You are on page 1of 31

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Masalah Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) adalah sekumpulan bidang ilmu yang sampai saat ini dianggap momok bagi siswa / mahasiswa, baik di tingkat SD, SMP, SMA, bahkan di Perguruan Tinggi !al ini karena MIPA menelaah dan mempela"ari konsep#konsep yang sebagian besar abstrak dan sulit dibayangkan Selain dari segi substansi MIPA itu sendiri, yang menyebabkan banyak siswa / mahasiswa ketakutan terhadap pela"aran MIPA salah satunya karena hampir sebagian besar guru / dosen MIPA berpenampilan serius dalam menga"ar, terkesan galak dan killer Sikap, penampilan, dan per$orman%e seorang dosen MIPA (khususnya) yang demikian kemungkinan disebabkan substansi ilmu MIPA yang memang untuk menga"arkan dan menanamkan kepada mahasiswa perlu keseriusan yang tinggi &amun sebenarnya, diantara keseriusan itu dapat diselingi dengan berbagai akti'itas yang ber$ungsi untuk menarik perhatian mahasiswa dan mengendorkan syara$ mereka yang tegang Penelitian yang dilakukan ( ) Thomas tahun *+,- (T"ipto .tomo dkk , *++/ 0 *12) menun"ukkan peserta didik akan mengalami penurunan konsentrasi pada menit ke#*2, sehingga bila seorang pendidik tidak menyadarinya konsentrasi peserta didik makin menurun dan akhirnya hanya sebagian ke%il materi yang dapat dipahami oleh mereka !al ini bila dihubungkan dengan pembela"aran MIPA dimana materinya banyak berisi tentang perhitungan dan konsep#konsep abstrak yang relati$ kurang menarik, maka ketika dosen menga"ar terlalu serius tidak akan e$ekti$ untuk menanamkan pemahaman mahasiswa Dosen perlu memberikan berbagai 'ariasi dalam pembela"aran MIPA agar konsentrasi yang menurun dan syara$ yang tegang dapat dipulihkan kembali Sebagian besar dosen MIPA umumnya memiliki tingkat ke%erdasan intelektual (II 3 Intellectual Intelligence) yang relati$ tinggi yang dinyatakan dengan besarnya I4 (Intelligence Quotient), karena penguasaan materi MIPA

sangat memerlukan logika / penalaran berpikir yang tinggi Dengan berkembang# nya ilmu pengetahuan, ada temuan baru yang menyatakan bahwa selain I4 terdapat satu $aktor yang "uga berpengaruh dan berinteraksi se%ara dinamis dengan I4, yang dikenal dengan ke%erdasan emosional ((4) 5awren%e ( Shapiro (*++, 0 2 # 6) menyatakan bahwa (4 dapat membu# at seseorang men"adi bersemangat tinggi dalam beker"a, disukai dalam pergaulan, bertanggung "awab, peduli orang lain, dan produkti$ 7ualitas emosional meliputi 0 empati, mengungkapkan dan memahami perasaan, mengendalikan amarah, kemandirian, kemampuan menyesuaikan diri, disukai, kemampuan menyelesaikan masalah antar pribadi, ketekunan, kesetiakawanan, keramahan, dan sikap hormat 8ila memang (4 merupakan $aktor pendukung keberhasilan seseorang dalam beker"a, maka seorang dosen sangat tepat kalau memiliki kualitas emosional tersebut Sebagai %ontoh, dosen harus mampu mengendalikan amarah, sebab dosen yang menga"ar dengan marah tidak akan berhasil mengubah maha# siswanya men"adi pandai, bahkan mungkin sebaliknya Demikian pula "ika dosen tidak menun"ukkan keramahan, bagaimana mungkin mahasiswa berani bertanya dalam kelas Menurut Mu%halal (-999 0 :), guru maupun dosen harus dapat berperan seperti aktor, kapan ia harus serius dan harus ber%anda agar suasana pembela"aran men"adi menyenangkan Seperti diketahui, bahwa otak kita terdiri dari dua bagian, yaitu otak sebelah kanan dan otak sebelah kiri ;tak kanan berperan dalam perkembangan $ungsi otak yang berkaitan dengan musik, gambar, warna, ima"inasi, kreati'itas, emosi, perasaan, sedangkan otak sebelah kiri berperan dalam perkembangan $ungsi otak yang berkaitan dengan logika, kata / bahasa, matematika, urutan Se%ara umum dinyatakan bahwa laki#laki lebih banyak mengembangkan $ungsi otak sebelah kiri, sedangkan perempuan sebaliknya banyak mengembangkan $ungsi otak sebelah kanan ;leh karena itu, anggapan yang mun%ul bahwa perempuan memiliki ke%erdasan emosional yang lebih tinggi dibandingkan laki# laki !al ini karena ke%erdasan emosional berkaitan dengan $ungsi otak sebelah kanan Terlebih lagi bagi dosen MIPA laki#laki yang setiap hari bergelut dengan

logika, nalar, dan rasional, tentu pemikiran sebagian orang akan mengarah pada semakin rendahnya ke%erdasan emosional mereka Sebaliknya, bagi dosen MIPA perempuan, meskipun bidang ilmu yang digeluti sama, tetapi tentunya tentang hal yang berkaitan dengan emosional mereka lebih menon"ol &amun demikian, apakah itu berarti dosen MIPA perempuan semua memiliki (4 lebih tinggi daripada laki#laki !al itulah yang sangat menarik untuk diteliti kebenarannya ;leh karena itulah, maka akan dilakukan penelitian yang bertu"uan untuk melihat seberapa tinggi tingkat ke%erdasan emosional ((4) dosen#dosen MIPA laki#laki dan perempuan yang menga"ar di beberapa Perguruan tinggi yang ada di <ogyakarta dan sekaligus membuktikan benar tidaknya bahwa (4 dosen MIPA perempuan lebih tinggi daripada dosen MIPA laki#laki Apabila penelitian ini berhasil membuktikan tidak adanya pengaruh "enis kelamin terhadap besarnya (4, maka berarti hasil penelitian ini dapat men"adi in$ormasi penting bagi dosen# dosen MIPA khususnya, bahwa (4 seorang dosen tidak dapat dilihat dari "enis kelamin, tetapi sangat tergantung pada indi'idu masing#masing B. Permususan dan Batasan Masalah 8erdasarkan latar belakang yang dikemukakan dalam pendahuluan, maka dapat dirumuskan masalah 0 * Seberapa tinggi tingkat ke%erdasan emosional ((4) yang dimiliki oleh dosen MIPA laki#laki dan perempuan dari berbagai Perguruan Tinggi di <ogyakarta = - Adakah perbedaan ke%erdasan emosional ((4) antara dosen MIPA laki#laki dengan perempuan dari berbagai Perguruan Tinggi di <ogyakarta = Masalah perlu dibatasi agar tidak ter"adi kesalahan persepsi dan perluasan permasalahan yang diteliti Adapun masalah dibatasi dalam hal 0 * Penelitian ini dilakukan terhadap dosen#dosen MIPA laki#laki dan perempuan dari berbagai Perguruan Tinggi di <ogyakarta, yaitu .ni'ersitas &egeri <ogyakarta (.&<), .ni'ersitas >a"ah Mada (.>M), .ni'ersitas Muhamma# diyah <ogyakarta (.M<), .ni'ersitas Ahmad Dahlan (.AD), .ni'ersitas Pembangunan &asional (.P&), .ni'ersitas Islam Indonesia (.II), .ni'ersitas Sanata Dharma (.SD), dan .ni'ersitas Islam &egeri (.I&)

- Dosen MIPA yang dimaksud adalah dosen yang mengampu mata kuliah yang termasuk dalam lingkup matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, dan tidak harus di bawah ?akultas MIPA - (4 adalah Emotional Quotient, yaitu besarnya ke%erdasan emosional ((I 3 Emotional Intelligence) seseorang Dalam penelitian ini menggunakan istilah (4 bukan (I karena menun"uk langsung pada hasil tes ke%erdasan emosional sampel menggunakan angket : Aspek ke%erdasan emosional ((4) yang diteliti meliputi kemampuan untuk 0 mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memoti'asi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan Masing#masing aspek di"abarkan dalam bentuk pernyataan#pernyataan dalam lembar angket, yang akan diisi oleh sampel sebagai responden : Skor ke%erdasan emosional ((4) dari dosen MIPA laki#laki dan perempuan yang diperoleh lalu dilihat ada tidaknya perbedaan dengan menggunakan analisis statistik A&A@A A (Ana'a satu "alur)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Matematika Matematika yang dia"arkan di berbagai "en"ang pendidikan berdiri atas aspek prosedural dan aspek konseptual Aspek prosedural meliputi pengetahuan tentang komputasi, prosedur, algoritma, dan de$inisi, sedangkan aspek konseptual meliputi pengetahuan tentang struktur matematika yang memberi makna terhadap prosedur#prosedur (aturan#aturan) matematika tersebut (8orko, *++- 0 *+/ A ---) Be'olusi besar telah dilahirkan di Amerika Serikat se"ak tahun 29#an dalam hal penga"aran matematika yang dampaknya dirasakan seluruh duinia, yaitu erakan Matematika Baru (>M8) dan erakan Back to Basics ! BB" Matematika baru berasumsi bahwa setiap mata pela"aran dapat dia"arkan pada setiap perkembangan anak dimana ketika mereka mengetahui sesuatu berarti "uga mengetahui strukturnya Saat itu memang ada ke%enderungan mengurangi bela"ar mengha$al, sehingga gerakan ini disambut gembira oleh sebagian besar orang &amun pada pelaksanaan kurikulum matematika baru ini terdapat ke%enderungan penekanan yang berlebihan pada penguasaan konsep dengan mengabaikan kemampuan berhitung Akhirnya >M8 ini menimbulkan ke%emasan orangtua dan guru / dosen seiring dengan menurunnya kemampuan berhitung anak mereka Mun%ullah >88 yang melahirkan sekolah program :B (Reading riting Rithmetics) (@inner, *++*) &amun dalam perkembangannya banyak yang menyalahartikan arti Cbasi%sD sebagai %ara untuk kembali bela"ar mengha$al Menurut Beisman (*+1*) menyatakan bahwa Cba%k to basi%sD dalam penga"aran matematika tidak berarti kembali kepada bela"ar mengha$al, tetapi Cbasi%sD di sini berarti menga"arkan keterampilan dasar matematika, seperti 0 peme%ahan masalah, penggunaan mate# matika dalam kehidupan sehari#hari, keterampilan berhitung, geometri, penguasaan komputer, dan lain#lain Melihat demikian rumitnya isi / materi matematika, maka sangat tidak mungkin seorang dosen dapat berhasil menga"ar dengan %ara kekerasan dan

ketegangan Dosen perlu sabar dalam menanamkan Cbasi%sD tersebut agar maha# siswa benar#benar memiliki pondasi matematika yang kuat ;leh karena itulah selain I4 yang harus tinggi, sangat diperlukan (4 yang tinggi pula agar dosen dapat mengendalikan (mengelola) emosi diri dan emosi mahasiswanya sehingga terbina hubungan yang harmonis dalam pembela"aran B. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Se"ak dilun%urkan Sputnik oleh Busia, Amerika "uga tidak ketinggalam melakukan re$ormasi kurikulum, yang "uga diikuti oleh Inggris dan beberapa negara lain Di Amerika mun%ul istilah IPA 8aru (>unstone, *++* 0 +** # +*1) 7urikulum IPA 8aru ini menekankan pada struktur dan proses penemuan ilmiah seperti yang dikemukakan 8runer Maksud dari IPA 8aru ini adalah materi pela"aran dibahas se%ara mendalam dan metode penemuan digunakan sebagai landasan pengembangan pembela"aran >enerasi pertama 7urikulum IPA 8aru di Amerika Serikat mengutamakan materi pela"aran, generasi kedua mengutamakan materi pela"aran, metode pembe# la"aran, dan %ara bela"ar peserta didik )ika pada mulanya para ahli IPA yang dominan, maka adanya IPA 8aru ini guru / dosen IPA, ahli psikologi pendidikan, dan teknologi pendidikan#lah yang dominan >erakan IPA 8aru ini "uga sampai pengaruhnya di Indonesia !al ini berarti peran dan $ungsi guru / dosen dalam membawa siswa / mahasiswa menu"u keberhasilan bela"ar IPA kembali men"adi tanggung"awabnya Ada satu hal yang menarik, bahwa ahli psikologi "uga diharapkan perannya dalam pembela"aran, sebab dalam pembela"aran perlu kondisi optimal dalam diri siswa / mahasiswa, baik menyangkut $isik, mental, dan emosional Seorang dosen yang mampu mengenali emosi mahasiswanya berarti ia "uga mampu bertindak sebagai ahli psikologi bagi mahasiswa 7emampuan mengenali emosi mahasiswa termasuk salah satu kualitas (4 #. Ke$erdasan Em%si%nal Istilah ke%erdasan emosional pertama kali dikemukakan oleh psikolog Peter Salo'eny dari !ar'ard uni'ersity dan )ohn Mayer dari .ni'ersitas o$ &ew

!ampshire pada tahun *++9 yang bertu"uan untuk men"elaskan kualitas#kualitas emosional yang penting bagi keberhasilan seseorang 7ualitas tersebut meliputi 0 empati, mengungkapkan dan memahami perasaan, mengendalikan amarah, kemandirian, kemampuan menyesuaikan diri, disukai, kemampuan menyelesaikan masalah antar pribadi, ketekunan, kesetiakawanan, keramahan, dan sikap hormat (5awren%e ( Shapiro, *++, 0 2) Salo'eny dan Mayer mula#mula mende$inisikan ke%erdasan emosional sebagai himpunan bagian dari ke%erdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan dan emosi, baik emosi diri sendiri maupun orang lain, memilah#milah semuanya, dan menggunakan in$ormasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan (5awren%e ( Shapiro, *++, 0 1) Pendapat lain dikemukakan oleh Daniel >oleman (-99* 0 2*-) yang menyatakan bahwa ke%erdasan emosional atau Emotional Intelligence ((I) meru"uk pada kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memoti'asi diri sendiri, dan dalam hubungannya dengan orang lain Dengan demikian (I men%akup kemampuan#kemampuan yang berbeda tetapi saling melengkapi dengan I4 8erdasarkan pendapat ini, maka seseorang diang# gap ideal "ika dapat menguasai keterampilan kogniti$ (daya pikir), sekaligus keterampilan sosial dan emosional Eiri#%iri ke%erdasan emosional menurut >oleman (-99- 0 /2) diantaranya 0 memiliki kemampuan dalam memoti'asi diri sendiri, bertahan menghadapi $rustasi, mengendalikan dorongan hati, tidak melebih#lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati, men"aga agar beban stres tidak mengurangi kemampuan berpikir, berempati, dan berdoa 5ebih lan"ut >oleman (-99- 0 Fiii) menyatakan aspek#aspek ke%erdasan emosional men%akup kemampuan berikut ini 0 1. Pengendalian Diri 7emampuan seseorang untuk mengelola emosi atau keinginan#keinginan hati yang dapat mempengaruhi dalam segala tindakan, sehingga segala tindakan yang dilakukannya tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain 2. Semangat dan Ketekunan Sikap yang menun"ukkan kesungguhan, ketelitian, dan kegigihan seseorang dalam menghadapi suatu tantangan sehingga ter%apai tu"uan yang diinginkan

3. Memotivasi Diri Sendiri 7emampuan seseorang untuk mengarahkan emosinya sehingga memudahkan dalam pen%apaian sesuatu yang men"adi standar bagi keberhasilan atau kesuksesan hidup Aspek#aspek ke%erdasan emosional tersebut selan"utnya diperluas men"adi beberapa kemampuan yang lain yang menurut Solo'ey (>oleman, -99- 0 2, A 2+) merupakan kemampuan utama, yaitu kemampuan untuk 0 1. Mengenali Emosi Diri 7esadaran diri mengenali perasaan itu ter"adi 7emampuan untuk mengetahui perasaan setiap saat merupakan hal penting bagi wawasan psikologis dan pemahaman diri 7etidakmampuan untuk men%ermati perasaan dapat membuat kita berada dalam kekuasaan perasaan 2. Mengelola Emosi Menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan tepat merupakan ke%akapan yang bergantung pada kesadaran diri 7emampuan untuk mengh# ibur diri sendiri, melepaskan ke%emasan, kemurungan atau ketersinggungan ;rang yang memiliki kemampuan ini dapat bangkit kembali dengan %epat dari kemerosotan atau ke"atuhan dalam hidup 3. Memotivasi Diri Sendiri Mengatur emosi sebagai alat untuk men%apai tu"uan adalah hal yang sangat penting yang berkaitan dengan memberikan perhatian, memoti'asi diri sendiri, dan menguasai diri sendiri, dan untuk berkreasi Menahan diri terhadap kepu# asan dan mengendalikan dorongan hati adalah landasan keberhasilan dalam berbagai bidang ;rang#orang yang memiliki keterampilan ini %enderung "auh lebih produkti$ dan e$ekti$ dalam berbagai bidang 4. Mengenali Emosi Orang lain (mpati merupakan keterampilan dasar dalam berinteraksi dengan orang lain ;rang yang memiliki si$at empati berarti memiliki kemampuan yang lebih untuk mengungkap ge"ala#ge"ala sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apapun yang dibutuhkan atau dikehendaki orang lain

5.

Mem ina !u ungan 7emampuan dalam mengelola emosi orang lain 7emampuan ini menun"ang popularitas, kepemimpinan, dan keberhasilan antar pribadi Menurut Suharsono (-99/ 0 *-9 A *-*), ke%erdasan emosional tidak hanya

ber$ungsi untuk pengendalian diri, tetapi "uga men%erminkan kemampuan dalam mengelola ide, konsep, karya, maupun produk Ada banyak keuntungan bila seseorang memiliki ke%erdasan emosional se%ara memadai, diantaranya 0 * Mampu men"adi alat untuk pengendalian diri, sehingga seseorang tidak ter"erumus ke dalam tindakan#tindakan bodoh yang merugikan diri sendiri maupun orang lain : Dapat Modal diimplementasikan penting bagi sebagai seseorang %ara untuk untuk memasarkan atau bakat membesarkan ide, konsep, bahkan produk mengembangkan kepemimpinan dalam bidang apapun 8erdasarkan uraian tentang de$inisi dan kemampuan apa sa"a yang termasuk ke%erdasan emosional tersebut, maka dapat dipahami mengapa seorang dosen MIPA sangt penting untuk memiliki (4 yang tinggi Sebagai %ontoh, dosen yang mampu mengelola emosi akan menger"akan tugas menga"arnya dengan lebih baik, karena ia tahu tidak perlu selalu murung, %emas, tersinggung dengan pro$esinya sebagai dosen Seperti diketahui dosen masih banyak yang tidak mampu menun# "ukkan kemampuan menga"arnya se%ara optimal karena beralasan pada ga"inya yang relati$ rendah, tetapi bila ia memiliki kemampuan mengelola diri akan dapat mengesampingkan hal itu, sehingga lebih bersemangat dan tekun dalam beker"a Para ahli mengakui pengaruh ke%erdasan emosional sangat besar terhadap kesuksesan hidup &amun sangat berbeda dengan tes I4 yang sudah sangat terkenal, sampai sekarang belum ada tes tertulis yang menghasilkan nilai (4 (>oleman, -99- 0 69) Pengukuran (4 pada penelitian ini menggunakan angket yang di"abarkan berdasarkan aspek#aspek ke%erdasan emosional yang dikemuka# kan Solo'ey yang sudah dikemukakan di atas Seseorang dikatakan memiliki (4 yang tinggi bila dalam dirinya terkandung aspek#aspek tersebut

D. Pr%&esi D%sen Salah satu indikator dari suatu pro$esi adalah adanya keterampilan ker"a &amun, tidak setiap orang yang memiliki keterampilan ker"a pada sesuatu bidang dipandang sebagai seorang pro$esional Tingkatan keterampilan ker"a ada dua, yaitu keterampilan teknis (keterampilan 'okasional), yaitu keterampilan yang tidak perlu didukung konsep atau teori tertentu yang diperoleh dari suatu "en"ang pendidikan tinggi, dan keterampilan pro$esional yang perlu didukung oleh konsep dan teori tertentu yang harus dikuasai melalui "en"ang pendidikan tinggi Dosen (sebutan guru di Perguruan Tinggi) merupakan keterampilan pro$e# sional yang untuk menyandang pro$esi tersebut harus menempuh "en"ang pendidikan tinggi pada program studi kependidikan (Mohamad Ali, *+1/ 0 :*#:/) Pada saat ini pro$esi dosen merupakan sesuatu yang ideal bila dibandingkan dengan pro$esi lain 8ila seorang dokter dapat men"alankan tugasnya sebagai dokter dengan prosedur ker"a dan teknik yang baku dapat mendapatkan hasil yang "elas dan tepat, maka hal ini tidak ditemui pada pro$esi dosen Meskipun dosen memiliki bekal pengetahuan tentang bagaimana menghadapi mahasiswa yang bermasalah dan bagaimana mengelola kelas yang baik, namun bila diterapkan belum tentu diperoleh hasil yang diharapkan Suatu %ara yang %o%ok digunakan untuk menga"ar materi tertentu belum tentu %o%ok untuk materi yang lain Demikian pula di tangan seorang dosen mungkin suatu metode e$ekti$, tetapi di tangan dosen yang lain mungkin tidak e$ekti$ !al inilah yang menyebabkan pro$esi dosen merupakan pro$esi yang sangat sulit G tidak semua orang pandai yang bergelar sar"ana bisa men"adi dosen 8ekal yang harus dimiliki dosen bukan hanya ilmu pengetahuan, tetapi lebih dari itu diperlukan dasar#dasar ilmu kependidikan yang memadai agar dapat digunakan dalam menghadapi peserta didik !al ini disebabkan dosen bukan hanya seorang pemindah ilmu dari dirinya kepada anak didik, tetapi harus pula mampu mengelola dan mengatur seluruh komponen dalam sistem pembela"aran sedemikian rupa sehingga proses trans$er ilmu dapat ber"alan dengan baik Dengan demikian akan ter"adi perubahan dalam diri mahasiswa dari tidak tahu men"adi tahu dan dari tingkah laku yang kurang baik men"adi baik

*9

Selain harus pandai yang ditun"ukkan dengan penguasaan bidang ilmu yang dia"arkan, seorang dosen harus memiliki ke%eedasan emosional yang mema# dai agar dapat membawa mahasiswanya ke arah keberhasilan Seorang dosen harus peduli pada keadaan mahasiswanya, harus mengenali keadaan mahasis# wanya setiap saat, harus mampu mengendalikan emosinya ketika mahasiswa berperilaku yang tidak berkenan bagi dirinya, harus empati pada semua maha# siswa, harus mampu membina hubungan yang baik dengan mahasiswa, dan harus mampu memoti'asi diri sendiri agar terus berkarya dan berkreasi Semua kemampuan itu termasuk ke%erdasan emosional yang merupakan syarat mutlak bagi dosen agar pro$esional dalam pro$esinya Terlebih bagi dosen MIPA, yang sebagian telaah ilmunya sangat sulit, rumit, dan kompleks, bila tidak sabar dalam mengelola kelas, maka mustahil keberhasilan mahasiswa dapat ter%apai Ada satu peristiwa di Amerika Serikat yang ada kaitannya dengan pro$esi guru, yaitu pada tahun *+/1 7etika itu banyak pasien masuk ke rumah sakit besar di Amerika Serikat, ternyata yang menderita gangguan mental *,H pasien dokter, *+H petani, :9H dokter gigi, :6H ahli hukum dan ibu rumahtangga, dan 22H guru I (&asution, *+1- J *-*) 7enyataan ini sangat menge"utkan, karena persen# tase terbesar penderita gangguan mental adalah guru !al ini kemungkinan besar disebabkan karena peker"aan sebagai guru seringkali menimbulkan ketegangan dan $rustasi >uru yang demikian itu pastilah guru yang tidak dapat mengenali emosi diri dan orang lain, tidak mampu berempati terhadap keadaan orang lain, selalu mengedepankan emosi dibandingkan rasionalnya, tidak mampu mengelola emosi dengan baik Dengan adanya penemuan tentang ke%erdasan emosional saat ini, tentunya peristiwa tahun *+/1 tersebut tidak akan terulang lagi, karena guru dan dosen diharapkan mampu mengenali dan memiliki (4 yang memadai berkaitan dengan pro$esinya yang rawan ketegangan, ke%emasan, dan emosi E. Jenis Kelamin Masalah "enis kelamin sebenarnya masalah kodrati, namun pembahasan tentang "enis kelamin tetap banyak dilakukan oleh para ahli dari berbagai bidang ilmu sampai sekarang Se%ara $isik bentuk perempuan dan laki#laki memang

**

berbeda, sehingga eksistensi dan si$at#si$atnyapun berbeda Perbedaan ini tetap ada meskipun struktur sosial dan norma tradisional berubah !al ini bila dikaitkan dengan pro$esi dosen yang kenyataannya digeluti oleh kaum perempuan dan laki# laki, tentu sa"a akan berpengaruh dalam proses pembela"aran Perempuan %enderung memiliki kemampuan dan minat terhadap soal# soal yang praktis dan konkrit, sedangkan laki#laki memiliki kemampuan berpikir abstrak (7artini 7artono, *+,, 0 *1*) Selain itu perempuan lebih bersi$at heterosentris, sosial, dan emosional, sehingga pro$esi guru merupakan salah satu bidang peker"aan yang amat sesuai digeluti perempuan Perempuan memiliki kemampuan yang lebih tinggi dalam tugas#tugas yang memerlukan orientasi 'erbal dan peker"aan praktis konkrit, sedangkan laki#laki memiliki kelebihan berupa kemampuannya dalam tugas#tugas yang memerlukan kemampuan kuanti# tati$, berpikir abstrak dan matematis, Se%ara umum laki#laki memiliki inteligensi lebih tinggi daripada perempuan (5ynn, -99- 0 -,) )ika dihubungkan dengan karakteristik MIPA yang sebagian besar berisi konsep abstrak dan mengandung banyak hitungan, maka nampaknya dosen MIPA laki#laki akan lebih berhasil dibandingkan dosen MIPA perempuan &amun seperti diketahui bahwa keberhasilan menga"ar tidak semata#mata ditentukan oleh penguasaan bidang ilmu, tetapi masih banyak $aktor lain yang berpengaruh, diantaranya adalah penguasaan ilmu keguruan, tingkat (4 dan S4

*-

BAB III TUJUAN DAN MAN'AAT PENELITIAN A. Tu(uan Penelitian Penelitian ini bertu"uan untuk mengetahui 0 * tingkat ke%erdasan emosional ((4) yang dimiliki oleh dosen MIPA laki#laki dan perempuan dari berbagai Perguruan Tinggi di <ogyakarta - Ada tidaknya perbedaan ke%erdasan emosional ((4) antara dosen MIPA laki# laki dengan perempuan dari berbagai Perguruan Tinggi di <ogyakarta B. Man&aat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berman$aat bagi0 * Peneliti, sebagai latihan melakukan penelitian Dosen pada umumnya, sebagai bahan permbela"aran bagi dosen untuk e'aluasi diri dalam menggeluti pro$esinya sehingga dapat beker"a se%ara pro$esional : Ei'itas akademika, sebagai bahan pertimbangan penentuan kebi"akan yang berkaitan dengan gender

*:

BAB I) MET*DE PENELITIAN A. +an$angan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian ex post facto, karena tidak ada perlakuan maupun pengkondisian khusus pada sampel maupun populasi Adapun 'ariabel yang akan diteliti adalah ke%erdasan emosional ((4) dosen MIPA laki#laki dan perempuan dari berbagai Perguruan Tinggi di <ogyakarta B. De&inisi *,erasi%nal )aria-el Penelitian @ariabel dalam penelitian ini adalah ke%erdasan emosional ((4) dosen MIPA laki#laki dan perempuan dari berbagai Perguruan Tinggi di <ogyakarta 7e%erdasan emosional ((4) yang dimaksud adalah skor ke%erdasan emosional yang diperoleh setelah dosen#dosen yang men"adi sampel men"awab pernyataan yang ada dalam lembar angket ke%erdasan emosional yang berisi tentang aspek# aspek ke%erdasan emosional, yaitu kemampuan untuk 0 mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memoti'asi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan #. P%,ulasi dan Sam,el Penelitian .. P%,ulasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh dosen MIPA yang berasal dari Perguruan Tinggi .&<, .>M, .M<, .AD, .P&, .II, .SD, .I& <ogyakarta /. Sam,el Penelitian Sampel dalam penelitian ini sebanyak -9 dosen untuk setiap Perguruan Tinggi, sehingga "umlah sampel seluruhnya sebanyak *69 dosen Sampel diambil se%ara purpossive random sampling, artinya pengambilan sampel dengan mem# pertimbangkan rasio "enis kelamin dosen (laki#laki dan perempuan) untuk setiap Perguruan Tinggi yang termasuk dalam populasi

*/

D. Instrumen Penelitian Pada penelitian ini digunakan satu instrumen berupa angket yang diadaptasi dari penelitian Bidwan Saptoto (-99-) sehingga perlu di'alidasi Angket di'alidasi logis, artinya se%ara logis butir#butir pernyataan tersebut telah memenuhi syarat sebagai instrumen, karena pernyataan di"abarkan dari aspek# aspek ke%erdasan emosional ((4) yang diambil dari sumber a%uan Angket ke%erdasan emosional terdiri dari pernyataan positi$ dan negati$ yang di"abarkan dari aspek#aspek ke%erdasan emosional yang dikemukakan Solo'ey (>oleman, -99- 0 2, A 2+) yaitu kemampuan untuk 0 mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memoti'asi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan Adapun kisi#kisi angket tersebut sebagai berikut 0 Ta-el .. Kisi0kisi Angket Ke$erdasan Em%si%nal N%. * : / 2 As,ek Ke$erdasan Em%si%nal 7emampuan untuk mengenali emosi diri 7emampuan untuk mengelola emosi diri 7emampuan untuk memoti'asi diri sendiri 7emampuan untuk mengenali emosi orang lain 7emampuan untuk membina hubungan JUMLAH Pern1ataan P%siti& Negati& -:, /*, /,, 6, *,, :,, 2-, 2/, 69 :1, /-, /1 -, --, -,, :, ,, *9, *+, 29, 2*, 26 :6, // **, *:, *1, /, 2, :9, :-, -/, 2:, 21 :2, /: +, *2, -9, *, 1, *-, :*, -*, /+, 22 :/, :+ *6, -1, -+, */, -2, -6, ::, /2, 2+ /9, /6, 2, 23 23 Jumlah *****43

Setiap pernyataan terdapat 2 "awaban pilihan, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Pasti (TP), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS) Pernyataan positi$ diberi skor 2, /, :, -, * dan pernyataan negati$ sebaliknya Angket selengkapnya terdapat pada 5ampiran : E. Teknik Pengum,ulan Data Data berupa skor total ke%erdasan emosional dari setiap dosen yang men"adi sampel sesuai dengan "umlah skor "awaban setiap pernyataan Selan"ut#

*2

nya skor (4 dari dosen laki#laki dipisahkan dengan dosen perempuan untuk keperluan analisis data '. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa skor ke%erdasan emosional dari setiap sampel yang dihitung melalui tahap#tahap sebagai berikut 0 a Memasukkan data skor tiap sampel ke dalam tabel data dasar Ta-el /. Ta-el Data Dasar Ke$erdasan Em%si%nal N%. Sam,el * * : / dst JUMLAH b % Menghitung "umlah skor "awaban dari setiap aspek dan seluruh aspek Menghitung skor rata#rata tiap aspek ke%erdasan emosional dengan rumus 0
SA = N * + N - + N : + Nx N

As,ek Ke$erdasan Em%si%nal : /

Jumlah 2

7eterangan 0 SA 3 skor rata#rata suatu aspek (ada 2 aspek) &*, &-, &: 3 skor total suatu aspek dari sampel nomor *, -, : &F 3 skor total suatu aspek dari sampel nomor F & d 3 "umlah seluruh sampel Menghitung skor rata#rata seluruh aspek dengan rumus 0
ST = T* + T- + T: + Tx N

7eterangan 0 ST 3 skor rata#rata seluruh aspek (ada 2 aspek) T*, T-, T: & 3 skor total seluruh aspek dari sampel nomor *, -, : TF 3 skor total seluruh aspek dari sampel nomor F 3 "umlah seluruh sampel

*6

Selan"utnya, baik skor rata#rata setiap aspek maupun seluruh aspek yang diperoleh dikon'ersikan se%ara kualitati$ dengan kriteria kon'ersi yang diadaptasi dari Bobert (bel 5 (*+,- 0 -66) sebagai berikut 0 Ta-el 2. K%n5ersi Data Kuantitati& ke Kualitati& Presentasi Minat !Kuantitati&" 19 # *99 69 A ,+ /9 A 2+ -9 A :+ 9 # *+ Kriteria !Kualitati&" Sangat tinggi Tinggi Sedang Bendah Sangat rendah

8erdasarkan kon'ersi tersebut maka dapat disimpulkan seberapa tinggi tingkat ke%erdasan emosional ((4) guru#guru perempuan penga"ar MIPA SMA se# 7ota <ogyakarta, baik untuk tiap aspek maupun untuk keseluruhan aspek $ .ntuk mengetahui ada tidaknya perbedaan (4 yang dimiliki dosen MIPA laki# laki dengan perempuan dilakukan analisis statistik berupa u"i beda, yaitu u"i#t 8ila kita memiliki dua rerata K* dan K- dengan simpangan baku yang sama se%ara bermakna, maka suatu taksiran gabung untuk simpangan baku dapat dihitung dari masing#masing simpangan baku s* dan s- dengan menggunakan rumus (Miller, )E G Miller, )&, *++*0 /+ A 29)0
s=
/ 7!n . ." s . + !n / ." s / /6 !n . + n / / "

8erdasarkan perhitungan s gabung, maka dapat dihitung t sebagai berikut0


t= ! 9. 9 / " s . 8 n. + . 8 n /

8ila harga t#hitung lebih ke%il daripada nilai t#tabel, berarti tidak ada perbedaan pada kedua populasi

*,

BAB ) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 8erdasarkan data yang diperoleh dari pengisian angket yang di"awab oleh sampel mengenai ke%erdasan emosional ((4) yang meliputi lima aspek, yaitu kemampuan untuk 0 mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memoti'asi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan, maka diperoleh rerata skor seperti tersa"i pada Tabel / berikut ini (data selengkapnya dapat dilihat pada 5ampiran :, /, dan 2) Ta-el :. +erata Sk%r untuk Tia, As,ek Ke$erdasan Em%si%nal N% . * : / 2 As,ek Ke$erdasan Laki0 ; !kriteria" Em%si%nal laki 7emampuan untuk :,16 ,,,menge#nali emosi diri (tinggi) 7emampuan untuk :,,1 ,2,6 menge#lola emosi diri (tinggi) 7emampuan untuk /,*1-,/ memo#ti'asi diri sendiri (sangat tinggi) 7emampuan untuk /,*: 1-,6 menge#nali emosi orang (sangat lain tinggi) 7emampuan untuk :,+, ,+,/ mem#bina hubungan (tinggi) JUMLAH 2<=> ?=<4 !tinggi" Perem0 ; !kriteria" ,uan :,,, ,2,/ (tinggi) :,,: ,/,6 (tinggi) :,16 ,,,(tinggi) /,*/ :,11 2<=. 1-,1 (sangat tinggi) ,,,6 (tinggi) ?></ !tinggi"

8erdasarkan kedua skor ke%erdasan emosional ((4) antara dosen laki#laki dan perempuan, kemudian dilakukan analisis statistik u"i#t untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan (4 diantara keduanya 8erdasarkan perhitungan diperoleh harga thitung sebesar 9,,2:,, sedangkan harga ttabel pada dera"at kebebasan *:6 dan tara$ signi$ikansi *H sebesar :,,:, ;leh karena t hitung lebih ke%il dari ttabel, maka berarti tidak ada perbedaan yang signi$ikans skor (4 antara dosen laki#laki dan perempuan

*1

B.

Pem-ahasan Penelitian ini bertu"uan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat

ke%erdasan emosional ((4) yang dimiliki oleh dosen MIPA laki#laki dan perempuan dari berbagai Perguruan Tinggi di <ogyakarta dan sekaligus melihat ada tidaknya perbedaan ke%er#dasan emosional ((4) antara dosen MIPA laki#laki dengan perempuan dari berbagai Perguruan Tinggi di <ogyakarta 8erdasarkan rerata skor total seluruh aspek ke%erdasan emosional ((4) yang di"aring lewat pernyataan#pernyataan dalam angket menun"ukkan bahwa se%ara keselu#ruhan berada pada kriteria tinggi, baik pada dosen laki#laki (,+,6H) maupun dosen perempuan (,1,-H) Perbedaan skor yang relati$ sangat ke%il (*,/H) menun"ukkan bahwa hampir tidak ada perbedaan antara keduanya !al ini dibuktikan dengan hasil analisis u"i#t yang menun"ukkan tidak adanya beda (4 dari kedua kelompok dosen berdasarkan "enis kelamin ini Ditin"au dari masing#masing aspek (4 yang dikumpulkan lewat angket, ada satu aspek dimana dosen laki#laki berada pada kriteria sangat tinggi (1-,/H) sedangkan dosen perempuan berada pada kriteria tinggi (,,,-H), yaitu aspek kemampuan untuk memoti#'asi diri sendiri Sebagaimana diketahui, seorang perempuan selain harus men"alankan karirnya sebagai dosen, ia "uga memiliki peran domestik sebagai ibu rumah tangga Dalam men"alankan peran ganda ini sudah tentu ia harus mampu membagi pikirannya dengan baik agar semuanya dapat diker"akan se%ara lan%ar dan tidak mengalami kendala Moti'asi diri tentu "uga dimiliki seorang dosen perempuan, tetapi tidaklah setinggi dosen laki#laki yang tidak terbebani peran ganda tersebut Aspek ini diwakili oleh pernyataan angket nomor /, 2, **, *:, *1, -/, :9, :-, :2, /:, 2:, dan 21 !asil perhitungan dari ke#*- pernyataan tersebut, pernyataan nomor :memiliki perbedaan skor rerata yang "auh berbeda antara dosen perempuan dan laki#laki, yaitu :,:* untuk dosen perempuan dan /,/6 untuk dosen laki#laki Pernyataan nomor :2 berbunyi 0 CSaya men"adi malas bela"ar lebih mendalam mata pela"aran yang saya ampu ketika mengetahui penilaian pelaksanaan peker"aan saya "elek D !al ini karena sebagian besar perempuan memiliki si$at membawa keke%ewaan terlalu lama yang berdampak pada kiner"anya Sebaliknya

*+

pada dosen laki#laki, sebagian ke%il menganggap keke%ewaan sebagai dorongan untuk memperbaiki diri Semua ini karena perempuan lebih mengede#pankan emosional daripada rasional (7artini 7artono, *+,, 0 *+9) Demikian "uga pernyataan nomor *1 yang berbunyi 0 CSaya mampu bela"ar mata pela"aran yang saya ampu se%ara rutinD menun"ukkan skor rerata dosen perempuan (:,1*) lebih ke%il dibandingkan dosen laki#laki (/,--) !al ini dapat dipahami karena setelah sampai rumah, perempuan harus melakasanakan peran domestiknya, mulai dari peker"aan yang sederhana sampai yang kompleks 7onsekuensi dari semua ini beru"ung pada rasa %apek yang berpengaruh pada pengembangan diri yang tidak memadai, baik dari segi waktu maupun tenaga Se%ara psikologis, keadaan ini berpengaruh pada ketidakberdaya#an perempuan, menarik diri dari lingkungan, dan penurunan moti'asi (7endall G !am#men, *+1/) Peran domestik yang bersi$at $isik, seperti memasak, men%u%i, mengepel, bagi sebagian dosen dapat dilimpahkan pada pembantu rumah tangga ( domestic workers), tetapi bukan berarti mereka lalu tidak mengambil bagian dari peran domestik itu sendiri 8agaimanapun "uga, kaum perempuan setelah di rumah pasti berkeinginan mengurus, merawat, dan mendidik anak mereka sendiri Selain aspek tersebut, empat aspek lainnya memiliki kriteria yang sama, meski "ika ditin"au dari skor reratanya ada perbedaan Sebagai %ontoh, pada aspek kemampuan untuk mengenali emosi diri, ternyata dosen laki#laki sedikit lebih tinggi skor#nya dibandingkan dosen perempuan Ditin"au dari butir#butir pernyataan yang mewakili aspek ini, nampak bahwa dosen laki#laki lebih dapat memisahkan perasaannya dari peker"a#annya !al ini ter%ermin dari "awaban mereka atas pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan sedih, risau, marah, rasa bersalah dan kegundahan mereka yang tidak terlalu dipikirkan ketika menghadapinya Demikian "uga aspek kemampuan untuk membina hubungan, ternyata dosen laki#laki menun"ukkan skor rerata yang sedikit lebih tinggi !al ini nampaknya bertentangan dengan kenyataan yang menyatakan bahwa si$at perempuan pada umumnya luwes dan lebih mudah berkomunikasi dan bergaul !al ini mungkin "uga disebabkan oleh pengkondisian di berbagai institusi yang

-9

tidak memberikan kesempatan yang sama bagi dosen perempuan untuk dilibatkan dalam negosiasi ker"a, baik hubungan antar rekanan maupun antar institusi Se%ara keseluruhan penelitian ini telah berhasil membuktikan pada kita semua, bahwa ke%erdasan emosional ((4) antara dosen laki#laki dan perempuan tidak berbeda se%ara signi$ikan !al ini menun"ukkan pula pada kita bahwa memang se%ara kodrati antara laki#laki dan perempuan berbeda seks ("enis kelamin), namun dari segi peran dan $ungsinya di masyarakat sesungguhnya tidak ada perbedaan 7e%erdasan emosional ((4) sebagai sisi lain dari ke%erdasan yang dimiliki seseorang yang dianggap berkaitan dengan si$at#si$at yang dibangun atas dasar konstruksi sosial dan budaya kita ternyata pada kenyataannya tidak memberikan pembedaan diantara kedua "enis kelamin Menurut Mansour ?akih (-99* 0 1) si$at perempuan adalah lemah lembut, %antik, emosional, dan keibuan &amun ternyata si$at tersebut terbukti tidak berkaitan dengan tingginya ke%erdasan emosional ((4) yang dimiliki Sebaliknya si$at laki#laki yang lebih mengedepankan rasional dalam segala tindakannya, ternyata "ustru ia memiliki sisi#sisi ke%erdasan emosional yang lebih tinggi atau sama dengan kaum perempuan ;leh karena itu sangat wa"ar bila kesempatan ker"a yang diberikan saat ini di berbagai instansi tidak perlu lagi mempertimbangkan "enis kelamin, "ika instansi tersebut hanya ingin menuntut kiner"a )am ker"a laki#laki dan perempuan se%ara global saat ini tidak menun"ukkan perbedaan yang signi$ikan (Mansour ?akih, -99* 0 *21), berarti $ungsi dan peran perempuan tidak dipermasalahkan lagi dalam dunia ker"a Anggapan bahwa perempuan lemah di bidang sains dan laki#laki lemah di bidang bahasa perlu dihilangkan, karena pemahaman itu akan membelenggu kedua belah pihak dalam pengembangan diri se%ara optimal (Betno Suhapti, *++2) Makna yang lebih mendalam dari hasil penelitian ini, bahwa dengan tidak adanya pengaruh "enis kelamin terhadap besarnya (4, maka berarti sudah sewa"arnya kita tidak perlu mempermasalahkan "enis kelamin dalam segala akti'itas yang berkaitan dengan peningkatan sumber daya manusia di lingkungan Perguruan Tinggi, karena kualitas kiner"a seseorang tidak ditentukan oleh "enis kelamin tetapi lebih pada semangat dan moti'asi diri dari indi'idu masing#masing

-*

dosen untuk ma"u dan berkembang Menumbuhkan budaya ker"a yang baik lebih penting daripada memperbin%angkan masalah "enis kelamin )epang telah memulai mengarahkan perempuan pada peker"aan teknologi tinggi, bukan hanya pada "alur administrasi dan kesekretariatan (>ary Dessler, -99: 0 /+) 7ini saatnya di Indonesia memberikan kesempatan pada kaum perempuan untuk men%apai le'el pro$esional

--

BAB )I KESIMPULAN DAN SA+AN A. Kesim,ulan 8erdasarkan analisis data penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut 0 * Tingkat ke%erdasan emosional ((4) yang dimiliki oleh dosen MIPA laki#laki dan perempuan dari berbagai Perguruan Tinggi di <ogyakarta memiliki skor rerata berturut#turut ,+,6H (kriteria tinggi) dan ,1,-H (kriteria tinggi) - Tidak ada perbedaan yang signi$ikan ke%erdasan emosional ((4) antara dosen MIPA laki#laki dengan perempuan dari berbagai Perguruan Tinggi di <ogyakarta B. Saran 8erdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan adanya penelitian lebih lan"ut terhadap sampel yang bukan hanya dosen MIPA tetapi dosen berbagai bidang ilmu, dan "uga tidak hanya dosen, tetapi pro$esi lain, khususnya pro$esi dimana peran serta perempuan atau laki#laki dirasakan tidak seimbang dari segi kuantitas !al ini sebagai in$ormasi penting bagi instansi terkait mengenai ada tidaknya perbedaan (4 tenaga ker"a yang mereka peker"akan selama ini Selain itu in$ormasi tentang besarnya (4 yang dimiliki tenaga ker"a "uga berman$aat dalam memana"emen pro$esionalisme mereka

-:

DA'TA+ PUSTAKA B%rk%< Hilda< et. Al. (*++-) earning to Teach !ard "athematics # $o Novice Teachers and their Instructurs %ive &p too Easl' ( )ournal $or Besea%h in Mathemati%s (du%ation @ol -:, &o :, May *++%leman< Daniel. (-99*) )ecerdasan Emosi untuk "encapai *uncak *restasi Ter"emahan 0 AleF tri 7ant"oro Lidodo )akarta 0 >ramedia ............................... (-99-) Emotional Intelligence Ter"emahan 0 T !ermaya )akarta 0 >ramedia unst%ne< +. '. (*++*) Science Education # Secondar' School +dalam The International Enc'clopedia of ,urriculum) ;F$ord 0 Pergamon Press Kartini Kart%n% (*+,,) *sikologi -anita 8andung 0 Alumni L1nn< +.< Ir@ing P.< #amm%$k< T (-99-) Sex $ifferences in %eneral )nowledge )ournal Intelligen%e -9 -, A :+ Mu$halal. (-999) "eningkatkan *em.ela/aran "I*A $i S"& Makalah Ilmiah J */ Mei -999 <ogyakarta M%hamad Ali (*+1/) *engem.angan )urikulum di Sekolah 8andung 0 Sinar 8aru Nasuti%n< S. (*+1,) 0er.agai *endekatan dalam *roses 0ela/ar dan "enga/ar )akarta 0 8ina Aksara +eisman< 'raderi$ka< K. (*+1*) Teaching "athematics "ethods and ,ontents 8oston 0 !oughton Mi$$lin Eompany +id@an Sa,t%t%. (-99-) !u.ungan )ecerdasan Emosi dengan ,oping Adaptif <ogyakarta 0 Skripsi ?akultas Psikologi .>M Sha,ir%< La@ren$e< E. (*++,) "enga/arkan Emotional Intelligence pada Anak )akarta 0 >ramedia Suhars%n%. (-99/) "ele/itkan IQ1 IE1 dan IS )akarta 0 Inisiasi Press Suharsimi Arikunt%. (*++2) $asar2dasar Evaluasi *endidikan )akarta 0 8umi Aksara T(i,t% Ut%m% dan Kees +ui(ter (*++/) *eningkatan dan *engem.angan *endidikan Eetakan kelima )akarta 0 >ramedia

-/

)inner< S. (*++*) New "athematics (dalam The International Enc'clopedia of ,urriculum) ;F$ord 0 Pergamon Press

-2

LAMPI+AN .. AN KET KE#E+DASAN EM*SI*NAL &ama 0 SMA 0 5ama menga"ar 0 Pendidikan Terakhir 0 Petun(uk A 8apak / Ibu Dosen yang kami hormati, mohon berkenan men"awab setiap pernya# taan / soal di bawah ini dengan %ara memberi tanda %enthang (@) pada kolom "awaban yang tersedia, yaitu SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), TP (Tidak Pasti), TS (Tidak Sesuai) dan STS (Sangat Tidak Sesuai) N%. * : / 2 6 , 1 + *9 ** Pern1ataan SS Saya tidak tergerak untuk menghibur teman yang sedang ke%ewa Saya mudah melepaskan diri dari ke%emasan#ke%emasan yang menghantui perasaan saya 7emarahan yang saya alami berlangsung dalam waktu yang lama Saya segan bertanya kepada teman ketika tidak mengetahui sesuatu karena takut dianggap bodoh 7ekurangpahaman tentang pengetahuan mata pela"aran yang saya a"arkan membuat saya rendah diri Saya sulit melakukan berbagai akti'itas dengan baik ketika sedih 8erbagai perasaan negati$ terus#menerus mun%ul dalam diri saya ketika saya ter# singgung Mendengarkan pendapat orang lain hanya akan memperlama pengambilan keputusan Saya dapat mengetahui bahwa seseorang sedang sedih dengan mendengarkan nada bi%aranya Saya sulit untuk mengendalikan diri ketika marah Saya mendahulukan menger"akan peker# "aan yang men"adi tugas saya daripada bermain dengan teman#teman Ja@a-an S TP TS STS

-6

N%. **: */ *2 *6 *, *1 *+ -9 -* --: -/ -2 -6 -, -1

Pern1ataan SS Saya merasa teran%am dengan pendapat orang lain yang berbeda dengan pendapat saya Saya meyakini bahwa saya sanggup me# nyelesaikan berbagai tugas yang ada pada peker"aan saya Saya sulit beker"asama dengan teman# teman satu pro$esi Saya mampu mendengarkan keluh kesah teman Saya mampu memberikan dukungan kepa# da teman yang sedang mengalami mu# sibah Saya tidak mempedulikan perasaan#pera# saan yang sedang saya alami Saya mampu bela"ar mata pela"aran yang saya ampu se%ara rutin Sulit bagi saya untuk segera bangkit dari kemurungan yang saya alami Saya mampu merasakan kesedihan teman yang mendapatkan penilaian pelaksanaan peker"aan "elek Saya tergerak untuk menolong korban ke%elakaan lalu lintas Mudah bagi saya untuk menghibur diri ketika sedang murung Saya merasa yakin bahwa semester ini, penilaian pelaksanaan peker"aan saya bagus Saya mampu berusaha lebih giat lagi untuk mendapat penilaian pelaksanaan peker"aan yang lebih baik Saya merasa sulit berkomunikasi dengan teman#teman satu kelompok dosen MIPA Saya merasa sulit memperbaiki hubungan dengan teman yang pernah bertengkar dengan saya Saya mampu mengungkap ketidaksukaan saya kepada orang yang membuat saya "engkel tanpa kehilangan kendali 7esopanan membuat saya mampu bergaul se%ara akrab di dalam masyarakat S

Ja@a-an TP TS

STS

-,

N%. -+ :9 :*

Pern1ataan SS Saya mampu mendamaikan kon$lik yang ter"adi diantara teman#teman Saya malas men%ari alternati$ %ara penye# lesaian lain ketika %ara penyelesaian yang saya lakukan ternyata salah Saya tidak tergerak untuk mengemukakan berbagai %ara penyelesaian masalah kepa# da teman yang sedang menghadapi masa# lah Saya men"adi malas bela"ar lebih menda# lam mata pela"aran yang saya ampu ketika mengetahui penilaian pelaksanaan peker# "aan saya "elek Saya mampu menenangkan hati teman saya yang sedang gon%ang karena meng# hadapi suatu masalah Saya tidak merasa bersalah ketika men"elek#"elekkan orang lain, karena memang dia pantas mendapatkannya Saya mudah kehilangan semangat ketika menemui kesulitan dalam menger"akan berbagai tugas yang ada pada bidang pe# ker"aan saya Saya terus#menerus memikirkan berbagai hal yang menyebabkan saya ke%ewa Saya letih dengan naik turunnya perasaan yang saya alami Saya tidak tahu mengapa saya merasa begitu malas untuk mempersiapkan mata pela"aran yang saya ampu Saya tidak mau ambil pusing apakah kata# kata saya menyinggung hati orang lain atau tidak Saya merasa sulit mengkoordinasikan teman#teman dalam satu kelompok Saya bersedia mempertanggung"awabkan kesalahan yang saya lakukan Saya tidak mengetahui penyebab perasaan sedih yang saya alami Saya kurang bergairah untuk menger"akan tugas#tugas yang ada pada bidang peker# "aan saya S

Ja@a-an TP TS

STS

:-

:: :/ :2

:6 :, :1 :+ /9 /* //:

-1

N%. // /2 /6 /, /1 /+ 29 2* 22: 2/ 22 26 2, 21 2+ 69

Pern1ataan SS Saya terus#menerus memikirkan kegagalan yang saya alami, sehingga saya merasa tertekan Saya mampu men%egah timbulnya kon$lik diantara teman#teman Saya segan mengawali pembi%araan dengan orang lain yang belum saya kenal Saya mengetahui penyebab perasaan tidak bahagia yang saya alami dalam hidup ini Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan ketika marah Saya mampu menghargai pendapat orang lain yang lebih muda usianya dari saya Mudah bagi saya untuk segera bangkit dari kemalasan yang saya alami Mudah bagi saya untuk berprasangka baik terhadap orang lain yang telah menying# gung hati saya Saya mengetahui penyebab kerisauan yang saya alami Saya mampu memperbaiki kegagalan se# hingga men"adi suatu keberhasilan Saya mampu tetap tenang menghadapi ber# bagai masalah Saya dapat mengetahui bahwa seseorang sedang marah dengan melihat ekspresi wa"ahnya Saya mudah memaa$kan orang yang telah menyinggung hati saya Saya merasa kurang dihiraukan Saya memiliki kemampuan untuk menger# "akan berbagai tugas yang ada pada bidang peker"aan saya dengan baik Saya mudah menyesuaikan diri dalam lingkungan yang berbeda#beda Saya tetap berpikir "ernih pada saat marah S

Ja@a-an TP TS

STS

Terima kasih atas bantuan yang telah diberikan Mohon diperiksa kembali untuk memastikan tidak ada bagian yang terlewati

-+

Lam,iran /. PE+S*NALIA PENELITIAN .. Ketua Peneliti a &ama 5engkap dan >elar % )abatan ?ungsional d ?akultas / Program Studi e Perguruan Tinggi $ 8idang 7eahlian g Laktu untuk Penelitian /. Angg%ta Peneliti . a &ama 5engkap dan >elar % )abatan ?ungsional d ?akultas / Program Studi e Perguruan Tinggi $ 8idang 7eahlian g Laktu untuk Penelitian 2. Angg%ta Peneliti / a &ama 5engkap dan >elar % )abatan ?ungsional d ?akultas / Program Studi e Perguruan Tinggi $ 8idang 7eahlian g Laktu untuk Penelitian 0 Das Salirawati, M Si 0 5ektor 0 ?MIPA / Pendidikan 7imia 0 .ni'ersitas &egeri <ogyakarta 0 Pendidikan 7imia / 8iokimia 0 *- "am / minggu b >olongan Pangkat dan &IP 0 III/% / Penata / *:-99*192 0 Br 5is Permana Sari, M Si 0 5ektor 0 ?MIPA / Pendidikan 7imia 0 .ni'ersitas &egeri <ogyakarta 0 Pendidikan 7imia / 7imia Anorganik 0 *- "am / minggu b >olongan Pangkat dan &IP 0 III/b / Penata Muda Tk I/ *:-9/+2-9 0 Begina Tutik Padmaningrum, M Si 0 5ektor 0 ?MIPA / Pendidikan 7imia 0 .ni'ersitas &egeri <ogyakarta 0 Pendidikan 7imia / 8iokimia 0 *- "am / minggu b >olongan Pangkat dan &IP 0

:9

KAJIAN BANITA

PEN A+UH JENIS KELAMIN D*SEN TE+HADAP KE#E+DASAN EM*SI*NAL !EC" DI BE+BA AI PE+ U+UAN TIN I DI D* DAKA+TA

USUL PENELITIAN

*leh A +r. Lis Permana Sari< M.Si Das Salira@ati< M.Si +egina Tutik Padmaningrum< M.Si

'AKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PEN ETAHUAN ALAM UNI)E+SITAS NE E+I D* DAKA+TA MA+ET< /334

:*

You might also like