You are on page 1of 58

SALAM REDAKSI

PRESTASI WARTAWAN SUARA MUHAMMADIYAH

SAJIAN UTAMA
Di tengarai telah muncul rezim politik tukang sihir di negeri ini. Apa maksudnya?

TANYA JAWAB AGAMA


Apa hukum ekstrak kalajengking dan ekstrak lintah dalam obat medis, dan apa hukum kertas yang dibuat dari kotoran hewan?

PEDOMAN
Amien Rais: Muhammadiyah penyemai kader bangsa. Bagaimana caranya?

BINA AKIDAH
Mari belajar dari keimanan Nabi Ibrahim.

KRONIK DUNIA ISLAM


Muslim Pattani terus berjuang. Bagaimana kisahnya? Assalamualaikum wr. wb. Pembaca yang terhormat, sesungguhnya banyak wartawan dan redaksi SUARA MUHAMMADIYAH memiliki prestasi yang gemilang di bidang yang digelutinya. Dalam olahraga, seni budaya misalnya. Dalam lomba penulisan karya sastra, ada wartawan SUARA MUHAMMADIYAH yang sering menjadi juara dan novelnya dinyatakan sebagai novel terbaik, termasuk menjadi juara pertama dalam lomba penulisan geguritan yang diselenggarakan oleh Pasca Sarjana UGM pada tahun 2012. Dalam bidang olahraga, tercatat wartawan dan redaktur senior Amru Hamzah pada PORWANAS XI 2013 di Banjarmasin mendapat medali perunggu untuk atletik 300 m untuk kelompok umur 40 tahun ke atas. Sebelumnya, pada PORWANAS VII 2005 di Pekanbaru mendapat medali perunggu untuk cabang tenis meja, pada PORWANAS IX 2007 di Kaltim untuk atletik kelompok umur di atas 45 tahun mendapat medali perunggu, dan untuk atletik 5000 m mendapat medali perak. Mudah-mudahan di tahun-tahun mendatang, tidak hanya wartawan dan redaksi, tetapi juga dari kalangan karyawan yang mampu mengukir prestasi gemilang di bidang yang digelutinya. Demikianlah, sampai jumpa pada edisi mendatang. Wassalamualaikum wr. wb. (Redaksi)

MENU
04 TAJUK RENCANA 06 SAJIAN UTAMA 12 BINGKAI 14 TANYA JAWAB AGAMA 17 HADITS 20 TAFSIR AT-TANWIR 26 KALAM 39 KRONIK DUNIA ISLAM 46 HUMANIORA 48 WAWASAN 62 IBRAH

SUARA MUHAMMADIYAH 20 / 98 | 16 - 31 OKTOBER 2013

TAJUK

Penyakit Buta Politik


encalonan presiden untuk Pemilu 2014 semakin marak. Para calon bermunculan disertai hingar-bingar hasil survei. Iklan kian terbuka untuk menjajakan diri. Tidak sedikit yang narsis, memuji-muji diri sendiri tanpa rasa malu. Blusukan atau turun ke masyarakat bawah pun menjadi jualan politik model baru yang paling ampuh, untuk mengesankan kepada publik sebagai pemimpin cinta rakyat. Begitu kuat hasrat untuk menjadikan seseorang atau tokoh menjadi presiden, segala ikhtiar dan cara ditempuh. Proses pembodohan politik pun dilakukan. Survei jadi primadona yang mengalahkan segala hal. Mulai muncul sikap mengkultuskan terhadap tokoh secara berlebihan dan kehilangan akal sehat. Dengan dukungan survei dan pencitraan sosok yang gencar, rakyat Indonesia disuguhi iklan masif seolah inilah presiden Indonesia terbaik. Bahkan muncul kesan kuat, sebelum Pemilu 2014 berlangsung pun, calon yang didukung seakan sudah menjadi presiden. Rakyat Indonesia gampang sekali larut dalam pesona citra tokoh. Begitu ada sosok yang kelihatan suka mendatangi dan berbicara langsung dengan penduduk (blusukan), murah senyum, suka melakukan hal-hal yang tidak lazim meskipun sebenarnya tidak terlalu penting, maka dengan mudah memuja sebagai pemimpin masa depan. Tidak terlalu penting untuk membuktikan bahwa seseorang itu ketika memegang mandat rakyat benar-benar ada hasilnya dan berprestasi atau sekadar pekerjaan lumrah. Tidak peduli pula dengan rekam jejak jika seseorang itu memiliki kebiasaan suka meninggalkan jabatan yang diemban untuk meraih kedudukan yang lebih tinggi. Sebagian rakyat di negeri ini sering terjangkiti gampang terkesima citra luar dan kurang cermat membuktikan kamampuan dan kerja nyata para pemimpinnya. Kalau sang pemimpin atau elit sudah dibesar-besarkan oleh media massa atau pencitraan publik sedemikian rupa, maka sertamerta menerima dan bahkan

memujanya. Persis seperti sikap terhadap artis, yang dengan mudah terpukau, terhipnotis, dan memperlakukannya secara berlebihan tanpa kritis. Sekali orang itu dilambungkan ke khalayak publik dengan segala citra positif yang setinggi langit, ketika itu pula sikap taklid buta alias suka membebek dengan gampang menjalar. Rakyat di negeri ini sering lupa dengan fakta detail. Dua periode Indonesia dipimpin oleh tokoh citra, namun hasilnya bisa dirasakan banyak hal babak belur dan semrawut. Tidak ada kerja-kerja besar yang signifikan untuk mengubah keadaan bangsa ini menjadi maju dan berprestasi sejajar bangsa-bangsa lain. Korupsi merajalela. Politik tersandera. Para elit ajimumpung tanpa keteladanan. Tenaga kerja di negeri asing terhinakan. Aset dan kekayaan alam dikeruk asing. Segala hal mudah sekali impor. Negeri ini lemah martabat dan kedaulatannya di hadapan asing, malah cenderung membungkuk. Tapi kalau bicara dan pencitraan hebat sekali. Kita tidak tahu sampai kapan rakyat di negeri ini sembuh dari buta politik, lantas sadar dan membangun daya kritis yang dewasa. Kapan warga bangsa ini terbebas dari sikap gampang terkesima pada penampilan luar, membebek, pengkultusan, dan penyakit-penyakit mudah lupa. Kapan mereka cerdas dan kritis dalam memilih pemimpin dan pembawa mandat politik yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang rasional, objektif, selektif, dan didukung bukti-bukti bahwa para tokohnya itu benar-benar bekerja nyata dan optimal untuk memajukan bangsa dan negara. Sungguh, jika Indonesia dan segenap kekuatan di tubuh bangsa ini ingin maju maka secara niscaya memerlukan rakyat yang cerdas, kritis, dan bertindak dewasa. Tidak menjadi orangorang yang terjangkiti buta politik. Bagaimana rakyat atau umat di negeri ini mampu membedakan pemimpin yang benar-benar bekerja atau sekadar jual citra dan tampil seketika. Hns

PENASIHAT AHLI: H Din Syamsuddin, HM Amien Rais. PEMIMPIN UMUM: H Ahmad Syafii Maarif. WAKIL PEMIMPIN UMUM: HA Rosyad Sholeh. PEMIMPIN REDAKSI: H Haedar Nashir. WAKIL PEMIMPIN REDAKSI: HM Muchlas Abror. PEMIMPIN PERUSAHAAN: Deni Asyari. WAKIL PEMIMPIN PERUSAHAAN: H Mulyadi. DEWAN REDAKSI: HA Munir Mulkhan, Sjafri Sairin, HM Sukriyanto AR, Yusuf A Hasan, Immawan Wahyudi, M Izzul Muslimin. REDAKSI PELAKSANA: Mustofa W Hasyim. STAF REDAKSI: Amru HM, Asep Purnama Bahtiar, Ahmad Mu'arif. TATA LETAK/ARTISTIK: Dwi Agus M., Amin Mubarok, Elly Djamila. LITBANG & KESEKRETARIATAN: Isngadi Marwah. ARSIP & DOK: H Aulia Muhammad, A Nafian, EDITOR BAHASA: Imron Nasri, Ichwan Abror . IKLAN/PEMASARAN: Deni . ALAMAT REDAKSI/TATAUSAHA: Jalan KH Ahmad Dahlan 43 Yogyakarta 55122 Telp. (0274) 376955 Fax. (0274)411306 SMS: 081904181912 E-mail: redaksism@gmail.com Web: www.suara-muhammadiyah.com Terbit 2 kali sebulan. Harga langganan/eceran 1 nomor Rp. 15.000,Berlangganan sekurang-kurangnya 3 bulan (6 nomor) bayar di muka.

Melaksanakan Dakwah Islamiyah Amar Makruf Nahi Munkar. Dirintis KHA. Dahlan sejak tahun 1915 PENERBIT: Yayasan Badan Penerbit Pers "Suara Muhammadiyah" SIUPP: SK. Menpen RI No. 200/SK/Menpen/SIUPP/D.2/1986, tanggal 26 Juni 1986, Anggota SPS No. 1/1915/14/D/ 2002 // ISSN: 0215-7381

SM 20-2013
COVER: Amin Mubarok

"SM" menerima sumbangan tulisan dari para pembaca. Panjang tulisan 3-7 hal A4, diketik dua spasi penulis harus mencantumkan alamat lengkap, no. telp., dan no. rekening. Semua naskah masuk menjadi milik Suara Muhammadiyah dan tidak akan dikembalikan.

BANKERS: BNI Trikora Rek. No. 0030436020 BRI Katamso Rek. No. 0245.01.000264.30.7 BRI Cik Ditiro Rek. No. 0029.01.000537.30.6 Giro Pos Rek. No. 550 000200 1 BPD Rek. No. 001.111.000798 BNI Syariah Rek. No. 009.2196765 Bank Muamalat Rek. No. 531.0034115 Shar-E Rek. 902 69924 99 an. Drs. H Mulyadi Syariah Mandiri Rek. 7033456737 Dicetak: Grama Surya

SUARA SUARA MUHAMMADIYAH MUHAMMADIYAH 05 07 / /98 |1 || 1 -15 15 APRIL SUARA MUHAMMADIYAH 12 / 98 98 16 - MARET 30 JUNI 2013 2013

W A R T AW A N " S U A R A MU HA MM AD I Y A H"

T I D A K D I PE R KE N A N K A N M E NE R I M A / M E MI N T A A P A PU N D A R I N A R AS U MB ER

4 4

SUARA PEMBACA Isi SM Dapat Dimanfaatkan


Saya bukan pelanggan tetap Majalah Suara Muhammadiyah, tetapi saya Insya Allah selalu mengikuti isi majalah ini dan mengoleksinya dalam bentuk PDF. Dalam kesempatan ini perkenankan saya memberikan beberapa masukan yang insya Allah akan bermanfaat bagi Majalah Suara Muhammadiyah ke depannya. 1. Untuk website www.suaramuhammadiyah.com agar bisa perbaiki dan di-update setiap bulan. Saya merasa isinya sangat kurang jika hanya menampilkan Salam Redaksi, Khutbah Jumat, kontak dan download PDF majalah lama saja. Alangkah baiknya jika artikel-artikel ditampilkan dan dikategorikan menurut rubriknya setiap bulan sebagaimana beberapa situs Islam yang lain agar umat dapat dengan cepat mengambil manfaat darinya. Karena beberapa dari kita ada yang ingin mengkopinya untuk ditampilkan di blog pribadi. Ada juga yang akan mengeprint ulang untuk dibagikan pada warga Muhammadiyah. Kalau harus mengetik ulang sepertinya kurang efektif. 2. Untuk rubrik-rubrik SM dalam masalah agama seperti Tafsir, Hadits, tarikh agar bisa dikumpulkan dan dicetak dalam bentuk buku. Karena selama ini (setahu saya) yang sering dicetak hanya Tanya Jawab Agama dan masalahmasalah pemikiran, ideologi, ke-Muhammadiyahan, kumpulan khutbah maupun hal kontroversi (misal: hisab rukyat) saja. Sedangkan masalah yang saya sebutkan di atas belum pernah saya dapati. Hal ini dapat memperkaya khasanah perbukuan nasional dan sering dapat dimanfaatkan oleh umat Islam tidak hanya warga Muhammadiyah. 3. Mengenai lay out SM saya merasa halaman isinya sudah sip, Alhamdulillah, tapi sepertinya kovernya kurang mantap karena dari tahun ke tahun selalu sama. Mungkin setiap tahunnya bisa diganti dengan desain baru agar pembaca lebih fresh melihatnya. Logo SM yang ada di halaman susunan redaksi juga bisa ditampilkan sebagai ikon resmi SM. 4. Ukuran kertas kover mohon dipertebal karena sering saya dapati mudah sobek. Demikian beberapa masukan yang bisa saya sampaikan mohon maaf jika ada hal-hal yang tidak berkenan. Alangkah bahagianya jika ada dari beberapa masukan tersebut ada yang ditindaklanjuti oleh redaksi dan menjadikan majalah SM semakin maju. Jazakumullah khoiron jaza. Billahit taufiq fastabiqul khairat. Ahmad Nasri Guru MTs Ponpes Muhammadiyah Kultural Al Amin Palur Mojolaban, Sukoharjo, Jateng Catatan: Terimakasih atas masukannya. Kita pertimbangkan untuk tindak lanjutnya. (Red)

SUARA MUHAMMADIYAH 20 / 98 | 16 - 31 OKTOBER 2013

SAJIAN UTAMA

REZIM POLITIK

TUKANG SIHIR
Gaya perpolitikan di Indonesia pasca reformasi ini mengingatkan kita pada gaya penjual obat di pinggir jalan yang memakai trik sulap atau sihir. Topi yang kosong tiba-tiba berisi kelinci atau merpati. Gambar foto tokoh nasional ketika dibolak-balik beberapa kali bisa berubah menjadi gambar kambing atau kucing.
lembaga itu jujur mempublish hasil survei mereka itu sematamata agar rakyat tahu dan bisa memilih calon pemimpinnya secara benar. Tampaknya tidak. Hampir semua publikasi survei tentang tokoh-tokoh calon itu selama ini justru cenderung menggiring opini dan pandangan rakyat agar cenderung ke figur-figur tertentu yang didukung oleh lembagalembaga survei itu. Demkian juga dengan pemberitaan media. Beberapa buah stasiun TV swasta nasional grup tertentu nyaris hanya memberitakan hal yang positif tentang tokoh tertentu yang oleh grup TV lain sangat sering diberitakan miring. Demikian pula dengan media massa cetak. Kita pasti tidak akan bisa membaca hal yang negatif pada kementerian tertentu di media massa umum tertentu. Semua yang dilakukan menteri tertentu bagi koran itu semua terasa baik dan positif. Ada pula koran yang selalu memberitakan hal yang baik tentang semua kebijakan gubernur tertentu yang saat ini ingin dijadikan Presiden. Semua orang yang berani mengkritik tokoh ini akan dikeroyok ramai-ramai oleh jaringan koran ini. Menjelang tahun politik 2014 ini, sindikat tukang sihir yang mampu menyulap tokoh yang biasa menjadi luar biasa itu saat ini semakin memperkuat daya sihir mereka. Joko Widodo, mantan walikota Surakarta ini mungkin memang cukup berprestasi ketika menata Surakarta yang dikenal sebagai daerah berkumpulnya para tokoh garis keras berbagai aliran, namun Jokowi jelas bukan satu-satunya Walikota yang baik dan penuh prestasi. Prestasi dan kebaikan gaya kepemimpinan Jokowi dalam menata Surakarta dalam satu setengah periode itu tentu belum bisa diklaim melebihi Prestasi Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, juga tidak bisa dikatakan lebih unggul dari prestasi Hery Zudianto yang dua periode penuh menata Kota Yogyakarta. Namun, kita semua tahu mayoritas rakyat Indonesia saat ini hanya tahu Jokowi sebagai satu-satunya pejabat daerah yang hebat. Mengapa demikian? Karena Jokowi saat ini sedang ditimang oleh para pemegang tongkat sihir politik Indonesia. (bahan dan tulisan: isma)

ayoritas orang yang berkerumun mengelilingi tukang obat itu sebenarnya tahu kalau semua itu hanyalah sekedar trik yang berisi kebohongan. Walau begitu kecepatan dan keterampilan tangan para tukang sulap amatir di pinggir jalan itu senantiasa mampu menarik perhatian orang untuk terus berkumpul dan membeli obatnya. Saat ini seorang tokoh yang sebenarnya biasa-biasa saja dalam hal prestasi maupun kemampuan memimpinnya tibatiba saja bisa disulap menjadi tokoh harapan, menjadi sosok ratu adil yang sudah sangat lama dinanti umat. Tidak hanya itu, tokoh yang pada masa lalu sudah tercemar karena kasus dan ulahnya sendiri juga bisa kembali dibilas sehingga kelihatan bersih dan jujur di mata rakyat. Tokoh yang tidak mempunyai akar apa pun karena punya modal yang kuat juga dapat menyulap dirinya menjadi tokoh besar yang punya dukungan rakyat sangat banyak Saat ini lembaga survei politik dan media massa adalah tukang sulap yang sesungguhnya di dalam memoles dan mengubah seseorang. Siapa pun bisa diangkat dan dibesarkan, sebaliknya siapa pun juga bisa dijatuhkan dan dikerdilkan. Semua survei yang dipublikasikan di media massa tentang tokoh-tokoh politik maupun tentang calon-calon presiden, gubernur, dan bupati/walikota itu pasti bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Namun, apakah semua
SUARA MUHAMMADIYAH 20 / 98 | 11 - 26 ZULHIJJAH 1434 H

SAJIAN UTAMA

ANTARA PANGGUNG DAN TONGKAT SIHIR POLITIK


ebelum Pertemuan Regional Forum Rektor Indonesia seJawa Tengah di Universitas Diponegoro, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subiyanto mengatakan bahwa hasil survei di mana-mana tergantung siapa yang bayar surveinya. Survei ini, menurut dia, sebagaimana dimuat di sebuah koran ibukota, sering dijadikan alat. Alat untuk membentuk opini. Dalam berbagai survei itu ada tokoh yang selalu berada pada posisi puncak sehingga opini publik pun tergiring untuk mempercayai bahwa dialah pilihan yang tepat untuk dipilih menjadi pemimpin nasional pada tahun 2014 nanti. Apakah pilihan publik yang dibentuk oleh survei ini kemudian tepat sasaran? Kita belum tahu karena pemilunya masih tahun 2014 nanti. Yang jelas dunia politik sekarang sering mirip dengan dunia fantasi. Orang yang masih memelihara fantasi kanak-kanaknya hampir dipastikan akan mudah memahami dunia politik nasional sekarang. Ibarat dunia fantasi, panggung politik nasional sekarang sepertinya telah dihuni oleh para tokoh ajaib. Ada yang mirip dengan pesulap ulung Harry Houdini, ada yang mirip dengan ilusionis kelas dunia David Copperfield, dan ada yang mirip penyihir lulusan akademi sihir dimana tokohnya Harry Potter bersama teman-temannya bisa memainkan tongkat sihir politik sesukanya. Tentu perumpamaan ini bisa salah dan bisa benar. Untuk pertunjukan sihir-menyihir ini diperlukan panggung, dan panggung politik tukang sihir itu adalah media. Baik media massa cetak atau elektronik.

Perpolitikan nasional kita sering mirip dengan dunia dongeng tempat para tukang sihir beraksi.

Sedang tukang sihirnyya adalah para pemilik lembaga survei partisan yang mendapat bayaran untuk menyulap dan menyihir para politisi menjadi tokoh cemerlang. Para politisi yang sebenarnya biasa-biasa saja, di panggung politik sihir ini oleh para tukang sihir politik itu diubah menjadi hero, menjadi pahlawan yang serba bisa tanpa cacat, dan pasti dapat mengatasi segala masalah yang dihadapi bangsa ini. Hadirnya politik besutan tukang sihir politik ini kemudian menghadirkan rezim massa fanatik. Mereka sepertinya mengharuskan tokoh yang sudah disulap dan disihir menjadi pahlawan serba bisa serba tanpa cacat untuk menjadi tokoh utama perpolitikan nasional. Tokoh-tokoh seperti ini diformat

anti kritik, sebab sebuah kritik dapat menodai citranya. Dan menodai citra adalah sebuah dosa politik dan dosa sosial tanpa ampun. Orang yang melakukan kritik terhadapnya akan dihujat ramai-ramai oleh pengikut dan pemujanya.Yudi Latif menyebut gejala ini sebagai anomali cinta buta. Erik Gunawan, SSn, Pengajar dan Praktisi Film dari IKJ Jakarta mengatakan, tokoh politik yang tiba-tiba naik daun karena diberitakan terusmenerus oleh media bisa membutakan mata publik. Apalagi yang diberitakan selalu terkait hal-hal yang baik dari tokoh tersebut. Padahal apa yang dilakukan oleh tokoh politik itu tidak selamanya baik dan benar. Bahkan beberapa tokoh dulunya pernah terjerat masalah hukum atau pernah melakukan kesalahan yang
7

SUARA MUHAMMADIYAH 20 / 98 | 16 - 31 OKTOBER 2013

SAJIAN UTAMA
amat fatal bagi bangsa ini. Namun semua keburukan itu seketika hilang karena ulah media yang selalu mengekspose kebaikan si tokoh ini. Maka kita layak menyebut mereka dengan sebutan tokoh instan. Tentu ada timbal balik yang didapat oleh media. Wujud kesepakatan antara media dan tokoh juga tidak jauh dari hal yang bersifat materi. Itu artinya media menjual jasa. Memang tidak semua media memihak kepada pemilik modal. Sebagian media masih berjalan sesuai tugas dan fungsinya. Tapi prosentasinya lebih kecil dibanding dengan media yang disetir oleh pemilik modal, katanya. Jika media sudah dikuasai oleh mereka yang mempunyai kepentingan politik, maka tidak usah heran jika unsur subjektivitas lebih diunggulkan. Satu media membanggakan tokoh politik yang membayarnya dan menjatuhkan tokoh politik lawan, sebaliknya media lain juga melakukan hal yang sama. Saya rasa, media sangat berani mempertaruhkan harga dirinya hanya untuk memperoleh materi. Memang timbal balik yang media dapat dari tokoh dan pemilik modal ini sangatlah besar jumlahnya. Namun tidak sepadan dengan apa yang mereka pertaruhkan, yaitu kepercayaan masyarakat, tambah Erik. Secara umum masyarakat Indonesia memang berpendidikan menengah ke bawah. Namun proses pendidikan ini terus berlanjut dan berkembang. Jadi saya yakin suatu saat nanti masyarakat juga mengetahui akan perbuatan busuk media. Kalau sudah seperti itu, kredibilitas media akan hancur dan tidak akan mendapat tempat lagi di masyarakat. Senada dengan itu, Suwandi D Subrata Anggota Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PWM DIY langsung menunjuk pada fenomena aktual. Menurut dia, fenomena popularitas Jokowi sehingga mampu merebut kursi DKI satu adalah buah dari
8

kebebasan pers yang diintrodusir oleh Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Undang-Undang ini menjadi paket reformasi bersamaan dengan UU yang lain seperti UU tentang Parpol, Pemilu dan Pemberantasan Korupsi. Sayangnya, selain UU tentang Pemberantasan Tipikor terutama tentang parpol dan pers justru mempersubur anomali di negeri ini. Lihatlah betapa kuasanya pers saat ini sehingga hampir tidak bisa dibedakan mana tugas legislatif dan tugas eksekutif terutama oleh DPRD. Kondisi ini merupakan hasil dari reformasi UU tentang Parpol dan Pemilu, ungkap Suwandi. Di sisi pers dan media massa kita merasakan betapa pers yang seharusnya menjadi pilar keempat demokrasi, tetapi menjelma menjadi tirani yang berkuasa atas segala sesuatu. Belum lagi apabila didukung oleh lembaga survei yang bersamaan kepentingan untuk memblowup suatu masalah atau mempeti-eskan suatu masalah. Mengapa bisa demikian? Karena dimanja oleh UU 40 tahun 1999 tentang Pers. Pers di era reformasi sudah tidak perlu khawatir lagi akan lembaga sensor apalagi pembreidelan {lihatpasal 4 ayat(2)}. Jadi, apa pun yang disajikan oleh media dan pers meski bukan fakta dan berita hanya sebatas opini, tidak akan disensor dan dibreidel. Dua lembaga (lembaga sensor dan lembaga brediel) itu telah dibunuh oleh UU Pers, meskipun beritanya menyebar kebohongan atau pembodohan dan penyesatan. Media bisa menulis apa yang menjadi kehendaknya. Bahkan Presiden pun tidak akan mampu menghentikan media, seperti era Soeharto. Media juga sering berkilah, apabila objek berita merasa dirugikan yang bersangkutan bisa menyampaikan hak jawab, dan pers atau media wajib menjawabnya.

Dalam fenomena Jokowi saat ini, setelah beliau berhasil terpilih sebagai Gubernur DKI, ada anasir-anasir yang dirasakan melakukan blowup terhadap performance Jokowi. Meski beliau memang punya modal untuk diblowup, seperti sikapnya yang rendah hati, mampu berperilaku Islami, akan tetapi tetap ada aroma dramatisasi. Jika apa yang dilakukan pers untuk kepentingan rakyat banyak, pembelaan kaum marginal, penegakkan keadilan dan kebenaran tentu hal ini tidak perlu dipersoalkan. Akan tetapi, jika untuk membangun citra seseorang, maka pers telah mengkhianati kebebasan yang diberikan oleh semangat reformasi. Stake holder media atau pers telah membuang nurani dalam mengemudi dan mengelola media, kata Suwandi bersemangat. Untuk menghentikan ulah media yang terjerumus dalam pusaran bisnis ini jelas bukan perkara mudah. Karena hal ini telah menjadi gelombang euphoria sebagaimana DPR dengan hak-hak politiknya. Secara ruhaniyah perlu pemimpin Negara yang tidak gandrung popularitas dan secara politik perlu menghidupkan lagi lembaga sensor pers dan breidel yang jujur dan menjunjung kebenaran dan keadilan. Tentu ada bahayanya jika hasil sihir media ini kemudian tidak berfungsi lama. Ketika besutan sihir (pencitraan) ini memudar maka yang tampak adalah kualitas aslinya. Selama ini kita sudah sering kecele, sudah sering salah pilih. Sebab orang dipilih oleh rakyat ternyata kerjaannya jauh dari harapan rakyat. Apakah kali ini rakyat akan kecele lagi? kata Budayawan Emha Ainun Nadjib dalam sebuah pengajian. Menurut Emha, media massa, seperti televisi sekarang ini bisa membentuk tokoh atau menghancurkannya. Kiai atau ustadz saja sering ditentukan oleh televisi, bukan lagi oleh masyarakat, ungkapnya dalam kesempatan yang lain. (Bahan: njar dan tof. Tulisan: tof)

SUARA MUHAMMADIYAH 20 / 98 | 11 - 26 ZULHIJJAH 1434 H

SAJIAN UTAMA

SURVEI DAN MEDIA AS EK ONOMI BARU KOMODITAS EKONOMI JADI KOMODIT


abal pun tetap laku di pasar politik nasional. Pertanyaannya kemudian, mengapa survei sangat dibutuhkan dalam konstelasi perpolitikan di Tanah Air? Ada ketidakpastian hasil pemilu sehingga mendorong munculnya demand terhadap survei pemetaan politik, jelas Sunny Tanuwidjaja, peneliti CSIS. Di alam demokrasi, aspirasi rakyat merupakan esensi kebijakan pemerintah, sehingga muncul need untuk menangkap aspirasi tersebut secara efisien, dan survei politik dapat menjadi intrumennya. Survei pemetaan politik telah menjadi lahan subur penghasil uang yang melimpah. Menurut Agus Herta Sumarto, peneliti PRIDE Indonesia, saat ini survei politik telah berkembang pesat menjadi lahan bisnis yang memiliki prospek sangat cerah. Uang ratusan milyar, bahkan mencapai triliunan rupiah, siap dipertaruhkan oleh partai-partai politik dan para kandidat politisi untuk mendapat gambaran opini publik dengan cara survei dalam pemilu, pemilihan umum kepala daerah, dan pilpres. Untuk dapat mengetahui elektabilitas partai politik atau kandidat politisi, uang ratusan milyar hingga triliunan rupiah siap dipertaruhkan. Agus Herta Sumarto menguraikan, dalam setiap ajang pemilihan biasanya terdapat tiga sampai lima pasangan kandidat. Survei biasanya dilakukan minimal tiga kali setahun dengan biaya antara 150-250 juta per pasangan calon untuk level kabupaten atau kota. Rumusnya adalah 150 juta dikali tiga pasangan kandidat dikali tiga kali survei
9

Polling kini makin penting dan dibutuhkan dalam pembuatan dan penyajian berita, sampaisampai signifikansinya mengaburkan fakta atau fenomena yang seharusnya diukur, tulis Kathleen Frankovich dalam The Politics of News (1998).
nalisis Kathleen Frankovich tersebut cukup tepat untuk membaca konstelasi perpolitikan di Indonesia dewasa ini. Kemunculan lembaga-lembaga survei di Indonesia telah menjadi komoditas ekonomi baru. Media massa berkolaborasi dengan lembaga-lembaga survei untuk menyajikan berita-berita sensasional terkait isu-isu politik terkini. Fakta-fakta yang seharusnya terukur secara akurat lewat penelitian survei atau polling menjadi kabur setelah direduksi untuk kepentingan politik tertentu. Akhirnya, kepentingan

ilmiah telah dikalahkan oleh kepentingan ekonomis dan politis. Saat ini, lembaga-lembaga survei di Indonesia, seperti Indobarometer, Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Lingkar Survei Indonesia, Lembaga Survei Indonesia (LSI), Lembaga Survei Nasional (LSN), Political Marking Consulting (PolMark Indonesia), dan lain-lain saling bersaing merebut pasar pemesan survei politik. Menjelang pemilu 2014 diprediksikan bakal muncul lagi lembaga-lembaga survei politik untuk tujuan pragmatis. Bahkan, survei abal-

SUARA MUHAMMADIYAH 20 / 98 | 16 - 31 OKTOBER 2013

SAJIAN UTAMA
dikali jumlah kabupaten atau kota (530) sehingga ketemu angka 715,5 milyar rupiah. Untuk beberapa daerah yang tergolong makmur biasanya pasangan calon melakukan survei lebih dari tiga kali dalam setahun. Belum lagi, nilai ekonomis dari pemilu legislatif dan pilpres sehingga angka triliunan rupiah sangat mungkin dalam proyek pesanan survei pemetaan politik. Wajar saja jika banyak bermunculan lembaga survei di Indonesia dewasa ini. Lembaga-lembaga yang melakukan survei pemetaan politik kurang bertaji tanpa berkolaborasi dengan media massa. Justru, di sinilah letak kekuatan survei disihir oleh tangan-tangan yang tak tampak lewat pemberitaan rekayasa. Pada bulan Februari lalu, Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mem ublikasikan hasil survei yang cukup kontroversial. Pada satu sisi, hasil survei tersebut menggambarkan sebagian besar masyarakat Indonesia menilai positif kinerja pemerintah. Akan tetapi, pada sisi lain, elektabilitas partai penguasa justru turun drastis. Inilah yang disebut sebagai fakta anomali yang biasanya berawal dari kekeliruan prosedur dan metode penelitian. Hasil survei ini tergolong kontroversial karena kemudian muncul memang punya modal untuk di-blowup, seperti sikapnya yang rendah hati, mampu berperilaku Islami, akan tetapi tetap ada aroma dramatisasi, jelas Suwandi. Sesungguhnya, tidak ada yang salah dalam survei politik. Justru, kehadiran lembaga-lembaga survei dapat menjadi counter atas budaya klenik yang masih merambah kesadaran sebagian masyarakat di Indonesia. Dahulu, jika seseorang hendak maju dalam sebuah pemilihan, khususnya pada level pemilihan kepala desa, banyak kandidat yang berlomba-lomba mendatangi para dukun. Kini, setelah metode survei menjadi salah satu instrumen untuk pemetaan politik, budaya klenik sudah mulai ditinggalkan. Hasil survei lebih akurat dan dari segi keilmiahannya sudah teruji. Polling atau survei-deskriptif adalah jenis penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengukur opini bersama, keyakinan, atau persepsi tentang isu terkini dari populasi yang luas. Hasil penelitian survei bisa menjadi kabur jika mendapat intervensi kepenting an politis. Anomali banyak ditemukan dalam beberapa penelitian survei hasil pesanan dari oknum tertentu. Akibatnya, fakta yang seharusnya terukur secara akurat untuk menggambarkan populasi yang luas justru mengalami bias. Tujuan penelitian survei yang dilakukan lembagalembaga bayaran justru untuk menggiring dan memengaruhi opini masyarakat dengan cara memanipulasi data dan merekayasa metode penelitian. Akhirnya, kepentingan ilmiah dikalahkan demi kepentingan politik segelintir orang. Sebenarnya, tidak arif jika kita dengan serta merta menggeneralisir bahwa lembaga survei mesti menyesatkan, jelas Nasrullah, praktisi akademik UMM. Jikalau ada yang demikian, bisa dipastikan itu telah disetir oleh kelompok kepentingan tertentu untuk tujuan mengarahkan opini. Namun, bisa saja itu terjadi bukan karena pesanan pihak yang diopinikan melainkan oleh pihak lain yang ingin menandingi lawan politiknya, atau ingin mengambil untung dari popularitas tokoh tadi. (Bahan: fin, gj, rif. Tulisan: rif)

pemetaan politik ketika hendak menggiring opini atau memengaruhi persepsi masyarakat. Media massa itu sendiri memiliki kekuatan untuk memengaruhi persepsi masyarakat. Ditopang dengan metode polling atau survei, proses penyusunan berita di media massa didukung dengan metode ilmiah. Pasalnya, setiap media massa memiliki kepentingan. Apalagi, ketika pemilik media massa berafiliasi dengan kekuatan politik tertentu, misalnya partai politik atau pasangan kandidat capres, faktor kepentingan politik akan memengaruhi pemberitaan di media massa tersebut. Konstruksi pemberitaan di media massa telah mengalami rekayasa. Berita-berita rekayasa yang dijejalkan kepada pemirsa akan mampu menggiring opini atau memengaruhi persepsi para pemirsa. Tanpa sadar, para pemirsa televisi sedang
10

prahara politik di tubuh Partai Demokrat yang berakhir pelengseran sang ketua umum. Hasil survei SMRC yang kontroversial ini tentu akan lain ceritanya jika tidak di-blow-up media massa. Dalam fenomena Jokowi, misalnya, setelah mantan Walikota Surakarta ini berhasil memenangkan pemilihan gubernur DKI, banyak pengamat politik yang menengarai keterlibatan media massa dan lembaga survei dalam mengangkat performance tokoh yang satu ini. Akhir-akhir ini, berdasarkan hasil survei yang dilakukan beberapa lembaga survei, tingkat elektabilitas Jokowi mampu mengalahkan tokoh-tokoh politik senior lainnya. Setelah beliau berhasil terpilih sebagai Gubernur DKI, ada anasir-anasir yang dirasakan melakukan blowup terhadap performance Jokowi. Meski beliau

SUARA MUHAMMADIYAH 20 / 98 | 11 - 26 ZULHIJJAH 1434 H

SAJIAN UTAMA CARILAH YANG MAMPU CERDASKAN BANGSA


DR Andi Irman Putra Sidin, SH, MH, Ahli Hukum Tatanegara TUJUAN bernegara adalah mencerdaskan bangsa. Dalam mencari kepemimpinan pun seharusnya mengacu pada tujuan ini. Karenanya, memilih pimpinan tidak boleh berdasarkan antitesa dari pemimpin-pemimpin yang sudah ada. Rakyat atau pemilih jangan digiring ke arah sana. Jangan juga berdasar popularitas, tetapi berdasar kemampuan untuk menyelesaikan persoalan bangsa. Untuk mencari calon presiden bagi parpol yang berhak mengajukan calonnya bisa bermacam-macam, bisa lewat konvensi capres seperti yang dilakukan saat ini. Tetapi itu hanya salah satu cara menjaring calon dan sekali lagi, pencalonan jangan didasarkan pada popularitas semata tetapi pada program dan kemampuan calon dalam mewujudkan program tersebut. jadi tampak gamang. Padahal semua itu adalah pencitraan belaka, bukan popularitas sesungguhnya. Kita baru akan menerima dia sangat populer nanti dalam hasil pemilihan presiden tahun 2014 itu juga kalau dia maju sebagai calon presiden.

MENGABURKAN OPINI MENJADI FAKTA


Prof DR Chairul Wahidin, Rektor Univ. Muhammadiyah Cirebon MEMANG aksi sulap media untuk mengangkat pamor seorang tokoh terbilang ampuh. Siapa pun tokoh itu, baik atau buruk, berprestasi atau tidak berprestasi, melalui media semuanya bisa berubah 180 derajat. Maka kita perlu waspada dalam membaca media. Setidaknya kita tidak mudah menyimpulkan suatu hal yang diberitakan oleh media atau membenarkan apa yang dimuat media. Hal inilah yang amat susah diterapkan sebagai usaha untuk menjaga diri dari kebohongan media. Karena sebagian besar masyarakat kita berpendidikan rendah. Saya optimis, lambat laun masyarakat pun akan memahami ini dan tahu akan kebohongan yang selama ini dilakukan media. Artinya kredebilitas media yang sudah terkontaminasi urusan bisnis suatu saat nanti akan jatuh.

INI TERKAIT DENGAN BISNIS


Prof DR Bambang Cipto, Rektor Univ. Muhammadiyah Yogyakarta MEDIA masa pada dasarnya merupakan perusahaan pembuat berita dengan prinsip menjual berita yang paling disukai publik. Bagi media raksasa mereka bahkan dapat menentukan selera publik tentang apa yang disukai dan tak disukai. Dalam jangka panjang media raksasa dengan oplag besar dapat memaksakan pendapatnya kepada publik. Semua itu bisa terjadi karena pasar media sangat luas dan sulit dibatasi dalam era serba terbuka saat ini. Jadi siapa yang menguasai media maka dialah yang dapat memaksakan pendapatnya kepada publik. Termasuk hasil polling tentang Jokowi sebenarnya tidak dapat dipisahkan dari logika di atas. Semua pembuat polling pasti memiliki tujuan antara lain ingin agar hasil polingnya disukai masyarakat terlepas apakah hasil tersebut benar ataukah tidak benar, itu persoalan lain.Jadi kasus Jokowi adalah kasus bisnis media baik media polling maupun media surat kabar. Semua yang mendukung Jokowi saat itu berada pada posisi yang relatif sama, yakni mendukung hasil polling yang dibuat dan mendukung popularitas yang disiapkan media masa. Apakah popularitas itu hanya berdasar sampel, orang tampaknya tidak peduli sama sekali. Sehingga banyak partai lain

CERMAT MEMBACA MEDIA


Kasman Hi Ahmad, MSi, Rektor UM Maluku Utara SEBENARNYA banyak tokoh yang kompeten di negeri ini. Namun tidak tertangkap oleh media maupun lembaga survei politik, karena semua institusiinstitusi itu lebih terkonsentrasi di Jakarta. Oleh karena itu, media dapat juga dikatakan ikut menyumbang hadirnya krisis pemimpin politik ini. Ini terjadi apabila semua media berlomba membesarkan satu tokoh politik tanpa tahu apakah tokoh itu layak dan patut dibesarkan atau tidak. Untuk melawan hegemonni media adalah dengan membangun kesadaran rakyat, termasuk membaca arah media yang ada, yakni dengan memilih media yang tidak hanya berkutat pada para pemilik modal semata. Di samping itu, rakyat harus diberi informasi alternatif tentang rekam jejak atau track record tokoh yang pantas diunggulkan. Kepada parpol yang tidak memihak kepada figur yang tidak kompeten dan kapabel perlu diberi hukuman secara politik pada setiap momentum pemilu maupun pemilukada. isma (Bahan: gan, vi, lut)
SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 16 - 31 OKTOBER 2013

11

BINGKAI

MEMBANGUN TRADISI INTELEKTUAL MUSLIM


DR H Haedar Nashir, MSi
erkembangan umat Islam sedunia dari aspek jumlah cukup menggembirakan. Dari sekitar 7 miliar jiwa penduduk dunia, di antaranya 1,7 miliar orang Islam. Menurut sebuah lembaga survei, dengan tingkat pertumbuhan sebesar 2,9% diprediksi lima puluh tahun ke depan penduduk Muslim akan menempati urutan teratas sebagai pemeluk agama terbesar di muka bumi. Di Eropa, Amerika Utara, dan sejumlah negara maju prospek Islam juga cukup menjanjikan, setidaknya semakin banyak orang ingin tahu dan kemudian tertarik dengan Islam. Namun, pertumbuhan jumlah ternyata tidak sejalan dengan kualitas. Dalam banyak aspek terutama ekonomi, politik, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tingkat peradaban umat Islam masih jauh tertinggal dari bangsa-bangsa lain yang telah maju. Khusus dalam dunia iptek Dunia Muslim meskipun sebagian memiliki kekayaan luar biasa, ternyata masih jauh panggang dari api. Negara-negara Islam belum memberi harapan sebagai pusat peradaban. Islam masih terbatas sebagai ajaran normatif, belum menyentuh ruang dan dimensi kemajuan. Di sebagian negeri dan masyarakat Muslim selain masih tertinggal dalam banyak aspek kehidupan, bahkan tidak jarang tumbuh gejala anti iptek dan pemikiran maju. Hal itu karena demikian kuat paham keagamaan yang ingin kembali ke masa lampau (salaf) dan antipati terhadap Barat yang dipandangnya sumber sekularisme dan liberalisme. Jika demikian yang terjadi maka, bagaimana Islam dan umat Islam mampu menjadi kekuatan peradaban dunia? Agama Peradaban Islam sebagai ajaran dan sejarah peradaban sungguh kaya dengan etos atau tradisi intelektual. Islam bahkan dapat dikatakan sebagai agama kemajuan (din al-hadarah), yang mampu mengubah daerah Yastrib yang pedesaan menjadi kota peradaban (Madinah al-Munawwarah). Ayat Al-Quran yang pertama diturunkan dan merupakan titik awal kerisalahan Nabi Muhammad justru tentang iqra, yang mengandung pesan sekaligus perintah imperatif kegiatan intelektual. Islam memerintahkan atau mengajak orang beriman untuk berpikir dan mencari ilmu, menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, mengangkat kaum berilmu ke derajat
12
SUARA MUHAMMADIYAH 20 / 98 | 11 - 26 ZULHIJJAH 1434 H

tertinggi. Kegiatan berpikir (iqra, tafakur, dan sejenisnya) bukan hanya diperintahkan Tuhan baik dalam logika naratif (kisah) dan retorik (nadhar) maupun imperatif (iqra). Bahkan dengan tegas Allah menyatakan bahwa mereka yang tidak mau menggunakan akal pikirannya laksana binatang melata (dawb) di muka bumi ini (Al-Anfal [8]: 22). Islam dengan tradisi pemikiran dan moralitas profetik yang dibawa Nabi akhir zaman, berhasil meletakkan peradaban yang modern jauh melampaui zamannya. Karena itu Islam hadir menjadi agama yang mencerahkan kehidupan. Agama yang melakukan lintas gerak peradaban lituhrij al-ns min al-dhulumt ila al-nr, yang membebaskan manusia dari kegelapan (kejahiliyahan) kepada cahaya (kebenaran, alIslam). Karena tradisi pencerahan (tanwir) itulah maka Islam berhasil menjadi kekuatan dunia di kala Barat kala itu tengah tertidur lelap dalam kegelapan peradaban. Dengan kekuatan Islam yang dinamis itulah maka agama ini menyebar dengan pesat mula-mula dari jazirah Arabia kemudian ke seluruh penjuru dunia. Islam kemudian menjadi agama yang menyejarah, yang benar-benar hadir menyebarkan rahmatan lil-alamin di muka bumi ini. Selama empat abad lebih Islam hadir menjadi kekuatan sejarah dan peradaban baru di panggung dunia. Di era itulah lahir banyak perubahan yang spektakuler dari rahim Islam. Kemajuan di bidang pemikiran filsafat (kalam), ilmu pengetahuan dan teknologi, hingga ke format budaya baru yang berbasis akhlak dan kemodernan terukir dengan indah dan nyata. Karya-karya dan nama besar Ibn Rusyd, Ibn Sina, Al-Ghazali, Al-Farabi, Al-Hawarizmi, Al-Kindi, Ibn Khaldun, Ibn Taimiyyah, empat imam madzhab, dan pemikir-pemikir besat Islam lainnya menghiasi perkembangan peradaban yang spektakuler itu. Pada kala itu Barat tengah tertidur lelap dalam buaian teosentrisme dan alam pikiran yang jumud dan gelap gulita di bawah hegemoni agama abad tengah yang monilitik. Kala itu Barat menjadi masyarakat yang masih terbelakang, yang lorong-lorong jalannya di sejumlah kota Eropa yang kini terkenal masih diterangi lampu teplok. Era kejayaan Islam yang agung itu dikatakan oleh Kraemer sebagai the renaissance of Islam, yakni masa pencerahan Islam. Para ahli lain menyebutnya sebagai the

BINGKAI
golden age atau abad keemasan Islam. Pada era itu lahir kebangkitan intelektual dan kultural Islam yang spektakuler. Terjadi revolusi pemikiran dan budaya Islam yang bercorak peradaban baru (the new civilization). Islam telah menjadi peradaban baru, bukan saja menyambung matarantai peradaban sebelumnya seperti tradisi intelektual Yunani, Babylon/Kaldea, dan Persia tetapi juga menampilkan corak baru yang khas Islam. Kala itu Islam sungguh-sungguh hadir menjadi agama sekaligus peradaban profetik yang kosmopolit, humanistik, kultural, dan saintifik yang memperoleh puncaknya pada era Abasiyyah. Setelah era keemasan peradaban Islam kemudian redup dengan kejatuhan Baghdad tahun 1928 Masehi. Kendati sempat bangkit lagi pada masa dinasti Utsmani di Turki, Safawi di Parsia, dan Mughal di India; setelah itu kejayaan Islam mengalami kemunduran, bahkan kejatuhan pada tahun 1924 dengan kejatuhan Turki. Ketika peradaban Islam surut, sejak itu kebudayaan Barat terbit dari wilayah Eropa kemudian Amerika, yang melahirkan peradaban modern hingga kini. Sejarah juga mencatat, bahwa kelahiran peradaban modern Barat ini pun dimulai dari proses pencerahan (rennaisance, aufklarng), yang kemudian melahirkan modernisme. Sejak itu Barat lalu tampil dengan dominasi kemajuan yang spektakuler dalam pemikiran, ilmu pengetahuan, dan teknologi, di samping ekspansi politik dan penjajahan ke hampir seluruh penjuru dunia termasuk dunia Islam. Sedangkan dunia Islam yang dulu jaya dan ikut memberi inspirasi bagi pencerahan Barat berada dalam kondisi yang marjinal dan sebagian bahkan terhegemoni dalam cengkeraman politik Barat itu. Generasi Ulul Albab Sejak kehadiran abad ke-15 Hijriyah beberapa dasawarsa yang lalu, umat Islam bertekad untuk bangkit kembali. Spirit kebangkitan Islam bahkan telah menyebar ke seluruh negeri Muslim. Namun gelora kebangkitan yang sempat menyebar terutama pasca Revolusi Iran tahun 1979 itu, kini seolah redup kembali, dan yang menguat seolah gelora Islamisme di ranah perjuangan ideologi politik minus kerja-kerja strategis yang bersifat pencerahan. Gairah intelektualisme Islam yang sempat memancar seolah redup dan dikalahkan oleh hiruk-pikuk perjuangan politik kekuasaan. Sementara karena trauma dan kemarahan terhadap Barat yang menyebarkan antropisentrisme dan humanisme-sekuler yang melahirkan krisis, sebagian umat Islam bahkan lari ke pendulum lain dengan menawarkan spiritualisme dan puritanisme Islam napas pendek. Dalam situasi yang penuh dilema seperti itu etos dan khazanah intelektualisme Islam menjadi terlantar atau mengalami marjinalisasi dalam perkembangan dunia Islam. Jika ingin mengukir kejayaan Islam kembali, salah satu pilarnya ialah membangkitkan kembali etos dan tradisi kejayaan pemikiran disertai pengembangan ilmu pengetahuan

Generasi ulul albab adalah sosok cendekiawan atau intelektual Muslim yang di dalam dirinya terintegrasi kekuatan iman, ilmu, dan amal yang bersifat profetik sekaligus transformasional untuk tampil sebagai pembawa misi Islam sebagai rahmatan lil-alamin di zaman modern abad ke-21 ini
dan teknologi yang unggul. Di sinilah pentingnya lembaga pendidikan Islam yang holistik sebagai insitusi yang mampu mengembangkan strategi kebudayaan untuk membangun peradaban Islam. Melalui lembaga pendidikan Islam yang unggul dapat dihasilkan kerja-kerja keilmuan sekaligus generasi ulul albab di kalangan kaum Muslimin, yakni suatu generasi kaum Muslimin yang memiliki ciri-ciri manusia yang bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu dan mendalam ilmunya (Ali Imran [3]: 7); berfikir sekaligus berdzikir (Ali Imran [3]: 190-191), mengembangkan nalar kritis (Az-Zumar [39]: 18), memisahkan al-haq dengan al-bathil atau kebenaran dari kebatilan (Al-Maidah [5]: 100), menyampaikan ilmu dan mengembangkan hubungan kemanusiaan yang baik dengan sesama (Ar-Radu [13]: 22), bertakwa kepada Allah dengan iman dan ilmunya (Al-Baqarah [2]: 197), dan lain-lain sebagaimana sosok ulul albab. Generasi ulul albab adalah sosok cendekiawan atau intelektual Muslim yang di dalam dirinya terintegrasi kekuatan iman, ilmu, dan amal yang bersifat profetik sekaligus transformasional untuk tampil sebagai pembawa misi Islam sebagai rahmatan lil-alamin di zaman modern abad ke-21 ini. Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang sejak kelahirannya memelopori pembaruan dan melahirkan institusi pendidikan Islam modern, harus menjadi kekuatan penggerak sekaligus berjalan di garis paling depan dalam mengembangkan tradisi intelektual Islam dan generasi ulul albab yang berkeunggulan. Pekerjaan besar ini sangatlah berat karena di tubuh Muhammadiyah sendiri dituntut berbagai prasayarat , kelembagaan, dan para pelaku gerakan yang wajib berorientasi pada memperkaya mozaik pemikiran dan kerja-kerja keilmuan Islam. Sekaligus menyingkap berbagai macam kendala di tubuh Persyarikatan yang dapat menghambat berkembangnya pandangan Islam yang berkemajuan sebagai fondasi utama untuk pengembangan tradisi pemikiran dan lahirnya tunas-tunas intelektual Islam. Jika tidak dari rahim Muhammadiyah, lantas mau siapa?
SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 16 - 31 OKTOBER 2013

13

TANYA JAWAB AGAMA

HUKUM EKSTRAK KALAJENGKING DAN EKSTRAK LINTAH DALAM OBAT MEDIS


Pertanyaan: Assalamualaikum wr. wb. Dalam rangka peningkatan pelayanan pasien khususnya pengobatan yang Islami maka bersama ini kami mengajukan permohonan fatwa tentang: Apakah ekstrak kalajengking (buthus martensii) dan ekstrak lintah (Hirudu) yang terdapat dalam obat medis adalah halal? Mengingat kandungan tersebut terdapat dalam obat NEUROAID (suplemen untuk sirkulasi darah) yang diproduksi PT MERSI FARMA diimpor dari Tianjin Cina. Demikian atas perhatian dan kerja sama yang baik kami sampaikan terima kasih. Billahit taufiq wal hidayah Wassalamualaikum wr. wb. Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah, Jalan Wonodri 22 Semarang (Disidangkan pada hari Jumat, 16 Syawal 1434 H / 23 Agustus 2013 M) Jawaban: Wa alaikumus-salam wr.wb. Terima kasih kami sampaikan kepada Bapak atas pertanyaan yang diajukan kepada kami. Ada beberapa ayat AlQuran, Al-Hadits, kaidah Fiqhiyah, dan pendapat ulama, untuk mendasari jawaban dari masalah yang diajukan, di antaranya adalah:

Artinya: Dan Allah menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk. (Al-Araf [7]: 157)

Artinya: Diriwayatkan dari Anas ra, ... Nabi saw membolehkan kepada azZubeir dan Abd ar-Rahman untuk memakai sutera karena terkena penyakit kulit. (HR. al-Bukhari)

Artinya: Maka barangsiapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Maidah [5]: 3) Artinya: Diriwayatkan dari Abu Darda, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Allah telah menurunkan penyakit dan obat, serta menjadikan obat bagi setiap penyakit; maka berobatlah dan janganlah berobat dengan benda yang haram. (HR. Abu Dawud). Kaidah-kaidah fiqih:

Artinya: Diriwayatkan dari Aisyah, Nabi saw bersabda: Ada lima jenis hewan fasiq (berbahaya) yang boleh dibunuh ketika sedang ihram, yaitu tikus, kalajengking, burung rajawali, burung gagak dan kalb aqur (anjing galak). (HR. al-Bukhari no. 3314) Kalb aqur sebenarnya bukan maksudnya untuk anjing semata, inilah yang dikatakan oleh mayoritas ulama. Namun sebenarnya kalb aqur yang dimaksudkan adalah setiap hewan yang pemangsa (penerkam) seperti binatang buas; macan, srigala, singa, dan lainnya. (an-Nawawi, al-Minhaj Syarh Shahih Muslim, VIII:114)

Artinya: Dharar (bahaya) harus dicegah sedapat mungkin.

Artinya: Dharar (bahaya) harus dihilangkan.

Artinya: Kondisi hajah menempati kondisi darurat. Kaidah-kaidah fiqih lainnya: Berobat dengan benda najis adalah

Artinya: Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu. (Al-Baqarah [2]: 29)

Rubrik Tanya Jawab Agama Diasuh Divisi Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah 14
SUARA MUHAMMADIYAH 20 / 98 | 11 - 26 ZULHIJJAH 1434 H

TANYA JAWAB AGAMA


boleh ketika belum ada benda suci yang dapat menggantikannya (Muhammad alKhathib al-Syarbaini, Mughni al- Muhtaj, I:79). Boleh berobat dengan benda-benda najis jika belum menemukan benda suci yang dapat menggantikannya, karena maslahat kesehatan dan keselamatan lebih sempurna (lebih diutamakan) dari pada maslahat menjauhi benda najis. (alIzz bin Abd al-Salam, Qawaid al- Ahkam fi Mashalih al-Anam, I: 81). Hukum lintah ketika najis atau sucinya tidak dapat dipastikan, ia tunduk kepada kaidah fiqih al-ashl fi al-asy-ya al-ibahah (hukum asal bagi segala sesuatu yg diciptakan adalah mubah). Rasyid Ridha dalam Tafsir al-Manar, ketika menafsirkan surat Al-Baqarah [2]: 29 (Dia-lah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu) berkata, harus mengambil manfaat dari segala ciptaan Allah untuk dijadikan bahan makanan, minuman, pakaian, kendaraan, perhiasan dan juga pengobatan. (Tafsir al-Manar, 1:247). Jika dibawa kepada khabaits (menjijikkan), maka standar menjijikkan bukanlah standar orang, tetapi dikembalikan kepada dalil. Apabila belum ditemukan dalil yang mengharamkan lintah, maka tidak masalah jika lintah digunakan sebagai obat. Lebih-lebih air liur lintah diketahui mengandung enzim bermanfaat. Yaitu memiliki sifat yang membantu mencegah darah dari penebalan. Selain ini, ada juga enzim yang memecah gumpalan darah yang dapat menyumbat pembuluh darah. Namun taruhlah jika lintah ini dianggap haram karena menjijikkan, demikian pula kalajengking termasuk kriteria lima hewan berbahaya, sehingga boleh dibunuh. Kesimpulan dari Hadits tersebut bahwa kalajengking dihukumi haram, tetapi keharaman itu karena berbahaya, maka pada asalnya tidak boleh berobat dengan benda-benda haram kecuali dalam kondisi darurat, yaitu apabila penyakit dan obatnya memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Penyakit tersebut penyakit yang harus diobati b. Benar-benar yakin bahwa obat ini sangat bermanfaat pada penyakit tersebut. c. Tidak ada pengganti lainnya yang mubah. (Hasan bin ahmad al-Fakki, Ahkam al-Adwiyah fi Syariah Islamiyyah, hlm. 187). Di samping kriteria di atas, dianjurkan harus berdasarkan anjuran/nasehat dokter yang dapat dipercaya. Allah SwT berfirman yang artinya: Maka barangsiapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Maidah [5]: 3) Wallahu alam bi ash-shawab.

HUKUM MENGGUNAKAN KERTAS YANG TERBUAT DARI KOTORAN GAJAH DAN HUKUM JUAL-BELI KOTORAN
Pertanyaan: Assalamu alaikum wr. wb. 1. Di acara salah satu TV swasta pernah menayangkan acara daur ulang kotoran gajah untuk membuat kertas karena katanya kotoran gajah seratnya lebih tebal dibandingkan hewan lainnya. Pertanyaan: Apa hukumnya kertas tersebut, najis atau tidak? 2. Di dalam Hadits diterangkan bahwa menjual barang najis itu hukumnya haram, bagaimana dengan kasus di atas? Dan bagaimana pula orang yang menjual kotoran binatang yang dijual oleh pabrik untuk pupuk? Terima kasih atas jawabannya. Wassalamualaikum wr. wb. Eny Mulyana, Sendang Rt 02/02, Kalinyamatan, Jepara, Jawa Tengah (disidangkan pada hari Jumat, 18 Ramadan 1434 H / 26 Juli 2013 M) Jawaban: Wa alaikumussalam wr. wb. Sebelum menjawab pertayaan pertama tentang hukum kertas yang terbuat dari kotoran gajah, apakah tergolong najis atau tidak, alangkah baiknya difahami terlebih dahulu tentang proses pembuatannya sebagaimana dijelaskan oleh para ahlinya: Proses pembuatan kertas dari kotoran gajah dilakukan secara bersih dan steril, dengan cara dicuci dan direbus untuk mematikan bakteri atau mikroba lain serta untuk melunakkan serat. Proses pembuatan kertas dari kotoran gajah dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu dicuci dengan air untuk memisahkan serat sisa makanan dan kotorannya. Karena metabolisme gajah di ususnya tidak sempurna (sekitar 40-60 persen serat tak dicerna). Kondisi itulah yang dimanfaatkan menjadi bakal kertas. Serat yang telah bersih dan steril itu dijemur hingga kering dan berubah warna kecoklatan. Kemudian serat kering digiling untuk dihaluskan lalu direndam hingga menjadi bubur. Selanjutnya, bubur serat dicampur dengan bubur kertas hingga menyatu. Setelah teraduk sempurna, campuran itu dicetak di atas kain screen dengan ukuran tertentu. Tahapan ini mirip seperti pembuatan sablon secara tradisional. Kertas dari kotoran gajah ini kemudian dapat dimanfaatkan

Rubrik Tanya Jawab Agama Diasuh Divisi Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah
SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 16 - 31 OKTOBER 2013

15

TANYA JAWAB AGAMA


untuk pembuatan buku, amplop, cetak foto, undangan, bingkai foto dan lainnya. Terkait dengan pertanyaan pertama, perlu dijelaskan bahwa tidak semua kotoran termasuk kategori najis, seperti kencing unta dapat dikonsumsi secara langsung, sebagaimana dijelaskan dalam Hadits riwayat al-Bukhari dan Muslim. Artinya: Apabila hewan memakan biji-bijian dan keluar dari perutnya dalam keadaan masih baik, jika kulit kerasnya masih utuh, seukuran jika ditanam ia bisa tumbuh, maka biji tersebut dikatakan suci, tetapi harus dibersihkan luarnya karena terkena najis (mutanajjis). [an-Nawawi, al-Majmu, 2/ 573] Terkait dengan kasus yang saudara tanyakan, menurut pendapat kami, jika serat rumput tersebut masih utuh dan dapat dipisahkan dari kotorannya dan dibersihkan, maka serat-serat rumput tersebut menjadi suci dan dapat dimanfaatkan untuk pembuatan kertas dan sejenisnya. Meskipun rumput gajah atau pohon jagung yang biasa dimakan oleh gajah tidak sama dengan biji-bijian yang terlindungi oleh kulit kerasnya, namun serat-seratnya yang keras dan tebal tersebut dapat dipisahkan dari kotorannya dan bahkan dapat disterilkan sehingga di samping bersih ia juga terbebas dari bakteri dan mikroba yang membahayakan serta bukan untuk dikonsumsi/dimakan. Dengan de,ikian dapat disimpulkan bahwa kertas yang terbuat dari serat kotoran gajah yang telah melewati proses sebagaimana dijelaskan di atas termasuk benda suci dan dapat digunakan untuk pembuatan buku dan sejenisnya serta boleh diperjualbelikan. Mengenai pertanyaan kedua, yaitu hukum menjual barang najis seperti kotoran untuk pupuk (kompos) dan sejenisnya, masih terjadi perbedaan pendapat di kalangan para ulama, sebagian ada yang mengharamkan dan sebagian lagi membolehkan. Adapun dalil yang digunakan oleh para ulama yang melarang (mengharamkan) antara lain: Artinya: Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Nabi saw bersabda: Allah melaknat orang-orang Yahudi, karena telah diharamkan kepada mereka lemak-lemak (bangkai) namun mereka menjualnya dan memakan hasil penjualannya. Sesungguhnya jika Allah mengharamkan kepada suatu kaum memakan sesuatu, maka diharamkan pula atas mereka hasil penjualannya. (HR. Ahmad dan Abu Dawud) Sedangkan ulama yang menghalalkan jual-beli kotoran di antaranya ialah mazhab Hanafi dan lainnya, mereka menyatakan bahwa kotoran binatang ternak yang dagingnya halal dimakan, adalah suci dan tidak najis. Sehingga boleh diperjualbelikan untuk pupuk (kompos). Mereka berdalil berdasarkan perbuatan masyarakat Muslim di sepanjang sejarah yang biasa memperjual-belikan kotoran binatang, dan tidak ada yang mengingkarinya. Adapula yang berpendapat bahwa yang diperbolehkan ialah menjual jasa penyediaan kotoran binatang sebagai pupuk dan bukan menjual bendanya. Terlepas dari perbedaan pendapat tersebut, kami menguatkan (mentarjih) kebolehan menjualbelikan kotoran untuk dijadikan pupuk. Sedangkan larangan menjualbelikan benda najis yang dimaksudkan oleh syara (agama) adalah menjual atau membeli sesuatu yang disepakati keharamannya untuk dikonsumsi seperti daging babi, bangkai, khamar dan sejenisnya. Adapun hukum menjualbelikan kertas yang terbuat dari bahan kotoran gajah dengan proses di atas hukumnya mubah (boleh), karena termasuk suci. Wallahu alam bish-shawab.

Artinya: Diriwayatkan dari Anas bin Malik, ia berkata, Beberapa orang dari Ukl atau Urainah datang ke Madinah, namun mereka tidak tahan dengan iklim Madinah hingga mereka pun sakit. Beliau lalu memerintahkan mereka untuk mendatangi unta dan meminum air kencing dan susunya ... . [HR. al-Bukhari dan Muslim] Contoh lain adalah kotoran dari kambing yang memakan buah zaitun, dapat dimanfaatkan biji (zaitun)nya yang masih utuh untuk bahan minyak (minyak zaitun), kotoran dari binatang luwak yang memakan biji kopi yang masih utuh dengan kulit keras (tempurung)nya dapat dikonsumsi setelah dibersihkan dan dipisahkan dari kotorannya. Biji zaitun yang ada dalam kotoran kambing maupun biji kopi yang terdapat dalam kotoran luwak secara zatnya tidak termasuk najis namun ia termasuk kategori al-mutanajjis (sesuatu yang terkena najis) sehingga harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Imam an-Nawawi, dalam kitab al-Majmu jilid 2 halaman 573 menyebutkan pendapat ulama dari kalangan Mazhab Syafii yang menjelaskan tentang kebolehan mengonsumsi biji-bijian yang terdapat dalam kotoran binatang yang halal dikonsumsi, sebagai berikut:

Rubrik Tanya Jawab Agama Diasuh Divisi Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah 16
SUARA MUHAMMADIYAH 20 / 98 | 11 - 26 ZULHIJJAH 1434 H

HADITS

Menyembelih Hewan Kurban Sesuai Tuntunan Rasulullah saw


Wawan Gunawan Abdul Wahid
etika seorang Muslim bersyahadat, Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah, pada hakekatnya dia sedang berikrar untuk menjadikan Muhammad saw sebagai rujukan berbagai persoalan kehidupan. Dalam kaitan itulah, misalnya, ketika dia menyadari bahwa Sang Musthafa bersabda, Khudzuu annii manasikakum, shalluu kamaa raaytumuunii ushalli, maka apa yang dituntunkan Rasulullah dalam berbagai tatacara dan tuntunan, misalnya ibadah yang melimpah dan beragam itu pun menjadi bagian dari citanya untuk direalisasikan dalam kenyataan. Di antara yang dituntunkan Nabi saw itu adalah bagaimana penyembelihan hewan kurban ditunaikan. Shahibul Kurban (Shahibul Udlhiyah) tidak Memotong Kuku dan Rambut Di antara yang masih kurang diketahui oleh umumnya kaum Muslimin berkaitan dengan tatalaksana berkurban adalah setiap Muslim dan Muslimah yang berniat jadi shahibul qurban dituntunkan sejak tanggal 1 Dzulhijjah untuk tidak melakukan pemotongan kuku dan rambut. Ini didasarkan pada hadits Nabi saw sebagai berikut:

Dari Ummu Salamah radliyallahu anha bahwa Nabi saw bersabda: Jika kamu sekalian memasuki tanggal 1 Dzulhijjah dan di antara kalian ada yang berkeinginan untuk berkurban, hendaklah dia tidak memotong rambut dan kukunya (HR.

Muslim). Merujuk pada penjelasan Abul Faraj Abdurrahman Ibn al-Jauzi dalam kitabnya, Kasyful Musykil min Hadits ash-shahihain, (I:1264) hadits di atas menginformasikan dua hal. Pertama, hukum menunaikan penyembelihan kurban itu bukan wajib. Di antara jumhur ulama, Abu Hanifah yang berpendapat bahwa berkurban wajib bagi orang kaya yang muqim. Sementara Ahmad bin Hanbal mengatakan berkurban wajib atas orang kaya. Kedua, shahibul qurban diposisikan sama dengan seorang yang sedang menunaikan ihram yang dikenai ketentuan-ketentuan tertentu. Dalam hal ini, kepada shahibul qurban dituntunkan untuk tidak memotong kuku dan mencukur rambut. Dalam kitab Faidl al-Qadir Syarh alJami ash-Shaghir, al-Hafizh Zainuddin Abdurrauf al-Minawi menjelaskan kalimat fal-yamsik an syarihi wa azhfaarih sebagai hendaklah shahibul kurban tidak memotong rambutnya untuk dibiarkan apa adanya... (I:465). Ulama mutakhir, seperti Syeikh Ibnu Jabrin, dalam kitabnya AsSiraj al-Wahhaj lil Mutamir wal-Haaj, menambahkan, Tuntunan ini hanya berlaku bagi shahibul qurban saja dan tidak mencakup kepada istri serta putra-putrinya. Tetapi saat salah seorang di antara anggota keluarga selain ayah ada yang jadi shahibul qurban, maka tuntunan tidak memotong kuku dan rambut ini berlaku baginya. Menariknya, ada yang coba menjelaskan bahwa kuku dan rambut yang tidak dipotong itu bukan milik shahibul qurban, tetapi milik binatang hewan kurban. Pandangan ini mungkin muncul karena adanya hadits lainnya yang secara lahir memuat makna yang jumbuh sehingga membuka kemungkinan pemaknaan sede-

mikian. Hadits dimaksud adalah:

Dari Ummu Salamah, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Siapa yang memiliki hewan kurban untuk disembelih, maka sejak tanggal 1 Dzulhijjah ia tidak boleh mencukur rambut dan memotong kukunya sedikit pun hingga ia sembelih hewan kurbannya (HR. Muslim). Yang membedakan Hadits kedua ini dari hadits pertama adalah kata ganti (isim dlamir) yang menyertai kata syar dan azhfar. Secara lahir, kata ganti itu bisa dijumbuhkan antara kembali kepada man (siapa) atau dzibhun (hewan kurban) sedemikian rupa sehingga ada yang memahaminya sebagai bagian dari kata dzibhun. Menariknya nyaris belum terbaca bahwa ada seorang ulama yang memaknai Hadits yang kedua di atas dengan menyebutkan bahwa kata ganti tersebut kembali kepada binatang yang disembelih. Lebih dari itu, Hadits-Hadits lain lainnya menegaskan bahwa kata ganti itu kembali kepada shahibul kurban. Berikut salah satu dari Hadits itu:

SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 16 - 31 OKTOBER 2013

17

HADITS
kan kerana sangat mungkin shahibul qurban sudah berkalkulasi bahwa daging kurban yang menjadi haknya akan berjumlah sekian kuantitasnya dan akan dia olah untuk keperluan olahan makanan tertentu. Mengantisipasi hal sedemikian itu, kiranya jauh sebelum waktu penyembelihan tiba dimusyawarahkan terlebih dahulu untuk menyepakati antara kerelaan shahibul qurban menyerahkan bagian kecil dari jatahnya untuk konsumsi panitia atau konsumsi panitia itu menjadi kewajiban shahibul qurban yang diwujudkan dalam bentuk dana operasional yang dibayarkan kepada panitia. Tentang Penyembelih Profesional dan Upahnya Islam mengajarkan bahwa setiap kegiatan yang dikelola seorang Muslim mesti dituntaskan dengan upaya terbaik. Ada dua istilah dalam ajaran agama yang menegaskan itu. Pertama, ajaran itqan kedua ajaran ihsan. Yang pertama didasarkan pada Hadits Nabi yang berbunyi inna-llaaha yuhibbu ahadakum idzaa amila amalan an yutqinahu. Yang kedua, didasarkan pada Hadits, inna-llaha katabal ihsaana alaa kulli syain faidzaa qataltum fa ahsinul qitlah wa idzaa dzabahtum fa ahsinudz-dzibhah. Antara itqan dan ihsan memiliki hubungan yang erat. Jika itqan itu bermakna ihkam, tepat sasaran dan presisi sedangkan ihsan bermakna memberikan yang terbaik dari suatu penampilan. Demikianlah Nabi saw mengajarkan untuk persoalan penyembelihan hewan pun perlu dikerjakan dengan ihsan ( faidzaa dzabahtum fa ahsinudzdzibhah ) dan presisi sehingga diperoleh kualitas penyembelihan terbaik. Untuk itulah, penanganan hewan kurban oleh penyembelih yang profesional adalah suatu keniscayaan (idzaa wusidal amru ilaa ghairi ahlihi fantazhiris-saaah). Ketika Nabi saw mengajarkan ihsan dan itqan maka beliau adalah pelaku pertamanya. Karena itu pula sepanjang shahibul qurban bisa berlaku profesional di tuntunkan untuk melakukan penyembelihan hewan kurban secara mandiri. Namun demikian, Nabi saw pun pernah

Dari Abdullah bin Amr radliyallau anhuma bahwa Nabi saw bersabda, Aku diperintahkan untuk menjadikan Idul Adlha ini sebagai hari raya yang diciptakan Allah untuk umat ini. Lalu seorang sahabat menimpali, (untuk mengisi hari raya ini) bagaimana menurut pandangan Baginda Nabi saw, jika saya tidak menemukan hewan kurban kecuali berjenis kelamin betina apakah itu sudah sempurna untuk berkurban? Nabi saw menjawab, Tidak. tetapi (kamu tambahkan) dengan memotong kuku, mencukur kumis, mencukur bulu ketiak itulah kesempurnaan berkurbanmu menurut Allah azza wajalla (HR. Abu Daud). Dengan terang benderang, Hadits terakhir di atas, menginformasikan dua hal sekaligus. Pertama, bahwa yang tidak dipotong dan tidak dicukur itu adalah kuku dan rambut shahibul qurban bukan kuku dan rambut hewan kurban. Kedua, membiarkan rambut dan kuku sejak tanggal 1 Dzulhijah dan mencukur serta memotongnya setelah penyembelihan hewan kurban merupakan bagian dari keutamaan ibadah kurban. Peruntukan Hewan Kurban dan Konsekuensinya Ayat Al-Quran menegaskan bahwa hewan kurban itu secara garis besar menjadi milik dua kelompok (...fakuluu minhaa wa athimuu..). Pertama milik shahibul qurban kedua milik masyarakat yang kurang beruntung yang dalam bahasa Al-Quran diistilahkan sebagai alqani wal-mutar (Al-Hajj [22]: 36) dan albais al-faqir [22]: 28). Nisbah saham yang dimiliki shahibul kurban dengan fakir miskin dalam hewan kurban ini adalah 1/3 berbanding 2/3. Ini didasarkan pada Hadits Nabi saw sebagai berikut:
18

Dari Amrah binti Abdirrahman dia berkata:Saya mendengar Aisyah berkata, Pada zaman Rasulullah saw orangorang kampung pada berdatangan berbondong-bondong menyaksikan Idul Adha. Lalu Rasulullah saw bersabda, Simpanlah sepertiganya dan shadaqahkanlah dua pertiganya. (HR. Abu Daud). Peruntukan ini ditegaskan oleh atsar yang diceritakan oleh Abdullah bin Abbas sebagaimana dikutip Abul Hasan Ubaidillah al-Mubarakfuri dalam kitabnya, Miratul al-Mafatih Syarh Misykat al-Mashaabih (IX: 244), bahwa Nabi saw membagikan daging kurbannya sepertiga untuk keluarganya, sepertiga untuk tetangganya yang miskin dan sepertiga sisanya untuk orang yang minta-minta (wa yuthimu ahla baithits-tsulutsa, wa fuqaraa jiiraanihitstsulutsa wa yatashaddaqu alas-suaali bits-tsulutsi). Peruntukan hewan kurban ini selayaknya diperhatikan dengan seksama oleh panitia kurban. Jika tidak yang dikhawatirkan adalah mencuatnya pelanggaran dalam berbagai bentuknya. Salah satu pelanggaran yang acapkali terjadi adalah diambilnya daging tanpa dipastikan terlebih dahulu lewat akad bahwa daging itu milik atau jatah siapa lalu dimasak kemudian dihidangkan sebagai santapan lauk panitia kurban. Jika tidak dipastikan, maka daging yang dimasak itu masih antara hak shahibul qurban atau hak orang-orang miskin. Mengambil hak orang miskin tentu tindakan yang tidak terpuji kecuali yang menjadi panitia dipastikan seluruhnya orang-orang yang miskin. Sementara mengambil hak shahibul qurban tanpa dipastikan terlebih dahulu kerelaannya pun merupakan tindakan yang tidak elok. Kerelaan diperlu-

SUARA MUHAMMADIYAH 20 / 98 | 11 - 26 ZULHIJJAH 1434 H

HADITS
tidak melakukannya sendiri dan meminta bantuan Ali bin Abi Thalib untuk melibatkan tukang sembelih hewan yang dibayar secara profesional. Upah yang dibayarkan kepada penyembelih ini disediakan dari dana khusus dan tidak boleh dikonversi dari hewan kurban, baik berupa daging, kepala, kaki serta kulit dan lain sebagainya. Larangan ini didasarkan pada Hadits sebagai berikut: larangan menjadikan hewan kurban sebagai upah untuk penyembelih. Namun, jika kebetulan penyembelih itu seorang yang miskin, maka selain dibayari upah khusus berupa uang, kepada penyembelih ini masih boleh diberikan bagian hewan kurban yang merupakan haknya sebagai orang miskin (XV: 254). Wallahu alam bish-shawab! _____________________ Wawan Gunawan Abdul Wahid, Alumni Angkatan Pertama PP Darul Arqam Muhammadiyah Garut. Kadiv Kajian Kemasyarakatan dan Keluarga Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.

Dari Ali radliyallahu anhu ia berkata, Rasulullah saw memerintahkan saya untuk menangani untanya dan untuk membagikan dagingnya, kulitnya, perhiasannya. Saya diperintah Nabi untuk tidak memberikan upah kepada penymbelih dari hewan kurban itu. Ali berkata, kami mengupahinya dari (saku) kami sendiri (HR. Bukhari Muslim). Badruddin alAini dalam Umdat alQaari mengutip pendapat Ibnu Khuzaimah dan al-Baghawi bahwa kalimat wa an laa uthiyal jazzaara minhaa sebagai

AGEN SM DI SORONG PAPUA

WINARNO SMP Muhammadiyah Al-Amin Jl. Basuki Rahmat Km. 9 Kota Sorong, Papua Hp. 081344788517, 085254065097

PDM KAB. SORONG SMA Muhammadiyah Aimas Jl. KHA. Dahlan No. 01 Kel. Maijal, Distrik Aimas, Kab. Sorong, Papua 98418 Hp. 081328156642

SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 16 - 31 OKTOBER 2013

19

TAFSIR AT-TANWIR

Pengingkaran Bani Israil terhadap Nikmat Allah dan Hukuman terhadap Mereka (2)
SURAT AL-BAQARAH AYAT 54 - 57

llah SwT menyuruh kita merenung kan dan mengambil pelajaran dari kesombongan Bani Israil ini. Ada beberapa hal yang menunjukkan kesombongan mereka. Pertama, mereka memanggil Nabi Musa tanpa rasa hormat sedikitpun dengan hanya menyebut hai Musa, padahal Musa adalah Nabi dan pemimpin yang telah berjasa menyelamatkan mereka dari penindasan Firaun di Mesir. Kedua , mereka menantang untuk dapat melihat Allah secara nyata. Padahal jangankan melihat Allah, melihat matahari pun mereka tidak akan sanggup. Betapa banyak tanda-tanda kekuasaan Allah yang sudah diperlihatkan kepada mereka sebelumnya, khususnya dalam perjuangan membebaskan diri dari Firaun. Karena permintaan ini sudah melampaui batas, mereka berhak dijatuhi hukuman. Lalu Allah memerintahkan halilintar untuk menyambar mereka. Bani Israil yang disambar halilintar itu mati semua. Kemudian, menurut asSaddi, sebagaimana dikutip Ibn Katsir (I:404), Nabi Musa menangis dan memohon kepada Allah: Oh Tuhan, apa yang akan saya katakan kepada Bani Israil jika saya kembali nanti menemui mereka, orang-orang pilihan mereka sudah Engkau binasakan. Dalam doa Nabi Musa di atas dipahami bahwa selain yang tujuh puluh orang itu masih ada Bani Israil yang tersisa. Memang benar, sebagaimana disebutkan Ibn Katsir mengutip as-Saddi, tatkala proses saling bunuh terjadi sebagai bentuk perto-

batan, sehingga jasad-jasad bergelimpangan, Nabi Musa dan Harun berdoa kepada Allah: Oh Tuhan kami, Engkau telah membinasakan Bani Israil. Oh Tuhan kami, sisakanlah, sisakanlah. Lalu Allah memerintahkan mereka untuk meletakkan pedang dan menerima taubat mereka. (I: 402) Kembali kepada Bani Israil yang disambar halilintar, setelah Nabi Musa berdoa, Allah menghidupkan mereka kembali, satu persatu bangun dan saling berpandangan. Tentang hal itu Allah SwT berfirman:

Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati, supaya kamu bersyukur.(Q.s. Al-Baqarah [2]:56) Sebagian ulama tidak memahami kata mati dalam ayat tersebut sebagai mati yang sebenarnya, yaitu berpisahnya nyawa dengan badan, tetapi mati dalam arti pingsan. Bukankah tidur juga disebut dalam Hadits sebagai mati. Dari segi bahasa kedua-duanya bisa saja diterima, apakah mereka betul-betul mati atau hanya pingsan. Tetapi jika hanya dipahami sebagai pingsan, peristiwanya menjadi sangat biasa, pingsan terus sadar kembali. Tetapi jika diartikan mati dalam arti yang sebenanya, baru menjadi peristiwa yang luar biasa. Bayangkan jika orang- orang yang selamat dari hukuman penyembahan patung anak sapi itu juga mati semua tentu akan segera punah Bani Israil. Untunglah

Allah menghidupkan mereka kembali. Hal inilah yang sangat patut disyukuri oleh Bani Israil. Menurut Muhammad Abduh, yang dimaksud kebangkitan dalam ayat ini adalah banyak anak keturunan. Artinya setelah kematian akibat disambar halilintar dan sebab lainnya, dikhawatirkan keturunan Bani Israil akan punah, tetapi Allah kemudian memberi keturunan yang banyak kepada yang tersisa untuk dapat membentuk satu bangsa agar mereka dapat bersyukur atas nikmat yang telah diberikan kepada nenek moyang mereka, sehingga mereka terlepas dari azab yang ditimpakan Allah karena kekufuran mereka. (M. Rashyid Ridha, Tafsir Al-Manr, jilid I, hlm. 267). Setelah mengingatkan Bani Israil yang hidup di zaman Nabi, bagaimana Allah SwT telah berkali-kali menolong dan menyelamatkan mereka, maka pada ayat selanjutnya disebutkan nikmat lain yang diberikan oleh Allah SwT kepada Bani Israil yang hidup dizaman Nabi Musa as. Allah SwT berfirman:

Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu manna dan salwa. Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu. Dan tidaklah mereka

Tafsir Tahlily ini disusun oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan naskah awal disusun oleh Prof. DR. H. Yunahar Ilyas. Lc., MAg

20

SUARA MUHAMMADIYAH 20 / 98 | 11 - 26 ZULHIJJAH 1434 H

TAFSIR AT-TANWIR
menganiaya Kami, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (Q.s. Al-Baqarah [2]: 57) Dalam ayat di atas Allah SwT menyebutkan dua nikmat lagi yang diberikan-Nya kepada Bani Israil, yaitu lindungan awan dan makanan manna ( ( ) dan salwa ). Tatkala mereka berada di tesemacam lem dari udara yang hinggap di daunan mirip dengan gandum yang basah. Rasanya manis bercampur asam, berwarna kekuning-kuningan. Banyak ditemukan di Turkistan dan sedikit di tempat lain. Ia baru ditemukan di Sinai sejak Bani Israil tersesat di sana. (M Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbh, jilid I, hlm. 196). Sedangkan s alwa menurut ash Shabuni dalam Shafwat at-Tafsir, adalah sejenis burung mirip as-samani yang lezat dagingnya. (Muhammad Ali ashShabuni, Shafwat at-Tafsir, jilid Im hlm. 60). Menurut Quraish Shihab, salwa adalah sejenis burung puyuh yang datang berbondong-bondong , berhijrah dari satu tempat yang tidak dikenal dan dengan mudah ditangkap untuk kemudian disembelih dan dimakan. Burung itu mati apabila mendengar suara guntur, karena itu mereka berhijrah mencari daerah-daerah bebas hujan. (M Quraish Shihab, Tafsir AlMishbh, jilid I, hlm. 196). Allah SwT menyuruh mereka memakan makanan yang baik-baik dari rezeki yang telah dilimpahkan-Nya kepada mereka, dan mengingatkan mereka untuk tidak lagi berbuat dlalim. Setiap makanan yang dikonsumsi di samping halal, harus juga memenuhi kriteria baik (thayyibt) sebagaimana yang ditegaskan oleh Allah SwT antara lain dalam ayat berikut ini: Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya. (Q.s. Al-Maidah [5]: 88) Baik tidaknya suatu makanan (tentu termasuk juga minuman) ditentukan oleh kualitas hiegenis makanan itu dan juga kesesuaian dengan keadaan fisik orang yang memakannya. Sekalipun makanan itu dari segi zatnya memenuhi dua kriteris hallan thayyiban tetapi bisa saja tidak baik bagi oang-orang tentu dengan kondisi fisik dan kesehatan di mana makanan dan minuman itu dapat membahayakannya. Dalam konteks manna dan salwa, Allah SWT sudah tegaskan bahwa kedua jenis makanan itu termasuk dalam kategori thayyibt. Apakah Bani Israil puas dan bersyukur atas nikmat Allah? Rupanya mereka tetap saja tidak bersyukur dan terus melakukan pembangkanganpembangkangan terhadap Nabi Musa sebagai utusan Allah, bahkan pada ayat lain dinyatakan mereka merasa bosan dengan makanan manna dan salwa yang itu-itu saja sehingga meminta makanan yang lain berupa sayur mayur, ketimun, bawang putih, kacang adas dan bawang merah yang biasa mereka konsumsi waktu berada di Mesir sebagaimana akan dijelaskan pada ayat 61 nanti. Allah SWT tidak pernah menganiaya mereka, merekalah dengan segala dosa, pembangkangan dan kesombongan yang menganiaya diri mereka sendiri.

ngah padang pasir dalam perjalanan melarikan diri dari Mesir atau tatkala terkurung dalam padang pasir Sinai selama empat puluh tahun, mereka merasa sangat berat menanggung panasnya terik matahari. Lalu mereka mengadu kepada Nabi Musa. Setelah Nabi Musa berdoa, Allah melindungi mereka dengan awan, sehingga mereka dapat meneruskan perjalanan menuju negeri yang dituju. Tatkala Bani Israil kesulitan makanan di tengah padang pasir, mereka mengadu lagi kepada Musa, lalu Nabi Musa memohon kepada Allah, maka Allah mengirimkan makanan yang disebut al-manna wa as-salwa ( ). Menurut ashShabuni dalam Shafwah at-Tafasir, manna adalah sejenis madu yang diturunkan oleh Allah lalu mereka jadikan minuman setelah dicampur dengan air. (Muhammad Ali ash-Shabuni, Shafwah at-Tafsir, jilid I, hlm. 60). Menurut Quraish Shihab, manna adalah butir-butir berwarna merah yang terhimpun pada dedaunan, yang biasanya turun saat fajar menjelang terbitnya matahari. Menurut Thahir ibn Asyur, sebagaimana dikutip Quraish Shihab, manna adalah satu bahan

Tafsir Tahlily ini disusun oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan naskah awal disusun oleh Prof. DR. H. Yunahar Ilyas. Lc., MAg

UNTUK MEMPERLANCAR ADMINISTRASI DAN SISTEM PEMBAYARAN DIMOHON BAGI AGEN MAUPUN PELANGGAN LANGSUNG SUARA MUHAMMADIYAH MELAKUKAN PEMBAYARAN MAJALAH MELALUI TRANSFER KE REKENING SUARA MUHAMMADIYAH:

BNI Trikora Rek. No. 0030436020 BRI Katamso Rek. No. 0245.01.000264.30.7 BRI Cik Ditiro Rek. No. 0029.01.000537.30.6 Giro Pos Rek. No. 550 000200 1 BPD Rek. No. 001.111.000798 BNI Syariah Rek. No. 009.2196765 Bank Muamalat Rek. No. 531.0034115 Shar-E Rek. 902 69924 99 an. Drs. H Mulyadi Syariah Mandiri Rek. 7033456737

SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 16 - 31 OKTOBER 2013

21

DIRASAH ISLAMIYAH

SEJARAH PERLUASAN MASJID HARAM


Prof DR Al Yasa Abubakar
l-Quran ketika menceritakan Isra dan Miraj (Al-Isra [17]: 1) menyebut nama Masjid Haram di Makkah dan Masjid Aqsha di Palestina. Apa sebetulnya yang dimaksud dengan dua nama tersebut, belum disepakati oleh ulama tafsir. Pada waktu itu belum ada umat Islam di Palestina sehingga belum ada masjid. Kalau yang dimaksud adalah rumah ibadat milik umat lain, maka Masjid Aqsha yang disebut ayat tadi harus dipahami sebagai gereja (Nasrani), sinagog (Yahudi) atau rumah ibadat lainnya. Begitu juga dengan Masjid Haram, kalau yang dimaksudkan dengan nama ini adalah bangunan yang mengelilingi Kakbah, harus dianggap belum ada pada masa Rasulullah, karena memang pada waktu itu tidak ada bangunan atau pagar yang mengelilinginya. Pada masa jahiliah, yang ada barulah Kabah dengan halamannya yang diisi banyak berhala, konon sampai 360 buah (Hashem, 2005: 16). Kakbah terletak di sebuah lembah memanjang dari timur (Maala dan Syib Amir) sebagai daerah hulu dan Misfalah di sebelah barat sebagai daerah hilir. Sedang dua sisi lainnya adalah pegunungan yang relatif terjal. Di sekeliling Kabah di luar tanah lapang yang menjadi halaman tersebut berdiri rumah-rumah orang Quraisy. Jadi, rumah-rumah ini terletak di sepanjang lembah memanjang dari barat ke timur, serta sedikit di lereng dan sela-sela pegunungan terjal di sebelah utara dan selatannya. Lembah di dekat Kakbah relatif sempit, sedang lembah di bagian hulu dan hilirnya relatif lebih luas. Kalau turun hujan dan terjadi banjir, maka air bah akan melewati Kakbah, bahkan kadang-kadang menyebabkan kerusakan yang sangat parah. Pada awal Islam sebelum hijrah, ketika Rasulullah dan umat Islam ingin mengunjungi Kakbah, mereka harus melewati
22

berhala-berhala tersebut . Biasanya, Rasulullah ketika datang langsung menuju Kakbah untuk thawaf dan setelah itu menunaikan shalat atau ibadat lainnya. Begitu juga orang Arab jahiliah kalau datang ke Kakbah mereka juga thawaf untuk menghomatinya. Namun setelah itu mereka pergi kepada berhala yang mereka agungkan untuk berdoa, menyampaikan nadzar atau persembahan lainnya. Karena belum ada masjid, adalah wajar dan dapat dimaklumi sekiranya Nabi pernah melakukan thawaf sambil naik unta, pada tahun ketika Makkah berhasil dibebaskan ataupun ketika beliau bersama umat Islam menunaikan ibadah haji yang terkenal dengan Haji Wada. Sekiranya masjid telah ada, tentu akan menjadi tanda tanya, kenapa Nabi membawa dan menunggang unta di dalam masjid. Dalam catatan sejarah, orang pertama yang membangun Masjid Haram adalah Khalifah Umar (17 H/639 M), yang bentuk bangunannya hanya berupa pagar (dinding tanpa atap), berbentuk lingkaran sedikit di belakang Maqam Ibrahim dan sumur Zam-zam. Setelah itu diperluas oleh Khalifah Usman (26 H) yang mengubah bentuk lingkaran menjadi segi empat, tetapi masih dalam bentuk pagar (dinding tanpa atap). Setelah itu diperluas lagi oleh Abdullah bin Zubeir (65 H/685 M), lantas oleh Dinasti Bani Umayyah (91 H) dan setelah itu diperluas lagi di masa Dinasti Bani Abbas (132-656 H/750-1258 M) sebanyak tiga kali. Setelah ini tidak ada lagi perluasan sampai masa Dinasti Saudi. Para Mamluk yang memerintah Mesir melakukan renovasi serta pemasangan berbagai ornamen. Dinasti Bani Usman Turki (680-1342 H/12811923 M) melakukan renovasi secara menyeluruh (Muhammad Ilyas Abdul Gani, 2003: 114). Kalau pada masa sebelumnya Masjid

Haram hanyalah dinding tanpa atap, maka pada masa Bani Abbas sebagian ruangan di bagian belakang yang dekat dengan dinding diberi atap. Pada masa sebelumnya, dinding Kakbah betul-betul merupakan pagar dalam arti di luar dinding ini ada halaman terbuka, maka pada masa Bani Abbas dinding luar Masjid langsung menjadi dinding dari bangunan yang menjadi rumah tinggal. Rumah ini dihuni oleh para mahasiswa yang belajar di Masjid Haram, para pengikut dan pengamal tarekat, serta para ulama yang menjadi mahaguru dan juga sebagian petugas Masjid Haram. Dengan demikian, Masjid Haram tidak lagi mempunyai halaman di bagian luarnya. Pada masa ini juga Ratu Zubaidah, istri Khalifah Harun al-Rasyid, membuat kanal (saluran air) untuk mengalirkan air dari Lembah an-Numan di Hinnin sejauh 36 km dari Masjid Haram (174 H/791 M). Saluran ini sangat bermanfaat untuk membantu persediaan air para jamaah haji dan juga untuk mengatasi kekurangan air di Makkah. Pada zaman dahulu, saluran ini memerlukan biaya perawatan yang relatif besar, karena harus dikeruk sekiranya tertimbun pasir yang ditiup angin gurun, dan juga harus terus menerus ditambal sekiranya bocor karena berbagai sebab. Sisa dari saluran air ini, yang terbuat dari pasir dan batu yang diikat dengan semacam semen, masih dapat dilihat di berbagai tempat antara Aziziah dengan Mina. Pembangunan menyeluruh Masjid Haram dilakukan oleh Dinasti Bani Usman dari Turki. Oleh penguasa Bani Usman, bangunan yang dibuat oleh dinasti-dinasti sebelumnya dirobohkan dan mereka membangun gedung yang baru. Halaman Kakbah, ruang terbuka di dalam masjid mereka tata secara relatif menyeluruh.

SUARA MUHAMMADIYAH 20 / 98 | 11 - 26 ZULHIJJAH 1434 H

DIRASAH ISLAMIYAH
Lantai tempat thawaf diganti dengan lantai marmer dan diberi pagar. Sedang di luar ini tetap berlantai pasir sampai ke gedung yang diberi atap dan dinding. Gedung yang beratap diberi lantai marmar. Pada bagian ini ditancapkan banyak tiang untuk menggantungkan lampu pada malam hari, sehingga seluruh halaman masjid menjadi terang benderang. Gedung baru ini diubah dari bangunan beratap kayu (papan) menjadi beratapkan kubah kecil-kecil, yang terus dipertahanan sampai masa sekarang. Itulah bangunan rendah satu tingkat, yang sekarang ini ada di bagian dalam masjid, sebelum bangunan bertingkat. Di luar bangunan ini, Dinasti Bani Usman tetap membangun rumah untuk tempat tinggal para mahasiswa, para ulama dan sebagian petugas masjid. Pada beberapa bagian dari rumah ini dibuatkan pintu sebagai jalan untuk masuk, tiga buah yang besar yang masing-masingnya diapit oleh dua menara. Sedang pintu yang lebih kecil berjumlah belasan buah. Di dekat Shafa juga ada satu menara sehingga semuanya berjumlah tujuh buah. Tempat sai masih terpisah dan berada di luar masjid. Pada tempat sai ini tidak ada dinding ataupun atap, tetapi banyak tiang sebagai tanda bagi orang yang mengerjakan sai dan untuk menggantungkan lampu pada malam hari. Lebih dari itu, tempat sai ini sampai ke dinding masjid merupakan pasar terbuka, sehingga sering orang yang mengerjakan sai harus berjalan dan berlari-lari di sela-sela orang yang sedang berjual beli, yang jumlahnya lebih banyak dari orang yang melakukan sai. Adapun bangunan bertingkat yang ada di belakang bangunan buatan Bani Usman di atas, seluruhnya merupakan perluasan yang dilakukan oleh Dinasti Bani Saud, penguasa Makkah dan Madinah sekarang. Pembangunan luar biasa besar yang mereka mulai sejak tahun 1950-an sudah menggusur banyak rumah, bahkan tempat sai pun yang berjarak sekitar seratusan meter dari Kakbah telah menyatu dan menjadi bagian dari masjid. Dalam perluasan Dinasti Bani Saud ini rumah yang dahulu menyatu dengan masjid mereka hilangkan. Sehingga seluruh bangunan menjadi masjid, dengan halaman di bagian dalam dan luar masjid. Halaman luar ini relatif sangat luas, lebih luas dari masjid itu sendiri. Sampai tahun 1925 M (1343 H), ketika penguasa Dinasti Bani Saud merebut kekuasaan atas daerah Makkah dan Madinah, di halaman dalam masjid yang merupakan ruang terbuka ini ditemukan banyak bangunan. Mungkin bangunan ini dibuat untuk mengamankan sumur serta memudahkan orang menimba dan membagi-bagikan airnya. Di dekat Maqam Ibrahim diletakkan mimbar yang akan digunakan untuk khutbah Jumat. Setelah itu, ditemukan bangunan untuk melindungi Maqam Ibrahim yang besarnya sekitar tiga sampai empat kali bangunan yang ada sekarang. Di samping bangunan sumur Zam-zam, sedikit di belakang Maqam Ibrahim, dibangun mihrab untuk imam shalat fardhu bagi jamaah bermazhab Syafii, terdiri atas dua tiang dan sedikit dinding sebagai tanda bahwa tempat ini adalah mihrab. Sedikit di belakang Hijir Ismail ada bangunan yang merupakan ruangan bertiang empat, mempunyai kubah dan sedikit dinding di bagian depannya, yang digunakan sebagai mihrab untuk imam shalat fardhu bagi jamaah bermazhab Hanafi. Di sisi berikutnya mengikuti arah thawaf, antara Rukun Syami dengan Rukun Yamani ditemukan mihrab untuk imam shalat fardlu bagi jamaah bermazhab Maliki, yang terdiri atas empat tiang tetapi tidak sampai sebesar dan semewah mihrab imam bermazhab Hanafi. Di sisi berikutnya, mengikuti arah thawaf, antara Rukun Yamani dengan Rukun Hajar Aswad, ditemukan mihrab untuk imam shalat fardlu bagi jamaah bermazhab Hanabilah. Sedikit di belakang kira-kira setentang sumur Zam-zam berdiri pintu gerbang Babussalam, sebuah gapura besar dan mewah sebagai petunjuk tentang arah yang paling sering digunakan Nabi ketika beliau mengunjungi Kakbah (Al-Fasi, Syifa al-Gharam: 461). Sampai awal kekuasaan Bani Saud, tempat untuk thawaf hanyalah ruangan antara Maqam Ibrahim dengan Kakbah. Ruang sempit inilah yang digunakan oleh ribuan orang (pada zaman Sahabat) sampai tiga ratusan ribu jamaah (pada masa awal Dinasti Saudiah) untuk menunaikan thawaf pada setiap musim haji. Tempat ini relatif sangat sempit sehingga banyak jamaah yang terjepit dan jatuh terinjak-injak karena saling berdesakdesakan. Kapan, bagaimana, dan siapa yang memprakarsai pembangunan berbagai bangunan ini tidak penulis ketahui. Tetapi kuat dugaan dilakukan secara berangsurangsur, ketika ada penguasa atau orang kaya Muslim di berbagai belahan dunia mengirimkan wakaf atau sumbangan untuk membangun berbagai bangunan tersebut. Area di belakang bangunan-bangunan ini tidak dapat digunakan untuk thawaf karena dua sebab. Pertama , kuat keyakinan pada waktu itu thawaf haruslah di dalam ruang antara Kakbah dengan Sumur Zam-zam dan Maqam Ibrahim . Kalau Sumur Zam-zam dan Maqam Ibrahim serta Kakbah diletakkan di sebelah dalam dari orang yang thawaf, maka thawaf dianggap tidak sah. Kedua, ruang antara Maqam Ibrahim sampai ke bangunan beratap yang ada di belakang masih berlantai pasir, dipisah-pisahkan oleh sekitar tujuh jalan menuju Kakbah. Jadi, hampir seperti petak-petak sawah dengan jalan-jalan itu sebagai pematang, yang sebagiannya mencapai tinggi setengah meter, sehingga sukar sekali dilangkahi. Area berpasir ini biasanya digunakan oleh jamaah untuk memberi makan burung merpati yang banyak sekali di sana. Pada musim haji, ketika jamaah relatif melimpah, banyak jamaah yang menggunakan area ini untuk beritikaf dan menunaikan shalat. Tetapi hampir tidak ada yang menggunakannya untuk thawaf karena alasan tersebut.
23

SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 16 - 31 OKTOBER 2013

24

SUARA MUHAMMADIYAH 20 / 98 | 11 - 26 ZULHIJJAH 1434 H

SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 16 - 31 OKTOBER 2013

25

KALAM

HADITS

MEDIA CETAK DAN ELEKTRONIK MUHAMMADIYAH


M Muchlas Abror
MAJALAH Suara Muhamadiyah (SM) terbit pertama kali tahun 1915. Majalah ini lahir ketika Muhammadiyah berada dalam masa kepemimpinan KH Ahmad Dahlan (1912 1923). SM, sebagai majalah resmi Persyarikatan, diterbitkan dengan sadar bermaksud meneguhkan dan mencerahkan para pembacanya. Selain itu SM menjadi media pengembangan ilmu, pembekalan dan peningkatan kualitas anggota serta sekaligus menjadi media informasi dan komunikasi dalam Persyarikatan. SM yang terbit setiap bulan dua kali tetap setia mengunjungi para pembacanya dengan menyajikan berbagai menu hidangan antara lain menyoroti situasi dan keadaan serta berusaha meluruskannya. SM yang kini dicetak di Gramasurya, percetakan milik Muhammadiyah sendiri, Alhamdulillah jumlah pelanggannya dari waktu ke waktu menunjukkan grafik meningkat naik. SM pada tahun 2015, bersamaan tahun dengan Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar, genap berumur satu abad. Dengan demikian, SM merupakan majalah tertua di Indonesia. SM hanyalah salah satu dan bukanlah satu-satunya media cetak milik Muhammadiyah. Masih ada media cetak lainnya milik Muhammadiyah berupa majalah, bulletin, dan lain-lain yang diterbitkan oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM), Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM). Bahkan ada pula organisasi otonom (ortom), misal, Aisyiyah dan Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM) yang juga menerbitkan majalah. PP Aisyiyah menerbitkan majalah bulanan Suara Aisyiyah dan PP IRM majalah yang diterbitannya bernama Kuntum. Sementara itu PWM dan PWA Jawa Timur (Jatim) masing-masing menerbitkan majalah untuk warga di wilayahnya, yaitu Matan (PWM Jatim) dan Walida (PWA Jatim). Belum lagi berbagai majalah dan bulletin yang diterbitkan oleh tiap Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) seluruh Indponesia, terutama PTM-PTM yang besar. Mengenai suratkabar harian, memang, Muhammadiyah kini tidak lagi mempunyai. Dulu Muhammadiyah pernah memiliki suratkabar harian Mercu Suar yang terbit di Jakarta dan Mercu Suar di Yogyakarta yang kemudian berganti nama menjadi harian Masa Kini, tapi keduanya sudah lama tiada. Media cetak digunakan untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat yang cara berkomunikasinya belum tersentuh teknologi informasi. Jenis segmen seperti ini masih merupakan segmen dengan jumlah terbesar, baik di lingkungan warga Muhammadiyah maupun masyarakat pada umumnya. Tetapi bagaimana pun, media cetak yang sehat tetap diperlukan dan kehadirannya dinantikan. Sebab, media cetak penting menjadi sarana meluruskan keadaan yang sebenarnya. Kabar dan tulisan yang benar dan konstruktif dapat menjadi penerang, penjelas, peneguh, dan pencerah sehingga menjadi sebuah kebaikan. Tidak demikian halnya dengan 26
SUARA MUHAMMADIYAH 20 / 98 | 11 - 26 ZULHIJJAH 1434 H

kabar dan tulisan yang tak benar dan destruktif tentu menjadi sumber kegelapan dan membuat kerusakan. Selain media cetak, ada pula media penting lainnya, yakni media elektronik berupa radio, televisi, dan media berbasis internet (website, media sosial, radio streaming dan teve streaming). Sehubungan dengan itu, karena di Muhammadiyah ada Majelis Pustaka dan Informasi (MPI), maka saya menemui Ketua MPI PP Muhammadiyah, DR H Muchlas, MT, yang sehari-hari menjadi Wakil Rektor I Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta. Ketika bertemu dengannya, saya manfaatkan untuk menggali keterangan sehingga mendapatkan informasi tentang media elektronik yang dimiliki Muhammadiyah serta apa yang telah dan akan dilakukannya. Mengenai radio, Ketua MPI tersebut menjelaskan, bahwa di samping ada radio komersial, juga ada radio komunitas. Muhammadiyah secara organisasi baru memiliki 5 (lima) radio komersial. Tetapi ada sekitar 15 radio komersial milik warga Muhammadiyah di beberapa kota. Masih sedikitnya jumlah radio komersial milik Muhammadiyah karena faktor biaya pendukung operasional yang tidak sedikit. Sedangkan radio komunitas, Muhammadiyah telah memiliki 36 buah yang tersebar di seluruh penjuru Tanah Air, yaitu Medan, Pekanbaru, Palembang, Bengkulu, Jawa (Jabar, Jateng, DIY, Jatim) hingga Papua. Sejalan dengan perkembangan teknologi saat ini, telah berkembang radio streaming dengan cakupan internet. Untuk sisi ini, Muhammadiyah telah memiliki sekitar 15 radio pancar streaming, dengan pusat streaming di MPI PP Muhammadiyah. Studio pancar ada di Jakarta, Bogor, Kalimantan, Inggris, Amerika, Jepang, dan Rusia, demikian paparnya. Media berbasis internet, kata Ketua MPI selanjutnya, itu diperuntukkan bagi warga dan masyarakat yang telah memiliki kebiasaan berkomunikasi secara online melalui teknologi informasi. Pada aspek media massa online website, Muhammadiyah sebenarnya telah menyiapkan 582 subdomain Daerah, Wilayah, Majelis, Lembaga, dengan portal utama adalah yang dikelola oleh tim website MPI PP Muhammadiyah, tambahnya menjelaskan. Sekarang tentang televisi, Ketua MPI hanya mengemukakan keterangan secara singkat, bahwa saat ini kita baru memiliki stasiun televisi AdiTV. Namun, dalam waktu dekat Muhammadiyah sedang dalam proses mendirikan televisi satelit. Muhammadiyah ternyata memiliki sejumlah media cetak dan elektronik. Masih sedikit dan masih kurang, memang. Karena itu perlu ditingkatkan, baik kuantitas maupun kualitas nya. Tetapi adanya sejumlah media cetak dan elektronik tersebut, Muhammadiyah, sebagai Gerakan Dakwah, telah membuktikan bahwa dirinya memiliki kesungguhan dalam menyebarkan gagasan dan missinya melalui berbagai media, baik cetak maupun elektronik.

PEDOMAN

Muhammadiyah Penyemai Kader Bangsa


Prof DR HM Amien Rais, MA

endidikan dan sekolah yang merupakan tempat untuk berprestasi di bidang iptek, maka mereka akan dapat pembibitan kader-kader terpelajar untuk calon berpikiran rasional dan memiliki cakrawala. pemimpin bangsa, mendapatkan tempat dan perhatian Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, contohnya, utama di Persyarikatan Muhammadiyah. sebagai salah satu universitas yang dimiliki Muhammadiyah Karena itu, bersekolah di lembaga pendidikan yang diharapkan mampu menggembleng dan berbudaya dalam dikelola oleh Muhammadiyah jangan menjadi minder. Tapi iptek agar mereka punya sikap budaya yang egaliter dan seharusnya justru berbangga hati, demokratis. karena ada kesempatan untuk Pengakuan dunia internasional bersekolah di sekolah terhadap pengelolaan Universitas Muhammadiyah yang telah berhasil Muhammadiyah, ditunjukkan oleh Mahasiswa harus melahirkan para pemimpin bangsa. beberapa negara di Eropa dan Asia. mengutamakan untuk Sekolah-sekolah Muhammadiyah, Dengan menyaksikan kemampuan mempunyai kemampuan beberapa di antaranya sudah mampu dalam melahirkan mahasiswa yang menyejajarkan diri sebagai sekolah berkualitas dan kreatif, serta produktif. iptek, karena yang bermutu dan mampu bersaing Akhirnya pengakuan itu mereka kemampuannya akan dengan sekolah negeri. Sekaligus nyatakan dengan mengirimkan para dimulai jika berprestasi cukup dikenal di luar negeri. mahasiswanya untuk belajar di Ada beberapa Universitas Universitas Muhammadiyah. dari kemampuan di Muhammadiyah yang sudah menjadi Ada banyak negara, seperti bidang tersebut. unggulan dalam melahirkan sarjanaUzbekistan, Hungaria, Cina, Jepang, sarjana yang berkualitas dan memiliki Thailand, Malaysia dan banyak daya saing tinggi. negara lainnya mengirimkan para Para mahasiswa baru yang masuk di Universitas mahasiswanya bersekolah di UAD. Ini merupakan bukti nyata Muhammadiyah tahun 2013, cukup banyak dan luar biasa atas pengakuan dunia internasional terhadap universitas yang banyaknya. Mahasiswa hendaknya dapat menjadi bagian dari dimiliki Muhammadiyah. akademisi yang harus mengutamakan ilmu pengetahuan dan Dari Universitas Muhammadiyah pula, Persyarikatan teknologi. Bila mereka memiliki keilmuan dan teknologi, maka Muhammadiyah akhirnya mampu melahirkan kemampuan nantinya akan terbuka wawasannya secara luas. Serta dalam persaingan penguasaan iptek. Sebagai contoh, memiliki sikap budaya yang terbuka, demokratis dan egaliter. penguasaan ilmu dan teknologi di bidang media informasi, di Kaum akademisi cirinya adalah mampu berpikir rasional mana telah dilahirkan Stasiun Televisi ADITV dari Kampus dan realistis. Serta memiliki kesadaran akan sejarah. UAD Yogyakarta. Dengan memiliki kemampuan ilmu pengetahuan yang Media informasi dalam bidang penyiaran dakwah yang memadai maka bangsa kita maju karena ilmu pengetahuan dimiliki Persyarikatan Muhammadiyah ini, sudah mampu dan teknologi adalah kunci masa depan bangsa. survive. Sekarang menjadi kebanggaan Persyarikatan Mahasiswa harus mengutamakan untuk mempunyai Muhammadiyah dengan program-program siarannya di kemampuan iptek, karena kemampuannya akan dimulai jika bidang dakwah Islam. berprestasi dari kemampuan di bidang tersebut. Selanjutnya, Dari program-program siaran dakwahnya, ADITV kemampuannya dalam menguasai bidang seni, bisnis, dan Muhammadiyah mampu menyejukkan umat dan bangsa. Menjadi penyemangat masyarakat agar berbangga dengan sebagainya. bangsa dan negeri sendiri. (am) Bila perguruan tinggi mampu mendidik mahasiswanya
SUARA MUHAMMADIYAH 20 / 98 | 16 - 31 OKTOBER 2013

27

DIALOG

Prof DR Muhadjir Darwin:

MEDIA DARLING
Gaya perpolitikan di Indonesia pasca reformasi memang berbeda dengan gaya-gaya sebelumnya. Sejak pemilihan presiden dan kepala daerah dipilih oleh rakyat, mereka yang akan mencalonkan diri atau dicalonkan berusaha mengikat hati rakyat dengan citra yang positip. Jika perlu menyulap dirinya menjadi orang yang disukai rakyat. Mereka tidak sendirian, kadang merangkul penyelenggara survei dan juga merangkul media. Semuanya untuk meningkatkan citra dirinya.

AT MENAIKKAN CITRA CAL DAPA CALON DAP ON


moralitasnya. Karenanya, untuk pemilihan yang satu ini juga melalui seleksi, melalui ujian, melalu fit proper test sebelum dipilih. Demikian juga jabatan lain yang berdasarkan keahlian dan profesionalitas juga akan dipilih melalui ujian dan seleksi. Apakah survei-survei yang diadakan selama ini mampu meningkatkan citra calon pemilih? Survei semata, sangat tidak berpengaruh terhadap peningkatan citra calon. Tetapi pemuatan hasil survei di media dan komentar-komentar yang ada itulah yang akan memengaruhi pembaca dan kemudian meningkatkan citra calon yang diuntungkan dari hasil survei tersebut. Dalam beberapa kasus kenapa partai sering membiayai survei, apakah survei juga bisa dipesan? Secara teori, hasil survei itu bisa dipesan. Karena sebetulnya hasil survei kan tergantung dengan inputnya. Jika input berubah, maka hasilnya juga akan berubah. Tinggal permainan di dalam komputerais saja, mau hasil yang mana? Karenanya, untuk melihat hasil survei perlu melihat kredibilitas penyelenggara survei. Bahkan kadang instansi yang terpercaya dan sudah terbiasa surveipun bisa melakukan kesalahan. Ini terjadi penilitian di bidang Keluarga Berencana di Indonesia yang menunjukkan adanya kegagalan. Seorang peneliti asing dari Australia tak percaya dengan hasil tersebut kemudian melihat data penelitian dan cara pengolahannya. Ternyata ada kesalahan dalam hal pembagian. Pembagianya dengan data yang kecil padahal harus dengan data yang besar. Maka hasilnya juga beda, dan hasilnya masih menunjukkan keberhasilan KB saat itu. Lebih-lebih jika pelaku survei bisa dibeli, maka hasil pesanan pasti akan terwujud. Bahkan dalam survei hitung cepat dalam suatu pemilihan juga bisa dipesan, tetapi untuk ini juga harus membeli orang KPU yang menentukan dalam perhitungan hasil pemilihan. Tinggal kotak-katik input saja menyesuaikan dengan hasil survei cepat. Itu mungkin, tetapi yang terjadi sesungguhnya saya tidak tahu karena tidak punya bukti yang sampai ke arah itu.

ntuk menanggapi hal ini, Lutfi Effendi mewawancarai Prof DR Muhadjir Darwin (Guru Besar Manajemen dan Kebijakan Publik Universitas Gadjahmada) yang pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM. Demikian pemikirannya: Dalam pemilihan presiden atau kepala daerah di Indonesia, kenapa yang sering terpilih orang yang mempunyai citra lebih ketimbang kemampuan dan keahlian? Pemilihan presiden maupun kepala daerah yang memilih adalah rakyat secara langsung, jadi mereka memilih berdasarkan like and dislike (senang dan tidak senang). Karenanya, citra calon akan sangat memengaruhi keputusan pemilih untuk memilih dan tidak memilih. Semakin citranya tinggi maka magnit untuk dipilih juga sangat tinggi, maka di sinilah timbul politik pencitraan itu. Berbeda dengan pemilihan hakim agung. Misalnya, mereka dipilih berdasarkan kemampuan, keahlian serta

28

SUARA MUHAMMADIYAH 20 / 98 | 11 - 26 ZULHIJJAH 1434 H

DIALOG
Lalu kalau hasil survei tidak terlalu berpengaruh, sebetulnya apa yang paling berpengaruh terhadap peningkatan citra calon? Media! Itu yang sangat memengaruhi citra calon. Media Darling, siapa yang menjadi kecintaan media, siapa yang akan menjadi kekasih media, itu yang akan terangkat citranya. Karena media hanya akan memberitakan sisi positip si calon, sisi negatifnya (kalau ada) akan disembunyikan. Bukankah kekasih itu, akan selalu melihat sisi positip kekasihnya dan buta terhadap sisi negatifnya jika ada. Karenanya, ketika Pak Amien berniat untuk mengingatkan tentang Jokowi, oleh mereka dianggap menyerang. Sehingga ini menjadikan citra Jokowi naik lagi, terlebih tanggapannya terhadap hal ini tidak melawan. Fenomena ini mengingatkan kita terhadap fenomena SBY tatkala diserang Taufik Kiemas (suami Megawati), ketika SBY menanggapinya dengan santun maka citra SBY yang waktu itu akan mencalonkan diri sebagai presiden menjadi terangkat dan mendapatkan simpati. Rakyat kita memang senang dengan pemimpin yang tidak suka konflik. Jokowi memang cukup berprestasi, tetapi kebaikan gaya kepemimpinan Jokowi dalam menata Surakarta dalam satu setengah periode itu tentu belum bisa diklaim lebih unggul dari Walikota Surabaya Tri Rismaharini atau dengan Herry Zudianto yang dua periode penuh menata Yogyakarta. Kenapa mayoritas rakyat Indonesia menganggap Jokowi satu-satunya pejabat yang hebat? Ya betul, bahkan ada satu walikota lagi yang kebijakan publiknya sama hebatnya dengan Jokowi. Yaitu Jarot (Walikota Blitar), mereka sama-sama dari PDIP. Ini masalahnya bukan hebat dan kalah hebat, tetapi masalah media darling. Pemberitaan Jokowi melampaui pejabat-pejabat lokal yang lain, jika kehebatan pejabat-pejabat yang lain hanya dikenal di tingkat lokal tetapi kehebatan Jokowi telah dikenal di seluruh nasional karena telah disebarkan oleh media nasional. Mereka itu, yang hebat-hebat itu kurang mampu menggunakan media atau memang tidak mau menggunakan media guna pencitraan dirinya. Jokowi mampu menyihir media sehingga media-media itu menjadi media darling bagi dirinya. Ini yang terus akan mengangkat Jokowi jika tidak melakukan kesalahan yang fatal. Media darling ini akan selalu sukarela mengkampanyekan citra Jokowi. Apakah tidak ada perlawanan calon-calon yang lain dalam pengangkatan citra ini? Tentu ada, calon-calon lain juga melakukan tindakan untuk mengangkat citra. Baik itu melakukan kampanye di media atau melalui tindakan nyata di masyarakat. Tetapi tentu perlawanan tidak bisa dilakukan secara frontal, karena jika itu yang dilakukan pada saat ini maka bukan Jokowi yang melawan tetapi pendukung-pendukung Jokowilah yang melawan. Dan ini tentu akan lebih meningkatkan citra Jokowi. Misalnya apa yang dilakukan Prabowo saat ini, yang langsung terjun ke Malaysia dan menyewa penasehat hukum untuk membela warga Negara Indonesia yang sedang terkena perkara di negeri Jiran. Langkah ini merupakan langkah positip yang akan meningkatkan citranya. Namun ada juga langkahlangkah yang membuat calon lebih dikenal tetapi tidak mengangkat citranya, seperti yang dilakukan ARB karena citra negatif di Kasus Lapindo Sidoarjo. (lut)
SUARA MUHAMMADIYAH 20 / 98 | 16 - 31 OKTOBER 2013

Bahkan jika ada orang lain yang menyebutkan sisi negatif dari kekasihnya, maka kekasih tidak akan peduli dan bahkan bisa menganggapnya sebagai fitnah. Jika perlu, media tersebut akan melawan bersama pendukung yang lain. Media inilah yang menyebabkan hasil survei sangat signifikan dalam rangka mengangkat calon yang dikasihinya. Apakah dalam perpolitikan sekarang ini betul-betul terjadi? Fenomena Jokowi misalnya. Saat ini Jokowi itu betul-betul menjadi kekasih media (media darling). Setiap hari, berita tentang Jokowi selalu muncul di media. Baik berita positip atau sekedar keberadaannya selalu menghiasi media, baik yang cetak maupun elektronik. Tidak ada berita negatif yang muncul dalam pemberitaannya. Citra positip ini masih didukung oleh pembicaraan di media sosial.

29

DI ANTARA KITA Universitas Muhammadiyah Maluku Utara

TERUS BERSEMANGA T BERSEMANGAT TERAN SIAPKAN F KEDOKTERAN ULT AKUL FAK TAS KEDOK UL AK

uasana penuh semangat terpancar pagi itu, Rabu 4 September 2013 di Aula Masjid Kampus Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) Ternate. Acara pelantikan dan pengambilan sumpah Rektor Universitas Muhammadiyah Maluku Utara masa jabatan 2013-2017, Kasman Hi Ahmad, SAg, MPd dilakukan oleh PP Muhammadiyah. Ketua PP Muhammadiyah DR Haedar Nashir dan Sekretaris PP Muhammadiyah Drs H Marpuji Ali, MSi hadir untuk melangsungkan pelantikan dan pengambilan sumpah Rektor UMMU. Yang diundang untuk hadir dalam acara ini adalah Gubernur Maluku Utara, Bupati/Walikota se-Maluku Utara, dan Unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota, Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta se-Maluku Utara, Pimpinan SKPD Provinsi Kabupaten/Kota, LSM, Pers, Tokoh masyarakat serta PWM dan PDM se Maluku Utara. Pimpinan, dosen dan pegawai UMMU juga hadir mengikuti acara ini. Kasman Hi, Ahmad, SAg, MPd dilantik menjadi Rektor Universitas Muhammadiyah Maluku Utara untuk periode 20132017 berdasar Keputusan PP Muhammadiyah No. 157 Tentang Penetapan Rektor Universitas Muhammadiyah Maluku Utara Masa Jabatan 2013-2017 yang ditandatangani Ketua PP
SUARA MUHAMMADIYAH 20 / 98 | 11 - 26 ZULHIJJAH 1434 H

Muhammadiyah Prof Drs A Malik Fadjar dan Sekretaris PP Muhammadiyah Drs Marpuji Ali, M.Si pada tanggal 17 Syawal 1434 H/24 Agustus 2013. Dalam sambutannya, DR Haedar Nashir mengatakan Muhammadiyah memiliki tugas merawat keislaman dan keindonesiaan. Dalam hal ini yang ingin ditegaskan bahwa umat Islam merupakan bagian integral dari bangsa Indonesia. Amal usaha Muhammadiyah, termasuk perguruan tinggi digerakkan berdasar semangat itu. Jadi, semua amal usaha Muhammadiyah digerakkan untuk kepentingan umat dan bangsa Indonesia. Untuk ini peningkatan kualitas amal usaha Muhammadiyah menjadi penting, katanya. Kasman Hi Ahmad, SAg, MPd sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Maluku Utara dalam sambutannya menegaskan bahwa pada periode kepemimpinannya ini akan melakukan percepatan pengembangan SDM dan pengembangan kelembagaan akademiknya. Tujuannya adalah agar dapat lebih melayani kebutuhan masyarakat dan umat dalam hal pendidikan tinggi. Untuk ini, kami memprioritaskan untuk segera memiliki Fakultas Kedokteran Prodi Pendidikan Dokter. Tahapan pendirian Fakultas Kedokteran ini sudah sampai pada melengkapi surat

30

DI ANTARA KITA
Bersaing tersebut, dan di tahun 2013 ini, terdapat 1 orang dosen UMMU yang juga lolos untuk Penelitian Hibah Bersaing. Untuk pengembangan akademik berbasis IT, sementara ini UMMU telah memanfaatkan penggunaan IT untuk bidang : kemahasiswaan, keuangan, kepegawaian dan aset. Penerapan IT pada tingkat fakultas juga sementara ini digunakan pada Program Studi Teknik Informatika, dan Fakultas Ilmu Kesehatan. Ditahun mendatang, pemanfaatan IT akan dilakukan untuk semua fakultas di lingkungan UMMU. Pada bidang penerbitan jurnal terutama pada program studi masih perlu dikembangkan. Saat ini baru terdapat 5 jurnal, yakni KAWASA (untuk ilmu-ilmu sosial) dan SAINS (untuk ilmu-ilmu non-sosial), Jurnal LENSA milik FISIP UMMU, Jurnal Pendidikan DODOTO milik Fakultas ilmu Pendidikan (FIP), dan Jurnal Ilmu Administrasi (JIA) milik Pascasarjana Ilmu Administrasi UMMU. Frekuensi terbit jurnal-jurnal yang disebutkan di atas juga fluktuatif. Sementara untuk penerbitan buku, melalui Lembaga Penerbitan UMMU PRESS telah diterbitkan kurang lebih 30 judul buku dalam berbagai kategori. Dan pada bulan Oktober 2012, salah satu buku terbitan UMMU PRESS: Anomali Pendidikan, Kebijakan, Problem, Realitas Karya A Rahim Thalib, Dosen FIP UMMU, mendapat apresiasi dari Perpustakaan Nasional RI sebagai Juara Harapan I Tingkat Nasional pada Penghargaan Penulis dan Penerbit dalam Pemilihan Buku Pustaka Bidang Pendidikan dan Kebudayaan Terbaik Koleksi Deposit Perpustakaan Nasional RI Tahun 2012. Untuk menopang Tridharma Perguruan Tinggi maupun Catur Dharma Perguruan Tinggi, telah dibentuk beberapa pusat studi: Pusat Studi Sejarah dan Kebudayaan (PS2K); Pusat Studi Kepulauan (PSKp); Pusat Studi Pembangunan (PSP); Pusat Studi Demokrasi dan Politik Lokal (PSDPL); Pusat Kajian Sosiologi (PUSKALOGI); dan Pusat Studi Kebijakan Publik. Saat ini, UMMU memiliki jumlah mahasiswa aktif kurang lebih 6.378 orang, sementara jumlah mahasiswa baru yang diterima untuk tahun akademik 2013/2014 berjumlah 1.500 orang, termasuk mahasiswa yang menerima bidik misi berjumlah hampir 400 mahasiswa. Sebagai PTM yang berada di wilayah kepulauan, UMMU merasa tertantang untuk mengembangkan nilai dan karakter masyarakat kepulauan sebagai bagian untuk menyumbangkan gagasan bagi pembangunan daerah Maluku Utara di masa depan. Karena itu, pada tanggal 9-10 Maret 2013, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) telah melakukan Workshop Pengembangan Akademik untuk menjajaki kemungkinan Pengembangan Pola Ilmiah Pokok Berbasis Kajian Kepulauan, dan ini akan ditindak-lanjuti pada tingkat universitas. Untuk itu, Pengembangan Ilmiah Pokok yang berbasis Kajian Kepulauan akan menjadi poin penting bagi upaya membangun keterkaitan antara dunia perguruan tinggi, dalam hal ini UMMU, dengan Pemerintah Daerah Maluku Utara. (tof)
SUARA MUHAMMADIYAH 20 / 98 | 16 - 31 OKTOBER 2013

dukungan dan MoU beberapa pihak terkait, katanya. UMMU sudah mendapat rekomendasi dari Kopertis Wilayah XII. Semua dokumen pengusulan dari assesmen, kurikulum, sistem perkuliahan dan lainnya sudah dipersiapkan sesuai acuan resmi dari pemerintah. Kasman juga menjelaskan, untuk keperluan pendirian Fakultas Kedokteran, UMMU telah mengambil alih status kepemilikan Rumah Sakit Bina Warga menjadi Rumah Sakit Islam Saat ini, menurut Ketua Badan Penjaminan Mutu UMMU, Herman Oesman, dalam usianya 12 tahun, UMMU telah memiliki bangunan perkuliahan yang menampung seluruh kebutuhan akademik, yang masing-masing: Gedung A diberi nama Gedung Prof DR HM Yunus Namsa, MSi, Gedung B diberi nama DR H Abdjan Jahja, MAg. Untuk bangunan yang sementara dibangun adalah gedung perkuliahan untuk persiapan Fakultas Kedokteran dan Fakultas Teknik, Auditorium yang representatif, yang dapat menampung hampir 1000 undangan, Masjid Kampus Amarullah A Baharuddin yang juga dilengkapi dengan ruang serba guna pada lantai dasarnya. Pembangunan Rusunawa, Gedung Drs H Musaddad Saban, yang dimanfaatkan untuk Kantor Bersama Pusat-Pusat Studi, Ruang Peradilan Semu (mootcourt), Ruang Micro Teaching, dan Kantor Lembaga Penerbitan UMMU Press beserta Toko Buku. Dari 16 program studi (S1) dan program pascasarjana (S2), telah terakreditasi dan 50% memperoleh nilai akreditasi B Sedangkan untuk pengembangan tenaga dosen, sejak tahun akademik 2009/2010 sampai 2012/2013 UMMU telah mengirimkan staf dosen sebanyak 68 orang untuk lanjut studi S2 dan 23 orang untuk lanjut studi S3. Untuk bidang penelitian, telah lolos sebanyak 13 orang dosen muda yang memperoleh Hibah Penelitian Dosen Pemula dari Dikti Dikbud RI. Yang sebelumnya, pada tahun 2012, sebanyak 8 orang dosen telah memperoleh Hibah Penelitian Dosen Pemula. Sementara untuk Penelitian Hibah Bersaing, pada tahun 2012 terdapat 1 orang dosen UMMU berhasil lolos untuk Hibah

35

DI ANTARA KITA

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat UM Purwokerto:

Kembangkan Penelitian Berbasis Kearifan Lokal


Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM) sangatlah penting. LPPM UMP merupakan unsur utama pelaksana di lingkungan universitas yang mengoordinasi, memantau dan menilai pelaksanaan kegiatan penelitian yang diselenggarakan oleh pusat penelitian serta ikut mengusahakan dan mengendalikan administrasi sumber daya yang diperlukan dalam rangka pengabdian kepada masyarakat. LPPM UMP memiliki visi untuk menjadi pusat pengembangan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang unggul, modern, dan Islami. Sedangkan misinya melingkupi 3 hal yaitu menyelenggarakan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang mendukung terwujudnya pengembangan pendidikan dan kehidupan berbudaya Islami yang modern, mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni sebagai ilmu yang amaliah dan amal yang ilmiah dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada melalui pengembangan metodemetode pendidikan yang unggul dan mengembangkan sumber daya menuju masyarakat madani berkearifan lokal. LPPM UMP memiliki 2 tujuan utama yaitu bidang penelitian dan pengabdian pada masyarakat di bidang penelitian fokus utamanya adalah menciptakan iklim pengembangan intelektual para dosen untuk mengeksplorasi dan mengembangkan bidang penelitian dalam upaya mencapai visi UMP: Unggul, Modern, dan Islami. Adapun di bidang pengabdian masyarakat, konsentrasi utamanya adalah menciptakan iklim pengembangan implementasi bidang ilmu di masyarakat melalui

Prof DR H Tukiran, MM, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM) UMP

ntuk mendukung kinerja Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) sebagai salah satu Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) yang berorientasi pada upaya pengembangan kualitas intelektual civitas akademikanya menuju visi UMP yang Unggul, Modern, dan Islami keberadaan
36
SUARA MUHAMMADIYAH 20 / 98 | 11 - 26 ZULHIJJAH 1434 H

DI ANTARA KITA
menjelaskan LPPM memiliki rencana induk penelitian universitas yaitu mengembangkan penelitian yang berbasis kearifan lokal. Suwarsito menekankan Hasil dari penelitian inilah yang nantinya akan digunakan sebagai rekomendasi bagi pengambil kebijakan (Pemerintah Daerah) dari setiap permasalahan yang ada, katanya. LPPM UMP juga senantiasa akan menelurkan penelitian dalam tiap tahunnya yang melibatkan mahasiswa secara langsung. LPPM UMP aktif dalam memberdayakan warga Muhammadiyah, hal ini terbukti dengan diselenggarakannya pelatihan, pendampingan dan pemberian modal usaha pada

kegiatan pengabdian untuk mencapai visi UMP: Unggul, Modern, dan Islami. Demi tercapainya tujuan tersebut, LPPM UMP memiliki strategi yaitu menyelenggarakan kegiatan penelitian yang bersifat multidisipliner, menyelenggarakan kegiatan penelitian yang disinergikan dengan kegiatan pengabdian, pengembangan ilmu dan juga kemanfaatannya bagi masyarakat, dan pengembangan pendidikan berbasiskan ilmu pengetahuan. Di bawah kepemimpinan Prof DR H Tukiran, MM selaku Ketua LPPM UMP berhasil mengadakan penelitian yang bermanfaat bagi institusi dan masyarakat sehingga dapat digunakan untuk mengembangkan kerjasama dengan instansi luar seperti pemerintah ataupun swasta. Ketua LPPM UMP yang diwakili oleh Sekretaris LPPM UMP, Suwarsito, SPi, MSi mengatakan Kita telah menjalin kerjasama dengan pihak luar seperti PT. Pertamina dan PT. Holcim dalam hal penelitian yang mengarah pada konsep Corporate Social Responsibility (CSR). Ini menunjukkan bahwa kita berperan aktif dalam permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat, jelasnya. Suwarsito juga

unit amal usaha Muhammadiyah, seperti yang dilakukan di kelompok melethek srengengeJatilawang, LPPM UMP berperan aktif dalam budi daya ternak dan pertanian terpadu dan juga program kemitraan di desa Keramat-Banyumas melalui bantuan ternak kambing. Masih menurut Suwarsito, Kegiatan semacam itu yang akan dilakukan untuk menjawab setiap permasalahan masyarakat. Ini merupakan bentuk tanggung jawab sosial lembaga kepada masyarakat, tandasnya.
SUARA MUHAMMADIYAH 20 / 98 | 16 - 31 OKTOBER 2013

37

38

SUARA MUHAMMADIYAH 20 / 98 | 11 - 26 ZULHIJJAH 1434 H

KRONIK DUNIA ISLAM

Muslim Pattani Terus Berjuang


ejolak umat Muslim di Pattani sebenarnya sudah berlangsung lama. Umat Muslim sebagai kaum minoritas di negeri Gajah Putih ini, sudah sejak lama mengeluhkan adanya diskriminasi dalam berbagai sektor. Terutama sektor bisnis, pendidikan, dan lapangan pekerjaan. Ketidakadilan yang dirasakan warga Muslim inilah yang kerap memicu pertikaian dengan tentara pemerintah. Tindak kekerasan yang terjadi di Selatan Thailand, yang mayoritas penduduknya beragama Islam, menjadi tantangan bagi unsur politik dan sosial sebuah negara yang hendak menjaga kerukunan etnik warganya. Beberapa tokoh akademik Thailand berpendapat, pemerintah perlu membuat peraturan yang mengatur perpaduan sosial dan etnik jika Thailand ingin memelihara citranya sebagai negara yang toleran di antara negara tetangganya, seperti Myanmar, Indonesia, Malaysia, bahkan Filipina. Memang sejauh ini tidak terjadi kerusuhan antaretnik di Thailand, namun terjadi sejumlah kasus yang mirip kerusuhan antarsuku. Seorang tokoh antropologi Thailand memberikan bukti, pejabat pemerintah dan para birokrat punya andil dalam membuat kegelisahan warga Muslim di negara itu yang menyinggung kepekaan budaya dan agamanya. Menurutnya, pemerintah tidak harus memaksakan kebijakan yang berlaku untuk kelompok minoritas lainnya dapat diterima warga Muslim di Selatan Thailand sehubungan sejarah khusus mereka dan sebagai mayoritas di provinsi bagian Selatan. Meski warga Muslim merupakan minoritas di Thailand, yaitu enam juta dari seluruh penduduk Thailand yang berjumlah 63 juta jiwa, mereka bukan berasal dari etnik yang sama. Hubungan sejarah mereka dengan Thailand dan lokasi mereka di negeri itu juga berbeda. Kelompok terkecil di antara mereka yang berada di Thailand berasal dari India, Cina Selatan, dan Timur Tengah dan berpusat di Bangkok dan Chiangmai di Utara. Kelompok terbesar di antara warga Muslim di Thailand yaitu warga Muslim yang berada di Selatanlah yang dituduh melakukan kerusuhan. Mereka punya hubungan sejarah dan budaya yang kuat dengan warga Muslim Malaysia. Negara tetangga Thailand di sebelah Selatan. Umat Muslim Pattani tidak berdiam diri. Mereka senantiasa berupaya untuk mandiri, terutama untuk mengembangkan kehidupan sosial dan ekonomi. Demikian pula di bidang pendidikan agama. Sejak 1970-an, muncul kesadaran baru di kalangan umat Muslim Pattani untuk membuka pusat-pusat pendidikan dan memperbarui sistem pengajaran. Akan tetapi harapan tersebut kurang sejalan

dengan program pemerintah di bidang pendidikan. Pemerintah menginginkan sistem dan kurikulum yang tradisional diubah menjadi lebih modern dan sistematis. Program pembaruan itu memengaruhi segi kehidupan kelompok minoritas. Pada sistem pendidikan, pemerintah hendak mendorong madrasah dan pondok untuk diubah menjadi sekolah swasta yang nantinya harus mengakomodasi pelajaran umum dan agama. Bagi mereka yang memilih mengikuti jalur pendidikan modern, ada kekhawatiran akan menjadi terasing dari kondisi sosial masyarakat sendiri. Pembelajaran agama Islam membutuhkan ahli tersendiri yang tidak dihasilkan melalui sistem pendidikan modern. Walau demikian, pemerintah Thailand tetap berusaha untuk dapat menggabungkan pendidikan modern dan agama ke dalam satu wadah. Langkah pertama yakni membuka Program Kajian Islam di Universitas Pangeran Songkla, kampus Pattani, 1982. Pada 1990 statusnya ditingkatkan menjadi Kolej Kajian Islam, setingkat fakultas. Sementara beberapa wilayah Muslim masih mempertahankan keberadaan pondok pesantren tradisional yang terlepas dari pemerintah. Di Pattani misalnya ada sekitar 295 pondok dan 93 di antaranya tetap mempertahankan sistem pendidikan tradisional. Pada 1970-an di kawasan Chiang Mai didirikan sebuah madrasah menengah. Lulusannya kemudian diberikan beasiswa untuk melanjutkan studi ke berbagai negara Islam di Asia Tenggara atau Timur Tengah. Setelah kembali menempuh pendidikan, mereka diwajibkan mengabdikan ilmunya selama tiga tahun di komunitas asal masing-masing. Yang membuat warga Muslim ini terpisah dari warga Thailand lainnya bukan hanya kepercayaan agama mereka. Warga Muslim di lima provinsi di Selatan Thailand, yaitu Narathiwat, Pattani, Satun, Songkhla, dan Yala, mempunyai sejarahnya sendiri. Lebih dari satu abad lalu mereka tergabung dalam kerajaan Pattani yang pada 1902 dikuasai Siam yang kemudian dikenal dengan Thailand. Sejak itu mereka diharapkan untuk menjadi warga Thailand termasuk harus setia dan menghormati raja, berbicara bahasa Thailand, dan bahkan menggunakan nama Thailand. Warga Muslim dipaksa untuk menerima semua ketentuan itu. Konsekuensinya, warga Muslim di Selatan merasa budaya mereka selama ini ditekan dan mereka mengasingkan diri. Oleh sebab itu penting untuk memberikan jaminan kepada warga Muslim di Selatan bahwa budaya mereka akan dihormati, agama dan tradisi mereka dilindungi, dan partisipasi mereka diharapkan. Mungkin itu akan menyelesaikan masalah, kata mantan Menlu Thailand, Surin Pitsuwan. (ron)
SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 16 - 31 OKTOBER 2013

39

HADLARAH

KH AHMAD DAHLAN (1)


Muarif

PEMIKIRAN PENDIDIKAN

ekalipun jasa KH Ahmad Dahlan dalam bidang pendidikan telah diakui pemerintah Indonesia (SK Presiden No. 657 tahun 1961), tetapi sampai sejauh ini belum banyak yang mengkaji secara intensif pemikirannya dalam tinjauan filosofis. Tesis Noor Chozin Agam, Pendidikan Muhammadiyah dalam Perspektif Filsafat (2012), lebih fokus pada kajian epistemologi dan aksiologi pendidikan sehingga pada kesimpulan akhir menilai konsep integrasi kurikulum dalam Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah rintisan KH Ahmad Dahlan masih belum berhasil menepis dikotomi pendidikan Islam. Artikel Mohamad Ali, Filsafat Pendidikan Muhammadiyah: Tinjauan Historis dan Praksis (UMS Digital Library, www.eprints.ums.ac.id. Diakses tanggal 30 Mei 2013), masih tampak ragu untuk menelaah lebih jauh gagasan-gagasan pendidikan KH Ahmad Dahlan dalam perspektif filsafat.

Pemikiran Filosofis Beberapa konsep kunci pemikiran filosofis pendidikan KH Ahmad Dahlan adalah: agama nalar, persatuan manusia, Islam berkemajuan, dan pengajaran. Pertama, agama nalar. Dalam hal ini cukup menarik analisis Achmad Jainuri (SM no. 07/1-15 April 2013) ketika menjelaskan tradisi pembaruan pemikiran di Muhammadiyah pada periode awal yang lebih akrab dengan istilah akal (nalar/ratio) ketimbang istilah ijtihad. Para perintis Muhammadiyah, termasuk sang pendiri, lebih terbiasa menggunakan penalaran untuk memahami ajaran Islam. Analisis Jainuri ini diperkuat dengan sebuah artikel dengan judul Agami Nalar yang dimuat di majalah Soewara Moehammadijah tahun 1922. Dalam artikel yang ditulis tanpa identitas penulis tersebut, penulisnya menjelaskan bagaimana posisi akal dalam konteks memahami ajaran Islam. Akal merupakan alat pokok dalam memahami ajaran Islam agar senantiasa relevan bersanding dengan perubahan zaman. Dengan demikian, istilah Agama Nalar pada zaman dahulu lebih tepat dengan istilah Agama Rasional atau Islam Rasional dalam konteks sekarang. Dalam artikel Tali Pengikat Hidup Manusia (Album Tahun 1923), KH Ahmad Dahlan berpendapat, bahwa manusia dan alam semesta adalah makhluk. Setiap makhluk memiliki kehendak. Setiap kehendak membutuhkan jalan untuk mencapai tujuannya. Manusia berbeda dengan alam sehingga kehendak dan tujuannya berbeda. Tujuan manusia hidup di dunia adalah untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
40
SUARA MUHAMMADIYAH 20 / 98 | 11 - 26 ZULHIJJAH 1434 H

Manusia hidup di dunia dibekali dengan fitrah yang suci. Menurut KH Ahmad Dahlan, fitrah suci adalah agama (Islam). Menurutnya, agama adalah cenderungnya ruhani dari nafsu, yang naik ke angkasa kesempurnaan yang suci, yang bersih dari tawanan benda-benda (Hadjid, 2003: 67-68). KRH Hadjid, murid termuda KH Ahmad Dahlan, memberikan penjelasan atas pernyataan sang guru tersebut. Menurutnya, agama berada di dalam hati manusia. Bukti dan tanda-tandanya dapat dilihat secara empiris melalui perilaku. Lebih lanjut, Hadjid menilai bahwa pemikiran sang guru lebih tepat disebut sebagai agama fitrah (Hadjid: 68). Dengan memahami Islam sebagai agama fitrah, maka pemikiran KH Ahmad Dahlan sudah melampaui sekatsekat dogma agama. Sebab, fitrah tersebut melekat dalam diri setiap manusia tanpa melihat perbedaan agama, suku, ras, dan seterusnya. Artinya, dalam diri orang Kristen, Katolik, dan lainlain pun terdapat potensi menjadi Islam. Oleh karena itu, wajar jika KH Ahmad Dahlan banyak bergaul dengan berbagai kalangan, termasuk dengan para pendeta. Akal, dalam pandangan KH Ahmad Dahlan, adalah alat atau jalan untuk mencapai tujuan hidup manusia. Akal harus bersih dari kesalahan untuk dapat membimbing manusia menuju jalan kebenaran dan keteguhan hati (Dahlan, Tali Pengikat...). Akal sebagai sumber ilmu pengetahuan manusia memiliki karakteristik tertentu. Karakteristik akal manusia senantiasa dinamis manakala dipupuk dengan pengetahuan baru. Sekalipun demikian, dalam pandangan KH Ahmad Dahlan, akal tidak bersifat absolut. Pengetahuan yang diperoleh manusia lewat akal tetap berada dalam determinasi takdir Tuhan. Watak akal itu menerima segala pengetahuan dan memang pengetahuan itulah yang menjadi kebutuhan akal, sebab akal itu seperti biji yang terbenam di dalam bumi. Agar biji itu dapat tumbuh menjadi pohon yang besar, tentu perlu disirami secara terus-menerus dan dipenuhi kebutuhan lainnya. Demikian juga akal manusia, niscaya tidak dapat bertambah sampai kepada kesempurnaannya, apabila tidak diberi siraman dengan pengetahuan. Dan semuanya itu mesti sesuai dengan kehendak Tuhan Yang Kuasa, demikian jelas KH Ahmad Dahlan. Kedua, persatuan manusia. Di samping gagasan ontologis tentang fitrah dan kehendak manusia, KH Ahmad Dahlan berpendapat bahwa secara historis manusia berasal dari nenek moyang yang satu, yaitu Nabi Adam. Secara ontologis, manusia memiliki kehendak untuk hidup selamat, baik di dunia maupun

HADLARAH
akhirat. KH Ahmad Dahlan berkata: Bukankah manusia itu perlu bersatu hati karena beberapa sebab? Pertama, sebab manusia, bangsa apa saja, sesungguhnya nenek-moyangnya satu, yaitu Nabi Adam dan Ibu Hawa. Jadi semua manusia itu satu daging dan satu darah. Kedua, supaya semua manusia dapat hidup senang bersama-sama di dunia (Dahlan, Tali Pengikat...). Untuk dapat bersatu tanpa mengenal suku, bangsa, ras, dan agama, manusia harus diikat dalam suatu ikatan hidup yang kokoh, suatu pengetahuan yang menyeluruh bagi kemanusiaan di bumi. Tali pengikat hidup bagi manusia adalah paradigma kemanusiaan universal yang digali dari sumber ajaran Islam (Al-Quran). Sebab, agama Islam menurut KH Ahmad Dahlan adalah fitrah dalam diri setiap manusia. Oleh karena itu, semestinya Al-Quran dapat menginspirasi kelahiran paradigma kemanusiaan universal agar dapat menyatukan umat manusia. Persatuan umat manusia memang menjadi gagasan KH Ahmad Dahlan yang strategis dalam konteks dinamika umat Islam pada awal abad 20. Ketika umat Islam sedang terbelakang akibat perbedaan paham keagamaan sehingga melahirkan perpecahan, gagasan persatuan bagi umat Islam menjadi solusi alternatif. Dalam konteks kehidupan umat Islam yang sedang terjajah, gagasan persatuan manusia relevan dengan munculnya ide kamardikan (kemerdekaan). Dalam dokumen Soewara Moehammadijah no. 1 tahun 1922 memuat sebuah artikel penting dengan judul Kamardikan yang ditulis tanpa menyebutkan identitas penulisnya. Secara sederhana, sebenarnya artikel yang ditulis dalam bahasa Jawa-Melayu ini sedang mengulas makna kebebasan dan kehendak manusia. Gagasan kamardikan (kemerdekaan) di sini memang belum mengisyaratkan arti kemerdekaan bagi sebuah bangsa. Sebab, gagasan ini memang ditujukan kepada individu-individu (pembaca Soewara Moehammadijah) agar menyadari bahwa kolonialisme Belanda telah merenggut makna kemerdekaan hakiki yang dimiliki setiap orang. Dengan demikian, makna kemerdekaan di sini baru sebatas kebebasan tiap individu untuk hidup mandiri secara bermartabat. Ketiga, Islam berkemajuan. Dadiyo kyai sing kemajuan lan aja kesel-kesel anggonmu nyambut gawe kanggo Muhammadiyah, begitu pesan KH Ahmad Dahlan kepada muridmuridnya. Adapun yang dimaksud kyai sing kemajuan dalam penafsiran Siti Umniyah, salah satu murid perempuan KH Ahmad Dahlan, adalah sosok ulama yang mampu mengikuti perkembangan zaman (Amir Hamzah Wirjosukarto, 1962: 90). Dengan demikian, paham keislaman yang diusung Muhammadiyah adalah Islam yang berkemajuan. Dalam dokumen Soewara Moehammadijah no. 3-4 tahun 1922 memuat sebuah artikel dengan judul Agama Islam Nyawa Kemajuan. Artikel panjang yang ditulis tanpa menggunakan identitas penulis ini menjelaskan bagaimana konsep Islam berkemajuan tersebut: Agama Islam ialah agama yang tunggal, bersetuju dengan akal, dan berjalan menyertai dengan kemajuan di dalam satu jaman. Ialah agama yang mengangkat kemanusiaan daripada lembah kehinaan, kepada tempat ketinggian dan kemuliaan. Ialah agama yang tiada membedakan haknya antara orang yang lemah dengan orang yang kuat, dan orang yang miskin dengan orang yang kaya, melainkan sama saja, sebagaimana yang telah ternyata tersebut di dalam hadis dan ayat Al-Quran. Penulis artikel ini sebenarnya sedang mengadakan pembacaan kritis terhadap sejarah umat Islam dan membandingkan dengan kehidupan bangsa Eropa yang telah maju. Dengan membandingkan kondisi umat Islam dengan bangsa Eropa, maka didapati suatu perbedaan yang amat tajam. Bangsa Eropa maju, umat Islam mundur dan terpuruk. Kenyataan ini amat miris karena menurut penulis artikel ini, kemajuan bangsa Eropa justru setelah mereka mengadopsi khazanah ilmu pengetahuan Islam yang sudah ditinggalkan oleh umat Islam sendiri. Khazanah intelektual Islam telah menjadi fondasi kemajuan bangsa Eropa, sementara peradaban umat Islam mundur karena telah meninggalkan warisan intelektualnya sendiri. Untuk dapat mengembalikan kejayaan umat Islam, maka tradisi intelektual yang sudah dibangun sejak abad pertengahan perlu dirintis kembali. Kemodernan yang datang dari bangsa Barat (Eropa) bukan untuk ditolak, tetapi harus diselaraskan dengan ajaran Islam. Sebab, pada dasarnya peradaban Barat tumbuh dan berkembang maju karena mengikuti tradisi intelektual Islam. Keempat, pengajaran Islam. Sejak pula dari naik haji kedua kali, KH Ahmad Dahlan sebenarnya sudah mempraktikkan pengajaran Islam di serambi Masjid Agung Yogyakarta sekalipun masih dengan cara tradisional. Di samping itu, KH Ahmad Dahlan juga giat menyelenggarakan pengajian-pengajian keliling kampung. Muncullah kelompok-kelompok pengajian modern, seperti Thaharatul Qulub, Fathul Asrar wa Miftahus Saadah, Sumarah Ngalah, dan lain-lain (Ahmad Adabi Darban, 2000: 47). Untuk kaum perempuan, KH Ahmad Dahlan menyelenggarakan pengajian khusus lewat kelompok Wal-Ashri, Maghribi School, Sapa Tresna, dan lain-lain. Di samping memberikan pengajian, KH Ahmad Dahlan juga membuka cursus-cursus agama bagi kaum remaja putra dan putri (Badilah Zuber, Soeara Aisjijah no. 10 Tahun XV/Oktober 1940). Setelah terinspirasi oleh sepak terjang para pengurus Boedi Oetomo yang giat menyelenggarakan pendidikan bagi kaum pribumi dengan sistem Barat, KH Ahmad Dahlan bereksperimen mendirikan Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah pada tahun 1911. Warga kampung Kauman menyebut madrasah ini dengan sebutan Sekolah Kyai. Sekolah inilah yang menjadi prototipe bagi sekolah-sekolah Muhammadiyah di kemudian hari (H Mh Mawardi, Suara Muhammadiyah, no. 9/1978). Bersambung
SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 16 - 31 OKTOBER 2013

41

BINA AKIDAH

Belajar dari Keimanan Nabi Ibrahim as


DR Mohammad Damami, MAg
eimanan yang dihayati dan dikembangkan dalam agama Islam adalah keimanan model Nabi Ibrahim as. Apa yang menjadi keunikan model keimanan semacam ini? Beikut ini penjelasannya. Menurut penuturan Al-Quran, Nabi Ibrahim as lahir di tengah keluarga dan lingkungan yang menganut kepercayaan keberhalaan, penyembah patung-patung berhala (Al-Anbiya [21]: 52). Keluarga Nabi Ibrahim as dan lingkungannya , melakukan penyembahan patung-patung berhala tersebut lantaran sudah menjadi tradisi turun-temurun, atau dalam kalimat lain mereka mengaku hanya melakukan hal-hal yang sudah biasa dilakukan nenek moyang mereka ( Al-Anbiya [21]: 53). Dari penuturan AlQuran ini dapat ditegaskan bahwa keluarga Nabi Ibrahim as, yang ayah beliau bernama Azar, dan juga lingkungan sosial Nabi Ibrahim as mengalami stagnasi (kemandegan) daya kritisnya. Mereka menerima begitu saja kepercayaan yang telah membudaya dalam masyarakat dan mereka menerima begitu saja tradisi peribadatan (ritual) yang sudah berlangsung turun-temurun. Namun, ada anomali atau penyimpangan berpikir dalam diri Nabi Ibrahim as terhadap kenyataan kepercayaan dan peribadatan semacam itu. Nabi Ibrahim as mengkritisi terhadap kenyataan tersebut dengan kata-kata: maa haadzihi-t-tamaatsiila-l-latii antum lahaa aakifuun = apa (sebab terhadap) patung-patung ini yang (menjadikan) kalian bertekun (beribadat) kepadanya? (Al-Anbiya [21]: 52). Inilah ciri pertama keimanan Nabi Ibrahim as yaitu sikap kritis. Dengan ciri semacam ini, maka sungguhpun dalam hal keimanan itu faktor percaya yang berpusat dalam kalbu (hati) yang sangat dominan, namun sikap kritis yang berbasis pengaktifan proses penalaran (reasoning) tetap diproaktifkan sebagai penopang dan penguat. Dengan lain kata, selama daya penalaran masih memungkinkan disapakan terhadap hal-hal yang dipercayai, maka penalaran tetap diproaktifkan. Keimanan model Nabi Ibrahim as bukan keimanan asal iman, asal menerima begitu saja (taken for granted), melainkan juga mengaktifkan proses-proses penalaran seberapa mungkin. Selanjutnya, ketika Nabi Ibrahim as ingin memantapkan keimanannya sendiri, maka Nabi Ibrahim as menggunakan pencarian alasan dan bukti. Jika alasan dan bukti ada serta kokoh maka keimanan menjadi makin kokoh dan mendalam. Ini merupakan ciri kedua. Dituturkan dalam Al-Quran bahwa sikap kritis Nabi Ibrahim as diberi peluang oleh Allah SwT. Dalam penuturan itu dikatakan bahwa secara bertahap Nabi Ibrahim as menangkap fenomena tentang bintang (kaukabun), bulan (qamarun), dan matahari (syamsun). Ketiga benda ini, mulai paling
42
SUARA MUHAMMADIYAH 20 / 98 | 11 - 26 ZULHIJJAH 1434 H

kecil, agak besar, dan yang terbesar, berdasar penalaran (reasoning) Nabi Ibrahim as tidak layak kalau dianggap/dipercayai sebagai Tuhan, sebab: ketiga-tiganya punya kelemahan besar yaitu tenggelam di batas horizon (ufuk). Setelah ditelusuri lebih lanjut oleh Nabi Ibrahim as berdasarkan prinsip pencarian alasan dan bukti di atas, ketemulah Tuhan yang sebenar-benarnya, yaitu Dzat yang memiliki kemampuan dan kekuasaan menciptakan langit yang berlapis-lapis dan planet bumi, yaitu Allah Yang Maha Esa (Qs. Al-Anam [6]: 75-79). Setelah Nabi Ibrahim as merasa puas memperoleh alasan yang kuat (yaitu Allah SwT mampu dan kuasa menciptakan langit berlapis-lapis dan planet bumi) dan bukti yang kuat pula (yaitu wujud nyata langit dan bumi yang bisa diamati dengan mata kepala ini), maka Nabi Ibrahim as mulai menyurutkan/ menurunkan pengaktifan penalarannya dan dalam waktu yang sama makin membuat pasang/menaikkan pengaktifan keimanannya, bahwa Allah SwT adalah ada dan adanya adalah Esa. Dengan penuh keyakinan dalam akhir pencariannya ini, Nabi Ibrahim as mengaku mengarahkan dirinya (wajah mukanya dan wajah kalbunya) kepada Allah SwT Yang Maha Esa itu dan dia secara tegas menyatakan bahwa dirinya bukan orang yang masuk golongan orang-orang yang syirik atau menduakan Tuhan (AlAnam [6]: 79). Bahwa setelah Nabi Ibarahim as menemukan imannya, maka beliau tidak lagi mengungkit-ungkit lagi rasa imannya tersebut dengan kemampuan daya kritisnya lagi. Yang terakhir, setelah Nabi Ibrahim berhasil menemukan imannya di atas, beliau tidak semena-mena memaksakan keimanannya itu diterima orang lain, baik itu terhadap bapaknya sendiri atau kaumnya. Nabi Ibrahim as dalam menyampaikan pengalaman keimanannya adalah dengan dialog. Inilah ciri ketiga. Nabi Ibrahim as mengajak bapak dan kaumnya untuk mengkritisi ulang terhadap keimanan mereka selama ini (Al-Anam [6]: 74; Maryam [19]: 41-48; As- Syuara [26]: 69-89; Asy-Syaafaat [37]: 84-99; Az-Zukhruf [43]: 26-28). Dengan demikian metode penyampaian (tabligh) tentang keimanan menurut model Nabi Ibrahim as adalah dengan cara dialog, adu alasan dan adu bukti, sebagaimana beliau sendiri juga pernah menjalankannya. Barangkali model keimanan Nabi Ibrahim as ini perlu mendapat perhatian kembali. Keuntungannya adalah bahwa untuk kepentingan internal diri kita justru akan memperkuat dan memperkokoh keimanan kita, sedangkan untuk kepentingan ke arah eksternal kita adalah untuk memperlihatkan wajah tabligh kita akan tampak teduh, anggun, dan berwibawa. Akan terhindar dari wajah yang garang, keras, dan terkesan memusuhi. Wallahu alam bishshawaab.

BINA AKHLAK

AKHLAK ISLAM TERHADAP INFORMASI


DR Mutohharun Jinan, MAg
ehidupan masyarakat kita saat ini ditandai dengan kuatnya persaingan menguasai informasi dan berebut membangun opini. Sementara itu, informasi yang berlalu lintas, baik dari mulut ke mulut atau informasi lisan, melalui media elektronik dan cetak, maupun yang ada di pinggir-pinggir jalan ada yang benar sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya. Namun tidak jarang opini yang diinformasikan itu berbeda dengan kenyataan yang sebenarnya, bahkan mungkin bertentangan sama sekali dengan realitas aslinya. Di sinilah letak pentingnya untuk bersikap secara bersahaja terhadap segenap informasi yang sampai ke telinga kita, terlebih informasi yang mengarah pada pencitraan dan opini. Pada dasarnya setiap informasi berlalu lalang perlu diuji tiga hal, yaitu apakah pembawa berita dapat dipercaya, bagaimana kebenaran isi berita, dan untuk apa sejatinya berita itu disampaikan. Bila merujuk kepada Al-Quran ada sejumlah resep yang menjadi akhlak kaum Muslim dalam menerima informasi dan agar tidak terpedaya oleh berita yang belum tentu kebenarannya. Pertama, terkait dengan pembawa informasi. Kepada pembawa informasi, Al-Quran berpesan: Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan sampaikanlah perkataan yang sadid (QS. 33: 70). Kata sadid berarti benar, bahwa semua ucapan apa pun bentuk dan kandungannya, di samping harus sesuai dengan kenyataan juga harus menjamin sasarannya untuk tidak terjerumus ke dalam kesulitan, bahkan membuahkan manfaat. Dalam khazanah Islam masalah kredibilitas pembawa informasi sungguh sangat detail kreterianya. Pembawa informasi dalam masalah keagamaan lebih ketat lagi seperti ilmu Hadits yang menerapkan kritik sanad. Sementara pembawa informasi dari orang fasik, munafik, kafir, dan majhul atau orang tidak dikenal khalayak harus diragukan. Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (Al Hujurat [49]: 6). Sebagian ulama ada yang melarang kita menerima berita (riwayat) dari orang yang tidak dikenal, karena barangkali dia adalah orang-orang yang fasik. Tetapi sebagian ulama lainnya mau menerimanya dengan alasan bahwa kita hanya diperintahkan untuk meneliti kebenaran berita orang fasik, sedangkan orang yang tidak dikenal (majhul) masih belum terbukti kefasikannya karena dia tidak diketahui keadaannya. Kedua, menguji tingkat kebenaran isi informasi. Al-Quran mengajarkan dalam menyikapi kesahihan berita yang beredar agar tidak mengedepankan prasangka buruk (Al-Hujurat [49]:12). Bo-

leh jadi informasi itu benar boleh jadi salah. Prasangka awal tidak boleh dijadikan sikap akhir. Prasangka awal dijauhkan dari dasar utama dalam mengambil keputusan benar atau tidaknya isi berita. Hati-hati kalian dari persangkaan yang buruk (dlan) karena dlan itu adalah ucapan yang paling dusta. Janganlah kalian mendengarkan ucapan orang lain dalam keadaan mereka tidak suka. Janganlah kalian mencari-cari aurat/cacat/cela orang lain. Jangan kalian berlomba-lomba untuk menguasai sesuatu. Janganlah kalian saling hasad, saling benci, dan saling membelakangi (HR. Bukhari dan Muslim). Dalam hal menguji kebenaran Al-Quran mengajarkan agar kita tetap adil dan objektif dari manapun asal berita itu. Janganlah karena kebencianmu kepada suatu kaum sehingga kamu berlaku tidak adil (tidak objektif) (Al-Maidah [6]: 8). Ketiga, selain tuntutan kredibilitas pembawa berita dan kebenaran isi berita, yang tidak kalah pentingnya diuji adalah apa manfaat informasi disebarkan. Sudah barang tentu setiap informasi mengandung pesan-pesan yang disebarkan. Maka tugas kita adalah mencari adakah manfaat itu bagi kemajuan agama dan kekemanusiaan. Asas manafaat dan kemaslahatan harus disertakan dalam uji informasi karena pesan dari informasi boleh jadi untuk kalangan terentu, usia tertentu, atau kelompok tertentu tidak tepat disampaikan. Diriwayatkan Umar ra melihat Abu Hurairah berjalan tergesa-gesa dan kemudian menegurnya: Akan ke mana, hai Abu Hurairah? Ke pasar, menyampaikan apa yang kudengar dari Nabi, bahwa siapa yang mengucapkan la ilaha illa Allah ia akan masuk surga, jawabnya. Umar menarik Abu Hurairah dan menemui Nabi guna menguji kebenaran informasi tersebut. Akhirnya Nabi membenarkan. Namun demikian, Umar mengusulkan agar berita itu tidak disampaikan kepada sembarang orang karena khawatir menimbulkan kesalahpahaman dan Nabi menyetujui usul Umar. Dari sini dikenal ungkapan li kulli maqam maqal wa likulli maqal maqam (untuk setiap tempat ada ucapan yang sesuai dan untuk setiap ucapan ada tempat yang sesuai). Boleh jadi ada kebenaran yang harus Anda tangguhkan penyampaiannya demi kemaslahatan. Hal ini juga terkait dengan kemaslahatan dan kemudlaratan yang ditimbulkan dari informasi yang beredar kendatipun informasi itu benar adanya. Wallahu alam. _________________________ DR Mutohharun Jinan, MAg, pengajar di pondok Shabran Universitas Muhammadiyah Surakarta.
SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 16 - 31 OKTOBER 2013

43

BINA JAMAAH

KEARIFAN TAKMIR MASJID

esepuh pengurus takmir masjid itu terhenyak. Ia mendapat laporan dari pengurus takmir bahwa perangkat pengeras suara di masjid hilang dicuri orang. Lalu ada anggota takmir yang melakukan penyelidikan diam-diam di kampung. Ketahuan kalau yang mencuri alat pengeras suara itu seorang anak. Dia anak dari keluarga yang ayahnya beberapa bulan lalu diPHK karena pabriknya bangkrut. Ayah anak itu bekerja serabutan. Menjelang tahun ajaran baru, anak itu harus melunasi pembayaran pendaftaran ulang. Kemarin kakak saya yang ada di kampung sebelah pasar sana, yang dari sini beda kecamatan ditawari alat pengeras suara itu. Harganya murah. Yang menawari ayah si anak itu. Dia bilang harganya dimurahkan agar segera dapat uang untuk membayar biaya sekolah anaknya, begitu lapor anggota tim penyelidik hilangnya pengeras suara yang datang ke rumah sesepuh takmir bersama pengurus takmir lainnya. Kalian berjanji akan mendengarkan pendapatku? tanya sesepuh takmir mantap. Ya, Mbah. Kita harus meniru Umar bin Khattab, sahabat Nabi yang tegas, pemberanmi tetapi lembut hati itu. Umar bin Khattab tidak pernah memukuli pencuri, tidak pernah menghajar pencuri. Bahkan dalam sebuah peristiwa, pencuri itu malah dibebaskan, disuruh pulang dan diberi bekal uang. Lho, kok bisa Mbah. Pencuri itu kok tidak dihukum, malah diampuni dan diberi uang? Ini terjadi karena Umar bin Khattab teliti dan berusaha untuk bertindak adil. Ketika dia mendapat laporan tentang adanya pencurian dan pencurinya tertangkap, Umar segera memerintahkan anak buahnya untuk menyelidiki keadaan keluarga pencuri itu, juga dia perintahkan anak buahnya untuk menyelidiki keadaan dusun pencuri itu. Pencuri tetap ditahan sementara Umar menunggu laporan. Apa yang kemudian mereka laporkan kepada baginda Umar bin Khattab itu Mbah? Pertama, keluarga pencuri itu termasuk keluarga yang amat miskin. Desanya sedang dilanda paceklik. Sementara di desa itu orang kaya belum sempat atau belum mau mengeluarkan zakatnya. Sebenarnya kalau zakat orang kaya itu sudah dikeluarkan dan uang yang terkumpul dipakai untuk menolong orang-orang miskin, maka tidak bakalan orang itu masuk ke kota dan mencuri di kota. Inilah yang menjadi pertimbangan Umar untuk tidak menghukum pencuri itu, kata mbah sesepuh takmir panjang lebar. Lantas apa hubungannya dengan kasus yang tengah kita hadapi ini Mbah? tanya bagian keamanan masih belum paham.
SUARA MUHAMMADIYAH 20 / 98 | 11 - 26 ZULHIJJAH 1434 H

Hubungannya jelas. Peristiwa di zaman Umar bin Khattab memberi ajaran bahwa dalam menghadapi kasus pencurian seperti ini kita harus teliti dan arif. Tadi ada yang melaporkan kalau keluarga yang mencuri pengeras suara itu ternyata beberapa bulan lalu diPHK. Kita tidak pernah mencatat hal ini sebagai perubahan kondisi umat atau jamaah kita. Satu orang warga kampung atau jamaah kita diPHK dan menganggur, itu seharusnya menjadi tanggungjawab kita sebagai pimpinan umat dan jamaah untuk memikirkan mereka. Jangan-jangan dana yang terkumpul di masjid kita hanya secara egois kita pakai untuk kepentingan masjid dan tidak ada serupiah pun dari dana umat itu yang kita pergunakan untuk memperbaiki kondisi ekonomi jamaah yang ternyata berada pada posisi darurat ini. Kalau kemudian ada yang terpaksa mencuri, maka kita semua sesungguhnya ikut bersalah. Nah dalam kesempatan ini, marilah kesalahan ini kita perbaiki. Caranya, bagaimana Mbah? Petama, takmir harus membeli pengeras suara yang baru dan langsung dipasang karena itu yang kita perlukan sekarang. Kedua, masjid perlu membuat kegiatan yang dapat menciptakan kesempatan kerja, walau sementara, agar mereka yang menganggur di sekitar kita ini mendapat pekerjaaan dan mendapt upah. Kegiatan apa Mbah? Sampeyan semua ini bagaimana? Ini kan sudah hampir bulan puasa, buatlah kegiatan untuk mempercantik tampilan masjid kita. Libatkan ayah dari anak yang mencuri pengeras suara ini. Besok malam sehabis Isyak undanglah dia ke rumah saya ini. Saya yang akan menangani kasus ini. Setuju? Setuju Mbah. Hari berikutnya, dua orang itu datang ke rumah mbah sesepuh takmir. Kedua orang itu sebenarnya takut juga, tetapi setelah melihat keramahan mbah sesepuh takmir ketakutan mereka hilang. Mereka disuguh makan malam yang lezat. Baru kemudian diajak rembugan. Diberi tahu, sesungguhnya pengurus takmir telah tahu siapa yang mencuri pengeras suara itu. Dua orang itu pun mengaku dan meminta maaf. Semua pengurus takmir pun dikatakan sesepuh, telah memaafkan. Lalu mbah sesepuh takmir meminta agar ayah anak itu ikut dalam tim renovasi masjid. Pekerjaannya adalah mengecat bagian yang perlu dicat. Jumlah upahnya telah dihitung sekian rupiah, pekerjaan diperkirakan selesai sekian hari. Mau kan? Mau Mbah, sahut ayah anak itu, mencium tangan mbah sesepuh sambil menangis. (Mustofa W Hasyim)

44

KESEHATAN

LUKA BAKAR
Aku akan pulang dalam beberapa menit, katanya di seberang telepon saat kemudian saya mendengar ledakan. Saya tahu dia berada dekat dengan tempat kejadian, kenang ibu Jinan, seorang mahasiswa geografi berusia 20 tahun di Universitas Damaskus. Aku berlari keluar rumah untuk mencarinya, tetapi para penjaga keamanan tidak mengijinkan saya mendekati tempat kejadian itu. Saya sangat terpukul. Pada 2011, pada awal konflik Suriah, keluarga Jinan meninggalkan rumah di wilayah Mouadamiya dekat Damaskus. Mereka pindah ke pusat ibukota mencari keselamatan. Namun tiga bulan yang lalu, Jinan harus mengalami terbakar pada lengan, kaki, leher, dan dada dalam ledakan besar itu. Dia menghabiskan minggu pertama di unit perawatan intensif di rumah sakit al-Mouwassatrumah sakit rujukan utama yang dioperasikan Departemen Pendidikan Tinggi Suriah. Dia sedang menjalani pengobatan untuk luka bakar parah dan dalam beberapa bulan mendatang akan menjalani berbagai operasi, terutama cangkok kulit. Lengan kanannya terkoyak, kata ibunya. Dia terus mengatakan padaku, Aku tidak suka lenganku, silakan memotongnya! Luka bakar merupakan jenis luka, kerusakan jaringan atau kehilangan jaringan yang diakibatkan sumber panas ataupun suhu dingin yang tinggi, sumber listrik, bahan kimiawi, cahaya, radiasi, dan friksi. Jenis luka dapat beraneka ragam dan memiliki penanganan yang berbeda tergantung jenis jaringan yang terkena luka bakar, tingkat keparahan, dan komplikasi yang terjadi akibat luka tersebut. Luka bakar dapat merusak jaringan otot, tulang, pembuluh darah, dan jaringan epidermal yang mengakibatkan kerusakan yang berada di tempat yang lebih dalam dari akhir sistem persyarafan. Seorang korban luka bakar dapat mengalami berbagai macam komplikasi yang fatal termasuk di antaranya kondisi shock, infeksi, ketidakseimbangan elektrolit (inbalance elektrolit) dan masalah distress pernapasan. Selain komplikasi yang berbentuk fisik, luka bakar dapat juga menyebabkan distress emosional (trauma) dan psikologis yang berat dikarenakan cacat akibat luka bakar dan bekas luka (scar). Di Suriah, bagaimana pun, semakin banyak orang, termasuk anak-anak yang sangat muda, terbakar dalam ledakan yang berkaitan dengan konflik. Rumah sakit kewalahan dengan banyaknya pasien serta kelangkaan pasokan medis dan obat-obatan. Situasi ini mendorong Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendukung

pembentukan pelayanan khusus unit luka bakar di rumah sakit al-Mouwassat, pada Juli 2013. Dalam tujuh bulan pertama, PBB dan lembaga kesehatan nonpemerintah di Suriah disediakan pasokan medis darurat untuk merawat lebih dari 2 juta orang, di bawah kepemimpinan WHO. Penanganan Pre Hospital. Seorang yang sedang terbakar akan merasa panik, dan akan belari untuk mencari air. Hal ini akan sebaliknya akan memperbesar kobaran api karena tertiup oleh angin. Oleh karena itu, segeralah hentikan (stop), jatuhkan (drop), dan gulingkan (roll) orang itu agar api segera padam. Bila memiliki karung basah, segera gunakan air atau bahan kain basah untuk memadamkan apinya. Sedang untuk kasus luka bakar karena bahan kimia atau benda dingin, segera basuh dan jauhkan bahan kimia atau benda dingin. Matikan sumber listrik dan bawa orang yang mengalami luka bakar dengan menggunakan selimut basah pada daerah luka bakar. Jangan membawa orang dengan luka bakar dalam keadaan terbuka karena dapat menyebabkan evaporasi (penguapan) cairan tubuh yang terekspose udara luar dan menyebabkan dehidrasi. Orang dengan luka bakar biasanya diberikan obatobatan penahan rasa sakit jenis analgetik: antalgin, aspirin, asam mefenamat sampai penggunaan morfin oleh tenaga medis. Hospital. Setiap pasien luka bakar harus dianggap sebagai pasien trauma, karenanya harus dicek airway, breathing, dan circulation-nya terlebih dahulu. 1. `Airway - apabila terdapat kecurigaan adanya trauma inhalasi, maka segera pasang Endotracheal Tube (ET). Tanda-tanda adanya trauma inhalasi antara lain adalah: riwayat terkurung dalam api, luka bakar pada wajah, bulu hidung yang terbakar, dan sputum yang hitam. 2. `Breathing - eschar yang melingkari dada dapat menghambat gerakan dada untuk bernapas, segera lakukan escharotomi. Periksa juga apakah ada traumatrauma lain yang dapat menghambat gerakan pernapasan, misalnya pneumothorax, hematothorax, dan fraktur costae 3. `Circulation - luka bakar menimbulkan kerusakan jaringan sehingga menimbulkan edema. Pada luka bakar yang luas dapat terjadi syok hipovolumik karena kebocoran plasma yang luas. Manajemen cairan pada pasien luka bakar, dapat diberikan dengan Formula Baxter. Formula Baxter. 1. Total cairan = 4cc x berat badan x luas luka bakar; 2. Berikan 50% dari total cairan dalam 8 jam pertama, dan sisanya dalam 16 jam berikutnya. (au)
SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 16 - 31 OKTOBER 2013

45

HUMANIORA

Puisi-puisi Adri Sandra


JEMBATAN BURUNG
siapakah yang membangun jembatan, antara dua negeri curam tebing, lebar dan panjang sungai mengalir bening? tak ada jalan, hanyalah rimba dan belukar, kabut dan awan saling lingkar suatu kali mungkin; bila keadaan jadi lain, burungburung tersesat pada rimba yang tak mereka ketahui memberaikan musim dan waktu, menceraikan lumut dan batu pada setiap langkah, sepanjang pelarian yang diburu revolusi! benang-benang penindasan, tak sanggup kami titi! tapi jembatan itu, tetap sendiri; panas yang melindas cahaya memberangkatkan matahari ke gelap malam di mana hidup dan kesunyian selalu ditanam dalam mata waktu, tumbuh dan berakar, zaman yang jadi belukar di pergantian abad, bulan dan matahari tak lagi bergerak di ujung kurun; kesunyian semakin rimbun, saat burung-burung mengggugurkan bulu menanggalkan kepak jembatan itu milik kami! sayap bersemayam di jarijari kaki! setiap hari, antara dua negeri beribu-ribu burung melintasi jembatan itu di paruhnya tergunggung mimpi-mimpi benang-benang revolusi siap kami titi! suara-suara itu tertangkup setelah kekuatan dilucuti. (Dangau, Ujung Tanjung: 11) panas beribu-ribu pulau, menguapi jantung hati! angin membawa rintihan itu, keruh di permukaan awan kelabu beribu-ribu pulau, tangis sayup dari jauh: mata-mata menatap lurus ke laut tak ada badai yang damai, dan jeruji-jeruji itu kian membesi langit membentur sudut bumi, di sebuah latar, kepingkeping matahari berpentalan itu anak kita; lahir dari rahim ibu zaman membasahi matanya dengan deras air hujan! cuaca melipat gema itu, dalam pecahan musim, terkurung gua batu anak siapakah yang mengapung di atas kabut; ketika malam purnama membiasi pucat wajahnya ibumu di sini nak, bergelung dalam masa lalu yang beku! suara itu melandai, membujur di taman bunga rampai dan ibu zaman, beranak pinak turun temurun setiap kurun maka kabutpun bergerak mengaraknya ke masa datang terselimut tebal debu gurun. (Ujung Tanjung, 11)

ANAK IBU ZAMAN


anak siapakah yang terbaring antara dua pulau mengapung di atas kabut riap gelombang, mengarak bayang-bayangnya menempelkan matanya ke dinding karang ibumu di sini nak, terbelenggu di balik jeruji
46
SUARA MUHAMMADIYAH 20 / 98 | 11 - 26 ZULHIJJAH 1434 H

ADRI SANDRA. Lahir di Padang Japang, Payakumbuh 10 Juni 1964. Menulis sejak tahun 1981, prosa dan puisi. Karya-karyanya dimuat di beberapa media massa daerah dan pusat. Puisi-puisinya terangkum dalam 25 antologi puisi bersama. 18 karya puisinya tercatat sebagai pemenang lomba cipta puisi Indonesia yang diadakan di beberapa kota. Pemecah tiga rekor MURI dalam sastra indonesia. Nara sumber KICK ANDY Metro TV September 2009. Antologi Puisi tunggalnya (LUKA PISAU, 2007). Alamat: Komplek MAN Padang Japang, Payakumbuh, Kecamatan Guguk, Kabupaten Lima Puluh Kota.Sumatera Barat. (26253).

Rubrik Humaniora ini dipersembahkan oleh

HUMANIORA

KH ABDUL KAHAR MUZAKKIR AHLI SIL SILATURAHIM ATURAHIM

eski cukup lama belajar di Mesir, ketika pulang ke Yogyakarta, KH Abdul Kahar Muzakkir tetap tidak lupa kepada semua kenalannya. Tahun 1924, setelah menyelesaikan pendidikan di banyak pondok pesantren dia berangkat menunaikan ibadah haji, dengan maksud terus bermukim dan belajar di Makkah. Perang menyebabkan dia pergi ke Mesir. Ia diterima menjadi Mahasiswa Universitas Al Azhar di Kairo di tahun 1925. Pada tahun 1927 Abdul Kahar Muzakir pindah kuliah ke Universitas Darul Ulum. Tahun 1938 ia pulang ke Indonesia langsung bergabung dengan Muhammadiyah dan diangkat menjadi Direktur Muallimin Yogyakarta. Kemudian dia menjadi pengurus Majelis Pemuda dan Majelis PKU Muhammadiyah. Tahun 1953, dia masuk dalam jajaran Pengurus Pusat Muhammadiyah sampai akhir hayatnya. KH Abdul Kahar Muzakkir, dalam kehidupan sehari-hari tetap tidak lupa kepada semua kenalannya. Para saudara, tetangga, teman sekolah, bahkan para bakul atau pedagang di pasar Beringharjo dan Pasar Kotagede pun tidak dia lupakan. Pengantar susu sapi yang datang ke rumahnya di Selakraman dari kampung Warungboto pun tidak dia lupakan. Juga penjual sate dan gulai kambing kesukaannya. Setiap pulang dari luar negeri, dalam kunjungan ke beberapa Negara Islam, Kiai Abdul Kahar sering mendapat bantuan dana. Sesampainya di Tanah Air, dana itu dia berikan kepada Universitas Islam Indonesia yang masih dalam proses perintisan. Dan pulangnya, dia membawa oleh-oleh tongseng kambing atau sate kambing untuk keluarganya. Pada saat luang Kiai Abdul Kahar selalu menyempatkan diri untuk bersilaturahim. Dia ingat misalnya ada saudara atau tetangga yang tinggal di kota lain. Maka sewaktu pulang dia akan bilang, Aku kemarin ketemu pamanmu yang ada di Cirebon. Perkataan itu ditujukan kepada tetangga atau saudaranya yang punya saudara tinggal di Cirebon. Sebagai ahli silaturahim, maka ketika menjadi anggota BPUPKI atau ketika menjadi anggota Konstituante, Kiai Abdul Kahar dikenal sebagai ahli lobi. Ia memperjuangkan aspirasi umat Islam dan aspirasi Muhammadiyah lewat jalur lobi ini. Hubungannya dengan Bung Karno pun cukup dekat. Keduanya saling menghormati. Setelah tidak lagi menjadi anggota Konstituante, Kiai Abdul Kahar aktif memimpin UII dan aktif di Muhammadiyah. Kebiasaannya bersilaturahim tetap dia jalankan. Suatu hari di bulan puasa dia melihat ada pedagang pasar Kotagede waktu itu pasar belum ditembok, hanya dibatasi kawat berduri sedang makan. Kiai Abdul Kahar pun turun dari andong dan menegur dengan sopan. Bu, maaf, kalau bulan puasa, kalau pas tidak puasa mbok makannya jangan di tempat terbuka seperti ini ya

Bu. Di dalam warung atau gimana. Pedagang warung itu tersipusipu dan minta maaf. Lain hari dia tidak mengulangi perbuatannya. Tokoh besar yang dikenal sebagai satu dari beberapa orang penandatangan Piagam Jakarta ini memang punya kebiasaan naik andong jika bepergian dari Kotagede menuju ke kota Yogyakarta. Baik ketika akan ke UII atau ke Kantor PP Muhammadiyah. Menurut Kiai Abdul Kahar, dengan naik andong dia dapat mendengar obrolan para pedagang. Sering pula dia terlibat dalam obrolan gayeng sepanjang perjalanan dari Kotagede menuju Yogyakarta. Dengan cara demikian dia dapat mengenal kehidupan dan penderitaan orang kecil di sekitarnya. Dia merasa dekat dengan mereka. Karena sering bersilaturahim dan bertamu kepada tokohtokoh agama dan tokoh nasional di seluruh Indonesia, maka pada gilirannya dia pun suka menerima tamu. Para tamu merasa betah datang ke rumahnya karena merasa dimuliakan. Kadang diajak makan dengan masakan dari hasil masakannya sendiri. Yang jelas suguhan berupa obrolan hangat dan bertukar pengalaman secara terbuka dan rileks membuat para tamu suka bertandang ke rumahnya di kampung Selakraman Kotagede. Para tetangga banyak yang menjadi saksi bagaimana Wakil Presiden Indonesia Mohammad Hatta, kemudian Perdana Menteri Indonesia Mohammad Natsir, dan para tokoh dari luar Yogya dan luar negeri masuk ke kampung kecil dan masuk ke dalam rumahnya yang kuno dan sederhana. Biasanya, kalau tamu itu datang di hari Jumat dan kebetulan beragama Islam, sang tamu pun diajak ke Masjid Gede Mataram Kotagede. Kiai Abdul Kahar Muzakkir kemudian menghubungi Takmir, lalu mempersilakan tamunya berkhutbah. Setelah shalat Jumat selesai, sang tamu pun diperkenalkan dengan jamaah Jumat siang itu. Lalu ada dialog dengan jamaah agar terjadi proses saling mengenal. Kalau tamunya tidak dapat berbahasa Indonesia atau tidak dapat berbahasa Jawa, Kiai sendiri yang menjadi penerjemahnya. Hadirnya para tamu dari luar negeri di masjid ini pun membuat jamaah Jumat berbesar hati. Kiai Abdul Kahar sendiri pernah menjelaskan bahwa, setiap tamu yang datang ke rumahnya sesungguhnya juga menjadi tamu kota ini. Dengan demikian, mereka pun senang diajak ke masjid kuno yang dibangun oleh Pendiri Kerajaan Mataram Islam itu. Mereka juga senang mendapat sambutan hangat dari jamaah di masjid. Jamaah yang menjadi tetangga Kiai Abdul Kahar atau Mbah Dul Kahar ini. Dengan anak-anak kecil yang bertamu ke rumahnya, dia pun ramah. Nak, kamu ini anaknya atau cucunya siapa ya? Salamku untuk ayahmu atau untuk Mbahmu ya, begitu selalu katanya sambil mengelus rambut anak kecil yang semula takut-takut datang ke rumahnya. Tentu saja anak itu pun senang. (A Sanjaya)
SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 16 - 31 OKTOBER 2013

47

WAWASAN

SURVEI POLITIK, PENCITRAAN, DAN MANIPULASI OPINI


Bambang Wahyu Nugroho

Di jaman ledakan informasi sekarang ini begitu gencarnya warta menyebar dengan kuantitas, intensitas, dan modus multimedia yang semakin dahsyat membanjiri ruang-ruang publik hingga merasuki relung-relung kehidupan pribadi nyaris tanpa ampun dan tanpa permisi. Hakikat kuno informasi sebagai produk gambaran realitas pun berubah sama sekali, karena saat ini informasi diyakini merupakan sarana ampuh untuk mengonstruksi realitas itu sendiri.
ransformasi peranan dan fungsi informasi seperti ini melanda berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk di ranah politik. Dalam proses pergulatan kekuasaan di Indonesia semenjak memasuki Era Reformasi, pemanfaatan senjata informasi lantas menjadi semakin lazim digunakan sebagai cara untuk membentuk citra (image) yang diharapkan menghasilkan dukungan politik. Salah satu cara strategis tersebut yakni penggunaan sarana jajak pendapat (polling), survei politik, dan sejenisnya. Survei Ilmiah dan Survei Pesanan Sejatinya survei sosial adalah salah satu metode ilmiah penelitian sosial yang meyakini bahwa tingkah laku warga semesta (populasi) tertentu bisa diprediksi atau diramalkan hanya dengan menjumput data dari sejumlah kecil sampel sosial. Empat pilar ilmiah survei sosial yakni: (1) teori sosial; (2) keteraturan sosial; (3) data kumpulan (agregat); dan (4) variabel sosial. Teori sosial dikembangkan untuk menjelaskan bahwa gejala sosial bisa dipahami secara ilmiah, bukan berdasarkan keyakinan atau dogma tertentu. Keteraturan sosial menunjukkan
48
SUARA MUHAMMADIYAH 20 / 98 | 11 - 26 ZULHIJJAH 1434 H

bahwa secara kuantitatif tingkah laku sosial cenderung ajeg dan apabila ada perubahan sifatnya bertahap. Data kumpulan menunjukkan bahwa yang akan dibaca oleh survei adalah gambaran tingkah laku umum sekelompok besar populasi, bukan tingkah laku individual. Sedangkan variabel sosial menunjukkan bahwa kehidupan sosial bisa dibaca dengan mengonstruksi sejumlah variabel yang dapat diuji relasinya secara statistik. Dengan memahami empat pilar keilmuan tersebut, terbukti bahwa survei memang telah menjadi sarana ilmiah untuk memaparkan, menjelaskan, dan memrediksi gejala-gejala sosial. Penerapannya pun sangat luas. Di dunia perdagangan, bahkan jauh sebelum berproduksi, para produsen membuat survei sosial terlebih dahulu guna menjajaki potensi daya serap dan sebaran pasar terhadap barang atau jasa yang akan dipasarkannya. Setiap periode tertentu Badan Pusat Statistik melakukan pemutakhiran data kependudukan, kondisi sosial-ekonomi, dan sebagainya dengan sarana survei. Hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi para pembuat keputusan publik. Demikian pula untuk mengevaluasi kinerja sumber daya manusia di berbagai instansi, selain menelaah laporan tertulis biasanya juga disertai dengan pengisian formulir bagi sejumlah karyawan tertentu yang dijadikan sampel. Masalah muncul kemudian ketika survei yang awalnya merupakan metode ilmiah tersebut lantas dibelokkan menjadi survei pesanan yang hasilnya harus sesuai dengan kepentingan pihak pendana. Untuk melejitkan popularitas dan elektabilitasnya, bisa saja seorang politikus meminta agar survei dapat didesain sedemikian rupa hingga hasilnya sesuai dengan kepentingannya tersebut. Hal tersebut terjadi, setidaknya karena tiga faktor. Pertama, diyakini bahwa di Era Informasi ini pertimbangan utama seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu sangat dipengaruhi oleh informasi yang membentuk konstruksi pikirannya. Bertebarannya kata-kata iklan murah, gratis, atau cicilan ringan, misalnya, menyebabkan jauh lebih banyak orang tertarik untuk membeli produk tertentu. Jadi, informasi bisa menjadi sarana penyihir publik, bahkan menjadi alat hipnosis sadar (waking hypnosis) yang jauh lebih massal efeknya ketimbang orang yang terhipnotis dalam keadaan ditidurkan. Kedua, semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, maka pertimbangan ilmiah semakin penting sebagai dasar pengambilan

WAWASAN
keputusan. Berbagai label yang menuliskan survei Image building berubah menjadi politik gincu, dan simbolisasi membuktikan, hasil eksperimen, telah teruji secara klinis, terjerembab ke dalam lumpur simbolisme yang menyesatkan dan sebagainya, membuat orang yang melek pendidikan menjadi publik. Bagaikan membungkus minyak babi dengan botol cap lebih percaya, lantas lebih mantap dalam mengambil keputusan. onta. Kesenjangan ini pun semakin diperparah oleh peranan Masalahnya, justru warga melek-ilmu adalah juga warga yang survei-survei politik yang Machiavellian tadi. Jangan lupa, sekalipun bukan pokok bahasan dalam tulisan rawan terhadap klaim-klaim ilmiah yang palsu. Setiap argumen ini, namun kalau citraisme dan simbolisme itu ditambah lagi yang tampak ilmiah lantas dianggap benar. Ketiga, pragmatisme yang diidap oleh sebagian oknum peneliti dengan praktik kotor jual-beli suara (vote-buying) dan politik sosial, sehingga bersedia melacurkan ilmu dan keterampilannya uang (money politics), maka lengkaplah sudah ironi demokrasi demi kepentingan sponsor tertentu. Dalam kasus seperti ini, para yang akhirnya justru menghasilkan pembusukan politik (political peneliti tersebut kemungkinan besar melakukan satu atau lebih decay): politisinya korup, partainya korup, warga pun ikut-ikutan kesesatan metodologi yang serius, misalnya (1) samplingnya korup dan akhirnya warga lainnya justru semakin apatis dengan dipilih-pilih yang sekiranya akan menghasilkan data yang prosedur demokrasi. Indikasinya, dari pemilu ke pemilu di Era diharapkan; atau (2) menyemReformasi ini, tingkat partisipasi pemilih (turn-out voting) semakin bunyikan data yang tidak sesuai Pencitraan dan simbol yang menurun. Lampu kuning bagi dengan harapan. demokrasi. menopang eksistensi lembaga Ada beberapa kiat agar Manipulasi Opini Publik politik atau politisi tersebut khalayak lebih cerdas dan bijak di Ketiga faktor tersebut apabila tengah banjir informasi hasil survei dilandasi dengan statemen menjadi senjang dengan esensi politik seperti itu. Pertama, jika Machiavellian the end justifies atau kualitas kinerja lembaga survei itu menampilkan the means (tujuan menghalalkan hanya hasilnya saja tanpa disertai cara), maka lengkaplah sudah sesungguhnya. Image building keterangan mengenai metodenya, persekongkolan busuk antara berubah menjadi politik gincu, maka hasil tersebut tidak dapat politisi yang haus kekuasaan dan dipercaya begitu saja. Kedua, si peneliti yang nir-etika, untuk dan simbolisasi terjerembab ke sepanjang memungkinkan, banmenggiring opini publik sekehendalam lumpur simbolisme yang dingkan hasil survei tersebut daknya. Politik adalah juga sedengan hasil survei serupa oleh macam permainan psikologi masmenyesatkan publik. lembaga survei lainnya. Jika sa yang melibatkan pencitraan kontroversial, maka hasilnya justru dan simbolisasi. Argumen utilitarianisnya adalah dengan sesedikit mungkin menggunakan sum- membingungkan orang, namun jika hasilnya mirip-mirip satu ber daya berupaya meraih sebanyak mungkin dukungan publik. dengan lainnya, sementara bisa dipercaya walaupun kemudian Sesungguhnya, citra atau image yang tampak di permukaan harus dicermati kembali metodologinya. Ketiga, bagaimanapun sebagian dari survei adalah merupakan sarana manipulasi yang sah dalam semua hubungan sosial, termasuk hubungan kekuasaan, seumpama pengumpulan data empirik secara induktif. Dalam kaidah atribut yang dikenakan manusia dalam hubungan sosialnya di penelitian sosial, metode induktif menghasilkan hanya kesimpulan ranah publik. Oleh karena itu pencitraan menjadi penting dalam tentatif (sementara) yang bisa berubah-ubah oleh berbagai faktor. berpolitik sepanjang manipulasi pencitraan itu menggambarkan Keempat, seharusnya sebelum diekspose ke media, hasil survei substansi kinerja sebuah lembaga politik atau seorang tokoh politik. tersebut diseminarkan secara tertutup. Jika tidak, maka patut Dalam hal tersebut pencitraan tidak menjadi soal. Adapun, diduga ada sejumlah fakta terhimpun yang sengaja simbol-simbol politik menjadi unsur penting dalam menggerak- disembunyikan untuk mendukung prasangka peneliti. Kelima, kan partisipasi atau melakukan mobilisasi dukungan publik secara seharusnya badan peneliti pemerintah seperti LIPI, dapat efisien, sebab sebagian besar warga yang kegiatan sehari- bertindak sebagai wasit terhadap maraknya lembaga survei harinya tidak langsung bersentuhan dengan politik praktis hanya tersebut. LIPI harus memiliki akses terhadap keseluruhan ada sedikit waktu untuk bergumul dengan pilihan-pilihan politik. metodologi dan data mentah dari lembaga-lembaga survei itu, Oleh karena itu, dalam upaya pemasaran politik, strategi sehingga dapat memperkecil resiko penyesatan opini publik. branding atau simbolisasi yang efektif tidak kalah pentingnya. Masalahnya akan muncul ketika pencitraan dan simbol yang ________________________ menopang eksistensi lembaga politik atau politisi tersebut menjadi Bambang Wahyu Nugroho, Dosen dan Peneliti dari Fisipol senjang dengan esensi atau kualitas kinerja sesungguhnya. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 16 - 31 OKTOBER 2013

49

GERAI NIAGA

US MELA YANI BUSA LIP AT LIFAN FOKUS MELAY LIPA LIF AN MEBEL FOK

arah dagang nampaknya lebih memengaruhi Muhammad Affan ketimbang darah pejabat, karenanya sejumlah usaha ia tekuni. Dari keluarga ibu mayoritas merupakan pedagang, sedang keluarga ayahnya mayoritas pejabat publik. Tetapi, meski dalam hal dagang sangat dipengaruhi keluarga ibu, dalam hal organisasi dakwah Islam sangat dipengaruhi keluarga ayah yang mayoritas bergerak dalam Muhammadiyah. Keluarga ibu termasuk keluarga pedagang yang menguasai pasar Prambanan Raya (Prambanan Sleman dan Prambanan Klaten dan sekitarnya). Dimulai dari kakek buyutnya yang menekuni alat-alat pertanian dan pertukangan, sampai saat ini anak keturunannya masih ada yang menekuni bidang ini. Generasi kedua mengembangkan usaha kelontong dan mebeler, dua bidang inilah yang menguasai pasar Prambanan Raya hingga saat ini. Selanjutnya generasi ketiga mengembangkan ke pasar elektronik dan oleh-oleh. Muhammad Affan merupakan generasi keempat yang tentu akan mengembangkan bisnisnya lebih jauh, tak hanya melayani pasar lokal, tetapi kalau perlu nasional atau internasional. Saat ini Muhammad Affan fokus berusaha di bidang mebeler, meski masih ada bidang lain yang ia usahakan hingga saat ini. Karena memang ia mulai merintis usaha di bidang yang baru, ia mulai dari alat tulis kemudian merambah ke toko swalayan. Usaha yang terakhir ini karena kurang menggembirakan, ia banting stir ke bidang mebeler yang telah ditekuni keluarga besarnya. Tetapi, tentu harus beda dengan anggota keluarga yang lain. Ruangan yang tadinya penuh dengan dagangan yang beraneka warna, ia sulap penuh dengan mebeler yang ia datangkan dari sejumlah pabrikan. Keluarga lain biasanya membeli mebeler setengah jadi kemudian difinishing sendiri. Usaha mebeler dari pabrikan ini yang belum dilakukan keluarga, dan belum ada di pasar lokal Prambanan. Terlebih usaha pabrikan ini biasanya mudah memaketnya, sehingga bisa dipasarkan di pasar yang lebih luas dan dalam jumlah yang lebih banyak. Nama usahanya tetap sama, Lifan. Kalau tadinya Lifan Swalayan, kemudian menjadi Lifan Mebel. Bidikan ke peralatan rumah tangga ini ternyata betul, tiap hari ada saja barang-barang dagangannya yang keluar dari tokonya diantar ke pelanggan. Dari barang yang relatif kecil dan ringan seperti bantal guling, hingga barang yang relatif besar dan berat seperti almari dan tempat tidur. Tetapi, kebutuhan rumah tangga ini tentu hanya untuk pasar lokal dan terbatas, karenanya ia ingin mengembangkan
SUARA MUHAMMADIYAH 20 / 98 | 11 - 26 ZULHIJJAH 1434 H

konsumen yang lebih luas dan dalam jumlah yang besar, sebagaimana ia lakukan dengan pengiriman kasur busa untuk mencukupi asrama Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta. Ia menjadikan tokonya yang berlokasi di Jalan Piyungan, Prambanan, Sleman sebagai agen salah satu pabrik yang memproduksi kasur busa lipat untuk memenuhi pasar yang lebih luas dengan harga yang bersaing. Harga Busa Lipat yang ia pasarkan dari harga Rp.70.000,- dengan ukuran 90 cm dan Rp.100.000,- untuk ukuran 120 cm. Tentu saja, masih ada jenisjenis Busa yang lain dengan ukuran dan harga yang bervariasi. Untuk jumlah besar tentu dengan harga khusus, dan tidak hanya melayani pasar lokal saja. Kami siap melakukan pengiriman barang di seluruh Indonesia, kata Muhammad Affan sambil menambahkan, bahwa pihaknya siap dihubungi setiap saat. Meski ia mengembangkan pasar yang lebih luas, tetapi pasar lokal tentu tak bisa dilupakan untuk dikembangkan. Karena memang pasar lokal ini merupakan fondasi bagi usahanya pada saat ini. Lebih-lebih, berbagai pesaing dengan jaringan yang luas juga telah memasuki pasar lokal Prambanan Raya. Karenanya, selain melayani penjualan cash ia juga melayani penjualan secara kredit. Dan pada waktu-waktu tertentu, pihaknya bekerja sama dengan pabrik juga melakukan langkah promosi dengan harga yang bersaing dan menyediakan hadiah khusus bagi pelanggan yang berbelanja barang di tokonya. Bahkan, saat sedang ada promo kursi lipat chetos untuk keluarga Muhammadiyah seharga Rp.185.000,- per kursinya. (eff). DATA PENGUSAHA: Nama : Muhammad Affan, SE, MM. Istri : Yeni Eka Surya, SE, MM. Anak : Maulani Azmi Affiany. Muh Bazith Affiansyah. Maulina Chanza Affiany. Alamat : Mebel Lifan Jl Piyungan Prambanan Sleman 55572 No Telp : 0274 496207 HP : 087734640018 Pin BB : 269B4689 Email : maffan47@yahoo.co.id

50

SAKINAH

MERAJUT HIDUP TANPA SUAMI


Assalamualaikum wrwb. Ibu Emmy yang baik, saya (25 tahun), saya dalam keadaan galau, karena hamil di luar nikah. Lima tahun yang lalu, saya merantau ke Sumatera untuk bekerja. Di perantauan saya berhubungan dengan pemuda yang 3 tahun lebih muda dari saya. Waktu itu, ia sudah kenal narkoba dan alkohol. Setelah berhubungan dengan saya, ia berhenti mengonsumsi narkoba dan minuman, keluarganya senang, apalagi ia kemudian diterima sekolah ikatan dinas. Hubungan kami baik, tetapi setelah tahu saya hamil, dia cuek. Saya paham, ia cemas karena masih terikat dinas. Ia minta saya aborsi, tapi saya tidak mau. Karena kehamilan saya semakin besar, saya bercerita pada tantenya. Usai pelantikan, kami menikah di bawah tangan, dan wajib dirahasiakan, serta tanpa sepengetahuan orang tua saya di Jawa. Sebagai istri saya ingin diperhatikan sebelum ia ditempatkan. Pertengkaran sering terjadi, tanpa sepengetahuan saya ia mengambil surat nikah. Saya mencoba memintanya dan bilang pada keluarganya. Tapi malah menimbulkan kesalahpahaman di keluarganya, sehingga mereka tidak lagi simpati. Tak lama kemudian ia ditempatkan di Belitung. Keluarganya merahasiakan nomor HP barunya, komunikasi terputus. Saya kembali ke Jawa. Saya minta maaf pada orangtua. Mereka memaafkan dan mau menerima saya. Kami pasrah pada Allah. Cita-cita saya saat ini adalah melahirkan bayi yang saya cintai. Saya tidak pernah dinafkahinya. Bu, apa yang harus saya lakukan untuk kebaikan saya dan janin. Kadang, rasanya ingin membalas, tapi untuk apa? Saya tegar karena bayi di kandungan ini. Kini saya kerja sebagai buruh pabrik. Tolong saya ya, Bu. Apa yang sebaiknya saya lakukan. Terima kasih. Wassalamualaikum wr. wb. W, somewhere Waalaikumsalam wr. wb. W yang sedang galau, untuk kebaikan W dan janin, makanlah makanan bergizi, tidur yang cukup. Jagalah suasana batin, agar emosi positif menyertai. Asupan gizi yang baik akan memudahkan W memelihara suasana hati. Emosi yang labil akan menyebabkan bayi rewel. Saya senang, W bangga dan akan mencintai bayi W. Ini perlu dipertahankan. Karena perempuan yang terpaksa jadi ibu karena telanjur hamil mudah sekali menjadikan anaknya sebagai pelampiasan kebencian pada laki-laki yang menghamilinya, tapi jangan bangga pada perbuatanmu lho. Kalau dalam diri W penuh dengan hal positif, tidak demikian dengan suami yang hanya mementingkan diri sendiri. Kalau orangtua W adalah orang tua yang bijak, yang menyayangi dan mau menerima anaknya dalam keadaan apa pun, tidak demikian dengan orangtua suami yang mendukung anaknya untuk putus hubungan dengan W. Menurut saya, sejak awal berhubungan, suami tidak punya niat serius menjadikan W sebagai istrinya. Sekolah ikatan dinas pemerintah adalah alasan yang sekilas elegan, bahwa dua tahun tidak bisa menikah secara resmi. Tapi saya yakin di tahun ketiga pun ia tak akan datang. Kedengarannya jahat, ya. Saya cuma ingin mengajak W berpikir membumi daripada berharap tinggi tapi tidak akan jadi kenyataan. Maka saran saya, jangan berharap banyak untuk mendapat status lebih dari apa yang pernah W dapat dari pernikahan bawah tangan dulu. Secara hukum pun W lemah, karena pernikahan W hanya secara agama. Anak W hanya punya hubungan dengan ibunya,dan di akte kelahirannya, W harus siap menerima kenyataan ia adalah anak ibunya saja. Tak berhak mencantumkan nama ayahnya. Semoga pernikahan bawah tangan yang suratnya sudah disobek-sobek merupakan jalan Allah untuk memudahkan W benar-benar putus dan berpisah dengan suami dan menata kehidupan masa datang. Jalani saja hidup dengan fokus pada upaya agar bisa survive secara ekonomi, dengan tetap mengharap dukungan dari orang tua W. Saran saya selanjutnya, bila W sudah bertekad untuk membuka hati pada laki-laki lain, lebih berhati-hati. Sejak awal jangan tutupi bahwa W sudah punya satu anak. Dengan demikian W sudah bisa menyaring sejak awal, apakah niat calon suami memang serius, sehingga bisa menerima W apa adanya atau cintanya bersyarat. Tetaplah selalu mendekatkan diri pada Allah dengan memperbanyak amal shalih. Semoga Allah selalu melindungi dan memberi kemudahan pada setiap urusan kita. Amiin.

Kami membuka rubrik tanya jawab masalah keluarga. Pembaca bisa mengutarakan persoalan dengan mengajukan pertanyaan. Pengasuh rubrik ini, Emmy Wahyuni, SPsi. seorang pakar psikologi, dengan senang hati akan menjawabnya.
SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 16 - 31 OKTOBER 2013

51

KHAZANAH

HALAQAH PENYEMPURNAAN BUKU KELUARGA SAKINAH


emiliki keluarga sakinah tentu menjadi idaman setiap manusia. Yaitu keluarga yang penuh kasih sayang dan cinta damai antara suami, istri dan anak. Keluarga sakinah tidak mengenal kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Masing-masing individu yang ada di dalamnya sadar akan tanggungjawab yang diembannya. Terutama kesadaran suami dan istri akan tanggung jawab mereka dalam mendidik dan mengasuh anak. Hal ini disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah Noor Djannah Djohantini dalam Halaqah Pra Munas Tarjih ke-28 tahun 2014 di Stikes Aisyiyah Yogyakarta. Yaitu membahas buku Tuntunan Menuju Keluarga Sakinah Sebenarnya, Noor Djannah Djohantini menjelaskan, kalau konsep keluarga sakinah ini sudah didengungkan sejak Muktamar Muhammadiyah ke-41 di Solo. Melihat begitu pentingnya konsep keluarga sakinah untuk dijadikan tuntunan dalam kehidupan berumahtangga, maka Aisyiyah berkeinginan besar untuk merampungkan konsep keluarga sakinah ini menjadi buku tuntunan praktis. Paling tidak, buku Tuntunan Menuju Keluarga Sakinah ini mampu

mempermudah perjalanan dakwah Aisyiyah. Khususnya pada keluarga yang menjadi fondasi utama pendidikan masyarakat. Buku Tuntunan Menuju Keluarga Sakinah yang sedang digodog PP Aisyiyah ini, menurut Ketua PP Muhammadiyah Prof Yunahar Ilyas, perlu diperbaiki baik dari segi sistematika penulisan maupun isi. Menurut Prof Yunahar, sistematika penulisan buku ini belum baik. Utamanya terkait penulisan istilah-istilah asing yang seharusnya dicetak miring dan beberapa tulisan ayat yang salah huruf dan harakat. Dalam forum itu, Prof Yunahar juga mengkritisi sebagaian isi dari buku keluarga sakinah ini. Misal masalah kepemimpinan dalam rumah tangga yang belum dijelaskan secara gamblang. Apa tepat memakai istilah kepemimpinan kolektif dalam menafsirkan ayat arrijalu qowammuna ala nisaa?. Kepemimpinan kolektif berlaku dihadapan anak saja. Jika hanya berdua antara suami dan istri, maka yang berhak memimpin adalah laki-laki (suami). Dengan syarat sang suami harus tangguh (tidak cengeng) dan menafkahi istri. Kewajiban mencari nafkah adalah kewajiban suami,

52

SUARA MUHAMMADIYAH 20 / 98 | 11 - 26 ZULHIJJAH 1434 H

KHAZANAH
namun istri boleh membantu suami mencari nafkah dan bukan kewajiban baginya. Jika kedua syarat itu tidak dipenuhi oleh suami, maka kepemimpinan dalam keluarga bisa diambil alih oleh istri. Berikutnya, kata mawaddah dan rahmah juga tidak pas jika diartikan cinta. Bahkan, dalam buku yang mau ditanfidzkan ini tidak dijelaskan perbedaan mawaddah dan rahmah. Karena bahasa Arabnya cinta itu mahabbah, sedang mawaddah itu cinta secara fisik, dan rahmah cinta secara batin. Umumnya, bagi pasangan suami istri muda itu lebih banyak mawaddahnya. Namun bagi pasangan suami istri tua rahmahnya semakin besar. Buku Tuntunan Menuju Keluarga Sakinah ini, juga terlihat abu-abu dalam membahas poligami. Menurut Prof Yunahar, konsep nikah dalam Islam adalah monogami. Namun poligami juga dibolehkan asal syarat adil ini terpenuhi dan sang suami mendapat ijin dari istri pertamanya. Jadi ayat alaa tadiluu fa wahidah bukan ayat larangan untuk poligami. Tapi lebih kepada syarat adil yang harus dipenuhi oleh suami jika menginginkan poligami. Adil di sini juga tidak terkait perasaan dan kualitas. Namun yang dimaksud adil dalam ayat tersebut adalah terkait sesuatu yang bisa dibagi. Misal pembagian nafkah dan hari. Selain itu, Prof Yunahar juga mengusulkan, agar buku Tuntunan Menuju Keluarga Sakinah ini ditambah bab baru. Yaitu bab tentang bagaimana menyelesaikan konflik dalam rumah tangga. Karena selama ini kita kurang diajari bagaimana cara menyelesaikan konflik. Sehingga buku ini akan semakin praktis. Dalam forum yang sama, Drs Ahmad Muhsin Kamaludiningrat Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan bahwa, buku Tuntunan Menuju Keluarga Sakinah ini bagus sebagai buku teks yang bermanfaat untuk menjadi rujukan. Tetapi mungkin kurang praktis sebagai buku tuntunan bagi seluruh warga

Muhammadiyah. Karena tingkat pendidikan dan kemampuan dalam memahami teks warga Muhammadiyah sangat heterogen. Oleh karenanya, akan lebih praktis jika dibuat buku saku tipis yang memuat hal-hal instan, supaya dapat diamalkan dengan cepat dan mudah. Mengenai isi, Drs Ahmad Muhsin Kamaludiningrat menyarankan, agar buku tuntunan ini tambah beberapa bab lagi. Pertama, bab tentang pandangan Islam terhadap masalah kependudukan dan keluarga berencana. Sehingga nantinya masyarakat khususnya warga Muhammadiyah paham akan pentingnya keluarga berencana (KB) dan tahu kalau masalah jumlah keturunan juga diatur dalam Islam. Kedua, bab tentang cara mendidik anak dalam keluarga. Mulai dari kandungan hingga anak dewasa. Karena pendidikan adalah indikator utama keluarga sakinah. Artinya sakinah dan tidaknya suatu keluarga dapat dilihat dari kualitas pendidikan anaknya. Selain itu, pada bab pendidikan anak ini juga dibahas bahaya pengaruh televisi terhadap anak. Mengingat sekarang ini banyak orangtua yang merasa lebih aman anaknya berjam-jam nonton televisi dari pada anak itu bermain di luar rumah. Padahal efek negatif dari televisi ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak, dan televisi jauh dari nilai edukasi. Masukan sebagai saran dan kritik demi kesempurnaan buku ini juga muncul dari beberapa peserta yang hadir. Di antaranya terkait Hadist-Hadits dhaif yang masih dipakai dalam buku Tuntunan Menuju Keluarga Sakinah ini, dan beberapa kata dan kalimat yang perlu dihapus guna kejelasan maksud dari tulisan yang tercantum di buku, serta penambahan bab waris sebagai salah satu cara untuk menyelesaikan konflik dalam rumah tangga. (GJ)
SUARA MUHAMMADIYAH 19 / 98 | 16 - 31 OKTOBER 2013

53

S I L A T U R A H I M
LAHIR
Nararya Fajrun Najah (anak kedua pasangan Thufail AM MHum dan Eny Dwi Muslihatin) lahir 11 September 2013 di Yogyakarta.

Jalan Pinggir
BPK temukan proyek fiktif di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Awas, para guru tidak boleh meniru dengan mengajarkan banjir Nabi Nuh adalah dongeng fiktif *** Calon Hakim Agung diberitakan meloby seorang anggota DPR di toilet Jangan suudhon dulu, mungkin Anggota DPR itu ingin tahu calon hakim agung itu berdoa dulu atau tidak sebelum masuk toilet *** Banyak Jamaah Haji Indonesia menjadi korban kejahatan di Tanah Suci. Ternyata benar, di tanah Arab itu ada jenis manusia Abu Bakar, manusia Abu Jahal, dan manusia Abu Lahab. Semua pakai sorban tapi kelakuannya sangat berbeda *** Mayoritas pelaku Kejahatan terhadap jamaah haji Indonesia adalah orang Indonesia yang tinggal di Arab Saudi Patut dikasihani, lama menetap di Tanah Suci tetap gagal memperbaiki diri *** Di Semarang, dua anggota polisi hanya bisa pasrah ketika sepeda motornya dirampok lima penjahat bersenjata tajam Ketika aparat tidak berdaya, rakyat hanya bisa berhat-hati *** Meski ditolak fraksi lain, Fraksi Demokrat tampaknya bersikukuh mengajukan Ruhut Poltak Sitompul menjadi Ketua Komisi Hukum DPR RI Semakin lucu saja negeri ini *** Majelis Kasasi Mahkamah Agung melipatgandakan hukuman bagi koruptor Pasti akan ada yang berteriak menjadi korban konspirasi *** Setelah Timnas Sepakbola Indonesia berhasil menjadi Juara Piala AFF U 19, Indonesia menjadi juara umum ISG III (pesta olahraga Solidaritas Islam) Alhamdulilah, ternyata Indonesia masih ada dan semoga semua semakin hafal lagu Indonesia Raya *** BUNG SANTRI

MENIKAH
Widya Paramita, SE, MSc (putri Prof DR Faruk HT dan Dra Sri Purwiyati) dengan Rahmadi Hidayat, ST, MEng (putra dr Ahmad Hidayat, SpOG dan dr Artati Sri Rejeki,SpM) menikah 21 September di Perum Sukoharjo Indah E-55 Ngaglik Sleman Yogyakarta Syarifah Hanim, SPsi (putri Drs H Ahmad Adaby Darban, SU (alm) dan Hj Indah Kusniati) dengan Oktadi Prayoga ST (putra H Suyoto dan Hj Endang Daruasih) menikah 28 September 2013, di Serambi Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta Retno Lionita, AMdKeb (putri Sudarwanto, SPd dan Ratnawati, SPd.sd) dengan Yanendra, SE Akt (putra Mudjijo dan Djumiyati), menikah 6 Oktober 2013, di Lubuk Linggau Sumatera Selatan Adinda Dwi Ratnasari, SS (putri Joko Wibowo, SmHk) dengan Muhammad Abdul Azis, SE (putra H Radjiman) menikah. 7 September 2013, di University Club Kampus UGM Yogyakarta Zerlinda Siswati (putri Firman Mutakin bin Abdul Kodri dengan Fajar Satrya Pamungkas (putra Asmi bin Kartidjan) menikah 7 September 2013 pukul 09.00 di Pemalang, Jawa Tengah Amin Sholikha, SPd. (putri Sagiyo) dengan Sujiyanto, AMd. (putra Sadiman) menikah 8 September 2013 pukul 09.00 di Bango, Selopamioro, Imorigi, Bantul, Yogyakarta Siti Aliah, SPd (putrid H Eman) dengan Dodon Hidayat AMd (putra AS Hidayat) menikah 9 Oktober 2013, di Ciroyom ds Cicadas Babakancikao, Purwakarta, Jawa Barat.

MENINGGAL
Nurhadi, Pemimpin Redaksi Koran Merapi Pembaruan, meninggal 28 September 2013, di Yogyakarta.
54

SUARA MUHAMMADIYAH 20 / 98 | 11 - 26 ZULHIJJAH 1434 H

DINAMIKA PERSYARIKATAN

PENANDATANGANAN KERJASAMA JEJARING RUMAH SAKIT ANTARAGAMA


YOGYA. Dalam rangka menurunkan angka kematian ibu (AKI) melahirkan di Indonesia 228 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi (AKB) dari 34 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 23 per 100.000 kelahiran hidup BPH RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta mengadakan kerjasama dengan Jejaring Antar Agama yang terdiri dari Yayasan Kristen Untuk Kesehatan Umum (YAKKUM) dan Yayasan Panti Rapih. Kesepakatan kerjasama yang dilaksanakan di kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah Jl. Cik Ditiro No. 23 Yogyakarta ini ditandatangi langsung oleh Prof DR Zamroni, MSc dari BPH RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Ir Leksono Probo Subanu, MURP PhD dari YAKKUM dan Tarsisius Handi Handoko, PhD dari Yayasan Panti Rapih. Momen bersejarah ini juga disaksikan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof DR HM Din Syamsudin, MA, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Dr RA Arida Oetami, MKes dan Mission Director USAID Indonesia DR Andrew Sisson. Menurut BPH RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Prof DR Zamroni, MSc dalam sambutannya bahwa, selain potensi yang dimiliki masing-masing organisasi keagamaan, rasa optimis demi menurunkan AKI dan AKB semakin bertambah melihat fasilitas kesehatan yang dimiliki masing-masing organisasi keagamaan sekarang. Setidaknya Muhammadiyah mempunyai PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Yayasan Panti Rapih memiliki RS Panti Rapih dan YAKKUM memiliki RS Umum Bathesda Lempuyangan. Secara umum isi perjanjian ini meliputi 5 hal. Petama, para pihak sepakat untuk membangun sinergi dan kualitas dalam upaya pelayanan kesehatan bagi ibu melahirkan dan bayi baru lahir. Kedua, melakukan advokasi kebijakan publik di berbagai jenjang dalam lingkup DIY. Ketiga, memberi kontribusi maksimal sesuai dengan kapasitas sumberdaya dan teknologi yang dimiliki masing-masing lembaga. Keempat, mengembangkan jejaring kerjasama, dan membentuk komite guna mendukung tercapainya tujuan kerjasama ini. Dalam kesempatan yang baik itu, DR Andrew Sisson menyampaikan apresiasinya terhadap kerjasama jejaring antaragama ini. Beliau mengatakan, USAID sangat mengapresiasi inisiasi kerjasama antarorganisasi keagamaan ini. Utamanya komitmen masing-masing organisasi keagamaan untuk berperan dalam menurunkan AKI dan AKB di Indonesia yang angkanya masih terbilang tinggi. Tentunya kerjasama ini sangat membantu pemerintah Indonesia di bidang penurunan AKI dan AKB yang biasa terjadi karena minimnya fasilitas dan kurangnya penanganan yang baik.

Hal yang sama juga disampaikan Prof DR H M Din Syamsudin, MA. Menurutnya, kerjasama jejaraing antar agama ini harus terus digalakkan. Tidak hanya pada persoalan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan saja. Namun persolan lain yang mendera bangsa ini juga perlu kita bicarakan lagi. Paling tidak kerjasama ini bisa menjadi langkah awal untuk terwujudnya masyarakat Indonesia yang madani. Selain itu, Prof DR H M Din Syamsudin MA juga berpesan, agar kerjasama ini terus berlanjut demi kebaikan Indonesia. Tidak berhenti sampai penandatangan ini selesai. Karena pengalaman yang sudah lalu, Muhammadiyah banyak melakukan kerjasama dengan lembaga maupun organisasi lain, tapi yang tersisa sampai sekarang hanya dokumendokumen penandatanganannya saja. Jadi saya tidak menginginkan kerjasama ini hanya sebatas formalitas belaka yang akhirnya hanya menjadi tumpukan dokumen yang memenuhi rak-rak lemari Muhammadiyah. (GJ)
SUARA MUHAMMADIYAH 20 / 98 | 16 - 31 OKTOBER 2013

55

DINAMIKA PERSYARIKATAN
AL JIHAD MASJID TERBESAR ASIA
Dalam setiap bulannya, infak dari jamaah yang hadir dapat terkumpul dana sekitar Rp 100 juta. Bahkan Takmir Al Jihad sudah mampu mengelola dana masjid sebesar Rp 2 milyar. Dana sebesar itu untuk biaya pengelolaan, pemeliharaan dan kegiatan masjid. Jamaah yang hadir di masjid jika mengalami kehilangan sandal, sepatu, sepeda bahkan sepeda motor pun oleh Takmir diusahakan untuk diganti. Kita menghidupkan ibadah dengan rasa ikhlas, dan tulus dalam berinfak, papar Taufik. Takmir Al Jihad menyatakan siap menggelar kegiatan Hari Raya Idul Adha, dan menerima beberapa pesanan kurban sapi yang cukup besar jumlahnya yang akan disembelih untuk kurban dan dibagikan kepada para fakir miskin. (am)

BANJARMASIN. Masjid Al Jihad satu-satunya masjid yang dimiliki Persyarikatan Muhammadiyah di kawasan timur Indonesia, merupakan salah satu masjid terbesar dan terindah se Asia. Uniknya, Al Jihad merupakan salah satu amal usaha yang dikelola oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah 4 (PCM 4) Banjarmasin yang terletak di timur Jalan Cempaka atau sebelah barat berhadapan dengan taman kota. Menurut ketua PCM 4 Banjarmasin, Taufik, masjid Al Jihad memiliki riwayat yang unik sejak berdirinya. Berawal dari kepemilikan oleh seorang pejabat Belanda yang kemudian beralih kepada seorang pengusaha dari ras timur Tiong Hoa. Sejak dari kepemilikannya yang terakhir ini, si pemilik kemudian berkehendak menjual kepada pihak ketiga dengan harga yang sangat tinggi. Tetapi ketika warga sekeliling yang Muslim mendengar niat itu, rasanya tidak rela jika di daerah itu akan ditempati oleh kepemilikan pihak lain yang tidak sehati. Dengan bekal niat suci ini, para aktivis Muhammadiyah kemudian menghimpun dana jamaah dan dibantu warga Muslim kampung lainnya. Gerakan penghimpunan dana seadanya yang berharga ini, dana segar, perhiasan, sepeda, perabot, atau benda lainnya yang berharga mereka kumpulkan. Pengerahan dana akhirnya berhasil tercukupi untuk membeli bangunan beserta tanah seluas kurang lebih 1.000 m2 tersebut. Itulah sebabnya mengapa masjid ini kemudian diberi nama AL Jihad karena perjuangannya untuk mendirikan masjid betulbetul merupakan gerakan jihad, kata Taufik yang juga Takmir Masjid. Al Jihad dengan bangunan tiga lantai, memiliki fasilitas yang dinilai cukup lengkap selain bersih dan nyaman untuk beribadah dengan kegiatanya lainnya. Di dalam masjid ada ruangan pustaka, dilengkapi pendingin udara tersebar di beberapa sudut yang cukup komplit. Di setiap tiang masjid ditaruh beberapa kelengkapan Kitab Suci Al-Quran yang dapat dibaca oleh jamaah yang hadir di masjid. Jamaah akan terasa kerasan karena ditebarkan karpet halus yang hangat dan nyaman. Mimbar khatib dan beckground dirancang gebyok ukir kayu yang indah.
56
SUARA MUHAMMADIYAH 20 / 98 | 11 - 26 ZULHIJJAH 1434 H

RSDBI MUHAMMADIYAH 8 DAN 10 FAVORIT

BANJARMASIN. Di kawasan Kota Banjarmasin muncul kecenderungan para orangtua untuk berusaha sekuat tenaga agar dapat menyekolahkan anaknya masuk di RSDBI Muhammadiyah 8 dan 10 Banjarmasin yang berada dalam satu kompleks. Rintisan Sekolah Dasar Berstandar Internasional ini seringkali kerap mendapat juara dalam berbagai lomba pendidikan dan memiliki mutu proses ajar mengajar yang berkualitas serta mampu berkompetisi dengan sekolah lain. Di bawah kepemimpinannya RSDBI 8 oleh Muh Zemi dan RSDBI 10 oleh Akhsanul Fitri, mampu menciptakan suasana disiplin sekolah yang cukup baik, selain didukung oleh beberapa fasilitas lingkungan bersih, sehat, pergedungan lantai 3 yang representatif, perpustakaan, laboratorium serta fasilitas lainnya yang cukup lengkap. Saat ini, RSDBI yang beralamat di Jalan Cempaka Banjarmasin ini, sedang menambah fasilitas gedung lantai 3 di bagian belakang kompleks sekolah berhadapan area parkir yang luas. Agar nantinya minat dari para orangtua untuk menyekolahkan anaknya di sekolah ini dapat tertampung dan terfasilitasi dengan baik. RSDBI Muhammadiyah 8 dan 10 Banjarmasin sangat mengutamakan mutu lulusan agar dapat diterima di sekolah yang lebih baik lagi di sekolah tingkat menengah. (am)

DINAMIKA PERSYARIKATAN
KUTAI KARTANEGARA DAPAT BANTUAN ULAMA KUTAI KARTANEGARA. Persyarikatan Muhammadiyah Kota Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur mendapatkan bantuan mubaligh dari Pondok Pesantren Hajjah Nuriyah Shabran, Surakarta, Jawa Tengah.
Salahuddin Yogyakarta. Dalam acara mencari pengalaman tersebut, calon ulama Muhammadiyah Makassar terdiri dari 6 orang bergabung bersama calon ulama lain dari UGM, ITB, UM Malang, UM Maluku, UM NTT dan NTB. Banyak masukan yang berkualitas didapat dari para nara sumber seperti tokoh HM Amien Rais, Syafii Maarif, Abraham Samad, Emha Ainun Nadjib, Haedar Nashir, Revrisond Baswir dan para tokoh-tokoh lainnya. Kepulangannya dari Yogyakarta para calon ulama Muhammadiyah Makassar, diharapkan dapat membawa pengalaman menambah wawasan keilmuan dan ketakwaan sebagai ulama intelektual yang berkualitas. Selama ini sudah tampak tanda-tanda peningkatan signifikan kemampuan para calon ulama Muhammadiyah di Sulawesi Selatan dengan kemampuan mereka menguasai berbagai ilmu pengetahuan dan agama. Kemampuan tersebut diharapkan dapat mewarnai suasana bergairahnya upaya mencari usaha peningkatan calon ulama Muhammadiyah dalam arti lebih luas. (hus)

Mubaligh yang bertugas di Kutai Kartanegara tersebut adalah Fathurrohman Husen S. Sy dan Mukhlishin S Sy. Selanjutnya mengikuti program kegiatan yang diminta oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kutai Kartanegara dalam berdakwah di daerahnya. Misalnya, selama bulan Ramadlan kemarin kedua mubaligh muda Muhammadiyah tersebut telah menjalankan tugas sebagai imam masjid, bercemah di berbagai tempat, melakukan safari ke beberapa PCM dan PRM beserta para pimpinan PDM Kutai Kartanegara, memberikan bimbingan agama sekaligus menjadi imam shalat Idul Fitri. Kehadiran kedua mubaligh muda Muhammadiyah tersebut menjadikan kelegaan pimpinan PDM Kutai Kartengara, H Suprianto, S Sos, M Ap yang menulis surat permohonan kepada pimpinan Pondok Pesantren Hajjah Nuriyah Shabran. Selanjutnya kedua mubaligh muda yang lincah tersebut, akan memberikan pencerahan agama ke beberapa pelosok pedalaman di Kutai Kartanegara. Diharapkan kehadirannya akan membawa perubahan peningkatan kualitas keberagamaan di kalangan Muhammadiyah dan masyarakat Kaltim pada umumnya. Sekaligus merangsang peningkatan kualitas berorganisasi PCM dan PRM di beberapa tempat, seperti di Tenggarong Seberang, Muara Badak, Muara Muntai, Muara Jawa dll. (dek fat)

SMP MUHAMMADIYAH 3 TEMPATI GEDUNG MEGAH BANJARMASIN. Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah 3 Banjarmasin menempati ruang-ruang kelas di gedung megah yang berlantai 4 di Jalan Cempaka II No 10 Banjarmasin. Gedung megah yang dikenal sebagai Gedung Dakwah Muhammadiyah Banjarmasin tersebut menjadi kebanggaan semua pihak, terutama di kalangan warga Muhammadiyah yang turut memberikan infak yang ikhlas untuk mewujudkan impian memiliki gedung megah tersebut.

CALON ULAMA MAKASSAR CARI PENGALAMAN DI YOGYAKARTA MAKASSAR. Para calon ulama Muhammadiyah Makassar yang mengikuti program Pendidikan Ulama Tarjih Universitas Muhammadiyah Makassar dikirim ke Kota Yogyakarta untuk mencari pengalaman dalam Itikaf Nasional belum lama lalu di Pondok Pesantren Budi Mulia Yayasan

SMP Muhammadiyah 3 di bawah kepemimpinan Bapak Muhlan, sudah sangat dikenal oleh masyarakat kota karena standar kualitas pendidikannya yang bermutu tinggi. Kendati harus bersaing dengan sekolah-sekolah SMP lain
SUARA MUHAMMADIYAH 20 / 98 | 16 - 31 OKTOBER 2013

57

DINAMIKA PERSYARIKATAN
yang ada, tetapi mutu pendidikan di SMP Muhammadiyah 3 dapat terjaga dengan baik karena dukungan peran guru yang konsisten menjaga mutu. Rata-rata guru SMP Muhammadiyah 3 sudah menjalani beberapa kali pelatihan yang membuat mereka menjadi guru yang sangat berpengalaman menghadapi anakanak didik. Itulah sebabnya, fasilitas gedung yang megah tersebut menjadi lecutan agar semua jajaran kepala sekolah dan guru mampu menempa diri untuk terus belajar meningkatkan kualitas mengajar mereka. Selain itu semua staf sekolah juga diharapkan mampu menghayati sisi-sisi perjuangan gerakan dakwah Muhammadiyah di masyarakat dalam mewujudkan masyarakat Islam utama dengan amar maruf nahi munkar. (am) tarjih Muhammadiyah Unismuh. Mahasiswa juga akan diproses pendidikan selama empat tahun dan dijelaskan tentang kebiasaankebiasaan para ulama dalam dunia pendidikan (seperti shalat malam, shalat dluha, puasa Senin Kamis dan puasa Nabi Daud. Ada penekanan pemberian pelajaran Bahasa Arab dan Inggris terhadap para mahasiswa baru dan kemampuan teknik menulis agar menjelma seperti Buya Hamka, Qurais Shihab, M Natsir, Nurcholis Madjid, Amien Rais, Din Syamsuddin dll. (hus)

ORIENTASI PENDIDIKAN ULAMA TARJIH MAKASSAR. Sebanyak 30 mahasiswa program Pendidikan Ulama Tarjih Universitas Muhammadiyah Makassar, mengikuti orientasi Studi Al-Quran dan pengenalan kitab klasik (kitab kuning) baik tafsir ulama-ulama klasik dan modern.

BALAI KESEHATAN BULUNGAN BERBENAH BULUNGAN. Balai Kesehatan Ibu Anak PKU Muhammadiyah yang berada di Jalan Yos Sudarso Kabupaten Bulungan, Kalimantan Timur terus berbenah untuk meningkatkan kualitas mutu pelayanan. Keberadaannya memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat sekelilingnya di Kabupaten Bulungan yang kini terus berkembang sebagai kota modern. Karena itu upaya-upaya perbaikan dan peningkatan bidang dan fasilitas medik serta tenaga terampil para tenaga kesehatannya menjadi perhatian utama agar Muhammadiyah mampu melayani kebutuhan masyarakat luas di bidang kesehatan. Yang menjadi dorongan semangat adalah dukungan dari jajaran kepemimpinan Muhammadiyah ditingkat daerah sekaligus dukungan dari para PCM dan PRM. Balai pelayanan kesehatan ini akan menjadi alat dakwah utama di masa-masa depan, agar penyebaran organisasi Muhammadiyah di daerah Kabupaten Bulungan dan sekelilingnya dapat semakin kuat.(am) PCM BELO SELATAN BERSEMANGAT BIMA. Jajaran pimpinan Muhammadiyah di Belo Selatan, Bima, Nusa Tenggara Barat semakin gencar melakukan dakwah dengan kegiatan dan gerakan amar maruf nahi munkar. Tidak lain untuk mencapai tujuan terwujudnya masyarakat Islam yang sebenarbenarnya dapat tercipta di daerah ini. Pimpinan Cabang Muhammadiyah Belo Selatan yang didukung oleh jajaran Pimpinan Ranting Muhammadiyah Ngali, Renda, Lido, dan Ncera diharapkan dapat menjadi basis besar terpusatnya gerakan Muhammadiyah untuk melakukan penyebaran ke daerah lainya. Selain itu, ingin menciptakan kondisi organisasi ke dalam yang lebih kuat untuk menjalankan semua cita-cita yang ingin diwujudkan oleh Persyarikatan Muhammadiyah. Selain bergerak di bidang pendidikan, sosial dan kesehatan gerakan Muhammadiyah di Belo Selatan juga merambah kegiatan ekonomi dan kajian-kajian keagamaan yang lebih mendalam. (am)

Ulama-ulama tersebut misalnya, seperti Prof DR H Qurais Syihab, Ibnu Katsir, Jalalain, serta sejumlah kitab lainnya yang dikemas dalam bentuk pesantren mahasiswa baru tahun akademik 2013-2014 yang dipandu oleh Ulama Besar Muhammadiyah Sulawesi Selatan, KH Djamaluddin Amien, KH Jayatun, MA, KH Djalaluddin Sanusi, KH Baharuddin Pagim, sertai intelektual muda Muhammadiyah yang berlangsung di Rusunawa C Jalan Talasalapang 40 Makassar, belum lama lalu. Program tersebut merupakan agenda rutin yang dilaksanakan setiap menyambut mahasiswa santri setiap tahun. Bertujuan untuk memperkenalkan lebih cepat pada calon mahasiswa yang akan mengikuti program studi kader ulama
58
SUARA MUHAMMADIYAH 20 / 98 | 11 - 26 ZULHIJJAH 1434 H

DINAMIKA PERSYARIKATAN
PCNA DAN PCPM SURUH KHITANAN MASSAL
ceramahnya beliau mengatakan, bahwa kelahiran Aisyiyah itu terdorong oleh kondisi bangsa Indonesia, khususnya para wanitawanitanya yang masih tertinggal. Maka, Siti Walidah tergerak untuk mendirikan organisasi kewanitaan yang diberi nama Aisyiyah. Hadir dalam acara tersebut, Ketua PCA Pesantren, Ketua PRA Singonegaran, Ketua PRM Singonegaran, Takmir Masjid Al-Hidayah Singonegaran dan jamaah masjid Al-Hidayah. (M Sholehuddin)

KABUPATEN SEMARANG. Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah (PCNA) dan Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM) Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang bekerjasama dengan Rumah Sakit Dr Asmir DKT, Salatiga belum lama ini menyelenggarakan khitanan massal. Kegiatan ini berlangsung di SD Muhammadiyah Suruh. Kegiatan ini diselenggarakan, selain untuk kesehatan juga sebagai ibrah dalam ikut menjalankan syariat Islam dan tuntunan Rasulullah saw. Kegiatan ini juga merupakan salah satu kegiatan dari Muhammadiyah melalui angkatan muda yaitu PCNA dan PCPM, sekaligus memberikan manfaat bagi warga sekitar. Khitanan massal ini menjadi salah satu ladang amal, dakwah dan bersosialisasi dengan masyarakat. Kegiatan ini bisa menjadi salah satu bukti, bahwa Muhammadiyah melayani kesehatan bagi warga di lingkungan Kecamatan Suruh dan sekitarnya, ujar Ketua Umum PCNA, Inayah Malahayati, SPd. Khitanan massal ini diikuti 105 anak, berasal dari warga dan simpatisan Muhammadiyah yang ada di Ranting dan dusun disekitar Kecamatan Suruh. Antusiasme masyarakat cukup besar. Kalau bisa tahun mendatang, bisa lebih banyak lagi pesertanya, ujar Ashif Hadad, salah seorang donatur yang menyaksikan kegiatan ini. (Handis Salamah)

PDM LAHAT KUNJUNGI MASJID-MASJID LAHAT. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan melalui Majelis Tabligh melakukan rihlah ke setiap Cabang dan mengunjungi masjid-masjid yang ada di PDM Kabupaten Lahat. Melalui rihlah ke Cabang-Cabang sekalian konsolidasi organisasi, dan memberikan pencerahan dalam rangka peneguhan dalam beragama Islam. Terutama dalam ibadah mahdlah maupun ghairumahdlah. Di samping itu merintis pembentukan Cabang dan Ranting Muhammadiyah yang baru.

PRA SINGONEGARAN ADAKAN MILAD AISYIYAH KOTA KEDIRI. Pimpinan Ranting Aisyiyah, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri beberapa waktu yang lalu mengadakan acara Milad Aisyiyah ke-99. Acara dilaksanakan di Masjid AlHidayah Singonegaran, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri. Hj Asyik, Ketua Ranting Aisyiyah Singonegaran dalam sambutannya mengatakan bahwa, kegiatan milad ini mengambil tema, Aisyiyah Jelang Satu Abad, Gerakan Praksis Sosial Al-Maun untuk Kemajuan Bangsa. Kegiatan milad ini diisi dengan acara santunan kepada 35 kaum dhuafa, 21 fakir miskin, 8 anak yatim dan penyerahan bantuan ke Panti Asuhan Muhammadiyah. Selain itu, rangkaian acara milad diakhiri dengan ceramah yang disampaikan oleh Drs H Husni Syam, SH, MHum. Dalam

Ketua PDM Lahat, H Samsul Hadi, SAg mengatakan, tahun lalu Majelis Tabligh PDM Lahat mampu mengunjungi 52 masjid. Sementara tahun ini dijadwalkan bisa mengunjungi 54 masjid. Baik dalam kota maupun daerah pelosok. Rihlah ini diikuti oleh semua aktivis, baik dari PDM, PDA, PCM dan PCA se-Kabupaten Lahat, serta Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Lahat. Ada sekitar 48 orang, dari Ortom Muhammadiyah yang ikut. Selain simpatisan dan keluarga besar Muhammadiyah. Di setiap desa yang dijadikan sasaran dakwah ditempatkan masing-masing 3 hingga 4 orang. Rihlah kali ini dilakukan 10 putaran, ujar Samsul Hadi. Sementara itu, Ketua Majelis Tabligh PDM Lahat, H Amir Dalidjo, BA mengatakan, disamping dakwah juga diberikan bingkisan ke Cabang-cabang berupa satu paket buku Tanya Jawab Agama terdiri dari enam jilid. Sebagai bahan kajian sekaligus dalam rangka memasyarakatkan putusan-putusan Majelis Tarjih PP Muhammadiyah. Sebelumnya para peserta rihlah dakwah diberikan pembekalan mengenai Islam, ke-Muhammadiyahan, Psikologi, Peta Dakwah serta Budaya Masyarakat Islam. Materi disampaikan oleh PDM Lahat dan sesepuh Muhammadiyah Lahat, yang telah lama merasakan pahit manisnya ber-Muhammadiyah. (Ibrahim Amir)
SUARA MUHAMMADIYAH 20 / 98 | 16 - 31 OKTOBER 2013

59

DINAMIKA PERSYARIKATAN
PELATIHAN DAI MUDA PDPM SUKOHARJO
mengalami kemunduran, ujarnya. Kondisi ini sangat dirasakan dengan tidak aktifnya mulai dari Cabang apalagi Ranting Muhammadiyah yang ada di kota Bukittinggi. Seperti diketahui Muhammadiyah Daerah Kota Bukittinggi terdiri atas tiga Cabang dengan sembilan Ranting. Secara administratif ada, namun secara organisatoris kegiatannya tidak ada. Begitu sulitnya mencari kader yang akan memimpin Persyarikatan dan mengembangkan amal usaha, tambah beliau. Dalam sambutannya, Ali Rahman, SH, MH dari PDM Bukittinggi, mengharap segenap warga Muhammadiyah untuk menyatukan persepsi dan merapatkan barisan. Karena Muhammadiyah adalah organisasi besar yang harus dikelola secara profesional. Pada kesempatan itu pula beliau menyampaikan keberhasilan yang telah dicapai antara lain: restrukturisasi anggota PDM Bukittinggi periode 2010-2015, pasca penggabungan Muhammadiyah Daerah Bukittinggi dengan 6 Cabang di daerah Agam, suksesi Kepala SMK-TM dan SMA Muhammadiyah Bukittinggi, pembangunan kembali Panti Asuhan Aisyiyah Putra yang sekaligus kantor PDM Bukittinggi. Saat ini telah selesai 80 %. Diharapkan pada Milad Muhammadiyah yang akan datang telah dapat memanfaatkan lantai 3 dengan kapasitas 500 kursi. Dalam waktu dekat, akan dilaunching minimarket yang berada di lantai I gedung Panti Asuhan. Demikian juga dengan keberadaan LAZISMU, pada tahun ini baru mampu mengumpulkan zakat sebesar Rp 33 juta. Ke depan kita akan meningkatkan penggalian potensi yang ada di Muhammadiyah secara profesional dan proporsional, ujar Ali Rahman. (Mul Khairat, SAg, MA)

SUKOHARJO. Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, beberapa waktu yang lalu menggelar silaturahim mubaligh dan kader muda Muhammadiyah dengan mengadakan kegiatan berupa pelatihan dai muda. Kegiatan yang dilaksanakan di aula Embun Pagi Sukoharjo ini, diikui oleh 55 peserta dari Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah se-Kabupaten Sukoharjo. Selain sebagai ajang silaturahim dan konsolidasi kader, kegiatan ini juga bertujuan untuk menambah bekal, wawasan serta melatih retorika dakwah dai muda Muhammadiyah. Materi yang disampaikan dalam kegiatan ini di antaranya, Tahsin Al-Quran oleh ustadz Ahmad Zanin Numan, MPd (Ketua Bidang Dakwah PDPM Sukoharjo), Fiqih Ramadlan oleh KH Sholahuddin Sirizar, MA (Ketua Majelis Tarjih Muhammadiyah Jawa Tengah), Retorika dan Pemetaan Dakwah oleh Ustadz Wiwaha Aji Santosa, SPd (Wakil Ketua Muhammadiyah Sukoharjo) dan Akidah Islam oleh DR KH Syamsul Hidayat, MA (Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah). (Ahmad Nasri dan Heriyanto)

PANTI ASUHAN MUHAMMADIYAH KENDAL ADAKAN TES PSIKOLOGI DAN MOTIVASI

SILATURAHIM SYAWAL PDM BUKITTINGGI BUKITTINGGI. Pimpinan Daerah Muhammadiyah, Bukittinggi belum lama ini mengadakan silaturahim syawal dengan segenap keluarga besar Muhammadiyah Daerah Bukittinggi. Acara ini dihadiri anggota PDM beserta Pimpinan Majelis dan Lembaga, anggota PD Aisyiyah, Pimpinan Cabang Muhammadiyah dan Aisyiyah, Pimpinan Ranting Muhammadiyah dan Aisyiyah se-Daerah Bukittinggi dan Pimpinan amal usaha di lingkungan Persyarikatan. Dalam pertemuan itu memberikan tausiyah, Inyiak AA Dt Rajo Dilangik, yang merupakan sesepuh Muhammadiyah Bukittinggi. Dalam tausiyahnya beliau menyambut baik dan bersyukur dengan bergabungnya Muhammadiyah Bukittinggi dengan 6 Cabang di Daerah Muhammadiyah Agam. Selama lebih kurang 20 tahun keberadaan Daerah Muhammadiyah Bukittinggi, sejak berpisah pada tahun 1993 silam, Muhammadiyah seakan berjalan di tempat. Kalau tidak boleh dikatakan
60
SUARA MUHAMMADIYAH 20 / 98 | 11 - 26 ZULHIJJAH 1434 H

KENDAL. Majelis Pelayanan Sosial (MPS) PDM Kendal, beberapa waktu yang lalu mengadakan kegiatan berupa tes psikologi dan motivasi bagi anak Panti Asuhan Muhammadiyah/Aisyiyah se-Kabupaten Kendal. Kegiatan ini diselenggarakan di Ahmad Dahlan Convention Hall gedung pusat dakwah Muhammadiyah Kendal, dan diikuti 0leh 375 anak panti utusan dari 9 Panti Asuhan Muhammadiyah, yang tersebar di Kabupaten Kendal.

DINAMIKA PERSYARIKATAN
Ketua PDM Kendal, H Muslim dalam sambutannya pada acara pembukaan mengatakan, anak panti tidak boleh berkecil hati. Karena hidupnya berada dalam lingkungan panti asuhan. Tetapi patut bersyukur karena merasa dididik dan diasuh di lingkungan Muhammadiyah, yang telah melahirkan ribuan alumni anak yang bermartabat, berguna bagi nusa dan bangsa. Beliau juga berharap, anak-anak panti harus lebih tekun belajar, rajin dan disiplin. Kelak menjadi pemimpin-pemimpin Persyarikatan, umat dan bangsa. Sedangkan Ketua MPS PDM Kendal, H Slamet Prayitno, SPd mengatakan, tujuan diadakannya tes psikologi dan motivasi ini, selain untuk mengetahui tingkat kecerdasan, emosional dan keterampialn, juga dalam rangka pemetaan potensi anak asuh di lingkungan PAY Muhammadiyah/Aisyiyah. Selain itu, Ketua MPS PWM Jawa Tengah, H Widadi, SH menginformasikan berdasarkan tes psikologi yang pernah diselenggarakan secara acak, kita patut bersyukur, karena anak-anak PAY Muhammadiyah Kendal terdapat enam anak yang jenius. Hal itu, membuktikan bahwa anak panti asuhan Muhammadiyah tidak kalah cerdasnya dibanding dengan anak-anak diluar panti. Hadir dalam acara pembukaan di antaranya, PDM Kendal, Ketua MPS PWM Jawa Tengah, jajaran pengurus MPS PDM Kendal, PCM se Kabupaten Kendal dan pengasuh PAY. (Abdul Ghofur)

SILATURAHIM KELUARGA BESAR MUHAMMADIYAH ASAHAN ASAHAN. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Asahan, Sumatera Utara beberapa waktu yang lalu mengadakan silaturahim keluarga besar Muhammadiyah. Kegiatan ini dilaksanakan di PRM Banjar, Cabang Muhammadiyah Air Joman. Sekaligus peresmian berdirinya Ranting Muhammadiyah Banjar oleh PDM Asahan dengan SDK Nomor: 01/KEP/III.0/B/2012 tanggal 26 Januari 2012, yang merupakan pemekaran dari Ranting Muhammadiyah Air Putih. Selain itu, juga peresmian berdirinya Masjid Taqwa PRM Banjar. Yang peletakan batu pertamanya dilaksanakan tahun 2012 yang lalu. Sampai saat ini bangunan Masjid Taqwa sudah selesai sekitar 60 %. Dan telah mengeluarkan biaya sekitar Rp 150 juta rupiah. Swadaya murni dari warga Muhammadiyah di Ranting Banjar, PCM Air Joman.

BAITUL ARQAM RSI PKU MUHAMMADIYAH WONOSOBO WONOSOBO. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Wonosobo melalui Majelis Pendidikan Kader dan Majelis Pembina Kesejahteraan Umat, belum lama ini menyelenggarakan Baitul Arqam bagi pengelola RSI PKU Muhammadiyah Wonosobo, Jawa Tengah. Kegiatan yang berlangsung di Gedung Tamzis Centre Kertek ini, diikuti 75 peserta baik dari unsur Pimpinan (Jajaran Direktur) dan staf (medis dan para medis). Menurut panitia, Rudi Pramono, diharapkan dari perkaderan ini calon pimpinan dan karyawan rumah sakit dapat memahami ideologi Muhammadiyah, visi dan misi Muhammadiyah dalam mengembangkan amal usahanya. Sehingga Rumah Sakit Muhammadiyah tidak semata-mata berorientasi profit. Akan tetapi semata-mata untuk kepentingan (sarana) dakwah Muhammadiyah, dan diharapkan sebagai bagian dari kaderisasi dalam Muhammadiyah. Baitul Arqam yang berlangsung dalam dua gelombang ini, dikelola tim instruktur dan pemateri MPK PP Muhammadiyah bekerjasma dengan tim MPK PD Muhammadiyah Wonosobo, RSI Jakarta, MPK PWM Jawa Tengah, dan RS Roemani Semarang. Beberapa materi yang disampaikan antara lain; Revitalisasi Ideologi Muhammadiyah, Paham Islam menurut Muhammadiyah, Psychospitual carehospytal, AUM sebagai Pusat Kaderisasi dan Manajemen RSI Muhammadiyah, dll. (Deny Hasan)

Silaturahim ini, selain peresmian berdirinya Ranting Muhammadiyah dan Masjid Taqwa, juga pelepasan jamaah calon haji lingkup Muhammadiyah Asahan sebanyak 15 orang. Acara yang mengambil tema Merapatkan dan Menguatkan Barisan untuk Memperkokoh Ukhuwah Menuju Khairu Ummah ini, dihadiri lebih dari 1.000 orang berasal dari warga Muhammadiyah se-Asahan. Baik dari Pimpinan Daerah, Cabang, Ranting, Ortom maupun jamaah dan simpatisan Muhammadiyah. Hadir dalam silaturahim ini DR Dalail Ahmad, MA dari PWM Sumatera Utara sekaligus memberikan tausiyah. Selain itu hadir juga, Drs Muhammad Salim, Staf Ahli Bupati Asahan, mewakili Bupati Asahan yang berhalangan hadir, Drs H Abdul Munir Abbas, Lc mewakili MUI Asahan, H Sahmuda Sagala, BA sesepuh dan penasehat PDM Asahan. Di tengah-tengah acara silaturahim ini, diadakan juga penggalangan dana, untuk membantu menyelesaikan pembangunan Masjid Taqwa Muhammadiyah Banjar. Dan terkumpul dana sejumlah Rp 45.723.000.- (Elfin Efendi, STP,MP)
SUARA MUHAMMADIYAH 20 / 98 | 16 - 31 OKTOBER 2013

61

IBRAH

Dilarang Kultus

aum Muslimin dan umat-umat lainnya sangat mencintai Rasulullah. Beliau adalah sosok Uswah Hasanah (Al-Ahzab: 21), teladan dari segala teladan hidup yang terbaik. Allah menjuluki kemuliaan Nabi sebagai berakhlak agung (AlQalam: 4). Akhlak Rasulullah itu Al-Quran, ujar Siti Aisyah. Kaum kafir Quraisy pun memberinya gelar Al-Amin, sosok paling terpercaya nan sejati. Di belakang sebutan Nabi akhir zaman itu selalu termaktub kalimat doa, Shallallahu `Alaihi wa salam, artinya semoga Allah memberikan shalawat dan salam kepadanya. Allah memang memerintahkan umat untuk bersalawat kepadanya, Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.(Al-Ahzab : 56). Nabi wafat pada hari Senin bulan Rabiul Awal tahun ke-12 hijrah bertepatan tanggal 6 Juni tahun 632 Masehi. Keluarga dan seluruh umat berduka. Di tengah kabar sedih yang mendalam itu, muncul sosok yang karena cintanya kepada Nabi seakan tak percaya Rasulullah dipanggil ke haribaan Allah. Dialah Umar bin Khattab, sahabat Nabi pemberani, lugas, cinta rakyat, dan kesatria. Tatkala mendengar kabar duka dan sempat menjenguk Nabi yang tengah berbaring ditutupi burd hibarah (kain bersulam dari Yaman), Umar hanya mengira Rasul pingsan atau dipanggil Allah untuk sementara. Umar menyebut orang yang mengabarkan Nabi wafat sebagai dusta, seraya berkata di hadapan para sahabat, Ada orang dari kaum munafik yang mengira bahwa Rasulullah shallalahu alaihi wa salam telah wafat. Tetapi, demi Allah sebenarnya dia tidak meninggal, melainkan ia pergi kepada Tuhan, seperti Musa bin Imran. Ia telah menghilang dari tengah-tengah masyarakatnya selama empatpuluh hari, kemudian kembali lagi ke tengah mereka setelah dikatakan dia sudah mati. Sungguh, Rasulullah akan kembali seperti Musa juga. Orang yang menduga bahwa dia telah meninggal, tangan dan kakinya harus dipotong.
SUARA MUHAMMADIYAH 20 / 98 | 11 - 26 ZULHIJJAH 1434 H

Para sahabat bingung dengan sikap Umar yang tidak percaya Nabi wafat. Umar demikian cintanya kepada Nabi, boleh jadi terguncang hatinya. Akhirnya tibalah Abu Bakar Ash-Shiddiq untuk menenteramkan Umar dan meyakinkan para umat yang mulai terpengaruh oleh ucapan Umar. Setelah mengucap puji dan syukur kepada Allah, sebagaimana ditulis Haekal, Abu Bakar berkata: Saudara-saudara, barangsiapa mau menyembah Muhammad, maka Muhammad sudah meninggal. Tetapi barangsiapa mau menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah itu hidup selamanya, tak pernah mati. Kemudian Abu Bakar membacakan ayat Al-Quran, yang artinya: Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang Rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikit pun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. (Ali Imran: 144). Umar tertunduk, lalu menyadari bahwa Nabi memang telah wafat. Kecintaan, kesetiaan, dan ketaatannya kepada Rasulullah membuat dirinya terguncang tatkala tahu Nabi yang dikasihi Allah itu telah tiada. Namun Abu Bakar dengan kearifan dan kecerdasannya mampu meluluhkan perasaan sahabatnya itu, sekaligus menegakkan keimanan akan qadha dan taqdir Allah atas hukum kematian yang berlaku pada siapa pun. Apa yang disampaikan Abu Bakar mengandung pesan ajaran Islam yang utama. Bahwa manusia beriman tidak boleh mengkultuskan manusia, lebihlebih hingga membelokkan keimanan yang lurus untuk bertauhid dan beribadah hanya kepada Allah semata. Apalagi pengkultusan terhadap manusia biasa, yang secara absolut tak layak disejajarkan dengan Nabi nan agung dan para sahabat pilihan. Pengkultusan terhadap manusia, apakah dia dianggap wali atau pemimpin yang baik, selain merusak akidah juga mematikan akal sehat. A. Nuha.

62

You might also like