You are on page 1of 13

Motivasi adalah perpaduan antara keinginan dan energi untuk mencapai tujuan tertentu.

Memengaruhi motivasi seseorang berarti membuat orang tersebut melakukan apa yang kita inginkan. Karena fungsi utama dari kepemimpinan adalah untuk memimpin, maka kemampuan untuk memengaruhi orang adalah hal yang penting Prinsip Dasar Motivasi -- Penelitian Kenneth Gangel, dalam bukunya "Competent to Lead", menunjukkan bahwa orang tidak termotivasi untuk bekerja lebih baik, karena dia mendapat gaji yang lebih tinggi atau tunjangan yang lebih banyak. Motivasi adalah suatu fenomena psikologis, sehingga kita perlu mengetahui pendapat dari para psikolog. Mungo Miller, pimpinan Affiliated Psychological Services, mencetuskan enam prinsip umum motivasi sebagaimana di bawah ini. 1. Motivasi adalah proses psikologis, atau lebih tepatnya proses emosional, bukan logis. 2. Motivasi pada dasarnya adalah proses yang tidak kita sadari. Tindakan yang kita atau orang lain lakukan mungkin saja tampak tidak logis, namun bagi orang yang melakukannya, tindakannya tampak wajar dan masuk akal. 3. Motivasi bersifat individual. Tingkah laku seseorang bersumber dari dirinya sendiri. 4. Motivasi tiap orang berbeda, begitu juga setiap individu bervariasi dari waktu ke waktu. 5. Motivasi adalah proses sosial. Tak dapat diingkari, bahwa terpenuhi atau tidaknya kebutuhan kita tergantung dari orang lain. 6. Dalam tindakan sehari-hari, kita dipandu oleh kebiasaan yang bersumber dari motivasional di masa lalu. Pendorong Motivasi --- Motivasi seseorang sering kali dipengaruhi oleh dua hal berikut. 1. Seberapa mendesaknya suatu kebutuhan. Misalnya, kita merasa lapar, namun harus menyelesaikan satu tugas dengan segera. Kalau kita merasa sangat lapar, kita akan makan. Tapi bila kita hanya sedikit merasa lapar, kita akan memilih untuk menyelesaikan tugas. 2. Anggapan bahwa suatu tindakan akan memenuhi suatu kebutuhan. Misalnya, ada dua kebutuhan yang mendesak -- keinginan untuk menyelesaikan tugas atau makan. Persepsi tentang bagaimana kita memandang dua kebutuhan tersebut sangat menentukan mana yang akan diprioritaskan. Kalau kita berpikir bahwa kita bisa dipecat karena tugas tidak selesai, kita akan mengorbankan waktu makan siang untuk mengerjakannya. Sebaliknya, jika kita merasa tidak akan mendapat masalah walaupun pekerjaan itu tidak selesai, kita akan pergi untuk makan siang. Orang dapat termotivasi karena kepercayaan, nilai, minat, rasa takut, dan sebagainya. Diantaranya adalah faktor internal seperti kebutuhan, minat, dan kepercayaan. Faktor lainnya adalah faktor eksternal, misalnya bahaya, lingkungan, atau tekanan dari orang yang dikasihi. Tak ada proses yang mudah dalam motivasi -- kita harus selalu terbuka dalam memandang orang lain. Menjadi Motivator yang Baik -- Adalah penting bagi seorang pemimpin untuk mengetahui bagaimana cara memotivasi anggota. MM Feinberg menjabarkan

beberapa tindakan yang tidak memotivasi orang lain. 1. Meremehkan anggota. Tindakan ini bisa membunuh rasa percaya diri dan inisiatif anggota. 2. Mengkritik anggota di depan anggota lain. Tindakan ini pun bisa merusak hubungan yang sudah terbina baik. 3. Memberi perhatian setengah-setengah atau tidak memerhatikan anggota. Kalau seorang pemimpin tidak memedulikan anggotanya, maka rasa percaya dirinya akan luntur. 4. Memerhatikan diri sendiri. Pemimpin yang seperti ini dianggap egois dan hanya memanipulasi anggota untuk kepentingannya sendiri. 5. Menganak emaskan seorang anggota. Tindakan ini sebaiknya juga tidak dilakukan, karena bisa merusak moral anggota lain. 6. Tidak mendorong anggota untuk berkembang. Kalau anggota merasa bahwa pemimpin juga ikut berjuang bersama, mereka akan sangat termotivasi. Informasikan kesempatan yang ada dan jangan pernah mengekang minat para anggotan. 7. Tidak memedulikan hal-hal kecil. Apa yang nampaknya kecil bagi Anda, mungkin saja sangat penting untuk anggota. 8. Merendahkan anggota yang kurang terampil. Seorang pemimpin memang wajib menolerir ketidakmampuan anggotanya, namun harus hati-hati dalam menangani permasalahan yang ditimbulkan agar tidak sampai mempermalukan anggotanya. 9. Ragu-ragu dalam mengambil keputusan. pemimpin yang ragu-ragu mengakibatkan kebimbangan di seluruh organisasi. Sesungguhnya, cara yang paling baik untuk memotivasi anggota adalah melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan. Saran, rekomendasi, dan kritik adalah pendorong yang paling efektif dan sangat memotivasi organisasi yang berani menerapkannya

4.

Pembahasan Motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk menunjukkan perilaku tertentu (French and Raven) . Kesuksesan suatu organisasi tergantung dari aktivitas dan kreativitas SDM. Tugas seorang manajerlah untuk selalu menciptakan kondisi sedemikian rupa, sehingga para karyawan senantiasa bergairah dalam melakukan pekerjaannya. Dengan kata lain, manajer dituntut untuk selalu sanggup memotivasi karyawan agar mereka bekerja sesuai dengan program dan mencapai tujuan yang ditetapkan. Kenyataannya, tidak semua manager berhasil menjalankan fungsinya. Ada banyak cara untuk memotivasi orang lain mencapai sasaran atau menyelesaikan suatu tugas maupun mengatasi persoalan atau tantangan yang dihadapinya. Salah satu karakteristik utama yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah kemampuannya untuk memotivasi orang lain dalam mencapai tujuan atau misi dari organisasinya. Seorang pemimpin yang tidak mampu memotivasi orang-

orangnya, tidak lebih dari seorang penunjuk jalan, yang tahu ke mana harus pergi tetapi sepenuhnya tidak dapat mengendalikan mereka yang dipandunya. Langkah yang tidak kalah penting dalam manajemen ialah pengarahan. Pengarahan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan sesuai perencanaan untuk mencapai sasaran tertentu secara efektif dan efisien. motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk menggerakkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau ketrampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya Soleh Purnomo (2004:36). ada tiga faktor utama yang mempengaruhi motivasi yaitu perbedaan karakteristik individu, perbedaan karakteristik pekerjaan, dan perbedaan karakteristik lingkungan kerja. Dalam rangka mendorong tercapainya produktivitas kerja yang optimal maka seorang manajer harus dapat mempertimbangkan hubungan antara ketiga faktor tersebut dan hubungannya terhadap perilaku individu. Pada dasarnya motivasi individu dalam bekerja dapat memacu karyawan untuk bekerja keras sehingga dapat mencapai tujuan mereka. Hal ini akan meningkatkan produktivitas kerja individu yang berdampak pada pencapaian tujuan dari organisasi. Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses perubahan karakter atau transformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri seseorang Motivasi dan kemimpinan itu satu system yang tidak bisa dipisahkan dan harus ada dalam setiap organisasai sebab seorang pemimpin mumpunyai tugas memimpin dan mengarahkan organisasi untuk mencapai suatu tujuan yang telah di tentukan. Factor penentu kinerja: Motivasi (Motivation) Motivasi ini bisa dikatakan suatu roh dalam jiwa seseoranh yang mana mampu membuat seseorang itu Bertindak dengan segala upaya yang berorentasi pada suatu pencapaian terhadap suatu tujuan. Kemampuan (Ability) Dalam dunia kerja tingkat kemampuan seseorang akan menentukan hasil pencapaian prestasi dan bentuk tugas yang mampu diselesaikan. Kemampuan seseorang didapat dari seringnya seseorang itu melakukan bermacam tugas dan mampu menyelesikannya. Lingkungan Pekerjaan (Work Environment) Kinerja yang baik adalah sumberdaya dan situasi yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan. Berbagai pandangan tentang motivasi dalam organisasi :

1. Model Tradisional, alat motivasi ini didasarkan atas anggapan bahwa para pekerja sebenarnya adalah pemalas dan bisa didorong hanya dengan imbalan keuangan. 2. Model sumber Daya Manusia, para ahli berpendapat bahwa para karyawan sebenernya mempunyai motivasi yang sangat beranweka ragam, bukan hanya motivasi karen auang ataupun keinginan akan kepuasan, tetapi juga kebutuhan untuk berprestasi dan emmpunyai artidalam bekerja. Mereka berpendpat bahwa sebagian besar individu sudah mempunyai dorongan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik, dan tidak selalu para karyawan memandang pekerjaan sebagai sesuatu hal yang tidak menyenangkan 3. pendekatan relasi manusia,pada intinya manager semestinya berkewajiban untuk membantu para pekerja untuk melakukan interaksi social dilingkungan pekerjaannya dan membuat mereka merasa diperlukan dan penting bagi perusahaan, yang oleh karena itu mereka akan menunjukan kenerja terbaik bagi perusahaan. Model motivasi Dua Faktor Herzberg didasarkan pada riset, yang menyatakan ketidaksetujuan atas pandangan tradisional yang menganggap kepuasan dan ketidakpuasan berada selalu berada dalam posisi yang saling berseberangan pada satu kontinum (model satu dimensi). Bagi mereka, terdapat 2 kontinum: yaitu kontinum bukan tak puas oleh lingkungan (maintenance) hingga ke arah tak puas, dan dari terpuaskan oleh pekerjaan itu sendiri (termotivasi) hingga tak terpuaskan (tak termotivasi). Pekerja berada pada kontinum tidak puas hingga bukan tidak puas dengan lingkungannya. Herzberg berdalih bahwa sekadar menyediakan faktor maintenance (pemeliharaan) akan mempertahankan pekerja untuk tetap menjadi tidak puas, dan hal tersebut tidak akan membuat mereka terpuaskan atau memotivasi mereka. Sehubungan dengan faktor-faktor pemeliharaan, Herzberg yakin bahwa jika pekerja yang dianggap rendah kinerjanya lalu diberikan kenaikan gaji, maka mereka hanya akan beranjak ke posisi dari tak puas menjadi bukannya tak puas. Namun, setelah ditunggu sekian lama, pekerja tersebut tidak juga menunjukkan peningkatan kinerja. Hal ini terjadi karena perhatian hanya diberikan secara satu dimensi. Manajemen perlu pula memperhatikan faktor-faktor motivator agar menjadi tinggi sehingga pekerja menjadi termotivasi. Sehingga Herzberg berkata bahwa manajemen harus fokus pada satu-satunya motivator : Pekerjaan itu sendiri. Kategori kedua pada teori ERG adalah kebutuhan tingkat ketiga dan keempat di dalam piramida Maslow yang berkaitan dengan kebutuhan sosial di dalam diri secara personal atau antar individu. Para pemimpin harus menjaga komunikasi serta hubungan yang baik kepada bawahannya dan memfasilitasi lingkungan yang sehat untuk keharmonisan interaksi antar pegawai. Pemberian kritik dan motivasi harus berimbang dan membangun. Pemberian pengakuan, penguatan ketentraman berkelompok, dan peningkatan reputasi adalah aplikasi dari manajemen untuk mengelola kebutuhan hubungan

sosial(relatedness). Sarana publik dan wadah publikasi di kantor juga harus disiapkan oleh perusahaan. Kepuasan kerja dan kepercayaan diri para karyawan harus dijaga dengan memperhatikan kebutuhan hubungan sosial ini. Metode komunikasi yang dilakukan harus mengikuti prinsip saling menghormati dan bertoleransi, serta mendukung peningkatan kemampuan karyawan untuk bersinergi. Dan terakhir, manajemen perusahaan sebaiknya menyediakan peluang untuk karyawan agar bertumbuh dan berkembang. Jika kebutuhan untuk bertumbuh ini terhambat, karyawan akan mengalami regresi yang membuat frustasi. Teori ERG menyatakan jika kebutuhan untuk tumbuh dihalangi oleh lingkungan dan tidak diberikan kesempatan, maka karyawan akan terdemotivasi dan mencari pemenuhan kebutuhan di tingkat yang lebih rendah. komponen utama dalam Perspektif Pengharapan: - pengharapan terhadap hasil yang akan diperoleh (outcome-performance expectancy) - dorongan terhadap motivasi (valence) - pengharapan akan usaha yang perlu dilakukan (effort-performance expectancy) PRESPEKTIF PENGUATAN MENGENAI MOTIVASU DAN PRESPEKTIF PENYUSUNAN TUJUAN Prisip dasar prespektif penguatan mengenai motivasi, Bila para manager memahami dimana tingkat kepentingan dari modal pengharapan maka prinsip dasar dari perspektif penguatan .mengenai motivasi menurut BF skinner bahwa tndakan akan sangat diengaruhi oleh perlakuan yang diterima akibat prilaku yang dilakukan dimasalalu. Perspektif Penyusunan Tujuan mengenai Motivasi: - Menyangkut tingkat keterlibatan anggota dalam penyusunan dan penentuan tujuan organisasi - Anggota yang bertipe-X cenderung kurang dilibatkan dalam penyusunan tujuan, sedangkan yang bertipe-Y cenderung untuk lebih dilibatkan dalam penyusunan tujuan. (Kerangka McGregor) Teori Dua Faktor dari Herzberg 1. Motivating Factors kesempatan untuk berprestasi(achievement) pengakuan dalam lingkungan pekerjaan (recognition) kesempatan untuk bertanggungjawab (responsibility)

kesempatan untuk berkembang dan mengembangkan diri (advancement and growth) 2. Hygiene Factors kebutuhan akan kebijakan dan administrasi perusahaan yang jelas dan adil (company policy and administration) supervisi yang memadai (supervision) keserasian hubungan dengan supervisi (relationship with supervision) kondisi pekerjaan yang kondusif (working condition) gaji atau upah yang layak(salary) hubungan yang baik antar pekerja (relationship with peers) adanya penghargaan terhadap kehidupan pribadi (personal life) hubungan yang serasi dengan bawahan (relationship with subordinates) kejelasan status pekerjaan (job status) masa depan dari pekerjaan yang dijalani(job safety) Perspektif Keseimbangan dan Keadilan mengenai Motivasi (Equity Theory) Motivasi Individu ditentukan oleh kesesuaian antara Job Input dan Job Rewards Perspektif Pengharapan mengenai Motivasi 4 asumsi dasar (Nadler & Lawler) Perilaku sangat ditentukan oleh kombinasi dari berbagai faktor individu dan berbagai faktor lingkungan Perilaku individu dalam organisasi senantiasa ditentukan oleh kesadaran dari keputusan setiap individu. Individu memiliki keragaman kebutuhan, pengharapan dan tujuan. Masing-masing individu cenderung akan berperilaku berdasarkan pilihan alternatif perilaku yang terkait dengan harapan mereka

1. 2. 3. 4.

3 komponen utama dalam Perspektif Pengharapan 1. pengharapan terhadap hasil yang akan diperoleh (outcome-performance expectancy) 2. dorongan terhadap motivasi (valence) 3. pengharapan akan usaha yang perlu dilakukan (effort-performance expectancy) Penghargaan dibagi menjadi dua bentuk, yakni penghargaan intrinsik dan penghargaan ekstrinsik. 1. Penghargaan Ekstrinsik Penghargaan ekstinsik adalah penghargaan yang datang dari luar orang tersebut. Contoh penghargaan ekstrinsik adalah :

- Kenaikan gaji/upah - Kenaikan tunjangan - Promosi 2. Penghargaam Intrinsik Penghargaan intrinsik adalah penghargaan yang datang dari diri seseorang itu sendiri. Contoh penghargaan intrinsik adalah : - Kepuasan menyelesaikan pekerjaan - Kepuasan pencapaian kerja - Pengembangan pribadi Perspektif Penguatan Mengenai Motivasi Hal yang dapat dilakukan oleh para manajer sehubungan dengan perspektif penguatan yaitu dengan melakukan modifikasi perilaku. Ada 4 jenis perubahan atau modifikasi yang dapat dilakukan oleh para manajer, yaitu : Penguatan Positif Pembelajaran melalui penghindaran terhadap sesuatu Pengecualian atau peniadaan Hukuman Perspektif Penyusunan Tujuan Perspectives ini pada dasarnya beranggapan bahwa perilaku individu yang didorong oleh motivasi individu sesungguhnya dapat dijelaskan melalui keterlibatan individu dalam penyusunan tujuan dari setiap apa yang akan dikerjakan atau dibebankan kepadanya. Konsep Dasar Kepemimpinan 1. Pengertian Kepemimpinan proses dalam mengarahkan dan mempengaruhi para anggota dalam hal berbagai aktifitas yang harus dilakukan 2. Konsep mengenai Kepemimpinan (Griffin) a. Kepemimpinan sebagai proses Kepemimpinan adalah suatu proses yang kompleks dimana seseorang mempengaruhi orang-orang lain untuk menunaikan suatu misi, tugas, atau tujuan dan mengarahkan organisasi yang membuatnya lebih kohesif dan koheren." Mereka yang memegang jabatan sebagai pemimpin menerapkan seluruh atribut kepemimpinannya (keyakinan, nilai-nilai, etika, karakter, pengetahuan, dan ketrampilan). Jadi seorang pemimpin berbeda dari majikan, dan berbeda dari manajer. Seorang pemimpin menjadikan orang-orang ingin mencapai tujuan dan sasaran yang tinggi, sedangkan seorang majikan menyuruh orang-orang untuk menunaikan suatu tugas atau mencapai tujuan. Seorang pemimpin melakukan halhal yang benar, sedangkan seorang manajer melakukan hal-hal dengan benar (Leaders do right things, managers do everything right).

1. 2. 3. 4.

b. Kepemimpinan sebagai atribut Adapun dari sisi atribut, kepemimpinan adalah kumpulan karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Oleh karena itu, pemimpin dapat didefinisikan sebagai seorang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain tanpa menggunakan kekuatan, sehingga orang-orang yang dipimpinnya menerima dirinya sebagai sosok yang layak Pendekatan Mengenai Kepemimpinan Pendekatan Mengenai Kepemimpinan ada 3 : 1. Pendekatan Personal (Personal Traits of Leadership Approach) 2. Pendekatan Perilaku (Behavioral Approach) 3. Pendekatan kontingency 1. Pendekatan Personal a. Pemimpin dan Bukan Pemimpin: Ambisisi dan energi Hasrat unuk memimpin Kejujuran dan keutuhan Percaya diri dan tegas Kecerdasan dan pengetahuan yang relevanndengan pekerjaan b. Pemimpin Efektif dan Pemimpin Tidak Efektif I. Yang Efektif : Gaya terpadu (integrated) menjadi Gaya Eksekutif Gaya yang mendahulukan hubungan menjadi Gaya yang lebih mencintai Pengembangan(developer) Gaya dedikatif menjadi Gaya Otokrat baik (benevolent autocrat) Gaya mandiri menjadi Gaya Birokrat. II. Yang Tidak Efektif : Gaya terpadu (integrated) menjadi Gaya Kompromi (compromiser) Gaya yang mendahulukan hubungan menjadi Gaya Missionaris Gaya dedikatif menjadi Gaya Otokratik Gaya mandiri menjadi Gaya yang lari dari tugas (desserter) 3. Pendekatan Perilaku Fokus dari Pendekatan Perilaku : 1. Fungsi-fungsi Kepemimpinan (leadership functions): a. fungsi yang terkait dengan tugas atau pekerjaan (task-related functions)

fungsi yang terkait dengan hubungan sosial atau pemeliharaan kelompok(groupmaintanance functions) 2. Gaya Kepemimpinan (leadership styles): a. Kepemimpinan yang berorientasi pada pekerjaan (task-oriented or job-style) b. Kepemimpinan yang berorientasi pada pegawai atau orang-orang (employeeoriented style)
b.

Pendekatan Kontingensi mengenai Kepemimpinan 1. model kepemimpinan situasional dari Hersey-Blanchard 2. model dari Fiedler 3. model jalan tujuan dari Evans-House 1. Model Kepempinan Situasional : Hersey Blanchard Teori yang memusatkan perhatian pada kesiapan pengikut. Teori ini lahir karena semua teori yg ada berdasarkan survey pada pengikut, sehingga pengikut / bawahan yang perlu dikelola. Dasarnya adalah Mampu dan mau dari bawahan. 2. Model FIEDLER Kelompok yg efektif bergantung pada gabungan antara gaya interaksi dari sipemimpin dan bawahannya serta sampai tingkat mana situasi itu memberi kendali dan pengaruh bagi si pemimpin. Fiedler menggunakan kuestioner untuk cari relasi antar hubungan dengan penugasan dari pimpinan.

3 faktor kontingensi yang perlu dipertimbangkan dalam model fiedler 1. relasi pemimpin-bawahan (leader-member relation) 2. struktur pekerjaan (task-structure), 3. peran kekuasaan (power position) 3. Model Jalan Tujuan (Path-Goal Theory) Teori yang mengemukakan bahwa merupakan tugas pemimpin untuk membantu para pengikut dalam mencapai tujuan-tujuan mereka dan untuk memberi pengarahan yang dibutuhkan dan/atau dukungan untuk memastikan bhwa tujuan mereka selaras dengan organisasi. 2 hal yang perlu diperhatikan Perilaku Pemimpin Faktor Situasi 4 perilaku yg harus dimiliki pemimpin :

1. 2. 3. 4.

Pemimpin hanya mengarahkan dan membiarkan bawahan. Pemimpin suportif dan ramah. Pemimpin partisipatif dan berkonsultasi ke bawahan. Pemimpin berorientasi prestasi.

4. Model Vroom-Yetton-Jago Model Pemimpin Partisipasi Victor Vroom dan Philip Yetton mengembangkan sebuah model pemimpin partisipasi Suatu teori yg isinya satu set peraturan yg akan menentukan bentuk dan jumlah pembuatan keputusan partisipatif dalam berbagai situasi dan kondisi yg berbeda beda.
o

Pendekatan lain mengenai Kepemimpinan 1. Kepemimpinan/Pendekatan Substitusi / transaksional Pemimpin yang membimbing atau memotivasi para pengikut mereka pada arah tujuan yang telah ditetapkan dengan cara memperjelas peran dan tugas mereka. 2. Kepemimpinan Karismatik Pemimpin yang karismatik menunjukkan 4 karakteristik : I. Visi. II. Bersedia mengambil risiko pribadi untuk mencapai visi tersebut. III. Sensitif terhadap kebutuhan bawahan. IV. Memiliki perilaku yang luar biasa. 3. Kepemimpinan Transformatif Tipe pemimpin seperti ini mengarahkan atau memotivasi para pengikutnya pada tujuan yang telah ditetapkan dengan cara memperjelas peran dan tugas mereka. Pemimpin transformasional (transformational leaders) menginspirasi para pengikutnya untuk mengenyampingkan kepentingan pribadi mereka demi kebaikan organisasi dan mereka mampu memiliki pengaruh yang luar biasa pada diri para pengikutnya. Perilaku Politis dalam Organisasi Perilaku Politis yang Umum 1. Inducement Suatu tindakan memberikan imbalan atas perilaku yang dikerjakan 2. Persuasion Suatu tindakan untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang dalam suatu organisasi 3. Creation of an obligation Sesuatu ikatan dengan mana seseorang terikat atau berkewajiban untuk melakukan hal-hal tertentu, dan yang muncul dari rasa kewajiban

4. Coercion memaksa pihak lain untuk berperilaku secara spontan (baik melalui tindakan atau tidak bertindak) dengan menggunakan ancaman, hadiah, atau intimidasi atau bentuk lain dari tekanan atau kekuatan. 4. Keimpulan Kepemimpinan dan motivasi merupakan dua hal yang berbeda, meski memiliki tautan dalam konteks kerja dan interaksi antar-manusia organisasional. Keith Davis mengemukakan bahwa tanpa kepemimpinan, organisasi hanya merupakan kelompok manusia yang kacau, tidak teratur, dan tidak akan dapat melahirkan perilaku bertujuan. Kepemimpinan adalah faktor manusiawi yang mengikat suatu kelompok bersama dan memberinya motivasi menuju tujuan-tujuan tertentu, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Ini berarti antara kepemimpinan dengan motivasi memiliki ikatan yang kuat. Dari rumusan tadi, keterkaitan antara kepemimpinan dengan motivasi dapat dianalisis sebagai berikut: 1. Tanpa kepemimpinan, organisasi tidak lain adalah sekelompok manusia yang kacau. Manusia organisasional, baik dalam kapasitas masing-masing dan terutama sebagai anggota kelompok, dituntut dapat memacu upaya pencapaian tujuan organisasi yang sekaligus bagian dari tujuan dirinya. Kehadiran pemimpin memungkinkan manusia organisasional dimotivasi untuk dapat bekerja secara efektif dan efisien. Kelompok dengan sistem yang kurang padu dapat menurunkan produktifitas organisasi. Atas dasar itu, manusia organisasi perlu diarahkan dan dimotivasi oleh pemimpinnya agar dapat bekerja secara efektif dan efisien, dengan akuntabilitas tertentu. 2. Kepemimpinan berkaitan dengan kepengikutan. Kepengikutan (followership) adalah bagian yang paling dalam usaha melahirkan perilaku organisasi yang sesungguhnya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa pada hakikatnya kepemimpinan adalah kepengikutan (leadership is follower). Istilah ini adakalanya diberi makna luas, bahwa pemimpin yang baik dihasilkan dari pengikut yang baik. Manusia pengikut di sini tidak dapat dipersepsi sebagai

robot, Melainkan mereka adalah manusia biasa yang memiliki perasaan, kebutuhan, harapan, dan aspek manusiawi lainnya. Tanpa pemahaman terhadap aspek-aspek manusiawi yang dipimpin, kepemimpinan akan gagal. 3. Kepemimpinan mengandung arti kemampuan memotivasi. Kompetensi bawahan antara lain tercermin dari motivasi kerjanya. Dia bekerja disebabkan oleh dua kemungkinan, yaitu benar-benar terpanggil untuk berbuat atau karena diharuskan untuk melakukan tugas-tugas itu. Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi manusia dalam bekerja, antara lain bahwa manusia mempunyai seperangkat kebutuhan, mulai dari kebutuhan yang paling dasar (biologis) sampai kepada taraf kebutuhan paling tinggi, aktualisasi diri. Salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang adalah gaya kepemimpinan. Dengan demikian, kepemimpinan dapat pula berarti kemampuan memberi motivasi kepada bawahan. Motivasi adalah perpaduan antara keinginan dan energi untuk mencapai tujuan tertentu. Memengaruhi motivasi seseorang berarti membuat orang tersebut melakukan apa yang kita inginkan. Karena fungsi utama dari kepemimpinan adalah untuk memimpin, maka kemampuan untuk memengaruhi orang adalah hal yang penting. Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaannya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati sealalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk memperbaiki orang lain. Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri sesorang. Kepemimpinan lahir dari sesorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal. 5. Daftar pustaka http://herube.wordpress.com/2010/02/11/kepemimpinan-transformasional-dalamreformasi/ calonsarjana-kumpulantugas.blogspot.com http://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan

GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI KERJA | Gubuk Blekenyek Kumpulantugaskuliah: PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI ERNIE TISNAWATI SULE & KURNIAWAN SAEFULLAH PENGANTAR MANAJEMEN www.slideshare.net/irmanivan/motivasi-15774665 www.sylabus.web44.net/pengantarfile/pengantarkuliah8.htm http://id.scribd.com

You might also like