You are on page 1of 20

Dokter Pembimbing :

dr. Irwan Fahri Rangkuti, Sp.KK


Presented By :

Wicak Kunto Wibowo

081001297

SMF ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN RSU DR. PIRNGADI MEDAN 2013

Pendahuluan
Dermatitis seboroik merupakan papuloskuamosa kronik pada kulit yang sering dijumpai, mengenai area yang banyak mengandung kelenjar sebasea. Sinonim penyakit ini adalah Eksema Seboroik, Dermatitis Seboroides, Morbus Unna, Eksematides, Dermatitis Flanellaire. Dermatitis seboroik adalah penyakit kulit dengan keradangan superficial kronis yang mengalami remisi dan eksaserbasi dengan area seboroik sebagai tempat predileksi. Area seboroik adalah bagian tubuh yang banyak terdapat kelenjar sebasea.

Penyebab Dermatitis seboroik belum diketahui secara pasti, tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor

Seperti :
Sekresi sebum Proliferasi epidermal Diet makanan Kondisi atopik Faktor imun

Infeksi p.ovale Infeksi oleh candida Ganggua n neurotran smitter Respon emosi terhadap stres dan kelelahan

Defenisi
Dermatitis seboroik adalah peradangan kulit yang sering terdapat pada daerah tubuh berambut, terutama pada kulit kepala, alis mata, dan muka, kronik dan superfisial. Istilah dermatitis seboroik (D.S). dipakai untuk segolongan kelainan kulit yang didasari oleh faktor konstitusi dan bertempat predileksi di tempattempat seboroik(

Etiologi
Penyebab belum diketahui pasti, Faktor predisposisinya ialah kelainan konstitusi berupa status seboroik (seborrhoeic state) yang rupanya diturunkan, bagaimana caranya belum dipastikan. Banyak percobaan telah dilakukan untuk menghubungkan penyakit ini dengan infeksi oleh bakteri atau Pityrosporum ovale yang merupakan flora normal kulit manusia. Pertumbuhan P,Ovale yang berlebihan dapat mengakibatkan proses inflamasi.

Gejala
Kelainan kulit terdiri atas eritema dan skuama yang berminyak dan agak kekuningan, batasnya agak kurang tegas. Dermatitis seboroik yang ringan hanya mengenai kulit kepala berupa skuama-skuama yang halus, mulai sebagai bercak kecil yang kemudian mengenai seluruh kulit kepala dengan skuama-skuama yang halus dan kasar. Kelainan tersebut disebut Pitriasis sika (ketombe, dandruf ). Bentuk yang berminyak pitiriasis steatoides yang dapat disertai eritema dan krustakrusta yang tebal. Rambut pada tempat tersebut mempunyai kecenderungan rontok, mulai dibagian verteks dan frontal. .

Manifestasi Klinik
Dermatitis seboroik ini mempunyai predileksi pada daerah yang berambut, karena banyak kelenjar sebasea, yaitu: -kulit kepala, - Retroaurikular, - Alis mata, - Bulu mata, - Sulkus nasolabialis, - Telinga, - Leher, dada, - Derah lipatan, - Aksila, - Iguinal - Gluteal .

Dermatitis Seboroik Kepala

Klasifikasi D.S

Dermatitis Seboroik Muka

Dermatitis Seboroik badan dan sela-sela

Diagnosis
Berdasarkan

Diagnosa Banding
1.Pada kepala : Ptyriasis kapitis(ketombe), Psoriasis vulgaris, Dermatitis kontak< rosasea

2.Pada daerah fleksural : kandidiasis intertrigo, Eritrasma, Tinea cruris, Dermatitis alergi terhadap bahan kimia pakaian. 3.Pada Dermatitis seboroik infantil : dermatitis atopi, psoriasis pada bayi yang baru lahir.
4.Erupsi obat : karena metildopa, clorpromazine, Cimetidine(3)

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dermatitis seboroik antara lain 1. Secara umum 2. Secara khusus - Secara Topikal - Secara Sistemik

Prognosisi
Prognosis pada kasus ini seperti yang telah dijelaskan pada sebagian kasus yang mempunyai faktor konstitusi penyakit ini agak sukar disembuhkan, meskipun terkontrol.

Laporan Kasus
Telah datang seorang pasien laki-laki dengan nama Muhammad Iqbal berumur 9 tahun, suku mandailing, agama Islam, datang ke Poli Klinik Kulit dan Kelamin RSUPM dengan keluhan utama sisik yang putih kekuningan dan agak berminyak disertai gatal di sekitar daerah bagian kepalasejak 3 bulan ini. Awalnya bercak kemerahan yang bersisik berukuran kecil disertai rasa gatal pada kepala sejak 3 bulan ini, karena gatal os mengaruknya, lama-kelamaan sisik tersebut semakin meluas, dan sebelumnya orangtua os sudah pernah membawa anaknya ke dokter dan tidak ada mengalami perubahan, lalu karena tidak mengalami perubahan orangtua os memutuskan untuk berobat ke Poli Klinik Kulit dan Kelamin RSUPM. Dari anamnesa di jumpai riwayat penyakit terdahulu yaitu asma. Riwayat pemakaian obat nizoral dan yellowseltion. Dari pemeriksaan fisik di jumpai keadaan umum dan status gizi baik. Pada pemeriksaan dermatologis dijumpai ruam berupa makula eritema, skuama yang berwarna putih kekuning dan berminyak pada regio parientalis. Pada

Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang maka diagnosis banding pada pasien ini adalah dermatitis seboroik, psoriasis, kandidosis, otomikosis. Diagnosis sementara adalah Dermatitis seboroik. Penatalaksanaan pada kasus ini secara umum adalah menghindari faktor predisposisi dan menghindari garukan untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder. Penatalaksanaan secara khusus pada pasien ini secara topikal dan sistemik. Penatalaksanaan secara topikal pasien ini dengan mometasone furoate (mufocort 20 gr) dioles 2xsehari, zoloral (ketokonazole sampo) dan penatalaksanaan secara sistemik diberikan Echinacea 500 mg, Zinc picolinate 10 mg, Selenium 16 mhg, Ascorbic acid 50 mg (imunos sirup) Prognosis pada kasus ini seperti yang telah dijelaskan pada sebagian kasus yang mempunyai faktor konstitusi penyakit ini agak sukar disembuhkan, meskipun terkontrol.

Diskusi
Diagnosis dematitis seboroik pasien ini ditegakkan berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik. Pada anamnesa dijumpai keluhan utama sisik yang putih kekuningan dan agak berminyak disertai gatal di sekitar daerah bagian kepala sejak 3 bulan ini. Awalnya bercak kemerahan yang bersisik berukuran kecil disertai rasa gatal pada kepala sejak 3 bulan ini, karena gatal os mengaruknya, lama-kelamaan sisik tersebut semakin meluas. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyebutkan bahwa dermatitis seboroik merupakan dermatosis papuloskuamosa kronik pada kulit yang sering dijumpai, mengenai area yang banyak mengandung kelenjar sebasea dan daerah rambut. Pada pemeriksaan dermatologis dijumpai ruam berupa makula eritema, skuama yang berwarna putih kekuning dan berminyak pada regio parientalis. Haln ini sesuai dengan kepustakaan yang menyebutkan bahwa lesi pada dermatitis seboroik dapat berupa makula eritema, skuama halus berminyak, dan warna kekuningan. Pada pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan kerokan kulit dengan mikroskop langsung dengan larutan KOH 10 % spora dan hifa tidak dijumpai. Hal ini tidak sesuai dengan kepustakaan yang menyebutkan bahwa pada pemeriksaan KOH dapat dijumpai spora, tidak ada hifa.

Diagnosis banding pada kasus ini adalah dermatitis seboroik, psoriasis, kandidosis, otomikosis. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyebutkan bahwa diagnosis banding dermatitis seboroik adalah psoriasis, kandidosis, otomikosis. Diagnosis sementara adalah Dermatitis seboroik. Penatalaksanaan pada kasus ini secara umum adalah menghindari faktor predisposisi dan menghindari garukan untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyebutkan bahwa penatalaksanaan secara umum dermatitis seboroik antara lain menghindari garukan yang dapat memicu terjadinya infeksi sekunder, sering membersihkan dengan sabun, aktivitas di luar rumah terutama selama musim panas akan memberi perbaikan pada seboroiknya, hindari

. Penatalaksanaan secara khusus pada pasien ini secara topikal dan sistemik. Penatalaksanaan secara topikal pasien ini dengan mometasone furoate (mufocort 20 gr) dioles 2xsehari, zoloral (ketokonazole sampo) dan penatalaksanaan secara sistemik diberikan Echinacea 500 mg, Zinc picolinate 10 mg, Selenium 16 mhg, Ascorbic acid 50 mg (imunos sirup). Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyebutkan penatalaksanaan dermatitis seboroik dapat diberikan secara topikal yaitu dengan pemberian kortikosteroid krim dan dapat diberikan sampo selenium sulfida (selsun) sedangkan sistemik dengan pemberian kortikosteroid oral, isotretinoin, dan narrow band UVB. Menurut kepustakaan prognosis pada kasus ini seperti yang telah dijelaskan pada sebagian kasus yang mempunyai faktor konstitusi penyakit ini agak sukar disembuhkan, meskipun terkontrol.

Foto Pasien
Tampak skuama tipis dan kering

Tampak skuama tipis dan kering

DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda, A. Dermatitis Seboroik, dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2007

2. Harahap, M. Dermatitis Seboroik, dalam Ilmu Penyakit Kulit. Hipokrates. Jakarta. 2000
3. Suyono, S, Evrianti E. Dermatitis Seboroik, dalam Pedoman Diagnosis dan Terapi Edisi Ketiga. Surabay.2005 4. Siti Aisyah, B. Dermatitis Seboroik, dalam Dermatitis pada Bayi dan Anak. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2004 5. Graham-Brown, R, Burns, T.Dermatitis Seboroik, dalam Dermatologi Edisi Kedelapan. Jakarta. 2004 6. Mansjoer, A. Dermatitis Seboroik, dalam Kapita Selekta Kulit. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2000 7. Martiastutik, D. Dermatitis seboroik, dalam Atlas Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi 2. Dept/SMF Kesehatan Kulit dan Kelamin FK.Unair.Surabaya.2011

The End TM Presented By : Wicak Kunto Wibowo 081001297

Thanks to : Allah SWT Dokter Pembimbing : dr. Irwan Fahri Rangkuti, Sp.KK

SMF ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN RSU DR. PIRNGADI MEDAN 2013

You might also like