You are on page 1of 3

JENIS-JENIS POLA GIGITAN PADA MANUSIA Pola gigitan pada jaringan manusia sangatlah berbeda tergantung organ tubuh

mana yang terkena, apabial pola gigitan pelaku seksual mempunyai lokasi tertentu, pada penyiksaan anak mempunyai pola gigitan pada bagian tubuh tertentu pula akan tetapi pada gigitan yang dikenal sebagai child abuse maka pola gigitannya hampir semua bagian tubuh. Jenis pola gigitan pada manusia ada 4 macam yaitu: pola gigitan heteroseksual, pola gigitan pada penyiksaan anak (child abuse), pola gigitan hewan, pola gigitan homoseksual / lesbian, luka pada tubuh korban yang menyerupai lluka pola gigitan 1. Pola gigitan heteroseksual Pola gigitan pada pelaku-pelaku hubungan intim antar lawan jenis dengan perkataan lain hubungan seksual antara pria dan wanita terdapat penyimpangan yang sifatnya sedikit melakukan penyiksaan yang menyebabkan lawan jenis sedikit kesakitan atau menimbulkan rasa sakit. Pola gigitan dengan aksi lidah dan bibir: pola gigitan ini terjadi pada waktu pelaksanaan birahi antara pria Dan wanita. Pola gigitan pada organ genital: pola gigitan ini bila terjadi pada pria biasanya dilakukan gigitan oleh orang yang dekat dengannya misalnya istrinya atau teman selingkuhnyanya yang mengalami cemburu buta. Pola gigitan pada sekitar organ genital: pola gigitan ini terjadi akibat pelampiasan dari pasangannya atau istrinya akibat cemburu buta yang dilakukan pada waktu suaminya tertidur pulas setelah melakukan hubungan seksual. Pola gigitan pada organ genital: pola gigitan ini modus operandinya yaitu pelampiasan emosional dari lawan jenis atau istri karena cemburu buta. Biasanya hal itu terjadi pada waktu korban tertidur lelap stelah melakukan hubungan intim. Pola gigitan pada mammae: pola gigitan ini terjadi pada waktu pelaksanaan senggama atau berhubungan intim dengan lawan jenis. Pola gigitan ini baik disekitar papilla mammae dan lateral dari mammae. Oleh karena mammae merupakan suatu organ tubuh setengah bulatan maka luka pola gigitan yang dominan adalah gigitan kaninus. Sedangkan pola gigitan gigi seri terlihat sedikit atau hanya memar saja. 2. Pola gigitan pada penyiksaan anak (child abuse) Pola gigitan ini dapat terjadi pada seluruh lokasi atau di sekeliling tubuh anak-anak atau balita yang dilakukan oleh ibunya sendiri. Hal ini disebabkan oleh suatu aplikasi dari pelampiasan gangguan psikis dari ibunya oleh karena kenakalan anaknya atau kerewelan anaknya ataupun kebandelan dari anaknya. Pola gigitan ini terjadi akibat faktor-faktor iri dan dengki dari teman ibunya, atau ibu anak tetangganya oleh karena anak tersebut lebih pandai, lebih lincah, lebih komunikatif dari anaknya sendiri maka ia melakukan pelampiasan dengan menggunakan gigitannya dari anak tersebut. Hal ini terjadi dengan rencana oleh karena ditunggu pada waktu korban tersebut melewati pinggir atau depan rumahnya dan kemudian setelah melakukan gigitan itu, ibu tersebut melarikan diri. Lokasi pola gigitan pada bagian tubuh tertentu yaitu daerah punggung, bahu atas, leher. 3. Pola gigitan hewan

Pola gigitan hewan umumnya terjadi sebagai akibat dari penyerangan hewan peliharaan kepada korban yang tidak disukai oleh hewan tersebut. Kejadian tersebut dapat terjadi tanpa instruksi dari pemeliharanya atau dengan instruksi dari pemeliharanya. Beberapa hewan yang menyerang korban karena instruksi dari pemeliharanya biasanya berjenis herder atau Doberman yang memang secara khusus dipelihara pawang anjing di jajaran kepolisian untuk menangkap pelaku atau tersangka. Pola gigitan hewan juga disebabkan sebagai mekanisme pertahanan diri maupun sebagai pola penyerangan terhadap mangsanya. Macammacam pola gigitan hewan antara lain: a. Pola gigitan anjing; biasanya terjadi pada serangan atau atas perintah pawangnya atau induk semangnya. Misalnya dijajaran kepolisian untuk mengejar tersangka atau pelaku dan selalu pola gigitan terjadi pada muka sama seperti hewan buas lainnya antara lain harimau, singa, kucing, serigala. b. Pola gigitan hewan pesisir pantai; pola gigitan ini terjadi apabila korban meninggal di tepi pantai atau korban meninggal dibuang di pesisir pantai sehingga dalam beberapa hari atau beberapa minggu korban tersebut digerogoti oleh hewan-hewan laut antara lain kerang, tiram. c. Pola gigitan hewan peliharaan; pola gigitan ini terjadi karena hewan peliharaan tersebut tidak diberi makan dalam beberapa waktu yang agak lama sehingga ia sangat lapar sehingga pemeliharanya dijadikan santapan bagi hewan tersebut 4. Pola gigitan homoseksual / lesbian Pola gigitan ini terjadi sesama jenis pada waktu pelampiasan birahinya. Biasanya pola gigitan ini di sekitar organ genital yaitu paha, leher dan lain-lain. 5. Luka pada tubuh korban yang menyerupai lluka pola gigitan. Luka-luka ini terjadi pada mereka yang menderita depresi berat sehingga ia secara nekat melakukan bunuh diri. Yang sebelumnya ia mengkonsumsi alcohol dalam jumlah overdosis. Dapus : (http://paradipta.blogspot.com/2011/02/bitemark.html)

Menurut William Eckert (1992), pola gigitan adalah bekas gigitan dari pelaku yang tertera pada kulit korban dalam bentuk luka, jaringan kulit maupun jaringan ikat di bawah kulit sebagai pola akibat dari pola permukaan gigitan dari gigi-gigi pelaku melalui kulit korban. Menurut Bowers dan Bell (1955) mengatakan bahwa pola gigitan merupakan suatu perubahan fisik pada bagian tubuh yang disebabkan oleh kontak atau interdigitasi antara gigi atas

dengan gigi bawah sehingga struktur jaringan terluka baik oleh gigi manusia maupun hewan.

Menurut Sopher (1976) mengatakan bahwa pola gigitan yang ditimbulkan olehhewan berbeda dengan manusia oleh karena perbedaan morfologi dan anatomi gigi geligiserta bentuk rahangnya. Menurut Curran et al (1680) mengatakan bahwa pola gigitan pada hewan buasyang dominan membuat perlukaan adalah gigi kaninus atau taring yang berbentukkerucut. Menurut Levine (1976) mengatakan bahwa pola gigitan baik pola permukaankunyah maupun permukaan hasil gigitan yang mengakibatkan putusnya jaringan kulit dandibawahnya baik pada jaringan tubuh manusia maupun pada buah-buahan tertentumisalnya buah apel dapat ditemukan baik korban hidup maupun yang sudah meninggal. Sedangkan menurut Soderman dan OConnel pada tahun 1952 mengatakan bahwayang paling sering terdapat pola gigitan pada buah-buahan yaitu buah apel,pear danbengkuang yang sangat terkenal dengan istilah Apple Bite Mark.
Sedangkan menurut Lukman (2003) mengatakan bahwa pola gigitan mempunyaisuatu gambaran dari anatomi gigi yang sangat karakteristik yang meninggalkan polagigitan pada jaringan ikat manusia baik disebabkan oleh hewan maupun manusia yangmasing- masing individu sangat berbeda. Lukman, Djohansyah. Ilmu Kedokteran Gigi Forensik Jilid II. 2006. Jakarta : CV.Sagung Seto.( co pas belum liat buk unya)

\ http://www.scribd.com/doc/54671022/3/IDENTIFIKASI-FORENSIK

You might also like