You are on page 1of 11

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN OTITIS MEDIA DAN MASTOIDITIS

A. ASKEP OTITIS MEDIA 1. Pengkajian a. Identitas 1) Biodata pasien Nama, Umur, Alamat, Tempat Tgl. Lahir, Jenis Kelamin, Agama, Suku Bangsa, Pekerjaan, Pendidikan, Status Perkawinan, Tanggal Masuk dan Nomor Identitas, Diagnosa Medis. 2) Biodata penanggung jawab Nama, Umur, Alamat, Tempat Tgl. Lahir, Jenis Kelamin, Agama, Suku Bangsa, Pekerjaan, Pendidikan, Status Perkawinan, Hubungan dengan Pasien.

b. Riwayat 1) Keluhan Utama Biasanya klien mengeluh nyeri di dalam telinga. 2) Riwayat Kesehatan / Keperawatan Sekarang Biasanya klien merasa nyeri didalam telinga, gangguan pendengaran berupa rasa penuh ditelinga dan suhu tubuh tinggi. 3) Riwayat Kesehatan / Keperawatan Yang Lalu Biasanya klien mengalami mengalami penyakit pilek dan batuk. 4) Riwayat Kesehatan / Keperawatan Keluarga Tanyakan adakah klien mepunya riwayat penyakit menurun seperti Diabetes Melitus (DM), TBC, Hipertensi. c. Pola Fungsional Gordon 1) Pola Nutrisi Biasanya klien mengalami penurunan nafsu makan 2) Pola Istirahat dan Tidur Biasanya istirahat dan tidur klien terganggu karena merasakan nyeri.

20

21

3) Pola Aktivitas Biasanya pola aktivitas klien terganggu karena merasakan nyeri. 4) Pengkajian Fisik a) Pemeriksaan keadaan umum ( skala GCS) b) Pemeriksaan tanda-tanda vital c) Pemeriksaan fisik head to toe 5) Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan Diagnostik a) Tes Audiometri : AC menurun b) X ray c) Misal : terhadap kondisi patologi : Cholesteatoma, kekaburan mastoid

6) Pemeriksaan pendengaran a) Tes suara bisikan b) Tes garputala 2. Diagnosa 1. Gangguan berkomunikasi berhubungan dengan efek kehilangan pendengaran. 2. Perubahan persepsi/sensoris berhubungan dengan obstruksi, infeksi di telinga tengah atau kerusakan di syaraf pendengaran. 3. Cemas berhubuangan dengan prosedur operasi, diagnosis, prognosis, anestesi, nyeri, hilangnya fungsi, kemungkinan penurunan pendengaran lebih besar setelah operasi. 3. Perencanaan a. Gangguan berkomunikasi pendengaran.

berhubungan

dengan

efek

kehilangan

Tujuan : Gangguan komunikasi berkurang / hilang. Kriteria hasil : 1) Klien akan memakai alat bantu dengar (jika sesuai). 2) Menerima pesan melalui metoda pilihan (misal : komunikasi tulisan, bahasa lambang, berbicara dengan jelas pada telinga yang baik.

22

Intervensi Keperawatan : a. Dapatkan apa metode komunikasi yang dinginkan dan catat pada rencana perawatan metode yang digunakan oleh staf dan klien, seperti: 1) Tulisan 2) Berbicara 3) Bahasa isyarat b. Kaji kemampuan untuk menerima pesan secara verbal. 1) Jika ia dapat mendegar pada satu telinga, berbicara dengan perlahan dan dengan jelas langsung ke telinga yang baik (hal ini 2) 3) 4) 5) 6) 7) lebih baik daripada berbicara dengan keras). Tempatkan klien dengan telinga yang baik berhadapan dengan pintu. Dekati klien dari sisi telinga yang baik. Jika klien dapat membaca ucapan : Lihat langsung pada klien dan bicaralah lambat dan jelas. Hindari berdiri di depan cahaya karena dapat menyebabkan klien tidak dapat membaca bibi anda. Perkecil distraksi yang dapat menghambat konsentrasi klien. Minimalkan percakapan jika klien kelelahan atau gunakan

komunikasi tertulis. 8) Tegaskan komunikasi penting dengan menuliskannya. 9) Jika ia hanya mampu bahasa isyarat, sediakan penerjemah. Alamatkan semua komunikasi pada klien, tidak kepada penerjemah. Jadi seolah-olah perawat sendiri yang langsung berbicara kepada klien dnegan mengabaikan keberadaan penerjemah. c. Gunakan faktor-faktor pemahaman. 1) 2) 3) 4) yang meningkatkan pendengaran dan

Bicara dengan jelas, menghadap individu. Ulangi jika klien tidak memahami seluruh isi pembicaraan. Gunakan rabaan dan isyarat untuk meningkatkan komunikasi. Validasi pemahaman individu dengan mengajukan pertanyaan yang memerlukan jawaban lebih dari ya dan tidak.

23

Rasional : a. Dengan mengetahui metode komunikasi yang diinginkan oleh klien maka metode yang akan digunakan dapat disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan klien. 1) Pesan yang ingin disampaikan oleh perawat kepada klien dapat diterima dengan baik oleh klien. 2) Memungkinkan komunikasi dua arah anatara perawat dengan klien dapat berjalan dnegan baik dan klien dapat menerima pesan perawat secara tepat. b. Perubahan persepsi/sensoris berhubungan dengan obstruksi, infeksi di telinga tengah atau kerusakan di syaraf pendengaran. Tujuan : Persepsi / sensoris baik. Kriteria hasil : Klien akan mengalami peningkatan persepsi/sensoris pendengaran samapi pada tingkat fungsional. Intervensi Keperawatan : a. Ajarkan klien untuk menggunakan dan merawat alat pendengaran secara tepat. b. Instruksikan klien untuk menggunakan teknik-teknik yang aman sehingga dapat mencegah terjadinya ketulian lebih jauh. c. Observasi tanda-tanda awal kehilangan pendengaran yang lanjut. d. Instruksikan klien untuk menghabiskan seluruh dosis antibiotik yang diresepkan (baik itu antibiotik sistemik maupun lokal). Rasional : a. Keefektifan alat pendengaran tergantung pada tipe gangguan/ketulian, pemakaian serta perawatannya yang tepat. b. Apabila penyebab pokok ketulian tidak progresif, maka pendengaran yang tersisa sensitif terhadap trauma dan infeksi sehingga harus dilindungi. c. Diagnosa dini terhadap keadaan telinga atau terhadap masalahmasalah pendengaran rusak secara permanen. d. Penghentian terapi antibiotika sebelum waktunya dapat menyebabkan organisme sisa berkembang biak sehingga infeksi akan berlanjut.

24

c. Cemas berhubuangan dengan prosedur operasi, diagnosis, prognosis, anestesi, nyeri, hilangnya fungsi, kemungkinan penurunan pendengaran lebih besar setelah operasi. Tujuan Kriteria hasil : 1) Klien mampu mengungkapkan ketakutan/kekuatirannya. 2) Respon klien tampak tersenyum. : Rasa cemas klien akan berkurang/hilang.

Intervensi Keperawatan : a. Jujur kepada klien ketika mendiskusikan mengenai kemungkinan kemajuan dari fungsi pendengarannya untuk mempertahankan harapan klien dalam berkomunikasi. b. Berikan informasi mengenai kelompok yang juga pernah mengalami gangguan seperti yang dialami klien untuk memberikan dukungan kepada klien. c. Berikan informasi mengenai sumber-sumber dan alat-lat yang tersedia yang dapat membantu klien. Rasional : a. Menunjukkan kepada klien bahwa dia dapat berkomunikasi dengan efektif tanpa menggunakan alat khusus, sehingga dapat mengurangi rasa cemasnya. b. Harapan-harapan yang tidak realistik tiak dapat mengurangi kecemasan, justru malah menimbulkan ketidak percayaan klien terhadap perawat. c. Memungkinkan klien untuk memilih metode komunikasi yang paling tepat untuk kehidupannya sehari-hari disesuaikan dnegan tingkat keterampilannya sehingga dapat mengurangi rasa cemas dan frustasinya. d. Dukungan dari bebarapa orang yang memiliki pengalaman yang sama akan sangat membantu klien. e. Agar klien menyadari sumber-sumber apa saja yang ada disekitarnya yang dapat mendukung dia untuk berkomunikasi.

25

B. ASKEP MASTOIDITIS 1. Pengkajian keperawatan Pengkajian yang dilakukan antara lain: a. Keluhan utama Klien mengatakan nyeri pada telinga bagian belakang dengan sekala nyeri 6 b. Riwayat kesehatan sekarang Biasanya diawali adanya otitis media akut setelah 2-3 minggu tanpa penanganan yang baik nanah dan infeksi menyebar ke sel udara mastoid. Dapat muncul atau keluar cairan yang berbau dari telinga, timbul nyeri di telinga dan demam hilang timbul. c. Riwayat kesehatan dahulu Adanya otitis media kronik karena adanya episode berulang. d. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik yang didapat: 1) Suhu tubuh meningkat, denyut nadi meningkat (takikardi) 2) Kemerahan pada kompleks mastoid 3) Keluarnya cairan baik bening maupun berupa lendir 4) Matinya jaringan keras (tulang, tulang rawan) 5) Adanya abses (kumpulan jaringan mati dan nanah) 6) Proses peradangan yang tetap melebar ke bagian dan organ lain. e. Riwayat infeksi pada telinga tengah sebelumnya.

2. Diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan yang muncul pada mastoiditis antara lain: a. Perubahan persepsi/ sensori auditoris berhubungan dengan kerusakan pendengaran. b. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi. c. Risiko cidera berhubungan dengan bahaya lingkungan infeksi. d. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan persepsi sensori auditoris.

26

e. Nyeri berhubungan dengan trauma pembedahan. f. Risiko infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan. g. Ansietas berhubungan dengan menghadapi prosedur bedah. h. Risiko cidera berhubungan dengan penurunan kesadaran.

3. Rencana Keperawatan a. Perubahan sensori/persepsi (auditoris) berhubungan dengan kerusakan pendengaran Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pasien mampu mendengar dengan baik. Kriteria Hasil : 1) Pasien mengalami potensial pendengaran maksimum. 2) Pasien menggunakan alat bantu dengar dengan tepat. No 1. Intervensi Kaji tentang ketajaman pendengaran Menentukan Rasional seberapa baik tingkat

pendengaran klien 2. Diskusikan tipe alat bantu dengar dan Untuk menjamin keuntungan maksimal perawatannya yang tepat 3. Bantu pasien berfokus pada semua bunyi Untuk memaksimalkan pendengaran di lingkungan dan membicarakannya hal tersebut

b. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam suhu tubuh dapat normal (360 370C) Kriteria Hasil : 1) Suhu tubuh dalam rentang normal (360-370C) 2) Kulit tidak teraba hangat 3) Wajah tidak tampak merah 4) Tidak terjadi dehidrasi

27

No 1. 2. 3.

Intervensi Pantau input dan output Ukur suhu tiap 4-8 jam

Rasional Untuk mengetahui balance cairan pasien Untuk mengetahui perkembangan klien

Ajarkan kompres hangat dan Untuk menurunkan panas tubuh dan banyak minum mengganti cairan tubuh yang hilang

4.

Kolaborasi dengan pemberian Untuk menurunkan panas antipiretik

c. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mendengar petunjuk auditoris Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pasien dapat berkomunikasi dengan baik. Kriteria Hasil : 1) Pasien terlibat dalam proses komunikasi. 2) Pasien menunjukkan kemampuan untuk membaca gerak bibir. 3) Pasien dapat berkomunikasi dengan orang lain dengan cara yang diajarkan. No. 1. Berbicara bergerak 2. Kurangi kegaduhan lingkungan Intervensi jelas dan tegas tanpa Membantu Rasional pasien merangsang

komunikasi verbal Mempermudah mendengar pasien dalam

3.

Ajari keluarga dan orang lain yang Untuk terlibat dengan pasien tentang perilaku verbal yang memudahkan membaca gerak bibir

merangsang

komunikasi

4.

Bila menggunakan alat bantu dengar, Mempermudah pasien mendengar kenakan pada telinga yang tidak sehingga dioperasi dapat lancar dalam

berkomunikasi

28

d. Nyeri berhubungan dengan trauma pembedahan Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam nyeri teratasi. Kriteria Hasil : 1) Pasien mengatakan nyeri berkurang 2) Skala nyeri turun 3) Wajah pasien tampak rileks No 1. 2. 3. Intervensi Kaji ulang skala nyeri, lokasi, intensitas Berikan posisi yang nyaman Rasional Mengetahui ketidakefektifan intervensi Mengurangi nyeri

Ajarkan teknik relaksasi dan ciptakan Mengalihkan perhatian pasien terhadap lingkungan yang tenang nyeri dan mengurangi nyeri analgesik, Dapat mengurangi nyeri, membunuh

4.

Kolaborasi

pemberian

antibiotika, dan anti inflamasi sesuai kuman dan mengurangi peradangan indikasi sehingga mempercepat penyembuhan

e. Risiko infeksi berhubungan dengan pemasangan graft, trauma bedah terhadap jaringan. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam risiko infeksi dapat hilang atau teratasi. Kriteria Hasil : Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi No 1. Intervensi Rasional

Observasi keadaan umum pasien selama Mengetahui keadaan umum pasien 24 jam

2.

Anjurkan pentingnya cuci tangan dan Mencegah penularan penyakit mencuci telinga luar

3. 4.

Lakukan perawatan graft Kolaborasi profilaksis pemberian

Mencegah infeksi antibiotik Agar dapat membunuh kuman,

sehingga tidak menularkan penyakit terus-menerus

29

f. Ansietas berhubungan dengan menghadapi prosedur bedah Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam ansietas berkurang. Kriteria Hasil : 1) Menunjukkan kontrol agresi, kontrol ansietas, koping, kontra impuls, penahanan mutilasi diri secara konsisten dan substansial 2) Menunjukkan ketrampilan interaksi sosial yang efektif. No 1. Intervensi Rasional

Informasikan pasien tentang peran Kembangkan rasa percaya/ hubungan, advokat perawat intra operasi turunkan rasa takut akan kehilangan kontrol pada lingkungan yang asing

2.

Identifikasi tingkat rasa takut yang Rasa

takut

yang

berlebihan/

terusreaksi

mengharuskan dilakukan penundaan menerus prosedur pembedahan

akan

mengakibatkan

stress yang berlebihan, risiko potensial dari pembalikan reaksi terhadap

prosedur/ zat-zat anestesi 3. Cegah pemajan tubuh yang tidak Pasien akan memperhatikan masalah diperlukan selama pemindahan kehilangan harga diri dan

ataupun pada tulang operasi 4.

ketidakmampuan untuk melatih kontrol dari membuat proses pasien

Berikan petunjuk/ penjelasan yang Ketidakseimbangan sederhana pada pasien yang tenang pemikiran akan

menemui kesulitan untuk memahami petunjuk-petunjuk yang panjang dan berbelit-belit 5. Kontrol stimulasi eksternal Suara gaduh dan keributan akan

meningkatkan ansietas 6. Berikan obat sesuai petunjuk, misal; Untuk meningkatkan tidur malam hari zat-zat sedatif, hipnotis sebelum pembedahan; meningkatkan

kemampuan koping

30

g. Risiko cidera berhubungan dengan penurunan kesadaran. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam tidak terjadi cidera Kriteria Hasil : Tidak mengalami cidera fisik No 1. Intervensi Cegah infeksi telinga tengah Rasional Agar meluas 2. Meminimalkan tingkat kebisingan di berhubungan unit perawatan intensif 3. Lakukan upaya keamanan pendengaran seperti Untuk mencegah pasien jatuh akibat vertigo/ gangguan keseimbangan nyeri kepala sehingga dengan kehilangan kerusakan pendengaran tidak

ambulasi terbimbing 4.

Kolaborasi dengan pemberian obat Mengurangi

antiemetika dan outivertigo sesuai terhindar dari jatuh indikasi, misalnya antihistamin

You might also like