You are on page 1of 21

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

S UMUR 32 TAHUN P1A0 DENGAN POST SECTIO CAESAREA HARI KE-0 INDIKASI MAKROSOMIA DAN FETAL DISTRESS DI RUANG FLAMBOYAN RSUD PROF. DR MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO 2014 I. PENGKAJIAN Tanggal : 1 Januari 2014 Jam Tempat : 22.00 WIB : Ruang Flamboyan RSMS

A. Subyektif 1. Identitas Klien : Nama Ibu Umur Agama Suku/ bangsa Pendidikan Pekerjaan Alamat : Ny. F : 29 tahun : Islam : Jawa/ Indonesia : S1 : Guru : Dk. Keseran Rt 03/01 Winduaji

Nama Suami Umur Agama Suku/ bangsa Pendidikan Pekerjaan Alamat

: Tn. A : 32 tahun : Islam : Indonesia : S1 : Guru : Dk. Keseran Rt 03/01 Winduaji

2. Keluhan Utama : Pasien mengatakan nyeri pada luka jahitan bekas operasi

3. Riwayat Kesehatan : a. Riwayat Kesehatan Yang Lalu Ibu tidak pernah mengalami kondisi /penyakit sbb : 1) Penyakit menular : TBC, Hepatitis, HIV/ AIDS 2) Penyakit menurun: DM, Asma, Hipertensi 3) Penyakit menahun: Jantung, Ginjal, Liver 4) Riwayat Alergi : Alergi obat kloramfenikol.

b. Riwayat Kesehatan Sekarang Ibu tidak pernah mengalami kondisi/ penyakit sbb : 1) Penyakit menular : TBC, Hepatitis, HIV/ AIDS 2) Penyakit menurun: DM, Asma, Hipertensi 3) Penyakit menahun: Jantung, Ginjal, Liver c. Riwayat Kesehatan Keluarga Dalam keluarga tidak pernah mengalami kondisi / penyakit sbb : 1) Penyakit menular : TBC, Hepatitis, HIV/ AIDS 2) Penyakit menurun: DM, Asma, Hipertensi 3) Penyakit menahun: Jantung, Ginjal, Liver

4. Riwayat Obstetri : a. Riwayat Menstruasi 1) Menarche : 14 tahun 2) Siklus 3) Lama : 27 hari; tidak teratur : 6 hari

4) Sifat dan warna : cair dengan gumpalan merah 5) Dismenorhoe : kadang sebelum haid 6) Flour albus : setelah haid 7) HPHT HPL : 20-03-2013 : 27-12-2013

b. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu Persalinan ini merupakan persalinan yang ke 1 (P1 A0) c. Riwayat Kehamilan Sekarang 1) TM I : ANC 2 kali; tempat di PKD 2

PP test

: hasil positif tanggal 21-04-2013

Keluhan / masalah : tidak ada keluhan Obat / suplementasi : Asam folat (1x1), Kalk (1x1) Imunisasi/ Penkes yang didapat : pemenuhan gizi ibu hamil 2) TM II : ANC 3 kali; tempat di PKD

Gerakan janin pertama kali : 20 minggu Keluhan / masalah: tidak ada keluhan Obat/ suplementasi : Asamfolat (1x1), Kalk (1x1) Imunisasi/ Penkes yang didapat : banyak istirahat 3) TM III : ANC 3 kali; tempat di PKD

Gerakan janin sekarang : >10x dalam 12 jam Keluhan/masalah: tidak ada Obat : Fe (1x1) ,Calk (1x1),Vit C (1x1) Nasehat: biasakan jalan-jalan kecil untuk memperlancar proses persalinan 5. Riwayat Persalinan Sekarang Pasien datang dari VK IGD pada tanggal 1 Januari 2014 pukul 12.00 dengan G1P0A0 HPHT 20 Maret 2013 dan HPL 27 Desember 2013, usia kehamilan 41 minggu, dengan janin hidup intrauterine, belum inpartu, curiga makrosomia. Pasien mengeluh nyeri pada bagian perut bawah dan punggung, letak janin preskep. Kencangkencang sejak jam 07.00 (1 Januari 2014), lendir darah positif pukul 07.00 (1 Januari 2014), riwayat haid tidak teratur TFU: 39 cm, TBJ: (39-11) x 155 = 4340 gram, DJJ: 170 x/menit, Ku; baik, composmentis, TD 130/80 mmHg, N 85x/mnt, S 36,7 C, RR 23x/mnt. Pada pukul 15.20 tanggal 1 Januari 2013 atas instruksi dokter spesialis Obsgin dan persetujuan pasien beserta keluarga, dilakukan tindakan Sectio Caesarea Transperitonealis Profunda atas indikasi Makrosomia, dan Fetal Distress. Pasien dilakukan pembiusan atau anestesi spinal dengan buvanest spinal/ buvipakain HCL 20 mg. Pada pukul 15.30 bayi berhasil dilahirkan. 3

Data bayi: a. Jenis Kelamin: Laki-laki b. APGAR c. BB d. PB e. LK f. LD g. Anus : 8, 9,10 : 4400 gram : 48 cm : 34 cm : 35 cm : ada

h. Kelainan fisik : Tidak ada i. Bayi dirawat di ruang Melati guna menjalani evaluasi perawatan karena berat lahir melebihi 4000 gram dapat beresiko mengalami hipoglikemi, hiperbilirubin dan

hipokalsemia.

6. Riwayat Perkawinan : a. Status perkawinan : menikah b. Pernikahan pertama; lamanya 1 tahun c. Hubungan dengan suami : baik

7. Riwayat KB : a. Pasien belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun b. Rencana KB setelah bersalin : suntik 3 bulan

8. Pola Kehidupan Keseharian : a. Pemenuhan Nutrisi 1) Selama Hamil a) Makan 4) Frekuensi makanan pokok : 4 kali perhari 5) Komposisi Nasi : 4 x @ 1 piring sedang Lauk : 4 x @ 1 potong sedang; bervariasi (nabati) 6) Camilan 2 x sehari; jenisnya gorengan 4

7) Pantangan tidak ada; alasan tidak ada 8) Ibu sangat menyukai makanan berkarbohidrat seperti jenis mie ayam dan roti bakar, hampir setiap hari mengkonsumsi jenis makanan tersebut b) Minum 1) Jumlah total : 7 gelas perhari 2) Jenis : air putih 3) Ibu sangat menyukai minuman es teh manis dan mengkonsumsinya hampir setiap hari. 2) Perubahan Selama Nifas Ibu belum makan dan minum semenjak operasi b. Eliminasi 1) Selama Hamil a) Buang Air Kecil 1) Frekuensi : 7 x perhari; warna : kuning jernih 2) Keluhan / masalah : tidak ada b) Buang Air Besar 1) Frekuensi 1-2 kali perhari; warna : Coklat konsistensi : lembek 2) Keluhan / masalah : tidak ada 2) Perubahan Selama Nifas a) BAK : Terpasang DC, urine 1000 cc/ 8 jam, warna kuning jernih b) BAB : Belum BAB semenjak operasi c. Personal Higiene 1) Selama Hamil 3) Mandi 4) Keramas 5) Gosok gigi : 2 x sehari : 3 x seminggu : 2 x sehari

6) Ganti pakaian : 2 x sehari; celana dalam 2 x sehari 7) Kebiasaan memakai alas kaki : jika ibu keluar rumah

2) Perubahan Selama Nifas Ibu belum melakukan personal higiene d. Hubungan Seksual 1) Selama Hamil: 2X seminggu 2) Perubahan Selama Nifas: belum pernah e. Istirahat/ tidur 1) Selama Hamil a) Tidur malam 8 jam b) Tidur siang tidak c) Keluhan/ masalah : tidak ada 2) Perubahan Selama Nifas Ibu belum tidur setelah operasi dan merasa mengantuk serta lelah. f. Aktifitas fisik dan olahraga 1) Selama Hamil :3 x seminggu a) Aktifitas fisik menyapu, mengepel, mencuci b) Olah raga tidak dilakukan 2) Perubahan Selama nifas : ibu masih bedrest selama 24 jam g. Kebiasaan yang merugikan kesehatan 1) Merokok : tidak pernah 2) Minuman beralkohol : tidak pernah 3) Obat-obatan : tidak pernah 4) Jamu : tidak pernah 9. Data Psikososial - Spiritual - Kultural Ekonomi a. Psikososial: ibu senang dengan kelahiran anaknya, tetapi masih cemas dengan kondisi bayinya b. Kultural : tidak ada adat istiadat yang merugikan ibu dan bayi c. Spiritual ; ibu menjalankan sholat tapi selama masa nifas tidak d. Data Sosial Ekonomi: penghasilan cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga

e. Lingkungan yang berpengaruh: ibu tinggal dilingkungan yang baik f. Adabtasi Psikologis masa nifas: . Ibu dalam Fase Taking In artinya ibu terfokus pada dirinya sendiri, sehingga cenderung pasif terhadap lingkungannya. Ketidaknyamanan yang dialami antara lain rasa mules, nyeri pada luka jahitan, kurang tidur, kelelahan. g. Data Pengetahuan: ibu sudah tahun cara merawat bayinya

B. Obyektif 1. Pemeriksaan Umum a) Keadaan umum : Baik b) Kesadaran : Composmentis

c) Tekanan darah : 110/ 70 mmHg d) Pernapasan e) Nadi f) Suhu g) Berat Badan : 20 x/menit : 85 x/menit : 36,2 C : Sebelum hamil 65 Kg, selama hamil 80 Kg.

2. Status Present a) Rambut b) Muka : hitam, lurus, tidak ada ketombe dan tidak rontok : simetris, tidak ada oedema, tidak ada cloasma Gravidarum c) Mata : tidak ada oedema, conjungtiva merah muda dan sklera putih d) Hidung e) Mulut : simetris kanan dan kiri, bersih, tidak ada benjolan : lidah bersih, gigi ada yang berlubang, tidak ada stomatitis f) Telinga g) Leher : simetris, tidak ada serumen : tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tiroid

h) Dada dan mammae 1) Dada : tidak ada retraksi dinding dada

2) Mammae : ukuran normal, terdapat pembengkakan, simetris, areola mengalami hiperpigmentasi, putting susu menonjol, ASI kolostrum sedikit keluar pada payudara kanan dan kiri, 3) Axila i) Abdomen : tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan nyeri : terdapat luka jahitan post SC tertutup kassa, tidak

tampak tanda infeksi (rubor, tumor, kalor, dolor), terasa nyeri tekan, TFU 1 jari dibawah pusat, teraba keras, VU Kosong j) Ekstremitas 1) Atas oedema, Tidak sianosis dibawah kuku 2) Bawah : tidak oedema, tidak sianosis dibawah kuku, tidak Ada varices, homan sign negative, reflek patella positif k) Genetelia eksterna dan anus 1) Genetalia: tidak ada edema vulva,tidak memar,tidak lecet. 2) Anus : tidak ada hemoroid 3) Perineum: terpasang DC, terdapat lochea rubra kurang : terpasang IVFD RL 20 tpm di tangan kiri, tidak

lebih 50 cc, konsistensi kental dan bau khas anyir

3. Pemeriksaan Penunjang Laboratorium Tanggal 1 Desember 2013 Parameter Hemoglobin Leukosit Hematokrit Eritrosit Trombosit MCV MCH MCHC RDW MPV Hasil 11,6 H15640 36 4.6 230.000 87.6 28.3 35.1 12.5 9.6 Satuan g/dL /uL % 10^6/uL /uL tL pg % % tL Nilai Normal 12.0 16.0 4800 10800 37 47 4.2 5.4 150000 450000 79.0 99.0 27.0 - 31.0 33.0 37.0 11.5 14.5 7.2 11.1

4. Terapi a. Parasetamol Tablet 2 X 500 mg per oral b. Sulfas Ferosus Tablet 2 X 200 mg per oral c. Amoxsilin Tablet 2 X 500 mg per oral d. Vit C Tablet 2 X 200 mg per oral e. Ketorolac Injeksi 3 X 30 mg Amp Per IV

II. INTERPRETASI DATA Tanggal 1 Desember 2013 pukul 22.30 A. Diagnosa Kebidanan : Ny. F umur 29 tahun P1A0 ibu nifas hari ke-0, 7 jam post partum dengan post sectio caesarea transperitonealis atas indikasi makrosomia dan fetal distress Data dasar : DS : 1. Pasien mengatakan kelahiran ini merupakan kelahiran anaknya yang pertama melalui operasi sectio caesarea 2. Pasien mengatakan nyeri pada daerah luka post operasi Pasien mengatakan memiliki riwayat alergi terhadap obat kloramfenikol DO : 1. Keadaan umum baik, composmentis, TD 110/70 mmHg, 85x/menit, S 36,2 C, RR 20 x/menit 2. Pemeriksaan Fisik: a) Mamae mengalami pembengkakan, ASI kolostrum sedikit keluar pada payudara kiri dan kanan b) Pada abdomen terdapat luka jahitan post operasi, TFU 1 jari dibawah pusat, tidak tampak tanda infeksi seperti rubor, tumor, dolor dan kalor. c) Genitalia terpasang DC, tampak lochea rubra kurang lebih 50 cc, konsistensi pekat, bau anyir 3. Penunjang laboratorium; leukosit H 15.640 (nilai normal 4800 10.800) B. Masalah Nyeri akut disebabkan adanya luka post operasi sectio caesarea

10

III. DIAGNOSA POTENSIAL 1. Potensi terjadinya infeksi pada luka post operasi sectio caesarea 2. Potensi ketidakefektifan menyusui disebabkan adanya pembengkakan payudara

IV. KEBUTUHAN KOLABORASI Tidak ada

TINDAKAN

SEGERA,

KONSULTASI

DAN

V. PERENCANAAN Tanggal 1 Januari 2014 jam 22.10 WIB 1. Observasi keadaan umum pasien 2. Kaji keluhan pasien 3. Observasi tanda-tanda vital 4. Motivasi pasien untuk bedrest selama 24 jam pertama post operasi sesuai instruksi dokter anestesi dan mobilisasi secara bertahap 5. Ajarkan pasien teknik mengurangi rasa nyeri dengan nafas dalam 6. Kolaborasi pemberian analgetik sesuai program 7. Ajarkan keluarga untuk cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien

VI. IMPLEMENTASI Tanggal 1 September 2013 1. Jam 22.15 WIB Implementasi: Mengobservasi keadaan umum pasien 2. Jam 22.20 WIB Mengkaji keluhan pasien 3. Jam 22.25 WIB Mengobservasi tanda-tanda vital 4. Jam 22.30 WIB Mengajarkan pasien cara mengurangi nyeri dengan nafas dalam

11

5. Jam 22. 45 WIB Memotivasi keluarga untuk melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien 6. Jam 24.00 WIB Memberikan terapi sesuai program: Injeksi Ketorolac 1 ampul 30 mg 7. Jam 24.10 WIB Motivasi pasien untuk bedrest selama 24 jam pertama sesuai instruksi dokter anestesi dan mobilisasi bertahap yaitu boleh miring kanan kiri setelah 8-12 jam post operasi, dan boleh mulai duduk setelah 24 jam dan berjalan secara bertahap. 8. Jam 05.00 WIB Mengobservasi tanda-tanda vital pasien . VII. EVALUASI 1. Jam 22.15 WIB Hasil : KU cukup, composmentis 2. Jam 22.20 WIB Hasil: pasien mengeluh nyeri pada luka post operasi 3. Jam 22.25 WIB Hasil: TD 110/70 mmHg, 85x/menit, S 36,2 C, RR 20 x/menit, TFU 1 jari dibawah pusat, kontraksi keras. 4. Jam 22.30 WIB Hasil ; pasien dapat melakukan teknik nafas dalam secara mandiri 5. Jam 22. 45 WIB Hasil: keluarga bersedia mengikuti anjuran petugas 6. Jam 24.00 WIB Hasil; obat masuk ketorolac 30 mg per-IV, lancar 7. Jam 24.10 WIB Hasil : pasien bersedia mengikuti anjuran petugas untuk bedrest 24 jam dan mobilisasi bertahap dengan miring kanan dan kiri pada 8-12 jam post operasi dan duduk setelah 24 jam

12

8. Jam 05.00 WIB Hasil: TD: 110/80 mmHg, N 80x/mnt, S 36,7 C, RR 20x/mnt

VIII. DATA PERKEMBANGAN Tanggal 2 Januari 2014 pukul 05.00 S: Ibu mengatakan nyeri pada daerah luka post operasi masih dirasakan O: TTV : TD: 110/80 mmHg, N 80x/mnt, S 36,7 C, RR 20x/mnt Luka post operasi tampak tidak ada pembengkakan,

kemerahan, panas/demam, perdarahan Tampak pembengkakan pada payudara dan ASI kolostrum sedikit keluar pada payudara kanan dan kiri A Ny. F umur 29 tahun P1A0 ibu nifas hari ke-0, 7 jam post partum dengan post sectio caesarea transperitonealis atas indikasi makrosomia dan fetal distress P Observasi keadaan umum pasien Kaji keluhan pasien Observasi tanda-tanda vital Motivasi pasien untuk mobilisasi bertahap setelah 24 jam post operasi yaitu dengan duduk selama 5 menit pada hari ke 2 dan boleh berjalan pada hari ke 3-5 post operasi. Ajarkan keluarga untuk cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien guna mencegah infeksi Lakukan breast care untuk memperlancar proses laktasi ibu dan bayi Masalah nyeri akut belum teratasi Genitalia terpasang DC

13

Kolaborasi pemberian analgetik dan antibiotik sesuai program yaitu Parasetamol Tablet 2 X 500 mg per oral Sulfas Ferosus Tablet 2 X 200 mg per oral Amoxsilin Tablet 2 X 500 mg per oral Vit C Tablet 2 X 200 mg per oral Ketorolac Injeksi 3 X 30 mg Amp Per IV

14

BAB IV PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini penulis akan membandingkan antara kasus yang diiteliti dengan tinjauan teori yang ada. Teori yang disajikan dapat mendukung atau bertentangan dengan kasus di lahan. Sehingga dari temuan tersebut, penulis dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan atau kesenjangan yang terjadi menggunakan langkah-langkah manajemen kebidanan yaitu pengkajian,

intrepretasi data, diagnosa kebidanan, diagnosa potensial, tindakan segera, renacan tindakan, pelaksanaan serta evaluasi. A. Pengkajian Pada pengkajian yang dilakukan pada Ny.F ditemukan data subjective bahwa Ny.S mengatakan kelahiran ini merupakan kelahiran anaknya yang pertama. Pada riwayat persalinan menunjukkan bahwa pasien dilakukan tindakan persalinan secara sectio caesarea atas indikasi makrosomia dan fetal distress. Setelah dilakukan operasi dan memasuki

ruang perawatan, pasien mengeluh nyeri pada luka post operasi. Disamping data tersebut ditemukan data objective terdapat hasil pemeriksaan tanda vital dimana tekanan darah pasien 110/70 mmHg, nadi 85 x/menit, suhu 36,2 C dan respirasi 20x/menit. Pemeriksaan fisik menunjukkan mamae mengalami pembengkakan dan ASI Kolostrum sedikit keluar, pada abdomen terdapat luka jahitan post operasi, genitalia terpasang DC serta tampak lochea rubra kurang lebih 50 cc, konsistensi kental dan bau anyir. Pemeriksaan penunjang menunjukkan nilai leukosit yang tinggi yaitu 15.640 (nilai normal 4800 10.800) Berbagai data diatas dapat dibandingkan dengan teori yang ada. Pasien Ny. F dilakukan sectio caesarea atas indikasi makrosomia dan fetal distres, hal; ini sesuai dengan pendapat Wiknjosastro (2010) bahwa salah satu indikasi sectio caesare adalah janin mati (IUFD), fetal distress, dan makrosomia. Pada pengkajian subjective dan objective ditemukan masalah utama yaitu pasien mengeluh nyeri pada luka post operasi, Hal ini sesuai dengan pendapat Doengoes (2002) bahwa pengkajian pada pasien dengan 15

post Sectio cesarea akan ditemukan

keluhan ketidaknyamanan dari

berbagai sumber misalnya trauma bedah atau insisi,nyeri penyerta, distensi kandung kemih, atau efek-efek anestesi. Dengan demikian tidak ada kesenjangan dengan teori yang ada. B. Diagnosa Potensial Pada kasus yang dialami Ny.F, diagnosa potensial yang muncul antara lain potensi terjadinya infeksi pada luka post operasi sectio caesarea dan potensi menyusui tidak efektif disebabkan adanya pembengkakan payudara dan ASI yang belum keluar. Diagnosa ini sesuai dengan apa yang diterangkan dalam Doengoes (2002) bahwa beberapa masalah yang muncul pada pasien post sectio caesarea antara lain nyeri akut, resiko infeksi, menyusui tidak efektif, kekurangan volume cairan, defisit perwatan diri, resiko konstipasi, mobilitas inadekuat dan kurang pengetahuan. C. Tindakan Segera Pada kasus Ny. F tidak ada tindakan segera yang perllu dilakukan di ruang perawatan Flamboyan. Hal ini mengingat pasien telah dilakukan tindakan segera/ cito di ruang VK melalui operasi sectio caesarea. Sehingga di ruang Flamboyan hanya menjalani perawatan biasa post operasi. D. Perencanaan dan Penatalaksanaan Pada kasus Ny.S perencaan dan pelaksanaan difokuskan pada masalah utama yaitu nyeri dan 1 diagnosa potensial resiko infeksi. Hal ini mengingat tindakan asuhan yang dilakukan penulis hanya pada saat menerima pasien yaitu pukul 22.00 WIB tanggal 1 Januari 2014 sampai dengan pukul 07.00 WIB tanggal 2 Januari 2014. beberapa perencanaan dan implementasi yang direncanakan antara lain mengobservasi keadaan umum pasien, mengkaji keluhan pasien, mengobservasi tanda-tanda vital, memotivasi pasien untuk bedrest selama 24 jam post operasi dan mobilisasi bertahap, mengajarkan teknik relaksasi, mengkolaborasi terapi analgetik dan menganjurkan keluarga untuk cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien. Beberapa tindakan diatas sesuai dengan 16

intervensi menurut Doengoes pada diagnosa nyeri akut dan resiko infeksi (Doengoes, 2002).

17

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Dari pembahasan kami tentang penanganan kasus diatas sama

dengan yang di lakukan oleh bidan di lahan, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pada pengkajian yang dilakukan pada Ny. F ditemukan data subjective bahwa Ny. F mengatakan bahwa kelahiran ini mrupakan kelahiran anaknya yang pertama, pasien nyeri pada luka post operasi, dan pasien amlergi terhadap kloramfenikol. Sedangkan data objective menunjukkan hasil pemeriksaan tanda vital dimana tekanan darah pasien 110/70 mmHg, nadi 85 x/menit, suhu 36,2 C danrespirasi 20x/ menit. Pemeriksaan fisik menunjukkan mamae mengalami

pembengkakan dan ASI belum keluar, pada abdomen terdapat luka jahitan post operasi, genitalia terpasang DC serta tampak lochea rubra kurang lebih 50 cc, konsistensi pekat dan bau anyir. Pemeriksaan penunjang menunjukkan nilai leukosit yang tinggi yaitu 15.640 (nilai normal 4800 10.800) 2. Pada kasus diatas diangkat diagnosa kebidanan Ny. F umur 32 tahun P1A0 ibu nifas hari ke-0, 7 jam post partum dengan post sectio caesarea transperitonealis atas indikasi makrosomia dan fetal distress. Masalah utama yang muncul adalah nyeri akut disebabkan adanya luka post operasi sectio caesarea. 3. Pada kasus diatas, diagnosa potensial yang muncul antara lain potensi terjadinya infeksi pada luka sectio caesarea adanya dan potensi

ketidakefektifan

menyeusui

disebabkan

pembengkakan

payudara dan ASI belum keluar. Keadaan tersebut dapat dihindari apabila ibu memeperoleh penatalaksanaan secara tepat. 4. Kebutuhan tindakan segera, konsultasi dan kolaborasi pada kasus Ny. F tidak ada mengingat Ny. F telah mendapatkan tindakan segera/cito

18

melalui operasi sectio caesarea sehingga di ruang Flamboyan hanya mendapatkan perawatan biasa bagi pasien post operasi. 5. Perencanaan dan penatalaksanaan yang dilakukan adalah

mengobservasi keadaan

umum pasien, mengkaji keluhan pasien,

mengobservasi tanda-tanda vital, memotivasi pasien untuk bedrest selama 24 jam post operasi, mengajarkan teknik relaksasi, mengkolaborasi terapi analgetik dan menganjurkan keluarga untuk cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien. 6. Evaluasi yang dilakukan disesuaikan dengan perencanaan dan pelaksanaan, evaluasi yang diperoleh antara lain secraa subjective (S) bahwa nyerin pasien masih dirasakan dengan skala turun menjadi skala 5. Secara Objective (O) ditemukan hasil bahwa Tanda vital Ny. F TD: 110/80 mmHg, N 80x/mnt, S 36,7 C, RR 20x/mnt, luka post operasi tampak tidak ada pembengkakan, kemerahan, panas/demam, perdarahan, tampak pembengkakan pada payudara dan ASI belum keluar, genitalia terpasang DC. Kemudian Assesment (A) yang diperoleh bahwa pasien Ny. F umur 32 tahun P1A0 ibu nifas hari ke-0 dengan post sectio caesarea transperitonealis atas indikasi makrosomia dan fetal distress dan masalah nyeri akut belum teratasi. Sebagai rencana tindak lanjut /Planning (P) direncanakan guna mengobservasi keadaan umum pasien, kaji keluhan pasien, observasi tanda-tanda vital, motivasi pasien untuk mobilisasi setelah 24 jam bedrest secara bertahap, kolaborasi pemberian terapi, ajarkan keluarga guna mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien serta lakukan breast care guna memperlancar proses laktasi ibu dan bayi.

B. Saran 1. Bagi instansi kesehatan Dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih optimal sehingga meningkatkan kepuasan klien dan menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

19

2. Bagi instansi pendidikan Dapat memberikan bimbingan langsung secara intensif dan kontinyu kepada mahasiswa dilapangan sesuai dengan kasus yang ditemui. 3. Bagi mahasiswa Dapat mengaplikasikan dan melakukan asuhan kebidanan ibu nifas khususnya pada kasus post sectio caesarea sesuai dengan teori yang diperoleh selama perkuliahan.

20

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marlin E. 2005. Rencana Perawatan Maternal/Bayi: Pedoman Untuk Perencanaan Dan Dokumentasi Perawatan Klien. Edisi 3. Jakarta: EGC Mansjoer,Arif. 2005. Kapitaselekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius Manuaba, Ida Bagus Gde. 2010. Operasi Kebidanan Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk Dokter Umum. Jakarta: EGC Martius, Gerhand. 2005. Bedah Kebidanan Martius. Jakarta: EGC Mochtar, Rustam. 2008. Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Jakarta: EGC Padjajaran, Universitas. 2005. Obstetri Operatif. Bandung: Elstar Offset Saifuddin, A.B. 2005. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo Saifuddin,A.B. 2005.Ilmu Kandungan. Edisi Ketiga. Cetakan Ketujuh. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Wiknjosastro, Hanifa. 2010. Ilmu Kebidanan dan Kandungan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo

21

You might also like