You are on page 1of 34

STUDY KESTABILAN TRANSIENT

SISTEM INTERKONEKSI SULSELTRABAR

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TRANSIENT

Sist em t enaga list rik secara umum t erdiri dari unit -unit pembangkit

yang t erhubung dengan saluran unt uk melayani beban. Sist em t enaga

list rik yang memiliki banyak mesin biasanya menyalurkan daya kebeban

melalui saluran int erkoneksi. Tuj uan ut ama dari sist em saluran

interkoneksi adalah untuk menjaga kontinuitas dan ketersediaan tenaga

list t rik t erhadap kebut uhan beban yang t erus meningkat . Semakin

berkembang sist em t enaga list rik dapat mengakibat kan lemahnya

performansi sist em ket ika mengalami gangguan. Salah sat u efek

gangguan adalah osilasi elekt romekanik yang j ika t idak diredam dengan

baik maka sist em akan t erganggu dan dapat keluar dari area

kest abilannya sehingga mengakibat kan pengaruh yang lebih buruk

seperti pemadaman total (black out).

St abilit as sist em t enaga lisit rik merupakan karakt erist ik sist em t enaga

yang memungkinkan mesin bergerak serempak dalam sist em pada

operasi normal dan dapat kembali dalam keadaan seimbang set elah

t erj adi gangguan. Secara umum permasalahan st abilit as sist em t enaga

list rik t erkait dengan kest abilan sudut rot or (Rot or Angle St abilit y) dan

kest abilan t egangan (Volt age St abilit y). Klasifikasi ini berdasarkan

rent ang wakt u dan mekanisme t erj adinya ket idakst abilan. Kest abilan

sudut rot or di klasifikasikan menj adi Small Signal St abilit y dan

II-1
STUDY KESTABILAN TRANSIENT
SISTEM INTERKONEKSI SULSELTRABAR

Transient St abilit y. Small Signal St abilit y adalah kest abilan sist em

unt uk gangguan-gangguan kecil dalam bent uk osilasi elekt romekanik

yang t ak t eredam, sedangkan Transient St abilit y dikarenakan kurang

sinkronnya torsi dan diawali dengan gangguan-gangguan besar.

Masalah kest abilan biasanya diklasifikasikan menj adi t iga t ipe

bergantung pada sifat alami dan magnitude gangguan, yaitu:

a. Stabilitas steady state

b. Stabilitas transient

c. Stabilitas dinamis

2.2 KESTABILAN TRANSIENT

2.2.1 DINAMIKA ROTOR DAN PERSAMAAN AYUNAN

Persamaan yang mengat ur gerakan rot or suat u mesin serempak

didasarkan pada prinsip dasar dalam dinamika yang menyat akan bahwa

momen-put ar percepat an (accellerat ing t orque) adalah hasil-kali dari

momen-kelambanan (moment of inert ia) rot or dan percepatan

sudut nya. Dalam sist em unit -unit MKS, dan unt uk generat or serempak,

persamaan ini dapat ditulis dalam bentuk

d2 m
J Ta Tm Te N m (2,1)
dt 2

di mana simbol-simbol itu mempunyai arti sebagai berikut :

J = Momen-kelambanan total dari massa rotor, dalam kg-m2

II-2
STUDY KESTABILAN TRANSIENT
SISTEM INTERKONEKSI SULSELTRABAR

m = Pergeseran sudut dari rot or t erhadap suat u sumbu yang diam

(stationary), dalam radian mekanis

t = waktu, dalam detik

Tm = Momen-put ar mekanis at au poros (penggerak) yang diberikan

oleh penggerak-mula dikurangi dengan momen-put ar perlambat an

(retarding) yang disebabkan oleh rugi-rugi perputaran, dalam N-m

Te = Momen-putar elektris atau elektromignetis bersih, dalam N-m

Ta = Momen-putar percepatan bersih, dalam N-m

Momen-put ar mekanis T dan momen-put ar elekt ris T, dianggap posit if

unt uk generat or serempak. Ini berart i bahwa T adalah result an momen

put ar poros yang mempunyai kecenderungan unt uk mempercepat rot or

dalam arah perput aran m, yang posit if. Unt uk generat or yang bekerj a

dalam keadaan t et ap, Tm dan Te, adalah sama sedangkan momen-putar

Ta sama dengan nol. Dalam keadaan ini, t idak ada percepat an at au pun

perlambatan terhadap massa rotor dan kecepatan tetap resultan adalah

kecepat an serempak. Massa yang berput ar yang meliput i rot or dari

generat or dan penggetak-mula dikat akan dalarn keadaan serempak de-

ngan mesin lainnya yang bekeda pada kecepat an serempak dalarn

sist em days t ersebut . Penggerak mulanya mungkin suat u t urbin hidro

at au t urbin uap, dan unt uk masing-masing t urbin sudah ada model

dengan bermacarn-macam t ingkat ket elit ian unt uk melukiskan

pengaruhnya pada Tm. Dalam penulisan ini, Tm dianggap konst an Pada

set iap keadaan kerj a yang diberikan. Anggapan ini cukup baik unt uk

II-3
STUDY KESTABILAN TRANSIENT
SISTEM INTERKONEKSI SULSELTRABAR

beberapa generat or, meskipun masukan dari penggerak mulanya diat ur

oleh regulat or (goverat ors). Regulat or t idak bert indak sebelum

dirasakannya Perubahan Pada kecepat an, dan dengan demikian dapat

dianggap t idak efekt if dalam perioda-wakt u. dimana kit a hanya

berminat pada dinamika rot or dalam st udi-kest abilan kit a sekarang ini.

Momen-put ar elekt ris Te bersesuaian dengan daya bersih celah udara

pada mesin dan dengan demikian adalah daya keluaran t ot al dari

generat or dit ambah dengan rugi-rugi [I] 2 R dalam gulungan j angkar.

Dalam mot or serempak arah aliran daya adalah berlawanan dengan

arah para generat or. Oleh karena it u, unt uk mot or Tm maupun Tc pada

persamaan (2.1) akan t erbalik t andanya . Disini Te, adalah daya celah-

udara yang diberikan oleh sist em list rik unt uk menggerakkan rot or

sedang Tm merupakan tandingan untuk memperkuat rotor.

Karena m diukur t erhadap sumbu pedoman yang diam Pada st at or,

maka m adalah ukuran absolut sudut rot or. Karena it u Pula, m akan

terus bertambah dengan waktu, bahkan juga pada kecepatan serempak

yang konst an. Karena it u menaruh perhat ian pada kecepat an rot or

relat if t erhadap kecepat an serempak, adalah lebih mudah unt uk

mengukur posisi sudut rot or t erhadpa sumbu pedoman yang berput ar

dengan kecepatan serempak. Dengan demikian, kita mendefenisikan

m sm t m (2,2)

Dimana sm adalah kecepat an serempak mesin dalam radian mekanis

per det ik dan m adalah pergeseran sudut rot or dalam radian mekanis,

II-4
STUDY KESTABILAN TRANSIENT
SISTEM INTERKONEKSI SULSELTRABAR

dari sumbu pedoman yang berput ar dengan kecepat an serempak.

Dengan menurunkan Persamaan (2.2) terhadap waktu, kita peroleh

d m d m
sm (2.3)
dt dt

dan

d2 m d2 m
(2.4)
dt 2 dt 2

Persamaan (2.3) menunj ukkan bahwa kecepat an sudut rot or d m/dt I

adalah kost an dan sama dengan kecepat an serempak hanya bila d m/dt

sama dengan nol. Karena it u, d m/dt adalah penyimpangan kecepat an

rot or dari keadaan serempak dan unit ukurannya adalah radian mekanis

per det ik. Persarnaan (2-4) memberikan yang diukur dalam radian

mekanis Per detik-pangkat dua.

Dengan mensubst it usikan Persamaan (2.4) dengan Persarnaan (2.1),

kita peroleh

d2 m
J Ta Tm Te N m (2.5)
dt 2

Untuk mempermudah notasinya kita perkenalkan

d m
m (2.6)
dt

sebagai kecepat an sudut rot or. Kit a ingat dari dinamika dasar bahwa

daya adalah sama dengan momen-put ar kali kecepat an sudut dan

karenanya, dengan mengalikan Persamaan (14.5) dengan m, kit a

peroleh

II-5
STUDY KESTABILAN TRANSIENT
SISTEM INTERKONEKSI SULSELTRABAR

d2 m
J m Pa Pm Pe W (2.7)
dt 2

di mana Pm adalah masukan daya poros ke mesin dikurangi dengan

rugi-rugi perput aran P adalah daya list rik pada celah-udaranya dan P,

dalah daya percepat an yang menj elaskan set iap ket idakseimbangan

ant ara kedua daya yang disebut kan t erdahulu. Biasanya kit a dapat

mengabaikan rugi-rugi perput aran dan rugi-rugi [I] 2 R j angkar sehingga

P dapat dianggap sebagai daya yang dicatu oleh penggerak mula dan Pe,

sebagai keluaran daya listrik.

Koefisien J m adalah momen sudut (angular moment um) rot or; pada

kecepat an serempak sm, momen ini dinyat akan dengan M dan disebut

konst ant a kelambanan (inert ia const ant ) dari mesin it u. Jelas bahwa

unit-unit yang menyat akan M harus sesuai dengan unit unt uk J dan m.

Dengan menelit i unit pada masing-masing suku Persamaan (2.7)

didapat kan bahwa M dinyat akan dalam j oule-det ik per radian mekanis

dan kita tuliskan

d2 m
M Pa Pm Pe W (2.8)
dt 2

Meskipun kit a t elah menggunakan M dalam persamaan ini, koefisien

t ersebut bukanlah suat u konst ant a dalarn art i yang sebenarnya karena

m fidak sama dengan kecepat an serempak pada semua keadaan kerj a.

Tet api dalarn prakt ek, m, t idak t erlalu berbeda dari kecepat an

II-6
STUDY KESTABILAN TRANSIENT
SISTEM INTERKONEKSI SULSELTRABAR

serempak bila mesinnya stabil, dan karena daya adalah lebih memudah-

kan dalam perhit ungan daripids momen-put ar, Persamasn (2.8) lebih

banyak dipilih. Dalam dat a mesin yang diberikan unt uk keperluan st udi

kest abilan, suat u konst ant a lagi yang ada hubungannya dengan

kelambanan sangat sering kit a j umpai. Konst ant a ini dinamakan

konstanta H yang didefenisikan sebagai

daya kinetis yang tersimpan dalam megajoule pada kecepa tan serempak
H
rating me sin dalam MVA

Dan

1 2 1 2
J sm J sm
H 2 2 MJ / MVA (2.9)
Smach Smach

di mana Smach adalah rating tiga-fasa mesin dalam MVA.

2.2.2 STUDI STABILITAS PERALIHAN.

Unt uk mengurangi kerumit an pembuat an model sist em, dan dengan

demikian j uga mengurangi beban perhit ungan , biasanya dalam srudi

kestabilan peralihan di buat beberapa pengandaian sebagai berikut :

a. Masukan daya mekanis ke masing-masing mesin adalah t et ap

konst an selama keseluruhan perioda perhit ungan lengkung

ayunan.

b. Daya peredaman dapat diabaikan.

II-7
STUDY KESTABILAN TRANSIENT
SISTEM INTERKONEKSI SULSELTRABAR

c. Set iap mesin dapat diwakili oleh suat u reakt ansi peralihan yang

konst an yang t erhubung seri dengan suat u t egangan dalam

peralihanyang konstan pula.

d. Sudut rot or mekanis dari set iap mesin adalah bersamaan dengan

, yaitu sudut fasa listrik dari tegangan dalam peralihan.

e. Semua beban dapat dianggap sebagai impedansi shunt ke t anah

dengan nilai yang dit ent ukan oleh keadaan yang berlangsung

tepat sebelum keadaan peralihan.

Tahap pert ama dalam analisis st abilit as t ransient adalah

menyelesaikan aliran daya unt uk menent ukan besarnya t egangan dan

sudut phasa bus. Arus generator, dapat dihitung dari:

S i* Pi jQi
Ii * *
i 1, 2, ..., m (2,10)
Vi Vi

dimana m adalah j umlah dari generat or, Vi t egangan t erminal pada

generator, Pi dan Qi adalah daya real dan reaktif generator. Semua nilal

yang t idak diket ahui dit ent ukan dari solusi aliran daya. Resist ansi

jangkar generator biasanya diabaikan dan tegangannya adalah:

Ei' Vi jX ' d I i (2,11)

selanj ut nya, semua beban dikonversi kedalam persamaan admit ansi

dengan menggunakan hubungan:

S i* Pi jQi
yi0 2 2
(2,12)
Vi Vi

II-8
STUDY KESTABILAN TRANSIENT
SISTEM INTERKONEKSI SULSELTRABAR

Ekuivalen j aringan dengan semua beban dikonversi kedalam admit ansi,

ditunjukkan pada gambar berikut:

n+1

n+2 n - bus neywork


Loads are converted to
constant admitances
...

n+m

n + 1, n + 2, . . . , n + m adalah bus internal generator.

I1 Y 11 Y 1n Y1 n 1 Y1 n 1 V1
I2 Y 21 Y 2n Y2 n 1 Y1 n 1 V2

In Y n1 Y nn Yn n 1 Y1 n 1 Vn
In 1 Y n 1 1 Y n 1 n Y n 1 n 1 Y n 1 n m Vn 1

In m Y n m 1 Y n m n Y n m n 1 Y n m n m Vn m
(2,13)

I bus Ybus Vbus (2,14)

dimana I bus adalah vect or arus bus yang dialirkan dan V bus adalah

vect or t egangan yang diukur dari bus referensi. Element diagonal pada

mat riks admit ansi bus adalah j umlah dari admit ansi yang t erhubung

pada bus t ersebut , sedangkan element off-diagonal adalah nilai negat if

dari admitansi antar bus.

II-9
STUDY KESTABILAN TRANSIENT
SISTEM INTERKONEKSI SULSELTRABAR

Arus generat or merupakan vect or Im dan t egangan generat or dan beban

digambarkan oleh vect or E m dan Vn. persamaan mat riks (2, 13)

menghasilkan submatriks sebagai berikut:

0 Ynn Ynm Vn
t
(2,15)
Im Ynm Ymm E 'm

vektor tegangan Vn bias di eliminasi dengan subsitusi berikut :

0 Ynn Vn Ynm E ' m 2,16


t
Im Y Vn
nm Ymm E ' m 2,17

dari (2, 16)

1
Vn Ynn Ynm E ' m (2,18)

subsitusi kedalam persamaan (2. 17) dan menghasilkan:

t 1
Im Ymm Ynm Ynn Ynm E ' m
(2, 19)
red
Ybus E 'm

hasil dari matriks admitansi adalah:

red t 1
Ybus E 'm Ymm Ynm Ynn Ynm (2, 20)

hasil matriks admitansi bus berdimensi (m x m), dimana m adalah

jumlah generator.

Out put daya elekt rik dari set iap generat or dapat dipakai dalam

menentukan tegangan internal generator.

S ei* E 'i I i (2,21)

atau

Pei E '*i I i (2,22)

II-10
STUDY KESTABILAN TRANSIENT
SISTEM INTERKONEKSI SULSELTRABAR

dimana

m
Ii E /j Yi j (2,23)
j 1

Tegangan dan admit ansi dalam bent uk polar yait u

Ei' Ei' i dan Yij Yij ij , subsit usi persamaan I i kedalam

persamaan (2, 22) menghasilkan:

m
Pie Ei' E 'j Yij cos ij i j (2,24)
j 1

Persamaan diat as sama dengan persamaan pada aliran daya. Sebelum

gangguan, perbandingan ant ara input daya mekanik dan aut put daya

elektrik menghasilkan persamaan

m
Pmi Ei' E 'j Yij cos ij i j (2,25)
j 1

Gangguan t iga phasa ket anah menghasilkan Vk = 0. Ini adalah simulasi

dari penggant ian kt h baris dan kolom dari mat riks admit ansi bus pra

gangguan. Mat riks admit ansi bus yang baru dihasilkan dengan

menghilangkan semua t it ik simpul kecuali simpul pada int ernal

generat or. Tegangan eksit asi generat or selama gangguan dan set elah

gangguan diasumsikan konst an. Daya elekt rik generat or dit ent ukan dari

hasil matriks admitansi bus yang baru pada persamaan (2,24).

II-11
STUDY KESTABILAN TRANSIENT
SISTEM INTERKONEKSI SULSELTRABAR

2.3 MODEL GENERATOR

Sebuah mesin sinkron 3 yang bereferensi pada rot or diperlihat kan

pada gambar dibawah. Gambar memperlihat kan 2 sumbu yait u d dan q

belit an st at or yang mewakili belit an armat ure pada st at or. Gambar

j uga memperlihat kan 2 belit an rot or, t ermasuk field winding f

sepanj ang d-axis dan 2 rot or coil sepanj ang q-axis. Koil hubung singkat ,

salah sat u sepanj ang d-axis ( h ) dan 2 sepanj ang q-axis ( g dan k )

menghadirkan efek pada belitan damper dan edi current menginduksi di

massa rot or. Rangkaian rot or disaj ikan secara j elas pada gambar

berikut ini.

II-12
STUDY KESTABILAN TRANSIENT
SISTEM INTERKONEKSI SULSELTRABAR

2.3.1 Parameter-parameter Generator

Parameter generator secara spesifik ditabelkan sebagai berikut :

Catatan :

a. Nilai-Nilai reakt ansi adalah dalam per unit pada nilai dasar st at or sama

unt uk rat ing mesin. Dalam per unit menyaj ikan, reakt ansi p.u. adalah

sama untuk inductansi p.u.

b. Reaktansi bocor pada st at or t idaklah diperlakukan secara t erpisah

seperti kejenuhan tidaklah dipertimbangkan.

c. Konstanta waktu hádala dalam detik

d. Yang berikut hubungan setuju dengan rasa hormat ke parameter:

II-13
STUDY KESTABILAN TRANSIENT
SISTEM INTERKONEKSI SULSELTRABAR

2.3.2 Persamaan rotor

a. D-axis equation

Kait an dengan impedansi operasional, Transformasi Laplace dari d-

axis stator flux pertalian diberi oleh [2]

Dimana

G(S) didekati seperti

i d(s) merepresentasikan arus d-axis stator.

Efd mereprsesinat sikan t egangan out put excit er. It u adalah

sebanding unt uk t egangan field generat or, vf . Cat at an bahwa

meskipun t egangan out put exciter dan t egangan field generator

adalah secara phisik yang sama, penotasian Efd lebih disukai saat

dalam keadaan st eady st at e rangkaian t erbuka t egangan line-to-line

per unit dari suat u mesin serempak adalah dama unt uk Efd dalam

per unit.

Impedansi operasional Xd(S) dapat j uga dit ulis dalam bent uk klasik

seperti

II-14
STUDY KESTABILAN TRANSIENT
SISTEM INTERKONEKSI SULSELTRABAR

Catatan bahwa inverse dari (1.5) sama dengan (1.6) memuaskan

mengikut i hubungan ant ara konst nt a wakt u open dan short circuit

pada d-axis:

b. d-Axis equivalent circuit

Untuk mengembangkan suatu persamaan rangkaian unt uk d-axis

sesuai prosedur dilakukan [2]:

Dari ( 1.4), suatu ekspresi untuk id(s) dapat ditulis seperti

Penyederhanaan persamaan di at as j uga menggunakan(1.5) at au

(1.6), berikut persamaan rangkiaan yang dikembangkan ( lihat

Gambar 1.2).

Parameter pada gambar didefinisikan sebagai berikut:

II-15
STUDY KESTABILAN TRANSIENT
SISTEM INTERKONEKSI SULSELTRABAR

Dari persamaan, memilih peubah keadaan yang sesuai, persamaan

dierential ditulis dalam bentuk state-space sebagai berikut:

di mana

h merepresent asikan flux lingkages pada coil h'- damper.

f merepresentasikan flux lingkages pada field coil.

Catatan bahwa konst ant a wakt u short circuit , T d dan T d

dipecahkan dengan menggunakan (1.7) dan ( 1.8), dan memuaskan

hubungan (1.2).

Pemecahan unt uk h dan f dari ( 1.14) dan ( 1.15), kit a dapat

mengkalkulasi flux lingkages d-axis seperti::

di mana E q merepresent asikan t egangan subt ransien q-axis dan

adalah dihubungkan dengan h dan f seperti:

II-16
STUDY KESTABILAN TRANSIENT
SISTEM INTERKONEKSI SULSELTRABAR

c. q-axis Equations

Dalam kait an dengan impedansi operasional, penj elmaan Laplace

dari flux lingkages q-axis statos diberikan oleh

Dimana

i q(s) merepresentasikan arus q-axis stator.

Impedansi operasional Xq(S) dapat j uga dit ulis dalam bent uk klasik

seperti:

Catatan bahwa invesrse dari ( 1.19) adalah sama dengan ( 1.20)

memuaskan yang mengikut i hubungan ant ara konst ant a wakt u open

dan short circuit pada q-axis:

d. q-axis equivalent circuit

Pengembangan sebuah persamaan rangkaian unt uk q-axis mengikuti

langkah dilakukan [2]:

II-17
STUDY KESTABILAN TRANSIENT
SISTEM INTERKONEKSI SULSELTRABAR

Dari ( 1.18), suatu ekspresi untuk iq(s) dapat ditulis seperti

Menggunakan ekspresi diat as dalam penambahan unt uk (1.20), yang

mengikut i persamaan rangkaian dapat dikembangkan (lihat Gambar

1.3).

Parameter di gambar adalah didefiniskan sebagai berikut :

Dari persamaan, pemilihan st at e variables yang sesuai, persamaan

diferential ditulis dalam bentuk state-space sebagai berikut:

II-18
STUDY KESTABILAN TRANSIENT
SISTEM INTERKONEKSI SULSELTRABAR

di mana

g merepresent asikan flux linkages dari coil g'- damper.

k merepresent asikan flux lingkages dari coil k'- damper.

Catatan bahwa konst at a wakt u short circuit , T q dan T q dipecahkan

dengan menggunakan ( 1.21) dan ( 1.22), dan memuaskan hubungan

( 1.3).

Pemecahan unt uk g dan k dari ( 1.27) dan ( 1.28), kit a dapat

mengkalkulasi flux linkages q-axis seperti:

di mana E d merepresent asikan t egangan subt ransient d-axis dan

dihubungkan ke g dan k seperti:

2.3.3 STATOR EQUATIONS

Melalaikan transisen st at or dan mengabaikan variasi kecepat an,

persamaan tegangan d- dan q-axis stator diberi oleh

di mana vd dan vq menghadirkan t egnagan t erminal d- dan q- axis

generator berturut-turut.

Menggunakan ( 1.16) dan ( 1.29) di ( 1.31) dan ( 1.32), kita mempunyai

II-19
STUDY KESTABILAN TRANSIENT
SISTEM INTERKONEKSI SULSELTRABAR

2.3.4 INTERFACING GENERATING TO NETWORK

Catatan bahwa generat or dimodel dalam rot or or machina-frame dari

acuan dan semua paramet er dan variabel menandai di at as adalah

dengan respek unt uk machine-frame dari acuan. Untuk interfacing

generator ke j aringan unt uk mempelaj ari pembent ukan sistem,

seseorang harus mengubah bent uk variabel ini ke synchronous-frame'

pada referensi. Hubungan ant ara machine-frame' dan synchronous-

frame' pada referensi ditunjukkan di Gambar 1.4.

Hubungan yang dilukiskan di gambar at as dapat diekspresikan secara

matematikal seperti [1]:

di mana merepresentasikan rotor angle mesin.

II-20
STUDY KESTABILAN TRANSIENT
SISTEM INTERKONEKSI SULSELTRABAR

Persamaan diatas dapat ditulis dalam bentuk matriks seperti :

Catatan bahwa di ( 1.35), F - menghadirkan voltages/currents.

Dari ( 1.33) dan ( 1.34), it u t elah j elas bahwa arus lbelitan generator

adalah suat u fungsi dari t egangan t erminal generat or dan pada

gilirannya t ergant ung pada kondisi jaringan. Menulis persamaan

tegangan stator dalam bentuk matrik kita mendapatkan,

Arus iq dan id dapat diperoleh seprti

Sekarang menulis persamaan diat as dalam synchronous-frame' dari

referensi, kita mendapatkan iQ dan iD seperti :

Dimana

II-21
STUDY KESTABILAN TRANSIENT
SISTEM INTERKONEKSI SULSELTRABAR

dan IDQS(t ) menghadirkan Q dan D komponen dari arus sumber

generator.

Ket ika kit a memecahkan unt uk i Q dan i D, yang sulit adalah dit emui j ika

x d x q :

1. St at or t idak bisa diwakili oleh suat u persamaan rangakaian pada

basis single phases.

2. Evaluasi dari i Q dan i D memerlukan solusi dari suat u t ime varying

persamaan aljabar.

Di ( 1.38), ygDQ(t ) adalah suat u fungsi dari , dan seperti bervariasi

dengan waktu, adalah suatu matriks variasi waktu.

Selagi pemecahan unt uk i Q dan i D, seseorang harus berhadapan dengan

keseluruhan mat riks j aringan mencakup ygDQ(t ), yang mana bukan

sebuah mat riks konst an. Ini menyirat kan bahwa mat riks j aringan harus

difaktor pada set iap kali melangkah, yang mana meningkat kan

kompleksitas komputasional.

a. DUMMY COIL APPROACH

Dari (1.33), kita mempunyai

Menambahkan dan mengurangi x di q dari LHS pada persamaan di at as,

kita mendapatkan

II-22
STUDY KESTABILAN TRANSIENT
SISTEM INTERKONEKSI SULSELTRABAR

Sekarang, menggunakan sebelumnya dan persamaan diat as, kit a dapat

menulis persamaan t egangan st at or dalam suat u bent uk kompak

seperti,

Persamaan tegangan stator sekarang menjadi

Catatan, bahwa E dummy adalah suat u fungsi dari i q dan memerlukan

solusi dari persamaan jaringan.

Kesulit an pada perhitungan E dummy didekat i cara: E dummy diperlakukan

sebagai suat u fict it ious sumber tegangan yang sebanding untuk suatu

flux linkage dari suat u dummy coil dalam q-axis pada armat ure, yang

mana tidak mempunyai penggabungan dengan coil yang lain. Persamaan

diferensial, mempert imbangkan E dummy sebagai peubah keadaan,

diberikan oleh

di mana Tdummy adalah kont ant a wakt u open sirkuit dari dummy coil,

pada umumnya mulai 0.01 s.

II-23
STUDY KESTABILAN TRANSIENT
SISTEM INTERKONEKSI SULSELTRABAR

b. Generator Source Current Calculations:

Perlakukan generator sebagai sumber arus, kit a mempunyai machine-

frame' referensi,

di mana E dummy diperoleh sebagai solusi dari persamaan sebelumnya.

Menggunakan persamaan diatas, kita mempunyai

Di synchronous-frame' referensi, kita mempunyai,

Penyajian rangkaian dari persamaan ditunjukkan di Gambar dibawah. Di

gambar, (Ra + jx d) telah diserap ke dalam matriks admitansi bus.

II-24
STUDY KESTABILAN TRANSIENT
SISTEM INTERKONEKSI SULSELTRABAR

Catatan bahwa Ig= (i Q+jiD) adalah arus belit an generator di

synchronous-frame' referensi.

Jika hambat an armat ure, Ra diabaikan dalam menghitung i q dan i d

dengan cara berikut:

Dari persamaan-persamaan di at as, membandingkan riil dan imajiner,

kita mempunyai

komponen diatas diubah ke dalam synchronous-frame' referensi seperti

ditunjukkan pada gambar dibawah.

Sekarang, dari persamaan-persamaan diat as, i Q dan i D dapat dievaluasi

seperti:

II-25
STUDY KESTABILAN TRANSIENT
SISTEM INTERKONEKSI SULSELTRABAR

Selama paramet er mesin didefinisikan dalam rot or-frame referensi,

komponen diatas pada arus belit an generat or diubah ke dalam rot or-

frame referensi seperti diperlihatkan dalam gambar berikut.

2.3.5 Pengekspresian untuk Torsi Electromagnetic

Dalam kait an dengan arus belit an generat or dan flux lingkages,

Electromagnetic torque diberikan oleh

Menggunakan persamaan-persamaan diat as, ekspresi untuk t orsi dapat

ditulis seperti

II-26
STUDY KESTABILAN TRANSIENT
SISTEM INTERKONEKSI SULSELTRABAR

2.3.6 Swing Equations

Persamaan rotor mechanical diberikan oleh

di mana

Tm = Torsi input mesin dalam per unit

H = Konstanta inersia pada generator ( MJ/MVA)

Sm = Slip per unit

D = Damping mekanik per unit

B = kecepatan dasar dalam rad/s (= 2 f o)

f o= frekwensi nominal dalam Hz.

2.3.7 Initial Condition Calculations

Dari analisis load-flow, didapat hasil sebagai berikut:

1. Output Real power pada generator, Pg0

2. Output reactive power pada generator, Qg0

3. Tegangan bus terminal, Vg0 < 0

Menggunakan nilai, syarat awal dari state variabel adalah dihitung

sebagai berikut [2]:

1. Menghitung

II-27
STUDY KESTABILAN TRANSIENT
SISTEM INTERKONEKSI SULSELTRABAR

2. Menghitung

3. Menghitung

4. Menghitung

5. Menghitung

6. Menghitung

7. Menghitung

II-28
STUDY KESTABILAN TRANSIENT
SISTEM INTERKONEKSI SULSELTRABAR

8. Menghitung

Arus field generator

Arus exciter,

2.3.8 Pemodifikasian Model 2.2

Pemodifikasian dibuat dalam model 2.2 unt uk mendapat kan berbagai

model sederhana [1] disusun pada tabel berikut :

II-29
STUDY KESTABILAN TRANSIENT
SISTEM INTERKONEKSI SULSELTRABAR

Catatan:

Untuk model klasik, t egangan t ransient q-axis, E q = E q diasumsikan

unt uk menj adi sebuah konst ant a. Unt uk mencapai ini di model 2.2,

seseorang mungkin memerlukan unt uk menghilangkan exciter dalam

penambahan unt uk memilih suat u nilai xd yang sesuai sehubungan

dengan x d. Sebagai contoh, seseorang boleh menetapkan xd = 6x d.

2.3.9 Center Of Inertia Reference

Sepert i, j arak unt uk cent er of gravit y di mekanik, j arak ke pusat

inersia (COI) didefiniskan dalam sudut rotor sebagai berikut [5]:

dimana

Dengan cara yang sama, j arak ke pusat inersia dalam hal dari

penyimpangan kecepatan rotor didefinisikan sebagai berikut:

dimana, i = penyimpangan kecepatan rotor (Sm B) pada generator ke-i

dalam radian per second.

II-30
STUDY KESTABILAN TRANSIENT
SISTEM INTERKONEKSI SULSELTRABAR

Itu adalah pada umumnya lebih disukai unt uk menunj uk penyimpangan

kecepatan rotor dan sudut rot or pada sebuah generat or dengan

merespek ke atas mengat akan t ime-varying COI-reference. Ini dicapai

dengan penjelasan berikut:

2.4 MODEL EXCITER

2.4.1 Introduction

Fungsi dasar dari suat u sist em eksit asi adalah unt uk menyediakan daya

dc unt uk belit an medan pada generator sinkron. Sebagai t ambahan,

sist em eksit asi berfungsi sepert i kendali pada t egangan dan daya

reakt if yang disharing oleh generat or, dan j uga sebagai alat unt uk

kestabilan mesin dengan mengendalikan tegangan field dan arus field.

a. Element of excitation System

Skemat ik blok fungsional dari suat u sist em kendali eksit asi

ditunjukkan pada Gambar dibawah.

II-31
STUDY KESTABILAN TRANSIENT
SISTEM INTERKONEKSI SULSELTRABAR

Fungsi dari tiap blok dijelaskan berikut ini:

1. Excit er: Excit er melembagakan power st age pada sist em eksit asi dan

menyediakan daya dc untuk belitan medan mesin sinkron.

2. Regulator: Proses pengat uran dan kendali signal input unt uk sebuah

level dan bent uk dengan t ingkat an yang sesuai unt uk kendali excit er.

Ini meliputi pengaturan dan fungsi stabilitas sistem eksitasi.

3. Tegangan t erminal t ransducer dan load compensat or: Mendeteksi

Tegangan t erminal generat or, mengoreksi dan memfilt ernya ke

kuant it as dc, dan membandingkan dengan suat u referensi yang

mengacu pada t egangan t erminal. Sebagai t ambahan, kompensasi

beban memungkinkan untuk disediakan.

4. Power Syst em St abilizers: Power Syst em St abilizers menyediakan suat u

signal input tambahan ke regulat or unt uk meredam t erj adinya osilasi

pada sistem tenaga.

5. Limit t er and Prot ect ive circuit s: Ini bersifat melindungi dan

memast ikan bahwa bat as kemampuan dari excit er dan synchronous

generator tidaklah terlewati.

II-32
STUDY KESTABILAN TRANSIENT
SISTEM INTERKONEKSI SULSELTRABAR

2.4.2 Tipe-tipe Sistem Eksitasi

Sistem eksitasi diklasifikasikan ke dalam t iga kat egori yang didasarkan

pada sumber daya eksitasi [4, 6]:

1. DC Excitation System

2. AC Excitation System

3. Static Excitation System

II-33
This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com.
The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only.

You might also like