You are on page 1of 4

Operasi ketetanggaan 1. Apa maksud 4-ketetanggaan dan 8-ketetanggaan?

4-ketetanggaan : piksel tetangga yang dilibatkan untuk menentukan nilai piksel pusat. Piksel ini berada pada P(baris,kolom + 1), P(baris - 1,kolom), P(baris,kolom -1), P(baris + 1,kolom) 8-ketetanggaan : piksel tetangga yang dilibatkan untuk menentukan nilai piksel pusat. Piksel ini berada pada P(baris,kolom + 1), P(baris - 1,kolom + 1), P(baris - 1,kolom), P(baris -1 ,kolom -1), P(baris,kolom -1), P(baris + 1,kolom -1), P(baris + 1,kolom), P(baris + 1,kolom +1) 2. Filter batas : piksel dengan intensitas diluar intensitas tetangganya nilainya akan disesuaikan berdasarkan nilai min dan nilai maksimum dari nilai piksel tetangga Filter Pererataan : nilai piksel pusat (P) akan dirubah berdasarkan nilai rerata dari piksel tetangganya Filter Median : nilai piksel pusat akan dirubah dengan nilai tengah dari pengurutan nilai piksel tersebut dan 8 tetangganya. 3. Konvolusi dengan cadar = filter pererataan Konvolusi dengan cadar diatas memiliki nilai yang sama dengan nilai piksel asli yang dikalikan dengan cadar tersebut, nilai tersebut kemudian dicari reratanya dengan dibagi 9, hal itu sama dengan konsep pererataan yang menggunakan konsep jumlah dari nilai piksel pusat ditambah nilai 8 tetangganya dibagi 9. 4. Konvolusi : proses untuk mendapatkan nilai suatu piksel berdasarkan nilai piksel itu sendiri dan tetangganya yang melibatkan suatu matrik yang disebut kernel atau cadar yang merepresentasikan pembobotan. 5. Kegunaan konvolusi yang memecah kernel menjadi dua vektor : berfungsi untuk mempersingkat proses kerja konvolusi dengan kernel m x n yang pada asalnya dilakukan sebanyak m x n kali 6. Cara citra menjadi kabur : dapat menggunakan konvolusi dengan memperbesar nilai luas kernel ataupun menaikkan nilai pembobotan pada kernel 7. Mendapatkat tepi objek : dapat menggunakan fungsi filter batas 8. Frekuensi spasial : jumlah sinus yang utuh pada setiap keruangan pada citra

Operasi Geometrik 1. Operasi Geometrik : operasi pada citra yang dilakukan secara geometris seperti penyekalaan, translasi dan rotasi. 2. Pemetaan ke belakang : proses pemetaan dimulai dari citra keluaran maka dipastikan bahwa semua piksel pada citra keluaran akan diberi nilai sekali saja berdasarkan piksel masukan

Pemetaan ke depan : posisi pada citra keluaran ditentukan dengan acuan pemrosesan pada citra masukan sehingga terdapat kemungkinan sebuah piksel pada citra keluaran tidak pernah diberi nilai atau diberi nilai lebih dari satu kali. 3. Interpolasi bilinier Cara yang digunakan untuk menentukan piksel keluaran dengan memperhitungkan empat piksel yang dapat mewakilinya yaitu piksel linier arah vertikel dan mendatar. 4. Persamaan matematika operasi pencerminan vertikal 5. Algoritma untuk pencerminan horizontal dan vertikal Horizontal :
% f : citra masukan [tinggi, lebar] = size(F); for y=1 : tinggi for x=1 : lebar x2 = lebar - x + 1; y2 = y; F2(y, x) = F(y2, x2); end end

Vertikal :
% f : citra masukan [tinggi, lebar] = size(F); for y=1 : tinggi for x=1 : lebar x2 = x; y2 = tinggi y +1; F2(y, x) = F(y2, x2); end end

6. - Transformasi Affine : transformasi linier yang menyertakan penskalaan, pemutaraan, penggeseran dan pembengkokan (shearing) - Spherical : transformasi yang memberikan efek bulatan bola sehingga seolah-olah benda dilihat dari lensa pembesar - Twirl : transformasi yang dilakukan dengan memutar citra berdasarkan titik pusat citra, tetapi tidak bersifat linear. - Ripple : aplikasi transformasi yang memberikan efek gamber terlihat bergelombang - Bilinear : tranformasi untuk menggeser titik pojok pada sebuah piksel Morfologi

1. Terdapat dua buah himpunan seperti berikut: A = {(1,1), (1,2), (2,1), (2,3), (2,1)} B = {(1,1), (1,3), (2,2), (2,3), (3,1)} Berapa hasil operasi berikut?

(a) A B : {(1,1), (1,2), (1,3), (2,1) , (2,2) , (2,3) , (3,1)} (b) A n B : {(1,1) , (2,3)} 2. Operasi Morfologi : operasi yang umum digunakan pada citra biner untuk mengubah struktur bentuk objek pada citra 3. Citra : 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 a. 1 1 1 1 1 b. 0 0 0 0 0

0 0 1 0 0

0 0 0 0 0

Konvolusi : 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 Refleksi 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0

0 0 0 0 0

4. Kegunaan operasi dilasi : untuk memberikan efek pelebaran pada piksel yang bernilai satu 5. Citra : 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0

0 0 1 0 0

0 0 0 0 0 1 1

Dilasi dengan : Hasil : 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1

0 1 1 1 0

0 0 1 0 0

6. Operasi erosi menyatakan letak elemen penstruktur Karena operasi erosi memberikan memperkecil struktur citra. Citra keluaran dari operasi erosi merupakan elemen yang cocok pada elemen penstruktur yang

merupakan letak dari elemen penstruktur tersebut. Piksel lain yang tidak cocok dengan elemen penstruktur akan diubah nilainya. 7. Hubungan dengan operasi dilasi dan erosi a. Operasi opening Operasi ini merupakan operasi erosi yang diikuti dengan dilasi dengan elemen penstruktur yang sama, dapat dikatakan operasi opening merupakan gabungan dari operasi dilasi dan erosi. Efek yang diberikan adalah menghaluskan objek dan menghilangkan seluruh piksel area yang terlalu kecil untuk ditempati elemen penstruktur. b. Operasi closing Operasi closing juga merupakan gabungan dari operasi erosi dan operasi dilasi, namun operasi dilasi dijalankan lebih dulu kemudian baru operasi erosi. Efek yang diberikan adalah menghaluskan kontur dan menghilangkan lubang-lubang kecil 8. Operasi opening = idempotent Jika suatu citra telah dikenai operasi opening, penggunaan operasi opening dengan elemen penstruktur yang sama pada citra tersebut tidak akan memberikan efek apapun. 9. Operasi thinning : Operasi morfologi yang dilakukan untuk memperkecil ukuran geometrik objek dengan hasil akhir berupa skeleton atau rangka. Operasi pada citra biner 1.

You might also like