You are on page 1of 16

A.

LAPORAN PENDAHULUAN
1. Definisi
Appendiks adalah organ tambahan kecil yang menyerupai jari, melekat pada

sekum tepat dibawah katup ileocecal ( Brunner dan Sudarth, !! hal 1!"# $. Appendicitis adalah peradangan dari appendiks %ermiformis, dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering. (kapita selekta kedokteran Arif &ansjoer ddk edisi ' jilid hal '!# $.

(sus buntu adalah peradangan pada usus buntu berbentuk ulat yang berkembang paling sering pada remaja dan dewasa muda(medical)surgical nursing,edisi *,%ol. , joyce m.black,esther matassarin)jacobs hal+1#"1$

. ,tiologi

Apendisitis, penyebab paling utama inflamasi akut pada kuadran bawah kanan dari rongga abdomen, adalah penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat. -ira . kira # / dari populasi akan mengalami apendisitis pada waktu yang bersamaan dalam hidup mereka, pria lebih sering di pengaruhi daripada wanita dan remaja lebih sering pada orang dewasa. &eskipun ini dapat terjadi pada usia berapa pun, apendisitis paling sering terjadi antara usia 1! dan '! tahun. (buku ajar -&B,brunner 0 Suddarth edisi 1 %ol. $ (sus buntu juga dapat disebabkan oleh berikut+
1. sebuah fecalith (sebuah caculus kotoran atau batu$ yang menyumbat

lumen apendiks .

2. pengkusutan usus buntu 3. pembengkakan dinding usus 4. -ondisi berserat di dinding usus 5. eksternal oklusi dari usus dengan adhesi (medical)surgical nursing,edisi

*,%ol. , joyce m.black,esther matassarin)jacobs hal+1#"1$

'. 2atofisiologi

-eterangan+ Apendisitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen appendiks. 3bstruksi tersebut menyebabkan mukus yang diproduksi mukosa appendiks mengalami bendungan. Semakin lama mukus tersebut semakin banyak, namun elasitas dinding appendiks mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan peningkatan tekanan intra lumen. 4ekanan tersebut akan menghambat aliran limfe yang mengakibatkan edema dan ulaserasi mukosa. 2ada saat itu terjadi apendisitis akut fokal yang ditandai dengan nyeri epigastrium. Bila sekresi mukus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. 5al tersebut akan menyebabkan obstruksi %ena, edema bertambah dan bakteri akan menembus dinding sehingga peradangan yang timbul meluas dan mengenai peritoneum yang dapat menimbulkan nyeri pada abdomen kanan bawah yang disebut apendisitis supuratif akut. Apabila aliran arteri terganggu maka akan terjadi infrak dinding appendiks yang diikuti ganggren. Stadium ini disebut apendisitis ganggrenosa. Bila dinding appendiks rapuh maka akan terjadi prefesional disebut appendikssitis perforasi. Bila proses berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan akan bergerak ke arah appendiks hingga muncul infiltrat appendikkularis.

2ada anak)anak karena omentum lebih pendek dan appendiks lebih panjang, dinding lebih tipis. -eadaan tersebut ditambah dengan daya tahan tubuh yang masih kurang memudahkan untuk terjadi perforasi, sedangkan pada orang tua mudah terjadi karena ada gangguan pembuluh darah.

6. manifestasi klinis
keluhan apendisitis biasanya bermula dari nyeri di daerah umbilicus atau periumbilikus yang berhubungan dengan muntah. Dalam . 1 jam nyeri akan beralih ke kuadran kanan bawah yang akan menetap dan akan diperberat bila berjalan atau batuk. 4erdapat juga keluhan anoreksia, malaisme, dan demam yang tidak terlalu tinggi. Biasanya juga terdapat konstipasi, tetapi kadang . kadang terjadi diare, mual dan muntah. 2ada permulaan timbulnya penyakit belum ada keluhan abdomen yang menetap. 7amun dalam beberapa jam nyeri abdomen kanan bawah akan semakin progresif, dan dengan pemeriksaan seksama akan dapat ditunjukkan satu titik dengan nyeri maksimal. 2erkusi ringan pada kuadran kanan awah dapat membantu menentukan lokasi nyeri. 7yeri lepas dan spasme biasanya juga muncul. Bila tanda ro%sing, psoas, dan obturatorpositif, akan semakin meyakinkan diagnosis klinis apendisitis.

*. -omplikasi
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi + 2erforasi

-eterlambatan penanganan merupakan alasan penting terjadinya perforasi. 2erforasi appendi8 akan mengakibatkan peritonitis purulenta yang ditandai dengan demam tinggi, nyeri makin hebat meliputi seluruh perut dan perut menjadi tegang dan kembung. 7yeri tekan dan defans muskuler di seluruh perut, peristaltik usus menurun sampai menghilang karena ileus paralitik.

2eritonitis

2eradangan peritoneum merupakan penyulit berbahaya yang dapat terjadi dalam bentuk akut maupun kronis. -eadaan ini biasanya terjadi akibat penyebaran infeksi dari apendisitis. Bila bahan yang menginfeksi tersebar luas pada permukaan peritoneum menyebabkan timbulnya peritonitis generalisata. Dengan begitu, akti%itas peristaltik berkurang sampai timbul ileus paralitik, usus kemudian menjadi atoni dan meregang. 9airan dan elektrolit hilang ke dalam lumen usus menyebabkan dehidrasi, gangguan sirkulasi, oligouria, dan mungkin syok. :ejala + demam, lekositosis, nyeri abdomen, muntah, Abdomen tegang, kaku, nyeri tekan, dan bunyi usus menghilang. &assa 2eriapendikuler

5al ini terjadi bila apendisitis gangrenosa atau mikroperforasi ditutupi pendindingan oleh omentum. (mumnya massa apendi8 terbentuk pada hari ke)6 sejak peradangan mulai apabila tidak terjadi peritonitis generalisata. &assa apendi8 dengan proses radang yang masih aktif ditandai dengan keadaan umum masih terlihat sakit, suhu masih tinggi, terdapat tanda)tanda peritonitis, lekositosis, dan pergeseran ke kiri. &assa apendi8 dengan proses meradang telah mereda ditandai dengan keadaan umum telah membaik, suhu tidak tinggi lagi, tidak ada tanda peritonitis, teraba massa berbatas tegas dengan nyeri tekan ringan, lekosit dan netrofil normal

;. 2emeriksaan

a$

radiologi

<oto polos perut dapat memperlihatkan adanya fekalit. 7amun pemeriksaan ini jarang membantu dalam menegakkan diagnosis apendisitis. (ltrasonografi ((S:$ cukup membantu dalam penegakkan diagnosis apendisitis (#1 . "# /$,

terutama untuk wanita hamil dan anak)anak. 4ingkat keakuratan yang paling tinggi adalah dengan pemeriksaan 94 scan ("' . "1 /$. Dengan 94 scan dapat terlihat jelas gambaran apendiks.

b$

=aboratorium

2ada pemeriksaan laboratorium darah, yang dapat ditemukan adalah kenaikan dari sel darah putih (leukosit$ hingga sekitar 1!.!!! . 11.!!!>mm'. ?ika terjadi peningkatan yang lebih dari itu, maka kemungkinan apendiks sudah mengalami perforasi (pecah$. 2emeriksaan urin juga perlu dilakukan untuk membedakannya dengan kelainan pada ginjal dan saluran kemih.

#. 2enatalaksanaan
a. Sebelum operasi 3bser%asi Dalam 1 . 1 jam setelah timbulnya keluhan, tanda dan gejala apendisitis seringkali masih belum jelas. Dalam keadaan ini obser%asi ketat perlu dilakukan. 2asien diminta melakukan tirah baring dan dipuasakan. =aksatif tidak boleh diberikan bila dicurigai adanya apendisitis ataupun bentuk peritonitis lainnya. 2eeriksaan pemeriksaan abdomen dan rectal serta pemeriksaan darah ( leukosit dan hitung jenis $diulang secara periodikfoto abdomen dan toraks tegak dilakukan untuk mencari kemungkinan adanya penyulin lain. 2ada kebanyakan kasus, diagnosis ditegakkan dengan lokalisasi nyeri di daerah kanan bawah dalam 1 jam setelah timbulnya keluhan. @ntubasi bila perlu

Antibiotic b. 3perasi apendiktomi c. 2ascaoperasi 2erlu dilakukan obser%asi tanda . tanda %ital untuk mengetahui terjadinya perdarahan di dalam, syok, hipertemia, atau gangguan pernafasan. Angkat sonde lambung bila pasien telah sadar, sehingga aspirasi cairan lambung dapat dicegah baringkan pasien dalam posisi fowler. 2asien dikatakan baik bila dalam 1 jam tidak terjadi gangguan. Selama itu pasien dipuasakan. Bila tindakan operasi lebih besar, misalnya pada perforasi atau peritonitis umum, puasa diteruskan sampai fungsi usus kembali normal. -emudian berikan minum mulai 1* ml>jam selama 6 . * jam lalu naikkan menjadi '!ml>jam. -eesokan harinya diberikan makanan saring, dan hari berikutnya diberikan makanan lunak. Satu hari pascaoperasi pasien dianjurkan untuk duduk tegak ditempat tidur selama 8'! menit. 2ada hari kedua pasien dapat berdiri dan duduk di luar kamar. 5ari ketujuh jahitan dapat diangkat dan pasien diperbolehkan pulang. d. 2enatalaksanaan gawat darurat non . operasi Bila tidak ada fasilitas bedah, berikan penatalaksanaan seperti dalam

peritonitis akut. Dengan demikian, gejala apendisitis akut akan mereda, dan kemungkinan terjadinya komplikasi akan berkurang.

B.
@.

Konsep asuhan keperawatan


2engkajian
a. Data demografi @dentitas klien 7ama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,

suku>bangsa, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, alamat, dan nomor register. b. Aiwayat kesehatan sekarang 1. -eluhan utama -lien akan mendapatkan nyeri di sekitar epigastrium menjalar ke perut kanan bawah. 4imbul keluhan 7yeri perut kanan bawah mungkin beberapa jam kemudian setelah nyeri di pusat atau di epigastrium dirasakan dalam beberapa waktu lalu. 7yeri dirasakan terus)menerus. -eluhan yang menyertai antara lain rasa mual dan muntah, panas. . -eluhan saat pengkajian Baitu keluhan yang masih dirasak pasien saat dikaji '. Aiwayat kesehatan masalalu Aiwayat kesehatan masa lalu Biasanya berhubungan dengan masalah kesehatan klien sekarang 2emeriksaan fisik -eadaan umum -lien tampak sakit ringan>sedang>berat.

6. Aiwayat kesehatan keluarga Baitu riwayat penyakit yang pernah diderita oleh keluarga pasien

*.

2emeriksaan fisik

@@.
1. .

Diagnosa keperawatan
Aesiko berkurangnya %olume cairan berhubungan dengan adanya mual Aesiko terjadinya infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya

dan muntah. pertahanan tubuh. '. 6. 7yeri berhubungan dengan distensi jaringan intestinal. -urangnya pengetahuan tentang proses penyakitnya berhubungan dengan

kurang terpaparnya. *. ;. 7utrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake menurun. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan yang dirasakan

@@@.
D8 1

2erencanaan
+Aesiko berkurangnya %olume cairan berhubungan dengan adanya mual

dan muntah. 1. -5 7oc + keseimbangan %olume cairan teratasi

+ -lien tidak diare. 7afsu makan baik. -lien tidak mual dan muntah.

4-

+ Sebagian ( dibantu oleh perawat atau keluarga dalam

memenuhi kebutuhan pasien tanpa mengabaikan kesertaan pasien dalam kegiatan tersebut $ '. a. 7ic :uidance kaji tanda)tanda %ital. +

Aasional + &erupakan indicator secara dini tentang hypo%olemia. &onitor intake dan out put dan konsentrasi urine.

Aasional + &enurunnya out put dan konsentrasi urine akan meningkatkan kepekaan>endapan sebagai salah satu kesan adanya dehidrasi dan membutuhkan peningkatan cairan. b. Support (kur intake dan output cairan

Aasional + untuk mengembalikan keseimbangan cairan Beri cairan sedikit demi sedikit tapi sering.

Aasional + (ntuk meminimalkan hilangnya cairan. c. 4eaching

Anjurkan kepada keluarga pasien untuk memberikan minum sedikit demi sedikit tapi sering Aasional + mengganti cairan yang hilang supaya supaya terpenuhi d. ,n%ironment

9iptakan lingkungan yang nyaman Aasional + membantu pasien untuk beristirahat e. collaborati%e -olaborasi dengan dokter dalam memberikan terapi cairan.

Aasional + untuk memenuhi cairan elektrolit pasien -olaborasi dengan ahli giCi dalam memberikan diit yang diperlukan

Aasional + pemberian diit yang tepat data mengurangi rasa mual dan muntah terhadap makanan D8 + :angguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi jaringan

intestinal 1. -5 . 47oc + nyeri teratasi + 2ernapasan normal. Sirkulasi normal. + Sebagian ( dibantu oleh perawat atau keluarga dalam

memenuhi kebutuhan pasien tanpa mengabaikan kesertaan pasien dalam kegiatan tersebut $ '. a. 7ic :uidance +

-aji tingkat nyeri, lokasi dan karasteristik nyeri. Aasional + (ntuk mengetahui sejauh mana tingkat nyeri dan merupakan indiaktor secara dini untuk dapat memberikan tindakan selanjutnya. b. Support

Berikan pasien posisi yang nyaman

Aasional + posisi yang nyaman dapat mengurangi rasa nyeri pada pasien =akukan gate control.

Aasional + Dengan gate control saraf yang berdiameter besar merangsang saraf yang berdiameter kecil sehingga rangsangan nyeri tidak diteruskan ke hypothalamus.

c.

teaching

Anjurkan pernapasan dalam. Aasional + 2ernapasan yang dalam dapat menghirup 3 secara adekuat sehingga otot)otot menjadi relaksasi sehingga dapat mengurangi rasa nyeri. d. ,n%ironment

9iptakan lingkungan yang nyaman dan tenang Aasional + lingkungan yang nyaman dan tenang dapat memudahkan pasien dalam beristirahat dan memudahkan proses penyembuhan e. 9ollaborati%e dengan dokter dalam pemberian obat analgetik

-olaborasi

Aasional + Sebagai profilaksis untuk dapat menghilangkan rasa nyeri (apabila sudah mengetahui gejala pasti$. D8 ' + -urangnya pengetahuan tentang proses penyakitnya berhubungan dengan

kurang terpaparnya informasi

1. -5

7oc

+ pengetahuan meningkat

+ -lien akan memahami manfaat perawatan post operatif dan

pengobatannya. . '. 47ic + Sebagian ( dibantu oleh perawat atau keluarga dalam memenuhi + manajemen tingkat pengetahuan pada apa yang disampaikan

kebutuhan pasien tanpa mengabaikan kesertaan pasien dalam kegiatan tersebut $. meningkat. a. :uidance

&engkaji pengetahuan pasien terhadap penyakit yang diderita Aasional + untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan pasien b. Support

?elaskan pada klien tentang latihan)latihan yang akan digunakan setelah operasi. Aasional + -lien dapat memahami dan dapat merencanakan serta dapat melaksanakan setelah operasi, sehingga dapat mengembalikan fungsi)fungsi optimal alat)alat tubuh. Disukusikan kebersihan insisi yang meliputi pergantian %erband, pembatasan mandi, dan penyembuhan latihan. Aasional + &engerti dan mau bekerja sama melalui teraupeutik dapat mempercepat proses penyembuhan. c. 4eaching

&enganjurkan akti%itas yang progresif dan sabar menghadapi periode istirahat setelah operasi.

Aasional + &encegah luka baring dan dapat mempercepat penyembuhan. d. , en%ironment

9iptakan lingkungan yang nyaman untuk berinteraksi kepada klien Aasional + memudahkan dalam berkomunikasi secara terapeutik e. 9ollaborati%e

-olaborasi dengan tenaga . tenaga kesehatan lain dalam mempertahankan program pengajaran Aasional + memungkinkan pengetahuan segera meningkat mengenai penyakit.

You might also like