You are on page 1of 59

PSIKOLOGI TUMBUH KEMBANG

Oleh : Prof.Dr.H.M.Joesoef Simbolon, SpKJ,SpKJAR

Psikologi Tumbuh Kembang


Tumbuh : bertambahnya jumlah sel bertambah besarnya ukuran sel Kembang: bertambah matangnya fungsi apparatus mental (perasaan, emosi, kognisi, perilaku dsb) Manusia : Fisik + Mental (Paripurna) (Tumbuh) (Kembang)

Psikologi Tumbuh Kembang


a. Teori Perkembangan Psikoseksual (Sigmund Freud) b. Teori Perkembangan Psikososial (Erik Erikson) c. Teori Perkembangan Psikokognitif (Jean Piaget)

Teori Perkembangan Psikoseksual (Sigmund Freud)


- Menjelaskan perkembangan seksual manusia dari mulai sejak lahir sampai dewasa - Terdiri dari 5 fase, setiap fase diberi nama berdasarkan erogenic zone pada fase itu - Erogenic zone = daerah yang paling sensitif pada tubuh anak - Tinjauannya dari sudut Psikoanalisa

Seksualita tidak hanya semata-mata terbatas pada impuls dan tindak perbuatan yang menjurus pada alat genitalia dan kohabitasi saja tetapi meliputi pula aspek love (cinta, kasih sayang, kesenangan, daya tarik) Libido (instink seksual)

Seksualita berkembang dari suatu


- undifferentiatedtotality kepada yang lebih mengalami diferensiasi genital privacy - genital primacy ialah bila fungsi gentialia menjadi lebih dominan sebagai satu-satunya aparatus bagi pelepas eksitasi seksual secara klimatik

Pemahaman kita adalah :


- Bila genitalia belum berkembang tidaklah berarti bahwa eksitasi seksual itu tidak ada - Sehingga anti-tesis dari genital primacy ada periode pregenital - Disini eksitasi seksual tidak ditujukan pada genitalia melainkan pada zone erogenik

Mengapa S.Freud menganggap impuls dan aktivitas sebelum pubertas sebagai sesuatu yang seksual ? Oleh karena : - Menurut analitik hal ini merupakan dasar perkembangan seksualita orang dewasa dengan variasinya di kemudian hari - Apabila ada hambatan dalam pemuasan seksnya substitusinya fenomena infantil ini. - Aktivita foreplay forepleasure - Pada golongan perversi seksualis, aktivitas infantil ini menetap sebagai suatu hal yang perlu untuk pemuasan yang klimatik

Seksualita pada anak berbeda dengan dewasa


- Eksitasi terbesar tidak perlu pada alat genitalia - Tidak tertuju pada hubungan kelamin (genitalia discharged) foreplay - Bersifat autoerotik Bagian tubuhnya sebagai objek

Fase-Fase Perkembangan Psikoseksual


1. Fase Oral (0 1) tahun a. Early Oral Stage (Sucking) b. Late Oral-sadistic Stage (Cannibalatic) Fase Anal (1-3) tahun a. Early Anal Sadistic Stage (Expulsion) b. Late Anal Sadistic Stage (Controle) Fase Phalus (Early Genital Stage) (4 6) tahun Fase Laten (6 12) tahun Fase Genitalia (Final Genital Stage) (> 12 tahun)

2.

3. 4. 5.

Fase Oral (0 - 1) tahun


- Mulut merupakan erotic zone - Mengisap merupakan pernyataan permulaan dari naluri seksual - Selain memuaskan rasa lapar, juga merupakan kenikmatan - Kenikmatan didapat tanpa banyak usaha kecenderungan dasar mendapatkan kepuasan sebesar-besarnya dengan usaha sekecil-kecilnya

- Sekali mulut membuktikan dirinya dalam menyelesaikan suatu masalah cenderung akan mengulangi lagi - Thumbsucking merupakan mendapatkan pleasure tanpa bertujuan untuk makan - Perilaku lain yang menunjukkan erotisme oral adalah perokok, peminum, adiksi dll.

- Konflik pertama adalah hubungannya dengan feeding schedule - Waktu tumbuh gigi timbul sikap agresif dan menyakiti ambivalensi - Ciuman dengan playful biting jadi mulut selain memperoleh pleasure tapi dapat juga sebagai pelampiasan agresi

Fase Anal (1 - 3) tahun


- Kenikmatan merupakan anal pleasure - Kenikmatan pada perasaan lega terhadap suatu ketegangan (tension) dengan dikeluarkannya feses - Disamping itu pada saat tingginya stimulasi mukosa rektal dengan menahan feses

- Disini juga timbul ambivalensi feses merupakan love object mempunyai ego value pada saat yang sama harus dibuang (kotor) - Didalam toilet training anak dilatih untuk mastery of sphinchters - Fiksasi pada erotisme anal mis: koprophagia, biseksualita, obsesi kompulsi, kesayangan berlebih terhadap benda, kekikiran, pemborosan, kesenangan to play dirty tricks on somebody, sodomi

Fase Phalus (3 - 5) tahun


- Adanya perbedaan kelamin antara dirinya dengan anak lain menjadi perhatiannya - Anak belum mengerti perbedaan kelamin laki-laki dan perempuan - Yang ia lihat adalah seolah-olah ada luka bekas sesuatu yang terpotong

- Pada anak laki-laki timbul Castration anxiety - The fear of beings castrated dapat mengalami fiksasi dasar homoseksualita dan impotensi - Pada anak perempuan timbul fenomena penis envy sering merupakan dasar lesbianisme

- Odipus kompleks positif : aku mencintai ibu dan membenci ayah - Odipus kompleks negatif kalau cinta kepada ayah lebih kuat dan membenci ibu

- Pada anak perempuan Electra complex mendekat kepada ayah menjauh dari ibu - Pada keadaan ibu dominan dan agresif sedang ayah bersikap lemah maka anak laki-laki merepresi keinginannya untuk dekat dengan ibunya - Ia menggantikan ibunya, bersikap mencintai secara pasif pada ayahnya homoseks atau impoten

- Anak perempuan yang mempunyai ayah yang dominan dan agresif sedang ibu lemah maka anak perempuan frigid, tidak ada gairah hubungan heteroseksual karena menganggap semua laki-laki dominan dan agresif - Fase Anal, Fase Anal dan Fase Phalus merupakan Seksual Infantil (Pregenital)

Fase Laten (6 - 12) tahun


- Rangsangan seksual direpresi atau mengalami sublimasi - Aktivitas bermain dengan teman sebaya dan sejenis - Mencari hubungan dengan orang dewasa lain diluar rumah - Super Ego dengan Ego ideal berkembang cepat

- Lebih banyak perhatian untuk berpikir dan mengatasi persoalan secara realistis - Perkembangan kognitif lebih matang sehingga lebih baik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan - Anak sudah dapat bermain menurut aturan dengan teman sebaya yang sejenis demikian juga dengan lawan jenis

- Hal ini memperkuat identifikasinya sesuai dengan jenis kelaminnya dan mempersiapkan kelak untuk melakukan hubungan heteroseksual pada saat dewasa - Jika anak laki-laki selalu bermain dengan anak perempuan homosexual - Anak perempuan lebih senang bermain dengan anak laki-laki tomboy apalagi kalau rasa penis envynya kuat

Fase Genital > 12 tahun


- Tanda-tanda seks sekunder tampak mis: - tumbuh kumis, rambut pada pubis, suara berubah, nocturnal emissions pada anak laki-laki - tumbuh buah dada, rambut ketiak dan pubis serta mulai datang haid pada anak perempuan

- Rangsangan seksual timbul lagi Pada laki-laki daerah erotik adalah penis Pada anak perempuan mula-mula clitoris sesudah hubungan seksual adalah vagina - Terjadi perubahan tingkah laku seksual dan tingkah laku sosial

TEORI PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL (Erik Erikson) - Lingkungan kehidupan manusia berkembang bersama-sama institusi sosialnya - Keadaan psikologik atau patologik tergantung pada konflik dalam pribadi dan hubungan individu dengan masyarakat - Keseimbangan interaksi positif dan negatif menentukan derajat kesehatan jiwa dan penyesuaian diri

- Titik kritis perkembangan merupakan titik balik dalam pola interaksi sosial - Dalam setiap fase individu dituntut mencapai kebajikan dasar - Ada 8 fase perkembangan tapi hanya 5 fase pertama yang dibicarakan

Fase-Fase tersebut adalah


a. b. c. d. e. Fase Basic Trust vs Mistrust Fase Autonomy vs Shame and Doubt Fase Initiative vs Guilt Fase Industry vs Inferiority Fase Identity vs Role Diffusion

Fase Basic Trust vs Mistrust (1 - 11/2 tahun)


- Kehidupan dalam kandungan surgawi - Awal bergantung pada lingkungan - Anak harus dilindungi untuk memperoleh rasa aman atau rasa percaya diri - Penting karena menjadi dasar hubungannya dengan lingkungan dikemudian hari

- Hubungan dengan lingkungan dilakukan melalui mulut - Mulut selain yang sebenarnya juga panca indera - Segala hal yang mengganggu proses menyusui dalam hubungan ibu - anak menyebabkan terganggunya pembentukan rasa aman dan percaya - Terganggunya menolak maju melekat terlalu cepat (precox)

Gangguan yang dapat timbul


Kesulitan makan Irritabilitas Kecemasan Ingin melekat (Clinging) Pada saat dewasa : - ketergantungan - depresi - skizofrenia - adiksi

Fase Autonomy vs Shame and Doubt


- Proses pematangan fisik, gerakan lebih terkordinir dan bertujuan - Gerakan badan dapat diatur - Berbuat sesuatu sesuai dengan kemauannya - Mengalami kepuasan dalam gerak - Akan tertanam rasa otonomi diri. Merupakan rasa dasar akan kemampuan mengatur badannya dan lingkungan sendiri

- Ia dapat menolak atau memberi - Ia ingin melakukan segalanya sendiri - Banyak orang tua tidak memberikan kesempatan kepada anak untuk mencoba dan langsung mengambil alih konflik - Penyimpangan yang dapat terjadi : temper tantrums, sadistik, menentang, keras kepala, dll

Fase Initiative vs Guilt (3 - 6) tahun


- Belajar mengendalikan diri & memanipulasi lingkungan - Kemampuan bahasa semakin menonjol demikian juga kemampuan untuk melakukan gerakan yang bertujuan - Bersifat ingin tahu, banyak pertanyaan, banyak meniru aktivitas sekitar - Rasa berinisiatif mulai menguasai

- Lingkungan mulai menuntut supaya anak mampu melaksanakan tugas-tugas tertentu mis : untuk kebersihan badan sendiri, membereskan mainannya, mulai dituntut untuk aktivitas bersama - Sering terlihat anak-anak berpindah-pindah tugas yang diberikan padanya. Melakukan yang lain - Konflik terjadi karena lingkungan terlalu menuntut lebih dari apa yang bisa ia lakukan - Pada fase ini tokoh ayah mulai berperan penting

- Ayah - ibu menjadi omnipoten - Hubungan dengan saudara atau teman diwarnai oleh persaingan untuk menang sendiri - Kerjasama disini belum merupakan kerjasama yang sebenarnya/sharing - Gangguan dalam fase ini : Kesulitan belajar, masalah sekolah, anak yang pasif, takut dan kurang inisiatif

Fase Industry vs Inferiority (6 - 12) tahun


- Ruang lingkup dan pengalaman bertambah luas - Yang paling prinsip adalah apakah anak mampu untuk menyelesaikan tugas yang dihadapi dan kemampuan untuk menghasilkan sesuatu - Bersamaan dengan terselesaikannya hubungan segitiga orang tua anak maka anak siap meninggalkan orang tua untuk waktu terbatas

- Aktivitas mencerminkan sifat kompetitif bukan egoistik dalam arti sebenarnya - Dalam aktivitasnya perlu ada hubungan dengan orang lain yang digunakannya untuk mengukur kemampuannya, merasakan kegunaan dirinya, merasakan persamaan dan perbedaan dirinya dengan temantemannya - Saling memberi dan menerima, setia kawan memegang aturan yang berlaku secara ketat - Orang tua bukan satu-satunya sumber identifikasi, anak mulai mengagumi orang lain

- Anak cenderung identifikasi terhadap orang yang berkesan baginya atau yang dikagumi - Peran guru jadi sentral - Ketergantungan anak berpindah dari orang tua kepada institusi sosial di luar rumah - Gangguan dalam fase ini : anak diliputi perasaan kekurangan diri, tidak mampu, rasa inferior, takut menghadapi kompetisi, sulit berteman, takut dan pasif diluar rumah tetapi merajalela dirumah

Fase Identity vs Role Diffusion (12-18) tahun


- Masa sebelum memasuki masa dewasa - Mengalami perubahan fisik dan kejiwaan - Kemantapan dan kepercayaan terhadap badannya maupun kemampuannya yang telah dicapainya sebelum ini pada fase ini seakan-akan mengalami goncangan dan gejolak menuntut untuk ditinjau kembali

- Secara biologik Kemampuan orang dewasa secara psikososial belum berhak - Siapa aku ini, apa aku ini, apa jadinya aku nanti - Problema identitas diri Standardisasi diri dalam usaha mencari identitas diri dalam bidang seksual, umur dan okupasional - Masa moratorium masa penundaan tanggung jawab

Secara garis besar yang harus dihadapi dan diolah oleh remaja pada fase ini untuk akhirnya sampai pada waktu identitas diri yang positif, berhubungan dengan : a. menguasai perspektif waktu b. memperoleh suatu kepastian diri c. eksperimentasi dengan peranan mencegah terbentuknya identitas negatif d. mengembangkan dan memantapkan harapan untuk berprestasi menghindari kelumpuhan bekerja e. memperoleh identitas seksual

Epigenetic Chart dari Erik Erikson (pada diktat)

Teori Perkembangan Psikokognitif (Jean Piaget) - Kemampuan kognitif : kemampuan manusia untuk menerima, mengubah dan menggunakan berbagai informasi mengenai dunia sekitarnya - Kemampuan kognitif : kemampuan berpikir, yang merupakan dasar dari intelligensi manusia

Piaget menggambarkan perkembangan sebagai berikut :


Refleks-refleks dasar Gerak-gerak otomatik serta Pembawaan tertentu

Melalui Proses ASSIMILASI AKOMODASI ORGANISASI

dari semua asupan baru yang diterima dari lingkungan

akan berkembang menjadi kemampuan kognitif dikemudian hari

Assimilasi : proses mencicipi stimulus-stimulus baru yang sudah dimiliki kognitif sebelumnya Mis: mobil Fiat (polanya) Tahu mobil Toyota disesuaikan Kalau cocok jadi balance Kalau tidak cocok akan merubah fungsi kognitif disebut akomodasi assimilasi dan akomodasi berhubungan organisasi : membuat koheren yang tadinya tidak koheren. Mis : mobil : - rem - gigi - gas harus koheren supaya bisa jalan

Fase-Fase Perkembangan
a. Fase sensorimotor (0-11/2 atau 2) tahun b. Fase Preoperational (2-6 atau 7) tahun c. Fase Operational concrete (7-11 atau 12) tahun d. Fase Formal operational (12-15 atau 16) tahun - Piaget memberi nama berdasarkan modus operandi yang dominan

Supaya perkembangan dapat berjalan lancar maka diperlukan :


a. Keutuhan struktur tubuh dan organorgannya (otak, pancaindera, motorik, dsb) serta faktor konstitusi b. Stimulasi rangsangan baru yang berkesinambungan dari lingkungan c. Peran aktif individu untuk mengolah asupan yang diterimanya dari lingkungan itu

Menurut Piaget cara berpikir yang merupakan petunjuk adanya kemampuan kognitif yang sebenarnya adalah cara berpikir yang memiliki sifat-sifat operasional yang ditandai oleh : a. Cara berpikir harus reversibel b. Cara berpikir bersifat integratif dan assosiatif c. Cara berpikir bersifat internal

Fase sensorimotor (0-11/2 atau 2) tahun - Refleks dasar - Gerak otomatik - Pembawaan-pembawaan tertentu Tugas perkembangan : a. Mengkordinasi dan mengintegrasikan berbagai data sensorik dan pengalaman motorik b. Mengenal adanya dunia objek diluar dirinya c. Melakukan gerakan-gerakan yang terarah dan bertujuan Skemata, merupakan unit dasar suatu tindakan perbuatan

Fase Praoperasional (2-7) tahun - Anak dapat memanipulasikan simbol yang merepresentasi lingkungan - Sifat-sifat praoperasional :
a. b. c. d. Tidak reversibel Memusat pada satu detail Transduktif Egosentris

Fase Operasional Konkrit (7-11) tahun - Ciri utama adalah terjadinya pemantapan dan pengawetan (konservasi) dari segala pengalaman dan kemampuan yang diperoleh pada fasefase yang lalu - Konservasi angka, jumlah , berat dan volume berkembang - Mampu mengelompokkan berbagai objek atas dasar sifat-sifat tertentu dan melihat bagian dalam hubungan dengan keseluruhan

- Mampu mengklassifikasi/mengelompokkan objek berbagai objek atas dasar sifat-sifat tertentu, melihat bagian dalam hubungan dengan keseluruhan. Sifat klassifikasi sederhana seperti : benda-benda
besar berat kecil ringan

- Sekarang menjadi lebih baik benda-benda

besar
berat ringan berat

kecil
ringan

Kelereng kayu

hitam

putih

Bahwa hitam dan putih keduanya adalah kayu

- Sifat-sifat pemikiran operasional mulai dikuasai - Pemikiran jadi reversibel - Desentrasi - Induktif dan Deduktif tidak transduktif - Egosentrisme berkurang

- Sifat-sifat pemikiran operasional - Piaget kemampuan berpikir sebagai kemampuan kognitif yang sebenarnya - Tambahan kata konkrit untuk membedakan dengan fase berikutnya karena belum dapat beroperasi atas dasar kemungkinan-kemungkinan (perkiraanperkiraan dan hipotesa) Anak belum mampu berpikir secara abstrak

Fase Operasional Formal (11-16) tahun - Taraf kemampuan berpikir orang dewasa - Sifat-sifat operasional - Mampu mengeksplorasi dan menyelesaikan persoalan atas dasar kemungkinankemungkinan - Dasar untuk berpikir secara hipotetikdeduktif - Piaget menganggap kemampuan kognitif ini yang paling tinggi namun tidak selalu bisa tercapai oleh setiap individu

You might also like