan hadir dalam penampakan visual dan virtual adalah potensi buruk manusia yang dalam bahasa Al-Quran disebut sebagai asfala safilin (paling rendah di bawah batas terendah dari posisi terburuk kehadiran kemanusiaan kita). Fakta-fakta asfala safilinnya manusia cenderung lebih menonjol dan menghentak kesadaran kita dibanding dengan fakta-fakta ahsani taqwim kita. Dalam kondisi yang demikian, agama sangat diharapkan hadir dan tampil berfungsi sebagai alat untuk memecahkan masalah. Dalam kenyataannya, seringkali kita melihat agama jusru mengalami disfungsi di tengah kehidupan bersama kita. Pada saat Kiai Haji Ahmad Dahlan dulu akan memulai gerakan

Muhammadiyah, beliau juga menyaksikan bagaimana agama telah mengalami disfungsi justru di tengah kehidupan bangsa dan rakyat Nusantara yang terjajah. Oleh karena itu Kiai Dahlan mendirikan Muhammadiyah sebagai upaya yang sekarang dapat disebut sebagai ikhtiar refungsionalisasi agama di tengah kehidupan masyarakat dan bangsa. Agama difungsikan kembali menjadi alat pembangun jiwa manusia agar manusia mau dan mampu menolong orang lain. Maka pilihannya adalah, Kiai Dahlan menjadikan Muhammadiyah sebagai gerakan kebudayaan dan gerakan membangun peradaban yang pilarnya adalah pendidikan, kesehatan, penyantunan sosial, dan seni budaya fungsional. Sejarah kemudian mencatat bagaimana Kiai Dahlan bersama para sahabatnya mulai mendirikan sekolah, rumah sakit, rumah miskin, panti asuhan anak yatim, balai pelatihan tenaga kerja, kelompok diskusi (pengajian dialogis dan pengajian interaktif), pendidikan kepanduan, mendorong tumbuhnya grup musik, seni rupa khususnya seni poster, drum band, seni beladiri, sepakbola, sandiwara dan sebagainya. Kongres atau yang kemudian menjadi Muktamar sebagai ajang pelaporan dan penampilan dari semua potensi yang telah digarap oleh Muhammadiyah. Para penggerak Muhammadiyah dan para ulama Muhammadiyah dulu telah memiliki visi bahwa bersenibudaya dan berolahraga merupakan kewajiban kifayah. Kewajiban yang harus dilakukan untuk menutup kebutuhan dan tuntutan masyarakat, umat dan bangsa. Salah satunya adalah kebutuhan dan tuntutan masyarakat, umat dan bangsa agar seni budaya dan olahraga dapat menjadi bagian dari kegiatan yang memfungsikan agama sebagai penyelesai masalah. Dan kita semua telah tahu bahwa masalah paling gawat sekarang ini adalah munculnya matarantai disintegrasi kemanusiaan dari skala makro sampai skala mikro. Pada hakikatnya kegiatan seni budaya dan olah raga berporos pada nilai-nilai utama kehidupan manusia yang dapat mengutuhkan kembali kemanusiaan kita. Nilai kasih sayang, nilai kebersamaan, nilai sportivitas, nilai persaudaraan, nilai ketulusan, nilai keindahan, nilai spiritual semua dapat dipersegar dan difungsikan dalam kehidupan lewat kegiatan seni budaya dan olahraga. Dalam konteks inilah sebuah pameran seni rupa dapat menjadi sangat bermakna. Bermakna sebagai upaya untuk memperjuangkan, menjaga dan memperluas ruang silaturahim bangsa yang sekarang cenderung makin menyempit ini. Dengan berkaca, membaca dan menggali makna di balik karya seni rupa adiluhung kita utuhkan kembali kemanusiaan kita dan kita perluas kembali ruang silaturahim bangsa.
SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 1 - 15 OKTOBER 2013

27

DIALOG Prof DR Sjafri Sairin:

BUDAYA ABU-ABU
Miss World akhirnya betul-betul terjadi di Indonesia, walau harus diusung secara keseluruhan di Bali yang kondusif terhadap penyelenggaraan Lomba Kecantikan tingkat dunia ini. Ada yang protes dan ada pula yang mendukung, itulah bagian dari Dialog Budaya. Tentu secara langsung dan tidak langsung juga memengaruhi penyelenggaraan Miss World sendiri.
ntuk membahas masalah ini, Lutfi Effendi dari Suara Muhammadiyah mewawancarai Prof DR Sjafri Sairin yang juga Guru Besar Antropologi Budaya dan juga anggota Majelis Dikti PP Muhammadiyah. Pemaparan Prof Sjafri tergambar dalam dialog sebagai berikut: Meskipun Miss World telah diprotes di mana-mana, termasuk di Indonesia, kenapa tetap saja terus berlangsung? Apa saja yang dilakukan terpaut dengan menyangkut penilaian nilai-nilai budaya, selalu saja ada yang protes tetapi selalu ada yang mendukung. Di mana saja itu. Dan yang menarik fenomena Indonesia, dia menolak Miss World tetapi kalau Pemilihan Abang dan None Jakarta dan yang sejenis tidak apaapa. Padahal kan intinya sama memamerkan orang. Padahal secara Syari jika konsisten, memamerkan perempuan itu di dalam Islam dilarang. Persoalannya kalau boleh memamerkan orang, apa persyaratannya kalau memang itu dianggap mubah atau boleh itu. Misalnya saja persyaratannya, menurut menteri-menteri yang saya dengar itu, selama mendukung budaya dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Tetapi bangsa Indonesia yang mana? Kalau kita ke Papua, kalau kita ke Bali, apakah ini nilai universal budaya bangsa? Katakanlah diwakili oleh mayoritas Muslim. Kalau itu yang terjadi, nilai-nilai luhur itu menurut pandangan orang Islam. Tetapi Islam yang mana? Islam yang santri atau tidak. Yang santri tentu tidak boleh yang namanya pamer-pamer itu. Pertanyaan lebih jauh, kan selama ini Indonesia tidak mensupport itu. Tetapi tiba-tiba kok malah digelar di Indonesia. Sebetulnya apa yang terjadi di dalam ideologi kenegaraan kita itu. Motivasi apa yang terjadi di dalamnya. Apakah memang ada power dari orang-orang yang punya otoritas politik itu begitu kuatnya, sehingga dia bisa membuat redanya persoalan ini. Dan
28

BUDAYA INDONESIA ITU

itu memang strategi yang dibuat. Dibuat di Bali yang memang orang relatif menerima yang seperti itu. Dipindahkan dari Jakarta dan Bogor. Nah kalau di Jakarta mungkin banyak yang menolak dan tidak setuju lalu demonstrasi dan sebagainya, walaupun Jakarta itu kota multi kultural tetapi orang yang anti pada Miss World itu kan juga banyak. Dan yang terjadi di Bali pun sudah disesuaikan dengan kultur Indonesia. Apakah Penyesuaian itu bukan karena adanya protes penolakan yang selama ini berlangsung? Ya! Saya rasa ini kemenangan moralitas bangsa Indonesia, bahwa mereka tidak suka menerima orang yang pakai bikini. Protes itu diikuti oleh panitia. Kan bagus juga kan. Jadi kalau demikian, kualitasnya menjadi sama dengan Pemilihan Abang dan None Jakarta itu. Ini bukan soal setuju atau tidak, masih banyak persoalan yang bisa dibicarakan selain Miss-miss itu yang lebih bermanfaat bagi lingkungan kita. Saya hanya membandingkan, kita harus jernih dalam menilai itu. Kalau pemilihan Abang dan None itu pariwisata, Miss World ini juga untuk pariwisata. Cuma kalau Abang dan None khusus Jakarta, tetapi kalau Miss World ini

SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 26 ZULKAIDAH - 10 ZULHIJJAH 1434 H

DIALOG
yang datang bule-bule dan perempuan lain dari penjuru dunia. Saya melihat mereka berpakaian tradisional Indonesia baik juga, pakaian Dayak, pakaian Melayu, pakaian Minang, pakaian Indonesia Timur. Mereka berpakaian tertutup. Nggak tahu saya, apa yang terjadi kemudian. Kalau kita lihat bahwa tidak hanya kecantikan yang ditonjolkan, tetapi juga kecerdasan, intelektualitas, keluasan wawasan. Saya kira itu bagus sekali. Tetapi ada juga yang mengatakan penilaian Miss World itu bias lelaki. Misalnya saja tentang potongan dan ukuran tubuhnya juga ikut dinilai? Ya mungkin saja. Tetapi pemilihan yang seperti ini juga ada yang bias wanita. Pemilihan Binaragawan misalnya yang memperlihatkan otot-ototnya dan hanya memakai cawat saja. Mempertontonkan yang demikian boleh nggak. Kan nggak ada yang protes. Ada disini tidak jernih kita melihat persoalan. Kenapa penampilan yang begini tidak diprotes. Demikian pula dengan kostum sepakbola yang bercelana pendek, kenapa hal yang demikian tidak diprotes? Kalau kita mempertanyakan menjadi sesuatu yang sulit kita menjawabnya. Dalam bersikap ini, kita harus bersikap adillah. Kalau saya sendiri, ada atau tidak ada Miss World nggak peduli selama tidak membuat kerusakan atau kekacauan dalam masyarakat. Bukankah ini juga akan memengaruhi standar kecantikan sebagaimana yang terjadi di Afrika, yang tadinya cantik itu gemuk kemudian berubah seperti kriteria yang dimiliki Miss World? Cantik itu kultural. Tidak bisa kita mengatakan orang Barat itu cantik, lalu orang kita tidak cantik. Nggak bisa itu, itu kultural. Kalau mau melihat cantik orang Afrika, lihat Ratu salah satu suku di Afrika mukanya ditusuk dengan sebangsa tumbuh-tumbuhan. Jadi tumbuh seperti jerawat kecil, bintul-bintul tetapi tertata rapi. Lha itu cantik. Padahal kita tidak, yang cantik itu pipinya licin. Ini tidak, pipinya bintul-bintul. Kalau lihat ganteng, lihatlah orang amazon dikasih kayu dekat bibirnya. Lihat pula orang Burma (suku Keren) yang lehernya panjang dikasih gelang. Jadi cantik itu sangat relatif. Nggak bisa kita sama ratakan. Karena itu sebetulnya kalau yuri itu hanya dari orang modern di luar masyarakat etnik, saya rasa yang namanya cantik itu mesti Eropa. Tetapi kenapa dulu itu ada Miss World itu dari India, karena orang India itu adalah orang Semitis yang dekat dengan orang Eropa. Nanti yang jadi Miss World ya sesuai kriteria mereka. Tetapi nampaknya di Indonesia kriterianya sudah disesuaikan, kriteria pakaiannya sopan. Adakah Miss World ini pengaruhnya untuk Indonesia? Karena Miss World ini milik dunia, mungkin dapat memperkenalkan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Kan itu, karena dicover oleh media di seluruh dunia maka tahulah orang itu Bali bagian dari Indonesia. Tetapi saya juga tidak yakin pariwisata akan datang lebih banyak ke Indonesia karena adanya Miss World ini. Karena ini juga masih tergantung dengan situasai keamanan di Indonesia. Ngapain orang datang payah-payah ke tempat yang tidak aman. Kalau pengaruhnya terhadap budaya Indonesia? Saya rasa tidak ada pengaruhnya terhadap kebudayaan orang Indonesia, karena hanya berlangsung beberapa hari dan tidak semua orang nonton. Nggak semua orang nonton, itu kan canel khusus. Dan itu tidak bisa diakses oleh TV biasa, oleh rakyat biasa. Nggak ada pengaruhnya, sama itu dengan datangnya penyanyi dari Barat. Apa pengaruhnya pada kita? Pengaruh yang terjadi terhadap perseorangan pun karena sudah terjadi sebelumnya, sejak dulu sebelum penyanyi itu datang, sebelum Miss World ini digelar. Budaya itu tidak dalam level instan. Orang menjadi nilai itu tidak karena instan. Lalu taruhlah apanya yang mau ditiru, unsur apa yang mau ditiru. Malah dia berpakaian nasional. Misalnya unsur kecantikan yang ditiru, itu juga sudah terjadi sejak dulu sebelum Miss World digelar di Indonesia. Itukan pengaruh teknologi Barat, teknologi kecantikan. Itupun kalau kita dipengaruhi, tidak banyak orang dipengaruhi. Karena itu mahal, dan akhirnya hanya orang yang terbatas saja yang mengonsumsinya. Apakah karena budaya kita telah hebat? Ya nggak juga. Kita itu bingung dalam menentukan kriteria standar, ini tidak boleh yang itu boleh padahal standarnya sama. Kita anti pelacuran tetapi ada lokalisasi, itu gimana? Sebetulnya pikiran kita sendiri itu tidak fokus. Bisa juga kita artikan, kita itu taat pada suatu waktu dan tidak taat pada suatu yang lain. Budaya yang sekarang ini kita sebut budaya yang transisional, yang disebut para antropolog itu liminal. Jadi budaya di luar tidak, di dalam tidak, panas tidak, dingin tidak, hitam tidak, putih tidak. Budaya Abu-abu. Ketika budaya agama hebat, tetapi implementasinya tidak. Itukan yang diprihatinkan KHA Dahlan pada waktu itu. Kalau orang betul-betul beragama, tentu tidak ada yang korupsi. Tetapi mereka itulah yang banyak korupsi. Budaya kita budaya yang terbelah, split personality. Kita itu mau meninggalkan yang tradisional itu nggak sampai hati. Mau ngikuti yang modern juga nggak sampai. Jadi yang kita lihat itu kulitnya, yang tradisional kita lihat kulitnya yang modernpun kita lihat kulitnya. Produknya yang kita lihat. Produk dari modern itu apa? Kita lihat Miss Universe, Rock and Roll atau Jazz. Kan itu yang kita lihat, tidak melihat bahwa yang namanya modern itu ialah orang yang berdisiplin tinggi, kerja keras, hidup hemat dan rasional. Itulah yang namanya modern. Kita itu bangsa yang mengkonsumsi bukan bangsa yang memproduksi. Ada Universe kita konsumsi, ada Miss World kita konsumsi. (eff)
SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 1 - 15 OKTOBER 2013

29

30

SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 26 ZULKAIDAH - 10 ZULHIJJAH 1434 H

TELAAH PUSTAKA

PENEGAK SYARIAT
Judul Buku Penulis Penerbit Tebal

PO JUANG POTRET PEJUANG TRET PE

: Islam Syariat; Reproduksi Salafiyah Ideologis di Indonesia : DR. Haedar Nashir : Mizan Bandung / Mei 2013 : 698 Halaman

ita-cita untuk mewujudkan syariat Islam sebagai dasar Negara bukanlah hal baru yang di bumi Nusantara. Ketika republik ini masih berwujud janin dalam kandungan, ide itu sudah pernah ada dan terus hidup subur kendati berulang kali gagal total. Pun di bawah rezim Orde Baru yang ultra represif, ide itu tidak pernah bisa dibuat mati. Memasuki masa reformasi, dengan baju otonomi daerah, ide itu kembali bersemi dengan baju yang lebih resmi. Aneka Perda bernuansa syariat bisa kita saksikan di beberapa daerah. Mulai dari yang serius sampai yang serampangan dan bahkan konyol seperti Perda larangan dibonceng mengangkang ikut mewarnai perdebatan perjuangan menjalankan syariat Islam di negeri ini. Buku yang merupakan turunan dari disertasi doktor bidang sosiologi Haedar Nashir ini tidak membahas tentang pro-kontra Perda-Perda syariah itu. Namun memotret yang mendasari adanya hal-hal tersebut. Yakni memotret gerakan Islam syariat yang ada di Indonesia serta latar belakang sikap mereka dalam kerangka ilmu sosiologi. Islam syariat yang dimaksudkan Haedar Nashir dalam buku ini adalah fenomena baru yang sangat khusus yang mengusung tema penegakan syariat Islam, membangun rumah politik Islam, dan ingin mewujudkan negara Islam dalam bentuk kekhilafahan. Dengan klaim Islam kaffah kelompok Islam syariat ini selalu menampilkan Islam dengan wajah serba syariat, serba hukum dan peraturan. Secara tidak sadar, mereka ini pada dasarnya telah mereduksi syariah dan bahkan Islam sendiri menjadi sekedar kumpulan peraturan tentang boleh dan tidak boleh secara hitam putih. Cenderung kaku dan sulit menerima perbedaan tafsir dan pemahaman dari kelompok lain. Dalam buku ini Haedar menyatakan kalau munculnya gerakan Islam Syariat di Indonesia merupakan bentuk Islamisasi baru yang

berbeda dari arus utama seperti NU dan Muhammadiyah. Kultur dakwah yang lebih lentur dan lembut, diganti menjadi sangat kaku dan ideologis. Padahal Konstruksi syariat hanya mengambil 10 persen dari kandungan ayat Al-Quran. Namun 10 persen ini yang menjadi sangat mengatur kehidupan masyarakat. Oleh karena itu fenomena klaim minhum wa la laisa minna, itu bagian mereka dan bukan lagi dari golongan kami bahkan takfir atau mengkafirkan adalah hal yang lumrah dan mudah disematkan kepada kelompok lain yang dianggap berbeda pandangan. Karena cenderung menutup peluang dan ruang adanya dialog serta bertukar pikiran antarkelompok agama. Akibatnya, muncul kelompok-kelompok yang hanya membenarkan Islam yang mereka pegang, selain itu yang tidak sesuai dengan Islam atau syariat yang mereka pegang, dianggap salah. Perilaku umat Islam seperti ini dapat dikatakan seperti tengah menggali kuburannya sendiri. Adanya sekelompok orang yang memerangi orang lain atas nama agama, dan menjadikan agama sebagai pembenaran dari perbuatannya tentu saja merupakan hal yang sangat menyedihkan bagi masa depan umat Islam. Yang tidak kalah absurd, saat ini juga tumbuh keyakinan terhadap kredo bahwa Islam adalah solusi. Semua permasalahan sosial global yang terjadi di dunia seperti kesemrawutan sosial, politik, ekonomi, hukum, kondisi keamanan yang kacau dan morat marit, bahkan macetnya transportasi di kota besar seakan dapat diselesaikan dengan menegakkan syariat Islam. Bagi Haedar, kehadiran gerakan Islam syariat dengan karakter dan orientasi yang bercorak Salafiyah Ideologis tersebut merupakan tantangan bagi kelompok gerakan Islam moderat dan juga merupakan tantangan bagi kelompok-kelompok masyarakat lain dalam membangun keseimbangan baru di tengah kecenderungan yang serba ekstrem. Baik dalam kehidupan keagamaan maupun kebangsaan. Tampaknya buku ini satu-satunya buku yang mengungkap secara ilmiah konsep, ideologi dan gerakan Islam syariat di Indonesia. Dengan telaahan yang melintasi, bergerak dari rentang satu dengan rentang lainnya, sehingga diperoleh gambaran dan analisis yang lengkap. Dimulai dengan gerakan DI/TII di era silam, hingga era reformasi yang mengalami reproduksi dan mewujud dalam gerakan HTI, KPPSI, MMI, PKS dan sebagainya. [Isngadi Marwah]
SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 1 - 15 OKTOBER 2013

35

DI ANTARA KITA FAKULTAS SASTRA UM PURWOKERTO MENUJU THE GLORE FACULTY

akultas Sastra Universitas Muhammadiyah Purwokerto merupakan salah satu fakultas unggulan yang didirikan oleh Yayasan Amal Usaha Muhammadiyah pada tahun 2000 yang lalu. Pada waktu itu, bersama dengan keempat fakultas yang lain, yakni Fakultas Hukum, Fakultas Psikologi, Fakultas Farmasi, dan Fakultas Teknik, Fakultas Sastra yang memiliki dua buah program studi, yakni Program Studi Sastra Inggris S1 dan Program Studi Bahasa Inggris D3. Berdiri melengkapi upaya pengembangan dan peningkatan keberadaan IKIP Muhammadiyah Purwokerto yang beralih nama menjadi Universitas Muhammadiyah Purwokerto pada tahun 1995. Berbekal sarana kurikulum yang mengutamakan tujuan pendidikan pada penyiapan lulusan yang memiliki kompetensi di bidang ilmu bahasa dan sastra Inggris, dari tahun ke tahun Fakultas Sastra secara perlahan namun pasti mulai menjadi salah satu fakultas ilmu murni bidang humaniora yang diminati. Pada tahun 2007, salah satu program studinya, yakni Program Studi Sastra Inggris S1, mendapatkan pengakuan dari Dirjen Pendidikan Tinggi sebagai salah satu program studi yang terakreditasi C. Nilai ini tentunya belum cukup. Oleh karenanya, peningkatan nilai akreditasi perlu dilakukan guna mencapai impian untuk menjadi fakultas yang unggul, modern dan islami yang diminati oleh seluruh calon mahasiswa baru. Menurut Wakil Dekan Bidang Akademik, Widya Nirmalawati, SS, MA, hal itu dilakukan mengingat semakin ketatnya daya saing perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta di Indonesia. Nilai akreditasi menjadi salah satu daya ukur dan daya tarik tersendiri bagi sebuah program studi untuk mendapatkan kepercayaan dari calon mahasiswa baru. Masih menurutnya, impian ini bisa terwujud manakala seluruh komponen penilaian memenuhi syarat sehingga mampu meningkatkan kualitas pengakuan publik kepada fakultas. Ia berharap tahun ini Program Studi Sastra Inggris akan mendapatkan nilai akreditasi A sehingga kepercayaan publik terhadap fakultas semakin baik. Harapan tersebut tentunya tidak berlebihan mengingat hampir 70% staff pengajar di Fakultas Sastra berkualifikasi minimal S2 dan 30% berkualifikasi S3. Selain itu 60% staff pengajar sudah bersertifikasi profesi dan bergelar Lektor dan Lektor Kepala. Dari sarana kurikulum, Program Studi Sastra Inggris telah melakukan perubahan kurikulum pada tahun 2011 yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Adapun para lulusan, melalui tracer study yang dilakukan, hampir 70% lulusan telah mendapatkan pekerjaan dengan masa tunggu antara 3-6 bulan, dan bekerja di berbagai sektor penting, yakni dari bidang pendidikan, kepemerintahan, pariwisata, dan swasta. Prestasi Mahasiswa Dekan Fakultas Sastra, Sulasih Nurhayati, SS, MHum menjelaskan, salah satu keunggulan lain dari Fakultas Sastra adalah peningkatan prestasi para mahasiswanya yang semakin baik, baik di tingkat regional, nasional, maupun internasional. Di tingkat regional, mahasiswi Fakultas Sastra yang Ayu Wulandari telah memenangkan Lomba Pemilihan Duta Mahasiswa Gen Re tingkat Provinsi Jawa Tengah, Juara II dan Juara Favorit. Prestasi mahasiswi ini gemilang. Selain lomba itu, ia juga telah menerbitkan buku karya sendiri yang berjudul Ketika Galau Tingkat Internasional, tuturnya. Selain Ayu, ada juga mahasiswa lain yaitu Dewi Kundarti dan Fajriatin Subarkah, berhasil memenangkan hibah PKM-KT dari Dirjen Dikti sejumlah Rp 10 juta. Seorang mahasiswa lainnya, yakni Beni Rizky Setiawan, memiliki talenta menjadi calon pendakwah muda berbakat. Menurut Sulasih, semua prestasi ini masih perlu ditingkatkan

mengingat Fakultas Sastra memiliki banyak potensi yang belum digali. Untuk itulah, beberapa kelompok studi diselenggarakan, di antaranya Rumah Penelitian, English Clubs, dan Kajian Intensif Al Islam dan Kemuhammadiyahan yang khusus dibentuk untuk semakin memantapkan karakter Islami para mahasiswa dan lulusan, tambahnya. Beasiswa Kader Untuk semakin meningkatkan kepercayaan publik, terutama calon mahasiswa baru, Fakultas Sastra secara khusus menawarkan program beasiswa kader bagi para lulusan SMU/SMK/MA, baik dari sekolah Muhammadiyah, negeri, maupun swasta, sebagai calon mahasiswa baru. Beasiswa ini sangat istimewa karena diberikan kepada para pendaftar yang memiliki nilai UN bahasa Inggris minimal 8, atau SCORE TOEFL minimal 450, dan atau SCORE TOEIC 430. Selain itu, beasiswa ini diberikan kepada mereka yang memiliki komitmen dan integritas baik untuk menjadi kader muhammadiyah. Untuk itulah, salah satu syarat untuk mendapatkan beasiswa ini, pendaftar harus mampu mendapatkan surat rekomendasi dari Pimpinan Cabang Muhammadiyah kota tempat tinggalnya. Dari sosialisasi yang dilakukan pada akhir bulan Juni lalu, telah ada 4 pendaftar calon mahasiswa beasiswa kader. Dengan langkah ini, diharapkan kontribusi Fakultas Sastra terhadap pendidikan dan amal usaha akan semakin baik, karena pemberian beasiswa merupakan bentuk kepedulian sosial yang penting. Kerja sama dengan luar negeri Sebagai lembaga pendidikan yang berwawasan global, Fakultas Sastra telah memulai peningkatan eksistensinya melalui penyelenggaraan seminar internasional COTEFL (Conference on Teaching English as a Foreign Language). Menghadirkan berbagai pembicara dari dalam negeri dan luar negeri untuk mempresentasikan hasil-hasil penelitian mereka tentang pembelajaran bahasa Inggrsi sebagai bahasa asing. Seminar ini telah dimulai dari bulan Mei 2009 dan tahun ini telah memasuki tahun ke-5 penyelenggaraannya. Selain itu, demi mendukung upaya universitas menuju World Class Univerity, bersama-sama dengan KUI (Kantor Urusan Internasional) universitas, Fakultas tengah mengupayakan pengembangan kerja sama dengan luar negeri secara khusus, yakni untuk program student exchange dan join research/publication dengan Universitas Massey Selandia Baru. Pada bulan Mei lalu, upaya ini telah dimulai dengan lebih dulu mengadakan kuliah umum dan sharing forum dengan 2 orang delegasi dari Universitas Massey, yakni DR Diane Leggett dan Johanna Wood, MedStud. Secara terbuka, baik Diane maupun Johanna, menyambut baik tawaran kerja sama dari pihak Fakultas Sastra khususnya, dan dari UMP pada umumnya. Adapun bentuk-bentuk kerja sama yang diinginkan tentunya memerlukan pembicaraan dan penjajagan yang lebih serius dan terbuka. Untuk itulah, mereka menawarkan kemungkinan pertemuan antara perwakilan kedua belah pihak secara resmi untuk merundingkan segala perangkat yang diperlukan guna mewujudkannya. Sulasih meyakinkan, segala upaya yang dilakukan oleh Fakultas Sastra merupakan strategi penting untuk semakin mewujudkan visinya menjadi The Glore Faculty, yakni fakultas yang mampu mencetak generasi yang memiliki intelektualitas baik, wawasan global dan akhlak Islami (Generating Genius, Global and Religius Generations). Dengan slogan ini, diharapkan eksistensi Fakultas Sastra semakin baik dan terpercaya di mata publik.

36

SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 26 ZULKAIDAH - 10 ZULHIJJAH 1434 H

DI ANTARA KITA

LPPI UM PURWOKERTO:

Ciptakan Pusat Kajian Keislaman


niversitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) sebagai salah satu amal usaha Muhammadiyah yang bergerak di bidang pendidikan memiliki tujuan menyiapkan peserta didik menjadi sarjana Muslim yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, memiliki kemampuan akademik dan atau profesional. Itu dilakukan untuk terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah SwT dan mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian dalam rangka mewujudkan Islam serta meningkatkan kesejahteraan umat manusia. Dalam hal inilah Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI) UMP dibentuk untuk menjadi institusi yang berkonsentrasi mengelola kurikulum dan pengajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, menjadi pusat pengkajian keagamaan dan institusi yang berupaya menciptakan nilai Islami di lingkungan UMP maupun masyarakat sekitar. Keberadaan LPPI sangat penting, mengambil peran sebagai pelaksana akademik yang melaksanakan penyelenggaraan pendidikan Al-Islam, Kemuhammadiyahan dan bahasa Arab serta mengembangkannya guna menciptakan insan akademik yang Islami. LPPI UMP memiliki Visi menjadi lembaga profesional yang mampu memberdayakan tiga kerangka usaha; pengkajian, pembinaan dan pengamalan Islam dan kemuhammadiyahan di lingkungan Universitas Muhammadiyah Purwokerto dan masyarakat sekitar.Adapun misi dari LPPI UMP adalah menyelenggarakan Pengkajian dan pengajaran Al-Islam dan kemuhammadiyahan yang berwawasan kemajuan, melakukan pembinaan dan Islamisasi lingkungan kampus Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Dalam pelaksanaannya, tujuan dan orientasi dari semua kegiatan yang diselenggarakan LPPI mencakup 4 hal yaitu tegaknya akidah Islam yang murni-bersih dari kemusyrikan, bidah dan khurafat, tanpa mengabaikan prinsip-prinsip toleransi beragama

menurut Islam, tegaknya nilai-nilai akhlaqul karimah dan ibadah, baik dalam arti sempit maupun luas dengan berpedoman pada Al-Quran dan sunnah shahihah serta teladan Nabi saw sebagaimana paham Muhammadiyah, berkembangnya pemikiran keagamaan (Islamic studies) yang berwawasan kemajuan, dinamis dan responsif terhadap perkembangan modernitas, dengan berlandaskan pada Al-Quran-Sunnah dan melestarikan dan mentransformasikan nilai-nilai Muhammadiyah ke dalam pribadi civitas akademika, sehingga tak putus dari ide dasar dan semangat tajdidiyah para pendahulu. H Mintaraga Eman Surya, Lc, MA selaku Ketua LPPI UMP mengatakan LPPI akan selalu berusaha menjadi dan menciptakan pusat kajian keIslaman yang kaffah selaras dengan tugas kehambaan (abdullah) dan kekhalifahan, tandasnya. masih menurutnya, LPPI akan senantiasa bergerak dalam pengamalan nilai-nilai Islam yang menjadi pola pikir, sikap dan perilaku segenap civitas akademika UMP. Peran nyata LPPI di UMP adalah menerapkan sistem pembiasaan amalan yaumiyah Seperti shalat berjamaah, ada spot suara di tiap ruangan yang mengingatkan waktu shalat tiba, gerbang masuk ditutup ketika waktu shalat, finger print masjid untuk shalat jamaah, kultum dluhur, pemasangan baliho adab belajar mengajar di tiap kelas, adab dosen dan pegawai di tiap ruang dan sebagainya, jelasnya. Ringkasnya, kegiatan LPPI meliputi kegiatan Bidang Akademik, Bidang Pembinaan dan Pengamalan Islam dan Kemuhammadiyahan, Bidang Pengkajian, Pengembangan dan Penerbitan serta berkoordinasi dengan Badan Tamir Masjid KH Ahmad Dahlan UMP dalam hal Pembinaan Kemasjidan. Mintaraga juga mengungkapkan, LPPI senantiasa melaksanakan peran dan fungsinya dalam rangka amar maruf nahi munkar dalam perbaikan masyarakat dan bangsa. LPPI merupakan ruh dari jasad UMP dan spirit bagi civitas akademika, jelasnya.
SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 1 - 15 OKTOBER 2013

37

DI ANTARA KITA

WISUDA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI

epuluh tahun usia Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) telah menghasilkan alumni yang tersebar diberbagai lapangan pekerjaan. UMMI yang beralamatkan di Jl. R. Syamsudin, S.H. No. 50 Sukabumi bulan September tahun 2013 ini melaksanakan wisuda gelombang ke-1 Tahun Akademik 2013/2014 dengan tema Meningkatkan Kualitas Bangsa melalui Penyelenggaraan Pendidikan yang Profesional jumlah peserta wisuda 282 orang yang terdiri dari berbagai fakultas, diantaranya Fakultas Sains dan Teknologi 72 orang, Fakultas Ilmu Administrasi dan Humaniora 50 orang, Fakultas Pertanian 12 orang, Fakultas Ekonomi 57 orang, Program Studi DIII Keperawatan 46 orang, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 45 orang.

DAFTAR PESERTA WISUDA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI TAHUN AKADEMIK 2013/2014


A. FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI 1. PRODI TEKNIK INFORMATIKA 1 Sendi Pujia Sutisna 2 Yudha Nugraha 3 Aries Destriawan 4 Indra Satria 5 Dani Wahyudin 6 Gerry Rizky Andrean 7 Muthmainah Rafiah 8 Fuji Kurnia 9 Mohammad Adhi Pradana 10 Santi 11 Rita Purnamasari 12 Adi Fitrahyansyah 13 Eris Setiyawan 14 Rini Anggreani 15 Moh. Ramdhan 16 Yusman Setiadi 17 Ilham Budiman 18 Mamal 19 Eko Purwanto 20 Gilang Perceka 21 M. Fitrah 22 Muhamad Ramdan 23 Rani Kusumawardani 24 Risfa Wilantika 25 Elbama Putra Mahardika 26 Muhammad Iqbal Wicaksono 27 Ridwan Mulyana 28 Imam Maulana 29 Anton Ginanjar 30 Arif Agus Setiawan 31 Rifan Hidayana 32 Aldi Agustian 33 Teguh Tias Bayu Segara 34 Yusuf Sukmana 35 Winda Apriandari 36 Nuraeni Nurul Fitri 37 Restu Cipta Santosa 38 Riza Adrian Nurhayat 39 Muh. Solihin Najhuri 40 Saepulloh 41 Candra Maula Rachman 42 Nanang Sunandi 43 Saepul Rohman 44 Tri Rahayu 45 Renggo Arie Zatmicco 46 Desi Nurrohmah 47 Ocky Octariawan Somantri 48 Berly Budiarta 49 Septian Maulana 50 Yoga Maulana 51 Maya Nurhasanah 52 Kiki Lesmana 53 Muhammad Taufik 54 Maman Kasman 55 Yuly Purwanita 56 Handry Saleh Feeraq 57 Mas Idul Haryanto 58 Erwan Rustandi 59 Nurlaela Rachma 60 Mia Susilawati 61 Hanifan Muslim 62 Azhary Ramdhan Saepuddin 63 Iwan Setiawan 2. PRODI TEKNIK SIPIL 1 Danny 2 Sudirman 3. 1 2 3 4 5 6 7 PRODI KIMIA Purnamasari A. Syamsudin Mutiarasari Nugraha Ira Asriani Silvia Silma Eka Lestari Neti Sunarti Leni 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Lia Alawiah Siti Rodiah Nina Fitriana Lilis Mirachwati Mulyadi Rahmat Ai Imas Nuryani Iga Lustria Phia Selfiarti Susan Rismayanti Denti Triwanti Zainal Arifin 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Caesar Ferrari Yuniar Dwi Pamungkas Nita Mariska Yuli Pramita Dewi Hani Utami Dewi Rizki Zulfikri Panji Nur Rochmat Desi Sulastri Reni Anggraeni Mia Rusmiati Deti Sri Setiawati Reggy Linaldy Lenny Susanti Agi Sabar Nugraha Fika Dewi Lestari Nori Maynoria Nasri Irmayanti Sri Rezeki Suciaty Dini Maldiani Vina Purnama Sari Sri Wahyu Ningrum Ertikamili Astri Winarti Danu Lingga Chahyadi Hadianto M. Anjar Gumilang 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 Novia Neng Dara Munggaran Riskawanti Anis Rustianti Dera Irawan Handi Mukaromudin Siti Masrifah Susi Susanti Silvia Mawarsari Novibrianti Sarah Anggiani

B. FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI DAN HUMANIORA 1. PRODI ADMINISTRASI PUBLIK 1 Ersan Kusumadinata 2 Sri Sulastri 3 Reno Mohammad Nurrizal 4 Ani Khaerunisa 5 Dewi Anjani 6 Anggi Tresnasari 7 Asty Ismawanty 8 Desti Rustika Pratami 9 Fahmi Ibrahim Firdaus 10 Meida Almaidah 11 Afnan Nadia 12 Yulliana Handayani 13 Meta Puspitasari 14 Revani Anugrah Kurniawanto 15 Gimaswati Yuliadara 16 Ulfa Fariihah 17 Budi Susanto 18 Rasta Avisha 19 Rifky Radiansyah 20 Indri Andriana Prayoga 21 Alka Abidin Wiraatmadja 22 Rahmat Legiman 23 Iksan Sopian 2. PRODI ADMINISTRASI BISNIS 1 Yoani Destriyana 2 Helvi Amelia 3 Tina Nisa Isnani 4 Aneu Komalia 5 Rangga Binalaksana 6 Sitti Amalia Ulfah 7 Rena Mariana 8 Sidqi Saepul Rahman 9 Suminar 10 Siti Melani 3. 1 2 3 4 5 6 7 PRODI SASTRA INGGRIS Sinta Rizky Pratami Iin Salimah Arini Handayani Mamah Nurhasanah Irna Ruswati Via Delviana Nita Dwi Lestari

C. FAKULTAS PERTANIAN 1. PRODI AGRIBISNIS 1 Dekris Septiana Rahmat 2 Dede Luthfi Maulidani 3 Ayi Saepuloh 4 Hendri Pradana Ramadhan 5 Risnandar 6 Sepi Susela P.S 7 Timan Sutiman 8 Eni Suliawati 9 Kardiyansyah 10 Budi Sisko Purnomo 11 Rismandiri 2. PRODI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN 1 Ana Suryana D. FAKULTAS EKONOMI 1. PRODI PERPAJAKAN 1 Resha Fauziah 2 Siti Maulida 3 Novita Yusuf 4 Resmayanti 5 Noneng Nurmalasari 6 Wiwi Robiatul Adawiyah 7 Galih Irawan 8 Aji Setiawan 9 Nurul Rizkiyah 10 Dian Rahmawati 11 Agi Ginanjar 12 Jana Hudin 13 Sakinah 14 Linda Indriani Fauziah 15 Elisa Prasmini 16 Hedyani Ahmad Mosa 17 Sofana Afwan 18 Sri Handayani Retno Ningsih 19 Sany Rahayu 20 Rizki Ramdani 21 Tantria Astari 22 Nurhayati 23 Desty Lindasari 24 Abubakar Sodiqin 25 Yusuf Maulana Zulkifli 26 Asep Abdurrohim 2. 1 2 3 4 5 PRODI AKUNTANSI Eka Suntara Yunitha Gustiana Amaliah Susiamy Egi Rusdiansyah Siti Zianita Ariyani

E. PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN 1 Lisnawati 2 Nur Asyifa Riani 3 Dede Mulyati Sulaeman 4 Deri Ramdana Putra 5 Desi Ariani 6 Elisa Indriani 7 Hardi Maulidan Nurjanan 8 Ami Sari Nuriah 9 Anita Amalia 10 Selvi Cahya Utari 11 Bakti Agung Gumelar 12 Redi Cahya Gumilar 13 Ridi Febriandi 14 Ratna Sari 15 Evi Silviani 16 Nalis 17 Johan Hikayat 18 Nur Agis Ratnawati 19 Tintin Kartini 20 Desi Asrianti 21 Ike Rukoyah 22 Resi Rahmawati 23 Nurlaelasari 24 Suherlan 25 Resi Hermayanti 26 Lina Nuryani 27 Wanda Suanda 28 Andi Riswandi 29 Ikbal Sulistiana 30 Lulu Fadlani 31 Suryana Atmaja 32 Cep Hendra Permana 33 Anisa Fitriani 34 Aziz Nurjaman 35 Risma Sri Wahyuni

F. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 1. PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI 1 Faidas Suherliawati 2 Eneng Larassati 3 Lia Aidah Yuliah 4 Subadri 5 Kemala Safitri 6 Purnamasari 7 kemala Safitri 8 Citra Rezeqi 9 Nera Fitriyani 10 Abdul Rahman 11 Riky Sheptian 12 Vera Dhita Destiani 13 Yeni Nur Aeni 14 Sri Rahayu 15 Gina Permata Sari 16 Harun Abdul Rasyid 17 Rahmayanti 18 Mia Resmiati 19 Iska Harliana 20 Erik Herdiansyah 21 Siti Nurul Azizah Apandi 22 Siti Resti Nurbaeti 23 Lusi Lusyanda 24 Merisa Juniswara 25 Anna Setiana 26 Iswati Hasanah 27 Lola Citra Utami 28 Lastri Sulastri 29 Atikah 30 Noyalita Khodijah 31 Ratih Rahmita 32 Resti Setiawati 33 Dara Sanggara 34 Ayu Dirani 35 Rahmah Nurlaelasari 36 Jajang Jamaludin 37 Asep Daerobi 38 Endang Fauzi 39 Eli Ratnasari 40 Saedi Hariyanto 2. PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 1 Meta Kurnia Adam 2 Alvin Pratama Putra 3 Ervi Supenti 4 Indah Septiani Sugandi 5 Noermala

38

SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 26 ZULKAIDAH - 10 ZULHIJJAH 1434 H

KRONIK DUNIA ISLAM

Muslim di Inggris
alam demo yang diselenggarakan kelompok antifasis yang menemui hadangan dari kelompok sayap kanan Inggris sehingga menimbulkan bentrokan di distrik Tower Hamlets, London Timur, demikian ditulis muslimdaily.net, 9 September 2013. Kami merayakan perdamaian dan ketenangan. Kami tidak mendukung kekerasan, ujar Lutfur Rahman, Walikota Tower Hamlets, yang merupakan Muslim pertama yang menjadi pimpinan distrik, kepada The Guardian h ari Minggu, 8 September, demikian dilansir onislam.net. Orang-orang yang ingin berbicara tentang kekerasan dan menimbulkan kekerasan dan benci pada orang lain hanya dapat kembali ke sarang mereka. Kami hanya ingin melanjutkan kehidupan normal kami, serunya. Lutfur Rahman mengekspresikan kemarahan atas aksi anti Islam yang direncanakan secara teratur oleh kelompok sayap kanan Liga Pertahanan Inggris (EDL). Sekelompok 500 anggota EDL berkumpul pada hari Sabtu di distrik London timur untuk memprotes apa yang mereka klaim bahwa Tower Hamlets telah tunduk pada orang-orang Islam. Sehari sebelumnya, polisi melarang EDL menggelar aksi melalui daerah Tower Hamlets, yang memiliki salah satu populasi Muslim terbesar di negara Inggris. Menolak aksi anggota EDL, dua kelompok massa anti fasis juga menggelar demonstrasi yakni Unite Against Fascism (UAF) dan Hope not Hate. Sekitar 3.000 petugas dikerahkan untuk mengatasi bentrokan. Polisi mengatakan, 14 orang, terutama dari EDL, ditangkap karena pelanggaran ketertiban umum selama aksi. Kemudian, polisi mengatakan sekitar 150 orang antifasis juga telah ditangkap karena memindah rute aksi mereka. Pemimpin EDL, Tommy Robinson, juga ditangkap saat bentrokan. Setelah bentrok berakhir, pemimpin Muslim memperingatkan, aksi EDL sering menyebarkan ketakutan bagi Muslim di Inggris. Ini bukan tempat yang tepat untuk mengadakan demonstrasi, kata Shaynul Khan, Asisten Direktur Eksekutif Masjid London Timur, kepada Press Association.

Ada perasaan yang kuat dari kekhawatiran, terutama dari mereka yang mudah diidentifikasi karena pakaian keagamaan mereka, bahwa jika Liga Pertahanan Inggris di sini maka mereka tidak aman. Saya yakin bahwa kedatangan mereka mendatangkan rasa takut yang besar, katanya. Pertumbuhan Islam Sementara itu, sebuah survei yang dipublikasikan pada 17 September 2013, menyebutkan, Islam terus tumbuh pada kecepatan tinggi di seluruh dunia dan terutama di negara-negara Eropa yang mengalami pertumbuhan jumlah Muslim dalam populasi mereka. Mereka menemukan kedamaian dalam agama Islam yang sebenarnya. Fakta-fakta tersebut didukung survei yang berbeda yang dilakukan di dunia barat. Baru-baru ini sebuah survei skala besar baru juga sepenuhnya mendukung fakta dan menunjukkan peningkatan yang sama penting dalam angka mengikuti Islam. Dalam survei dari 20.062 orang yang ditugaskan mantan Wakil Ketua Partai Konservatif Inggris, Lord Ashcroft, berjudul Pulau Kecil: Opini Publik dan Politik Imigrasi. Dalam jajak pendapat ini termasuk pertanyaan, Untuk yang dari kelompok agama berikut Anda menganggap diri Anda untuk menjadi anggota? Menurut siaran pers di situs Masyarakat Sekuler Nasional, sekitar 36% dari mereka yang disurvei di seluruh kategori usia tidak memiliki agama, sementara 55% mengatakan mereka adalah orang Kristen dan 3% menggambarkan diri mereka sebagai Muslim. Sementara itu, pada kelompok usia 18-24, 46% mengatakan, mereka tidak memiliki agama dan 33% mengatakan sebagai orang Kristen, dan 11% mengidentifikasi diri mereka sebagai Muslim. Jumlah besar orang muda mengidentifikasi sebagai Muslim jauh lebih besar daripada generasi sebelumnya menunjukkan, Islam akan segera menjadi kekuatan jauh lebih signifikan di negara ini daripada saat ini, kata Terry Sanderson, Presiden Masyarakat Sekuler Nasional. (au)
SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 1 - 15 OKTOBER 2013

39

HADLARAH

RESPONS LOKAL TERHADAP PEMBARUAN ISLAM


Shubhi Mahmashony Harimurti

Pada awal abad XIX, setelah para cendekiawan Muslim yang menuntut ilmu di Eropa pulang ke negara asalnya yang kebanyakan dari Timur Tengah, mereka membentuk sebuah komunitas yang mengkaji Islam lebih dalam dan mencerahkan bagi umat Islam ketika itu.

enomena ini ternyata mendapat sambutan positif dari para cendekiawan Islam dari Indonesia yang ketika itu sedang belajar di sejumlah negara Timur Tengah ataupun juga menunaikan ibadah haji. Para cendekiawan Islam Indonesia tersebut kemudian memahami pengetahuan barunya itu dan mengajarkannya ketika telah pulang ke Indonesia. Pemikiran yang terhitung baru tersebut tidak sertamerta direspons secara positif oleh masyarakat Indonesia, namun sempat mendapat sejumlah hambatan. Para pendukung pemikiran baru ini di kemudian hari bertambah sedikit demi sedikit hingga akhirnya dapat dikatakan cukup besar di Indonesia dewasa ini. Bibit dari pembaruan Indonesia diawali dengan lahirnya gerakan Padri di Minangkabau, Sumatera Barat. Gerakan ini didirikan oleh Malim Basa di sebuah kota kecil yang bernama Bonjol. Di kemudian hari, orang ini dikenal dengan nama Tuanku Imam Bonjol. Ketika pulang dari menunaikan ibadah haji sekaligus menuntut ilmu di Makkah, ia melakukan pemurnian ajaran Islam sebagaimana diinspirasi oleh Gerakan Wahabi di Tanah Suci. Gerakan ini ditentang dan sempat mendapatkan berbagai kecaman dari golongan orang yang masih berpaham tradisional. Golongan penentang ini kebanyakan masih mengikuti adat istiadat kebiasaan yang berlaku di masyarakat sejak turun temurun. Ketegangan antara golongan pembaru dengan konservatif sudah mengarah kepada konflik horizontal. Puncak dari konflik tersebut adalah terjadinya Perang Padri yang kebanyakan melibatkan antara golongan muda melawan kelompok tua. Perang ini berlangsung dari tahun 1803 hingga 1837. Menurut Karim (2007: 57 58), di Pulau Jawa sendiri

kehidupan beragama Islam mulai mendapat ancaman dari pemerintah Hindia Belanda. Ancaman dari pihak penjajah ini tidak terlalu terlihat namun pelan-pelan. Salah satu contohnya adalah penyisihan pesantren-pesantren ke luar kota ataupun juga menempatkan masjid desa di daerah pinggiran, bahkan kebanyakan berdekatan dengan makam. Penempatan masjid di pinggiran desa yang cenderung bersebelahan dengan makam ini juga upaya Belanda dalam menghilangkan spirit ke-Islaman penduduk pribumi. Karena beberapa dari masyarakat Indonesia ketika itu juga takut dengan hal-hal yang berbau misteri, dalam hal ini kuburan. Islam seakan-akan hanya berkutat pada bidang akidah dan ibadah saja. Bahkan pemikiran tasawuf dijadikan alat untuk menggiring umat Islam untuk berpikir tentang akhirat an sich, bukan urusan dunia, apalagi politik yang dapat mengganggu eksistensi pemerintahan kolonial Belanda. Situasi ini sedikit mereda ketika sejumlah pemikiran Islam modern lahir di Indonesia. Pemikiran baru ini dibawa oleh para pelajar ataupun kaum cendekiawan yang baru saja menuntut ilmu di Timur Tengah. Para cendekiawan tersebut banyak mengenal pemikiran Islam yang bersifat pembaruan karena banyak bergaul dengan pemikir-pemikir yang dipengaruhi oleh beberapa ulama seperti Ibnu Taimiyah, Rasyid Ridla, dan lain sebagainya. Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat pun bereaksi terhadap pemikiran Islam pembaru ini. Ceritanya diawali ketika Muhammad Adnan dipersiapkan untuk menjadi Kepala Penghulu di istana. Pada waktu itu, Sunan Paku Buwono X bermaksud untuk melakukan fit and proper test terhadap Adnan. Sang Raja mengajukan sebuah pertanyaan singkat, yaitu pengertian Islam sebagaimana yang dipahami oleh Muhammad Adnan. Setelah mendengar penjelasan Adnan, Paku Buwono X kecewa dengan pria yang di kemudian hari merupakan pendiri dari Universitas Islam Indonesia itu. Hal tersebut dikarenakan Muhammad Adnan menjelaskan pengertian Islam dari kacamata pembaruan sebagaimana diajarkan oleh gurunya ketika masih sekolah di Timur Tengah. Paku Buwono X kecewa karena Islam yang dia pahami adalah agama yang masih bersifat perenungan. Bukan seperti yang diterangkan oleh ayah dari Adi Sasono, mantan Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (Prihadiyoko, 2004: 156). Pria yang kemudian menjabat sebagai rektor Perguruan

40

SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 26 ZULKAIDAH - 10 ZULHIJJAH 1434 H

HADLARAH

Terjadi respon yang berbeda antara kerajaan Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta terhadap pembaruan pemikiran Islam.

Tinggi Agama Islam Negeri Yogyakarta ini menjelaskan Islam sebagai agama yang berwawasan ke depan dan berkemajuan ataupun juga purifikasi sebagaimana yang dipelajari di Timur Tengah. Konflik ini dimanfaatkan Belanda untuk memantapkan posisinya di tanah Surakarta. Hal ini dikarenakan dua orang yang cukup berpengaruh baik dalam pemerintahan maupun agama masih bertentangan paham. Jika Kraton Kasunanan Surakarta cenderung bereaksi negatif terhadap masuknya pemikiran pembaruan, beda cerita dengan yang terjadi di Kraton Kasultanan Yogyakarta. Sultan Hamengku Buwono VII cenderung permisif dengan keberadaan pemikiran yang terhitung baru dalam kancah peribadatan di Indonesia ataupun Jawa pada khususnya. Bentuk reaksi positif dari Sultan Hamengku Buwono VII adalah dengan memberi restu kepada KH Ahmad Dahlan untuk mendirikan organisasi Muhammadiyah. Gerakan pembaruan ini mempunyai tujuan mengembalikan ajaran Agama Islam kepada sumber yang asli, yaitu Al-Quran dan As-Sunnah. Pemikirannya antara lain menghilangkan pertentangan mazhab, khurafat, bidah, takhayul, dan klenik. Gerakan ini sangat terbuka dengan pintu ijtihad dan menolak semua bentuk ketundukan yang membabibuta atau istilah lainnya taklid. Pemikiran pembaruan berkeinginan untuk merombak total pemikiran umat Islam karena telah keluar dari rel ajaran agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad ini. Perombakan ini menyeluruh dari sisi luar maupun dalam. Jiwa ke-Islaman dikembalikan dan diselaraskan dengan perkembangan zaman. Organisasi Jamiat Khair yang ada di Pulau Jawa merupakan pionir Gerakan Islam Baru. Pada tahun 1905 pemikiran Jamiat Khair yang sangat dipengaruhi oleh gagasan-gagasan pembaharuan telah sampai ke Yogyakarta. KH Ahmad Dahlan adalah orang yang dapat membaca gejala-

gejala pemikiran reformis ini. Berdirinya Muhammadiyah pada tanggal 18 Nopember 1912 direspons secara positif oleh gerakan serupa. Misalnya al-Islam wa al-Irsyad (1914 di Jakarta), Persatuan Islam (1923 di Bandung), serta Persatuan Umat Islam. Semua perkumpulan ini dipengaruhi oleh ajaranajaran reformasi. Di antara keempat organisasi reformis ini, Muhammadiyah adalah yang paling banyak pengikutnya, memiliki sistem yang teratur, serta giat dalam berjuang. Berdirinya Muhammadiyah merupakan bentuk implementasi pemikiran-pemikiran pembaruan yang dimiliki oleh KH Ahmad Dahlan dan tentunya didapat dari Makkah ketika menunaikan ibadah haji serta menuntut ilmu. Muhammadiyah adalah gerakan pembaruan pertama yang diizinkan oleh pemerintahan Hindia Belanda dengan berbadan hukum. Beberapa kelompok yang beraliran pembaruan di kemudian hari merespons positif keberadaan Muhammadiyah dengan bergabung menjadi satu bersama organisasi yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan tersebut. Kelompok tersebut antara lain al-Munir, Shirat al-Mustaqim (keduanya dari Makasar), Nur al-Islam (Pekalongan), alHidayah (Garut), dan Sidiq-Amanah-Tabligh-Fathanah (Surakarta). Respons terhadap gerakan atau pemikiran Islam pembaru tidak selamanya bernada positif. Berbagai tanggapan negatif sempat diterima oleh para cendekiawan Islam yang terinspirasi pemikiran-pemikiran reformis tersebut. Salah satu contohnya adalah hal yang pernah menimpa KH Ahmad Dahlan. Pemikiran pembaru dalam peribadatan yang dimiliki oleh KH Ahmad Dahlan ternyata tidak sepenuhnya diterima dengan baik oleh sebagian kalangan. _________________________ Shubhi Mahmashony Harimurti, Alumni Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta.
SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 1 - 15 OKTOBER 2013

41

BINA AKIDAH

Haji, Kurban, dan Pendidikan Cinta


DR Muhbib Abdul Wahab
rosesi dan ritualitas haji ternyata sangat sarat dengan dinamika cinta kasih (rahmah). Karena cinta, dua insan, Adam dan Hawa, yang telah berpisah sekian lama saling mencari dan dipertemukan kembali oleh Allah SwT di Jabal Rahmah, di kawasan Arafah. Keduanya saling mencari cinta sejati: cinta kemanusiaan dan cinta Tuhan. Dalam mendamba cinta kemanusiaan itu terdapat spirit perjuangan yang tulus dan kerelaan berkorban. Sehingga membuahkan kearifan (arafah) yang mendalam, baik kearifan personal, kearifan sosial, maupun kearifan keduniaan dan kearifan keakhiratan. Karena itu, jamaah haji yang berjihad meraih cinta ketuhanan (cinta Ilahi) harus berhenti sejenak sambil berefleksi (wuquf) di Arafah. Dengan kata lain, sejarah Arafah adalah sejarah pencarian cinta kasih sayang yang sangat humanis, berorientasi kepada kesadaran pentingnya mencintai sesama dengan menghormati dan menegakkan HAM, dan kesadaran perlu cinta masa depan: cinta ukhrawi dan cinta Tuhan. Di Arafah ini pula, Nabi saw dahulu pernah menyampaikan khutbah wada yang pada intinya menyerukan cinta kemanusiaan dengan tidak menumpahkan darah (perdamaian, anti kekerasan), menjaga properti (anti korupsi, eksploitasi dan pemerolehan harta secara halal dan ilegal), dan menjaga kehormatan diri (anti pelecehan, anti perbuatan amoral). Cinta kemanusiaan juga didramatisasikan oleh ibunda Ismail as pada saat mencari air kehidupan. Ketika diminta tinggal oleh Ibrahim as di lembah Makkah sambil diberi amanah memelihara putra satu-satunya, Ismail, di tanah yang tandus dan gersang, tanpa tanaman dan tumbuh-tumbuhan, cinta Hajar tumbuh bersemi mengasihi putranya. Karena keyakinan dan cintanya kepada Tuhan dan suami, Hajar berusaha mencari air kehidupan untuk anaknya. Cinta anak mendorong sang ibu mengoptimalkan segala usaha demi masa depannya. Daya juang dan etos pengorbanan tanpa mengenal lelah karena anak tercinta menjadikan sang ibu memiliki hati yang bersih dan tulus (shafa), sehingga apa yang diusahakan hanya untuk mencapai keberkahan dan kepuasan (marwah) bagi masa depan anaknya. Cinta seorang ibu yang tanpa pamrih mengantarkan masa depan Ismail yang penuh dedikasi. Sejarah cinta anak manusia juga terjadi di Mina (lembah cinta dan cita). Di tempat ini, dahulu khalilullah (kekasih Allah), Ibrahim as pernah diuji imannya melalui mimpi, yaitu diperintahkan menyembelih anak yang sangat dicintainya, Ismail. Drama pengorbanan ini juga sarat dengan aktualisasi cinta Tuhan dan cinta kemanusiaan. Untuk menggapai cinta Tuhan, diperlukan pengorbanan dan keikhlasan yang tinggi. Perintah kepada sang
42

ayah untuk mengorbankan anak kandungnya sendiri tidak mungkin terlaksana jika Ibrahim tidak memiliki ketulusan dalam mencintai Tuhan. Cinta Tuhan harus melebihi dan mengatasi segala bentuk cinta yang ada: cinta keduniaan, cinta harta benda, cinta kedudukan dan kekuasaan. Sejarah Mina memberi pelajaran kepada kita bahwa cinta Tuhan mengharuskan totalitas kepasrahan, ketaatan, dan ketulusan mengorbankan segala yang dimilikinya, termasuk anak sendiri yang paling dicintainya. Mina (sering juga diucapkan muna)itu artinya cinta dan cita atau harapan dan cinta. Ibrahim as diperintahkan oleh Allah SwT menyembelih anak kandung yang dicintainya sekaligus menjadi tumpuan harapan masa depannya. Mengapa yang dikorbankan itu adalah yang dicintainya? Karena, manusia seringkali terjebak pada cinta dunia, cinta harta, cinta anak, cinta wanita, dan cinta jabatan dan tahta, sementara lupa adanya cinta abadi, yaitu cinta Ilahi. Selain itu, qurban (yang berarti pendekatan diri) juga merupakan tolok ukur cinta seorang hamba kepada Tuhannya. Jika panjang jarak dan luas diukur dengan meter, kilometer atau mil, berat diukur dengan kilo, kwintal dan ton, kadar emas diukur dengan karat, maka kadar cinta kepada Allah SwT diukur dengan seberapa ikhlas kita mengorbankan Ismail yang kita miliki dan sekaligus kita cintai. Singkatnya, jangan berharap memiliki cinta abadi atau cinta Ilahi, jika tidak ada pengorbanan yang sepenuh hati! Ternyata kadar cinta Ibrahim kepada Allah yang luar biasa tulus itu membuahkan cita-cita yang indah. Anaknya, Ismail, tidak jadi disembelih, namun diganti oleh Allah dengan domba. Hal ini juga memberi pelajaran kepada kita bahwa manusia, seperti Ismail yang dicita-citakan ayahnya untuk meneruskan perjuangannya, tidak layak dikorbankan. Terlalu mahal manusia dijadikan kurban; biarlah hewan-hewan saja yang dikurbankan, agar manusia tidak lagi berperilaku seperti hewan kurban. Walhasil, dengan cinta, manusia harus dihormati, dihargai, dicerdaskan dan diberdayakan, bukan disikapi dengan kekerasan, penindasan, pelecehan, apalagi pengorbanan. Oleh sebab itu, hakikat pengurbanan kita dengan menyembelih hewan bukanlah terletak pada darah yang dialirkan dan daging yang dimakan atau dibagikan, melainkan pada ketulusan cinta dan takwa kita kepada Allah. Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridlaan) Allah, tetapi takwa dari (lubuk hati)mulah yang dapat mencapainya. (Qs. Al-Hajj [22]: 37). Cinta Tuhan dan cinta kemanusiaan harus diaktualisasikan dalam rangka memaknai kehidupan yang penuh pengabdian dan keberkahan. DR Muhbib Abdul Wahab, Dosen Pascasarjana UMJ dan UIN Syarif Hidayatullah

SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 26 ZULKAIDAH - 10 ZULHIJJAH 1434 H

BINA AKHLAK

MENGGAPAI CINTA ALLAH DENGAN IKHLAS


Muhsin Hariyanto
da sebuah kisah dalam sebuah Hadits shahih yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim yang sangat sarat dengan ibrah (pelajaran yang berharga). Berawal dari rasa ibanya, seorang wanita yang dikenal sebagai seorang pelacur, rela berbuat sesuatu yang sangat mulia bagi seekor anjing yang tengah kehausan di dekat sebuah sumur yang tak mungkin dimanfaatkan airnya oleh Sang Anjing karena keterbatasannya untuk mengakses kenikmatan Allah yang ada di dalamnya. Pada saat itu, yang diperlukan hanyalah kesediaan Sang Pelacur untuk bersedekah kepada Sang Anjing, agar si anjing tidak mati karena kehausan. Dengan ketulusan hatinya, Sang Pelacur menuruni tebing sumur dan mengambilkan beberapa teguk air dengan sepatunya untuk membantu Si Anjing yang sangat memerlukan bantuannya. Dan akhirnya, Si Anjing karena bantuan Sang Pelacur pun terbebas dari masalah kehausan, dan terhindar dari kemungkinan kematian sebagai akibat dari masalah yang dihadapinya. Tanpa mengucap apa pun Sang Anjing pun pergi dengan selamat, dan Si Pelacur pun lega. Nah, para pembaca (yang) budiman, apa balasan yang diberikan oleh Allah kepada Sang Pelacur? Menurut sabda nabi s.a.w., Sang Pelacur itu pun mendapatkan anugerah cinta tertinggi dari Allah, berupa: maghfirah (ampunan). Dan, ampunan dari Allah itulah yang pada saatnya kelak akan bisa menjadi tiket-masuk ke surga, sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Allah kepada orang-orang yang bertaqwa. Ibnu Taimiyyah, dalam kitab Majm al-Fatw, I/212 menyatakan: Nabi saw.pernah bersabda bahwa orang yang paling berhak memperoleh syafaat (pertolongan) pada hari kiamat adalah orang yang paling tinggi tauhid dan keikhlasannya. Mengapa? Karena ruh tauhid dan keikhlasan akan terus menyatu dalam sikap perilaku manusia ketika beribadah kepada Allah. Syafaat adalah bukti cinta Allah kepada hambaNya. Dan oleh karenanya kata para ulama tidak ada syafaat tanpa cinta. Dan pada saat seseorang hamba membangun cintanya kepada Allah, pada saat itulah cinta Allah akan bersemi di hati sanubari hambanya yang taat dalam beribadah dengan ruh tauhid dan keikhlasannya. Dan wujud implementasinya antara lain seperti apa yang telah dimanifestasikan oleh Sang Pelacur kepada Sang Anjing. Memahami apa yang tersirat dalam beberapa ayat Al-Quran dan Hadits yang pernah penulis baca, Allah selalu akan menyikapi para hamba-hambaNya di dunia dan akhirat selaras dengan niatniat mereka di dunia. Sebagaimana yang pernah disabdakan oleh

Nabi saw: yuhsyarun nsu al niyyatihim (Manusia dikumpulkan berdasarkan niat-niat mereka) (HR Ibnu Majah dari Jabir bin Abdullah, Sunan Ibn Mjah, Hadits nomor 4230, dan dishahihkan oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin AlAlbani). Dan juga dalam sabdanya: innam yubatsun nsu al niyyatihim (Manusia dibangkitkan hanyalah di atas niatniat mereka) (HR Ibnu Majah dari Abu Hurairah, Sunan Ibn Mjah, Hadits nomor 4229, dan dihasankan oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani). Selaras dengan apa yang tersebut dalam Qs Al-diyt [100]: 9-11, Maka apakah Dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur, dan dinampakkan apa yang ada di dalam dada, Sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka, dan Qs Ath-Thriq [86]: 9, Pada hari dinampakkan segala rahasia. Sebagaimana kisah yang telah penulis ungkapkan di atas, Abu Hurairah ra telah meriwayatkan sebuah Hadits Nabi saw yang dapat kita jadikan sebagai ibrah (pelajaran berharga) tentang arti penting keikhlasan pada diri seseorang dia berbuat sesuatu. Diriwayatkan, bahwa ikhlas bisa menjadi sebab diampuninya dosa seseorang. Sebagaimana Hadits berikut: bainam kalbun yuthfu birakiyyatin kda yaqtuluhul athasyu idz rathu baghiyyun min baghy ban isrla fanazaat mqah fastaqathu iyyhu faghufira lah bihi (Ketika ada seekor anjing yang hampir mati karena kehausan berputar-putar mengelilingi sebuah sumur yang berisi air, tiba-tiba anjing tersebut dilihat oleh seorang wanita pezina dari kaum bani Israil, maka wanita tersebut melepaskan khufnya (sepatunya) untuk turun ke sumur dan mengisi air ke sepatu tersebut , lalu memberi minum kepada si anjing tersebut. Maka sebagai akibat dari perbuatannya Allah pun mengampuni dosa wanita tersebut karena amalannya itu (HR Al-Bukhari, Shahh alBukhri, IV/211, Hadits nomor 3467 dan Muslim, Shahh Muslim, VII/45, Hadits nomor 5998) Berpijak dari Hadits tersebut, kita bisa memahami arti penting keikhlasan Sang Wanita Pezina, pada saat menolong Sang Anjing yang tengah kehausan. Dia menolong Sang Anjing dengan ketulusan hatinya. Karena tak seorang pun yang melihatnya, dan dia pun tidak berharap apa pun terhadap Sang Anjing Yang jelas benar-benar melihat hanyalah Allah. __________________________ Muhsin Hariyanto, Dosen Tetap FAI UM Yogyakarta dan Dosen Tidak Tetap STIKES Aisyiyah Yogyakarta.
SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 1 - 15 OKTOBER 2013

43

BINA JAMAAH

MENYELAMATKAN ANAK-ANAK JAMAAH MASJID


ampir semua masjid, mushola dan surau terkesan sebagai tempat ibadah orang dewasa dan orang tua. Yang rajin shalat jamaah, yang rajin pengajian, rajin menggelar tikar, yang rajin adzan, dan yang rajin hallo-hallo untuk mengumumkan sesuatu adalah para orang tua. Sangat jarang anak muda, remaja dan anak-anak diajak untuk menjadi bagian dari kegiatan ibadah itu. Diajak untuk mempersiapkan ibadah saja tidak pernah. Tujuan para orang tua dan orang dewasa jelas tercapai. Dengan menjauhkan anak-anak dan remaja dari masjid, mushola atau surau, maka tempat ibadah ini menjadi tenang, tenteram, hening. Orang tua dan orang dewasa dalam beribadah pun dapat menjadi khusyuk, tidak terganggu oleh celoteh atau tingkah anak-anak. Lantas dimanakah anak-anak dan para remaja mereka ketika para orang tua, ayah dan ibu asyik beribadah dan berdoa di tempat ibadah agar cepat masuk surga itu? Anakanak mereka biasanya ada yang di rumah nonton televisi, main internetan di kamar, atau pergi ke tempat sewa playstation main game, duduk-duduk di pinggir jalan, di warung kopi, atau jalan-jalan cari hiburan di mall, atau melakukan kegiatan yang tidak jelas. Semua ini tampak seperti wajar-wajar saja. Gejala ini seperti tidak menimbulkan masalah. Masjid, mushola, surau diwarnai oleh kegiatan ibadah orang tua dan orang dewasa. Anak-anak dan remaja, boleh meramaikan sekitar tempat ibadah itu di waktu sore. Yaitu ketika ada kegiatan TPA. Setelah itu, mereka pulang. Dalam waktu yang lama, puluhan tahun, ketika orangorang tua dan orang dewasa itu satu persatu meninggal dunia, maka bagaimana nasib anak-anak dan remaja yang kemudian juga beranjak dewasa? Mereka biasanya menjadi generasi yang canggung. Mereka tidak terbiasa dan merasa kurang akrab dengan masjid, mushola dan surau. Mereka tidak terlatih untuk shalat berjamaah. Kalau orangtuanya adalah aktivis shalat berjamaah dengan harapan masuk surga, anak-anak yang kemudian menjadi dewasa ini kesulitan mencari jalan masuk surga itu. Kalau orangtuanya adalah pengurus takmir dan aktif menabung pahala dengan kegiatan pengajian kesana-kemari maka anakanak yang tidak dilatih berjamaah ini akan menjadi kesulitan menabung pahala seperti orangtuanya. Yang lebih berbahaya, atau kemudian lebih menyulitkan lagi di kemudian hari adalah ketika saat dulu orang tuanya menjadi aktivis masjid atau aktivis Persyarikatan tetapi anakanaknya terlantar kurang perhatian. Ada orang-orang yang
44

dengan ramah dan penuh perhatian menampung mereka. Mereka mengajak anak-anak yang orangtuanya egois ingin masuk surga sendirian ini, untuk mengikuti kegiatan agama dengan metode baru yang sesuai dengan jiwa muda mereka. Mereka diajak mengikuti kajian, diajak dialog dengan kupasan dan uraian ilmu agama yang segar lalu diberi semangat agar juga rajin beribadah dan berjamaah bersama jamaah baru bimbingan orang lain ini. Hasilnya, mereka akan tumbuh menjadi kader orang lain, bukan kader Persyarikatan atau kader masjid setempat sebagaimana orangtuanya. Dan ketika para orangtua ini kemudian meninggal, anak-anak muda yang sudah diasuh dan menjadi kader pihak lain inilah yang kemudian akan mewarisi masjid, mushola dan surau itu. Mereka inilah yang kemudian menjadi pengurus takmir, dan mengarahkan kegiatan di masjid sesuai dengan petunjuk pembimbing ruhani mereka. Kalau kemudian banyak masjid yang sepertinya kemudian menjadi berubah watak keagamaannya, berubah cara mengajinya, berubah cara memandang agama dan cara memandang hidup menjadi lebih radikal, memiliki ideologi berbeda dengan ideologi Muhammadiyah dan menjadi super militan misalnya, inilah risiko yang harus ditanggung oleh masyarakat seputar masjid, mushola atau surau itu. Sebelum ini terjadi dan menjadi malapetaka bagi Persyarikatan dan makin menjadi-jadi, ada baiknya perlu diubah konsep dan paham itu, bahwa masjid, mushola, surau, khususnya yang dibangun oleh Persyarikatan, hanyalah diperuntukkan bagi orang dewasa dan orang tua. Dengan tujuan agar tempat ibadah ini tidak gaduh dan bising terganggu oleh ulah anak-anak dan remaja. Mungkin para orang tua ini perlu berkaca dan jujur, bukankah mereka dulu juga pernah menjadi anak-anak dan remaja? Apakah mereka dulu ketika anak-anak dan remaja sudah alim dalam arti tidak suka bikin gaduh? Perlukah para orangtua mengurangi sedikit egoisme dengan memberi kesempatan kepada anak-anak ikut meramaikan masjid, mushola dan surau? Dengan demikian kan lebih asyik nantinya, di akhirat, mereka bisa masuk surga bersama anak, istri dan cucu-cucunya. Tidak masuk surga sendirian? Jadikan masjid, mushola, surau sebagai tempat ibadah segala umur. Ini perlu dilakukan sebagai bagian dari ikhtiar untuk menyelamatkan anak-anak takmir dan anak-anak jamaah masjid itu sendiri. Bukankah kalau anak-anak ini menjadi anak shalih dan terbiasa shalat berjamaah di masjid, mereka bisa mendoakan orangtuanya juga? (Mustofa W Hasyim).

SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 26 ZULKAIDAH - 10 ZULHIJJAH 1434 H

KESEHATAN

INFEKSI TREMATODA BAWAAN MAKANAN

nfeksi trematoda bawaan makanan atau trematodiases bawaan makanan adalah sekelompok infeksi yang disebabkan parasit trematoda (cacing pipih atau cacing) yang diperoleh melalui konsumsi makanan yang terkontaminasi larva parasit. Transmisi ini terkait dengan pola perilaku manusia yang berhubungan dengan metode produksi, mengolah, dan menyiapkan makanan. Secara khusus, hidangan yang mengandung ikan mentah, krustasea, dan tanaman merupakan tradisi diet mapan banyak penduduk yang tinggal di negara-negara di mana penyakit ini endemik. Trematodiases bawaan makanan adalah zoonosis, yaitu infeksi secara alami yang ditularkan dari hewan vertebrata ke manusia dan sebaliknya. Transmisi langsung sepertinya tidak mungkin, karena parasit penyebab yang relevan menjadi infektif hanya setelah menyelesaikan siklus hidup yang kompleks, biasanya melibatkan tahapan menengah, sebagai host bukan manusia. Sebagai perantara pertama dalam semua kasus adalah siput air tawar, sedangkan host kedua berbeda: pada clonorchiasis dan opisthorchiasis adalah ikan air tawar, pada paragonimiasis adalah krustacea, sementara fascioliasis tidak memerlukan hospes perantara kedua. Tuan rumah akhir selalu mamalia . Orang menjadi terinfeksi ketika mereka menelan hospes perantara kedua yang terinfeksi dengan bentuk larva parasit . Dalam kasus fascioliasis, orang terinfeksi ketika larva tersebut tertelan bersama dengan sayuran air.. Epidemiologi Pada 2005, lebih dari 56 juta orang di seluruh dunia terinfeksi trematoda bawaan makanan dan lebih dari 7.000 orang meninggal dunia. Kasus trematodiases bawaan makanan dilaporkan terjadi di lebih dari dari 70 negara di seluruh dunia, namun Asia Tenggara dan Amerika Selatan adalah daerah yang paling terkena dampak. Dalam negara, transmisi sering terbatas pada daerah tertentu dan mencerminkan pola perilaku dan ekologi, seperti kebiasaan masyarakat berkenaan dengan makanan, metode produksi makanan dan persiapan, serta distribusi dari host perantara. Informasi tentang status epidemiologi infeksi trematoda bawaan makanan di Afrika sebagian besar hilang. Dampak ekonomi dari trematodiases bawaan makanan adalah penting, dan terutama terkait dengan kerugian di industri perikanan, karena pembatasan ekspor dan penurunan permintaan konsumen. Gejala Beban kesehatan masyarakat disebabkan trematodiases ba-

waan makanan ini terutama disebabkan morbiditas daripada mortalitas. Infeksi awal sering berlalu tanpa diketahui, karena mereka tidak menunjukkan gejala. Sebaliknya, jika beban cacing yang tinggi, malaise (rasa tidak enak) secara umum adalah nyeri berat, terutama di daerah perut dan yang paling sering terjadi dalam kasus fascioliasis. Infeksi kronis selalu dikaitkan dengan morbiditas berat. Gejala terutama organ-spesifik dan mencerminkan lokasi akhir dari cacing dewasa dalam tubuh. Dalam clonorchiasis dan opisthorchiasis, cacing dewasa menempati saluran empedu kecil dari hati. Menyebabkan peradangan dan fibrosis dari jaringan yang berdekatan. Akhirnya cholangiocarcinoma, bentuk parah dan fatal dari kanker empedu. Kedua C. sinensis dan O. viverrini, bukan O. felineus, diklasifikasikan sebagai agen karsinogenik (yang menyebabkan kanker). Dalam fascioliasis, cacing dewasa menempati di saluran empedu besar dan kandung empedu, yang menyebabkan peradangan, fibrosis, penyumbatan, nyeri kolik, dan penyakit kuning. Fibrosis hati dan anemia juga sering terjadi. Dalam paragonimiasis, lokasi akhir dari cacing di jaringan paru-paru. Mereka menyebabkan gejala yang dapat dikacaukan dengan TBC: batuk kronis dengan dahak bernoda darah, nyeri dada, dispnea (sesak napas), dan demam. Migrasi cacing adalah mungkin: lokasi otak yang paling parah. Pencegahan dan Pengendalian Pengendalian trematodiases bawaan makanan bertujuan untuk mengurangi risiko infeksi dan pada mengendalikan morbiditas terkait. Tindakan kesehatan masyarakat dan praktik keamanan pangan dianjurkan untuk mengurangi risiko infeksi, sedangkan untuk mengontrol morbiditas, WHO merekomendasikan peningkatan akses terhadap pengobatan menggunakan obatobatan obat cacing yang aman dan efektif (obat yang mengusir cacing). Pengobatan dapat ditawarkan melalui kemoterapi atau kasus individu manajemen pencegahan. Kemoterapi preventif melibatkan pendekatan berbasis populasi. Setiap orang di suatu wilayah tertentu atau daerah diberikan obat-obatan, terlepas dari status infeksi mereka, dianjurkan di daerah dengan sejumlah besar individu yang terinfeksi. Manajemen kasus individu melibatkan perawatan orang dengan dikonfirmasi atau diduga infeksi. (ham)
SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 1 - 15 OKTOBER 2013

45

HUMANIORA

Kiai Maruf
Cerpen: Bustan Basir Maras
iai Maruf adalah kiai paling kharismatik di Pondok Pesantren di mana kami belajar selama bertahuntahun. Beliau juga kiai paling sepuh di pondok kami, bahkan di lingkungan kampung santri di mana kami menimba ilmu agama selama ini. Ya, Kiai Maruf. Wajahnya putih bercahaya, jalannya perlahan sambil terus menundukkan kepala ke tanah, sebagai laku tawadlu dan rendah hati, terus berdzikir: berarti menundukkan diri pada yang Maha Pencipta, Maha dari yang Maha segala-galanya. Akhir-akhir ini, Kiai Maruf dikabarkan mulai sakit-sakitan. Apalagi setelah ia menjalani operasi sakit tulang belakang. Konon, kali ini Kiai Maruf benarbenar sakit. Ia dilarikan ke rumah sakit oleh keluarganya, meskipun sebenarnya ia tak pernah mau dilarikan ke rumah sakit. Kami masih ingat ketika belajar mengaji kitab kepadanya setiap habis subuh di masjid pondok. Bliau sangat tekun mengajari kami para santri. Terutama mengaji Al Quran. Bacaan Quran Kiai Maruf sangatlah fasih dengan tajwid yang matang dan mantap. Itu sebabnya setiap kali Kiai Maruf jadi imam di masjid pondok kami yang digabungkan dengan masyarakat setempat, jamaah selalu membludak memenuhi masjid. Alasan jamaah
46

pun macam-macam. Kalau shalat yang ngimami Kiai Maruf, mesti khusu aku ! kata seorang jamaah perempuan setengah baya sepulang dari masjid. Aku juga sama.. yang lain menimpali. Bahkan sering pula ada yang mengaku, bahwa ia kadang sampai menangis dalam shalatnya ketika diimami Kiai Maruf. Kiai Maruf sangat fasih membacakan ayat-ayat tambahan, sesudah surah Al Fatihah di dalam shalat. Pernah terjadi suatu ketika di bulan Ramadlan, ketika kami berkumpul dengan Kiai Maruf di sebuah rumah penduduk, saat itu, aku melihat wajah Kiai Maruf tiba-tiba berubah seperti cahaya, dan wajah kami semua bercermin ke wajah beliau, termasuk wajah kiai-kiai yang lain. Kharisma Kiai Maruf memang mengagumkan. Tapi ketika hal itu saya sampaikan kepada beliau, dengan rendah hati beliau mengatakan, itu hal yang biasa saja dan peristiwa semacam itu memang kadang terjadi pada manusia-manusia lain, jika Allah menghendaki. Begitulah Kiai Maruf menasehati selalu. Namun hari ini Kiai yang paling kami kagumi itu benar-benar sakit. Padahal seumur hidupnya, ia hampir tak pernah sakit. Tetapi sejak ia menjalani operasi tulang belakang, mulai saat itulah ia seringkali dikabarkan sakit.

Kadang tengah malam kami semua para santri dibangunkan, tahajjud, dan bermunajat kepada Allah, memohon kesembuhan Kiai Maruf. Namun kali ini, kabar beredar di kalangan para ustadz dan kiai muda, bahwa Kiai Maruf benar-nenar sakit keras, dan kemarin sore dilarikan ke rumah sakit setempat. Meskipun ia tetap menolak. Namun keadaannya makin memburuk. Maka anakanaknya memaksa harus dilarikan ke rumah sakit. Konon, sehari setelah Kiai Maruf berada di rumah sakit kota, beberapa penduduk dan tetangga dekatnya, melihat rumah Kiai Maruf seperti diselubungi cahaya. Rumah itu sepertinya akan terangkat. Terangkat perlahan ke langit, pelahan, perlahan namun rumah itu kian berjarak dengan bumi. Hampir semua penduduk terperangah melihat kejadian itu. Rumah itu akhirnya benar-benar terangkat hingga menembus langit malam yang pekat. Dan alangkah kagetnya kami, para santri, para ustadz, para kiai muda, para penduduk, terutama tetangga yang menyaksikan kejadian aneh itu semalam, ketika pada keesokan harinya saat pagi tiba di halaman pondok kami yang lembab, mendapat kabar dari rumah sakit kota, bahwa Kiai Maruf telah berpulang ke rahmatullah. Hari itu juga, spontan di

SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 26 ZULKAIDAH - 10 ZULHIJJAH 1434 H

HUMANIORA
seluruh kota, terutama di kawasan pondok kami, suasana duka mendalam menyelimuti lembah dan pegunungan. Sepanjang hari, hingga ke penjuru kota, mendung menggulung, namun tak menurunkan hujan. Kabarnya, pukul dua siang Kiai Maruf akan segera dimakamkan di pemakaman khusus para kiai sepuh di sekitar kompleks pondok kami. Hari itu, mendadak lingkungan pondok tiba-tiba penuh. Para pelayat datang dari berbagai penjuru. Berdoa, memberi kenangan dan penghormatan terakhir kepada kiai kharismatik itu. Para kiai sepuh datang dari segala pondok pesantren dan perguruan, bahkan beberapa dari tokoh agama lain. Sebab Kiai Maruf juga dikenal sangat ramah, akrab, dan pengayom agama lain. Mereka semua datang berduyun-duyun dengan mata merah menahan kesedihan dan duka, kehilangan sosok manusia langka seperti Kiai Maruf. Lalu setelah pemakaman berlangsung dari siang hari hingga menjelang magrib, semua pelayat pun mulai berangsur pulang ke tempat asal mereka masingmasing. Sementara itu, langit tak pernah berhenti menggulung awan hitam. Menggantung bagai sarang lebah di langit timur. Siang hari ketika pemakaman hingga sore hari, tak ada panas terik yang membuat gerah para pelayat. Angin bertiup perlahan justru menyegarkan wajah para pelayat. Namun tak lama berselang, menjelang adzan magrib berkumandang, di langit selatan nampak tujuh pelangi menghias langit. Pelangi itu nancap di puncak bukit terjauh di selatan kota kami. Kami semua sempat takjub dan terdiam sesaat melihat keajaiban alam itu, sebelum akhirnya pelangi-pelangi itu mengabur ke dalam langit, tergulung oleh mendung menebal. Lalu kantong langit itu seperti disilet petir. Air pun tumpah ke bumi membasahi tanah-tanah yang semula kering kerontang. Subhanallah, ternyata tidak hanya kami para santri dan seluruh penduduk kota menangisi kepergian Kiai Maruf, tapi juga alam semesta. Mandar-Yogya, 11-13. (Cerpen ini didedikasikan untuk almarhum KH Ahmad Maruf di Baruga-Majene, Sulbar)

BUSTAN BASIR MARAS, lahir di Teluk Mandar (Mekkatta-Malunda) Majene, Sulawesi Barat. Sebelum ngungsi ke Yogyakarta, aktif dalam berbagai gerakan sosial budaya, di Mandar Sulawesi Barat. Pada tahun 1996, bersama kawan-kawannya mendirikan Sanggar Gedasi di Pon-Pes Ihyaul Ulum DDI Baruga-Majene dan terlibat beberapa kali dalam produksi serta tour dan syiar budaya. Sepulang nyantri dari Pon-Pes Ihyaul Ulum, sejak tahun 1998 memilih tinggal di Yogyakarta, lalu bergabung dengan Sanggar Studi Sastra dan Teater SILA (SSST Sila), sambil sekolah di Universitas Islam Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Oxford Course, juga aktif ikut mocopatan di Kasihan, asuhan Emha Ainun Nadjib, serta tidur di Pondok Pesantren AlMunawwir Krapyak Yogya. Ia juga banyak menghabiskan waktunya di Keluarga Mahasiswa Pencinta Demokrasi (KMPD), Sanggar Suwung, Front Pemuda Perjuangan Indonesia (FPPI), Majalah Arena, Teater Eska, dan lain-lain. Sempat pula ia duduk di Dewan Pertimbangan Forum Pers Mahasiswa Yogyakarta (FORESMAYO) periode 2001-2002, sebelum akhirnya membubarkan dirinya sendiri. Pada tahun 1997 juara satu pada lomba penulisan naskah dan penyuluhan tentang Peningkatan Hidup dan Kebudayaan Kaum Miskin tingkat Kabupaten Majene dan juara dua tingkat Propinsi Sulawesi Selatan. Dan pada pertengahan Thn. 2002 terpilih sebagai salah satu nominator lomba penulisan karya sastra (selekda BSMI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Lalu pada tahun yang sama (2002), kembali juara dua dalam lomba penulisan karya sastra (Puisi) pada Pekan Seni Mahasiswa Tingkat Nasional (Peksiminas) ke VI (enam). Karya-karyanya dipublikasikan di berbagai media massa: Bernas Jogja, Minggu Pagi, Wawasan, Republika, Info Indonesia, SKH. Mimbar Karya Sul-Sel, Kompas, Harian Fajar Makassar, Kedaulatan Rakyat, Suara Merdeka Semarang, Aktual, info Indonesia, Suara Pembaharuan, Majalah Arena, Majalah Sukma Banjarmasin, Solo Pos, Kuntum, Radar Sulbar, Suara Muhammadiyah, Media-media on line, dan lain sebagainya. Selain menulis di berbagai media, ia juga aktif memenuhi undangan berbicara dalam berbagai seminar, work shop teater, diklat jurnalistik, pengajian, penulisan sastra, yang datang dari berbagai kalangan, organisasi sosial kemasyarakatan, LSM, lembaga kemahasiswaan sekaligus kelom-

pok-kelompok pergerakan mahasiswa, organisasi etnis dan lain-lain semacamnya. Secuil pengalamannya antara lain: Jurnalis Majalah Arena, Tabloid Assalam, mendirikan Komunitas Rumah Kita, juga ikut mendirikan Teater Pasak, aktif di KMPD, FPPI, Pentas Lautan Jilbab-Karya Emha Ainun Nadjib, Penggali Kapur-Kirdjo Mulyo (Pentas Teater Eska), Ziarah AbadiM. Iqbal (Tadarrus Puisi Teater Eska), Ziarah Tanah Mandar (Musik Puisi Komunitas Rumah Mandar Yogya) Pembacaan dan Musikalisasi Puisi (Kolaborasi Sanggar Suwung dan SSST Sila) pada malam Khairil Anwar dan HB. Jassin di Societet Militer Yogyakarta, Tour Pementasan bersama KRM, diundang dalam Tongue In Your Ear (Festival Puisi Nasional-FKY 2007), dan lain-lain. Saat ini, sedang menempuh pendidikan pada Program Pascasarjana Jurusan Antropologi Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, juga aktif di berbagai lembaga sosial-budaya, lembaga riset, ngurusi Annora Media (Publisher and Book Distributor), membina beberapa komunitas di Sulbar dan Yogyakarta, menulis di berbagai media, jurnal, dan sedang mempersiapkan beberapa bukunya yang akan terbit, antara lain: Spesies Bernama Indonesia (Puisi), Negara Ideal (Telaah Pemikiran Tjokroaminoto), serta Ladang Cinta Ke-sejati-an Diri (Langkah Proses Kreatif) dan lain-lain. Bukunya yang sudah terbit: Negeri Bersyair, Mata Air Mata Darah, Damarcinna, Ziarah Tanah Mandar, Tongue In Your Ear (Antologi Puisi 30 Penyair Indonesia), Negeri Anak Mandar, Carita (Carita Rakyat Sulbar) dan lain-lain. Saat ini tinggal di Suryowijayan MJ. 1 No. 469 Yogyakarta, 55142, atau di Gg. Mangga No.46 Sonosewu-Yogya, 55182. Nongkrongnya: di Teater Eska, di Annora Media, di Taman Budaya Yogya, atau di Komunitas Rumah Mandar: Jl. Golo Gg. Pulanggeni UH. 5/425 Yogyakarta. Email: bustannora@yahoo.co.id.

Rubrik Humaniora ini dipersembahkan oleh

SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 1 - 15 OKTOBER 2013

47

WAWASAN

Nyawa Agama Tak Terhingga


DR Muhammad Qorib
dain, misalnya diartikan dengan hutang, yang menggambarkan relasi antara pihak pemberi dan penerima hutang bahwa si pemberi berkedudukan lebih tinggi. Demikian juga dengan diin, yang berarti pembalasan. Orang yang membalas memiliki kedudukan lebih tinggi daripada yang menerima balasan.
Semangat beragama akan terus mewarnai kehidupan masyarakat yang bisa menghasilkan kerjasama yang indah.

udul yang saya pilih dalam tulisan ini bertujuan untuk memperkuat argumen tentang arti pentingnya agama dalam kehidupan manusia. Lebih daripada seribu nyawa, ternyata nyawa agama tak pernah terhingga. Artinya, agama akan tetap hidup dan lestari sepanjang masa dalam kehidupan manusia. Agama berasal dari huruf a yang berarti tidak dan gama yang berarti kacau. Dari segi kebahasaan maka dapat dipahami bahwa agama berarti tidak kacau. Dengan demikian, orang yang menganut agama tidak akan kacau baik di dunia maupun di akhirat. Ada yang menjelaskan bahwa agama diambil dari bahasa Indo-Germania yang berarti jalan sehingga agama adalah jalan menuju kebahagiaan. Dengan kata lain, orang yang menganut suatu agama maka ia akan merasakan kebahagiaan. Dalam bahasa Al-Quran, agama ditunjukkan dengan kata diin. Kata yang terdiri dari tiga huruf tersebut dal, ya dan nun mengandung arti hubungan antara dua pihak, yang salah satu dari keduanya mempunyai kedudukan lebih tinggi. Kata

Kesenjangan Normatif Diin dalam arti agama adalah hubungan manusia dengan satu kekuatan yang jauh melebihinya di mana manusia patuh pada kekuatan itu. Kekuatan itulah yang disebut Ilaah. Lihat Qs. Al-Jaatsiyah [45]: 23. Ilaah itu bisa berwujud dewa, pimpinan, dll. Dalam bahasa Inggris agama ditunjukkan dengan kata religion, berasal dari kata religere dengan makna yang juga terkait dengan, keterikatan, kehati-hatian, kebaikan, keselamatan dan kepatuhan. Makna agama yang saya kemukakan dalam tulisan ini tidak jauh dari spirit kebahagiaan. Dengan kata lain, agama memang merupakan sumber berbagai kebahagiaan terpancar. Tidak ada alasan untuk meragukan agama. Namun persoalan yang penting dikaji adalah bagaimana para pemeluk agama dapat membumikan pesan agama agar menyejarah dan mencerahkan kehidupan umat manusia? Dalam konteks ini tampaknya tidak semua penganut agama memiliki kecakapan untuk itu. Jika kita bercermin pada sejarah masa lalu, tidak sedikit orang menaruh rasa curiga bahkan membenci agama. Motivasi mereka tentu dikarenakan peran dan fungsi agama yang mengambang dan tidak jelas, apalagi ketika agama berselingkuh dengan berbagai kepentingan umat manusia seperti: kepentingan ekonomi, maupun politik. Tak jarang agama menjadi korban, digunakan hanya sebatas bingkai maupun alat tikam nalar sehat. Inilah yang membuat kecewa

48

SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 26 ZULKAIDAH - 10 ZULHIJJAH 1434 H

WAWASAN
banyak pihak, di antaranya adalah Friedrich Nietzsche (18441900). Semula ia seorang penganut Kristen yang cukup taat, namun kemudian bergerak menjauhi bahkan mengutuk agama yang menjadi keyakinannya. Pemikiran yang ia kemukakan bermuara pada ateisme (paham tidak mengakui adanya Tuhan). Nietzsche tidak sendirian, sejumlah tokoh kaliber dunia penerus paham ateis terus bermunculan dan saling menyambung dengan para pendahulunya. Sebut saja Sam Haris, Richard Dawkins, dan Christopher Hitchens berdiri di garda terdepan menyerang agama dan menjadikan penganut agama dibuat raguragu. Bahkan tokoh lain seperti Nigel Barber memperkirakan, baik di negara maju maupun di negara berkembang, sebagian besar orang akan menjadi ateis. Di masa depan, orang akan cenderung lebih peduli terhadap kondisi finansial dari pada keyakinan agama. Menurutnya, paling lambat agama akan punah tahun 2041 mendatang. Apa sesungguhnya yang keliru dari agama itu sehingga dikritik banyak orang? Bagi saya sebagai seorang Muslim, tidak ada yang salah pada agama dalam hal ini Islam, sebagai sebuah agama yang saya yakini kebenarannya. Dalam pencermatan saya, telah terjadi kesenjangan yang demikian jauh antara sisi normatif sebuah agama (baca: Al-Quran dan Hadits) dengan perilaku kaum Muslim, dalam hal ini disebut sisi historis. Keyakinan terhadap kebenaran Al-Quran dan Hadits seringkali tidak dibarengi dengan perwujudan pesan-pesannya dalam kehidupan. Selain itu, kaum Muslim mengalami pemahaman yang retak terhadap Islam sebagai sebuah agama yang komprehensif dan sempurna. Al-Quran maupun Hadits tidak diturunkan ke bumi dalam arti tidak diamalkan moralitas sosialnya. Pada tataran tersebut, agama seolah dibelenggu dan menjadi semacam alat yang tumpul ketika dihadapkan dengan realitas sosial yang membutuhkan acuan atau pemecahan. Boleh jadi ada seorang Muslim yang demikian tersinggung ketika mendapatkan ayat Al-Quran maupun Hadits Nabi yang dipahami di luar arus umum penafsiran. Atau mungkin saja emosi keagamaannya demikian mendidih di saat terjadi pelecehan terhadap wahyu Ilahi maupun sikap yang terkesan merendahkan kepribadian Nabi Muhammad. Namun di sisi lain, kerap pula terjadi pelecehan terhadap Al-Quran maupun Hadits melalui aktivitas keseharian, misalnya: korupsi, kolusi, menipu, suap menyuap dan sebagainya. Keadaan ini sedikit pun tidak mendidihkan emosi keagamaan yang bersangkutan, bahkan mungkin ia adalah pelakunya. Inilah agama yang pesan-pesannya tercerabut secara tragis dalam kehidupan. Agama demikian akan kering karena dipraktikkan tanpa kesan dan efek yang baik bagi sebuah perubahan. Tak Terhingga Agama Islam mengajarkan bahwa dunia ini merupakan tempat sementara, sedangkan keabadian tempatnya di akhirat. Menurut sebuah Hadits, manusia seperti seorang musafir yang beristirahat sebentar di bawah sebatang pohon rindang karena cuaca panas, setelah panas mereda musafir itu kemudian meneruskan perjalanan. Rasulullah mengumpamakan musafir itu sebagai manusia sementara pohon adalah dunia. Dunia pasti suatu saat akan kita tinggalkan. Alangkah fananya dunia ini. Dan yang paling harus disadari adalah bahwa semua amal, baik atau buruk semua akan dimintai tanggung jawabnya oleh Allah. Secara alamiah, manusia mengakui kekuatan di luar dirinya. Ini dapat dilihat ketika manusia mengalami kesulitan hidup, musibah, dan berbagai bencana. Ia mengeluh dan meminta pertolongan kepada sesuatu yang serba maha, yang dapat membebaskannya dari keadaan itu. Naluri ini membuktikan bahwa manusia perlu beragama dan membutuhkan Tuhan. Manusia dalam Al-Quran di antaranya disebut dengan kata insaan, berarti makhluk yang memiliki dua entitas, yaitu: jasmani dan ruhani. Di dalam ruhani itulah pengakuan tentang Tuhan bersemayam, itulah sesungguhnya agama. Sementara dalam bahasa Inggris manusia disebut dengan human being, human mengacu kepada jasmani (body), sementara being mengacu pada ruhani (soul). Dari segi kebahasaan saja, manusia sekalipun yang menyatakan dirinya penganut ateisme tidak akan pernah jauh dari agama. Tentu yang lebih menarik adalah terjadinya perjanjian primordial antara manusia kepada Tuhannya sejak dalam kandungan. Dalam perjanjian itu dijelaskan bahwa secara spiritual manusia membutuhkan Tuhan (agama). Hal itu tersimpul dalam sebuah kalimat, Alastu bi rabbikum? qaaluu balaa syahidnaa/ Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab, Ya kami bersaksi bahwa Engkau Tuhan kami. (Q.s. Al-Araaf [7]: 172). Sementara pada ayat lain dijelaskan bahwa agama merupakan fitrah yang diartikan dengan bawaan sejak lahir. Dengan demikian, potensi beragama memang sudah melekat dan ada sejak manusia dalam kandungan sampai kepada kelahirannya. Fitrah itu harus dipertahankan karena dapat mengarahkan hidup manusia ke jalan yang benar (Q.s. Ar-Ruum [30]: 30). Argumentasi psikologis dan keagamaan ini menjadi bukti yang cukup kuat tentang perlunya manusia terhadap agama. Sekalipun terdapat sekelompok orang yang menyatakan bahwa agama akan menemui ajalnya dan Tuhan pasti ditinggalkan orang. Namun dari waktu ke waktu ungkapan sinis mereka tidak menemui titik terang. Manusia yang menolak agama sama artinya dengan mengingkari hakikat kesucian dalam dirinya. Fakta kini menunjukkan, ternyata orang semakin butuh terhadap agama. Dengan demikian agama tidak pernah mati, ini sama artinya dengan ungkapan, Nyawa Agama Tak Terhingga. Wallaahu alam. _____________________________ Muhammad Qorib, Dosen FAI UMSU Medan; Alumnus Program Doktor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 1 - 15 OKTOBER 2013

49

GERAI NIAGA

PRESDIR GASING GROUP


Kabupaten Tana Toraja). Ia mengaku belajar bisnis dari ayahnya. Ia sering mengikuti ayahnya ke pasar menjual hasil bumi seperti beras, kopi, coklat, sayur-sayuran, hasil peternakan dan perikanan. Sejak itu jiwa bisnisnya terpupuk. Sejak itu saya selalu berpikir kalau mau bahagia harus banyak uang dan tentu saja jalannya adalah jadi pengusaha dan berdagang, tegas Yunus Kadir. Dan sejak itulah ia melakukan gerakan bisnis kecil-kecilan. Ia merintis usaha bisnis sejak duduk di bangku SMA, rintisan usaha pertamanya sama dengan orang tuanya yang menjual hasil bumi dan kemudian merambah ke bahan bakar minyak. Maklum karena saya ini orang kampung tinggal di gunung yang mayoritas Nasrani maka ekonomi saya harus kuat, paparnya sambil menceritakan bahwa untuk mengembangkan usahanya bukan dari hasil sawah tetapi menggunakan surat-surat sawah untuk menambah modal dari dunia perbankkan. Sejak tahun 1976, Yunus Kadir sudah melakukan bisnis mulai dari bisnis hasil bumi mulai dari sawah. Selanjutnya, mulai tahun 1980 mendirikan CV Cinta Jaya (kemudian nantinya menjadi PT Cinta Jaya) yang bergerak pada bidang konstruksi dan pengadaan material, tahun 1981 membangun Stasiun Bahan Bakar Umum (SPBU) tahun 1987 bekerjasama dengan Pemkab Tana Toraja membuka lokasi pasar Bolu di Rantepao Tana Toraja. Tahun 1987 menjadi transportir Bahan Bakar Minyak bekerja sama dengan Pertamina, tahun 1993 bekerja sama dengan PT Pupuk Kaltim Bontang, tahun 1995 membuka usaha Brikat Batu Bara, tahun 2003 menjadi mitra PT INCO untuk suplay Brikat yang pengiriman pertamanya di hadiri langsung menteri PPKTI Manuel Kaisepo. Tahun 2004 membuka perusahaan Pelayaran PT Minangah Gasing Sulawesi, 2007 eksport nikel ke negara Cina, 2009 mendirikan PT Sultra Raya Tambang bergerak pada tambang Aspal dengan kebutuhan Internasional, 2010 take over kepemilikan Hotel Bintang Dua Pantan Toraja Hotel, 2011 pengadaan Helikopter sebagai transportasi udara. Alhamdulillah semua itu masih berjalan hingga sekarang, ucapnya penuh syukur, sambil menambahkan usahanya terus berkembang di bidang agroindustri, percetakan, peternakan, travel haji-umrah, transportasi darat, dan pusat pembangkit tenaga listrik di bantaeng. (lut/hus)

HM YUNUS KADIR:

M Yunus Kadir (kini Wakil Ketua PWM Sulawesi Selatan), merupakan salah satu pengusaha terpandang di Sulawesi Selatan, bahkan bisa disebut sebagai pengusaha nasional karena usahanya tidak hanya di Sulawesi Selatan saja. Usahanya tidak hanya dalam satu bidang saja, berbagai bisnis ia geluti, dari hasil bumi hingga pertambangan, dari perhotelan hingga pelayaran. Kalau usaha bisnis itu tidak pernah berhenti karena selalu kita melihat peluang pasar dan mungkin saja dalam waktu singkat akan membuka lagi usaha baru dengan melihat kebutuhan pasar, ungkapnya penuh optimis. Saat ini Yunus mempunyai sejumlah perusahaan, di antaranya PT Cinta Jaya yang bergerak di bidang Pertambangan di Bantaeng Sulawesi Selatan, PT Sultra Raya Tambang yang bergerak di bidang Hasil Tambang Aspal di Sulawesi Tenggara, PT Marannu City Hotel (MCH) Toraja yang bergerak di bidang perhotelan di Tana Toraja Sulawesi Selatan, dan PT Minangah Gasing Sulawesi yang bergerak di bidang Pelayaran. Nama perusahaan yang terakhir ini dipakai sebagai nama group perusahaan yang ia miliki Gasing Sulawesi Group, nama Gasing sendiri diambil dari nama tempat di Tana Toraja (Tator), (Lembang Gasing, Kecamatan Mengkendek,

50

SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 26 ZULKAIDAH - 10 ZULHIJJAH 1434 H

SAKINAH

BILA SI KECIL BERKATA KASAR DAN JOROK


Assalamualaikum wr. wb. Saya ibu dari seorang anak laki-laki (4 tahun) sekarang sudah sekolah di TK. Selama ini, saya dan suami selalu mengajarkan pada anak kami untuk berbicara sopan pada siapa saja. Kami pun selalu bicara sopan agar bisa jadi contoh bagi si kecil. Yang jadi pikiran saya, akhir-akhir ini, ia suka bicara kasar dan agak jorok. Saya kaget mendengarnya. Dari mana ia mendapat katakata itu. Perlu diketahui bahwa kami tinggal di kompleks yang relatif homogen. Pergaulan anak kami pun bisa kami pantau. Bisa dibilang, teman-temannya tidak ada yang senang ngomong kasar atau jorok. Saya menduga, dia mendapat perbendaharaan kata baru dari lingkungan sekolah. Kami memang belum mengecek. Kami khawatir, jika kebiasaan itu tidak dihentikan akan menjadi kebiasaan yang tidak bagus. Mohon saran apa yang sebaiknya kami lakukan? Bila ternyata kata-kata itu berasal dari lingkungan sekolah, apa sebaiknya ia dipindahkan ke sekolah lain? Jazakumullah atas jawaban Bu Emmy. Wassalamualaikum wr. wb. Ibu Weni, di Jogja Waalaikumsalam wr. wb. Ibu Weni yth., sebagai orangtua kadang kita dikagetkan dengan perkataan anak kita yang kasar/jorok. Padahal katakata itu tidak pernah diucapkan sebelumnya di lingkungan keluarga. Kita menghawatirkan anak kita mempunyai kebiasaan buruk seperti itu. Anak mengatakan kata kasar atau jorok bisa jadi karena menikmati reaksi orang-orang di sekitarnya. Seperti ia ditertawakan seolah-olah itu lucu dan menghibur, atau diperhatikan dengan rasa kaget dan ingin tahu dari lingkungannya. Bisa juga, ia menirunya dari teman sekolahnya, sekedar iseng, atau saat ia merasa marah dan mengetahui bahwa kata tadi dapat memancing kekesalan orang lain atau hanya sedang mempelajari kata-kata yang baru dan senang dengan bunyi kata itu tanpa mengetahui artinya. Ada banyak alasan anak kita berkata kasar/jorok, maka perhatikanlah saat kapan dan apa yang terjadi setelah ia berkata jorok/kasar. Agar kita bisa mengerti alasan mengapa anak kita berkata kasar/jorok. Dengan mengetahui itu, kita akan lebih mudah mengatasinya. Saat anak berkata jorol/kasar, orangtua bisa bertanya pada si kecil,Dari siapa kamu mendengar kata-kata itu?, Tahukah kamu arti kata itu?, Tahukah kamu apa akibatnya kalau orang lain dikatakan dengan kata itu? Anak usia 4 tahun, pada umumnya senang mempelajari kata-kata baru, di usia ini kemampuan bahasa dan menyerap informasi sedang berkembang dengan pesat. Umumnya anak tidak tahu apa yang diucapkannya, maka kita beritahu dengan singkat dan jelas. Hindari mengulang kata kasar/jorok yang dimaksud. Kenalkan akibatnya bila kita mengucapkan kata-kata itu pada orang lain. Bila si kecil berkata jorok/kasar karena marah, kita bisa mengajarkan kata-kata apa yang boleh diucapkannya saat ia sedang marah. Beritahu pula bahwa kita tidak menggunakan kata- kata itu di keluarga kita. Memberi hukuman atau peringatan keras saat anak berkata jorok/kasar tidaklah bijak. Lebih baik kita memberikan perhatian saat ia mengucapkan kata-kata yang sopan sehingga ia lebih sering dan senang mengucapkan kata-kata yang baik. Memindahkan sekolah karena anak mendapat kata jorok/ kasar yang berasal dari teman di sekolahnya, saya kira tidak menyelesaikan masalah. karena kita tidak mungkin menemukan sekolah dan teman-teman yang steril bagi anak kita. Sekolah dan teman merupakan lingkungan sosialisasi anak, dimana halhal yang dinilai baik dan buruk sulit dipisahkan. Apalagi anak seusia ini, minat untuk mencoba-coba dan mengeksplorasi hal-hal yang baru sangat tinggi, termasuk mencoba-coba hal-hal yang negatif tanpa ia sadari. Beri kesempatan pada si kecil untuk mengeksplorasi dan mencoba hal-hal baru. Dan melakukan apa yang dapat ia lakukan secara mandiri di lingkungan sosialnya. Yang penting, beri batasanbatasan dan aturan, kasih sayang dan perhatian serta dukungan dan kepercayaan. Bila itu semua ia temukan di keluarganya, maka anak akan mampu tumbuh secara kuat dan tangguh di lingkungan luar rumah. Semoga ibu dan bapak diberi kekuatan dalam menemani putranya menjadi anak yang shalih. Amiin.

Kami membuka rubrik tanya jawab masalah keluarga. Pembaca bisa mengutarakan persoalan dengan mengajukan pertanyaan. Pengasuh rubrik ini, Emmy Wahyuni, SPsi. seorang pakar psikologi, dengan senang hati akan menjawabnya.
SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 1 - 15 OKTOBER 2013

51

KHAZANAH

CALEG PEREMPUAN HANYA SEBATAS SYARAT

ecara umum tumbuhnya demokrasi dan civil society makin dinamis. Tata kekuasaan terdorong untuk di reform, dengan spirit good democratic governance. Meski demikian, situasi sejauh ini masih menghadapi beban serius yang perlu dibenahi bahkan dirombak lebih mendasar. Terlebih berkenaan partisipasi perempuan dalam politik yang kini mengharuskan parpol untuk memasukkan 30% keterwakilan perempuan sebagai caleg. Menurut Arie Sujito Sosiolog dan Dosen Fisipol UGM , Pemilu 2014 adalah cerminan dari kualitas demokrasi yang ada di Negara ini. Baik atau buruk hasilnya nanti, juga buat kita harap-harap cemas. Bukan berarti pemilu 2014 tidak bisa diprediksi. Karena berdasarkan apa yang sudah terjadi di lapangan khususnya terkait perilaku partai politik yang ikut jadi peserta perhelatan akbar lima tahunan ini, sudah cukup memberi petunjuk akan masa depan bangsa Indonesia. Mulai dari prilaku korupsi yang kian hari jadi lifestyle para elit dan tokoh partai politik, hingga tindak money politic yang saat ini
52

masih menjadi stategi utama para parpol untuk meluluhkan hati rakyat. Dengan banyaknya celah yang ada pada tubuh partai politik inilah yang secara otomatis menggeser nilai politik luhur ke dalam politik yang identik dengan kecurangan, licik dan picik. Seharusnya pengetahuan politik yang mereka punya ini justru menjadikan mereka semakin bermoral tinggi, bukan malah sebaliknya. Apalagi hal ini justru mereka gunakan untuk mendapatkan celah dari aturan main yang sudah ada, demi memperoleh suara. Inilah yang kemudian menjadikan masyarakat alergi terhadap politik, khususnya perempuan. Memang di Era Reformasi partisipasi perempuan khususnya dalam kegiatan politik semakin marak. Tambah lagi dengan adanya kesepakatan politik yang berisi prasyarat bagi parpol untuk memasukkan keterwakilan perempuan sebesar 30% atas calon anggota legislatif merupakan terobosan yang menarik. Meski keharusan ini belum optimal betul di tangan parpol. Sebagian besar parpol mendaftarkan

SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 26 ZULKAIDAH - 10 ZULHIJJAH 1434 H

KHAZANAH
perempuan calon anggota legislatifnya sekedar untuk pemenuhan syarat saja. Artinya budaya patriarkhi masih mendominasi struktur pemerintahan Indonesia. Merujuk pada fakta di lapangan, maka seharusnya perempuan mampu menjadi solusi atau alternatif baru untuk merubah politik negatif menuju politik positif. Yakni dengan kemampuan yang mumpuni dan menjunjung tinggi moral di atas segalanya. Karena perempuan biasa menggunakan pikiran dan hati dalam bertindak. Apalagi dengan maraknya money politic dan high cost politik (politik berbiaya tinggi) yang makin menghantui demokratisasi Indonesia. Dalam situasi inilah peran perempuan dalam politik harus memiliki misi besar moralitas dan peran suci, yakni membersihkan politik dari sifat buruk korupsi dan manipulasi. Senada dengan Arie, DR Nur Azizah juga mengatakan bahwa, budaya patriarkhi ini membawa pengaruh besar terhadap perjuangan perempuan utamanya di bidang politik. Sehingga secara otomatis banyak kebijakan yang menghasilkan pola pikir masyarakat untuk setuju bahwa perempuan itu tidak memiliki kompetensi sebagaimana yang dimiliki kaum laki-laki. Hal ini tentu saja melemahkan peran perempuan dalam segala hal. Tertutupnya akses bagi perempuan untuk meningkatkan kualitas inilah yang menjadi kendala utama. Maka Aisyiyah perlu merobohkan tembok penghalang itu. Terkait dengan perempuan yang sudah mendaftarkan diri atau didaftarkan oleh partai pengusungnya di bursa caleg 2014 nanti, DR Nur Azizah menyarankan, agar perempuan calon anggota legislatif ini meningkatkan kualitas dirinya demi pembuktian terhadap publik bahwa perempuan itu layak memimpin. Kewajiban inilah yang sering dilupakan oleh parpol. Dan kebanyakan parpol tidak memiliki sistem regenerasi yang baku dan kaderisasinya terkesan asal-asalan. Arie juga menambahkan, kesemrawutan pada ranah praksis demokrasi di Indonesia ini bukan karena peraturan yang tidak jelas. Pemerintah sudah mengundangundangkannya dengan baik, hanya saja peraturan yang baik ini tidak diiringi dengan sikap bermoral dari parpol yang ada. Kelalaian parpol dalam mendidik kader inilah yang memicu semangat Aisyiyah untuk bergerak demi pemberdayaan perempuan utamanya dalam politik. Aisyiyah sebagai organisasi perempuan Muhammadiyah terus mendorong kiprah perempuan dalam proses demokratisasi dengan fokus pada politik formal dan informal, yang salah satunya mendorong

Setidaknya dorongan dan dukungan terhadap partisipasi politik perempuan ini mampu membuka potensi dan memberi ruang bagi perempuan untuk meningkatka kualitas dirinya. Sekaligus membuktikan bahwa perempuan juga mampu jadi pemimpin dan layak diperhitungkan. Sehingga kuota 30% keterwakilan perempuan tidak lagi dipandang sebelah mata oleh parpolnya.
kepemimpinan perempuan baik di legislatif maupun di eksekutif dan ranah publik. Disampaikan oleh Noor Djannah Djohantini selaku Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah dalam forum diskusi Perempuan dan Politik bahwa, melalui LPPA (Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pimpinan Pusat Aisyiyah) ini, Aisyiyah bertekad untuk melakukan beberapa hal demi kemajuan kaum perempuan. Pertama, penguatan kapasitas kaderkader perempuan untuk ikut mengambil peran yang strategis baik di parlemen maupun di pemerintahan. Kedua, melakukan kegiatan pendidikan politik dan memberdayakan perempuan dalam organisasi untuk bisa menjadi anggota legislatif yang menerapkan asas demokrasi. Ketiga, berfokus pada area politik informal dengan pemberdayaan civil society yakni dengan memperkuat pemahaman mengenai dunia politik kepada perempuan di luar partai agar perempuan tidak resisten dengan dunia politik. Sehingga para perempuan mempunyai akses politik yang dapat menjadi jalan untuk menekan dan memantau jalannya kegiatan partai dan parlemen. Juga mendesak kebijakan-kebijakan yang memperhatikan kepentingan perempuan dan kelompok mustadzafin. Semua itu akan terus diupayakan Aisyiyah demi mewujudkan Negara demokrasi. Yaitu Negara yang selalu menjamin persamaan hak antara perempuan dan laki-laki. Setidaknya dorongan dan dukungan terhadap partisipasi politik perempuan ini mampu membuka potensi dan memberi ruang bagi perempuan untuk meningkatkan kualitas dirinya. Sekaligus membuktikan bahwa perempuan juga mampu jadi pemimpin dan layak diperhitungkan. Sehingga kuota 30% keterwakilan perempuan tidak lagi dipandang sebelah mata oleh parpolnya. (GJ)
SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 1 - 15 OKTOBER 2013

53

S I L A T U R A H I M
LAHIR:
Abidah Alifah, anak keempat pasangan Dr Susi Budi Lestari dan Heru Susanto, SKep, 22 Juli 2013, di Kembangbahu, Lamongan, Jawa Timur.

Jalan Pinggir
Pengamat Ekonomi: Kondisi perekonomian Indonesia saat ini sudah cukup mengkhawatirkan. Karena berada pada lampu kuning. Lampu kuning, artinya harus berhati-hati. *** Inggris punya 22 Bank Syariah. Tapi, umat Islam masih terpinggirkan. *** Indonesia keluar sebagai juara pertama penghapal Al-Quran, dalam Musabaqah Tilawatil Al-Quran Internasional. Yang hapal sudah banyak. Yang mempraktikkan masih sedikit. *** MUI: Perlu perubahan dalam metode dakwah yang bersifat alternatif. Tidak hanya kesehatan yang perlu pengobatan alternatif. *** Empat koleksi artefak bersejarah di Museum Nasional Jakarta, hilang dicuri. Jangan-jangan, pencurinya orang dalam sendiri. *** Cina kembali menghukum mati warga minoritas Muslim di Provinsi Xinjiang, Cina Barat. Kalau di sini, orang Cina aman-aman saja. *** Salah satu LSM Inggris memberikan apresiasi yang tinggi terhadap kiprah Muhammadiyah. Jangan lupa, di Inggris sudah ada Cabang Istimewa. *** Jamaah calon haji dari Indonesia sudah diberangkatkan. Mudah-mudahan menjadi haji mabrur. *** BUNG SANTRI

MENIKAH:

Ramanda Levina binti Riswan Iskandar Saleh dengan Furryan Hemarosyaf bin H Furqon Syarif 24 Agustus 2013, di Jakarta. Indah Lestari binti Malik dengan Lukman Abidin bin Sadelan, 27 Agustus 2013, di Lamongan, Jawa Timur. Dr Nur Laila Mariana binti Drs Kasdi, MSi dengan Drh Alvin Paraditya Rifkan bin Drs H Kasrip Budijanto, MM., MSc., 31 Agustus 2013, di Lamongan, Jawa Timur. Kompol Aryuniwati, SH binti H Sardono Harto Hadisiswoyo dengan Mochammad Sidiq Fathoni, SSos., MM bin H Widodo, SH., 4 September 2013, di Jetis, Bantul, Yogyakarta. Puteri Nazernah Hafizie binti Mulkhan Hafiz dengan Yody Kharisma Santoso bin H Nurfahmi Santoso (alm), 8 September 2013, di Yogyakarta. Zhang Min dengan Yudhistira, 12 September 2013, di Yogyakarta.

MENINGGAL:
KRT Widyodiningrat, 31 Agustus 2013, di Yogyakarta. HM Hasan Byk Dt Marajo (97 tahun) Penasehat PWM Sumatera Barat, 3 September 2013, di Padang, Sumatera Barat. Buhrodi HS, Amd (64 tahun) Ketua PCM Tonjong, Brebes, 6 September 2013, di Tonjong, Brebes, Jawa Tengah. Drs H MA Rafiuddien Akhyar (75 tahun) Ketua PCM Serang, Banten, 8 September 2013, di Ciceri, Kota Serang, Banten. Edi Sumardi, 9 September 2013, di Ketapang, Sungkai Selatan, Lampung Utara. Drs HA Rasyid Baswedan, SU (76 tahun), 13 September 2013, di Yogyakarta.

54

SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 26 ZULKAIDAH - 10 ZULHIJJAH 1434 H

DINAMIKA PERSYARIKATAN

alam menghadapi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) 2014, Rumah Sakit Muhammadiyah-Aisyiyah sebagai penyelenggara layanan kesehatan menghadapi tantangan dalam melayani masyarakat. Di satu sisi, rumah sakit dituntut agar dapat memberikan pelayanan yang cepat dan bermutu, di sisi lain tarif yang dikenakan harus dapat dijangkau masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu manajemen rumah sakit dituntut untuk selalu meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya keuangan yang tidak terlepas dari tarif biaya pelayanan rumah sakit itu sendiri. Masalah biaya pelayanan ini menjadi masalah yang sangat Suasana Seminar Strategi Kebijakan Tarif Menghadapi BPJS. krusial. Sehingga mendorong seluruh elemen yang berkepentingan, baik pihak rumah sakit Sedangkan materi Strategi Penyusunan Tarif maupun stakeholder/pemilik/yayasan RS untuk Pelayanan di Rumah Sakit BLU/BLUD yang menghitung secara riil berapa biaya pelayanan yang disampaikan oleh Drs Chamdani Tauhid, MBA dibutuhkan sehingga bisa menjadi alat advocacy menjadi materi sesi berikutnya. dalam pembiayaan pelayanan kesehatan. Acara ini di tutup dengan workshop Implementasi Dalam rangka inilah Konsorsium Rumah Sakit Unit Cost, yang diisi dengan materi Implementasi Muhammadiyah-Aisyiyah (KORSMA) MPKU-PP Coding dan Costing INA-CBGs versi 2013: dr Rini Muhammadiyah bekerja sama dengan MMR-UMY Krisnawati. MARS, dan pelatihan metode ABC menyelenggarakan seminar dan workshop dengan disampaikan oleh Taufik Yudiantoro, SE Akt, MAcc. tema Strategi Kebijakan Tarif Dalam Rangka MengMelalui beberapa materi yang telah disampaikan, hadapi BPJS 2014. Seminar dan workshop yang seminar dan workshop ini memiliki beberapa tujuan, diselengarakan di gedung Asri Medical Center Yogyayang pertama, membantu manajemen dalam karta ini dihadiri oleh direktur/wakil direktur beserta melakukan analisis biaya, khususnya perhitungan unit manajer keuangan dan manajer akuntansi rumah sakit cost terhadap setiap pelayanan kesehatan yang Muhammadiyah-Aisyiyah se- Indonesia, dengan diberikan rumah sakit. pemateri yang memiliki keahlian di bidangnya. Kedua, membantu manajemen dalam menilai Seminar dan workshop ini dibagi menjadi kesehatan keuangan rumah sakit melalui tinjauan beberapa sesi. Materi pada sesi pertama adalah Tarif positioning biaya terhadap tarif rumah sakit saat ini, Rumah Sakit sebagai dasar Perencanaan Bisnis sehingga dapat menjadi dasar perencanaan strategis di Rumah Sakit, dengan menghadirkan pendapatan RS di masa depan. pemateri Prof Dr Laksono Trisnantoro, MSc, PhD Ketiga, laporan unit cost yang ada dapat dijadikan dari Universitas Gajah Mada. dasar dalam penilaian kinerja dan dasar dalam Sesi ke dua dengan materi Konsep Dasar dan penyusunan anggaran rumah sakit. Unit cost akan Teori dalam Analisa Biaya/Tarif, dengan pemateri Dra menjadi dasar bargaining power/alat advokasi dalam Alni Rahmawati, MM dari Universitas Muhamnegosiasi dengan stake holder/ yayasan terkait madiyah Yogyakarta. Sesi ke tiga dengan materi Tarif (pengajuan usulan pembiayaan maupun pengajuan Paket Berbasis Casemix/ DRGs, yang disampaikan subsidi anggaran). (VIN) oleh dr Gogota.
SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 1 - 15 OKTOBER 2013

KORSMA BERSIAP MENGHADAPI BPJS 2014

55

DINAMIKA PERSYARIKATAN
PDM KUBU RAYA GELAR WORKSHOP
wahana pencarian bibit-bibit kader unggul dari sekolah Muhammadiyah. Olimpiade Ahmad Dahlan meliputi bidang sains, matematika, pidato Inggris/Arab, paduan suara, dan drumband. Sedang untuk tingkat SMA terdiri dari matematika, fisika, biologi, kimia, perencanaan bisnis, pidato Inggris/Arab dan pencak silat Tapak Suci. (saroso)

KUBU RAYA. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Kubu Raya bekerja sama dengan Dirjen Pendidikan Nasional Luar Sekolah (PAUD) menyelenggarakan Workshop Keorangtuaan di Kompleks SMP Muhammadiyah Rasau Jaya Kubu Raya, Kalimantan Selatan beberapa waktu lalu. Workshop yang diikuti oleh 40 ibu-ibu Aisyiyah dan para guru di lingkungan Muhammadiyah Kubu Raya dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan, Drs Frans Randus, MSi. Sedang pembekalan disampaikan oleh DR H Nursyam Ibrahim, MKes tema Pola Hidup Sehat, Lidia, SKep, MKep Kesehatan Ibu Hamil dan Bayi, H Azron Muflikin, SH, MH Pencegahan Tindak Pidana Trafficking, Dra Hj Mursinah Noor, Psikologi Anak, Masudi Ismail, SPdI Pendidikan Karakter, DR Asep AH Pencegahan Penyakit HIV/Aids, serta Nurul Qibtiyah, SAg Keterampilan Mandiri. Menurut Ketua PDM Kubu Raya, Ustadz Masudi Ismail, SPdI, kegiatan tersebut bertujuan memberikan berbagai ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan masalah keorangtuaan. Juga untuk mencegah berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kenakalan anak dan remaja, penyalahgunaan obat terlarang dll. (azron)

PEMUDA MUHAMMADIYAH HARMONIS ALAM LOMBOK BARAT. Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah berpendapat, untuk mengurangi laju kerusakan lingkungan hutan di kawasan Lombok Barat, diperlukan kepedulian semua pihak tidak terkecuali para generasi mudanya. Pemberian motivasi tersebut disampaikan ketika menyambangi kegiatan para dai muda Muhammadiyah di Aula Desa Lembah Sempaga, Kecamatan Narmada Lombok Barat, belum lama lalu.

OLIMPIADE AHMAD DAHLAN TANAH LAUT. Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Selatan, menggelar Olimpiade Ahmad Dahlan yang berlangsung di Kabupaten Tanah Laut, selama empat hari September lalu. Ketua Majelis Dikdasmen PWM Kalsel, Drs Ahsanul Fitri mengatakan, Olimpiade Ahmad Dahlan berlangsung selama empat hari diikuti oleh 2.000 siswa dari tingkat Sekolah Dasar/ Ibtidaiyah, hingga SMA/Aliyah. Kegiatan pertama sebelumnya berlangsung di Kota Banjarmasin. Kali ini di Kabupaten Tanah Laut, memiliki tujuan untuk membangun budaya kompetensi sekaligus sebagai
56

Kegiatan yang dilakukan oleh Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah tersebut, untuk mengajak masyarakat agar bisa hidup harmonis dengan alam sekitar. Agar tidak asal menebang pohon dan mengeksploitasi hutan secara illegal, katanya. Sementara itu, Pejabat Desa Lembah Sempaga, Turmuzi, mengapresiasi gerakan yang dilakukan oleh Pemuda Muhammadiyah. Kegiatan ini hendaknya dapat didukung oleh semua elemen dan pemerintah juga memberikan dukungan, katanya. Bertindak sebagai pengisi pengajian Ustadz Muhammad Zainuddin, MAg, mengungkapkan, kerusakan hutan di Indonesia umumnya di NTB karena masyarakatnya tidak bersahabat dengan alam. Padahal, keduanya ada kausalitas yang harus tetap dipelihara. Hutan yang terpelihara akan mendatangkan rezeki pula, serunya. (fathur r)

SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 26 ZULKAIDAH - 10 ZULHIJJAH 1434 H

DINAMIKA PERSYARIKATAN
PCM BANTIMURUNG MAROS. Di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan ada beberapa Pimpinan Cabang Muhammadiyah yang cukup produktif. Pimpinan Cabang Muhammadiyah di antaranya adalah PCM Camba yang berada di Jalan Pendidikan 4 Maros dan PCM Bantimurung yang beralamat di Jalan St Hasanuddin 40 Maros. PCM Bantimurung yang berlokasi di daerah pariwisata air terjun yang cukup terkenal di Nusantara ini, karena terdapat beraneka spesies kupu-kupu yang beraneka ragam dan jenis. PCM mampu berkembang dan produktif dalam beberapa kegiatan keagamaan dan dakwah Islam. Diharapkan keberadaannya akan mampu berkembang dengan baik sebagaimana PCM lainnya di Sulsel. Seperti contohnya adalah, PCM Maros yang mampu mendirikan beberapa PRM seperti PCM Rumbia, PRM Allaere, dan PRM Salenreng. (am) STIKES BANJARMASIN LEPAS ALUMNI BANJARMASIN. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Muhammadiyah Banjarmasin mengambil Sumpah 90 perawat yang berlangsung di Auditorium Stikes Muhammadiyah Banjarmasin. Menurut Ketua Stikes, M Syafwani, perawat yang diambil sumpah terdiri dari 54 NERS A dan 36 NERS B. Diharapkan para NERS ini mampu mempertahankan sikap profesionalitas dalam bekerja. Juga mampu menjunjung etika profesi, kompetensi dan meningkatkan kualitas, katanya. Hadir dalam acara tersebut Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Selatan, dan Kopertis Wilayah XI serta para undangan. (saroso) PCM AMPENAN GUGAH SEMANGAT MATARAM. Pimpinan Cabang Muhammadiyah Ampenan, Mataram, Nusa Tenggara Barat memacu semangat untuk bergairah dalam ber-Muhammadiyah. Pimpinan Cabang Muhammadiyah Ampenan ini, dirintis berdirinya sejak menempati Kantor Sekretariatan di Jalan Energi Gang Anggrek No 2 di Lingkungan Kampung Ampenan. Kini dikembangkan dan dirintis pendirian Pimpinan Ranting Muhammadiyah di beberapa desa. Pimpinan Ranting Muhammadiyah yang sudah berhasil didirikan antara lain berdiri PRM Tinggar di Jalan Kalibaru 46, Lingkungan Tinggar Ampenan. Kemudian ada pula Pimpinan Ranting Muhammadiyah Tinggar Ampenan di Kota Mataram dan Pimpinan Ranting Muhammadiyah Ampenan Tengah. (am) PDM MAMUJU ADAKAN KEGIATAN AGAMA MAMUJU. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Mamuju bersama Ortomnya melakukan serangkaian kegiatan keagamaan dengan menggelar pelatihan Kepemimpinan Taruna Melati I untuk kalangan SMP dan SMA sederajat. Acara tersebut dilakukan oleh Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kabupaten Mamuju, juga dilaksanakan Darul Arqam Nasyiatul Aisyiyah di Kampus II Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah (STIEM) Mamuju. Sekaligus kegiatan IMM menggelar Latihan Instruktur Dasar untuk kalangan para mahasiswa.

Kegiatan lain dari para kader IPM, NA, IMM dan Pemuda Muhammadiyah merambah di 7 kecamatan. Yakni Kalukku, Papalang, Sampaga, Pangale, Topoyo, dan Karossa. Masingmasing 10 masjid diisi oleh para kader dai Muhammadiyah. Sementara itu Ketua STIE Muhammadiyah Mamuju, Muh Ali Chandra, mengungkapkan, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pengabdian perguruan tinggi kepada masyarakat. Pihaknya sangat bersyukur sistem struktur pengkaderan di tubuh Muhammadiyah berjalan sangat baik dan tersusun rapi. Mudah-mudahan keberadaan Muhammadiyah semakin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, katanya. (wahyun m)

PAY MANOKWARI SANTUNI ANAK TELANTAR MANOKWARI. Panti Asuhan Yatim Piatu Muhammadiyah Manokwari, Papua keberadaannya di masyarakat semakin memiliki peran penting dalam mengangkat kemandirian anakanak terlantar termasuk yatim piatu dan fakir miskin. Banyak di antaranya anak panti yang berasal dari penduduk asli setempat yang mengalami ketidakberuntungan dalam kehidupan mereka di keluarga masing-masing atau karena faktor ketiadaan perhatian dari orangtua atau karena memang tidak
SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 1 - 15 OKTOBER 2013

57

DINAMIKA PERSYARIKATAN
memiliki saudara. Anak-anak terlantar tersebut dibina oleh Muhammadiyah untuk diberikan bekal kedalaman keberagamaan dan keterampilan skill sebagai bekal kehidupan nantinya di masyarakat. Karena itu pemerintah setempat sangat menaruh perhatian terhadap keberadaan Panti Asuhan Yatim Piatu Muhammadiyah Manokwari. Ke depannya diharapkan akan banyak penyandang dana yang dapat menyokong kegiatan-kegiatan di panti asuhan. (am) Sementara itu, Dekan FAI, Drs H Mawardi Pewangi, menegaskan, para mahasiswa harus meningkatkan kualitas sebagai ulama dan intelektual Muslim yang berbasis kader. Sehingga menjadi pewaris Nabi dalam melakukan dakwah di masyarakat dengan bekal kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi, tandasnya. Hadir dalam acara tersebut, Rektor Unismuh, DR H Irwan Akib MPd, pihaknya sangat senang karena para mahasiswa datang dari desa pelosok di Tanatoraja, Enrekang, Bantaeng, Jeneponto, Luwu Utara, Gowa, Maros dan Makassar. (hus)

KULIAH PERDANA PUT UNISMUH MAKASSAR

CIPTAKAN KESEHATAN MASYARAKAT DI KETAPANG Ketapang. Dengan mendirikan Balai Pengobatan Muhammadiyah di Jalan Kalimantan Kota Pontianak, Kalimantan Barat Muhammadiyah ingin menciptakan kondisi kesehatan masyarakat dapat tercapai. Muhammadiyah menyadari, pelayanan di bidang kesehatan sangat diperlukan oleh masyarakat. Terutama bagi masyarakat yang jauh dari kota dan tinggal di pinggiran kota. Muhammadiyah di Ketapang sendiri sudah berkembang cukup baik dengan beberapa pendirian Pimpinan Cabang dan Ranting Muhammadiyah sehingga mampu mendukung keberadaan amal usaha yang didirikannya. Amal usaha menjadi ujung tombak penting bagi Muhammadiyah untuk menggerakkan dakwah Islam di masyarakat. Dengan dakwah dan gerakan agama seperti itu, banyak masyarakat yang kemudian tertarik dengan Muhammadiyah dan turut bergabung dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan Persyarikatan. (am) PASANG SURUT PCM KWANDANG Limboto. Kehadiran Muhammadiyah di Limboto, Gorontalo ditandai dengan kehadiran Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kwandang. PCM Kwandang sendiri mengalami pasang surut perkembangannya sejak berdirinya. Gejala ini wajar mengingat kaderkader pimpinan silih berganti dengan generasi pelanjutnya yang lebih muda dengan aneka kegiatan pribadi mereka. Namun demikian kehadiran Masjid Nurul Iman Muhammadiyah di Jalan Jenderal Ahmad Yani 39 menjadi penebal semangat untuk terus mengembangkan Muhammadiyah di daerah ini. Selain menjadi basis pembibitan kader-kader muda lewat sekumpulan jamaah masjid. Tetapi diharapkan akan muncul lebih banyak lagi kader-kader muda yang mau memimpin Muhammadiyah hingga ke depan dengan gerakan dakwahnya. Juga mengikhtiarkan terwujudnya amal ibadah dan amal sosialnya. (am)

MAKASSAR. Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan, DR KH Muh Alwi Uddin, MAg mengisi Kuliah Perdana Pendidikan Ulama Tarjih Universitas Muhammadiyah Makassar tahun akademik 2013-2014 di Kampus Rusunawa C Jalan Talasalapang 40 D Makassar. Acara tersebut diikuti oleh 35 mahasiswa baru. Dihadiri oleh Dekan FAI, Drs H Mawardi Pewangi, MPdI. Drs KH Muh Alwi Uddin, mengatakan, pihaknya memberikan harapan besar bagi Persyarikatan Muhammadiyah Sulawesi Selatan karena kelangkaan kader ulama sudah terjawab oleh PUT Unismuh. Kader ulama Unismuh telah membuktikan keberadaannya di masyarakat sebagai solusi bagi umat Islam, katanya. Dengan melaksanakan dakwah selama bulan suci Ramadlan di timur kawasan Indonesia mampu mengisi tugas imam di masjid, sebagai mubaligh, mengelola pesantren dan menghimpun jamaah di masyarakat.
58

SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 26 ZULKAIDAH - 10 ZULHIJJAH 1434 H

DINAMIKA PERSYARIKATAN
PDM MEDAN ADAKAN DISKUSI JEJAK MUHAMMADIYAH
Dakwah Muhammadiyah, Jakarta. Kegiatan ini dihadiri oleh puluhan peserta. Mewakili bidang masing-masing. Diharapkan peserta mampu menerapkan ilmuilmu yang didapat setelah pelatihan, ujar Heri Wawan selaku Ketua Panitia dan Ketua PIP PP IPM. Sedangkan Ketua Umum PP IPM, Fida Afif mengatakan saat ini, IPM tengah menyiapkan kader-kader jurnalis muda pelajar. Sehingga, dapat menjadi jurnalis Muhammadiyah yang bisa menyampaikan dakwahdakwah Muhammadiyah. IPM juga siap dalam menyediakan kader-kader yang peduli terhadap isu-isu jender dalam peran sosial masyarakat. Peran IPM dalam mengembangkan kader, sungguh luar biasa. Apalagi dengan penghargaan di dalam dan luar negeri, ujar Prof Zamroni, selaku Bendahara Umum PP Muhammadiyah. Kegiatan ini dihadiri juga oleh staf ahli Menpora RI. (dzar)

MEDAN. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Medan, melalui Majelis Pustaka dan Informasi, baru-baru ini menggelar diskusi bertema Melacak Rekam Jejak Gerakan Muhammadiyah di Kota Medan melalui Pendekatan Historis dan Dakwah. Diskusi yang dilaksanakan di Masjid Taqwa kampus UMSU ini, menghadirkan nara sumber, Drs Firdaus Naly dan Drs Sarwo Edi, MA dan dihadiri anggota PDM Kota Medan, Majelis dan Lembaga serta PCM se-Kota Medan. DR Muhammad Qorib, selaku Ketua Majelis Pustaka dan Informasi PDM Medan, dalam sambutannya mengatakan, diskusi ini diharapkan dapat menyusun kerangka buku sejarah Muhammadiyah di Kota Medan. Untuk itu, beliau mengharapkan kepada seluruh warga Muhammadiyah dapat memberikan informasi sebanyak-banyaknya. Firdaus Naly, dalam makalahnya menjelaskan, Muhammadiyah masuk ke tanah Deli (Medan) diperkirakan sekitar tahun 1923. Berawal dari kunjungan dan dialog KHA Dahlan dengan Sultan Mamun Al Rasyid. Penguasa Kesultanan Deli pada waktu itu. Bahkan dari dialog tersebut, KHA Dahlan pernah ditawarkan untuk menjadi imam tetap Masjid Raya yang baru berdiri. Sedang Ketua PDM Kota Medan, Drs Adri K dalam penutupan diskusi memberikan apresiasi kepada Majelis Pustaka dan Informasi yang telah menggelar acara ini. Apa yang telah dilakukan merupakan langkah pertama untuk perjalanan yang panjang. Dan diharapkan di akhir periode sejarah Muhammadiyah di Kota Medan, telah tersusun. Karena sejarah itu amat penting, bagi generasi yang akan datang, ujarnya. (Rifian K)

REUNI KOKAM MINGGIR

IPM ADAKAN KEGIATAN TIGA BIDANG JAKARTA. Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM), beberapa waktu yang lalu menyelenggarakan kegiatan tiga bidang, yakni: bidang jurnalistik, pelatihan adil gender dan rapat koordinasi bidang advokasi. Kegiatan yang mengambil tema Visi misi Pelajar Berkemajuan yang Mencerdaskan, Memberdayakan dan Membebaskan ini, dilaksanakan di Graha Insan Cita, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Dan dibuka oleh Bendahara Umum PP Muhammadiyah Prof Zamroni, di Aula Gedung Pusat

SLEMAN. Kokam Minggir, Sleman beberapa waktu yang lalu mengadakan reuni dan sarasehan Kokam lintas generasi. Acara yang dilaksanakan di Masjid Al-Ikhlas, Dondongan, Sendangmulyo, Minggir, Sleman ini digagas dengan tujuan mengakrabkan Kokam dari berbagai angkatan. Agar tetap terjalin silaturahim dan komunikasi. Kesempatan ini juga dimanfaatkan untuk sosialisasi program-program Kokam yang akan dilaksanakan selama tahun 2013 ini. Kegiatan ini dihadiri 40 orang peserta, terdiri dari anggota Kokam, Polsek Minggir dan takmir masjid. Kajian utama disampaikan oleh ustadz H Abdullah Effendi, yang juga anggota Kokam generasi pertama. Menurut beliau, Kokam telah disiapkan sebelum meletusnya G 30 S/PKI. Mereka ikut berjuang mengamankan negara RI. Semangat yang berkobar tidak lepas dari peran KH Ahmad Dahlan dalam mengajarkan ayat-ayat pilihan kepada murid-muridnya yang waktu itu masih berusia belasan. H Abdullah Effendi juga berpesan, Kokam harus gagah. Tapi bukan sombong. Sebab, jika sombong Allah justru membenci orang yang sombong, ujarnya. (Eko T)
SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 1 - 15 OKTOBER 2013

59

DINAMIKA PERSYARIKATAN
SILATURAHIM KELUARGA BESAR MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
warga Muhammadiyah untuk menjaga keutuhan dalam bermasyarakat. Sedangkan ustadz Drs Husnul Fathoni, MAg dalam tausiyahnya mengatakan ada lima ciri-ciri orang yang baik, yaitu: tutur katanya baik, kalau memasukkan makanan, makanan yang halal, memelihara pergaulan, memelihara jiwa dan memelihara hati. (M Sholehuddin)

TASIKMALAYA. Pimpinan Daerah Muhammadiyah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat belum lama ini mengadakan silaturahim warga Muhammadiyah, di kompleks Masjid Agung Baiturrahman Tasikmalaya. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai bentuk syiar mengenalkan Muhammadiyah kepada masyarakat. Acara diawali dengan pawai taaruf mengitari kota Singaparna, yang diikuti oleh siswa dari berbagai tingkatan, karyawan AUM, Ortom dan seluruh PCM yang tersebar di Kabupaten Tasikmalaya. Pawai taaruf ini dimeriahkan oleh tiga pasukan drum band serta penampilan grup musik Lisan At-Tajdid dan Tapak Suci. Dalam kesempatan itu, Ketua PDM Tasikmalaya, Drs Dadan Ahmad Sofyan, MPd mengajak seluruh warga Muhammadiyah untuk senantiasa bersatu saling bahu-membahu dalam hal tolongmenolong. Segala hal, akan menjadi mudah bila dilakukan dengan berjamaah, ujarnya. Sedangkan Bupati Tasikmalaya, Uu Ruzhanul Ulum dalam sambutannya mengatakan bahwa, Muhammadiyah dengan pemerintah itu kal-jasadil-wahid. Muhammadiyah adalah partner pemerintah dalam membasmi kebodohan dengan AUM pendidikannya, membantu kesehatan dengan kliniknya, dan mengentaskan kemiskinan dengan lembaga zakatnya. Silaturahim keluarga besar Muhammadiyah Tasikmalaya itu, diisi tausiyah oleh Drs Farid Maruf, Ketua LPCR PWM Jawa Barat. (Riva)

PDA SUKOHARJO ADAKAN GERAKAN AL-MAUN SUKOHARJO. Pimpinan Daerah Aisyiyah, Kabupaten Sukoharjo mengadakan pengajian akbar bertempat di kompleks SMA Muhammadiyah 1 Sukoharjo. Pengajian yang bertemakan Gerakan Al-Maun ini diikuti dengan pembagian bingkisan kepada 1.000 kaum dhuafa dan 500 anak yatim. Dalam kesempatan itu, Kabag Sosial Kabupaten Sukoharjo, Bagus Imam yang mewakili Bupati dalam sambutannya mengatakan, santunan yang diberikan Pimpinan Daerah Aisyiyah Sukoharjo ini sangat tepat dan sangat membantu warga Sukoharjo. Hal ini bisa mengangkat kesejahteraan di wilayah Sukoharjo. Demikian juga bingkisan yang disampaikan kepada anak yatim, dapat membantu pendidikan di Sukoharjo.

PDM KOTA KEDIRI ADAKAN PENGAJIAN AT-TAAWUN KEDIRI. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Kediri, belum lama ini mengadakan pengajian At-Taawun sekaligus halal bil halal. Bertempat di Gedung Nasional Indonesia, Kota Kediri.Hadir dalam acara tersebut, seluruh Muspida Kota Kediri. Dalam sambutannya Kabag Kesra Kota Kediri, yang mewakili Walikota, mengajak kepada seluruh masyarakat, khususnya
60

Gerakan Al-Maun yang dilakukan PDA Sukoharjo ini mendapat dukungan dari PDM Sukoharjo. Dan bersamaan dengan kegiatan yang diadakan di Pimpinan Cabang Aisyiyah Baki, yang juga menyampaikan bingkisan berupa sembako kepada 1.000 dhuafa. Selain pembagian bingkisan, kegiatan ini diisi dengan tabligh akbar yang disampaikan oleh Ari Ansori dari PWM Jawa Tengah. (Sugino)

PENGAJIAN MUHAMMADIYAH KOTA DEPOK KOTA DEPOK. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Depok, menyelenggarakan pengajian bagi Pimpinan Muhammadiyah se-Daerah Depok. Pengajian ini diselenggarakan di MTs Muhammadiyah 1 Depok Kukusan Beji. Dihadiri seluruh Pimpinan Cabang Muhammadiyah yang ada di Depok. Bertindak

SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 26 ZULKAIDAH - 10 ZULHIJJAH 1434 H

DINAMIKA PERSYARIKATAN
selaku pembicara H Manajer Nasution, MA anggota Komnas HAM RI. Sambutan Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah Daerah Kota Depok yang disampaikan Dani Yanuar Eka Putera, mengatakan maksud dan tujuan kegiatan ini dalam rangka meningkatkan pemahaman Pimpinan Muhammadiyah terhadap wacana ke-Islaman dan keilmuan yang berkembang di masyarakat. digunakan sebagai basis kegiatan dakwah Muhammadiyah, katanya. Dalam sambutannya, Sekretaris PWM Sumatera Barat, Drs H Nurman Agus mengajak seluruh pimpinan dan anggota untuk bekerjasama, demi kemajuan Muhammadiyah, khususnya di PCM Lunang. Dia juga mengharapkan dalam berorganisasi agar mempedomani AD dan ART Muhammadiyah. Hadir dalam acara tersebut PCA, PCM se-Pesisir Selatan, PDM, PDA serta seluruh anggota dan simpatisan Muhammadiyah Ranting beserta Ortom. (Rahmat)

Ketua PDM Kota Depok, Drs H Farkhan AR dalam sambutannya menyampaikan tentang pentingnya silaturahim antar pimpinan. Sedangkan H Manajer Nasution, MA dalam pengajiannya menyampaikan tentang Etos Kerja Tauhid dan Etos Kerja Syaitan dan hal-hal yang berkembang dalam persoalan HAM. Dalam hal ini dia mengatakan bahwa, Islam memuat nilai-nilai HAM yang sangat universal sebagaimana yang disampaikan Rasulullah saw kepada umatnya. HAM tidak hanya terbatas dalam persoalan sosial politik, namun juga dalam persoalan ekonomi dan kesejahteraan. Peran Muhammadiyah dalam berdakwah, sangat penting terutama dalam menghadapi tantangan dari kalangan liberal dan sekuler. Dalam kesempatan itu juga, disampaikan syahadah kepada 24 orang alumni pelatihan Mubaligh Muhammadiyah angkatan pertama yang dilaksanakan sejak awal September 2012 sampai Februari 2013. (Peduli)

BAKSOS AMM KULONPROGO KULONPROGO. Angkatan Muda Muhammadiyah Kabupaten Kulonprogo, DIY yang terdiri dari Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, mengadakan bakti sosial dengan mengadakan bazar, dan pembagian sembako. Kegiatan yang dilaksanakan bekerjasama dengan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Girimulyo ini, diisi pengajian akbar dengan penceramah Drs H Sunardi Sahuri dari Yogyakarta. Pengajian yang dilaksanakan di Masjid Baitur Rahman, Branti ini dimaksudkan untuk memberi motivasi para muallaf dari agama Budha yang telah memeluk Islam beberapa tahun yang lalu. Namun, masih butuh pendampingan.

PWM SUMBAR KUKUHKAN PCM LUNANG PADANG. Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Barat, melalui sekretarisnya H Nurman Agus, meresmikan pemakaian Masjid Nimatul Muhammadiyah sebagai basis Pimpinan Cabang Muhammadiyah Lunang, Kabupaten Pesisir Selatan. Sekaligus pengukuhan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Lunang. Sekretaris PWM, Nurman Agus mengatakan SK pembentukan Cabang baru Muhammadiyah sesuai SK PWM nomor: 130/KEP/II.00/B/2013 yang ditandatangani Ketua dan Sekretaris PWM Sumatera Barat tanggal 19 Juli lalu. Kemudian ditindaklanjuti dengan pengukuhan PCM Lunang sekaligus pengesahan Masjid Nimatul Muhammadiyah sebagai basis gerakan Islam. Masjid ini merupakan donasi dari M Yatim Nurdin, yang akan

Selain bakti sosial, pada malam harinya jamaah dihibur oleh para santri TPA Masjid Baitur Rahman dengan berbagai macam kreativitas seni. Selain itu, juga diadakan dakwah angkringan dengan mendatangkan ustadz muda dari Mahad Ali bin Abu Thalib Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Hadir dan memberi sambutan dalam acara pengajian akbar itu adalah, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Girimulyo, Camat Girimulyo, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kulonprogo, dan Direktur Mahad Ali bin Abu Thalib Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. (Juremi Jurem)
SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 1 - 15 OKTOBER 2013

61

IBRAH

Namanya Rahima

aktu itu Perang Dunia I tahun 1920. Turki di bawah Mustafa Kamal Pasha melawan Perancis. Turki terdesak mundur dan kalah, tapi perlawanan rakyatnya sungguh luar biasa. Demi kehormatan bangsa dan tanah air, segala pengorbanan dilakukan dengan sepenuh jiwa raga. Dari Desa Razieler, Distrik Osmania muncul sosok perempuan pemberani yang ikut berjuang melawan penjajah itu. Dia bernama Rahima. Perempuan muda ini menjadi sukarelawan di bawah pimpinan Husain Agha. Dia terlibat dalam penyerbuan Ninth Tunnel di bulan Februari 1920. Kelompok kecil ini berhasil merampas gudang senjata milik Perancis. Rahima sungguh kesatria. Dia melakukan banyak pekerjaan emergensi yang biasa dilakukan tentara pria. Dia bahkan mengangkat mayat tentara-tentara Turki yang sahid di medan tempur. Para tentara Turki menjulukinya Taylar, sang penerbang, karena kecepatan dan kegesitan langkahnya. Rahima kemudian menjadi pemimpin pasukan dalam penyerbuan ke markas tentara Perancis di Osmania bulan Juli 1920. Semua anggota pasukannya laki-laki. Ibrahim Khan menuturkan kisah Rahima sang pahlawan ini sebagaimana kesaksian Kolonel Arif, asisten Mustafa Kamal Pasha. Apa pengakuan Rahima dalam peperangan yang dahsyat itu? Aku hanyalah seorang wanita, tetapi aku berperang sambil berdiri tegak, sedangkan kalian para lelaki tidak malu merangkak di tanah dan bersembunyi, ujar perempuan perkasa ini. Dia akhirnya gugur di medan perang, sebagai syahidah. Ketika para wanita berparas cantik di Pulau Dewata berlenggak-lenggok memeragakan tubuhnya, kita tidak tahu persis apa yang ada di pikiran dan relung hatinya. Tahukah mereka, bahwa puluhan tahun yang silam di Turki sana seorang Rahima berjuang gigih dan syahid di medan perang untuk kehormatan bangsa dan negaranya. Untuk

membebaskan diri dari angkara murka penjajah yang mengisap darah, jiwa, kemerdekaan, kedaulatan, dan apa pun yang paling beharga dalam hidup sebuah bangsa. Di negeri ini pun ada sosok Tjut Nyak Dien. Dia perempuan pejuang yang tak seinci pun mau menyerah kepada Belanda. Dia ditipu, ditangkap, dan dipenjarakan hingga dibuang ke Cianjur yang jauh dari tempat kelahirannya di Tanah Rencong. Tapi dia tetap berdiri tegak sebagai pejuang, yang berani melakukan apa pun demi kedaulatan bangsa dan Tanah Air yang dibelanya. Tahukah para perempuan yang berlenggaklenggok di panggung dalam sorotan jutaan manusia, bahwa di setiap negeri mereka selalu hadir sosoksosok perempuan pejuang yang mati demi martabat bangsa dan negerinya. Sosok-sosok yang sadar akan sesuatu yang paling berharga dalam hidup: harga diri, marwah, dan idealisme. Boleh jadi mereka tak menyadari bahwa di balik semua kemegahan dan aura publik yang memujanya, para perempuan itu telah menjadi korban bisnis dan kepentingan-kepentingan pemilik modal dan petualang kedigdayaan duniawi yang serbaliar. Meraka menjadi objek penderita yang dijual dengan segala macam imaji yang merendahkan kemuliaan martabatnya selaku kaum Hawa. Jika Rahima dan Tjut Nyak Dien masih hidup, boleh jadi keduanya menangis penuh pilu. Betapa banyak marwah perempuan dihinakan oleh sekian banyak kepentingan yang rendah. Padahal Tuhan begitu rupa memuliakan manusia: Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkat mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (Qs. Al-Isra: 70). Lalu, kenapa mereka merendahkan dirinya? A. Nuha

62

SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 26 ZULKAIDAH - 10 ZULHIJJAH 1434 H

You might also like