You are on page 1of 73

Case presentation Stroke non haemoragic

Identitas Pasien
Nama : Tn. A. S Umur : 58 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Alamat : Kp. Ciroyom Agama : Islam Pekerjaan : tidak bekerja Masuk Rumah Sakit : 31 Juli 2013

ANAMNESIS ( Auto anamnesis )


Keluhan Utama Kaku saat berjalan :

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan keluhan kaku di kaki kiri saat berjalan 11 jam SMRS, sebelumnya pasien sedang menonton Tv, mual ( - ), muntah ( - ), demam ( - ) nyeri kepala ( - ). Riwayat Penyakit dahulu Sebelumnya pasien pernah mengalami keluhan serupa 2 tahun yang lalu . Riwayat hipertensi (+) tidak terkontrol Riwayat DM (+) Riwayat penyakit jantung disangkal

Riwayat Keluarga Riwayat stroke dalam keluarga disangkal. Riwayat hipertensi tidak diketahui. Riwayat DM tidak diketahui. Riwayat Pengobatan Rutin mengkonsumsi obat gula. Riwayat Psikososial Pola makan teratur, nafsu makan pasien baik Pasien sudah berhenti merokok Jarang olahraga, tidak konsumsi alkohol

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak sakit sedang Kesadaran : Composmentis Tanda Vital - Nadi : 76 x/menit, reguler - Pernapasan : 20x/menit, reguler - Suhu : 36,6 0C - TD : 160 / 100 mmHg

Kepala Mata

: normocephal : anemis (-/-), ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+),ukuran pupil (3mm/3mm) Hidung : Deviasi septum (-), Sekret (-/-) Telinga : Normotia, Sekret (-/-) Mulut Mukosa bibir kering (-), sianosis (-), lidah tremor (-), faring hiperemis (-), tonsil T1-T1, gigi geligi tidak lengkap Leher : Tidak terlihat pembesaran KGB

Thorax
Jantung : BJ I-II murni reguler, murmur (-), gallop (-) Paru : vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-) Abdomen Inspeksi: bentuk datar Perkusi : timpani Palpasi : supel, nyeri tekan (-), organomegali (-), nyeri epigastrium (-) Auskultasi: BU (+) normal

Ekstremitas - Atas : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-) - Bawah : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)

STATUS NEUROLOGIS
Kesadaran : Compos mentis GCS : E4 V5 M6 Rangsang Meningeal - Kaku Kuduk (-) - Laseque/Kernig (-/-) - Brudzinki I/II/III = (-/-/-)

PEMERIKSAAN NERVUS CRANIALIS


N.I (Olfaktorius) Daya Pembau : Tidak dilakukan N.II (Optikus ) Kanan Kiri Visus : tidak dilakukan Lapang Pandang : normal normal Funduskopi : Tidak dilakukan N.III (Okulomotorius) Kanan

Kiri

Ptosis : Gerakan Bola Mata Atas : Bawah : Medial : Pupil : Refleks cahaya langsung : Refleks cahaya tidak langsung Akomodasi

baik / baik baik / baik baik / baik bulat, isokor, ODS (3-3) mm + / + : + / + : baik / baik

N.IV (Trokhlearis) Gerakan mata ke medial bawah

Kanan : baik

Kiri baik

N.V (Trigeminus) Menggigit : Membuka Mulut : Sensibilitas ( raba dan nyeri ) 5.1.(oftalmikus) : 5.2.(maksilaris) : 5.3 (mandibularis): Reflek kornea :

Kanan
normal normal

Kiri

+ + + +

N.VI (ABDUSENS) Gerakan mata ke lateral

Kanan baik

Kiri baik

N.V (Trigeminus) Menggigit : Membuka Mulut : Sensibilitas ( raba dan nyeri ) 5.1.(oftalmikus) : 5.2.(maksilaris) : 5.3 (mandibularis):

Kanan normal normal + + +

Kiri

Reflek kornea Refleks bersin


N.VI (ABDUSENS) Gerakan mata ke lateral

: :

+
normal Kanan baik

Kiri baik

N.VII (FASIALIS) Kiri

Kanan

Kerutan kulit dahi : + Menutup mata kuat : + Mengangkat alis : normal Menyeringai : normal Daya Kecap Lidah 2/3 depan : tidak dilakukan
N.VIII (Vestibulochoclearis) KIRI Tes Bisik Tes Rinne Tes Weber Tes Schwabach KANAN

+ + + tertinggal

: : : :

tidak dilakukan tidak dilakukan tidak dilakukan tidak dilakukan

N. IX (Glosofaringeus) Dan N. X (Vagus) Arkus faring : Simetris Daya kecap lidah 1/3 belakang : Tidak dilakukan Uvula : letak ditengah, simetris Menelan : Normal Refleks muntah : (+/+) N. XI (Aksesorius) Memalingkan Kepala Mengangkat Bahu N.XII (Hipoglosus) Sikap lidah Atropi otot lidah Tremor lidah Fasikulasi lidah Kanan baik baik Kiri baik baik

: :

: letak ditengah : (-) : (-) : (-)

Motorik Kekuatan Otot 5 4 5

Tonus otot Atrofi Sensorik Nyeri : Ektremitas Atas Ekstremitas Bawah Raba : Ektremitas Atas Ekstremitas Bawah Suhu : tidak dilakukan

4 : normal : tidak ada

Kanan : normal : normal : normal : normal

Kiri
(-) (-) (-) (-)

Fungsi Vegetatif Miksi : baik Defekasi : baik Fungsi luhur MMSE : tidak dilakukan Reflek Fisiologis Refleks Patologis Reflek bisep : + / + Babinski : -/Reflek trisep : + / + Chaddock : -/Reflek patella : + / + Gordon : -/Reflek Achilles : + / + Schaeffer : -/Oppenheim : -/-

Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan Darah Hasil Rujukan
Hemoglobin 11,9 12,0-16,0 g/dL

Hematokrit

35,7

35-45 %

Trombosit

276

150-350 103/l

Leukosit

6900

4-9 103/l

GDS

71

< 120 mg/%

RESUME PASIEN
Ny. C, 60 tahun mengalami lemah tubuh sebelah kiri sejak + 5 hari SMRS. Tiba tiba pusing, bicara pelo dan tidak jelas. Keluhan disertai rasa baal pada tangan dan kaki. Riwayat hipertensi 5 tahun SMRS, riwayat merokok > 15 tahun, 2 3 batang / hari, jarang berolahraga. PF didapatkan TD 210/100 mmHg

Status neurologis : - N. III didapatkan ptosis sebelah kiri - N. V didapatkan sensibilitas V1 V2 V3 sebelah kiri - N. VII didapatkan kerutan kulit dahi, menutup mata kuat, mengangkat alis sebelah kiri - N.XII didapatkan deviasi lidah ke kiri dan artikulasi terganggu (disartria) Motorik Kekuatan Otot 5 5 1 1

Sensorik Nyeri dan raba ekstremitas atas dan bawah sebelah kiri (-)

Diagnosa
Diagnosis Klinis : Hemiparese sinistra Diagnosis Topis : Diagnosis Etiologik : Stroke non hemoragik Diagnosis Faktor Risiko: Hipertensi

RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG


CT-Scan EKG

PENATALAKSANAAN
Tujuan penatalaksanaan pada stroke iskemik adalah untuk menyelamatkan jaringan otak yang menjadi disfungsional akibat iskemia, tetapi tetap intak secara struktural (penumbra iskemik).

Tindakan awal
ABCs Bed rest Kepala dan tubuh atas dalam posisi 300 dengan bahu pada sisi lemah diganjal dengan bantal. Periksa kadar oksigen, bila hipoksia berikan oksigen. Pemasangan infus Monitor jantung (ECG) Nutrisi enteral dgn nasogastrik tube (NGT) Pemasangan dauer kateter urin. Diet rendah garam Diet cukup kalori

Medikamentosa
Infus 2A + Lapibal Citicolin 250mg / 8 jam Captopril 25mg 3 x 1

PROGNOSIS
Quo ad vitam Quo ad functionam : dubia ad bonam : dubia ad malam

Analisa kasus

DAFTAR MASALAH
1. Mengapa pasien ini didiagnosa Stroke infark ? 2. Apa saja faktor risiko pada pasien ini? 3. Bagaimana penatalaksanaan stroke infark? 4. Bagaimana pencegahan stroke?

DEFINISI STROKE

Stroke adalah defisit neurologis baik fokal atau global yang terjadi secara mendadak atas dasar terjadi gangguan pembuluh darah otak yang memiliki pola dan gejala yang berhubungan dengan waktu.

DIAGNOSIS
Berdasarkan klinis anamnesis & pemeriksaan neurologis Sistem skoring untuk membedakan jenis stroke Algritma stroke Gajah Mada Penurunan kesadaran (-), nyeri kepala hebat (-), babinski (-) Skor stroke Sirriraj CT-scan (gold standar) untuk membedakan infark dgn perdarahan. MRI lebih sensitif mendeteksi infark sereberi dini dan infark batang otak.

DIAGNOSIS
PIS Gejala prodromal /TIA Aktivitas pada onset Aktif + Istirahat Infark

Penurunan kesadaran
Tanda RM Tanda kenaikan TIK

sering
+ Sangat sering

Jarang
jarang

CT- scan

Masa hiperdensitas

Daerah hipodensitas

DIAGNOSIS
Gejala klinis PIS Infark

Defisit fokal
Onset Nyeri kepala Muntah pada awalnya Hipertensi Penurunan kesadaran Kaku kuduk

Berat
Menit/jam Hebat Sering Hampir selalu Ada Jarang

Berat ringan
Pelan (jam/hari) Ringan Tidak, ke lesi BO Sering kali Tidak ada Tidak ada

Hemiparesis
Gangguan bicara Likuor Parese N. III

Sering dari awal


Bisa ada Berdarah Tidak ada

Sering dari awal


Sering Jernih Tidak ada

Pada pasien ini


Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaa neurologis Defisit neurologis fokal berupa hemiparese dextra yang terjadi tiba-tiba saat pasien beristirahat Riwayat hipertensi sebelumnya, riwayat merokok sebelumnya. Pemeriksaan fisik, tanda vital TD 210 / 100 mmHg Status neurologis tampak sakit sedag, kesadaran composmentis, berbicara disartria, RM (-), SO: refleks cahaya (+/+), pupil bulat isokor ODS 3 mm, GBM kesegala arah, wajah parese N. VII kanan sentral, parese N. XII kanan sentral Motorik 5 1 tonus normal, atrofi (-) 5 1 Sensorik dan vegetatif baik FL tidak dilakukan RF (+/+) RP (-/-)

DIAGNOSIS
Berdasarkan skor stroke Skor Siriraj: = (2,5 x kesadaran) + (2 x vomitus) + (2 x headache) + (0,1 x diastole) (3 x n ateroma) 12 = (2,5 x 0) + (2 x 0) + (2 x 0) + (0,1 x 100) (3 x 0) 12 = (0 + 0 + 0 + 10 0) 12 =-2

DIAGNOSIS
Dimana Derajat kesadaran 0 = composmentis, 1 = somnolen, 2 = sopor Muntah 0 = tidak ada, 1 = ada Nyeri kepala 0 = tidak ada, 1 = ada Ateroma 0 = tidak ada, 1 = salah satu atau lebih (DM, angina, penyakit pembuluh darah) Hasil Skor > 1 : perdarahan supratentorial Skor < 1 : infark serebri

Skor gajah mada

Faktor risiko
Dapat dimodifikasi
Hipertensi Penyakit jantung (fibrilasi atrium) Diabetes melitus Merokok Konsumsi alkohol Hiperlipidemia Kurang aktifitas Stenosis arteri karotis

Tidak dapat dimodifikasi


Usia Jenis kelamin Ras/suku Faktor genetik Riw. Stroke sebelumnya

Pada pasien ini


Riwayat hipertensi, merokok dan kurang beraktivitas

PENATALAKSANAAN
Tindakan awal
Bed rest Kepala dan tubuh atas dalam posisi 300 dengan bahu pada sisi lemah diganjal dengan bantal. Periksa kadar oksigen, bila hipoksia berikan oksigen. Pemasangan infus Monitor jantung (ECG) Nutrisi enteral dgn nasogastrik tube (NGT) Pemasangan dauer kateter urin.

PROGNOSIS Quo ad vitam : dubia ad bonam Quo ad functionam : dubia ad malam

pencegahan
Primer

Mencegah stroke pertama dengan mengobati faktor risiko predisposisi


Sekunder Mencegah stroke setelah setidaknya terjadi satu episode iskemia serebri

Pada pasien ini


Rehabilitatif dengan fisioterapi

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI
Stroke adalah suatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak disertai manifestasi klinis berupa defisit neurologis dan bukan akibat tumor, trauma, ataupun infeksi SSP.
45

DEFISIT NEUROLOGIK
Hemiparesis/hemiplegi
Kelumpuhan wajah atau anggota badan yg timbul mendadak.

Hemihipestesia atau hemiparestesia


Gangguan sensibilitas pada satu atau lebih anggota badan.

Afasia atau disfasia sensorik atau motorik


Bicara tdk lancar, kurang ucapan, atau kesulitan memahami ucapan.

Disatria
Bicara pelo atau cadel.

Gangguan penglihatan (hemianopia atau diplopia) Ataksia

SIFAT GEJALA DEFISIT NEUROLOGIS


Sementara
Transient Ischaemic Attack (TIA), timbul beberapa menit sampai beberapa jam dan hilang sendiri dgn/tanpa pengobatan.

Sementara > 24 jam


Reversible Ischaemic Neurologic Defisit

Progressing stroke atau stroke in evolution Permanen

Epidemiologi
Usia di atas 40 tahun. Insiden stroke pria : wanita = 1,25 : 1 Angka kematian pada pria kulit hitam adalah 50,9 per 100.000 populasi dan 39,2 per 100.000 wanita kulit hitam. Angka kematian pada pria kulit putih adalah 26,3 per 100.000 dan 22,9 per 100.000 pada wanita kulit putih.

Etiologi
Infark otak (80%)
Emboli Aterotrombotik

Perdarahan intraserebral (15%)


Hipertensi Malformasi arteri-vena Angiopati amiloid

Perdarahan subarachnoid (5%) Penyebab lain

Faktor risiko
Faktor risiko yang tidak dapat diubah Usia Hipertensi Faktor risiko yang dapat diubah

Jenis kelamin pria


Ras Riwayat keluarga Riwayat TIA atau stroke Penyakit Jantung Koroner Fibrilasi atrium Heterozigot/homozigot homosistinemia

Diabetes mellitus
Merokok Penyalahgunaan alcohol dan obat Kontrasepsi oral Hematokrit meningkat Bruit karotis asimptomatis Hiperurisemia dan dislipidemia

Patologi Stroke

Klasifikasi
Berdasarkan Patologi Anatomi dan Penyebabnya Berdasarkan stadium / pertimbangan waktu

Stroke Iskemik
Transient Ischemic Attack (TIA) Trombosis serebri Emboli serebri

TIA Stroke-in-evolution Completed stroke


Berdasarkan sistem pembuluh darah

Stroke Hemoragik
Perdarahan intra serebral Perdarahan subarakhnoid

Sistem karotis Sistem vertebrobasilar

Patologi, Patogenesis,dan Patofisiologi Infark Otak


Iskemik otak yang lama dan parah perubahan struktur dan fungsi otak yang ireversibel infark otak :
Daerah hipoksia edema yang lama infark Daerah sekitar infark (penumbra iskemik) sel masih hidup, fungsi sel terhenti Daerah di luar penumbra edema fokal/hiperemis sel masih, fungsi baik

Patologi, Patogenesis,dan Patofisiologi Infark Otak


Sumbatan pengurangan aliran iskemia infark. Oleh karena adanya kolateral, mekanisme kompensasi fokal maka dpt terjadi :

Sumbatan kecil iskemia singkat kompensasi transient ischemic attack (TIA) hemiparesis/amnesia umum sepintas, < 24 jam/ Sumbatan agak besar iskemia lebih luas kompensasi dlm bbrp hari-minggu reversible ischemic neurologis defisit (RIND) Sumbatan cukup besar iskemia luas tdk bisa kompensasi defisit neurologis

Manifestasi klinis
Gejala akibat penyumbatan arteri karotis interna. - Buta mendadak (amaurosis fugaks). - Ketidakmampuan untuk berbicara atau mengerti bahasa lisan (disfasia) bila gangguan terletak pada sisi dominan. - Kelumpuhan pada sisi tubuh yang berlawanan (hemiparesis kontralateral) dan dapat disertai sindrom Horner pada sisi sumbatan

Gejala akibat penyumbatan arteri serebri anterior. - Hemiparesis kontralateral dengan kelumpuhan tungkai lebih menonjol. - Gangguan mental. - Gangguan sensibilitas pada tungkai yang lumpuh. - Ketidakmampuan dalam mengendalikan buang air. - Bisa terjadi kejang-kejang.

Gejala akibat penyumbatan arteri serebri media. - Bila sumbatan di pangkal arteri, terjadi kelumpuhan yang lebih ringan. Bila tidak di pangkal maka lengan lebih menonjol. - Gangguan saraf perasa pada satu sisi tubuh. - Hilangnya kemampuan dalam berbahasa (aphasia)

Gejala akibat penyumbatan sistem vertebrobasilar. - Kelumpuhan di satu sampai keempat ekstremitas. - Meningkatnya refleks tendon. - Gangguan dalam koordinasi gerakan tubuh. - Gejala-gejala sereblum seperti gemetar pada tangan (tremor), kepala berputar (vertigo). - Ketidakmampuan untuk menelan (disfagia). - Gangguan motoris pada lidah, mulut, rahang dan pita suara sehingga pasien sulit bicara (disatria). - Kehilangan kesadaran sepintas (sinkop), penurunan kesadaran secara lengkap (strupor), koma, pusing, gangguan daya ingat, kehilangan daya ingat terhadap lingkungan (disorientasi). - Gangguan penglihatan, sepert penglihatan ganda (diplopia), gerakan arah bola mata yang tidak dikehendaki (nistagmus), penurunan kelopak mata (ptosis), kurangnya daya gerak mata, kebutaan setengah lapang pandang pada belahan kanan atau kiri kedua mata (hemianopia homonim). - Gangguan pendengaran. - Rasa kaku di wajah, mulut atau lidah.

Gejala akibat penyumbatan arteri serebri posterior


Koma Hemiparesis kontra lateral. Ketidakmampuan membaca (aleksia). Kelumpuhan saraf kranialis ketiga. Gejala akibat gangguan fungsi luhur Aphasia yaitu hilangnya kemampuan dalam berbahasa. Aphasia dibagi dua yaitu, Aphasia motorik adalah ketidakmampuan untuk berbicara, mengeluarkan isi pikiran melalui perkataannya sendiri, sementara kemampuannya untuk mengerti bicara orang lain tetap baik. Aphasia sensorik adalah ketidakmampuan untuk mengerti pembicaraan orang lain, namun masih mampu mengeluarkan perkataan dengan lancar, walau sebagian diantaranya tidak memiliki arti, tergantung dari luasnya kerusakan otak. Alexia adalah hilangnya kemampuan membaca karena kerusakan otak. Dibedakan dari Dyslexia (yang memang ada secara kongenital), yaitu Verbal alexia adalah ketidakmampuan membaca kata, tetapi dapat membaca huruf. Lateral alexia adalah ketidakmampuan membaca huruf, tetapi masih dapat membaca kata. Jika terjadi ketidakmampuan keduanya disebut Global alexia.

Agraphia adalah hilangnya kemampuan menulis akibat adanya kerusakan otak. Acalculia adalah hilangnya kemampuan berhitung dan mengenal angka setelah terjadinya kerusakan otak. Right-Left Disorientation & Agnosia jari (Body Image) adalah sejumlah tingkat kemampuan yang sangat kompleks, seperti penamaan, melakukan gerakan yang sesuai dengan perintah atau menirukan gerakan-gerakan tertentu. Kelainan ini sering bersamaan dengan Agnosia jari (dapat dilihat dari disuruh menyebutkan nama jari yang disentuh sementara penderita tidak boleh melihat jarinya). Hemi spatial neglect (Viso spatial agnosia) adalah hilangnya kemampuan melaksanakan bermacam perintah yang berhubungan dengan ruang. Syndrome Lobus Frontal, ini berhubungan dengan tingkah laku akibat kerusakan pada kortex motor dan premotor dari hemisphere dominan yang menyebabkan terjadinya gangguan bicara. Amnesia adalah gangguan mengingat yang dapat terjadi pada trauma capitis, infeksi virus, stroke, anoxia dan pasca operasi pengangkatan massa di otak. Dementia adalah hilangnya fungsi intelektual yang mencakup sejumlah kemampuan.

Diagnosa
Anamnesis PF PP

Pemeriksaan fisik
Tanda vital Status generalis Status neurologis
Kesadaran GCS Pemeriksaan saraf-saraf otak Pemeriksaan motorik dan sensorik Refleks fisiologis dan patologis

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah rutin Pemeriksaan kimia darah lengkap Gula darah sewaktu Lipid darah, ureum, kreatinin, asam urat, fungsi hati, SGOT/SGPT Pemeriksaan hemostasis Waktu protrombin, APTT, Kadar fibrinogen, D-dimer, INR Viskositas plasma Pemeriksaan neurokardiologi EKG dan Echocardiography Pemeriksaan radiologi Foto toraks

Diagnosis dengan sistem skoring


Siriraj Stroke Score (SSS)
Tingkat kesadaran, muntah, sakit kepala, tekanan diastolik dan petanda atheroma. (2,5 x kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x sakit kepala) + (0,1 x tekanan diastolik) (3 x penanda atheroma) 12.

Algoritma Stroke Gadjah Mada


penurunan kesadaran, nyeri kepala, muntah dan refleks Babinski.

Gejala Klinis

Perdarahan Intraserebral (PIS) Berat Menit-jam Hebat Sering +++ ++ +/Sering sejak awal -

Perdarahan Subarachnoid (PSA) Ringan 1-2 menit Sangat hebat Sering + + Permulaan tidak ada +

Stroke Non Hemoragik

Gejala defisit fokal TIA sebelumnya Onset Nyeri kepala Muntah pd awalnya Hipertensi Penurunan Kesadaran Kaku kuduk Hemiparesis

Berat/ringan Pelan (jam-hari)

Ringan/tidak ada kecuali lesi di batang otak ++ +/Sering sejak awal

Deviasi mata
Gangguan bicara Paresis/ gangguan N.III

++
++ -

+
+++ +

+/++ -

Skor stroke Gadjah Mada


Penurunan Nyeri kepala khas Babinski Jenis stroke

kesadaran
+ + _ _ _

u/ prdarahan
+ _ + _ _ + _ _ + _ Perdarahan Perdarahan Perdarahan Iskemik Iskemik

Tatalaksana Umum Stroke Akut


Stabilisasi fungsi kardiologis melalui ABC Posisi kepala dan badan atas 20-30o Bebaskan jalan nafas, bila perlu berikan oksigen 1-3 L/ menit sampai ada hasil pemeriksaan gas darah Kandung kemih yang penuh dikosongkan, sebaiknya dengan kateterisasi intermiten Penatalaksanaan tekanan darah dilakukan secara khusus Hiperglikemia atau hipoglikemia harus segera dikoreksi

Cairan intravena 24 jam pertama RL, NaCl 0,9%, Asering, dan dilanjutkan 24 jam berikutnya kristaloid atau koloid Asupan nutrisi per oral setelah hasil tes fungsi menelan baik dan apabila gangguan menelan atau kesadaran menurun pipa nasogastrik dengan 1500 kalori Mencegah infeksi sekunder traktus respiratorius dan urinarius Mecegah timbulnya stress ulcer obat antasida/proton pump inhibitor Mencegah dekubitus dengan trombosis vena dalam heparin subkutan 5000 IU 2 kali sehari /LMWH

Tatalaksana rawat jalan


Mencegah terjadinya stroke ulang, dengan cara hidup sehat dan mengendalikan faktor resiko: Mengatur pola makan yang sehat, dengan rekomendasi makanan: Menghentikan kebiasaan merokok Menghindari minum alkohol dan penyalahgunaan obat Melakukan olahraga yang teratur Menghindari stres dan beristirahat yang cukup. Mengontrol kadar gula darah dengan diet, obat anti diabetik, insulin (actrapid)

Mengupayakan tekanan darah sistolik <140 mmHg, diastolik <90mmHg (Captopril, Norvask, Nifedipin) Mencegah fibrilasi atrium dengan warfarin (INR 2,5; range 2,0-3,0) Antitrombotik Antiplatelet: aspirin, dipiridamol, tiklopidin, klopidrogel, cilostazol Antikoagulan: warfarin

Mencegah kematian jangka panjang, yang dapat disebabkan oleh penyakit jantung koroner, infeksi saluran napas dan infeksi sistemik lainnya. Rehabilitasi: Fisioterapi Terapi wicara Terapi okupasi Edukasi pasien dan keluarga

Prognosis
Sekitar 50% penderita yang mengalami kesembuhan dan kembali menjalankan fungsi normalnya. Penderita lainnya mengalami kelumpuhan fisik dan

mental dan tidak mampu bergerak, berbicara atau


makan secara normal. Sekitar 20% penderita meninggal di rumah sakit.

TERIMA KASIH

You might also like